PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER GITAR DI SMA
NEGERI 1 PORSEA
SKRIPSI
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ROKI PS
NIM 061222510040
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Roki PS NIM.061222510040. Pembelajaran Ekstrakurikuler Gitar di SMA Negeri 1 Porsea di Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Skripsi. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Seni Musik. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan 2013.
Diantara sekian banyak sekolah SMA Negeri 1 Porsea sebagai salah satu institusi pendidikan yang ada di Kecamatan Porsea terdapat kegaitan pembelajaran ekstrakurikuler gitar dilakukan dalam rangka menampung minat, bakat dan menyalurkan potensi kecerdasan musikal para siswanya. Namun dalam hal tersebut perlu diketahui bagaimana pihak sekolah melaksanakan kegiatan tersebut yang hasilnya akan dapat dipaparkan melalui studi yang dilakukan yaitu dengan melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimaan pola Pembelajaran Ekstrakurikuler Gitar di SMA Negeri 1 Porsea, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir.
Landasan teori yang digunakan untuk untuk mengetahui pembelajaran ekstrakurikuler gitar di SMA Negeri 1 Porsea, adalah dengan memakai teori-teori yang mendukung dan dapat membahas permasalahan yang ada. Metode dalam penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan memaparkan temuan-temuan di lapangan penelitian secara deskriptif. Populasi dalam penilitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Porsea. Yang menjadi sampel dari penelitian adalah tidak seluruh siswa tetapi hanya sebagian siswa yang mengikuti kegiatan ekstakurikuler. Pengumpulan data dilakukan melalui Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Studi Kepustakaan langsung terhadap objek yang di teliti.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Ekstrakurikuler Gitar di SMA Negeri 1 Porsea, Kecamatan Porsea, disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Musik (S1) pada jurusan Sendratasik Prodi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Banyak pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr.H.Ibnu Hajar, M.Si., Selaku Rektor UNIMED
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED
3. Ibu Dra.Tuti Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik
4. Bapak Panji Suroso, M.Si Selaku Ketua Prodi Seni Musik dan Pembimbing Skripsi II yang telah banyak memberikan motivasi kepada Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Uyuni Widiastuti,M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu penulis, memberikan masukan, arahan, dan selalu sabar dalam membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 6. Seluruh Dosen Seni Musik yang selamanya ini telah mendidik dalam
perkuliahan.
7. Kepala SMA Negeri 1 Porsea yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian skripsi di SMA negeri 1 Porsea.
8. Siswa SMA Negeri 1 porsea yang telah membantu penulis dalam hal melakukan penelitan skripsi.
iii
sehingga, penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Jurusan Sendratasik Prodi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Begitu juga dengan abang-abang saya Gordon Simangunsong.SH, Jefri Simangunsong.SH atas dorongan semangat dan doa yang telah diberikan. 10.Rekan-rekan seperjuangan buat Soleh, Alfredo, Aghinta, dan seluruh anak
stambuk’06 dan seluruh teman-teman yang ada di jalan Rela Pancing. 11.Dan seluruh rekan-rekan yang tak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penulisanya selanjutnya. Penulis juga berharap agar tulisan ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya Seni Musik.
Medan, Juli 2013 Penulis
Roki PS
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoretis ... 7
1. Pengertian Pembelajaran ... 7
2. Metode Pembelajaran ... 8
3. Pengertian Musik ... 11
4. Pengertian Gitar ... 13
vi
B. Kerangka Konseptual ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22
B.Populasi dan Sampel ... 22
C.Metode Penelitian ... 23
D.Teknik Pengumpulan Data ... 23
1.Observasi ... 24
2.Wawancara ... 25
3.Dokumentasi ... 25
4.Studi Kepustakaan ... 25
E. Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Ekstrakurikuler Gitar di SMA Negeri 1 Porsea ... 28
B. Materi dan Bahan Pembelajaran Ekstrakurikuler Gitar ... 31
C. Hasil Pembelajaran Ekstrakurikuler Gitar ... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42
viii
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
1.
