• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Tentang Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran PPKn Di SMA (Studi Deskriptif Analitis terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Alfa Centauri Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Tentang Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran PPKn Di SMA (Studi Deskriptif Analitis terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Alfa Centauri Bandung)."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI SMA

(Studi Deskriptif Analitis terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Alfa Centauri Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

KESHAWA PARIKESIT W 1104476

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN

SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN

PPKN DI SMA

Oleh

Keshawa Parikesit W

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Keshawa Parikesit 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

KESHAWA PARIKESIT W NIM 1104476

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI SMA

(Studi Deskriptif Analitis terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMA

Alfa Centauri Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Sapriya., M. Ed. NIP 19630820 198803 1 001

Pembimbing II,

Dr. Iim Siti Masyitoh, M.Si. NIP 19620102 198608 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan pilar penting dalam kehidupan bernegara,

pendidikan adalah salah satu langkah untuk membentuk manusia indonesia yang

cerdas dan terampil. Bunyi dari pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.20 tahun 2003

menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya pada pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No.20 tahun 2003 menyatakan

bahwa :

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945yang berakar pada nilai-nilai agama,kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Dari penjelasan Undang-undang tersebut jelaslah bahwa pendidikan bermaksud

untuk menciptakan warga negara yang memiliki kecerdasan dan keterampilan

dam berkehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan nilai-nilai

agama,kebudayaan indonesia dan peka terhadap tuntutan zaman.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu mata

pelajaran wajib di tingkat persekolahan Indonesia. Pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan diharapkan mampu mempersiapkan Siswa menjadi warga

Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten terhadap prinsip dan

semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara

yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar Negara kesatuan republik

Indonesia. Tujuan dari pembelajaran PPKn secara umum adalah untuk

membentuk warga negara yang baik (to be good citizens) Seperti dikemukakan

Aziz Wahab (2011,hlm.330) : Selain membentuk warga negara yang baik (good

citizen), PPKn harus pula menghasilkan warga negara yang cerdas dalam

(5)

Pasal 3 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha

esa,berakhlak mulia,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Kemudian pendidikan termasuk pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan ide,gagasan serta perencanaan pembelajaranya nya dibentuk

kedalam kurikulum sesuai dengan Pasal 1 Undang-undang No.20 tahun 2003.

Hamalik (2007,hlm.18) menyatakan bahwa Kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman untuk mengarahkan aktifitas belajar mengajar.

Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap guru,selalu bermula dan

bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tertuang dalam

kurikulum.

Keberhasilan pembelajaran PPKn tidak terlepas dari pengembangan

kurikulum. Pengembangan Kurikulum menurut Seller dan Miller

(1985,hlm.247-248) adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus yang

meliputi Orientasi, Pengembangan, Implementasi dan Evaluasi. Seller

memandang pengembangan kurikulum harus dimulai dari tahapan orientasi yakni

kebijakan kebijakan yang meliputi enam aspek : tujuan pendidikan,pandangan

tentang anak,pandangan tentang proses pembelajaran, pandangan tentang

lingkungan, konsepsi peranan guru dan evaluasi.berdasarkan orientasi, selanjutnya

dikembangkan kurikulum menjadi pedoman pembelajaran, diimplementasikan

dalam bentuk proses pembelajaran dan evaluasi. Dari pendapat seller tersebut,

pengembangan kurikulum adalah pengembangan komponen komponen untuk

membentuk sistem serta proses pembelajaran pada kurikulum itu sendiri.

Pengembangan kurikulum di indonesia kini sudah memasuki pada era

kurikulum 2013. Dengan tuntutan bahwa pendidikan haruslah menghasilkan

warga negara yang memiliki pengetahuan, kebiasaan, sikap dan keterampilan

(6)

lah implementasi kurikulum 2013 sebagai bentuk pengembangan kurikulum.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP

2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara

terpadu.

