FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU
(Studi Deskriptif di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu)
SKRIPSI
Diajukan sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi
oleh: Indang Purwani
NIM 1103891
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT
NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU (Studi Deskriptif di Desa Pabean Udik Kecamatan
Indramayu Kabupaten Indramayu)
Oleh:
Indang Purwani
1103891
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Indang Purwani 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA
MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK
KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
(Studi Deskriptif di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu
Kabupaten Indramayu)
Pembimbing 1: Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd, M.A
Pembimbing 2: Supriyono, S.Pd, M.Pd
Indang Purwani NIM 1103891
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai permasalahan anak putus sekolah di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab dan dampak anak putus sekolah di Desa Pabean Udik yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa anak putus sekolah di Desa Pabean Udik mulai dari usia 8-15 tahun. Faktor yang menyebabkan anak putus sekolah terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor Internal terdiri dari faktor tingkat kesadaran anak mengenai pendidikan, faktor tingkat kesadaran orang tua terhadap pendidikan dan faktor tidak menyukai sekolah. Sedangkan, faktor eksternal terdiri dari faktor ekonomi keluarga, faktor lingkungan sekolah dan lingkungan sosial budaya. Berdasarkan hasil analisis, tingkat kesadaran orang tua dan anak yang kurang baik mengenai pendidikan merupakan faktor internal yang dominan. Pada faktor eksternal, penyebab anak putus sekolah paling dominan adalah keadaan ekonomi keluarga yang kurang memadai. Adapun dampak permasalahan tersebut bagi anak adalah kurangnya rasa percaya diri. Sedangkan dampak bagi keluarga yaitu orang tua menanggung beban moril anak yang disebabkan dari perilaku menyimpang anak dan mengganggu kenyamanan kehidupan sosial ketika anak melakukan perbuatan menyimpang, seperti mabuk dan mencuri. Berdasarkan penelitian, rekomendasi yang diberikan adalah agar pihak-pihak terkait seperti pemerintah desa, sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar dapat memberikan perhatian khusus kepada anak putus sekolah.
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
THE FACTORS CAUSING STUDENTS DROPPED OUT OF
SCHOOLS IN FISHING COMMUNITIES IN DESA PABEAN
UDIK, INDRAMAYU.
(Descriptive study in Desa Pabean Udik, Indramayu)
Supervisor 1: Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd, M.A
Supervisor 2: Supriyono, S.Pd, M.Pd
Indang Purwani
NIM 1103891
ABSTRACT
This study is about the problems of students dropped out of schools in Desa Pabean Udik, Indramayu. This research has a purpose to find out the factors causing students dropped out of schools in Desa Pabean Udik, Indramayu in which most of the citizens work as fishermen. The approach used in this study was qualitative approach with descriptive method. Data collection techniques used in this study was techniques of observation, depth interview, and documentation study. The result of the study revealed that students dropped out of schools in Desa Pabean Udik, Indramayu start from 8-15 years old. The factors causing students dropped out of schools consist of internal and external factors. The internal factor includes factors regarding the children’s awareness level of education, parents’ awareness level of education and distaste for school. Meanwhile, the external factors include the family’s economical condition, school environment and the sociocultural environment. According to the analysis of the study result, it was found that the dominant internal factor is the lack of parents and children’s awareness level of education. Besides, the dominant external factor is the lack of adequate family’s economical condition. Moreover, the effect of those problems is the lack of children’s confidence. Simultaneously, the impact on family is that the parents have to bear moral burden caused by the deviant child behavior such as irritating the social life convenience when they commit the deviant behavior like getting drunk or stealing. Based on the research, it is recommended the related parties such as the local government, schools, parents and citizens in the vicinity to give more special attention to the students who dropped out of schools.
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
2.1 Konsep Perubahan Sosial ... 9
2.1.1 Definisi Perubahan Sosial ... 9
2.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial ... 12
2.1.3 Bentuk-bentuk Perubahan Sosial ... 13
2.1.4 Pendidikan dalam Perubahan Sosial ... 16
2.2 Konsep Pendidikan ... 18
2.2.1 Definisi Pendidikan ... 18
2.2.2 Fungsi Pendidikan ... 20
2.2.3 Tujuan Pendidikan ... 21
2.2.4 Jalur Pendidikan ... 22
2.3 Masyarakat Desa ... 30
2.3.1 Definisi Masyarakat Desa ... 30
2.3.2 Karakteristik Masyarakat Desa... 32
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
2.3.4 Permasalahan Pendidikan pada Masyarakat Desa ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
3.1 Pendekatan Penelitian ... 40
3.2 Metode Peneltian ... 41
3.3 Desain Penelitian ... 42
3.3.1 Tahap Pra Penelitian ... 42
3.3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 42
3.3.3 Tahap Pengolahan Data ... 43
3.4 Partisipan dan Tempat penelitian... 43
3.4.1 Partisipan Penelitian ... 43
3.4.2 Tempat Penelitian ... 43
3.5 Instrumen Penelitian ... 44
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.6.1 Wawancara ... 44
3.6.2 Observasi ... 46
3.6.3 Catatan Lapangan ... 46
3.6.4 Studi Dokumentasi... 47
3.6.5 Studi Literatur ... 48
3.6.6 Metode Penelusuran Data Online ... 48
3.7 Teknik Analisis Data... 49
3.7.1 Data Reduction (Reduksi Data)... 49
3.7.2 Data Display (Penyajian Data) ... 50
3.7.3 Conclusion Drawing Verification ... 51
3.8 Uji Keabsahan Data ... 51
3.8.1 Triangulasi ... 51
3.8.2 Audit Trial ... 51
3.8.3 Expert Opinion ... 52
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 55
4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 55
4.1.1 Sejarah Desa, Keadaan Geografis, Demografis dan Ekonomi Masyarakat Desa Pabean Udik ... 55
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 59
4.2.1 Gambaran Kondisi Anak Putus Sekolah Di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu ... 59
