• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN SISWA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

30 Oleh Supatma

Guru pembimbing SMP Negeri 9 Jember

Abstract. The purpose of this research was to determine the correlation between parental affection with discipline of students. In this case, the research hypothesis formulated no correlation between parental affection with the discipline of students. The subjects of this research were 100 students SMP Negeri 9 Jember were selected by means of the proportional quota random sampling technique. Meanwhile, the instruments of this research used a questionnaire affection of parents, and questionnaire discipline of students written by Supatma. The results with the chi square technique was concluded there is a correlation between parental affection with discipline of students.

Keywords: parental affection, discipline of students Pendahuluan

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh dan bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

Sejalan dengan perkembangan jaman ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin maju, maka aktivitas belajar harus ditumbuhkan kepada para siswa sehingga dapat menimbulkan minat dan menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal dikemudian hari. Tetapi pada saat ini kita semakin sadar bahwa peranan keluarga semakin gersang, hal ini dapat kita pahami apabila dihubungkan dengan terbuka luasnya lapangan kerja.

Jumlah dan jenis lapangan kerja semakin meningkat tidak hanya tersedia bagi pria saja tetapi bagi wanita juga. Dengan masuknya wanita ke dalam lapangan kerja atau pasaran kerja menyebabkan semakin longgarnya ikatan dalam keluarga sebagai akibat peranan ganda seorang ibu rumah tangga, apakah sebagai pendidik keluarga ataukah sebagai karyawan. Konflik peranan dapat terjadi bila seorang ibu harus dihadapkan pada dua pilihan yaitu sebagai pembimbing anak menghadiri kegiatan sosial dan pendamping suami memenuhi undangan atau kariernya di kantor.

Keluarga merupakan yang pertama kali bagi anak dalam mendapatkan pendidikan, kasih sayang dan mulai mengenal macam-macam norma. Apapun yang terjadi di dalam keluarga baik negatif maupun positif akhirnya akan muncul pula dalam kehidupan masyarakat. Orang tua sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian, tingkah laku anak setelah dewasa. Namun dalam melaksanakan tugasnya orang tua banyak mengalami permasalahan dalam mendidik dan mendewasakan anak-anaknya. Berbagai sifat dan tingkah laku remaja yang tidak berkenan di hati orang tua maupun masyarakat sering timbul.

Perkembagan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut manusia untuk berusaha dan mempersiapkan diri guna mencapai hasil yang maksimal demi masa depannya, untuk itu diperlukan suatu kedisiplinan dari manusia itu sendiri baik belajar maupun dalam

(2)

kehidupannya sehari-hari, baik di rumah maupun sekolah.

Begitu pula disiplin seorang anak dalam belajar harus didasari oleh suatu kebiasaan disiplin di rumah. Bila kedisiplinan sudah ditanamkan sejak dini dalam lingkungan keluarga dan disiplin itu sendiri sudah masuk dalam jiwa anak dan sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, maka diharapkan anak akan disiplin pula dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat, di samping itu kepribadian anak tidak terlepas pula dari afeksi dan kasih sayang serta suri tauladan dari orang tua dalam rangka menanamkan kedisiplinan dalam jiwa anak, sehingga tingkah laku anak akan selaras dengan tingkah laku dan keinginan orang tua atau selaras dengan norma yang berlaku.

Sehubungan dengan uraian di atas Sumarti (1992), mengemukakan bahwa dalam hubungannya dengan orang tua, pemberian perhatian merupakan jalinan hasil kasih sayang yang nantinya menimbulkan cinta yang mendalam melebihi persahabatan. Dalam keadaan cinta ini seorang anak tersimpan kemungkinan rasa percaya, identifikasi dan kewibawaan sehingga orang tua dapat memberikan pendidikan pada putranya.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti berkeyakinan bahwa dengan kewibawaan orang tua mampu membangkitkan dorongan untuk mendapatkan penghargaan secara khusus yang lebih menjurus pada mendisiplinkan siswa/ anak. Dari latar belakang tersebut maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti dengan judul “Hubungan antara kasih sayang orang tua dengan kedisiplinan siswa.”