Gambar2.1 Gitar klasik ... 15
2.
Gambar 2.2 Head (Head) KepalaGitar ... 16
3.
Gambar 2.3 Neck (LeherGitar) ... 16
4.
Gambar 2.4 Body (BadanGitar) ... 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sempurna dan sempurnanya manusia ditandai dengan
kepemilikan akal berikut kecerdasannya. Dengan akal, manusia bisa melakukan
banyak hal. Hal yang terkait langsung dengan akal manusia adalah manusia bsia
berfikir, mencipta sesuatu dan mengembangkan sesuatu sesuai dengan yang
diinginkannya. Semua itu dilakukan karena manusia punya akal dengan berbagai
kecerdasannya.
Gardner dalam Prawiradilaga (2007:60) menyebutkan delapan jenis kecerdasan
yang dimiliki oleh setiap individu manusia, antara lain : kecerdasan dalam ilmu
linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, interpersonal, dan
kecerdasan naturalis. Enam jenis kecerdasan inilah yang secara genetik
membekali manusia untuk mengarungi kehidupannya. Dengan potensi akal itu
juga seorang dapat survive menghadapi problematika kehidupannya sehari-hari.
Seperti apa yang disebutkan oleh Gardner, dari sekian banyak kecerdasan yang
dimiliki oleh manusia, ada satu yang disebut dengan kecerdasan musikal.
Kecerdasan musikal adalah kecerdasan yang membuat seseorang mampu
mengapresiasi berbagai macam bentuk musikal. Lebih jelas Prawiradilaga
(2007:64) menyebutkan bahwa kecerdasan musikal adalah : kemampuan
mengapresiasi berbagai bentuk musikal, membedakan, menggubah dan
mengekspresikannya. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap irama, pola
2
nada atau melodi dan warna nada warna suara suatu lagu. Orang tidak semuanya
memiliki kecerdasan yang lainnya juga berlaku demikian pada setiap manusia.
Mungkin orang-orang memiliki semua kecerdasan, namun hanya ada beberapa
yang dominan dalam hidupnya.
Manusia dengan berbagai dinamika, mereka membutuhkan ekpresi diri.
Siapapun orangnya, kapanpun dan dimanapu dia berada. Mengingat akan
kebutuhan ekspresi diri tersebut sekaligus menjamin tersalurkan minat dan bakat
dan terbuka lebarnya peluang ekonomi pada sektor industri kreatif terutama
musik, bagi mereka yang berbakat dan berminat dalam bidang ini. Jika sejak
jenjang sekolah dasar sampai menengah potensi siswa dibina dan dikembangkan
dengan baik, tidak mustahil akan melahirkan generasi-generasi musisi handal
bertaraf internasional di masa mendatang.
Anak-anak dan remaja yang berminat dan berbakat, mereka perlu difasilitasi
agar potensi yang tersimpan dalam dirinya dapat tersalurkan dan berkembang
dengan baik. Banyak lembaga-lembaga komunitas maupun komersil yang beredar
di masyarakat yang memfasilitasi penyaluran bakat-bakat terpendam dalam diri
anak, kursus-kursus musik, termasuk ekstrakurikuler yang lazim ada di
sekolah-sekolah mulai tingkat TK hingga SMA.