4.2.2 Gambaran Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah ... 64
4.2.3 Gambaran Hal-hal yang ditimbulkan dari Permasalahan Anak Putus Sekolah ... 75
4.3 Pembahasan ... 80
4.3.1 Analisis Kondisi Anak Putus Sekolah Di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu ... 80
4.3.2 Analisis Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah ... 84
4.3.3 Analisis Hal-hal yang ditimbulkan dari adanya masalah Anak Putus Sekolah ... 92
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 97
5.1 Simpulan ... 97
5.1.1 Simpulan Umum ... 97
5.1.2 Simpulan Khusus ... 97
5.2 Implikasi ... 98
5.3 Rekomendasi ... 99
DAFTAR PUSTAKA
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Anak Putus Sekolah Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu
Kabupaten Indramayu ... 5
Tabel 2.1 Perbedaan antara Pendidikan Formal dan Dua sistem Pendidikan lainnya ... 25
Tabel 2.2 Perbandingan Tipe Ideal Dari Model Pendidikan Informal, Formal Dan Nonformal ... 28
Tabel 2.3 Perbedaan antara masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan ... 33
Tabel 2.4 Jenis Desa berdasarkan Pengertian Administratif ... 36
Tabel 4.1 Batas Wilayah Desa Pabean Udik ... 56
Tabel 4.2 Luas Wilayah menurutPenggunaannya ... 56
Tabel 4.3 Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pabean Udik ... 57
Tabel 4.4 Data Pendidikan Formal/ Sekolah di Desa Pabean Udik Tahun 2004 ... 58
Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pabean Udik Tahun 2014 ... 58
Tabel 4.6 Data Anak Putus Sekolah Warga Blok Tanggul Rw 04 Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Tahun 2015 ... 61
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Triangulasi dengan Sumber Data ... 53
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Prosentase Anak Putus Sekolah Dan Anak Sekolah Warga Blok
Tanggul Rw 04 Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian
Lampiran 2 Hasil Observasi, Wawancara Dan Dokumentasi
Lampiran 3 Catatan Lapangan Penelitian
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan kunci kesuksesan seseorang untuk menata hidupnya di
masa yang akan datang. Setiap manusia memiliki hak mendapatkan pendidikan
yang layak untuk mengembangkan potensi dirinya. Manusia menjadi baik ataupun
buruk tergantung pada apa yang telah diperolehnya dalam hidup, seperti halnya
teori tabula rasa dari John Locke (dalam Sardiman, 2003, hlm. 97) bahwa, „jiwa
seseorang bagaikan kertas putih. Kertas putih ini kemudian akan mendapatkan
coretan atau tulisan dari luar. Terserah kepada unsur dari luar yang akan menulis,
mau ditulis merah atau hijau, dan sebagainya‟. Teori ini mengasumsikan bahwa
setiap anak sejak lahir belum membawa apapun, anak ketika dilahirkan masih
dalam keadaan yang suci, dan belum memiliki karakter. Dalam dunia pendidikan,
peran pendidik dan lingkungannya dapat membantu pembentukan karakter anak.
Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam Bab 2 Dasar, Fungsi, dan
Tujuan pada pasal 3, yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Melalui pendidikan, manusia dapat memahami hak dan kewajiban yang harus
dijalankannya. Pendidikan yang dikelola dengan baik akan membantu negara
dalam menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan juga merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu bangsa,
karena pendidikan menjadi sektor utama dalam peningkatan kualitas hidup
2
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan merupakan hak setiap warga Negara, dukungan Negara yang
diberikan dapat dilihat melalui UUD 1945 BAB XIII Pasal 31 ayat (1) mengenai
Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa “setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan”. Untuk mewujudkannya diperlukan dukungan dari berbagai pihak,
salah satunya adalah orang tua. Orang tua diharapkan selalu menanamkan
kesadaran akan pentingnya pendidikan pada anak sejak usia dini, dan pemberian
perhatian lebih pada anak untuk terus belajar dan mengarahkan anak pada
kemajuan pendidikannya. Jika hal di atas terwujud dengan baik, maka tujuan
pendidikan nasional akan tercapai, yaitu mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pemerintah sangat memperhatikan pendidikan bagi rakyatnya, begitupun
dalam penyelenggaraan pendidikan yang ditempuh oleh rakyatnya. Adapun
penyelenggaraan wajib belajar yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 47
Tahun 2008 tentang Wajib Belajar 9 Tahun yang tercantum pada BAB III
mengenai penyelenggaraan wajib belajar pasal 3, bahwa “wajib belajar
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan
pendidikan informal”. Pernyataan ini jelas menegaskan bahwa setiap anak harus mengikuti pendidikan formal ataupun nonformal di samping pendidikan informal
yang telah alami diberikan oleh masing-masing keluarga. Pendidikan formal lebih
dikenal dengan sebutan sekolah. Sekolah memiliki beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan jalur pendidikan lainnya. Salah satu keunggulan tersebut
yaitu, sekolah dijadikan tolak ukur kemajuan seseorang bahkan kemajuan suatu
bangsa. Sekolah membantu seseorang untuk memahami kehidupan
bermasyarakat, menjaga lingkungan hidup, memahami norma dan nilai yang
berlaku di masyarakat. Apabila pendidikan formal membantu seseorang untuk
mengembangkan diri menuju kedewasaan, maka idealnya setiap individu harus
mengikuti pendidikan formal. Kenyataan yang nampak pada saat ini masih banyak
anak-anak yang putus sekolah atau dengan kata lain memilih untuk berhenti dan
tidak menyelesaikan pendidikan di setiap jenjang. Hal ini mejadi suatu ironi
3
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tetapi negara kita masih bergelut dengan masalah-masalah mendasar. Masalah ini
dapat dilihat melalui kehidupan sehari-hari, seperti masih banyaknya anak usia
sekolah hidup di jalanan, serta mencari nafkah melalui berbagai cara, seperti
berdagang, menjaring ikan, bahkan mengemis ataupun mengamen.
Masalah anak putus sekolah memiliki alasan yang beragam, oleh karenanya
peneliti ingin menggali lebih dalam penyebab anak putus sekolah. Guna
tercapainya tujuan pendidikan nasional diperlukan kerjasama yang baik antara
guru dan orang tua agar perkembangan anak selalu dalam perhatian dan
pengawasan mereka. Membangkitkan keinginan setiap anak untuk bersekolah
memang sangat sulit jika tidak ada keinginan dalam dirinya, oleh karena itu
berbagai agen sosialisasi diperlukan, seperti keluarga, teman bermain, media
massa, lingkungan tempat tinggal dan sebagainya. Agen sosialisasi tersebut harus
turut serta mendukung penuh setiap program pendidikan.
