• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ANOTASI PERUNDANG-UNDANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ANOTASI PERUNDANG-UNDANGAN"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

ANOTASI PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1995-2004

LAW CENTER DPD RI 2014

(2)

ANOTASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1995

1. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS.

a. Disahkan pada tanggal 7 Maret 1995.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587.

c. Undang-undang terkait: UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. d. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 49 Tahun 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Industri Sandang II.

2) PP Nomor 50 Tahun 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Negara Indonesia.

3) PP Nomor 51 Tahun 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I.

4) PP Nomor 58 Tahun 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Negara Indonesia.

5) PP Nomor 59 Tahun 1996 tentang Perubahan atas PP Nomor 55 Tahun 1990 tentang Perusahaan Perseroan (Persero) yang menjual Sahamnya kepada Masyarakat Melalui Pasar Modal.

6) PP Nomor 61 Tahun 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pos Indonesia.

7) PP Nomor 62 Tahun 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesia Farma.

8) PP Nomor 63 Tahun 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Industri Pesawat Terbang Nusantara.

9) PP Nomor 64 Tahun 1996 tentang Pembubaran Perusahaan Perseroan (Persero) PT Industri Mesin Perkakas Indonesia dan Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Krakatau Steel.

10) PP Nomor 66 Tahun 1996 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Penerbitan dan Pecetakan Balai Pustaka.

(3)

11) PP Nomor 68 Tahun 1996 tentang Ketentuan dan TataCara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank.

12) PP Nomor 72 Tahun 1996 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan Terbatas dalam Bidang Usaha Kawasan Industri.

13) PP Nomor 1 Tahun 1997 tentang Pengalihan bentuk Perusahaan Umum (Perum) Bio Farma menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

14) PP Nomor 2 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura I.

15) PP Nomor 3 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Adhi Karya.

16) PP Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bio Farma.

17) PP Nomor 8 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Marga.

18) PP Nomor 9 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dok dan Perkapalan Surabaya.

19) PP Nomor 10 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia dalam rangka Pengalihan bentuk PT. Merpati Nusantara Airlines menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)

20) PP Nomor 11 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III.

21) PP Nomor 13 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Industri Sandang II. 22) PP Nomor 15 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia

kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan.

23) PP Nomor 17 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pupuk Sriwijaya. 24) PP Nomor 18 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia

kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang. 25) PP Nomor 25 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam

Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Sang Hyang Seri.

26) PP Nomor 26 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Rajawali Nusantara Indonesia.

(4)

27) PP Nomor 27 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Asuransi Kredit Indonesia.

28) PP Nomor 28 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pupuk Sriwidjaja.. 29) PP Nomor 38 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia

kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikani.

30) PP Nomor 39 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pos Indonesia.

31) PP Nomor 40 Tahun 1997 tentang Peruubahan atas PP Nomor 38 Tahun 1996 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank.

32) PP Nomor 46 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Adhi Karya.

33) PP Nomor 2 Tahun 1998 Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Listrik Negara. 34) PP Nomor 9 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia

kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Danareksa.

35) PP Nomor 10 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Angkasa Pura II. 36) PP Nomor 11 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia

kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Tambang Batubara Bukit Asam.

37) PP Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero).

38) PP Nomor 19 Tahun 1998 tentang Pengalihan bentuk Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

39) PP Nomor 20 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Garam.

40) PP Nomor 21 Tahun 1998 tentang Pembubaran Perusahaan Umum (Perun) Perikanan Maluku, Penggabungan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikani, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Tirta Raya Mina, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Samodra Besar ke dalam Perusahaan Perseroan (PErsero) PT Usaha Mina serta Penambahan Penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PErusahaan Perseroan (Persero) PT Usaha Mina.

41) PP Nomor 22 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kawasan Berikat Nusantara.

42) PP Nomor 23 Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Cipta Niaga.

(5)

43) PP Nomor 25 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Adhi Karya

44) PP Nomor 26 Tahun 1998 tentang Pemakaian Nama Perseroan Terbatas.

45) PP Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas.

46) PP Nomor 28 Tahun 1998 tentang Pembubaran Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kerta Niaga dan Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dharma Niaga.

47) PP Nomor 30 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pal Indonesia.

48) PP Nomor 34 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pupuk Sriwijaya. 49) PP Nomor 35 Tahun 199 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia

untuk Pendirian Perusahaan Persero (Perseroan) di Bidang Industri.

50) PP Nomor 44 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pengembangan Pariwisata Bali

51) PP Nomor 47 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Pengelolaan Kekayaan. 52) PP Nomor 48 Tahun 1998 tentang Pendirian Perusahaan PErseroan (Persero) di

Bidang Perbankan.

53) PP Nomor 53 Tahun 1998 tentang Tahun 1997 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Penjaminan Kewajiban Bank.

54) PP Nomor 60 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Ekspor Impor Indonesia.

55) PP Nomor 75 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) diBidang Perbankan.

56) PP Nomor 76 Tahun 1998 tentang Pengurangan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero) di PT. Semen Gresik Tbk.

57) PP Nomor 84 Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank Umum.

58) PP Nomor 1 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pos Indonesia.

59) PP Nomor 3 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pengerukan Indonesia.

(6)

60) PP Nomor 4 Tahun 199 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal BPD Daerah Istimewa Aceh, BPD Sumatera Utara, BPD Bengkulu, BPD Lampung, BPD Kalimantan Barat, BPD Kalimantan Timur, PT. Bank Lppo Tbk. Dan PT. Bank Sembada Arta Nugroho dalam rangka Program Rekapitulasi Bank Umum.