Selanjutnya menyimak latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Adakah hubungan antara kasih sayang dari orang tua dengan kedisiplinan siswa? b. Adakah hubungan antara pemenuhan kebutuhan fisik dengan kedisiplinan siswa? c. Adakah hubungan antara pemenuhan kebutuhan psikis dengan kedisiplinan siswa?

Tujuan umum dari penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara kasih sayang orang tua dengan kedisiplinan siswa.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini ialah sebagai berikut:

1) Ingin mengetahui hubungan antara pemenuhan kebutuhan fisik dengan kedisiplinan siswa. 2) Ingin mengetahui hubungan antara pemenuhan kebutuhan psikis dengan kedisiplinan

siswa. Kajian Pustaka

Anak-anak dalam masa perkembangan dan pertumbuhannya selalu mendambakan dan membutuhkan afeksi atau kasih sayang dari orang tua sesuai dengan pendapat Darajat (1992), yang mengatakan bahwa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia.

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan fisik maupun psikis. Kebutuhan fisik adalah sebagai berikut: pemenuhan kebutuhan sehari-hari misalnya makan, minum dan sebagainya, pemenuhan fasilitas belajar, dan perlindungan dari orang tua. Sedangkan kebutuhan psikis adalah sebagai berikut: pemenuhan kasih sayang dari orang tua, pujian dari orang tua, dan sikap orang tua kepada anak.

Dari sini jelas sekali bahwa orang tua berkewajiban untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Darajat (1992), yang mengatakan bahwa kebutuhan hidup manusia dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu antara lain: pertama, kebutuhan primer atau kebutuhan jasmani/ fisik seperti makan, minum, sek dan lain-lain. Kedua, kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan psikis atau kebutuhan rohani.

Dilain pihak dalam pembentukan kedisiplinan anak atau siswa, orang tua mempunyai peranan yang sangat penting sebab sebagian besar waktu anak belajar ada di lingkungan rumah

(3)

di bawah asuhan orang tua. Di rumah orang tua senantiasa harus memperhatikan rutinitas anak-anaknya setiap hari baik dan belajar maupun dalam melaksanakan kewajiban dan tugas tanggung jawabnya sehari-hari.

Sukardi (1991), mengatakan bahwa disiplin merupakan rentetan kegiatan atau latihan yang berencana yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan serta sebagai hubungan terhadap tingkah laku yang dianggap sangat tidak diinginkan atau melanggar ketentuan yang berlaku. Selanjutnya Soedjianto (1991), mengatakan bahwa disiplin merupakan kunci sukses sebab dengan disiplin orang menjadi berkeyakinan bahwa disiplin itu akan membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakan.

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan kunci yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam mencapai cita-cita yang dibuktikan dengan tindakan sehingga dapat mencapai tujuan belajar dan tujuan dalam pendidikan. Disiplin yang baik mengandung kepatuhan anak didik terhadap peraturan-peraturan tanpa menyulitkan proses belajar dan anak tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran.

Maichati (1992), berpendapat bahwa bentuk-bentuk tingkah laku yang merupakan pelanggaran disiplin yang biasa terjadi ialah terlambat, melalaikan tugas, membolos, berisik baik dalam kelas, membantah, ribut, merusak benda-benda, nakal dan tidak susila. Tingkah laku yang tidak disiplin banyak penyebabnya, mungkin hal tersebut disebabkan oleh kurang matangnya emosinya, penguasaan diri atau disebabkan oleh keadaan sekitar ataupun karena faktor keturunan.

Dalam penellitian ini hal-hal yang berkenaan dengan disiplin di sekolah meliputi beberapa tindakan disiplin, antara lain: masuk sekolah, melaksanakan tugas, dan mengikuti upacara bendera

Pertama, masuk sekolah. Pada umumnya pendidikan dimaksudkan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses ini terjadilah interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial kultural. Dengan demikian apabila tanpa ada interaksi individu dengan lingkungan, maka proses pendidikan itu tidak dapat diwujudkan. Dalam pengertian ini dikatakan apabila seorang siswa tidak masuk sekolah, maka pada dirinya tidak terjadi proses pendidikan di sekolah, tata tertib di sekolah mengharuskan anak atau siswa selalu masuk sekolah dan mengikuti pelajaran.