Penelitian yang berkenaan dengan masalah anak putus sekolah pernah
dilakukan sebelumnya oleh Ni Ayu Krisna Dewi, dkk. Hasil dari penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa faktor penyebab anak putus sekolah usia
pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng Tahun 2012/2013
disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga, perhatian orang tua, fasilitas
pembelajaran, minat anak untuk sekolah, budaya dan lokasi sekolah. Faktor
perhatian orang tua merupakan faktor yang paling dominan penyebab anak putus
sekolah usia pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng
Tahun 2012/2013 yaitu sebesar 39,952%. Faktor lokasi sekolah merupakan faktor
kedua penyebab anak putus sekolah sebesar 17,014%, disebabkan karena lokasi
sekolah jauh dari rumah sekitar delapan kilo meter, maka menyebabkan anak
malas sekolah dan akhirnya putus sekolah. Penyelenggaraan sistem pendidikan di
desa dan kota seharusnya tidak dibedakan dari segi fasilitas atau sarana prasarana
sekolah secara fisik maupun dari segi profesionalitas tenaga pengajar di sekolah.
Persoalan anak putus sekolah merupakan dasar dari munculnya
masalah-masalah sosial. Adapun masalah-masalah kemiskinan di Kabupaten Indramayu
berdasarkan BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2012, Indramayu termasuk kota
termiskin di Provinsi Jawa Barat dengan presentasi kemiskinan sebesar 16, 01 %.
4
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah di Kabupaten Indramayu berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat, sebanyak 1.431 siswa pada jenjang Sekolah
Dasar yang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan putus sekolah dari 172.386
jumlah keseluruhan siswa Sekolah Dasar. Begitupun siswa Sekolah Menengah
Pertama di Kabupaten Indramayu dari 62.335 jumlah siswa, sebanyak 767 siswa
Sekolah Menengah Pertama yang terdiri dari laki-laki dan perempuan memilih
untuk putus sekolah.
Permasalahan putus sekolah di Kabupaten Indramayu ini lebih dikhususkan
pada Desa Pabean Udik yang terletak di dekat pesisir pantai yang terkenal
masyarakatnya dengan petani tambak dan nelayan. Permasalahan anak putus
sekolah yang ada di Desa Pabean Udik telah membuktikan bahwa daerah ini
memerlukan suatu pemecahan masalah. Masalah ini menjadi hal yang sangat
disayangkan terjadi, karena letak desa yang tidak begitu jauh dari pusat
pemerintahan dan akses yang telah mudah untuk menuju sekolah tetapi masih
banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikannya.
Fakta yang terjadi di lapangan mendorong peneliti untuk mengetahui lebih
lanjut faktor penyebab yang mengakibatkan banyaknya anak putus sekolah di desa
tersebut. Peneliti meyakini bahwa setiap masyarakat memiliki karakteristik
masing-masing, begitupun masyarakat Desa Pabean Udik. Tempat penelitian ini
diyakini bukanlah suatu desa yang terbelakang, karena tidak semuanya bekerja
sebagai nelayan, banyak juga masyarakat desa tersebut yang berprofesi sebagai
PNS, Pegawai dan sebagainya.
Permasalahan anak putus sekolah yang ditemukan di desa tersebut diperkuat
dengan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada satu Rt sebagai
gambaran awal faktor penyebab anak putus sekolah. Permasalahan anak putus
5
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1 Data Anak Putus Sekolah Desa Pabean Udik Kecamatan
Indramayu Kabupaten Indramayu Tahun 2014
No Tingkatan Pendidikan Laki-laki Perempuan
1
tidak pernah sekolah 5 orang 7 orang
Total Keseluruhan 618 orang 491 orang
Sumber : Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan Pabean Udik Kecamatan
Indramayu Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tingkat pendidikan warga Desa
Pabean Udik masih banyak yang tidak tamat SLTP, bahkan tidak pernah sekolah.
Melalui pengamatan awal banyak ditemukannya anak usia sekolah masih berada
di rumah dan tidak bergegas ke sekolah pada jam sekolah. Banyak ditemukan
nelayan yang suka menjaring ikan masih dalam usia sekolah, baik menengah
pertama ataupun menengah atas. Jika permasalahan ini dibiarkan begitu saja maka
kualitas sumber daya manusia akan semakin menurun. Ketika seorang anak
memutuskan untuk tidak menyelesaikan sekolahnya, lingkungan sosial yang
menjadi tempat sosialisasinya pun akan berbeda sehingga mereka terpengaruh
oleh berbagai hal yang disosialisasikan baik oleh teman sebaya, keluarga, maupun
tempat bekerja setelah anak memutuskan untuk bekerja.
Penelitian ini lebih lanjut ingin mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
anak putus sekolah, dan penyebab utama anak putus sekolah pada masyarakat
Desa Pabean Udik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak
6
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti untuk melakukan penelitian. Menurut peneliti sendiri, setiap
permasalahan dalam satu daerah memiliki faktor penyebab yang berbeda sesuai
dengan masing-masing karakteristik masyarakat. Daerah yang dijadikan tempat
penelitian ini memiliki latar belakang masyarakat yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya, karena pada penelitian ini mayoritas masyarakatnya
bermatapencaharian sebagai nelayan.
Berdasarkan fakta yang ada, dan diperkuat dengan adanya hasil temuan
observasi awal di Desa Pabean Udik mengenai masalah anak putus sekolah, maka
perlu dilakukan pembahasan selanjutnya untuk mengetahui faktor penyebab anak
putus sekolah lebih medalam.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh peneliti dan ditinjau
dari hasil observasi serta sumber literatur yang mendukung, maka peneliti
mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu “Apa sajakah faktor
-faktor penyebab anak putus sekolah pada masyarakat nelayan Desa Pabean Udik
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu?”
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka
peneliti jabarkan dalam beberapa sub masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimanakah kondisi anak putus sekolah di Desa Pabean Udik
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu?
1.2.2 Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menyebabkan anak
putus sekolah?