61) PP Nomor 13 Tahun 1999 tentang Penjualan Saham Negara Republik Indonesia pad PT Indofood Tbk.

62) PP Nomor 15 Tahun 1999 tentang Bentuk-bentuk Tagihan Tertentu yang dapat DikomPensasikan sebagai Setoran Saham.

63) PP Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank.

64) PP Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank. 65) PP Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum.

66) PP Nomor 34 Tahun 1999 tentang Penyertaan Modal Negara RI ke dalam Modal PT Bank Lippo Tbk., PT BII Tbk., PT bank Umum KoPerasi Indonesia, PT Bank Universan Tbk., PT Bank Prima Express, PT Bank Artha Media, dan PT Bank Patriot dalam rangka program Rekapitalisasi Bank Umum.

67) PP Nomor 35 Tahun 1999 tentang Penyertaan Modal Negara RI ke dalam Modal BPD DI Aceh, BPD Sumatera Utara, BPD Bengkulu, BPD Lampung, BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur, BPD Kalimantan Barat, BPD Sulawesi Utara, BPD Maluku, BPD Nusa Tenggara Barat, dan BPD Nusa Tenggara Timur dalam rangka Program Rekapitalisasi Bank Umum.

68) PP Nomor 36 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan PErseroan (Persero) PT. Istaka Karya.

69) PP Nomor 37 Tahun 1999 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di bidang Perbankan.

70) PP Nomor 38 Tahun 1999 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) dalam rangka Pengembangan koPerasi, usaha kecil, dan menengah.

71) PP Nomor 39 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pakarya Industri.

72) PP Nomor 40 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Angkasa Pura I.

73) PP Nomor 52 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Negara Indonesia Tbk., Perusahaan Persero PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., dan Persero PT. Bank Mandiri dalam rangka program Rekapitalisasi Bank Umum.

(7)

74) PP Nomor 54 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Prakarya Industri.

75) PP Nomor 55 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pelabuhan Indonesia III.

76) PP Nomor 56 Tahun 1999 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik Indonesia pada PT. Telekomunikasi Indonesia.

77) PP Nomor 62 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pertani.

78) PP Nomor 75 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. industri Sandang II.

79) PP Nomor 76 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Industri Sandang I.

80) PP Nomor 77 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Merpati Nusantara Airlines.

81) PP Nomor 89 Tahun 1999 tentang Penggabungan Perusahaan Persero (Perseroan) PT. Perusahaan Hotel dan Tourist Nasional (Natour LTD) ke dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Hotel Indonesia Internasional.

82) PP Nomor 90 Tahun 1999 tentang Penggabungan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Industri Sandang I ke dalam Perusahaan Perseroan(Persero) PT. Industri Sandang II.

83) PP Nomor 91 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perseroan Terbatas Bank Umum KoPerasi Indonesia (PT. BUKOPIN).

84) PP Nomor 96 Tahun 1999 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Menteri Keuangan selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Pemegang Saham pada Perusahaan Perseoan (Persero) dan Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Negara RI kepada Menteri Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara.

85) PP Nomor 97 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bank Mandiri dalam rangka Program Rekapitalisasi Bank Umum.

86) PP Nomor 01 Tahun 2000 tentang Perubahan atas PP Nomor 98 Tahun 1999 Pengalihan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Menteri Keuangan selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Pemegang Saham pada Perusahaan Perseoan (Persero) dan Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh

(8)

Negara RI kepada Menteri Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara.

87) PP Nomor 02 Tahun 2000 tentang Penggabungan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Industri Soda Indonesia ke dalam Perusahaan Perseroan (PErsero) PT Garam. 88) PP Nomor 04 Tahun 2000 tentang Pengurangan Penyertaan Modal Negara

Republik Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam.

89) PP Nomor 05 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri.

90) PP Nomor 11 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kertas Leces.

91) PP Nomor 21 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Konversi Energi Abadi (PT. KONEBA).

92) PP Nomor 22 Tahun 2000 tentang Penetapan bentuk PT Perusahaan pilot proyek berdikari menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

93) PP Nomor 26 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Tbk.

94) PP Nomor 27 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT angkutan Sungai, Danau, dan Penyebrangan.

95) PP Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

96) PP Nomor 32 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Negara Indonesia Tbk. Dalam rangka Program Rekapitalisas Bank Umum. 97) PP Nomor 33 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara

Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV.

98) PP Nomor 35 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura I.

99) PP Nomor 40 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa.

100) PP Nomor 41 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Asuransi Jasa Indonesia.

(9)

101) PP Nomor 44 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelayaran Nasional Indonesia.

102) PP Nomor 48 Tahun 2000 tentang PP Nomor 98 Tahun 1999 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Menteri Keuangan selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Pemegang saham pada PErusahaan Perseroan (Persero) dan Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia kepada Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara.

103) PP Nomor 50 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV.

104) PP Nomor 55 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I.

105) PP Nomor 56 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia.

106) PP Nomor 57 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV.

107) PP Nomor 58 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesia Farma.

108) PP Nomor 65 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pos Indonesia.

109) PP Nomor 66 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III.

110) PP Nomor 68 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Tabungan Negara dalam rangka Program Rekapitalisasi Baunk Umum. 111) PP Nomor 69 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara

Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kimia Farma.

112) PP Nomor 70 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia.

(10)

113) PP Nomor 79 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Batan Teknologi.

114) PP Nomor 80 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kliring dan Jaminan Bursa Komoditi.

115) PP Nomor 85 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya.

116) PP Nomor 88 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV.

