KAJIAN TENTANG PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI SMA
(Studi Deskriptif Analitis terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Alfa Centauri Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
KESHAWA PARIKESIT W 1104476
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
KAJIAN TENTANG PENDEKATAN
SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN
PPKN DI SMA
Oleh
Keshawa Parikesit W
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Keshawa Parikesit 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
KESHAWA PARIKESIT W NIM 1104476
KAJIAN TENTANG PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI SMA
(Studi Deskriptif Analitis terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMA
Alfa Centauri Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Sapriya., M. Ed. NIP 19630820 198803 1 001
Pembimbing II,
Dr. Iim Siti Masyitoh, M.Si. NIP 19620102 198608 2 001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan pilar penting dalam kehidupan bernegara,
pendidikan adalah salah satu langkah untuk membentuk manusia indonesia yang
cerdas dan terampil. Bunyi dari pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.20 tahun 2003
menyatakan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya pada pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No.20 tahun 2003 menyatakan
bahwa :
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945yang berakar pada nilai-nilai agama,kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Dari penjelasan Undang-undang tersebut jelaslah bahwa pendidikan bermaksud
untuk menciptakan warga negara yang memiliki kecerdasan dan keterampilan
dam berkehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan nilai-nilai
agama,kebudayaan indonesia dan peka terhadap tuntutan zaman.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu mata
pelajaran wajib di tingkat persekolahan Indonesia. Pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan diharapkan mampu mempersiapkan Siswa menjadi warga
Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara
yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar Negara kesatuan republik
Indonesia. Tujuan dari pembelajaran PPKn secara umum adalah untuk
membentuk warga negara yang baik (to be good citizens) Seperti dikemukakan
Aziz Wahab (2011,hlm.330) : Selain membentuk warga negara yang baik (good
citizen), PPKn harus pula menghasilkan warga negara yang cerdas dalam
Pasal 3 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha
esa,berakhlak mulia,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Kemudian pendidikan termasuk pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan ide,gagasan serta perencanaan pembelajaranya nya dibentuk
kedalam kurikulum sesuai dengan Pasal 1 Undang-undang No.20 tahun 2003.
Hamalik (2007,hlm.18) menyatakan bahwa Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman untuk mengarahkan aktifitas belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap guru,selalu bermula dan
bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tertuang dalam
kurikulum.
Keberhasilan pembelajaran PPKn tidak terlepas dari pengembangan
kurikulum. Pengembangan Kurikulum menurut Seller dan Miller
(1985,hlm.247-248) adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus yang
meliputi Orientasi, Pengembangan, Implementasi dan Evaluasi. Seller
memandang pengembangan kurikulum harus dimulai dari tahapan orientasi yakni
kebijakan kebijakan yang meliputi enam aspek : tujuan pendidikan,pandangan
tentang anak,pandangan tentang proses pembelajaran, pandangan tentang
lingkungan, konsepsi peranan guru dan evaluasi.berdasarkan orientasi, selanjutnya
dikembangkan kurikulum menjadi pedoman pembelajaran, diimplementasikan
dalam bentuk proses pembelajaran dan evaluasi. Dari pendapat seller tersebut,
pengembangan kurikulum adalah pengembangan komponen komponen untuk
membentuk sistem serta proses pembelajaran pada kurikulum itu sendiri.
Pengembangan kurikulum di indonesia kini sudah memasuki pada era
kurikulum 2013. Dengan tuntutan bahwa pendidikan haruslah menghasilkan
warga negara yang memiliki pengetahuan, kebiasaan, sikap dan keterampilan
lah implementasi kurikulum 2013 sebagai bentuk pengembangan kurikulum.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP
2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
Dalam Permendikbud No.70 Tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan
sturuktur kurikulum 2013 dijelaskan bahwa Secara konseptual, kurikulum 2013
adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam
membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis,kurikulum 2013 adalah
rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik
mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan
dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan
masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis,Kurikulum 2013 adalah suatu
kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan
yuridis di bidang pendidikan.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah dalam
pembelajaranya. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran
sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud No.81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum 2013, meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran termasuk mata
pelajaran PPKn. Pendekatan Saintifik diharapkan mampu melahirkan siswa yang
produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap,pengetahuan dan
keterampilan yang terintegrasi dan terstruktur. Dalam implementasi kurikulum
2013, istilah pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik pada pelaksanaan
pembelajaran menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik
karena di tingkat pendidikan menengah belum banyak menghasilkan lulusan yang
mampu berpikir kritis setara dengan kemampuan siswa dari bangsa lain.
Penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran sesuai dengan
prinsip penyelenggaraan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang No.20
ayat 1 dan 2 Tahun 2003 bahwa : Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu
proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Pendekatan saintifik menjadi sebuah tantangan bagi guru melalui
pengembangan aktivitas siswa yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan. Seperti dipaparkan oleh petunjuk teknis Implementasi
Kurikulum 2013 tentang pendekatan saintifik bahwa Pendekatan ini bercirikan
penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan
penjelasan tentang suatu kebenaran. maka, proses pembelajaran harus
dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
Adapun dalam Permendikbud no 81A tahun 2013, Proses pembelajaran tersebut
disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut :
1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
mengacu pada kriteria pendekatan saintifik tersebut maka guru-guru sudah
sewajarnya dituntut untuk meningkatkan kemampuannya dalam memfasilitasi
siswa agar terbiasa berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tentunya hal ini
memerlukan peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik terlebih karena pendekatan ini telah
sah dijadikan acuan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari disekolah.
Pada kenyataan nya Pembelajaran dengan pendekatan saintifik masih
indonesia, khususnya di kota bandung. Berdasarkan jajak pendapat kepada siswa
di salah satu sekolah,peneliti masih menemukan anggapan bahwa Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai pelajaran yang
membosankan karena pembelajaran nya yang cenderung bersifat hafalan.
Tanggapan siswa tersebut disebabkan karena faktor guru yang masih
menggunakan cara cara konvensional dalam mengajar sehingga menyebabkan
siswa kurang tertarik mempelajari PPKn. Selain tanggapan siswa, peneliti pun
menemukan respon dari guru atas pendapat dari siswa terkait kegiatan
pembelajaran di kelas. Guru mengkonfirmasi bahwa hal tersebut memang benar
adanya dikarenakan belum menemukan dan masih mencari strategi yang efektif
dalam melaksanakan pembelajaran PPKn dengan menggunakan pendekaan
saintifik pada kurikulum 2013. Itulah mengapa guru lebih memilih cara cara
tradisonal dalam menyampaikan pelajaran dikelas.
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, peneliti ingin mencoba
mengkaji Bagaimana Penerapan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran
PPKn, peneliti memiliki keyakinan melalui pembelajaran pendekatan saintifik ini siswa sebagai generasi penerus bangsa akan memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi, mampu menyelesaikan masalah secara sistematik dan juga
mengembangkan karakter dan watak yang diharapkan sebagai output
pembelajaran PPKn.
B. Identifikasi Masalah
1. Penerapan Kurikulum 2013 yang masih menyimpan berbagai masalah
terutama pada muatan dan proses pembelajaran yang tepat guna
menghasilkan output pembelajaran PPKn yang diharapkan.
2. Kualitas proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
yang belum optimal berdampak pada kurangnya minat siswa dalam pelajaran
ppkn, sehingga kurangnya pengamalan dan aplikasi materi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka
menjadi warga negara yang baik.
3. Kondisi yang ada di lapangan khususnya pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan menunjukkan guru kurang optimal dalam memanfaatkan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang cenderung masih berpusat
pada guru (teacher centered). Guru masih mendominasi proses pembelajaran
sedang siswa masih nampak pasif.
4. Isu Penghentian sementara Pelaksanaan Kurikulum 2013 membuat beberapa
sekolah di Indonesia menggunakan kembali sistem pembelajaran pada
Kurikulum Sebelumnya.
C.Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis membatasi
rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini secara umum, yaitu: “Bagaimana Penerapan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran PPKn”.
Adapun secara khusus masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Permendikbud No.65 Tahun 2013 dalam Pembelajaran PPKn di SMA Alfa Centauri Bandung dilaksanakan ?
2. Bagaimana Implementasi Permendikbud No.66 Tahun 2013 dalam pembelajaran PPKn di SMA Alfa Centauri dilaksanakan ?
3. Apa Kendala yang dihadapi Guru pada penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran ppkn ?
4. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi kendala pada penerapan pendekatan saintifik ?
D.Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah, melalui Studi Deskriptif Analisis terhadap
implementasi kurikulum 2013 di Sekolah
Berdasarkan penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu temuan
bahwa pendekatan ilmiah merupakan metode yang baik diterapkan dalam rangka
membentuk warga negara yang baik dan cerdas sebagai output dari pembelajaran
PPKn di Sekolah
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan
analisis tentang Implementasi Pendekatan Saintifik pada pembelajaran PPKn.
Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini jika dilihat dari
segi teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan mengenai
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran PPKn di sekolah.
2. Secara Kebijakan
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini jika dilihat dari segi
kebijakan adalah mengawal proses pembuatan kebijakaan berkenaan dengan
strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan. Baik itu
dilakukan melalui perundingan guru mata pelajaran dengan pihak sekolah,
maupun Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan
Kewarganegaraan dengan pihak Dinas Pendidikan dalam rangka menghasilkan
output pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang
diharapkan.
3. Secara Praktis
Adapun beberapa manfaat dari segi praktis yang diharapkan dari penelitian
ini sebagai berikut:
a. Guru dan Pihak Sekolah
Setelah diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
kontribusi serta masukan bagi guru dan sekolah yang menjadi objek dan subjek
dalam penelitian ini, serta sekolah-sekolah lain pada umumnya
mengembangkan Strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Selain itu,
dengan strategi yang tepat dalam pendekatan saintifik ini pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi lebih sistematis, terarah, dan ilmiah.
b. Siswa
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan ilmiah melalui tahapan tahapan mengamati, menanya, menalar,
mencoba dan mengkomunikasikan.
Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat memberikan
sumbangan dan kontribusi keilmuan bagi departemen Pendidikan
Kewarganegaraan terkait Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan.
d. Penulis
Diadakannya penelitian ini, penulis memperoleh pengalaman berpikir
dan memecahkan masalah serta mempersiapkan strategi yang tepat dalam
mewujudkan tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
tindakan yang nyata.
e. Secara Isu atau Aksi Sosial
Dalam penelitian ini diharapkan adanya suatu motivasi bagi guru dalam
menentukan strategi dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Selain itu, penelitian ini diupayakan menjadikan strategi
pembelajaran dalam pendekatan saintifik menjadi ideal . Sehingga siswa
termotivasi untuk lebih tertarik dan menyukai mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah
siswa.
F. Sturktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang tata urutan dari setiap
bab dan bagian bab skripsi mulai dari bab satu hingga bab terakhir. Skripsi ini
terdiri atas lima bab, pada bab satu sebagai pendahuluan dipaparkan mengenai
latar belakang masalah,identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian. Pada bab dua merupakan kajian pustaka dipaparkan teori dan
konsep pendidikan pancasila dan kewarganegaraan serta konsep pendekatan
ilmiah pada pembelajaran. Pada bab tiga dipaparkan mengenai pendekatan dan
metode penelitian,teknik pengumpulan data,operasionalisasi variabel,populasi dan
sampel, instrumen penelitian,pengujian data,tahap penelitian, serta teknik
pengolahan dan analisa data. Pada bab empat dipaparkam mengenai deskripsi
lokasi penelitian, deskripsi data hasil penelitian,pengujian data dan pembahasan
hasil penelitian. Sementara itu, pada bab lima dipaparkan mengenai hasil
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang dibahas pada bab
sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran PPKn di SMA Alfa Centauri Bandung melalui kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi sudah
dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang dipaparkan dalam
Permendikbud No.65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. Adapun Kesimpulan
dalam penelitian ini adalah :
1. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran PPKn di kelas
dilaksanakan sesuai dengan Permendikbud No.65 tahun 2013 tentang Standar
Proses yaitu pembelajaran dengan tahapan-tahapan Mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi yang
sebelumnya dituangkan terlebih dahulu kedalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
2. Evaluasi Pembelajaran atau Penilaian Pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran PPKn dengan menggunakan pendekatan saintifik dilakukan
dengan cara mengamati dan menilai sikap siswa yang dilakukan oleh guru dan
siswa, hal tersebut dilaksanakan agar mendapatkan gambaran nilai sikap yang
sebenar-benar nya dari siswa. kemudian untuk menilai tingkat pengetahuan
siswa, guru melaksanakan tes dalam rangka mengukur tingkat pengetahuan
siswa terhadap suatu tema pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No.66
Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
3. Kendala yang dialami guru pada penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran PPKn dalam rangka implementasi kurikulum 2013 adalah guru
sulit untuk mengembangkan bahan ajar yang pasti, salah satu faktor yang
menyebabkan hal tersebut terjadi adalah ketiadaan buku sumber pelajaran yang
dari pemerintah. Kemudian dalam penilaian guru terkadang kewalahan karena
terutama dalam implementasi kurikulum 2013 nilai sikap merupakan nilai yang
diharapkan.
