Asep Yusup Hanapia , Aso Sukarso, Chandra Budhi L.S
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the contribution of labor in the District / City of West Java province and analyze the magnitude of labor productivity in the District / City of West Java province.
The method used is descriptive analysis of the data used are secondary data.
By using a contribution analysis and productivity analysis is the study conclusions contribution of labor in the agricultural sector is the greatest contribution Cianjur, the contribution of industrial sector namely labor Bogor Regency, the contribution of labor to produce output in the trade sector, namely Bogor Regency. Labor productivity in the agricultural sector is the greatest value Cirebon. Industrial sector labor productivity is greatest Cirebon. Productivity biggest trade sector productivity is Banjar. Labor productivity in the services sector is the greatest productivity Banjar. Furthermore, the productivity of other sectors of greatest productivity value is Banjar.
Keywords :: Contributions of Labor, Labor Productivity
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya kontribusi tenaga kerja di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat dan menganalisis besarnya produktivitas tenaga kerja di Kabupaten/Kota provinsi Jawa Barat.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan data yang digunakan adalah data sekunder.
Dengan menggunakan analisis kontribusi dan analisis produktivitas kesimpulan penelitian adalah kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian yang paling besar sumbangannya adalah Kabupaten Cianjur, kontribusi tenaga kerja sektor industri yaitu Kabupaten Bogor, kontribusi tenaga kerja dalam menghasilkan output di sektor perdagangan yaitu Kabupaten Bogor. Produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian yang paling besar nilainya adalah Kota Cirebon. Sektor Industri produktivitas tenaga kerja yang paling besar adalah Kota Cirebon. Produktivitas sektor perdagangan yang paling besar produktivitasnya adalah Kota Banjar. Produktivitas tenaga kerja di sektor jasa-jasa yang paling besar produktivitasnya adalah Kota Banjar. Selanjutnya produktivitas sektor lainnya yang paling besar nilai produktivitasnya adalah Kota Banjar.
Kata Kunci : : Kontribusi Tenaga Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja
412
PENDAHULUAN Latar Belakang
Secara konseptual bahwa terjadinya peningkatan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan penyediaan lapangan kerja dengan asumsi investasi meningkat. Namun permasalahaan yang masih terjadi adalah adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran lapangan kerja. Penyediaan lapangan kerja yang besar diperlukan untuk
mengimbangi pertumbuhan penduduk.
Sebagai gambaran mengenai jumlah penduduk dan kondisi ketenagakerjaan di Jawa Barat dapat dijelaskan sebagai berikut; pada tahun 2011 di Kabupaten/Kota Jawa Barat yang terbanyak di Kabupaten bogor, yaitu sebesar 4,9 juta jiwa dan diikuti oleh Kabupaten Bandung 3,2 juta jiwa. Hal ini tidak berbeda dengan kondisi di tahun lalu. Sedangkan penduduk terkecil berada di Kota Banjar yaitu sebanyak 0.18 juta jiwa.
Sedangkan jumlah penduduk di Jawa Barat menurut Hasil Survei Sosial Ekonomi Masyarakat Nasional 2011 sebanyak 43.82.775 jiwa, dengan jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten bogor sebanyak 4.826.775 jiwa, disusul kemudian di Kabupaten Bandung sebanyak 3.235.61 jiwa. Sementara penduduk terencah ada di
Kota Tasikmalaya sebanyak 178.302 jiwa.
Rata-rata jumlah penduduk di Jawa Barat lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan, sehingga sex rasio rata-rata di atas 100%. Sex rasio tertinggi adalah Kabupaten Cianjur 107,15% disusul oleh Kabupaten Karawang sebesar 106,40%. Kepadatan penduduk di Jawa Barat pada tahun 2011 adalah 1.181 orang/km, dengan luas wilayah
37.116,54 km2. Diantara Kabupaten/Kota se Jawa Barat kepadatan penduduk tertinggi adalah di Kota Bandung yaitu sebesar 14.491 orang/km2, disusul oleh Kota Cimaho 13.371 orang/km2 dan terencah di Kabupaten Ciamis 569 orang/km2.
Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja yang tidak terserap di kategorikan sebagai penganggur. Pada tahun 2011, jumlah angkatan kerja di seluruh Provinsi Jawa Barat sebanyak 19.356.624 orang. Yang aktif bekerja sebanyak 17.454.781 orang atau sebesar 90,17% dan yang menganggur sebanyak 1.901.843 orang sebesar 10,96%.
Sebagian besar penduduk Jawa Barat yang bekerja pada tahun 2011, memiliki lapangan pekerjaan utama di sektor pertanian, perdagangan,
413 industri, jasa-jasa dan lainnya.
Persentase penduduk yang bekerja pada sektor tersebut masing-masing 21,06%; 26,09%; 20,46%; 15,46% dan lainnya 16,92%.
Lowongan kerja yang terdaftar di Jawa Barat pada tahun 2011, terbesar ada di lapangan usaha industri, disusul oleh sektor jasa-jasa, perdagangan dan keuangan. Masing-masing kesempatan lowongan tersebut sebesar 53,32%; 22,97%; 13,46% dan 7,59%.
Bila dilihat berdasarkan tigkat pendidikan, jumlah pencari kerja pada tahun 2011 kelompok yang paling besar adalah berasal dari jenjang SLTA disusul oleh sarjana, sarjana muda, dan SLTP. Masing-masing sebesar 54,35%; 24,39%; 14,10%; 5,53%, sedangkan pencari kerja yang berpendidikan SD hanya 1,63%.
Angkatan kerja di Jawa Barat selain jumlah yang besar juga rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Jika tingkat pendidikan pekerja berkolerasi positif dengan keterampilan dan produktivitas, kondisi ini menunjukkan sebagian besar tenaga kerja di Jawa Barat merupakan pekerja yang memiliki keterampilan yang rendah dan dengan produktivitas yang rendah.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Analisis Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Barat”.
Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis besarnya kontribusi tenaga kerja di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat ?
2. Menganalisis besarnya produktivitas tenaga kerja di
Kabupaten/Kota provinsi Jawa Barat.?
KERANGKA PEMIKIRAN
Pertumbuhan ekonorni biasanya seperti biasa disertai dengan terjadinya kenaikan produktivitas per pekerja, maka dapat diduga laju pertuinbuhan jurnlah penduduk yang bekerja lebih rendah dari laju pertumbuban PDB. Atau dengan kata lain, elastisitas penyerapan tenaga kerja pada urnumnya lebih rendah dari pada satu.
Peningkatan angakatan kerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun tidak diiringi peningkatan
414
lapangan kerja yang memadai (lapangan kerja meningkat dengan proporsi yang lebih kecil). Masalah lapangan kerja merupakan salah satu masalah pokok yang dihadapi dalam pembangunan. Lapangan kerja berfungsi sebagai wahana untuk menempatkan manusia pada posisi sentral dalam pembangunan. Lapangan kerja merupakan sumber pendapatan bagi angkatan kerja yang bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi tingkat produktivitas seseorang maka akan semakin besar pilihannya dalam dunia kerja (kesempatan kerja)
Konsep yang digunakan dalam mengukur tingkat produktivitas kerja tenaga kerja adalah mengacu pada konsep pengukuran Dewan Produktivitas Nasional dalam Ravianto (1986) yang menyatakan bahwa produktivitas kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu.
Output merupakan sesuatu
yang dihasilkan baik dalam bentuk barang ataupun jasa karena dalam bentuk fisik, unit ukuran dari berbagai sektor maupun organisasi tidak sama maka pengukuran output dinyatakan dalam bentuk nilai. Hal ini ditujukan agar produktivitas dapat dilihat
nilainya dengan jelas perbandingan antara output dengan sumberdaya yang digunakan.
