BAB II
LOCAL AREA NETWORK
2.1 Umum[6]
Jaringan komputer adalah himpunan interkoneksi antara 2 komputer
autonomous atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa
kabel (wireless). Bila sebuah komputer dapat membuat komputer lainnya restart,
shutdown, atau melakukan kontrol lainnya, maka komputer-komputer tersebut
bukan autonomous (tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh).
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti file, printer, media penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll). Data yang berupa teks, audio, maupun video bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar file/data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan
hardware/software yang terhubung dalam jaringan secara bersama-sama.
Tiap komputer, printer atau peripheral yang terhubung dalam jaringan disebut dengan node. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit komputer atau lebih, dapat berjumlah puluhan komputer, ribuan, atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu sama lain.
Secara garis besar terdapat dua tipe jaringan komputer, yaitu jaringan Peer
server. Sedangkan pada jaringan Client-Server, hanya satu komputer yang
bertugas sebagai server dan komputer lain berperan sebagai workstation. Antara dua tipe jaringan tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan.
Dalam perkembangan jaringan LAN ternyata mampu dikombinasikan dengan beberapa penghubung seperti repeater, bridge dan router. Untuk menghasilkan transmisi data yang cepat dan tepat (tanpa adanya kesalahan) dari sisi transmitter ke sisi receiver, maka lalu lintas jaringan (network traffic) harus diatur sekecil mungkin.
Dengan adanya berbagai merek perangkat keras dan lunak, maka diperlukan suatu standar dimana perangkat-perangkat yang berbeda merek dapat difungsikan pada perangkat merek lain. LAN mempunyai dua organisasi standar utama yang menghasilkan dua kumpulan standar untuk LAN, yaitu:
1. Institute Of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), yang menghasilkan standar 802.
2. European Telecomunication Standard Institute (ETSI), yang menghasilkan standar High Performance LAN (HIPERLAN).
IEEE merupakan sebuah organisasi independen yang mengatur beberapa standar dalam jaringan lokal dengan menggunakan media kabel dan jaringan kabel.
Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi informasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, hard disk, dan sebagainya. Selain itu komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal
komunikasi yang berbeda di berbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubungan.
Hubungan antara kompuer-komputer membutuhkan suatu medium yang digunakan untuk mentransfer data. Hal yang paling umum untuk menghubungkan komputer-komputer adalah melalui penggunaan kabel elektrik atau kabel optik yang dikenal sebagai media terbatas (bounded medium). Istilah terbatas (bounded) digunakan selama energi yang digunakan untuk bertukar data masih di dalam medium itu sendiri.
Jaringan komputer local digunakan untuk menghubungkan simpul yang berada di daerah yang tidak terlalu jauh dengan radius 100-200 m, tergantung jenis kabel penghubung yang digunakan. Kecepatan transfer data pada jaringan
local ini relative tinggi yaitu antara 1-100 Mbps atau sekitar 125.000-125.500.000
karakter perdetik sehingga sudah dapat mendukung distribusi data grafis.
Teknologi jaringan local berkembang dengan pesat dewasa ini sehingga secara umum jaringan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori berdasarkan kecepatan transmisi datanya, yaitu:
1. Jaringan komputer berkecepatan rendah.
Kecepatan transmisi data pada jaringan ini lebih kecil dari 1 Mbps, biasanya diterapkan untuk percobaan di laboratorium. Contoh jaringan ini adalah Apple
talk yang dikembangkan oleh Apple Co.
2. Jaringan komputer berkecepatan sedang.
Kecepatan transmisi data pada jaringan ini berkisar antara 1-20 Mbps dan biasanya diterapkan untuk lingkungan dengan skala kecil sampai menengah. Adapun contoh teknologi jaringan ini adalah Ethernet berkecepatan 10 Mbps yang
dikembangkan oleh Xeras.
3. Jaringan komputer berkecepatan tinggi.
Kecepatan transmisi data pada jaringan ini lebih dari 20 Mbps. Biasanya diterapkan untuk lingkungan perkantoran dengan skala besar yang menempati gedung bertingkat atau kawasan. Disamping itu data yang ditransmisikan tidak hanya berupa teks melainkan juga data grafis. Adapun teknologi jaringan komputer local untuk kategori ini adalah ATM, Fast Ethernet.