Diantara sekian banyak sekolah yang ada, SMA Negeri 1 Porsea sebagai salah
satu institusi pendidikan yang ada di Kecamatan Porsea yang menyediakan
fasilitas tersebut. Semua dilakukan dalam rangka menampung minat, bakat dan
menyalurkan potensi kecerdasan musikal para siswanya. Adapun fasilitas tersebut
3
diharapkan memberikan sumbangsih yang berarti bagi kemajuan para siswa untuk
masa depannya. SMA Negeri 1 Porsea yang cukup menonjol dalam bidang
keseniannya, khususnya seni musik. Sekolah ini konsisten menyelenggarakan
ekstrakurikuler musik, diantaranya adalah memperdalam instrumen gitar. Gitar
adalah salah satu jenis alat musik berdawai yang dimainkan dengan jari-jemari
tangan atau dengan plektrum (alat petik gitar). Bunyinya dihasilkan dari
senar-senar yang bergetar. Alat musik ini adalah instrumen yang memenuhi syarat
orkestrasi bentuk kecil, karena dalam gitar terdapat bass, iringan atau ritem dan
melodi.
Berhubungan dengan besarnya minat para siswa terhadap seni musik, maka di
SMA Negeri 1 Porsea sendiri ekstrakurikuler musik menjadi kegiatan yang cukup
digemari dan diminati oleh siswa-siswinya sendiri. SMA Negeri 1 Porsea
menyadari betul akan pentingnya penyaluran bakat musikal yang dimiliki oleh
siswa. Penyelenggaraan ekstrakurikuler gitar diadakan demi tersalurkannya
aspirasi siswa. Besar prestasi yang akan ditorehkan oleh para siswa karena
diantaranya ditunjang oleh guru dan fasilitas yang sangat memadai dari hasil
penyelenggaraan ekstrakurikuler, yang dapat dilihat dari beberapa hasil perolehan
dan pengghargaan atas prestasi siswa-siswi dibidang seni musik.
Berhubungan dengan semua ini, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih
dalam tentang proses pembelajaran ekstrakurikuler musik ini. Ketertarikan
tersebut peneliti sajikan dalam judul penelitian “Pembelajaran Ekstrakurikuler
4
B. Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan
menjadi terarah, serta cakupan masalah tidak terlalu luas. Berdasarkan latar
belakang masalah diatas maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pembelajaran ekstrakurikuler gitar di SMA Negeri 1 Porsea?
2. Metode apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran gitar pada
ekstrakurikuler gitar di SMA Negeri 1 Porsea?
3. Sejauh apa hasil dari proses pembelajaran gitar di ekstrakurikuler SMA
Negeri 1 Porsea?
4. Apa yang menjadi kendala dalam kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler
gitar di SMA Negeri 1 Porsea?
5. Bagaimanakah peranan guru dalam membantu keterampilan siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler di Sma Negeri 1 Porsea?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan
kemampuan teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah
yaitu :
1. Bagaimana pembelajaran ekstrakurikuler gitar di SMA Negeri 1 Porsea?
2. Metode apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran gitar pada
ekstrakurikuler gitar di SMA Negeri 1 Porsea?
3. Bagaimana hasil dari proses pembelajaran gitar di ekstrakurikuler SMA
5
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,
sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan.
Berdasarkan uraian di atas, hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani
(2005:14), yang mengatakan bahwa:
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang
akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana
dirumuskan”.
Berdasarkan uraian baik latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta
pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimanakah Pembelajaran Ekstrakurikuler Gitar SMA Negeri 1 Porsea?
E. Tujuan Penelitian
Adapun beberapa tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui,
mendeskripsikan data dan menjawab pertanyaan penelitian tentang:
1. Untuk Mengetahui pembelajaran ekstrakurikuler gitar di SMA Negeri 1
Porsea
2. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam proses
6
3. Untuk Mengetahui hasil dari proses pembelajaran gitar di ekstrakurikuler
SMA Negeri 1 Porsea
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi tiga diantaranya :
1. Bagi penulis sendiri, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui secara jelas
dan objektif proses pembelajaran gitar pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA
Negeri 1 Porsea.
2. Bagi SMA Negeri 1 Porsea penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
sebagai salah satu bahan rujukan dan titik tolak dalam mempertimbangkan
pengembangan ekstrakurikuler gitar dimasa mendatang.