Disiplin yang baik mengandung arti kepatuhan anak didik terhadap peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah tanpa menyulitkan proses belajar. Jika anak atau siswa tidak masuk sekolah tanpa alasan, maka ia dapat dikatakan tidak disiplin sebab melanggar tata tertib sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa tidak disiplin yaitu kalau sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan dan dikatakan siswa berlaku disiplin bila la masuk sekolah dan mentaati peraturan tata tertib yang berlaku di sekolah tersebut.

Kedua, Mengerjakan tugas. dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan inti dan utama, sebagaimana dikatakan bahwa pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan melakukan kegiatan belajar. Perbuatan belajar terarah kepada pencapaian perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah digariskan.

Dalam kegiatan proses belajar di sekolah, guru biasanya memberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan oleh siswa baik di sekolah maupun di rumah sebab dengan pemberian tugas diharapkan siswa akan berlatih untuk mengerjakan soal-soal karena dengan mengerjakan tugas akan terbentuk sikap disiplin pada diri siswa.

(4)

Dengan demikian siswa yang senantiasa mengerjakan tugas yang diberikan guru yang berkenaan dengan kegiatan belajar akan dianggap mematuhi tata tertib sebagai siswa. Sebaliknya siswa akan dianggap melanggar tata tertib dan tidak disiplin jika melalaikan tugas yang diberikan oleh guru yang berkenaan dengan kegiatan belajar.

Ketiga, mengikuti upacara bendera. Upacara pacara bendera itu penting sebab melalui kegiatan upacara ini diharapkan siswa akan dapat semakin mengenal pentingnya arti disiplin dan tata tertib sekolah serta mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air sehingga dapat menunjang tujuan pendidikan. Sebagaimana yang disebutkan dalam tujuan dan pentingnya upacara bendera dalam buku bahan penatara P4 siswa (1990), yaitu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pentingnya upacara bendera dalam hubungan dengan pembinaan kepribadian, tata tertib dan disiplin serta tanggung jawab, menumbuhkan kebiasaan untuk melakukan cara hidup yang tertib, teratur, disiplin dan konstruktif bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Pada uraian di atas telah peneliti uraikan bahwa kebutuhan fisik dari orang tua merupakan kewajiban menyajikan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak dimana pemenuhan kebutuhan fisik inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan kedisiplinan.

Dalam kaitan ini Darajat (1992), mengatakan bahwa mengungkapkan rasa cinta secara terbuka dan terang-terangan kepada anak merupakan cara terbaik untuk mengungkapkan perasaan cinta kepada anaknya dan mengatakan untuk mengasihi orang tua adalah memberi pelajaran yang pertama dan sangat penting serta memperlihatkan kepada anak tentang hubungan yang manis antara ibu dan bapak akan cenderung dijadikan contoh identifikasi bagi sang anak.

Sedangkan Vembrianto (1993), mengemukakan bahwa dari hubungan cinta kasih lahirlah hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi dan persamaan pandangan mengenai nilai-nilai.

Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa anak yang mendapatkan kasih sayang yang baik akan menimbulkan persaudaraan, persahabatan, serta tidak ada pertentangan dan anak akan berperilaku tentang disiplin di sekolah.

Dari uraian di atas dapat peneliti jabarkan tentang pemenuhan kasih sayang yang baik ialah terciptanya kebutuhan yang berlebihan dan kekurangan; Dan orang tua memenuhi fasilitas belajar yang memadai sesuai dengan kebutuhan anak dalam menempuh pendidikan; Serta orang akan memberikan perlindungan pada anak.

Pada kenyataannya kasih sayang dari orang tua merupakan kebutuhan pokok bagi anak, karena anak yang kurang kasih sayang atau cinta kasih dari orang tuanya akan cenderung merasa cemas dalam segala hal yang membahayakan dirinya terutama yang berhubungan dengan kasih sayang.

Hal ini sesuai dengan pendapat Darajat (1992), yang mengatakan bahwa anak kecil yang merasa. diperhatikan dan kurang merasa disayangi oleh ibu bapaknya akan menderita batin, kesehatan mungkin bisa terganggu. Kemudian Darajat (1992), mengungkapkan lagi bahwa apabila anak merasa kurang disayangi atau kurang diperhatikan, maka akan timbul gejala-gejala misalnya banyak keluhan dan pengaduan, menjerit-jerit atau tertawa keras, serta membuat ribut, kekacauan dan sebagainya dengan maksud untuk memperoleh kasih sayang.