Input merupakan kontribusi dari faktor produksi yang digunakan untuk memperoleh output. Secara umum, faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi adalah modal, tanah, tenaga kerja dan teknologi. Untuk mengukur produktivitas tenaga kerja maka diasumsikan tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang digunakan dalam proses produksi.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah produk domestik regional bruto, tenaga kerja, kontribusi tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja di Jawa Barat.
Metode Penelitian
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan perkembangan tenaga kerja. Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menjelaskan porduktivitas tenaga kerja di Jawa Barat Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang diperoleh merupakan data kuantitatif, sehingga
415 diolah dengan menggunakan
program Microsoft Excel. Sementara untuk data kualitatif yang diperoleh, diolah dan disajikan dalam bentuk narasi.
Metode Analisis
Adapun analisis yang yang dapat kita gunakan untuk menjawab identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
1. Analisis Kontribusi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui peranan tenaga kerja dalam menghasilkan output, dengan mengggunakan rumus :
Kontribusi = T K Sektoral x 100 % PDRB Sektoral
2. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu ukuran sampai sejauhmana sumber daya manusia atau angkatan kerja digunakan dengan baik dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan nilai tarnbah. Secara sederhan, produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input). Dalam menghitung
Produktivitas tenaga kerja, output digunakan nilai tambah (PDRB) masing-masing iapangan usaha, sedangkan input digunakan tenaga kerja.
Untuk menghitung prodtiktivitas tenaga kerja digunakan rumus (Payaman j. Simanjuntak, 1985;30)
Produktivitas = PDRB sektoral T K sektoral Dimana : PDRB =
Pendapatan Domestik Regional Bruto Tenaga Kerja = Angkatan kerja yang terserap
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Kontribusi Tenaga Kerja Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat
Peranan tenaga kerja dalam menghasilkan output menurut lapangan usaha di Jawa Barat bervariasi besarannya. Peranan tenaga kerja di sektor jasa menyumbang angka paling besar yaitu 11.04%, sektor pertanian berkotribusi 9.49%, sektor industry sebesar 2.58% , sektor perdagangan sebesar 5.44%, dan sektor lainnya menyumbang sebesar 4.89%. Besarnya kontribusi tersebut berasal dari kontribusi tenaga kerja yang berada di 26 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
416
Untuk kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian yang paling besar sumbangannya adalah Kabupaten Cianjur (0.97), dan juga Kabupaten Garut (0.86). Kontribusi tenaga kerja sektor industry, Kabupaten Bogor memberikan sumbangan sebesar 35%, disusul Kabupaten Bandung sebesar 32%. Sedangkan Kabupaten dan Kota Lainnya, sumbangannya kurang dari 30%.
Kontribusi tenaga kerja dalam menghasilkan output di sektor perdagangan, Kabupaten Bogor
memberikan kontribusi paling besar (0.58) dan Kota Bandung memberikan kontribusi (0.45). Kemudian untuk kontribusi tenaga kerja yang lebih besar dari 30%, yaitu Kabupaten Cirebon (0.38), dan Kabupaten Karawang (0.34), sedangkan Kabupaten/Kota lainnya kontribusinya lebih kecil dari 30%.
Selanjutnya untuk melihat kontribusi tenaga kerja Kabupaten/Kota di Jawa Barat lebih
jelas lagi dapat dilihat dalam gambar
berikut ini.