117) PP Nomor 89 Tahun 2000 tentang Pencabutan PP Nomor 98 Tahun 1999 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Menteri Keuangan selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Pemegang saham pada PErusahaan Perseroan (Persero) dan Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia kepada Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan PP Nomor 48 Tahun 2000.

118) PP Nomor 93 Tahun 2000 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I.

119) PP Nomor 6 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Jasa Raharja.

120) PP Nomor 9 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Gas Negara.

121) PP Nomor 10 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Indonesia Farma.

122) PP Nomor 14 Tahun 2001 tentang Pengalihan bentuk Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). 123) PP Nomor 19 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara

Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Kimia Farma.

124) PP Nomor 22 Tahun 2001 tentang Pembubaran Perusahaan PErseroan (Persero) PT. Perhotelan dan Perkantoran Indonesia dan Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Hotel Indonesia Natour.

(11)

125) PP Nomor 23 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Tabungan Negara.

126) PP Nomor 45 Tahun 2001 tentang Perubahan atas PP Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero).

127) PP Nomor 46 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Asuransi Ekspor Indonesia.

128) PP Nomor 47 Tahun 2001 tentang Perubahan keempat atas PP Nomor 17 Tahun 1999 tentang Badan Penyehatan Perbankan Nasional

129) PP Nomor 49 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dok dan Perkapalan Surabaya.

130) PP Nomor 53 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Angkasa Pura II.

131) PP Nomor 61 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan listrik Negara.

132) PP Nomor 62 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV.

133) PP Nomor 67 Tahun 2001 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia.

134) PP Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan. 135) PP Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan.

136) PP Nomor 78 Tahun 2001 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik Indonesia pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

137) PP Nomor 79 Tahun 2001 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik Indonesia pada PT. Socfin Indonesia.

138) PP Nomor 80 Tahun 2001 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik Indonesia pada PT. Wisma Nusantara Internasional..

139) PP Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pengalihan bentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) Televisi Republik menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

140) PP Nomor 16 Tahun 2002 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pelabuhan Indonesia I.

(12)

141) PP Nomor 17 Tahun 2002 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pelabuhan Indonesia II.

142) PP Nomor 19 Tahun 2002 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Angkasa Pura I.

143) PP Nomor 20 Tahun 2002 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan.

144) PP Nomor 22 Tahun 2002 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pelayaran Nasional Indonesia.

145) PP Nomor 23 Tahun 2002 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Gas Negara.

146) PP Nomor 29 Tahun 2002 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Merpati Nusantara Airlines.

147) PP Nomor 30 Tahun 2002 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Indosat Tbk.

148) PP Nomor 52 Tahun 2002 tentang Penyertaan Modal Neara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham di Dirgantara Indonesia, PT. PAL Indonesia, PT PINDAD, PT DAHANA, PT Krakatau Steel, PT Barata Indonesia, PT Boma Bisma Indra, PT Industri Kereta Api, PT Industri Telekomunikasi Indonesia dan PT Len Industri dan Pembubaran PErusahaan PErseroan (Persero) PT Bahana Prakarya Industri Strategis.

149) PP Nomor 64 Tahun 2002 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kawasan Berikat Nusantara.

150) KEPPRES Nomor 55 Tahun 1996 tentang Tim Privatisasi Badan Usaha Milik Negara.

151) KEPPRES Nomor 72 Tahun 19998 tentang Tim Evaluasi Privatisasi Badan Usaha Milik Negara.

152) KEPPRES Nomor 103 Tahun 1998 tentang Tim Evaluasi Privatisasi Badan Usaha Milik Negara.

153) KEPPRES Nomor 139 Tahun 1998 tentang Tim Restrukturisasi dan Rehabilitasi PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara.

154) KEPPRES Nomor 38 Tahun 1999 tentang Jenis dan Kriteria Perusahaan Perseroan tertentu yang dapat dikecualikan dari Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan selaku Pemegang Saham atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

(13)

155) KEPPRES Nomor 39 Tahun 1999 tentang Pengecualian terhadap Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Kereta Api dari Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

156) KEPPRES Nomor 126 Tahun 1999 tentang Tim Kebijakan Reformasi BUMN. 157) KEPPRES Nomor 166 Tahun 1999 tentang Tim Restrukturisasi dan Rehabilitasi

PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara.

158) KEPPRES Nomor 171 Tahun 1999 tentang Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara.

159) UU Nomor 14 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Singkil.

160) KEPPRES Nomor 24 Tahun 2001 tentang Tim Konsultasi Privatisasi Badan Usaha Milik Negara.

161) KEPPRES Nomor 122 Tahun 2001 tentang Tim Kebijakan Privatisasi Badan Usaha milik Negara.

162) KEPPRES Nomor 7 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 122 Tahun 2001 tentang Tim Kebiijakan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara.

2. UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996.

a. Disahkan pada tanggal 31 maret 1995.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3588.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) KEPPRES Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perincian Pengeluaran Pembangunan PP Nomor 17 Tahun 1995 tentang Pemindahan Sisa Kredit Anggaran Pembangunan Tahun Anggaran 1994 ke Tahun Anggaran 1995/1996.

2) Tahun Anggaran 1995/1996.

3) KEPPRES Nomor 45 Tahun 1995 tentang Perincian Pengeluaran Rutin Tahun Anggaran 1995/1996.

d. Undang-undangf terkait:

1) UU Nomor 3 Tahun 1996 tentang Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1995/1996.

2) UU Nomor 30 Tahun 1997 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran 1995/1996.

3. UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DI BENGKULU, DI PALU, DI KENDARI DAN DI KUPANG.

(14)

a. Disahkan pada tanggal 27 April 1995;

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3592.

4. UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1995 TENTANG TAMBAHAN DAN PERUBAHAN ATAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1994/1995.

a. Disahkan pada tanggal 27 April 1995.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3593.

c. Peraturan pelaksanaan: PP Nomor 17 Tahun 1995 tentang Pemindahan Sisa Kredit Anggaran Pembangunan Tahun Anggaran 1994/1995 ke Tahun Anggaran 1995/1996. d. Undang-undang terkait: UU Nomor 1 Tahun 1997 tentang Perhitungan Anggaran

Negara Tahun Anggaran 1994/1995.

5. UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1995 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MPR, DPR DAN DPRD SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH, TERAKHIR DENGAN UU NOMOR 2 TAHUN 1985.

1. Disahkan pada tanggal 3 Juli 1995.

2. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3600.

3. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 20 Tahun 1995 tentang Perubahan atas PP Nomor 36 Tahun 1985 tentang Pelaksanaan UU Nomor 16 Tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UU Nomor 5 Tahun 1995.

2) PP Nomor 74 Tahun 1996 tentang Perubahan atas PP Nomor 35 Tahun 1985 tentang Pelaksanaan UU Pemilihan Umum sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan PP Nomor 10 Tahun 1995.

3) UU Nomor 5 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang.

4) UU Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi.

5) UU Nomor 2 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Tulang Bawang dan Kabupaten Daerah TIngkat II Tanggamus.

6) UU Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kotamadya daerah Tingkat II Tarakan.

c. UU Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal.

(15)

d. Dinyatakan tidak berlaku oleh UU Nomor 4 Tahun 1999 tentang susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

6. UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KENDARI.

a. Disahkan pada tanggal 3 Agustus 1995.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3602.

7. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1995 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1992/1993.

a. Disahkan pada tanggal 24 Agustus 1995.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3605.

2. Undang-undang terkait: UU Nomor 13 Tahun 1995 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran 1993/1994.

8. UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL. a. Disahkan pada tanggal 10 NoPember 1995.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan kegiatan dibidang Pasar Modal.

2) PP Nomor 46 Tahun 1996 tentang Tatacara Pemeriksaan dibidang Pasar Modal. 3) PP Nomor 46 Tahun 1996 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan berupa

bunga atau diskonto obligasi yang dijual di Bursa Efek.

4) PP Nomor 60 Tahun 1996 tentang Perubahan atas PP Nomor 70 Tahun 1992 tentang Bank Umum.

5) PP Nomor 84 Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank Umum.

6) PP Nomor 4 Tahun 1999 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal BPD DI Aceh, BPD Sumatera Utara, BPD Bengkulu, BPD Lampung, BPD Kalimantan Barat, BPD Kalimantan Timur, BPD Sulawesi Utara, BPD Sulawesi Tengah, BPD Nusa Tenggara, BPD Nusa Tenggara Timur, PT. Bank Lippo Tbk., dan PT. Bank Sembada Artanugroho dalam rangka Program Rekapitalisasi Bank Umum.

7) PP Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger, konsolidasi dan Akuisisi Bank. 8) PP Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum.

9) PP Nomor 34 Tahun 1999 tentang Penyertaan Modal Negara RI dalam Modal PT. Bank Lippo Tbk., PT. BII Tbk., PT. Bank Umum KoPerasi Indonesia, PT. Bank

(16)

Universal Tbk., PT. Bank Prima Express, PT. Bank Arta Media, dan PT Bank Patriot dalam rangka program Rekapitalisasi Bank Umum.

10) PP Nomor 35 Tahun 1999 tentang Penyertaan Modal Negara RI ke dalam Modal BPD Daerah Istimewa Aceh, BPD Sumatera Utara, BPD Bengkulu, BPD Lampung, BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur, BPD Kalimantan Barata, BPD sulawesi Utara, BPD Maluku, BPD Nusa Tenggara Barat, dan BPD Nusa Tenggara Timur dalam rangka program Rekapitalisasi Bank Umum.

11) PP Nomor 52 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Persero PT Bank Negara IndonesiaTbk., Perusahaan Persero PT Bank Rakyat Indonesia, Persero PT Bank Tabungan Negara, dan Persero PT Bank Mandiri.

12) PP Nomor 31 Tahun 2000 tentang Obligasi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian.

13) PP Nomor 47 Tahun 2001 tentang Perubahan keempat atas PP Nomor 17 Tahun 1999 tentang Badan Penyehatan Perbankan Nasional.

c. UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.

9. UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL. a. Disahkan pada tanggal 26 Desember.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.

2) Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1997 tentang Program Pengembangan Tebu Rakyat.

3) PP Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil. 4) PP Nomor 6 Tahun 1999 tentang Pengusaha Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan. 5) PP Nomor 38 Tahun 1999 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia

untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) dalam rangka Pengembangan koPerasi, usaha kecil, dan menengah.

6) PP Nomor 95 Tahun 2000 tentang Perusahaan Umum (Perum) Sarana Pengembangan Usaha.

7) KEPPRES Nomor 99 Tahun 1998 tentang Bidang/Jenis Usaha yang dicadangkan untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang terbuka untuk Usaha Menengah atau Usaha Besar dengan Syarat Kemitraan.

8) Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah. 9) KEPPRES Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan

(17)

10) KEPPRES Nomor 85 Tahun 2000 tentang Pencabutan KEPPRES Nomor 22 Tahun 1990 tentang Pembinaan Usaha Peternakan Ayam Ras.

KEPPRES Nomor 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha yang dicadangkan untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang terbuka untuk Usaha Menengah atau Besar dengan syarat Kemitraan.

10. UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN. a. Disahkan pada tanggal 30 Desember 1995.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612.

c. Undang-undang terkait:

1) UU Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai.

2) UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. 3. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai.

2) PP Nomor 56 Tahun 1996 tentang Senjata Api Dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

3) PP Nomor 43 Tahun 1997 tentang Perubahan atas PP Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat.

4) PP Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa liar. 5) PP Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. 6) PP Nomor 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda di

Bidang kepabeanan;

7) KEPPRES Nomor 89 Tahun 1996 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu.

8) KEPPRES Nomor 22 Tahun 1998 tentang Impor Kapal Niaga dan Kapal Ikan dalam Keadaan Baru dan Bukan Baru.

9) KEPPRES Nomor 38 Tahun 1998 tentang Perubahan atas KEPPRES Nomor 37 Tahun 1992 tentang Usdaha Penyediaan Tenaga Listrik oleh Swasta.

10) KEPPRES Nomor 39 Tahun 1998 tentang Pencabutan atas KEPPRES Nomor 74 Tahun 1995 tentang Perlakuan Pabean dan Perpajakan atas impor atau Penyerahan Komponen dan Kendaraan Bermotor Jenis Sedan untuk diPergunakan dalam Usaha Pertaksian.

11) KEPPRES Nomor 33 Tahun 2002 tentang Pengendalian dan Pengawasan Pengusahaan Pasir Laut.

11. UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI. a. Disahkan pada tanggal 30 Desember 1995.

(18)

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai.

2) PP Nomor 56 Tahun 1996 tentang Senjata Api Dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai..

3) PP Nomor 5 Tahun 1997 tentang Pengawasan Barang Kena Cukai. 4) PP Nomor 49 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penindakan Bidang Cukai 4. Undang-undang terkait: UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

12. UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN. a. Disahkan pada tanggal 30 Desember 1995.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3614.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

2) PP Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

3) PP Nomor 57 Tahun 1999 tentang Kerja sama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

4) PP Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat dan Tata cara Pelaksanaan Wewenang Tugas dan Tanggungjawab Perawatan Tahanan.

5) PP Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas PP Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

6) KEPPRES Nomor 15 Tahun 1999 tentang Penempatan Sdr. Jose Alexandre Gusmao alias Kay Raya xanana gusmao alias Xanana di Lembaga Pemasyarakatan Khusus.

7) KEPPRES Nomor 68 Tahun 1999 tentang Pem,berian Amnesti dita Indah Sari. 8) KEPPRES Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi.

9) KEPPRES Nomor 106 Tahun 2000 tentang Perubahan atas KEPPRES Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tunjangan Petugas Pemasyarakatan.

10) KEPPRES Nomor 114 Tahun 2000 tentang Pemberian Perubahan menjalani masa Pidana Penjara Seumur Hidup menjadi Pidana Penjara Sementara kepada para Narapidana yang namanya termaksud dalam Surat Menteri Kehakiman dan

(19)

Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor M.HN.02-01—3 Tanggal 11 Juli 2000 .

13. UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN 1993/1994.

a. Disahkan pada tanggal 30 Desember 1995.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3615.

ANOTASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1996

1. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1996 TENTANG PEMBENTUKAN

PENGADILAN TINGGI DILI.

A. Disahkan pada tanggal 8 Januari 1996.

B. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3619.

2. UU NOMOR 2 TAHUN 1996 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1996/1997.

a. Disahkan pada tanggal 22 Maret 1996.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3624.

c. Peraturan pelaksanaan: PP Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pemindahan sisa Kredit Anggaran Pembangunan Tahun Anggaran 1996/1997 ke Tahun Anggaran 1997/1998. d. Undang-undang terkait:

1) UU Nomor 11 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1996/1997.

2) UU Nomor 8 Tahun 1998 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran 1996/1997.

3. UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1996 TENTANG PERUBAHAN ATAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996.

a. Disahkan pada tanggal 2 April 1996.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3625.

c. Undang-undang terkait: UU Nomor 30 Tahun 1997 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran 1995/1996.

4. UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH.

(20)

a. Disahkan pada tanggal 9 April 1996.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3632.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

2) PP Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah. 5. UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG PEMBENTUKAN

KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KUPANG. a. Dishkan pada tanggal 11 April 1996.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3633.

6. UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA. a. Disahkan pada tanggal 8 Agustus 1996.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647.

c. Peraturan pelaksanan:

1) PP Nomor 61 Tahun 1998 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia di Laut Natuna.

2) PP Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencaemaran dan/atau Perusakan Laut.

3) PP Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan.

4) KEPPRES Nomor 107 Tahun 2000 tentang Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam.

5) PP Nomor 142 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jasa Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan.

6) KEPPRES Nomor 161 Tahun 1999 tentang Dewan Maritim Indonesia. 7) KEPPRES Nomor 77 Tahun 1996 tentang Dewan Kelautan Nasional. 8) KEPPRES Nomor 126 Tahun 2001 tentang Hari Nusantara.

9) KEPPRES Nomor 33 Tahun 2002 tentang Pengendalian dan Pengawasan Pengusahaan Pasir Laut.

10) PP Nomor 36 Tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal Asing dalam melaksanakan Lintas Damai melalui Perairan Indonesia.

11) PP Nomor 37 Tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Pesawat Udara Asing dalam melaksanakan Lintas Alur Laut Kepulauan melalui Alur Kepulauan yang ditetapkan.

(21)

12) PP Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia.

7. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN. a. Disahkan pada tanggal 4 November 1996.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1997 tentang Program Makanan Tambahan Anak Sekolah.