4. Jaringan komputer berkecepatan sangat tinggi.
Kecepatan transmisi data pada jaringan ini mencapai 1 Gbps. Teknologi ini digunakan untuk mendukung transmisi data dilingkungan perkantoran berskala besar dan data yang ditransmisikan meliputi data grafis, audio, dan video. Adapun teknologi untuk kategori ini adalah Gigabit Ethernet, yang meliputi kompatibel dengan teknologi Ethernet dan Fast Ethernet.
2.2 Standar Local Area Network[3]
Teknologi LAN dikembangkan pertama kalinya pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Sejumlah tipe jaringan yang berbeda diusulkan dan diimplementasikan. Namun karena adanya perbedaan itu, maka teknologinya hanya dapat di aplikasikan pada peralatan milik vendor yang merancang teknologi LAN tersebut. Untuk mengatasi hal ini, maka disusunlah suatu standar untuk LAN, sehingga ada kompatibilitas antara produk-produk dari vendor yang berbeda. Kontributor terbesar adalah Institude of Electrical and Electronic
Engineering (IEEE) yang merumuskan model Referensi 802 (MR-IEEE 802) dan
internasional.
Standar LAN ini merupakan penggambaran yang sangat baik dalam menunjukkan lapisan-lapisan protocol yang mengatur fungsi-fungsi dasar LAN. Gambar 2.1 menunjukkan hubungan antara standar untuk komunikasi komputer yang telah diterapkan sebelumnya yaitu Model Referensi Open System
Interconection (MR-OSI) dengan MR-LAN IEEE 802. Hubungan antara layer dan
layanan.
Gambar 2.1 Hubungan Referensi OSI dan LAN IEEE
Dari Gambar 2.1 terlihat bahwa, standar LAN ditekankan pada dua lapisan MR-OSI yang paling bawah yaitu lapisan fisik dan data link. Lapisan fisik mencakup spesifikasi media transmisi, topologi serta fungsi pengkodean sinyal, sinkronisasi, dan pengiriman atau penerimaan bit, sedangkan lapisan data link merupakan fungsi yang berhubungan dengan Logical Link (LLC) dan Media
Access Control (MAC).
2.2.1 Layer Fisik
Layer fisik merupakan layer paling bawah dari konsep model referensi
pertukaran data jaringan. Tanggung jawab utama dari layer ini hanya berkisar pada fungsi pengaturan interface, seperti bagaimana teknik transmisi dan bagaimana bentuk-bentuk interkoneksi secara fisik. Layer fisik dalam setiap definisi jaringan selalu berhubungan dengan karakteristik modulasi dan pensinyalan data serta proses transmisi dari bit-bit dasar melalui kanal komunikasi.
Physical Layer berfungsi dalam pengiriman row bit ke channel komunikasi.
Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula, dan bukan 0 bit.
2.2.2 Layer Data Link
Layer ke 2 yaitu lapisan data atau data link layer, berisi ketentuan yang
mendukung sambungan fisik seperti penentuan biner 0 dan 1, penentuan kecepatan, penentuan biner tersebut dan lainnya agar sambungan jaringan komputer bisa berjalan baik. Dengan kata lain data link layer menerjemahkan sambungan fisik menjadi sambungan data.
Tugas utama data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi row data dan mentransmisikan data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke network layer, data link layer melaksanakan tugas ini
dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link
layer mentransmisikan frame tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan mengenali
batas-batas frame itu. Hal ini bias dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame. Bila secara insidental pola-pola bit ini bisa ditemui pada data, maka diperlukan perhatian khusus untuk menyakinkan bahwa pola tersebut tidak secara salah dianggap sebagai batas-batas frame.
