Gangguan makan
• Menjelaskan etiologi dan faktor-faktor yang menyebabkan gangguan makan
• Menjelaskan gambaran klinik gangguan makan anoreksia dan bulimia
• Menjelaskan prinsip pengelolaan pasien dengan gangguan makan
Gangguan makan
• Anorexia nervosa • Bulimia nervosa
• Gangguan binge-eating • Reverse anorexia
Introduksi
• Merupakan gangguan perilaku makan yang berasal dari keinginan berlebih untuk menurunkan berat badan gangguan medis, psikologis, dan sosial
• Prevalensi >>> sejak tahun 50-an, saat ini menjadi
gangguan dengan gejala-gejala klinis yang sangat serius • Merupakan suatu sindrom, bentuk subsindromalnya
sangat banyak
• Merupakan gangguan terkait kultur dengan prevalensi bervariasi menurut norma-norma sosial pada kultur/ negara yang berbeda
Epidemiologi
• Latar belakang: kultural yang menghargai kelangsingan tubuh, pada pria konteksnya berotot tanpa lemak
• 3-5% wanita dan 1% pria
• Prevalensi gangguan makan >>> ~kesejahteraan • Makanan berlemak dan manis >>>, dan nilai akan
kelangsingan tubuh dan otot -> stigma untuk yang kelebihan berat badan
• Merupakan gangguan psikiatri yang gender divergen, dengan perkiraan rasio pria:wanita 1:20 di masa lalu, dan sekarang 1:10
• Onset puncak gangguan makan paling sering terjadi pada awal dan akhir masa remaja
Etiologi
• Kausa majemuk -> kombinasi faktor sosial, lingkungan, dan biologi, dan atau disfungsi keluarga
Faktor predisposisi
• Biologi
– Faktor genetik berperan dalam hal temperamen, pola kognitif, kepribadian, tendensi regulasi,
mood, berat badan, dan predisposisi terhadap aktivitas fisik
– Konkordonsi kembar monozigotik 3x kembar dizigot
– Faktor yang paling mencolok terkait dengan pola diet dan keadaan nutrisi buruk
Psikososial dan kerentanan sosial
• Gangguan mood, kecemasan, dan OCD di masa kecil + kepribadian perfeksionis
• Keterlibatan di kelas balet/ olahraga gulat
• Tekanan untuk mendapatkan berat badan dan bentuk tubuh yang ideal di masyarakat
Faktor presipitasi
• Diet
• Alasan media
• Kritik tentang berat badan yang didapat saat masa puber
• Pindah rumah/ pindah sekolah
• Kompetisi akademis/ sosial dengan teman sebaya • Kekecewaan dalam hubungan romantis
• Keluarga sakit/ meninggal
• Dorongan guru, pelatih, atau dokter untuk menurunkan berat badan
Faktor pendukung
• Kombinasi dorongan sosial eksternal dan internal, dorongan psikologi dan fisiologis • Pujian sosial -> kritik diri, keraguan diri, dan
sifat perfeksionis
• Rasa kontrol diri yang efektif
• Pola makan yang sehat memberi rasa tidak nyaman
Diagnostik komorbid
• 2 s/d 4 diagnosis tambahan pada aksis I atau II • Aksis I berupa gangguan mood, gangguan
cemas, OCD, dan gangguan penyalahgunaan zat
Diagnosis diferensial
• Gangguan mood depresi • OCD
• Body dysmorphic disorder
• Gangguan penyalahgunaan zat
Perjalanan penyakit dan prognosis
• Perjalanan penyakit bervariasi
• Tidak ada data pengobatan terbaik yang memberi tingkat morbiditas terendah/ tingkat perbaikan tertinggi
• Prognosis terbaik:
– Durasi sakit lebih pendek
– Hubungan keluarga yang stabil – Usia remaja
– Di obati sejak awal di rawat inap akut dalam program multidisiplin
– Fungsi sosial premorbid baik
• Resiko relaps terbesar dalam12 bulan pertama setelah pengobatan yang berhasil
Definisi
• Bahasa Yunani: “hilangnya nafsu makan” • 3 kriteria dasar:
– Rasa lapar yang diinduksi sendiri sampai derajat tertentu sehingga menjadi suatu perilaku
– Dorongan menggebu-nggebu untuk menjadi kurus dan atau adanya rasa takut menjadi gemuk