Dalam Permendikbud No.70 Tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan

sturuktur kurikulum 2013 dijelaskan bahwa Secara konseptual, kurikulum 2013

adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam

membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis,kurikulum 2013 adalah

rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik

mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan

dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan

masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis,Kurikulum 2013 adalah suatu

kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan

yuridis di bidang pendidikan.

Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah dalam

pembelajaranya. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran

sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud No.81A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum 2013, meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba,

menalar, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran termasuk mata

pelajaran PPKn. Pendekatan Saintifik diharapkan mampu melahirkan siswa yang

produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap,pengetahuan dan

keterampilan yang terintegrasi dan terstruktur. Dalam implementasi kurikulum

2013, istilah pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik pada pelaksanaan

pembelajaran menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik

karena di tingkat pendidikan menengah belum banyak menghasilkan lulusan yang

mampu berpikir kritis setara dengan kemampuan siswa dari bangsa lain.

Penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran sesuai dengan

prinsip penyelenggaraan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

ayat 1 dan 2 Tahun 2003 bahwa : Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu

proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung

(7)

membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam

proses pembelajaran.

Pendekatan saintifik menjadi sebuah tantangan bagi guru melalui

pengembangan aktivitas siswa yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan

mengkomunikasikan. Seperti dipaparkan oleh petunjuk teknis Implementasi

Kurikulum 2013 tentang pendekatan saintifik bahwa Pendekatan ini bercirikan

penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan

penjelasan tentang suatu kebenaran. maka, proses pembelajaran harus

dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.

Adapun dalam Permendikbud no 81A tahun 2013, Proses pembelajaran tersebut

disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut :

1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

mengacu pada kriteria pendekatan saintifik tersebut maka guru-guru sudah

sewajarnya dituntut untuk meningkatkan kemampuannya dalam memfasilitasi

siswa agar terbiasa berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tentunya hal ini

memerlukan peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan saintifik terlebih karena pendekatan ini telah

sah dijadikan acuan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari disekolah.

Pada kenyataan nya Pembelajaran dengan pendekatan saintifik masih

(8)

indonesia, khususnya di kota bandung. Berdasarkan jajak pendapat kepada siswa

di salah satu sekolah,peneliti masih menemukan anggapan bahwa Pelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai pelajaran yang

membosankan karena pembelajaran nya yang cenderung bersifat hafalan.

Tanggapan siswa tersebut disebabkan karena faktor guru yang masih

menggunakan cara cara konvensional dalam mengajar sehingga menyebabkan

siswa kurang tertarik mempelajari PPKn. Selain tanggapan siswa, peneliti pun

menemukan respon dari guru atas pendapat dari siswa terkait kegiatan

pembelajaran di kelas. Guru mengkonfirmasi bahwa hal tersebut memang benar

adanya dikarenakan belum menemukan dan masih mencari strategi yang efektif

dalam melaksanakan pembelajaran PPKn dengan menggunakan pendekaan

saintifik pada kurikulum 2013. Itulah mengapa guru lebih memilih cara cara

tradisonal dalam menyampaikan pelajaran dikelas.

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, peneliti ingin mencoba

mengkaji Bagaimana Penerapan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran

PPKn, peneliti memiliki keyakinan melalui pembelajaran pendekatan saintifik ini siswa sebagai generasi penerus bangsa akan memiliki kemampuan berpikir tingkat

tinggi, mampu menyelesaikan masalah secara sistematik dan juga

mengembangkan karakter dan watak yang diharapkan sebagai output

pembelajaran PPKn.

B. Identifikasi Masalah

1. Penerapan Kurikulum 2013 yang masih menyimpan berbagai masalah

terutama pada muatan dan proses pembelajaran yang tepat guna

menghasilkan output pembelajaran PPKn yang diharapkan.

2. Kualitas proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

yang belum optimal berdampak pada kurangnya minat siswa dalam pelajaran

ppkn, sehingga kurangnya pengamalan dan aplikasi materi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka

menjadi warga negara yang baik.