Berdasarkan urian tersebut di atas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: pertama hipotesis mayor ”Ada hubungan antara kasih sayang dari orang tua dengan kedisiplinan siswa.” Kedua, hipotesis minor pertama”Tidak ada hubungan antara pemenuhan kebutuhan fisik dengan kedisiplinan siswa.” Dan ketiga, hipotesis minor kedua”Tidak ada hubungan antara pemenuhan kebutuhan psikis dengan kedisiplinan siswa.”

(5)

Metode Penelitian Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah sebanyak 100 siswa Negeri 9 Jember, yang diambil dengan teknik quota proporsional random sampling.

Instrumen Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti menggunakan angket kasih sayang orang tua yang peneliti susun sendiri untuk mengungkapkan aspek kasih sayang orang tua yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan psikis siswa. Sedangkan aspek kedisiplinan siswa diungkap dengan menggunakan angket kedisiplinan siswa yang dilengkapi dengan dokumentasi yang ada di guru, wali kelas dan guru pembimbing. Angket yang disusun untuk kedua aspek dimaksud disusun dengan menggunakan perpaduan dari angket terbuka dan tertutup. Setiap item pertanyaan disediakan tiga pilihan jawaban dan responden diminta untuk memilih jawaban yang telah disediakan. Setelah itu responden diberi kesempatan untuk memberi alasan, komentar atau keterangan secara bebas tentang item pertanyaan tersebut.

Pilihan jawaban yang ada dalam daftar pertanyaan ditransformasikan dalam bentuk huruf (a, b, dan c) sebagai data kualitatif yang kemudian diberi skor sebagai data kuantitatif Cara yang digunakan dalam memberikan skor yaitu apabila responden menjawab lebih menunjang diberi skor tinggi, apabila menjawab sedang diberi skor sedang dan apabila menjawab lebih rendah diberi skor kecil.

Di samping itu pada pelaksanaan penelitian ini juga mengammbil data dokumen baik dari buku induk, legger, raport dan buku pribadi siswa serta absensi siswa, juga catatan yang ada pada guru, wali kelas dan guru pembimbing.

Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan masalah penelitian dan menguji hipotesis memerlukan data empirik yang diperoleh melalui instrumen penelitian, oleh karena itu data perlu diolah dan dianalisis agar mempunyai makna guna pemecahan masalah.

Ada dua jenis data hasil pengukuran yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Melalui cara katagorisasi berdasarkan masalah dan tujuan penelitian data kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif melalui penilaian/ skor dan juga sebaliknya.

Salah satu cara untuk mengolah dan menganalisis data kuantitatif adalah statistika. Penggunaan statistik dalam penelitian khususnya untuk mengolah dan menganalisis data dibedakan menjadi dua macam yakni statistik deskriptip dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil-hasil pengukuran. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan membuat generalisasi.

Dalam pembahasan tersebut dalam menganalisis data dan menguji hipotesis peneliti menggunakan statistik dengan rumus chi kuadrat sebagai berikut:

Keterangan :

X2 = Chi Kuadrat signifikasi frekuensi yang diobservasi fo = Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data fh = Frekuensi yang diharapkan.

(

)

2 0 2 =

h h f f f X

(6)

Kemudian untuk menentukan sejauhmana tingkat pengaruhnya, maka dilanjutkan dengan rumus Koefisiensi Kontingensi (KK) sebagai berikut:

Keterangan:

KK : Koefesiensi kontingensi

X2 : Harga Chi Kuadrat yang diperoleh N : Jumlah Responden

Sedangkan untuk kategori pengaruhnya, maka hasil dan analisa dikonfirmasikan dengan kriteria penafsiran sebagai berikut:

Koefisiensi Kontingensi Kategori Penafsiran

Antara 0.00 – 1.20 Tidak ada pengaruh

Antara 0.21 – 0.40 Pengaruh rendah

Antara 0.41 – 0.60 Pengaruh sedang

Antara 0.61 – 0.80 Pengaruh tinggi

Antara 0.81 – 1.00 Pengaruh sempurna

Sumber data: Arikunto (1989) Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti meguraikan tentang pelaksanaan penelitian, hasil-hasil penelitian. Pelaksanaan ini menggunakan pendekatan proses artinya, dalam penelitian terhadap siswa dilakukan dengan cara lisan diajak belajar dalam suasana senang dan berproses serta pemanfaatan waktu. yang dikaji, pada bagian ini adalah implementasi tindakan, penyajian data, pengujian hipotesis dan diakhiri dengan pembahasan.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini merupakan hasil yang peneliti raih dengan alat pengumpulan data baik dengan menggunakan angket maupun dokumentasi yang pelaksanaannya selama empat bulan. Sedangkan yang dijadikan tempat penelitian disini adalah SMP Negeri 9 Jember.

Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui ada hubungan pemenuhan kebutuhan fisik dengan kedisiplinan siswa Negeri 9 Jember, perlu diadakan analisis data dan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat. Hipotesis kerja yang peneliti ajukan diubah menjadi hipotesis nihil sehingga hipotesis nihil tersebut berbunyi sebagai berikut:

Hipotesis minor pertama berbunyi, Tidak ada hubungan pemenuhan kebutuhan fisik dengan kedisiplinan siswa Negeri Jember

Untuk menguji hipotesis tersebut terlebih dahulu dimasukkan tabel statistik induk sebagai berikut:

N

X

X

KK

+

=

2 2

(7)

Tabel 1. Persiapan menghitung X² (Chi Kuadrat)

Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Fisik dengan Kedisiplinan Siswa No. Kebutuhan Fisik Kedisiplinan Siswa Total

Baik Kurang

1 Baik 46 11 57

2 Kurang 14 29 43

Jumlah 60 40 100

Menghitung frekuensi harapan sebagai berikut: 60 x 57 fh 46 = = 34,20 100 60 x 40 fh 11 = = 22,80 100 43 x 60 fh 14 = = 25,80 100 40 x 43 fh 29 = = 17,20 100

Tabel 2. Analisis data hubungan pemenuhan kebutuhan fisik dengan kedisiplinan siswa Pemenuhan kebutuhan Fisik Kedisiplinan siswa Fo Fh fo-fh (fo-fh)² ∑(fo-fh)² fh Baik Baik Kurang 46 11 34,20 22,80 11,80 -11,80 139,240 139,240 4,071 6,107 Kurang Baik Kurang 14 29 25,80 17,20 -11,80 11,80 139,240 139,240 5,396 8,095 Jumlah 100 100 0 23,669

Dari analisis data di atas ternyata chi kuadrat empiris hasilnya sama dengan 23,669 dan ternyata lebih besar dari chi kuadrat harga kritiknya sebesar 3,841 pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 1. Dengan demikian hipotesis nihil yang diajukan ditolak dan hiotesis kerja diterima. Ini berarti dapat disimpulkan bahwa, ada hubungan pemenuhan kebutuhan fisik dengan kedisiplinan siswa SMP Negeri 9 Jember.

(8)

Kemudian untuk menguji besar kecilnya atau tinggi rendahnya pengaruh dihitung dengan rumus koefislen kontingensi (KK) sebagai berikut:

23,669 23,699

= = = 0,191 = 0,437

23,669 + 100 123,669

Dari hasil perhitungan di atas nilai KK yang menunjukkan 0,437 berada dalam rentangan antara 0,410 - 0,600 yang berarti pemenuhan kebutuhan fisik berhubungan sedang dengan kedisiplinan siswa.

Hipotesis minor kedua berbunyi, Tidak ada hubungan pemenuhan kebutuhan psikis dengan kedisiplinan siswa SMP Negeri 9 Jember.

Untuk menganlisis dan menguji hipotesis pernyataan di atas dipersiapkan terlebih dahulu tabel sebagai berikut :

Tabel 3. Persiapan menghitung Chi Kuadrat pemenuhan kebutuhan psikis dengan kedisiplinan siswa.