Gambar 1. Kontribusi Tenaga Kab/Kota di Jawa Barat Tahun 2012 Sumber : BPS Jawa Barat
Kontribusi tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan utama, yang meliputi sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan, sektor
jasa-jasa dan sektor lainnya. Kontribusi tenaga kerja pada sektor pertanian dari Tahun 2007-2010 trendnya meningkat, dan pada Tahun
417 2011 menurun (8.73%), kemudian
Tahun 2012 kembali meningkat. Pada sektor industry kontribusinya berfluktuatif, dimana pada Tahun 2012 kembali meningkat (2.58%). Kontribusi tenaga kerja di sektor perdaagangan, memasuki Tahun 2008 nilainya menurun (7.72% menjadi 4.16%), akan tetapi dari Tahun 2008 – 2011,
kontribusi tenaga kerja di sektor ini
menunjukkan peningkatan kontribusinya, dan memasuki Tahun
2012 kembali menurun. Begitupun halnya dengan kontribusi di sektor jasa-jasa dan sektor lainnya, menunjukkan nilai kontribusi yang fluktuatif, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 2. Kontribusi Tenaga Kerja Tahun 2007 – 2012 Sumber : BPS Jawa Barat
Produktivitas Tenaga Kerja
Kab/Kota Di Jawa Barat Tahun 2012 Produktivitas tenaga kerja menjelaskan seberapa besar kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan nilai tambah untuk Produk Domestik Regional Bruto. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh informasi bahwa produktivitas tenaga kerja yang ada di Kab/Kota di Jawa Barat menurut lapangan
pekerjaan utama besarannya berbeda-beda. Produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian yang paling besar nilainya adalah Kota Cirebon dengan besaran produktivitas 51,927,61 artinya setiap tenaga kerja mampu menghasilkan nilai tambah terhadap PDRB Kota Cirebon, sementara yang paling sedikit produktivitasnya adalah Kabupaten Cianjur yaitu sebesar 103,40. Di sektor
418
Industri produktivitas tenaga kerja yang paling besar adalah Kota Cirebon yaitu sebesar 12.481,42 dan yang paling kecil yaitu Kabupaten Sukabumi sebesar 78,66. Produktivitas sektor perdagangan yang paling besar produktivitasnya adalah Kota Banjar sebesar 4.262,42 dan yang paling kecil produktivitasnya adalah Kabupaten Bogor sebesar 171,37. Produktivitas tenaga kerja di sektor jasa-jasa yang paling besar produktivitasnya adalah Kota Banjar
sebesar 1.733,12 sedangkan yang paling kecil produktivitasnya adalah Kota Bekasi sebesar 88,22. Selanjutnya produktivitas sektor lainnya yang paling besar nilai produktivitasnya adalah Kota Banjar yaitu sebesar 4.156,24 dan yang paling kecil nilai produktivitasnya adalah Kabupaten Bogor yaitu sebesar 171,14. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3. Produktivitas Tenaga Kab/Kota di Jawa Barat Tahun 2012 Sumber : BPS Jawa Barat
Apabila dilihat dari produktivitas tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan utama selama tahun 2007 -2012, ternyata produktivitas tenaga kerja di sektor industry masih mendominasi walaupun nilainya kecenderungannya menurun mulai
tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Sementara sektor lainnya menunjukkan nilai yang relative merata setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
419 Gambar 4. Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 2007 – 2012
Sumber : BPS Jawa Barat
Pembahasan
Peranan tenaga kerja dalam pembangunan sangat diperlukan untuk membantu berjalannya proses pembangunan tersebut. Tentu saja tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga kerja yang memiliki produktivitas yang tinggi, artinya tenaga kerja tersebut telah memiliki pengetahuan yang cukup dan pengetahuan yang luas dalam pekerjaan yang mereka lakukan. Kontribusi dan produktivitas tenaga kerja Kab/Kota di Jawa Barat berbeda-beda besarannya, dan hal ini menunjukkan bagaimana daerah tersebut dalam mempersiapkan tenaga kerjanya memasuki pasar kerja. Untuk memperoleh gambaran mengenai
karakteristik Kab/Kota tentang kontribusi dan produktivitas tenaga kerjanya, berikut ini akan dijelaskan dengan menggunakan matrik 4 kuadran untuk masing-masing lapangan pekerjaan utama.
Karakteristik Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Sektor Pertanian
Dengan menggunakan matrik 4 kuadran dapat diketahui posisi Kab/Kota mengenai kontribusi dan Produktivitasnya.