2) KEPPRES Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengewasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

3) KEPPRES Nomor 118 Tahun 1998 tentang Tim Pemantau Ketahanan Pangan. 4) Instruksi Presidan Nomor 8 Tahun 1999 tentang Gerakan Nasional Penanggulangan

masalah Pangan dan Gizi.

5) Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 1999 tentang Penanganan Pengungsi Pasca Jajak Pendapat Rakyat Timor-Timur.

6) PP Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

7) KEPPRES Nomor 29 Tahun 2000 tentang Badan Urusan Logistik. 8) PP Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional.

9) KEPPRES Nomor 41 Tahun 2001 tentang Dewan Bimbingan Massal Ketahanan Pangan.

10) KEPPRES Nomor 132 Tahun 2001 tentang Dewan Ketahanan Pangan. 11) PP Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan.

8. UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON PSYCHOTROPIC SUBSTANCES 1971 (KONVENSI PSIKOTROPIKA 1971).

a. Disahkan pada tanggal 7 November 1996.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3657.

c. Undang-undang terkait:

1) UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

2) UU Nomor 7 Tahun 1997 tentang United Nations Convention Againts Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substance, 1988 (Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Pemberantasan Peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika, 1998).

d. Peraturan pelaksanaan: KEPPRES Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan narkotika Nasional.

(22)

9. UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1996 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI.

I. Disahkan pada tanggal 16 Desember 1996.

II. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663.

ANOTASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1997

1. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1997 TENTANG PERHITUNGAN

ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1994/1995. a. Disahkan pada tanggal 3 Januari 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3666.

2. UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1997 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TULANG BAWANG DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TANGGAMUS.

a. Disahkan pada tanggal 3 Januari 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3668.

c. Peraturan pelaksanaan: KEPPRES Nomor 37 Tahun 2000 tentang Pembentukan Kejaksaan Negeri Menggala dan Kejaksaan Negeri Kota Agung.

3. UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK. a. Disahkan pada tanggal 3 Januari 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3668.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

2) PP Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarta dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

3) KEPPRES Nomor 68 Tahun 1999 tentang Pemberian Amnesti Dita Indah Sari. 4) KEPPRES Nomor 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan

Eksploitasi Seksual Komersial Anak.

5) KEPPRES Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan (Trafiking) Perempuan dan Anak.

6) PP Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas PP Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

(23)

b. Undang-undang terkait: UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 4. UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT.

a. Disahkan pada tanggal 28 Pebruari 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3670.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang cacat.

2) KEPPRES Nomor 83 Tahun 1999 tentang Lembaga Koordinasi dan Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.

b. undang-undang terkait: UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 5. UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA.

a. Disahkan pada tanggal 11 Maret 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) KEPPRES Nomor 116 Tahun 1999 tentang Badan Koordinasi Narkotika Nasional. 2) KEPPRES Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional.

6. UNDANG-UNDANG Nomor 6 Tahun 1997 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1997/1998.

a. Disahkan pada tanggal 18 Maret 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3672.

c. Peraturan terkait:

1) PP Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pemindahan Sisa Kredit Anggaran Pembangunan Tahun Anggaran 1996/1997 ke Tahun Anggaran 1997/1998.

2) PP Nomor 70 Tahun 1998 tentang Pemindahan Sisa Kredit Anggaran Pembangunan Tahun Anggaran 1997/1998 ke Tahun Anggaran 1998/1999.

3) KEPPRES Nomor 27 Tahun 1997 tentang Perincian Pengeluaran Rutin Tahun Anggaran 1997/1998.

4) KEPPRES Nomor 28 Tahun 1997 tentang Perincian Pengeluaran Pembangunan Tahun Anggaran 1997/1998.

5) KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 tentang Penangguhan/Pengkajian Kembali Proyek Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, dan Swasta yang berkaitan dengan Pemerintah/Badan Usaha milik Negara.

(24)

1) UU Nomor 2 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1997/1998.

2) UU Nomor 33 Tahun 1999 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran 1997/1998.

7. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINTS ILLICIT TRAFFIC IN NARCOTIC DRUGS AND PSYCHOTROPIC SUBSTANCE, 1988 (KENVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA, 1988).

a. Disahkan pada tanggal 24 Maret 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3673.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) KEPPRES Nomor 116 Tahun 1999 tentang Badan Koordinasi Narkotika Nasional. 2) KEPPRES Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional.

d. Undang-undang terkait: UU Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.

8. UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN.

a. Disahkan pada tanggal 24 Maret 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3674.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen Perusahaan.

2) PP Nomor 88 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm atau Media lainnya dan Legislasi.

9. UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN TREATY ON SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA.

a. Disahkan pada tanggal 2 April 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3675.

10. UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGANUKLIRAN. a. Disahkan pada tanggal 10 April 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3676.

(25)

1) PP Nomor 33 Tahun 2007 tentang KeselamatanRadiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif;

2) PP Nomor 46 Tahun 2009 tentang Batas Pertnaggungjawaban Kerugian Nuklir. 3) PP Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap

Pemanfaatan Radiasi Pengion.

4) PP Nomor 64 Tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir. 5) PP Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional.

6) PP Nomor 134 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

7) PP Nomor 26 Tahun 2002 tentang Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif. 8) PP Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif.

9) PP Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan dan Keamanan Instalasi Nuklir. 10) KEPPRES Nomor 76 Tahun 1998 tentang Badan Pengawas Tenaga Nuklir. 11) KEPPRES Nomor 197 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional.

12) KEPPRES Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir.

11. UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1996/1997.

a. Disahkan pada tanggal 29 April 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3679.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pemindahan Sisa Kredit Anggaran Pembangunan Tahun Anggaran 1996/1997 ke Tahun Anggaran 1997/1998.