No. Pemenuhan Kebutuhan Psikis Kedisiplinan Siswa Total Baik Kurang 1 Baik 48 10 58 2 Kurang 18 24 42 Jumlah 66 34 100

Untuk menghitung chi kuadrat dihitung dulu besarnya frekuensi harapan sebagai berikut: 58 x 66 fh 48 = = 38,28 100 58 x 34 fh 10 = = 19,72 100 42 x 66 fh 18 = = 27,72 100 42 x 34 fh 24 = = 14,28 100

N

X

X

KK

+

=

2 2

(9)

Tabel 4. Menghitung Chi Kuadrat

Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Psikis dengan Kedisiplinan Siswa Pemenuhan kebutuhan Fisik Kedisiplinan siswa Fo fh fo-fh (fo-fh)² ∑(fo-fh)² Fh Baik Baik Kurang 48 10 38,28 19,72 9,72 -9,72 94,478 94,478 2,468 4,790 Kurang Baik Kurang 18 24 27,72 14,28 -9,72 9,72 94,478 94,478 3,408 6,616 Jumlah 100 100 0 17,282

Berdasarkan hasil analisis data chi kuadrat empiris sama dengan 17,282 sedangkan chi kuadrat harga kritiknya pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan = 1 menunjukkan 3,841. Dengan demikian chi kuadrat empiris lebih besar dari chi kuadrat harga kritiknya. Oleh karena itu hipotesis nihil ditolak dan hipotesis kerja diterima. Dan dapaat disimpulkan bahwa, ada hubungan pemenuhan kebutuhan psikis dengan kedisiplinan siswa SMP Negeri 9 Jember.

Kemudian untuk menguji besar kecilnya atau tinggi rendahnya pengaruh dihitung, dengan rumus koefisien kontingensi (KK) sebagai berikut :

17,282 17,282

= =

17,282 + 100 117,282 = 0,147 = 0,383

Berdasarkan hasil perhitungan di atas nilai KK yang menunjukkan 0,383 berada dalam rentangan antara 0,401 – 0,600 menunjukkan hubungan yang sedang pemenuhan kebutuhan psikis dengan kedisiplinan siswa.

Tabel 5. Rekapitulasi analisis data dan pengujian Hipotesis hubungan pemenuhan kasih sayang orang tua dengan kedisiplinan siswa

Hipotesis X² Empiris X² Tabel Hasil

Minor ke 1 Minor ke 2 Mayor 23,669 17,282 -3,841 3,841 Signifikan Signifikan Signifikan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis tentang hubungan pemenuhan kasih sayang orang tua dengan kedisiplinan siswa menunjukkan hasil yang signifikan, berarti ada hubungan pemenuhan kasih sayang yang baik pemenuhan kebutuhan fisik maupun pemenuhan kebutuhan psikis dengan kedisiplinan siswa Negeri 9 Jember. Hubungan yang signifikan tersebut karena pada orang tua telah menyadari dan memahami

N

X

X

KK

+

=

2 2

(10)

tugas dan kewajibannya yang hampir semuanya dilaksanakan dengan baik, sehingga kedisiplinan dalam proses belajarnya sudah sesuai dengan harapan.

Pemenuhan kebutuhan fisik yaitu dengan memenuhi kebutuhan berbagai fasilitas belajar yang berupa sarana dan prasarana sekolah. Pemenuhan kebutuhan psikis yaitu dengan cara mencurahkan kasih sayang, pujian, hadiah dan motivasi serta kedisiplinan yang merupakan daya pendorong yang baik untuk mencapai proses belajar yang memuaskan.

Pemenuhan kasih sayang dari orang tua merupakan salah satu bagian dalam program pendidikan anak dalam lingkungan keluarga secara otomatis dan dominan serta berkesinambungan sehingga tujuan pendidikannya dapat tercapai. Pemenuhan kebutuhan fisik yang diwujudkan menjadi sarana dan prasarana belajar untuk pemenuhan kegiatan belajar, sebagai suatu upaya dalam mencapai tujuan pendidikan siswa. Pemenuhan kebutuhan psikis seperti hadiah, pujian, motivasi maupun kasih sayang merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam proses pendidikan siswa. Pemenuhan kebutuhan psikis tersebut dapat menimbulkan semangat belajar, sehingga tujuan pendidikan sebagai bekal hidupnya di masa yang akan datang dapat tercapai.