420 Share Kuadran II Kuadran I Bogor Sukabumi Cianjur Bandung G a r u t Tasikmalaya C I a m I s Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Karawang
Bandung Barat Produktivitas
Purwakarta Kota B o g o r
B e k a s i Kota Sukabumi
Kota Bandung Kota Cirebon
Kota Depok Kota Bekasi
Kota Tasikmalaya Kota Cimahi
Kota Banjar
Kuadrab III Kuadran IV
Gambar 5 Karakteristik Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Sektor Pertanian. Sumber : BPS Jawa Barat, diolah
Kuadran I, yaitu kontribusi dan produkti tinggi, artinya peranan Kab/Kota tersebut sangat dominan dalam sumbangannya di sektor pertanian, tidak ada Kab/Kota yang termasuk ke dalam Kuaran ini
Kuadran II, yaitu kontribusi tinggi dan produktivitas rendah dalam sumbangannya terhadap sektor pertanian. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah Kab. Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab.
Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Kuningan, Kab. Cirebon, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang, Kab. Indramayu, Kab. Subang, Kab. Karawang, dan Kab. Bandung Barat.
Kuadran III, yaitu kontribusi dan produktivitas tenaga kerja rendah, artinya peranan tenaga kerja baik kontribusi dan produktivitasnya rendah dalam sumbangannya terhadap sektor pertanian. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kudran ini adalah Kab. Purwakarta, Kab.
421 Bekasi, Kota Bandung, Kota
Depok, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar.
Kuadran IV, yaitu kontribusi rendah dan produktivitas tenaga kerja tinggi, artinya kontribusi tenaga kerja dalam sumbangannya terhadap sektor pertanian rendah akan tetapi disisi lain produktivitas tenaga kerjanya tinggi. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah
Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Bekasi dan Kota Cimahi.
Karakteristik Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Sektor Industri
Dengan menggunakan matrik 4 kuadran dapat diketahui posisi Kab/Kota mengenai kontribusi dan Produktivitasnya. Share Bogor Sukabumi Bandung Tasikmalaya Karawang B e k a s i Kota Bandung
Kota Bekasi Produktivitas
G a r u t Cianjur
C i a m i s Kuningan
Majalengka Cirebon
Sumedang Indramayu
Subang Kota Sukabumi
Purwakarta Kota Cirebon
Bandung Barat Kota Banjar
Kota B o g o r Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya
Gambar 6 Karakteristik Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Sektor Industri
Sumber : BPS Jawa Barat, diolah Kuadran I, yaitu kontribusi dan produkti
tinggi, artinya peranan Kab/Kota tersebut sangat dominan dalam sumbangannya
di sektor industri, tidak ada Kab/Kota yang termasuk ke dalam Kuaran ini
422
Kuadran II, yaitu kontribusi tinggi dan produktivitas rendah dalam sumbangannya terhadap sektor industri. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah Kab. Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Bandung, Kab. Tasikmalaya, Kabupaten Karawang, Kab. Bekasi, Kota Bandung dan Kota Bekasi.
Kuadran III, yaitu kontribusi dan produktivitas tenaga kerja rendah, artinya peranan tenaga kerja baik kontribusi dan produktivitasnya rendah dalam sumbangannya terhadap sektor industri. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kudran ini adalah Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang, Kab. Subang, Kab. Purwakarta, Kab. Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Cimahi dan Kota Tasikmalaya.
Kuadran IV, yaitu kontribusi rendah dan produktivitas tenaga kerja tinggi, artinya kontribusi tenaga kerja dalam sumbangannya terhadap sektor industri rendah akan tetapi disisi lain produktivitas tenaga kerjanya
tinggi. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah Kab. Cianjur, Kab. Kuningan, Kab. Cirebon, Kab. Indramayu, Kota Sukabumi, Kota Cirebon dan Kota Banjar.
Karakteristik Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Sektor Perdagangan
Dengan menggunakan matrik 4 kuadran dapat diketahui posisi Kab/Kota mengenai kontribusi dan Produktivitasnya.