2) UU Nomor 8 Tahun 1998 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun Anggaran 1996/1997.

12. UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 6 TAHUN 1982 TENTANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UU NOMOR 7 TAHUN 1987.

a. Disahkan pada tanggal 7 Mei 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3679.

c. Peraturan pelaksanaan: PP Nomor 50 Tahun 2001 tentang Perubahan kedua atas PP Nomor 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlakupada Departemen Kehakiman.

(26)

13. UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN.

a. Disahkan pada tanggal 7 Mei 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3680.

c. Undang-undang terkait: UU Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman.

d. Peraturan pelaksanaan: PP Nomor 50 Tahun 2001 tentang Perubahan kedua atas PP Nomor 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehakiman.

e. Dinyatakan tidak berlaku lagi dengan UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.

14. UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK.

a. Disahkan pada tanggal 7 Mei 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3681.

c. Peraturan pelaksanaan: PP Nomor 50 Tahun 2001 tentang Perubahan kedua atas PP Nomor 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlakupada Departemen Kehakiman.

d. Dinyatakan tidak berlaku lagi dengan UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. 15. UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN.

a. Disahkan pada tanggal 9 Mei 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

2) PP Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Sebagaimana Telah Diubah dengan UU Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian. 3) KEPPRES Nomor 174 Tahun 1998 tentang Pemanfaatan Kapal Ikan Asing yang

dinyatakan di Rampas untuk Negara.

4) Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 1999 tentang Penanganan Pengungsi Pasca Jajak Pendapat Rakyat Timor-Timur.

16. UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK. a. Disahkan pada tanggal 19 Mei 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683.

(27)

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 91 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. 2) KEPPRES Nomor 86 Tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.

3) KEPPRES Nomor 163 Tahun 1998 tentang Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

17. UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 1997 TENTANG BADAN PENYELSAIAN SENGKETA PAJAK.

a. Disahkan pada tanggal 23 Mei 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3684.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 37 Tahun 1997 tentang Pembebastugasan dan Pemberhentian Ketua, Wakil Ketua, atau Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Pajak serta Hak-haknya. 2) KEPPRES Nomor 41 Tahun 1997 tentang Pembentukan Badan Penyelesaian

Sengketa Pajak;

3) KEPPRES Nomor 52 Tahun 1997 tentang Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Pajak.

d. Dinyatakan tidak berlaku lagi dengan UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

18. UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1997 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH.

a. Disahkan pada tanggal 23 Mei 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3679.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah. 2) PP Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah.

3) PP Nomor 21 Tahun 1997 tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

4) PP Nomor 45 Tahun 1998 tentang Perubahan atas PP Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah.

5) PP Nomor 64 Tahun 1998 tentang Perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah.

6) PP Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. 7) PP Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

8) PP Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa. 9) PP Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan pemberian

(28)

10) KEPPRES Nomor 179 Tahun 1998 tentang Pemberlakuan PP Nomor 21 Tahun 1997 tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

11) KEPPRES Nomor 10 Tahun 1999 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri.

12) KEPPRES Nomor 135 Tahun 2000 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri.

13) KEPPRES Nomor 45 Tahun 2001 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri.

14) KEPPRES Nomor 73 Tahun 2001 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri. (Diubah dengan UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.) 15) KEPPRES Nomor 9 Tahun 2002 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak

Dalam Negeri.

d. Undang-undang terkait: UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

19. UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA.

a. Disahkan pada tanggal 23 Mei 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3681.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Penyitaan dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

2) PP Nomor 4 Tahun 1998 tentang Tata Cara Penjualan Barang sitaan yang dikecualikan dari Penjualan Secara Lelang dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

3) PP Nomor 5 Tahun 1998 tentang Penyanderaan dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

4) PP Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

5) PP Nomor 136 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penjualan Barang sitaan yang dikecualikan dari Penjualan Secara Lelang dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

6) PP Nomor 137 Tahun 2000 tentang Tempat dan Tata Cara Penyanderaan, Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak, dan Pemberian Ganti Rugi dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

d. Telah diubah dengan UU Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang terkait: UU Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan surat Paksa.

(29)

20. UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK.

a. Disahkan pada tanggal 23 Mei 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) PP Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara bukan Pajak.

2) PP Nomor 51 Tahun 1998 tentang Provisi Sumber Daya Alam.

3) PP Nomor 52 Tahun 1998 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara bukan Pajak.

4) PP Nomor 58 Tahun 1998 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Pertambangan dan Energi di Bidang Pertambangan Umum.

5) PP Nomor 59 Tahun 1998 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan.

6) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penerbitan Rekening Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen.

7) PP Nomor 6 Tahun 1999 tentang Pengusaha Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan. 8) PP Nomor 13 Tahun 1999 tentang Penjualan Saham Negara Republik Indonesia

pada PT. Indofood Tbk.

9) PP Nomor 16 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehakiman di Bidang Pengadilan Niaga.

10) PP Nomor 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehakiman.

11) PP Nomor 56 Tahun 1999 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik Indonesia pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

12) PP Nomor 72 Tahun 1999 tentang Penangguhan mulai berlakunya PP Nomor 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehakiman.

13) PP Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tatacara Penggunaan Penerimaan Negara bukan Pajak yang bersumber dari Kegiatan Tertentu.

14) PP Nomor 74 Tahun 1999 tentang Perubahan atas PP Nomor 59 Tahun 1998 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan.

15) PP Nomor 92 Tahun 1999 tentang Perubahan kedua atas PP Nomor 58 Tahun 1998 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan.