4. Upaya yang dilakukan guru dalam menanggulangi kendala yang terjadi pada
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah
guru selalu berusaha mengembangkan bahan ajar yang inovatif dan mampu
menarik minat siswa dalam mempelajari suatu tema pembelajaran. selain itu
guru berusaha memberikan bimbingan yang optimal agar pada pelaksanaan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn mampu menghasilkan budaya
membaca dan meneliti yang baik dalam diri siswa. Dalam penilaian , guru
selalu memberikan keseimbangan dalam penilaian, hal tersebut agar nilai yang
diberikan apakah sudah sesuai dengan sikap yang ditunjukan, begitupun
dengan tingkat pengetahuan.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan diatas, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan kepada
berbagai elemen pendidikan. Saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru dan Pihak Sekolah
a. Guru hendaknya mengembangkan cara mengajar yang mengarah kepada
pembentukan sikap dan pengetahuan siswa secara mandiri hal tersebut agar
siswa membudayakan membaca dan meneliti sesuai dengan kaidah
pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
b. Guru hendaknya mengembangkan cara mengevaluasi hasil belajar dan
sikap siswa agar tercapai kompetensi dan sikap yang diharapkan dalam
suatu tema pembelajaran PPKn.
c. Sekolah hendaknya meningkatkan kualitas fasilitas penunjang informasi
seperti internet yang mudah diakses oleh siswa, hal tersebut agar siswa
dapat dengan mudah mencari informasi terkait yang sedang dipelajari tentu
dalam bimbingan dan pengawasan guru.
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya sudah mulai terbiasa dalam menerapkan tahap-tahap
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn karena sudah dilaksanakan
b. Siswa hendaknya aktif dalam setiap pembelajaran, karena dalam
pendekatan saintifik siswa merupakan elemen utama dalam pembelajaran
dan guru hanya sebagai fasilitator.
c. Siswa hendakanya kreatif dan inovatif karena dalam penerapan pendekatan
saintifik siswa dituntut untuk melakukan suatu penelitian terhadap apa
yang sedang dipelajari.
d. Siswa hendaknya memberikan penilaian yang benar-benar subyektif dalam
penilaian antar teman, hal tersebut agar memudahkan guru dalam
memberikan penilaian sikap dalam pembelajaran ppkn.
3. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan.
a. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan memberikan
pembelajaran kepada mahasiswa calon guru PKn tentang penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran, karena dalam langkah langkah
pembelajaran pendekatan saintifik terdapat tujuan-tujuan yang mengarah
kepada pembentukan kompentensi kewarganegaraan yaitu Pengetahuan
Kewarganegaraan (Civic Knowledge), Keterampilan Warga negara (Civic
Skills) dan Watak atau Karakter Warga Negara (Civic Disposition).
b. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan untuk
memberikan pembelajaran kepada mahasiswa calon guru PKn dalam hal
pengembangan bahan ajar, hal tersebut bisa dilaksanakan dalam mata
kuliah media pembelajaran yang diharapkan untuk terus melakukan
inovasi-inovasi dalam menciptakan pembelajaran PPKn yang bermuara
pada pembentukan kompetensi kewarganegaraan.
c. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan untuk
memberikan pembelajaran kepada mahasiswa calon guru PKn dalam hal
praktik mengajar pendekatan saintfik dalam pembelajaran PPKn, hal
tersebut bisa dilaksanakan dalam mata kuliah simulasi pembelajaran
d. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan untuk
memberikan pembelajaran yang spesifik kepada mahasiswa calon guru
PKn dalam hal evaluasi pembelajaran, karena penilaian yang dilaksanakan
dalam implementasi kurikulum 2013 yang kompleks dan tidak hanya
keterampilan. Untuk itu diperlukan keterampilan pula yang harus dimiliki
oleh para mahasiswa calon guru PKn
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti terkait implementasi
kurikulum 2013 khususnya dari segi penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran PPKn agar lebih menggali lagi komponen-komponen yang belum
sempurna dalam penelitian ini, mengingat langkah-langkah pendekatan
saintifik merupakan salah satu langkah membentuk 3 kompetensi
kewarganegaraan, maka penerapan nya harus disempurna kan dalam penelitian