423 Share Bogor Sukabumi Cianjur Bandung G a r u t Cirebon Indramayu Karawang B e k a s i Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok Produktivitas Tasikmalaya Majalengka C i a m i s Purwakarta
Kuningan Kota Sukabumi
Sumedang Kota Cirebon
Subang Kota Cimahi
Bandung Barat Kota Tasikmalaya
Kota B o g o r Kota Banjar
Gambar 7 Karakteristik Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Sektor Perdagangan
Sumber : BPS Jawa Barat, diolah Kuadran I, yaitu kontribusi dan produkti tinggi, artinya peranan Kab/Kota tersebut sangat dominan dalam sumbangannya di sektor perdagangan, tidak ada Kab/Kota yang termasuk ke dalam Kuaran ini
Kuadran II, yaitu kontribusi tinggi dan produktivitas rendah dalam sumbangannya terhadap sektor perdagangan. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah Kab. Bogor, Kab.
Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Cirebon, Kab. Indramayu, Kab. Karawang, Kab. Bekasi, Kota Badung, Kota Bekasi dan Kota Depok.
Kuadran III, yaitu kontribusi dan produktivitas tenaga kerja rendah, artinya peranan tenaga kerja baik kontribusi dan produktivitasnya rendah dalam sumbangannya terhadap sektor perdagangan. Kab/Kota yang
424
termasuk ke dalam kudran ini adalah Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Kuningan, Kab. Sumedang, Kab. Subang, Kab. Bandung Barat dan Kota Bogor. Kuadran IV, yaitu kontribusi rendah
dan produktivitas tenaga kerja tinggi, artinya kontribusi tenaga kerja dalam sumbangannya terhadap sektor perdagangan rendah akan tetapi disisi lain produktivitas tenaga kerjanya
tinggi. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah Kab. Majalengka, Kab. Purwakarta, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.
Karakteristik Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Sektor Jasa-Jasa
Dengan menggunakan matrik 4 kuadran dapat diketahui posisi Kab/Kota mengenai kontribusi dan Produktivitasnya. Share Bogor Cianjur Bandung G a r u t Karawang B e k a s i Kota B o g o r Kota Bandung Kota Bekasi
Kota Depok Produktivitas
Sukabumi Kuningan
Tasikmalaya Subang
C i a m i s Purwakarta
Cirebon Kota Sukabumi
Majalengka Kota Cirebon
Sumedang Kota Cimahi
Indramayu
Kota
Tasikmalaya
Bandung Barat Kota Banjar
Gambar 8 Karakteristik Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Sektor Jasa-jasa
Sumber : BPS Jawa Barat, diolah Kuadran I, yaitu kontribusi dan produkti tinggi, artinya peranan Kab/Kota tersebut sangat dominan dalam sumbangannya di sektor
jasa-jasa, tidak ada Kab/Kota yang termasuk ke dalam Kuaran ini Kuadran II, yaitu kontribusi tinggi dan
425 sumbangannya terhadap sektor
jasa-jasa. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah Kab. Bogor, Kab. Cianjur, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Karawang, Kab. Bekasi, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Depok.
Kuadran III, yaitu kontribusi dan produktivitas tenaga kerja rendah, artinya peranan tenaga kerja baik kontribusi dan produktivitasnya rendah dalam sumbangannya terhadap sektor jasa-jasa. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kudran ini adalah Kab. Sukabumi, Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Cirebon, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang, Kab. Indramayu dan Kab. Bandung Barat.
Kuadran IV, yaitu kontribusi rendah dan produktivitas tenaga kerja tinggi, artinya kontribusi tenaga kerja dalam sumbangannya terhadap sektor jasa-jasa rendah akan tetapi disisi lain produktivitas tenaga kerjanya tinggi. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah Kab. Kuningan, Kab. Subang, Kab. Purwakarta, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota
Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.
Karakteristik Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Sektor Lainnya
Dengan menggunakan matrik 4 kuadran dapat diketahui posisi Kab/Kota mengenai kontribusi dan Produktivitasnya.