– Tanda-tanda medis dan gejala yang diakibatkan kelaparan (simtomatologi fisiologis)
Definisi
2 subtipe anorexia yaitu:
• Restricting type (membatasi):
– intake makanan sangat dibatasi (<300 kal, dan tanpa lemak) – Pasien secara kompulsif dan menggebu-nggebu melakukan
olahraga
• Binge/ purge type (pesta makan/ pembersihan)
– Mengombinasi diet ketat dengan episode pesta makan/ pembersihan)
– Purging (pembersihan) merupakan kompensasi terhadap kalori yang tak diinginkan yang dicapai dengan melakukan muntah yang diinduksi sendiri dengan obat laksatif, emetik
Epidemoiologi
• 1% wanita muda mengalami anorexia nervosa klasik
• 5% mahasiswi mengalami bentuk ringan anorexia
• Onset biasanya usia remaja • Wanita 3x> pria
• Lifetime prevalence of 0.5-2%
Faktor predisposisi
• Tipe restricting: sifat ketekunan, sensitivitas, perfeksionisme, dan impulsivitas rendah
• Gangguan mood, gangguan cemas, dan OCD di masa kecil
• Keterlibatan di kelas-kelas balet yang ketat • Kamar terpisah untuk anak sejak usia dini
Faktor presipitasi
• Rasa jengah terhadap menstruasi dan seksualitas
Psikopatologi
• Sebagai strategi untuk menghadapi (secara
maladaptif) ketakutan akan peristiwa maturasi • Tekanan untuk mengembangkan identitas
pribadi
• Situasi sulit dalam keluarga • Fungsi sosial
• Sebagai jalan keluar dari pandangan negatif terhadap tantangan seksualitas /biologis dan sosial pada masa remaja (restricting type)
Diagnosis dan gambaran klinis
• A. Menolak memelihara berat badan pada atau di atas berat minimal normal sesuai usia dan tinggi (penurunan berat badan mengarah ke
terpeliharanya berat badan < 85% dari yang diharapkan, atau gagal untuk mencapai berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, yang mengarah ke berat badan < 85% dari yang diharapkan
• B. Ketakutan yang sangat akan kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walau sesungguhnya kurus
• C. Gangguan memandang berat badan atau bentuk tubuh diri sendiri, adanya pengaruh berat badan atau bentuk tubuh pada evaluasi diri, atau penyangkalan akan adanya berat badan rendah yang serius
• D. Pada wanita post menarke, terjadinya amenore atau tiadanya siklus menstruasi selama 3 bulan berturut-turut, (tetap dianggap amenore jika menstruasinya terjadi dengan pemberian hormon)
Tipe khusus:
• Tipe restriksi: selama episode anorexia, individu tidak melakukan perilaku binge-eating atau purging (seperti muntah yang
diinduksi sendiri atau penyalahgunaan laksatif, diuretik, atau enema)
• Tipe binge-eating atau purging, selama episode anorexia, individu secara teratur
• A. Terdapat penurunan berat badan, berupa kurangnya kenaikan berat badan yang mengarah ke berat badan setidaknya 15% di bawah berat badan normal atau yang diharapkan sesuai usia dan tinggi
• B. Penurunan berat badan tersebut diinduksi sendiri dengan menghindari makanan yang menggemukkan
• C. Terdapat persepsi diri yang menganggap diri terlalu gemuk, dengan ketakutan yang sangat terhadap kegemukan, yang mengarah ke
pengaturan yang ketat dari ambang berat badan rendah
• D. Gangguan endokrin luas melibatkan aksis hipotalamik- pituitari- gonadal tampak pada wanita dalam bentuk amenore dan pada pria
hilangnya potensi dan ketertarikan seksual (perkecualian adalah adanya perdarahan vaginal pada wanita anoreksis yang mendapat terapi
hormonal dalam bentuk pil)
• E. Gangguan yang terjadi tidak memenuhi kriteria A dan B untuk bulimia nervosa
Komentar:
• Gambaran berikut ini mendukung diagnosis tetapi bukan merupakan