(30)

16) Instruksu Presiden Nomor 4 Tahun 2000 tentang Penertiban Rekening Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen.

17) KEPPRES Nomor 76 Tahun 2000 tentang Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi untuk Pembangkitan Tenaga Listrik.

18) PP Nomor 13 Tahun 2000 tentang Perubahan atas PP Nomor 58 Tahun 1998 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Pertambangan dan Energi di bidang Pertambangan Umum.

19) PP Nomor 14 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Perhubungan.

20) PP Nomor 51 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Agama.

21) PP Nomor 67 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

22) PP Nomor 87 Tahun 2000 tentang Perubahan atas PP Nomor 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehakiman.

23) PP Nomor 92 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

24) PP Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan.

25) PP Nomor 134 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

26) PP Nomor 141 Tahun 2000 tentang Perubahan kedua atas PP Nomor 15 Tahun 1990 tentang Usaha Perikanan.

27) PP Nomor 142 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan.

28) PP Nomor 16 Tahun 2001 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Tenaga Nuklir Nasional.

29) PP Nomor 17 Tahun 2001 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Pengawas Obat dan Makana.

30) PP Nomor 18 2001 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Urusan Logistik.

31) PP Nomor 42 2001 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.

32) PP Nomor 43 2001 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.

33) PP Nomor 44 2001 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

(31)

34) PP Nomor 48 Tahun 2001 tentang Perubahan atas PP Nomor 134 2000 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Pengawas Tenaga Nuklir.

35) PP Nomor 50 Tahun 2001 tentang Perubahan kedua atas PP Nomor 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehakiman.

36) PP Nomor 45 Tahun 2001 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Standarisasi Nasional.

37) PP Nomor 68 Tahun 2001 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Dalam Negeri.

38) PP Nomor 78 Tahun 2001 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik Indonesia pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

39) PP Nomor 79 Tahu 2001 tentang Penjualan Saham Negara Republik Indonesia pada PT Socfin Indonesia.

40) PP Nomor 80 Tahun 2001 tentang Penjualan Saham Negara Republik Indonesia pada PT. Wisma Nusantara International.

41) PP Nomor 84 Tahun 2001 tentang Perubahan atas PP Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Pertimbangan.

42) KEPPRES Nomor 33 Tahun 2002 tentang Pengendalian dan Pegawasan Pengusahaan Pasir Laut.

43) PP Nomor 1 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Lembaga Sensor Film di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.

44) PP Nomor 10 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kantor Menteri Negara Lungkungan Hidup di Bidang Pengendalian dalam lingkungan.

45) PP Nomor 30 Tahun 2002 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Indosat Tbk.

46) PP Nomor 32 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Lembaga Administrasi Negara.

47) PP Nomor 33 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Luar Negeri.

48) PP Nomor 35 Tahun 2002 tentang Dana Reboisasi.

21. UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN.

a. Disahkan pada tanggal 29 Mei 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688.

(32)

1) PP Nomor 33 Tahun 1997 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 2) PP Nomor 34 Tahun 1997 tentang Pelaporan Pemberitahuan Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan.

3) PP Nomor 35 Tahun 1997 tentang Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan karena Hibah Wasiat.

4) PP Nomor 36 Tahun 1997 tentang Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Karena Pemberian Hak Pengelolaan.

5) UU Nomor 1 Tahun 1998 tentang Penetapan PP Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1997 tentang Penangguhan mulai berlakunya UU Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan menjadi Undang-undang. 6) PP Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan.

7) PP Nomor 111 Tahun 2000 tentang Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan karena Waris dan Hibah Wasiat.

8) PP Nomor 112 Tahun 2000 tentang Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan karena Pemberian Hak Pengelolaan.

9) PP Nomor 113 Tahun 2000 tentang Penentuan besarnya nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

10) PP Nomor 114 Tahun 2000 tentang Pencabutan PP Nomor 37 Tahun 1997 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

Telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perubahan atas UU Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. 22. UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA.

a. Disahkan pada tanggal 1 September 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698.

c. Peraturan pelaksanaan:

1) KEPPRES Nomor 116 Tahun 1999 tentang Badan Koordinasi Narkotika Nasional. 2) KEPPRES Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional.

23. UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.

a. Disahkan pada tanggal 19 September 1997.

b. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa ROE dapat menjadi informasi yang sangat penting bagi para investor agar digunakan sebagai salah satu bahan

Tidak adanya alasan tertentu dalam memberikan nama toko pun didasari oleh beberapa pendapat seperti pemilik toko tidak mengetahui secara detail dari pertimbangan pendiri

Ransum yang sudah berubah menjadi chyme (bubur usus dengan warna kekuningan dan bersifat asam) akan didorong masuk ke ventrikulus, di dalam ventrikulus mengalami proses

Pensiun Pokok bekas Pejabat Negara (Lembaran Negara Tahun 1977d.

Isolasi suatu jalur murni pada prinsipnya dapat dilakukan secara bertingkat, tingkat pertama biasa dilakukan secara manual yaitu dengan cara sejauh mungkin mengencerkannya,

Selain itu kondisi ekonomi orang tua menjadi salah satu faktor yang menentukan hasil belajar peserta didik, dengan keadaan ekonomi kurang, biasanya mendapat

Pemerintah Pusat menempati frekuensi peran paling banyak (16 kali) dibanding stakeholder lainnya. Pemerintah Pusat berperan dalam :1) penetapan NSPK, 2)

Dari hasil penelitian maka dapat diberikan saran untuk perbaikan pelayanan STIKes PHI terutama difokuskan pada faktor- faktor yang dinilai penting oleh mahasiswa,