3. Kondisi yang ada di lapangan khususnya pada pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan menunjukkan guru kurang optimal dalam memanfaatkan

(9)

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang cenderung masih berpusat

pada guru (teacher centered). Guru masih mendominasi proses pembelajaran

sedang siswa masih nampak pasif.

4. Isu Penghentian sementara Pelaksanaan Kurikulum 2013 membuat beberapa

sekolah di Indonesia menggunakan kembali sistem pembelajaran pada

Kurikulum Sebelumnya.

C.Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis membatasi

rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini secara umum, yaitu: “Bagaimana Penerapan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran PPKn”.

Adapun secara khusus masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi Permendikbud No.65 Tahun 2013 dalam Pembelajaran PPKn di SMA Alfa Centauri Bandung dilaksanakan ?

2. Bagaimana Implementasi Permendikbud No.66 Tahun 2013 dalam pembelajaran PPKn di SMA Alfa Centauri dilaksanakan ?

3. Apa Kendala yang dihadapi Guru pada penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran ppkn ?

4. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi kendala pada penerapan pendekatan saintifik ?

D.Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembelajaran

dengan pendekatan ilmiah, melalui Studi Deskriptif Analisis terhadap

implementasi kurikulum 2013 di Sekolah

Berdasarkan penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu temuan

bahwa pendekatan ilmiah merupakan metode yang baik diterapkan dalam rangka

membentuk warga negara yang baik dan cerdas sebagai output dari pembelajaran

PPKn di Sekolah

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan

analisis tentang Implementasi Pendekatan Saintifik pada pembelajaran PPKn.

(10)

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini jika dilihat dari

segi teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan mengenai

Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran PPKn di sekolah.

2. Secara Kebijakan

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini jika dilihat dari segi

kebijakan adalah mengawal proses pembuatan kebijakaan berkenaan dengan

strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan. Baik itu

dilakukan melalui perundingan guru mata pelajaran dengan pihak sekolah,

maupun Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan

Kewarganegaraan dengan pihak Dinas Pendidikan dalam rangka menghasilkan

output pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang

diharapkan.

3. Secara Praktis

Adapun beberapa manfaat dari segi praktis yang diharapkan dari penelitian

ini sebagai berikut:

a. Guru dan Pihak Sekolah

Setelah diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

kontribusi serta masukan bagi guru dan sekolah yang menjadi objek dan subjek

dalam penelitian ini, serta sekolah-sekolah lain pada umumnya

mengembangkan Strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Selain itu,

dengan strategi yang tepat dalam pendekatan saintifik ini pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan menjadi lebih sistematis, terarah, dan ilmiah.

b. Siswa

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir

kritis dan ilmiah melalui tahapan tahapan mengamati, menanya, menalar,

mencoba dan mengkomunikasikan.

(11)

Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat memberikan

sumbangan dan kontribusi keilmuan bagi departemen Pendidikan

Kewarganegaraan terkait Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

d. Penulis

Diadakannya penelitian ini, penulis memperoleh pengalaman berpikir

dan memecahkan masalah serta mempersiapkan strategi yang tepat dalam

mewujudkan tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai

tindakan yang nyata.

e. Secara Isu atau Aksi Sosial

Dalam penelitian ini diharapkan adanya suatu motivasi bagi guru dalam

menentukan strategi dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Selain itu, penelitian ini diupayakan menjadikan strategi

pembelajaran dalam pendekatan saintifik menjadi ideal . Sehingga siswa

termotivasi untuk lebih tertarik dan menyukai mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah

siswa.

F. Sturktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang tata urutan dari setiap

bab dan bagian bab skripsi mulai dari bab satu hingga bab terakhir. Skripsi ini

terdiri atas lima bab, pada bab satu sebagai pendahuluan dipaparkan mengenai

latar belakang masalah,identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan

manfaat penelitian. Pada bab dua merupakan kajian pustaka dipaparkan teori dan

konsep pendidikan pancasila dan kewarganegaraan serta konsep pendekatan

ilmiah pada pembelajaran. Pada bab tiga dipaparkan mengenai pendekatan dan

metode penelitian,teknik pengumpulan data,operasionalisasi variabel,populasi dan

sampel, instrumen penelitian,pengujian data,tahap penelitian, serta teknik

pengolahan dan analisa data. Pada bab empat dipaparkam mengenai deskripsi

lokasi penelitian, deskripsi data hasil penelitian,pengujian data dan pembahasan

hasil penelitian. Sementara itu, pada bab lima dipaparkan mengenai hasil

(12)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang dibahas pada bab

sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran PPKn di SMA Alfa Centauri Bandung melalui kegiatan mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi sudah

dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang dipaparkan dalam

Permendikbud No.65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. Adapun Kesimpulan

dalam penelitian ini adalah :

1. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran PPKn di kelas

dilaksanakan sesuai dengan Permendikbud No.65 tahun 2013 tentang Standar

Proses yaitu pembelajaran dengan tahapan-tahapan Mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi yang

sebelumnya dituangkan terlebih dahulu kedalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

2. Evaluasi Pembelajaran atau Penilaian Pembelajaran yang diterapkan dalam

pembelajaran PPKn dengan menggunakan pendekatan saintifik dilakukan

dengan cara mengamati dan menilai sikap siswa yang dilakukan oleh guru dan

siswa, hal tersebut dilaksanakan agar mendapatkan gambaran nilai sikap yang

sebenar-benar nya dari siswa. kemudian untuk menilai tingkat pengetahuan

siswa, guru melaksanakan tes dalam rangka mengukur tingkat pengetahuan

siswa terhadap suatu tema pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No.66

Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

3. Kendala yang dialami guru pada penerapan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran PPKn dalam rangka implementasi kurikulum 2013 adalah guru

sulit untuk mengembangkan bahan ajar yang pasti, salah satu faktor yang

menyebabkan hal tersebut terjadi adalah ketiadaan buku sumber pelajaran yang

dari pemerintah. Kemudian dalam penilaian guru terkadang kewalahan karena

(13)

terutama dalam implementasi kurikulum 2013 nilai sikap merupakan nilai yang

diharapkan.

4. Upaya yang dilakukan guru dalam menanggulangi kendala yang terjadi pada

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah

guru selalu berusaha mengembangkan bahan ajar yang inovatif dan mampu

menarik minat siswa dalam mempelajari suatu tema pembelajaran. selain itu

guru berusaha memberikan bimbingan yang optimal agar pada pelaksanaan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn mampu menghasilkan budaya

membaca dan meneliti yang baik dalam diri siswa. Dalam penilaian , guru

selalu memberikan keseimbangan dalam penilaian, hal tersebut agar nilai yang

diberikan apakah sudah sesuai dengan sikap yang ditunjukan, begitupun

dengan tingkat pengetahuan.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan diatas, maka peneliti

mengajukan beberapa saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan kepada

berbagai elemen pendidikan. Saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru dan Pihak Sekolah

a. Guru hendaknya mengembangkan cara mengajar yang mengarah kepada

pembentukan sikap dan pengetahuan siswa secara mandiri hal tersebut agar

siswa membudayakan membaca dan meneliti sesuai dengan kaidah

pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

b. Guru hendaknya mengembangkan cara mengevaluasi hasil belajar dan

sikap siswa agar tercapai kompetensi dan sikap yang diharapkan dalam

suatu tema pembelajaran PPKn.

c. Sekolah hendaknya meningkatkan kualitas fasilitas penunjang informasi

seperti internet yang mudah diakses oleh siswa, hal tersebut agar siswa

dapat dengan mudah mencari informasi terkait yang sedang dipelajari tentu

dalam bimbingan dan pengawasan guru.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya sudah mulai terbiasa dalam menerapkan tahap-tahap

pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn karena sudah dilaksanakan

(14)

b. Siswa hendaknya aktif dalam setiap pembelajaran, karena dalam

pendekatan saintifik siswa merupakan elemen utama dalam pembelajaran

dan guru hanya sebagai fasilitator.

c. Siswa hendakanya kreatif dan inovatif karena dalam penerapan pendekatan

saintifik siswa dituntut untuk melakukan suatu penelitian terhadap apa

yang sedang dipelajari.

d. Siswa hendaknya memberikan penilaian yang benar-benar subyektif dalam

penilaian antar teman, hal tersebut agar memudahkan guru dalam

memberikan penilaian sikap dalam pembelajaran ppkn.

3. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan.

a. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan memberikan

pembelajaran kepada mahasiswa calon guru PKn tentang penerapan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran, karena dalam langkah langkah

pembelajaran pendekatan saintifik terdapat tujuan-tujuan yang mengarah

kepada pembentukan kompentensi kewarganegaraan yaitu Pengetahuan

Kewarganegaraan (Civic Knowledge), Keterampilan Warga negara (Civic

Skills) dan Watak atau Karakter Warga Negara (Civic Disposition).

b. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan untuk

memberikan pembelajaran kepada mahasiswa calon guru PKn dalam hal

pengembangan bahan ajar, hal tersebut bisa dilaksanakan dalam mata

kuliah media pembelajaran yang diharapkan untuk terus melakukan

inovasi-inovasi dalam menciptakan pembelajaran PPKn yang bermuara

pada pembentukan kompetensi kewarganegaraan.

c. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan untuk

memberikan pembelajaran kepada mahasiswa calon guru PKn dalam hal

praktik mengajar pendekatan saintfik dalam pembelajaran PPKn, hal

tersebut bisa dilaksanakan dalam mata kuliah simulasi pembelajaran

d. Departemen Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan untuk

memberikan pembelajaran yang spesifik kepada mahasiswa calon guru

PKn dalam hal evaluasi pembelajaran, karena penilaian yang dilaksanakan

dalam implementasi kurikulum 2013 yang kompleks dan tidak hanya

(15)

keterampilan. Untuk itu diperlukan keterampilan pula yang harus dimiliki

oleh para mahasiswa calon guru PKn

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti terkait implementasi

kurikulum 2013 khususnya dari segi penerapan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran PPKn agar lebih menggali lagi komponen-komponen yang belum

sempurna dalam penelitian ini, mengingat langkah-langkah pendekatan

saintifik merupakan salah satu langkah membentuk 3 kompetensi

kewarganegaraan, maka penerapan nya harus disempurna kan dalam penelitian

(16)

Referensi

Dokumen terkait

tidak hanya jumlah keriput yang dapat diukur, akan tetapi kedalaman keriput. juga dapat terdeteksi dengan alat

mereka dengan cara melihat WEB Sistem Informasi ini dan juga bisa mengirim keluhan –. keluhan tanaman mereka

adalah belanja yang digun kan untuk membiayai kompensasi dalam bentuk uang atau barang yang diberikan kepada pegawai pemerintah pusat, pensiunan, anggota TNI/Kepolisian Negara RI,

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan di salah satu SMP negeri di Kota Dompu kelas VIII semester 1 mengenai profil respon dan aktivitas belajar siswa

Profil respon dan aktivitas siswa SMP pada pembelajaran fisika berbasis Hipothetical Learning Trajector (HLT). Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan analisis Balanced Scorecard, kinerja perusahaan cukup baik karena sudah ada keseimbangan antara keempat perspektif yang terdapat dalam Balanced Scorecard. Dan

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : BA.03/BOR.028.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2016 tanggal 01 April 2016 untuk Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Bangunan

teringat beliau pada ibunda, I Gerantang segera datang, Raden Galuh melihat,.. orang dari mana yang datang, selamanya aku di