Berdasarkan pembahasan dan asumsi di atas jelaslah bahwa pemenuhan kasih sayang dari orang tua mempunyai hubungan dengan kedisiplinan siswa.

Penutup Kesimpulan

Berdasarkan Hasil analisis data dan pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik dengan rumus Chi Kuadrat baik hipotesis minor pertama maupun hipotesis minor kedua atau Chi Kuadrat Empiris lebih besar dari pada Chi Kuadrat harga kritiknya pada taraf signifikansi 5% dan Derajat Kebebasan 1 yang berarti signifikan.

Kesimpulanya, ada hubungan antara kasih sayang dari orang tua dengan kedisiplinan siswa. Adanya hubungan tersebut karena pemenuhan kasih sayang yang berupa kebutuhan fisik maupun psikis dengan kedisiplinan siswa.

Saran

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti menyarankan agar para orang tua memiliki wawasan secara profesional untuk dapat menyediakan fasilitas belajar yang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kepada para siswa agar lebih disiplin dalam melaksanakan berbagai kegiatan baik di rumah maupun di sekolah agar tujuan pendidikan sesuai dengan cita-cita dapat tercapai karena kasih sayang orang tua baik yang berbentuk fisik maupun psikis sudah terpenuhi dengan baik. DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, 1990. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani Arikunto, Suharsimi, 1992. Metodologi Riset, Jakarta: Gramedia

Efendi, Sofyan, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES Hadi, Sutrisno, 1992, Statistik, Yogyakarta: UGM

Handoko, Martin, 1992, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Jakarta: Kanisius Natawijaya, Rohman, 1992, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Gramedia

(11)

Rusyan Tabrani, 1996, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Karya Sardinian AM., 1992. Interaksi dan Metode Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali

Singarimbun, Masri, 1995, Metode dan Proses Penelitian, Jakarta: LP3ES Sudjana, Nana, 1992, Penelitian Pendidikan, Bandung: Bima Ilmu

Sukardi, Dewa Ketut, 1992, Pengantar Konseling, Surabaya: Usaha Nasional Sunarto, 1998, Perhatian dan Motivasi Belajar, Jakarta: Gramedia

Surakhmad, Winarno, 1992, Dasar-dasar dan Teknik Research, Bandung: Tarsito Suryabrata, Sumardi, 1992, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali

Tirtonegoro, Sutratinah, 1992, Anak Super Normal, Jakarta: Rajawali Wahjosumidjo, 1991, Kepemimpinan dan Motivasi, Bandung: Remaja Karya

Gambar

Tabel 2. Analisis data hubungan pemenuhan kebutuhan fisik dengan kedisiplinan siswa  Pemenuhan kebutuhan Fisik               Kedisiplinan siswa Fo Fh fo-fh (fo-fh)² ∑(fo-fh)²fh Baik                           Baik Kurang 4611  34,2022,80 11,80 -11,80 139,24
Tabel 3. Persiapan menghitung Chi Kuadrat  pemenuhan kebutuhan psikis dengan kedisiplinan siswa
Tabel 5. Rekapitulasi analisis data dan pengujian Hipotesis   hubungan pemenuhan kasih sayang orang tua dengan kedisiplinan siswa

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Agama Islam, komponen kurikulum yang terdiri dari tujuan,. bahan, kegiatan pembelajaran, evaluasi; kegiatan kurikulum

Kesehatan Olahraga (Sport Medicine) membahas semua aspek medis dan olahraga muali dari aspek-aspek anatomis, fisiologis, psykologis orkes, gizi, aklimasisasi, cedera olahraga,

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan setelah merger dan akuisisi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

4.2 Contoh jawaban siswa merumuskan masalah kurang tepat

Pada penelitian yang menggunakan piridoksin dan niasin masih jarang ditemukan, oleh karena itulah penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh jenis dan

Sebagai dasar merumuskan hipotesis, berikut kerangka pemikiran teoritis yang menunjukkan pengaruh variabel-variabel Current Ratio (CR), Working Capital Turnover (WCT)

Uraian Intensi Perawat Dalam Perilaku Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di IGD menunjukan sebagian besar komponen intensi perawat terhadap perilaku pendokumentasian asuhan