Terjadilah noise pada saluran dapat merusak frame. Dalam hal ini, perangkat lunak data link layer pada mesin sumber dapat mengirim kembali frame yang rusak tersebut. Akan tetapi transmisi frame sama secara berulang-ulang bias menimbulkan duplikasi frame. Frame duplikasi perlu dikirim apabila
acknowledgement frame dari penerima yang dikembalikan ke pengirim telah
hilang. Tergantung pada layer inilah untuk mengatasi masalah-masalah yang disebabkan rusaknya, hilangnya dan duplikasi frame. Data link layer menyediakan beberapa kelas layanan bagi network layer. Kelas layanan ini dapat dibedakan dalam hal kualitas dan harganya.
Masalah-masalah lainnya yang timbul pada data link layer (dan juga sebagian besar layer-layer di atasnya) adalah mengusahakan kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan lalu-lintas data harus memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada suatu saat tertentu. Seringkali
pengaturan aliran dan penanganan error ini dilakukan secara terintegrasi.
Saluran yang dapat mengirim data pada kedua arahnya juga bisa menimbulkan masalah. Sehingga dengan demikian perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi software data link layer. Masalah yang dapat timbul di sini adalah bahwa frame-frame acknowledgement yang mengalir dari A ke B bersaing saling mendahului dengan aliran dari B ke A. Penyelesaian yang terbaik (piggy
backing) telah bisa digunakan.
Jaringan broadcast memiliki masalah tambahan pada data link layer. Masalah tersebut adalah dalam hal mengontrol akses ke saluran yang dipakai bersama. Untuk mengatasinya dapat digunakan sublayer khusus data link layer, yang disebut medium access sublayer.
2.2.3 Network Layer
Network layer berfungsi untuk mengendalikan operasi subnet dengan
meneruskan paket-paket dari satu node ke node lain dalam jaringan. Masalah desain yang penting adalah bagaimana cara menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya.
Route dapat didasarkan pada tabel statik yang dihubungkan ke network. Route juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan, misalnya session
terminal. Route juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya, dan karena itu, route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu.
Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu banyak paket maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bottleneck (penyempitan di bagian ujung,
seperti leher botol). Pengendaliaan kemacetan seperti itu juga merupakan tugas
network layer.
Karena operator subnet mengharapkan bayaran yang baik atas pekerjaannya, seringkali terdapat beberapa fungsi accounting yang dibuat pada network layer. Untuk membuat informasi tagihan, setidaknya software harus menghitung jumlah paket atau karakter atau bit yang dikirimkan oleh pelanggann ya. Accounting menjadi lebih rumit bilamana sebuah paket melintasi batas negara yang memiliki tarif yang berbeda.
Perpindahan paket dari suatu jaringan ke jaringan lainnya juga dapat menimbulkan masalah yang tidak sedikit. Cara pengalamatan yang digunakan oleh sebuah jaringan dapat berbeda dengan cara yang dipakai oleh jaringan lainnya. Suatu jaringan mungkin tidak dapat menerima paket sama sekali karena ukuran paket yang terlalu besar. Protokolnya pun bias berbeda, demikian juga dengan yang lainnya. Network layer telah mendapat tugas untuk mengatasi semua masalah seperti ini sehingga memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda untuk saling terinterkoneksi.
2.3 Media Transmisi[6]
Dalam suatu komunikasi data, media transmisi merupakan jalur fisik diantara pengirim dan penerima. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media transmisi, diantaranya kapasitas, keandalan, tipe data yang didukung dan jarak. Biasanya faktor yang paling ditekankan adalah pertimbangan kecepatan dan jarak. Semakin tinggi kecepatan data dan semakin jauh jaraknya akan semakin baik.
Ada tiga media kabel yang umum digunakan untuk transmisi data khususnya pada LAN yaitu serat optik, twisted pair dan kabel koaksial.
2.3.1 Kabel Serat Optik
Perkembangan yang sangat pesat akan kebutuhan jasa voice, data, dan komunikasi video telah menyebabkan dibutuhkannya sistem komunikasi dengan kapasitas yang lebih besar dan lebih ekonomis. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem komunikasi yang dapat mengatasi permasalahan di atas. Salah satunya adalah dengan penggunaan serat optik sebagai media transmisi.
Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki serat optik: a. Redaman transmisi yang kecil
Sistem komunikasi serat optik mempunyai redaman transmisi per km relative kecil dibanding dengan transmisi lainnya, seperti kabel konvensional sebesar 2-8 dB/km, ini berarti serat optik sangat sesuai dipergunakan untuk telekomunikasi jarak jauh, sebab hanya membutuhkan repeater yang jumlahnya lebih sedikit. b. Bidang frekuensi yang lebar
Secara teoritis serat optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan untuk membawa sinyal informasi dalam jumlah yang besar hampir 100 kali kapasitas kabel konvensional hanya dalam satu buah serat optik yang halus.
c. Ukurannya kecil dan ringan
Berukuran kecil, diameter serat optik berkisar 100-250 mikrometer dan memiliki berat 1/3 dari berat kabel konvensional. Dengan demikian sangat memudahkan pengangkutan pemasangan dilokasi. Misalnya dapat dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat lubang polongan yang baru.
d. Tidak ada interferensi
Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik mempergunakan sinar/cahaya laser sebagai gelombang pembawanya. Sebagai akibatnya akan bebas dari cakap silang (cross talk) yang sering terjadi pada kabel biasa. Atau dengan perkataan lain kualitas transmisi atau telekomunikasi yang dihasilkan lebih baik dibandingkan transmisi dengan kabel. Dengan tidak terjadinya interferensi akan memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan tenaga listrik tegangan tinggi (high voltage) tanpa khawatir adanya gangguan yang disebabkan oleh tegangan tinggi.
e. Kelebihan lain, antara lain:
Adanya isolasi antara pengirim (transmitter) dan penerimanya (receiver), tidak ada ground loop serta tidak akan terjadi hubungan api pada saat kontak atau terputusnya serat optik. Dengan demikian sangat aman dipasang di tempat-tempat yang mudah terbakar. Seperti pada industry minyak, kimia dan sebagainya. Tidak mudah dimakan karat (korosi) dikarenakan serat optik terbuat dari bahan dasar silica.
2.3.2 Twisted Pair
Kabel twisted pair ini terbagi menjadi dua jenis yaitu shielded dan
unshielded. Shielded adalah jenis kabel yang memiliki selubung pembungkus
sedangkan unshielded tidak mempunyai selubung pembungkus. Untuk koneksinya kabel jenis ini menggunakan konektor RJ-11 atau RJ-45. Pada twisted pair (10 Base T) network, komputer disusun membentuk suatu pola star. Setiap PC memiliki satu kabel twisted pair yang bersentral pada HUB.
Twisted pair pada umumnya lebih handal (reliable) dibandingkan dengan thin coax karena HUB mempunyai kemampuan data error correction dan
meningkatkan kecepatan transmisi. Saat ini ada beberapa grade, atau kategori dari kabel twisted pair. Kategori 5 adalah yang paling reliable dan memiliki kompabilitas yang tinggi, dan yang paling disarankan. Berjalan baik pada 10 Mbps dan fast kabel straight through digunakan untuk menghubungkan komputer ke HUB. Kabel crossed digunakan untuk menghubungkan HUB ke HUB. Panjang kabel maksimum kabel twisted-pair adalah 100 m.
2.3.3 Kabel Koaksial
Kabel koaksial memiliki karakteristik frekuensi yang jauh lebih baik dari pada twisted pair karena mampu digunakan dengan efektif pada kecepatan data dan frekuensi yang lebih tinggi. Kabel ini memiliki pelindung dan konstruksi melingkar serta tahan terhadap interferensi dan cakap silang (cross talk). Gangguan-gangguan utama terhadap kinerja kabel koaksial biasanya berupa
Bila menggunakan kabel koaksial, LAN dioperasikan menggunakan dua macam teknik komunikasi, yaitu baseband dan broadband.
a) Teknik komunikasi baseband
Teknik komunikasi baseband menggunakan data berbentuk pulsa. Pulsa ini dikirim melalui media pengirim (kabel) ke transmisi tujuan, data pada teknik komunikasi ini mempunyai kemungkinan besar terganggu oleh derau atau interferensi. Oleh karena itu untuk pengiriman jarak jauh atau pengiriman dengan kecepatan tinggi. Diperlukan repeater untuk memperkuat data agar sampai ketempat tujuan dengan benar.