1.2.3 Hal-hal apa saja yang ditimbulkan dari permasalahan anak putus
sekolah?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih
mendalam kondisi pendidikan dan masalah anak putus sekolah yang ada di
Desa Pabean Udik, karena masih banyaknya masalah anak putus sekolah
sehingga perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai penyebab anak tidak
7
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3.2 Khusus
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, peneliti
memberikan tujuan secara khusus diadakannya penelitan, yaitu:
a. Mendeskripsikan kondisi anak putus sekolah di Desa Pabean Udik
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu
b. Mendeskripsikan faktor-faktor internal dan eksternal penyebab
anak putus sekolah
c. Mendeskripsikan hal-hal apa saja yang ditimbulkan dari
permasalahan anak putus sekolah di Desa Pabean Udik
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Secara Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan serta
bermanfaat untuk mengembangkan ilmu sosiologi dan khususnya sosiologi
pendidikan yang mengkaji berbagai permasalahan sosial yang terjadi dalam
dunia pendidikan. Permasalahan tersebut salah satunya yang diakibatkan
karena anak putus sekolah. Penelitian ini sebagai bentuk usaha memperbaiki
Sumber Daya Manusia.
1.4.2 Secara Praktis
a. Bagi Pemerintah setempat
Memberikan gambaran tentang kondisi anak putus sekolah kepada
Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Dinas Pendidikan setempat,
sehingga menjadi dasar untuk mengatasi permasalahan putus sekolah
khususnya di Desa Pabean Udik dan umumnya di Kabupaten Indramayu.
b. Bagi masyarakat setempat
Memberikan sumbangsih pemikiran bagi masyarakat setempat mengenai
kondisi anak putus sekolah, dan membantu masyarakat untuk memahami
pentingnya pendidikan melalui gambaran faktor penyebab anak putus
8
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Agar skripsi ini dapat mudah dipahami oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, skripsi ini disajikan ke dalam lima bab yang disusun berdasarkan
struktur penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang
penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II : Kajian Pustaka. Pada bab ini diuraikan berbagai definisi dan
teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.
BAB III : Metode penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan pendekatan
penelitian, metode penelitian, desain penelitian, partisipan dan
tempat penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan
data, serta teknik analisis data yang digunakan untuk
menganalisis hasil penelitian yang diperoleh peneliti di
lapangan.
BAB IV : Temuan dan pembahasan. Dalam bab ini penulis
mendeskripsikan hasil temuan pada masyarakat mengenai
kondisi anak putus sekolah, faktor-faktor penyebab putus
sekolah serta hal-hal yang ditimbulkan dari adanya masalah
anak putus sekolah dan dianalisis menggunakan teori yang
sesuai.
BAB V : Simpulan, Implikasi dan rekomendasi. Dalam bab ini penulis
memberikan simpulan dari hasil penelitian berdasarkan
permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.
Penulis juga memberikan implikasi, yaitu pemecahan masalah
setelah peneliti melakukan penelitian dan melihat fakta yang
terdapat di lapangan. Adapun rekomendasi ditujukkan bagi
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang, pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami secara mendalam
mengenai faktor penyebab anak putus sekolah. Penelitian ini bersifat fleksibel,
peneliti akan mengarahkan penelitian ini sesuai dengan temuan selama proses
penelitian.Sugiyono (2011, hlm. 15) mengemukakan karakteristik penelitian
kualitatif secara rinci, yaitu:
a. Dilakukan pada kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumenkunci;
b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif;
c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome;
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif;
e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).
Dalam melakukan penelitian kualititatif, peneliti akan terjun langsung dalam
masyarakat, karena pada kenyataanya permasalahan yang menjadi pokok
penelitian ini sangat fundamental. Fundamental karena menyangkut masa depan
pendidikan bangsa yang menurut peneliti sangatlah penting untuk pengkajian
mendalam.Oleh karena itu penelitian ini membutuhkan data lapangan yang
bersifat aktual.
Merriam (dalam Creswell 1994, hlm. 145) lebih jauh menjelaskan mengenai
penelitian kualitatif melalui beberapa asumsinya, yaitu:
a. Peneliti kualitatif lebih memiliki perhatian pada proses daripada hasil atau produk;
b. Peneliti kualitatif tertarik pada makna, yaitu bagaimana orang berusaha memahami kehidupan, pengalaman, dan struktur lingkungan mereka; c. Peneliti kualitatif merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan
analisis data. Data diperoleh melalui instrumen manusia daripada melalui inventarisasi (inventories), kuesioner, ataupun melalui mesin;
d. Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya, peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya; e. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dalam arti peneliti tertarik pada
41
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dalam arti peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesis, dan teori.
Penting bagi penelitian ini untuk menggunakan penelitan kulitatif, agar data
yang didapat dan dihasilkan mampu menjelaskan permasalahan anak putus
sekolah lebih rinci dan nyata.Masyarakat merupakanpemilik realitas yang ingin
diteliti oleh sebab itu peneliti harus mengerahkan seluruh kemampuannya agar
tujuan penelitian dapat tercapai dan penelitian kulitatif merupakan pendekatan
yang tepat untuk menjawab masalah dalam penelitian ini.
3.2 Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini termasuk ke dalam metode
penelitian deskriptif analitis.Penelitian ini dikatakan metode deskriptif analitis
karena peneliti ingin menggambarkan kondisi anak putus sekolah di Desa Pabean
Udik, dan berupaya menarik realita tersebut ke permukaan sebagai suatu
gambaran kondisi pendidikan. Peneliti terlebih dahulu akan menggali mengenai
informasi tentang pendidikan di desa tersebut dan banyaknya anak putus sekolah.
Peneliti menggunakanmetode penelitian deskriptif analitis, karena ingin
menggambarkan kondisi anak putus sekolah dan menggali faktor-faktor penyebab
anak putus sekolah.Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Nazir
(2003, hlm. 63) yaitu:
Metode deskriptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang.Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Peneliti membutuhkan sejumlah data lapangan untuk mengungkapkan fenomena
anak putus sekolah pada masyarakat nelayan. Oleh sebab itu peneliti memilih
metode deskriptif analitiskarenasesuai dengan tujuan penelitian.Narbuko dan
Achmadi (2007,hlm. 44) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada
sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan
menginterpretasi”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa alasan penulis
42
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran dari suatu kejadian secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah
yang telah dirumuskan sehingga dapat memberikan jawaban dan informasi yang
lebih rinci dan mampu memecahkan permasalahan lebih akurat melalui data yang
diperoleh dari lapangan.