elemen-elemen esensial: muntah yang diinduksi sendiri, perilaku purging yang diinduksi sendiri, olahraga berlebihan, dan penggunaan supresan napsu makan atau diuretik
• Jika onset gangguan pada masa prepubertas, terjadinya kejadian pubertas akan terhambat (pada wanita, payudara tidak akan berkembang dan
terdapat amenore primer; pada pria alat genital tetap kecil). Dengan penyembuhan, pubertas akan kembali normal, tetapi terdapat
keterlambatan menstruasi • Atipikal anorexia nervosa
• Para peneliti yang meneliti bentuk atipikal anorexia dianjurkan untuk membuat keputusan sendiri tentang jumlah dan tipe kriteria untuk dipenuhi
Anorexia terjadi jika
• Secara sukarela mengurngai berat badan, menolak mempertahankan berat badan normal
• Sangat takut menjadi gemuk • Adanya gangguan body image • Amenorrhea
• Perilaku dan psikopatologi tersebut telah ada setidaknya selama 3 bulan
Prognosis
• 19% / tahun pada pasien rawat jalan tidak teratur (20 tahun follow up)
• Tingkat mortalitas wanita anorexia 12x wanita normal seusianya, dan 2x wanita dengan
gangguan psikiatri lain
• Follow up pasien anorexia: 30% membaik
parsial, 30% sakit kronis, 30% membaik, dan 10% meninggal
• Prognosis terburuk pada pasien kombinasi anorexia dengan Diabetes Melitus tipe I: mortalitas 34,8% • Prognostik terbaik:
• Tercapai berat badan normal saat dipulangkan dari rumah sakit setelah perawatan akut
• Follow up intensif oleh tim berpengalaman • Tidak ada komorbiditas psikiatri
• Penurunan berat badan tidak terlalu besar saat admnission
• Durasi sakit yang lebih pendek dan onset awal atau pertengahan usia remaja
Bulimia
Introduksi
• Merupakan kegagalan mengalami anorexia nervosa, yaitu sangat ingin menjadi kurus, tetapi individu kurang mampu
mempertahankan rasa laparnya
• Pesta makan -> panik -> konflik -> cemas dan takut -> distres psikologis dan fisik -> perilaku kompensasi
Bulimia
Epidemiologi
• 2-4% wanita muda
• 20% mahasiswi mengalami gejala-gejala sementara
• Simtomatologi bulimia terjadi merata pada semua kelas sosioekonomi
• Gangguan mood sering terjadi pada bulimia, dengan komorbiditas 50-70%
Bulimia
Psikopatologi
Gejala bulimia sebagai mekanisme coping untuk mengatasi: • Kecemasan • Depresi • Kemarahan • Kebosanan • Kesepian • Hubungan interpersonal • Proteksi diri • Fungsi keluarga
Perjalanan penyakit dan prognosis
• Transisi dari anorexia menjadi bulimia terjadi pada sekitar 50% kasus bulimia-sbaliknya dapat terjadi
• Lebih banyak kesembuhan parsial/ total pada bulimia dibanding anorexia
• Prognosis baik:
– Partisipasi dalam pengobatan – Follow up teratur
• Prognosis buruk:
– Riwayat penyalahgunaan zat
Pengobatan
• Rawat inap tidak diindikasikan untuk pasien dengan berat badan normal
• Indikasi rawat inap:
– Terdapat gejala berat kerusakan fisiologis bermakna
– Berulang-ulang tidak respon terhadap pengobatan rawat jalan
– Ada keinginan bunuh diri
– Ada komorbiditas: gangguan kepribadian ambag, gangguan penyalahgunaan zat, dan gangguan
CBT
• Mengajar pasien mengatur makan dan
menolak perilaku binge/ purging dengan self-monitoring dan pencatatan
• Identifikasi serta memperbaiki perilaku dan keyakinan disfungsional tentang makanan, berat badan, body image dan self concept
• Identifikasi stresor interpersonal dan strategi coping yang lebih adaptif
• Bila CBT gagal -> (+) SSRI
• Fluoxetine 60-80 mg/hari diperlukan jika terdapat OCD
• Bupropion dikontraindikasikan ->
meningkatkan resiko terjadinya bangkitan
• Jika terdapat perbaikan dengan psikofarmaka, teruskan pengobatan 6-12 bulan disertai CBT