Pada teknik komunikasi baseband, saluran komunikasi hanya dapat dilewati oleh satu data. Jika beberapa terminal akan mengirimkan datanya, maka diperlukan suatu metode yang mengatur waktu giliran pengiriman data. Oleh karena itu pada teknik komunikasi baseband dikenal metode pembagian waktu giliran yang disebut Time Division Multiplexing (TDM).
b) Teknik komunikasi broadband
Teknik komunikasi broadband menggunakan data dalam bentuk sinyal analog yang kontinu. Data ini dikirim melalui media pengirim dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Berbeda dengan baseband, broadband membagi media pengirim menjadi beberapa saluran yang dibedakan menurut besarnya frekuensi. Ada saluran dengan frekuensi tertentu yang dipakai untuk mengirim dan ada pula saluran dengan frekuensi lain yang dipakai untuk menerima.
Dengan adanya beberapa saluran, broadband dapat mengirim data digital, video, dan suara secara bersamaan. Sehingga sejumlah data dapat dikirim secara bersamaan pada jalur-jalur yang berbeda tanpa mengganggu jalur lainnya.
Teknik pembagian saluran berdasarkan jumlah frekuensi ini disebut Frekuensi
Division Multiplexing (FDM).
2.4 Topologi Jaringan LAN[6]
Topologi adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan cara bagaimana komputer terhubung dalam suatu jaringan. Topologi ini biasanya dibedakan dari dua sisi, yaitu topologi fisik dan topologi logika. Topologi fisik menguraikan
layout perangkat keras jaringan sedangkan topologi logika menguraikan perilaku
komputer jaringan dari sudut pandang operator. Ada empat jenis topologi yang biasa digunakan pada LAN yaitu: bus, ring (cincin), star (bintang), dan tree (pohon).
2.4.1 Topologi Bus
Topologi bus termasuk konfigurasi multi titik. Seluruh stasiun terhubung melalui suatu interface perangkat keras yang disebut tap yang langsung terhubung kesuatu jalur transmisi linier, seperti yang terlihat pada Gambar 2.2.
Informasi yang dikirim akan melewati setiap terminal yang ada pada jalur tersebut jika alamat yang tercantum dalam data atau informasi yang dikirim sesuai dengan alamat terminal yang dilewati, maka data atau informasi tersebut akan diabaikan oleh terminal yang dilewatinya tersebut. Sampai diujung bus, data atau informasi tersebut akan diserap oleh terminator.
Gambar 2.2 Topologi Bus
Topologi ini mudah dipasang dan murah. Namun bila terjadi sesuatu terhadap salah satu komputer, maka komputer lainnya kemungkinan akan terganggu. Kecepatan yang bisa dicapaipun sangat terbatas yaitu hanya 10 Mbps. Topologi ini sangat cocok untuk pembangunan jaringan skala kecil. Jumlah terminal dapat dikurang dan ditambah secara fleksibel. Namun demikian, jumlah stasiun hendaknya perlu dibatasi, karena jika stasiun terhubung sangat banyak maka kinerja jaringan akan turun drastis.
2.4.2 Topologi Ring
Hubungan yang terdapat pada topologi cincin adalah topologi point to point dalam suatu loop tertutup seperti pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Topologi Ring
Suatu LAN bertopologi ring menggunakan port fisik dan kabel terpisah untuk mentransmisikan dan menerima data. Setiap informasi yang diperoleh akan diperiksa alamat oleh stasiun yang dilewatinya, jika bukan untuknya informasi dilewatkan sampai menemukan alamat yang benar. Setiap stasiun dalam jaringan
local yang terhubung dengan topologi ring saling tergantung satu sama lain
sehingga jika terjadi kerusakan pada suatu stasiun maka seluruh jaringan akan terganggu. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan cincin (ring) ganda dengan salah satu cincin back-up seperti yang dipakai pada jaringan ring berteknologi FDDI.
2.4.3 Topologi Star
Dalam topologi bintang, sebuah elemen pusat (misalnya hub, bridge, atau
switch) bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang
Gambar 2.4 Topologi Star
Pengiriman data dari suatu stasiun ke stasiun lainnya harus melalui elemen pusat tersebut. Terminal pusat akan menyediakan jalur komunikasi khusus antara dua stasiun yang akan berkomunikasi. Topologi ini mudah untuk dikembangkan, baik untuk penambahan maupun untuk pengurangan terminal. Banyaknya terminal yang dapat terhubung tergantung pada jumlah port yang tersedia pada
hub atau switch yang digunakan. Pada topologi bintang star ini, hub atau switch
yang digunakan akan menjadi titik kritis sehingga perlu adanya perhatian dan pemeliharaan terhadap hub tersebut.
2.4.4 Topologi tree
Topologi tree pada dasarnya merupakan bentuk yang lebih luas dari topologi
star. Seperti halnya topologi star, perangkat (node, device) yang ada pada topologi tree juga terhubung kepada sebuah pusat pengendali (central HUB) yang
perangkat pada topologi tree terhubung secara langsung ke central HUB. Sebagian perangkat memang terhubung secara langsung ke central HUB, tetapi sebagian lainnya terhubung melalui secondary HUB, seperti Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Topologi Tree
Pada topologi tree terdapat dua atau lebih HUB yang digunakan untuk menghubungkan setiap perangkat ke dalam jaringan. Keseluruhan HUB tersebut berdasarkan fungsinya terbagi menjadi dua bagian yaitu Active HUB dan Passive HUB.
Active HUB berfungsi tidak hanya sekedar sebagai penerus sinyal data dari
satu komputer ke komputer lainnya, tetapi juga memiliki fungsi sebagai repeater sinyal data yang dikirimkan dari satu komputer ke komputer lainnya memiliki keterbatasan dalam hal jarak, setelah berjalan sekian meter maka sinyal tersebut akan melemah. Dengan adanya fungsi repeater ini maka sinyal data tersebut akan di generate kembali sebelum kemudian diteruskan ke komputer yang dituju, sehingga jarak tempuh sinyal datapun bisa menjadi lebih jauh dari yang biasanya.
Sedangkan passive HUB hanya berfungsi sebagai penerus sinyal data dari satu komputer ke komputer lainnya.
Pada topologi tree, seperti pada Gambar 2.5, sentral HUB adalah selalu sebagai Active HUB sedangkan Secondary HUB adalah Passive HUB. Tetapi pada pelaksanaannya Secondary HUB bias juga sebagai Active HUB apabila digunakan untuk menguatkan kembali sinyal data melalui Secondary HUB lainnya yang terhubung.
Karena pada dasarnya teknologi ini merupakan bentuk yang lebih luas dari topologi star, maka kelebihan dan kekurangannnya pada topologi star juga dimiliki oleh topologi tree. Perbedaannya adalah HUB dan kabel yang digunakan menjadi lebih banyak sehingga diperlukan perencanaan yang matang dalam pengaturannya dengan mempertimbangkan segala hal yang terkait, termasuk di dalamnya adalah tata letak ruangan. Meskipun demikian, topologi ini memiliki keunggulan dan lebih mampu menjangkau jarak yang lebih jauh dengan mengaktifkan fungsi repeater yang dimiliki oleh HUB.
2.5 Media Access Control
Media Access Control (MAC) adalah fungsi protokol untuk mengontrol akses ke media transmisi agar bisa menggunakan kapasitas secara tepat dan efesien. Ada berbagai jenis protokol MAC yang diaplikasikan pada LAN yang biasanya dipasangkan dengan jenis topologi dan media transmisi yang sesuai seperti yang terlihat pada Table 2.1.
Topologi Fisik Jenis Media Transmisi (Kabel) Protokol Cincin Serat Optik Twisted Pair
Token Ring, FDDI Token Ring, FDDI
Bus Linier
Twisted Pair
Koaksial Serat Optik
Ethernet, Token Bus Local Talk
Bintang
Serat Optik
Twisted Pair Ethernet, Local Talk
Pohon
Twisted Pair
Koaksial Serat Optik
Ethernet