3.3 Desain Penelitian
3.3.1 Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini, peneliti memilih masalah, menentukan judul dan
tempat penelitian yang mendukung tujuan penelitian.Setelah masalah dan
judul ditentukan, peneliti mulai melakukan studi lapangan untuk
mendapatkan gambaran umum yang nyata tentang partisipan
penelitian.Dalam pemilihan lapangan yang hendak dijadikan penelitian,
peneliti memilih tempat terjadinya fenomena yang sesuai dengan masalah
yang hendak diteliti.Tempat penelitian yang dipilih adalah Desa Pabean Udik
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa
Barat.Berdasarkan model yang dipakai untuk mencari informan yaitu model
Exponential Non-Discriminative Snowball Modle, oleh karena itu peneliti
bertemu terlebih dahulu dengan informan untuk pertama kali dan meminta
bantuan untuk mencari informan selanjutnya.
3.3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahapan pelaksanaan penelitian, peneliti menyesuaikan diri
dengan lingkungan tempat penelitian dan bersosialisasi dengan warga Desa
Pabean Udik. Dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik observasi langsung yang berstruktur. Dalam proses
observasi peneliti melakukan kegiatan pengamatan. Untuk mengetahui
keadaan informan lebih dalam, peneliti selanjutnya melakukan kegiatan
wawancara terhadap informan.Adapun informan dalam penelitian ini adalah
anak putus sekolah, orang tua anak putus sekolah, masyarakat sekitar dan
teman sebaya anak putus sekolah.Selain wawancara dan observasi peneliti
juga menggunakan studi dokumentasi, studi literatur dan catatan lapangan
untuk mendukung atau memperkuat hasil perolehan data yang didapat oleh
43
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.3 Tahap Pengolahan Data
Pada tahapan awal pengolahan data, peneliti melakukan reduksi data
yaitu proses dimana data yang didapat oleh peneliti tersebut digolongkan dan
dipilih dan difokuskan pada hal-hal penting. Setelah itu dilakukan proses
display datamelalui tabel dan diagram serta melakukan analisis. Pada tahapan
akhir,peneliti melakukan proses pendeskripsian hasil penelitian dalam bentuk
narasi.
3.4Partisipan dan Tempat Penelitian
3.4.1 Partisipan Penelitian
Penelitian ini melibatkan manusia sebagai partisipan penelitian juga
sumber pengumpulan data. Pada penelitian ini partisipan penelitian yang
akan terlibat yaitu, orang tua anak putus sekolah, anak putus sekolah,teman
sepermainan anak putus sekolah dan masyarakat sekitar Desa Pabean Udik,
serta Kepala Desa pabean Udik selaku pimpinan daerah.
Partisipan penelitian dipilih melalui prosedur snowball. Bungin (2007,
hlm. 108) mengemukakan bahwa
Dalam prosedur ini, dengan siapa peserta atau informan pernah dikontak atau pertama kali bertemu dengan peneliti adalah penting untuk menggunakan jaringan sosial mereka untuk merujuk peneliti kepada orang lain yang berpotensi berpartisipasi atau berkontribusi dan mempelajari atau memberi informasi kepada peneliti.
Kaitannya dengan prosedur snowball yakni Ibu Rt 01 Rw 04 sebagai
informan yang pertama kali bertemu dan meminta bantuan Ibu Rt 01 Rw 04
untuk membantu mencari informan selanjutnya. Model snowball yang
digunakan adalah Exponential Non-Discriminative Snowball Modle,
maksudnya informan yang menjadi rujukan dari informan sebelumnya
diambil oleh peneliti sebagai informan berikutnya tanpa adanya proses
diskriminasi.
3.4.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian yaitu Desa Pabean udik Kecamatan Indramayu
Kabupaten Indramayu dan lebih dikhususkan lagi yaitu pada Blok Tanggul
44
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut dirasa tepat karena peneliti sendiri melihat adanya realitas sosial
yang sesuai dengan permasalahan penelitian yang sedang dikaji oleh peneliti.
3.5 Instrumen Penelitian
Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan instrumen kunci.Satori dan
Komariah (2010, hlm. 62) menjelaskan lebih rinci mengapa peneliti dikatakan
sebagai instrumen kuncikarena “peneliti sebagai alat pengumpul data
utama.Dalam penelitian kualitatif, data masih belum diketahui, sumber data belum
teridentifikasi secara pasti, cara-cara menggali, mengungkap dan mengeksplorasi
data belum terdefiniskan secara jelas sehingga keberadaan alat pengumpul data
utama sangat diandalkaninstrumen penelitian”.
Sejalan dengan pendapat Satori dan Komariah, Sugiyono (2005, hlm. 59)
menegaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri”.Dalam penelitian kali ini, peneliti harus
mampu menggali lebih dalam masalah anak putus sekolah, sehingga didapatkan
hasil yang baik dan dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab
seorang anak putus sekolah.Berdasarkan pendapat di atas maka kredibilitas
peneliti sangat penting dan dibutuhkan ketekunan juga ketelitian dalam proses
penelitian di lapangan.
Peneliti menjadi instrumen kunci, karena penelitian kualitatif pada awalnya
memiliki sifat permasalahan yang belum jelas dan pasti.Setelah masalah itu jelas
barulah instrumen dikembangkan.Oleh karena itu peeliti memerlukan instrumen
pendukung berupa pedoman wawancara danpedoman observasi.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian, tujuan adanya
pengumpulan data diharapkan dapat membantu penelitian dalam menemukan
fakta-fakta dari lapangan sehingga dapat membantu proses penelitian agar lebih
akurat. Teknik pengumpulan data yang dipilih untuk menunjang penelitian ini,
yaitu:
3.6.1 Wawancara
Peneliti menggunakan teknik wawancara agar peneliti mendapatkan
informasi dengan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
45
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpendapat bahwa “wawancara adalah suatu kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi. Di samping akan mendapatkan
gambaran yang menyeluruh, juga akan mendapatkan informasi yang penting”.
Wawancara ini dilakukan secara terbuka, artinya subjek penelitian
mengetahui bahwa pewawancara adalah orang yang ingin meneliti dirinya.
Satori dan Komariah (2011, hlm.133) menyebutkan tiga jenis wawancara,
yaitu:
a. Wawancara terstandar (Standardized interview)
b. Wawancara tidak terstandar (Unstandardised interview)
c. Wawancara semi standar (Semistandardized interview)
Wawancara yang akan digunakan oleh peneliti yaitu wawancara semi
standar atau dalam istilah Patton adalah wawancara bebas terpimpin
(controlled interview), yaitu suatu teknik wawancara yang dilakukan
menggunakan panduan inti pokok pertanyaan. Pada saat dilakukan
wawancara, pewawancara bebas untuk mengajukan suatu pertanyaan dan
tetap pada inti pokok pertanyaan.
Ketika melakukan wawancara, pewawancara harus memiliki catatan
harian.Catatan harian ini dimaksudkan agar informasi yang telah diperoleh
tidak lupa dan hilang begitu saja sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
analisis data. Catatan harian juga digunakan agar menghemat waktu
penelitian agar tidak selalu mengulang-ngulang pertanyaan yang sama.
Peneliti akan bertemu terlebih dahulu dengan Ibu Rt 01 Rw 04 dan
mewawancarai beliau sebagai orang yang mengetahui sebagian besar
keadaan warga Rt 01 sekaligus sebagai orang tua dari anak putus sekolah.
Setelah itu proses pemilihan informan mengikuti rekomendasi dari beliau
sesuai dengan tujuan penelitian.Begitupun rekomendasi pada Rt 02 dan
seterusnya. Peneliti juga menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan data
46
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6.2 Observasi
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data ini karena ingin
mengamati secara langsung proses interaksi yang terjadi pada masyarakat
Desa pabean Udik. Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan pencatatan.Teknik observasi memiliki beberapa keunggulan
seperti yang dikemukakan oleh Patton (dalam Nasution, 2003, hlm. 59-60)
mengenai manfaat observasi, yaitu:
a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh;
b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery;
c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara;
d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga;
e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif; dan
f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana situasi sosial.
Bentuk observasi yang digunakan yaitu observasi langsung yang
berstruktur, yaitu suatu pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh
peneliti.Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti yakni mengamati
keadaan sekitar dengan sebelumnya membuat panduan observasi, setelah itu
peneliti mengamati kejadian sosial yang terjadi pada anak yang putus
sekolah.Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan referensi atau
tambahan data juga membantu peneliti untuk menguji keabsahan data.
3.6.3 Catatan Lapangan
Catatan lapangan dalam penelitian kualitatif sangat dibutuhkan untuk
alat perantara antara apa yang dilihat, didengar dan rasakan. Menurut Bogdan
47
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif‟.
Satori dan Komariah (2010, hlm. 176) lebih jauh mengemukakan mengenai catatan lapangan bahwa “catatan lapangan bukan laporan atau rangkuman, atau sekedar seleksi dari hal-hal yang menarik.Catatan lapangan
adalah bahan mentah lengkap riset peneliti yang dituliskan semuanya, atau
peneliti akan lupa pada begitu banyak hal atau hanya ingat sebagian hal-hal tertentu saja”.
Peneliti menggunakan catatan lapangan selama proses penelitian,
catatan lapangan ini selain menggunakan buku catatan peneliti juga akan
menggunakan tape recorder dan video rekaman. Catatan lapangan tersebut
berupa kronologis kejadian yang ditemui di tempat penelitian.Setelah data
didapatkan, peneliti menyusun data tersebut secara runtun agar menjadi suatu
catatan lapangan yang dapat membantu peneliti dalam menganalisis data.
3.6.4 Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan
data untuk menunjang hasil penelitian, studi dokumentasi diharapkan mampu
memberikan latar belakang dan data resmi dari desa terkait untuk mengetahui
jumlah anak putus sekolah.Suwandi dan Basrowi (2008, hlm. 158)
menjelaskan bahwa
Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah anak, luas tanah, jumlah penduduk dan sebagainya.Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi
48
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun studi dokumentasi ini menggunkan alat bantu berupa kamera,
hal ini diperkuat oleh pendapat Hornby (dalam Satori dan Komariah, 2010, hlm. 146) „something written or printed, to be used as a record or evidence‟ atau sesuatu tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau
bukti.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dokumentasi terhadap subjek
penelitian berkaitan dengan masalah yang dimaksud untuk mendapatkan data
pendukung penelitian lainnya yang bersumber dari dokumen resmi juga suatu
bukti berupa foto ataupun bahan statistik.Pada penelitian ini, peneliti
membutuhkan dokumen resmi mengenai data anak putus sekolah, kondisi
geografis, dan demografis.
3.6.5 Studi Literatur
Studi lieteratur yaitu mencari referensi yang bersumber dari buku,
jurnal, artikel yang berkenaan dengan penelitian.Hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh informasi tambahan yang dapat menunjang masalah yang dikaji
atau diteliti.Mengenai hal ini Cronin (dalam Satori dan Komariah, 2010, hlm.
151) mengatakan bahwa
Bila ingin mengetahui signifikansi suatu sitiran, terlebih dahulu harus memahami perilaku ilmuwan dalam berkomunikasi. Kebiasaan menyitir atau mengutip pendapat atau teori yang terdapat pada karya pengarang lain telah banyak dilakukan oleh penulis. Sitiran itu dipahami untuk mendukung tulisan, dan hal itu telah menjadi keharusan dalam dunia komunikasi ilmiah.
Literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur
yang berkaitan erat dengan objek yang sedang dikaji oleh peneliti yakni
literatur yang berhubungan dengan pendidikan dan masalah putus
sekolah.Selain itu studi literatur dapat membantu peneliti untuk mengetahui
teori yang berhubungan dengan penelitian serta relevan dengan kegiatan
penelitian yang dilakukan, sehingga hasil yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan kajian keilmuan.
3.6.6 Metode Penelusuran Data Online
Perkembangan teknologi telah diakui oleh seluruh umat manusia di
dunia, hal ini tidak memungkiri banyak karya-karya ilmiah dan jurnal yang
49
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
situs resmi untuk mempublikasikan data terbarunya.Oleh karena itu sangat
membantu bagi peneliti dalam menelusuri data-data pendukung secara online.
Menurut Bungin (2013, hlm.128) metode penelusuran data online yang
dimaksud yaitu:
Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-informasi online yang berupa data maupun data-informasi teori, secepat atau semudah mungkin, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.
Teknik pengumpulan data ini membantu peneliti mendapatkan data putus
sekolah di Indramayu melalui badan pusat statistika secara online, begitupun
penelitian terdahulu berupa jurnal atau karya ilmiah dan juga Undang-undang
serta Peraturan Pemerintah.
3.7Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan agar data yang telah terkumpul dapat diolah
menggunakan cara yang telah ada. Peneliti bertugas untuk mencari teknik analisis
data yang sesuai, agar data yang telah ada dapat dilaporkan dengan baik. Menurut
Sugiyono (2012, hlm. 246), “analisis lebih difokuskan selama proses dilapangan,
bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data kualitatif terdiri dari tiga
aktivitas, yaitu data reduction, data display, danconclusion drawing verification”.Ketiga rangkaian aktivitas teknik analisis data tersebut penulis terapkan dalam penelitian ini karena teknik tersebut membantu peneliti untuk
menyajikan data penelitian secara lebih jelas dan sistematis sehingga hasil
penelitian tersebut dapat disajikan dengan baik.Selanjutnya, untuk memperjelas
tujuan peneliti memilih ketiga teknik tersebut, peneliti akan menjelaskannya
sebagai berikut:
3.7.1 Data Reduction (Reduksi Data)
Hal inibertujuan agar data yang telah diperoleh dapat digolongkan dan
hasil penelitian diarahkan agar terfokus pada hal-hal yang dianggap penting
oleh peneliti.Maksud dari data reduksi tersebut, peneliti mampu merangkum
50
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diteliti. Data yang akan direduksi adalah hasil catatan harian selama
wawancara dan pengamatan ketika di lapangan.
Husserl (dalam Ikbar, 2012, hlm. 164) berpendapat bahwa untuk
menangkap hakikat obyek-obyek tersebut, diperlukan tiga macam reduksi
guna menyingkirkan semua hal yang mengganggu dalam mencapai tahap
keilmu pengetahuan, yaitu:
a. Reduksi untuk menyingkirkan segala sesuatu (data) yang subyektif untuk menerima data-data yang obyektif dan diperlukan keterbukaan sehingga proses pengamatan terhadap gejala-gejala dicari (jika dilakukan wawancara) bisa dilakukan;
b. Reduksi untuk menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang obyek yang diperoleh dari sumber lain, dan semua teori dan hipotesis yang sudah ada (jika sudah didapatkan data yang relevan);
c. Reduksi untuk menyingkirkan seluruh tradisi pengetahuan. Segala sesuatu yang sudah dikatakan oranglain untuk sementara harus dilupakan, kalau reduksi-reduksi ini berhasil, maka gejala-gejala akan memperlihatkan dirinya sendiri atau dapat menjadi fenomena khusus.
Dalam penelitian kali ini, reduksi data yang akan dilakukan peneliti
ialah dengan memilih dan menggolongkan data yang dibutuhkan baik yang
diperoleh melalui teknik wawancara maupun observasi di lapangan
berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
3.7.2 Data Display (Penyajian Data)
Sekumpulan informasi yang telah disusun dapat memberikan
gambaran secara rinci dan menyeluruh mengenai faktor-faktor penyebab
putus sekolah dengan mencari pola hubungannya. Penyajian data yang
disusun secara singkat, jelas, dan terperinci namun menyeluruh akan
memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek
yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian.
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 341) bahwa “dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”.Pada penelitian kali ini
data yang telah direduksi akan ditampilkan dalam bentuk tabel yang nantinya
akan dianalisis, sehingga mampu dideskripsikan dengan baik dan
51
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.3 Conclusion Drawing Verification
Data yang telah dianalisis oleh peneliti lalu dicari arti, makna,
penjelasan dari data tersebut.Hal ini dijelaskan lebih jauh oleh Miles and
huberman (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 345) „kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya‟.
Pada proses ini peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data yang
telah direduksi dan penyajian data melalui tabel ataupun diagram agar
penarikan kesimpulan data lebih akurat dan dapat diverifikasi sesuai dengan
bukti yang telah diperoleh.
3.8Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif terdapat uji kebasahan data, hal ini diperlukan
agar penelitian dikatakan valid. Teknik pemerikasaan data kualiatif untuk
mengukur derajat kepercayaan (kredibilitas) data yang diperoleh dari lapangan,
Hopkins (dalam Wiraatmadja 2012, hlm. 168-170) menggunakan teknik-teknik
khusus yang selanjutnya peneliti terapkan dalam penelitian ini, yaitu Member
Check, Triangulasi, Audit Trial, Expert Opinion, Keys Respondents Review. Pada
penelitian kali ini teknik member checkdan key responden reviewtidak akan
digunakan.Adapun pengecekan melalui diskusi yang peneliti gunakan untuk
menguji keabsahan data. Berikut akan dijelaskan lebih teknik yang digunakan
untuk menguji keabsahan data, sebagai berikut:
3.8.1 Triangulasi
Triangulasi digunakan oleh peneliti untuk menguji keabsahan suatu
data. Hal ini dilakukan agar data yang telah diperoleh valid, dan peneliti akan
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
3.8.2 Audit Trial
Memeriksa kembali metode dan prosedur penelitian yang akan
diterapkan melalui kegiatan diskusi dengan teman sejawat atau dosen
52
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8.3 Expert Opinion
Pada tahapan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan pada pakar
di bidangnya.Dalam hal ini dosen pembimbing skripsi untuk melakukan
konfirmasi, sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.
Melalui penjelasan di atas mengenai triangulasi, kali ini peneliti akan
menjelaskan triangulasi sumber dan teknik yang akan diterapkan untuk menguji
keabsahan data. Triangulasi digunakan oleh peneliti untuk menguji kebenaran
data yang telah diperoleh di lapangan. Menurut Denzin (dalam Ikbar, 20122, hlm.
166) membedakan empat macam triangulasi diantaranya ialah: memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyelidik dan teori.
Sementara itu Nasution (dalam Ikbar, 2012, hlm. 166) menjelaskan „triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi, dan dokumen‟.Triangulasi sangat dibutuhkan, hal ini untuk
menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama proses penelitian.
Adanya triangulasi untuk meminimalisir kesalahan tersebut.
a. Triangulasi dengan sumber data
Menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh peneliti ataupun membandingkan hasil wawancara dan
pengamatan atau dengan kata lain menggunakan waktu dan alat yang
berbeda. Menurut Moleong (2002, hlm 178) hal itu dapat dicapai dengan
jalan sebagai berikut:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan datahasil wawancara;
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang diakatakannya secara pribadi;
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;
4. Membandingkan keadaan dan perspekif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang berdasarkan kelas sosial, pendidikan atau pekerjaannya;
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Untuk mengecek kebenaran data tersebut dibuatlah triangulasi
sumberdata selama wawancara dengan pengamatan di lapangan, sebagai
53
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Sugiyono, 2012, hlm. 127
b. Triangulasi dengan Metode
Triangulasi dengan metode ini digunakan untuk melakukan
pengecekan kembali antara hasil dari pengumpulan data yang telah
dijelaskan sebelumnya. Menururt Patton (dalam Moleong, 2002, hlm.
178) terdapat dua strategi pada triangulasi dengan metode yaitu:
1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data dan
2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama.
Untuk menjelaskan maksud dari triangulasi ini, dibuatlah tabel
triangulasi metode sebagai berikut:
Gambar 3.2 Triangulasi dengan metode
Sumber: Sugiyono, 2012, hlm. 127
Gambar 3.1 Triangulasi dengan sumber data
Orang tua anak putus sekolah
Anak putus sekolah
Masyarakat Sekitar
Wawancara Observasi
54
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8.4 Pengecekan Melalui Diskusi
Diskusi dengan berbagai kalangan yang mengerti tentang masalah
penelitian dapat membantu dalam menguji keabsahan data. Diskusi bertujuan
untuk menyingkapkan kebenaran hasil penelitian serta mencari titik-titik
kekeliruan interpretasi dengan klarifikasi penafsiran dari pihak lain.
Melalui penjelasan di atas maka uji keabsahan data sangat diperlukan
agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu ketekunan
peneliti sangat diperlakukan untuk mengurangi kekeliruan dalam proses
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
5.1.1 Simpulan Umum
Berdasarkan hasil temuan di lapangan yang diperoleh melalui
observasi, wawancara dan studi dokumentasi, juga pembahasan pada BAB IV
maka diperoleh beberapa simpulan umum sebagai berikut:
Desa Pabean Udik merupakan salah satu desa di Kabupaten
Indramayu yang memiliki permasalahan anak putus sekolah. Anak putus
sekolah di Desa Pabean Udik mulai dari umur 8-15 tahun, antara jenjang SD
dan SMP. Faktor penyebab anak putus sekolah berasal dari faktor internal dan
eksternal. Faktor Internal terdiri dari faktor tingkat kesadaran anak terhadapa
pendidikan, faktor tingkat kesadaran orang tua terhadapa pendidikan dan
faktor tidak menyukai sekolah. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor
ekonomi keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor sosial budaya.
5.1.2 Simpulan Khusus
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara
dan studi dokumentasi juga pembahasan pada BAB sebelumnya maka
didapatkan suatu simpulan khusus dari hasil penelitian ini, yaitu:
a. Kondisi anak putus sekolah di Desa Pabean Udik kurang baik.
Masih banyak anak putus sekolah yang tidak memiliki kegiatan
apapun sehingga anak tidak mendapatkan pengajaran apapun,
sedangkan usia mereka masih dini dan perlu bimbingan dari orang
tua dan lingkungan yang baik agar anak menjadi bagian dari
anggota masyarakat yang bermoral. Kegiatan sehari-hari anak
laki-laki putus sekolah usia 8-12 tahun hanya bermain dan berkumpul
bersama. Sedangkan bagi anak putus sekolah usia 13-15 tahun
mereka sudah menjaring ke laut. Sedangkan bagi anak perempuan
membantu orang tua di rumah, menikah atau menjadi asisten
98
Indang Purwani, 2015
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Keputusan anak untuk tidak melanjutkan sekolah dilatarbelakangi
oleh beberapa faktor penyebab, antara lain faktor internal terdiri
dari tingkat kesadaran anak terhadap pendidikan, tingkat kesadaran
orang tua terhadap pendidikan dan tidak menyukai sekolah.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor ekonomi keluarga,
lingkungan sekolah dan sosial budaya. Dari tiga faktor internal
penyebab anak putus sekolah, faktor yang paling dominan adalah
faktor tingkat kesadaran anak dan orang tua terhadap pendidikan
yang kurang. Hal tersebut dikarenakan keluarga telah nyaman dan
tidak ada keingian untuk merubah kondisi hidupnya pada saat ini
dan masih menganggap sekolah merupakan miliki otrang yang
berduit. Rendahnya pendidikan orang tua mempengaruhi pola pikir
dan pandangan anak mengenai pendidikan. Dari tiga faktor
eksternal penyebab anak putus sekolah, faktor yang paling dominan
adalah faktor ekonomi keluarga sehingga anak tidak mampu
berbuat banyak untuk mengusahakan pendidikan bagi dirinya.
c. Adapun hal-hal yang ditimbulkan dari permasalahan anak putus
sekolah ialah anak mudah terpengaruh dengan perbuatan
menyimpang di lingkungan sekitarnya. Adapun hal-hal tersebut
adalah banyaknya anak-anak yang mencoba merokok,
minum-minuman keras dan bahkan seks bebas. Hal ini disebabkan oleh
lingkungan sosial anak berubah dan anak terpengaruh oleh hal-hal
negatif yang ada di lingkungannya.
5.2 Implikasi
Sehubungan dengan faktor penyebab anak putus sekolah di Desa Pabean
Udik, maka perlu adanya pembinaan bagi orang tua ank putus sekolah mengenai
pendidikan dan pemberian keterampilan bagi anak putus sekolah. Hal tersebut
dilakukan agar masyarakat Desa Pabean Udik memiliki pandangan yang lebih
baik terhadap pendidikan dan mampu mengarahkan anaknya untuk mendapatkan
pendidikan sampai pada jenjang yang lebih tinggi. Adapun hal-hal yang