3. Bagi Jurusan Seni Musik, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
39
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran
ekstrakurikuler gitar di SMA Negeri 1 Porsea secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran ekstrakurikuler gitar pada siswa SMA Negeri 1 Porsea
biasanya dilakukan diluar jam belajar mengajar. Pembelajaran
ekstrakurikuler gitar di SMA Negeri 1 Porsea dilakukan pada hari jumat
dari pukul 15.00 wib sampai dengan pukul 18.00 wib. Metode ceramah
terlihat pada pertemuan pertama ketika pengajar menjelaskan
bagian-bagian pada gitar beserta fungsinya masing-masing, dengan memaparkan
setiap bagian pada gitar beserta fungsinya secara detail. Pertemuan ke dua
pun pengajar kembali menggunakan metode ceramah dengan menjelaskan
tentang fungsi tangan kiri dan penggunaan tangan kiri pada gitar.
Kemudian pada pertemuan ke tiga ini pengajar menggunakan metode
demonstrasi pada saat pengajar menyuruh siswa untuk memilih contoh
lagu popular untuk dimainkan. pada pertemuan yang ke empat yaitu
tentang pengenalan not dan tabulasi. Akan tetapi pada pertemuan ke empat
ini pengajar lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan
demonstrasi. Sedangkan pada pertemuan kelima merupakan kegiatan
evaluasi atau tes, dimana pada pertemuan yang kelima ini pengajar
memberikan tiga lagu popular untuk dimainkan oleh siswa dengan
40
2. Dalam proses pembelajaran, para siswanya mendapatkan pengajaran dari
guru Seni budaya. Adapun metode yang digunakan dalam pembelajaran
ekstrakurikuler gitar di SMA Negeri 1 Porsea, dapat digolongkan kepada
tiga pokok pembahasan yaitu : 1) metode ceramah, 2) metode demonstrasi,
3) metode tanya jawab, 4) metode pemberian tugas.
3. Untuk hal ini materi yang diberikan kepada siswa adalah : siswa
memainkan : tangga nada 1 – 5 kruis mayor, 1 – 5 mol mayor dan minor.
Siswa memainkan teknik imitasi drill. Siswa memainkan lagu pop dan
lagu klasik sebagai bahan untuk penilaian kemampuan siswa.
B. SARAN
Didalam pembelajaran music, khusunya pembelajaran gitar diperlukan
banyak latihan secara rutin baik di dalam kegiatan pembelajaran ataupun di luar
kegiatan pembelajaran. Karena dalam pembelajaran gitar pada khususnya terdapat
beberapa materi tentang teori-teori teknik dasar bermain gitar yang harus di
realisasikan dengan kegiatan praktek secara langsung. Untuk mengarah pada hal
tersebut diatas, peneliti akan memberikan saran atau masukan yang mudah-mudahan
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
1. Pemerintah Daerah Setempat
Pemerintah daerah setempat diharapkan dapat memikirkan tentang daerah Setempat
baik secara material maupun spiritual. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler musik
perlu ditingkatkan, contohnya adalah kurangnya buku-buku tentang pembelajaran
41
potensi dan bakat siswa-siswi yang ada di Porsea cukup baik serta harus diarahkan
dengan baik pula.
.2. Lembaga Pendidikan
Untuk Universitas Negeri Medan khususnya Jurusan Sendratasik Prodi Pendidikan
Seni Musik, diharapkan dapat mencetak tenaga pengajar yang berkompetensi dalam
segala bidang Musik, agar apabila lulusan prodi Pendidikan Seni Musik turun ke
lapangan atau mengajar diupayakan dapat mengenalkan dan mengajarkan kesenian
dengan baik.
3. Bagi guru kesenian dan siswa
Sebagai kritik untuk membangun kelancaran kegiatan pembelajaran di sekolah
khususnya pada kegiatan ekstrakurikuler, perlu ditingkatkan lagi kualitas guru dalam
mengajar dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mempelajari