426 Share Bogor Sukabumi Cianjur Bandung G a r u t Cirebon B e k a s i Bandung Barat Kota Bandung Kota Bekasi
Kota Depok Produktivitas
Tasikmalaya Kuningan
C i a m i s Kota Sukabumi
Majalengka Kota Cirebon
Sumedang Kota Cimahi
Indramayu Kota Tasikmalaya
Subang Kota Banjar
Purwakarta Karawang Kota B o g o r
Gambar 9 Karakteristik Kontribusi dan Produktivitas Tenaga Kerja di Sektor Lainnya
Sumber : BPS Jawa Barat, diolah Kuadran I, yaitu kontribusi dan produkti tinggi, artinya peranan Kab/Kota tersebut sangat dominan dalam sumbangannya di sektor lainnya, tidak ada Kab/Kota yang termasuk ke dalam Kuaran ini Kuadran II, yaitu kontribusi tinggi dan
produktivitas rendah dalam sumbangannya terhadap sektor lainnya. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah Kab. Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Cirebon, Kab. Bekasi, Kab. Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Depok.
Kuadran III, yaitu kontribusi dan produktivitas tenaga kerja rendah, artinya peranan tenaga kerja baik kontribusi dan produktivitasnya rendah dalam sumbangannya terhadap sektor lainnya. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kudran ini adalah Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang, Kab. Indramayu, Kab. Subang, Kab. Purwakarta, Kab. Karawang dan Kota Bogor.
Kuadran IV, yaitu kontribusi rendah dan produktivitas tenaga kerja tinggi, artinya kontribusi tenaga kerja dalam sumbangannya terhadap sektor lainnya rendah
427 akan tetapi disisi lain
produktivitas tenaga kerjanya tinggi. Kab/Kota yang termasuk ke dalam kuadran ini adalah Kab. Kuningan, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.
KESIMPULAN
1. Kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian yang paling besar sumbangannya adalah Kabupaten Cianjur, kontribusi tenaga kerja sektor industry yaitu Kabupaten Bogor, kontribusi tenaga kerja dalam menghasilkan output di sektor perdagangan yaitu Kabupaten Bogor.
2. Produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian yang paling besar nilainya adalah Kota Cirebon. Sektor Industri produktivitas tenaga kerja yang paling besar adalah Kota Cirebon. Produktivitas sektor perdagangan yang paling besar produktivitasnya adalah Kota Banjar. Produktivitas tenaga kerja di sektor jasa-jasa yang paling besar produktivitasnya adalah Kota Banjar. Selanjutnya produktivitas
sektor lainnya yang paling besar nilai produktivitasnya adalah Kota Banjar.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, Ekonomi
Pembangunan, Balai Penerbitan STIE YKPN, Jogyakarta, 1992
Azis, Iwan Jaya, Pemikiran, Pelaksanaan dan Perintisan Pembangunan Ekonomi, FE UI dan ISEI, Gramedia, Jakarta, 1992
Biro Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat, Jawa Barat Dalam Angka 2012, Bandung
Jamaiuddin, Ahmad, Produktivitas Tenaga Kerja Dan Elastisitas Kesempatan Kerja di DI.Aceb, Prosding Seminar Nasional, Jakarta, 1995
Simanjuntak, Payaman J, Pengantar Ekonomi Sutnber Daya Manusia, penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1985
Junandar, U. 2002. Analisis
Pendapatan dan Pemasaran Industri Kecil
Emping Melinjo. Skripsi
Sarjana. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Nasir, M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia indonesia. Jakarta. Ramanathan, R. 1998. Introductory
Economics With Applications. The Dryden
Press. San Diego.
Ravianto, J. 1986. Produktivitas dan Seni Usaha. PT. Binaman Teknika Aksara. Jakarta.
Reksasudharma, C. 1989. Peningkatan Produktivitas dan Mutu. Jurnal Ekonomi. Vol. 1 No. 5. Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.
428
Simanjuntak, P. J. 1983. Produktivitas Kerja: Pengertian Ruang dan Lingkupnya. Prisma No. 11. LP3ES. Jakarta.
Simanjuntak, P. J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia.
Tambunan, T. T. II. 2001. Industrialisasi Di Negara Sedang
Berkembang Kasus Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta.