• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU (Studi Deskriptif di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU (Studi Deskriptif di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu)."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU

KABUPATEN INDRAMAYU

(Studi Deskriptif di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu)

SKRIPSI

Diajukan sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi

oleh: Indang Purwani

NIM 1103891

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT

NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU

KABUPATEN INDRAMAYU (Studi Deskriptif di Desa Pabean Udik Kecamatan

Indramayu Kabupaten Indramayu)

Oleh:

Indang Purwani

1103891

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Indang Purwani 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA

MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK

KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

(Studi Deskriptif di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu

Kabupaten Indramayu)

Pembimbing 1: Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd, M.A

Pembimbing 2: Supriyono, S.Pd, M.Pd

Indang Purwani NIM 1103891

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai permasalahan anak putus sekolah di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab dan dampak anak putus sekolah di Desa Pabean Udik yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa anak putus sekolah di Desa Pabean Udik mulai dari usia 8-15 tahun. Faktor yang menyebabkan anak putus sekolah terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor Internal terdiri dari faktor tingkat kesadaran anak mengenai pendidikan, faktor tingkat kesadaran orang tua terhadap pendidikan dan faktor tidak menyukai sekolah. Sedangkan, faktor eksternal terdiri dari faktor ekonomi keluarga, faktor lingkungan sekolah dan lingkungan sosial budaya. Berdasarkan hasil analisis, tingkat kesadaran orang tua dan anak yang kurang baik mengenai pendidikan merupakan faktor internal yang dominan. Pada faktor eksternal, penyebab anak putus sekolah paling dominan adalah keadaan ekonomi keluarga yang kurang memadai. Adapun dampak permasalahan tersebut bagi anak adalah kurangnya rasa percaya diri. Sedangkan dampak bagi keluarga yaitu orang tua menanggung beban moril anak yang disebabkan dari perilaku menyimpang anak dan mengganggu kenyamanan kehidupan sosial ketika anak melakukan perbuatan menyimpang, seperti mabuk dan mencuri. Berdasarkan penelitian, rekomendasi yang diberikan adalah agar pihak-pihak terkait seperti pemerintah desa, sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar dapat memberikan perhatian khusus kepada anak putus sekolah.

(5)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

THE FACTORS CAUSING STUDENTS DROPPED OUT OF

SCHOOLS IN FISHING COMMUNITIES IN DESA PABEAN

UDIK, INDRAMAYU.

(Descriptive study in Desa Pabean Udik, Indramayu)

Supervisor 1: Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd, M.A

Supervisor 2: Supriyono, S.Pd, M.Pd

Indang Purwani

NIM 1103891

ABSTRACT

This study is about the problems of students dropped out of schools in Desa Pabean Udik, Indramayu. This research has a purpose to find out the factors causing students dropped out of schools in Desa Pabean Udik, Indramayu in which most of the citizens work as fishermen. The approach used in this study was qualitative approach with descriptive method. Data collection techniques used in this study was techniques of observation, depth interview, and documentation study. The result of the study revealed that students dropped out of schools in Desa Pabean Udik, Indramayu start from 8-15 years old. The factors causing students dropped out of schools consist of internal and external factors. The internal factor includes factors regarding the children’s awareness level of education, parents’ awareness level of education and distaste for school. Meanwhile, the external factors include the family’s economical condition, school environment and the sociocultural environment. According to the analysis of the study result, it was found that the dominant internal factor is the lack of parents and children’s awareness level of education. Besides, the dominant external factor is the lack of adequate family’s economical condition. Moreover, the effect of those problems is the lack of children’s confidence. Simultaneously, the impact on family is that the parents have to bear moral burden caused by the deviant child behavior such as irritating the social life convenience when they commit the deviant behavior like getting drunk or stealing. Based on the research, it is recommended the related parties such as the local government, schools, parents and citizens in the vicinity to give more special attention to the students who dropped out of schools.

(6)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Konsep Perubahan Sosial ... 9

2.1.1 Definisi Perubahan Sosial ... 9

2.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial ... 12

2.1.3 Bentuk-bentuk Perubahan Sosial ... 13

2.1.4 Pendidikan dalam Perubahan Sosial ... 16

2.2 Konsep Pendidikan ... 18

2.2.1 Definisi Pendidikan ... 18

2.2.2 Fungsi Pendidikan ... 20

2.2.3 Tujuan Pendidikan ... 21

2.2.4 Jalur Pendidikan ... 22

2.3 Masyarakat Desa ... 30

2.3.1 Definisi Masyarakat Desa ... 30

2.3.2 Karakteristik Masyarakat Desa... 32

(7)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

2.3.4 Permasalahan Pendidikan pada Masyarakat Desa ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Pendekatan Penelitian ... 40

3.2 Metode Peneltian ... 41

3.3 Desain Penelitian ... 42

3.3.1 Tahap Pra Penelitian ... 42

3.3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 42

3.3.3 Tahap Pengolahan Data ... 43

3.4 Partisipan dan Tempat penelitian... 43

3.4.1 Partisipan Penelitian ... 43

3.4.2 Tempat Penelitian ... 43

3.5 Instrumen Penelitian ... 44

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.6.1 Wawancara ... 44

3.6.2 Observasi ... 46

3.6.3 Catatan Lapangan ... 46

3.6.4 Studi Dokumentasi... 47

3.6.5 Studi Literatur ... 48

3.6.6 Metode Penelusuran Data Online ... 48

3.7 Teknik Analisis Data... 49

3.7.1 Data Reduction (Reduksi Data)... 49

3.7.2 Data Display (Penyajian Data) ... 50

3.7.3 Conclusion Drawing Verification ... 51

3.8 Uji Keabsahan Data ... 51

3.8.1 Triangulasi ... 51

3.8.2 Audit Trial ... 51

3.8.3 Expert Opinion ... 52

(8)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 55

4.1.1 Sejarah Desa, Keadaan Geografis, Demografis dan Ekonomi Masyarakat Desa Pabean Udik ... 55

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

4.2.1 Gambaran Kondisi Anak Putus Sekolah Di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu ... 59

4.2.2 Gambaran Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah ... 64

4.2.3 Gambaran Hal-hal yang ditimbulkan dari Permasalahan Anak Putus Sekolah ... 75

4.3 Pembahasan ... 80

4.3.1 Analisis Kondisi Anak Putus Sekolah Di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu ... 80

4.3.2 Analisis Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah ... 84

4.3.3 Analisis Hal-hal yang ditimbulkan dari adanya masalah Anak Putus Sekolah ... 92

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 97

5.1 Simpulan ... 97

5.1.1 Simpulan Umum ... 97

5.1.2 Simpulan Khusus ... 97

5.2 Implikasi ... 98

5.3 Rekomendasi ... 99

DAFTAR PUSTAKA

(9)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Anak Putus Sekolah Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu

Kabupaten Indramayu ... 5

Tabel 2.1 Perbedaan antara Pendidikan Formal dan Dua sistem Pendidikan lainnya ... 25

Tabel 2.2 Perbandingan Tipe Ideal Dari Model Pendidikan Informal, Formal Dan Nonformal ... 28

Tabel 2.3 Perbedaan antara masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan ... 33

Tabel 2.4 Jenis Desa berdasarkan Pengertian Administratif ... 36

Tabel 4.1 Batas Wilayah Desa Pabean Udik ... 56

Tabel 4.2 Luas Wilayah menurutPenggunaannya ... 56

Tabel 4.3 Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pabean Udik ... 57

Tabel 4.4 Data Pendidikan Formal/ Sekolah di Desa Pabean Udik Tahun 2004 ... 58

Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pabean Udik Tahun 2014 ... 58

Tabel 4.6 Data Anak Putus Sekolah Warga Blok Tanggul Rw 04 Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Tahun 2015 ... 61

(10)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Triangulasi dengan Sumber Data ... 53

(11)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Prosentase Anak Putus Sekolah Dan Anak Sekolah Warga Blok

Tanggul Rw 04 Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu

(12)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

Lampiran 2 Hasil Observasi, Wawancara Dan Dokumentasi

Lampiran 3 Catatan Lapangan Penelitian

(13)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan kunci kesuksesan seseorang untuk menata hidupnya di

masa yang akan datang. Setiap manusia memiliki hak mendapatkan pendidikan

yang layak untuk mengembangkan potensi dirinya. Manusia menjadi baik ataupun

buruk tergantung pada apa yang telah diperolehnya dalam hidup, seperti halnya

teori tabula rasa dari John Locke (dalam Sardiman, 2003, hlm. 97) bahwa, „jiwa

seseorang bagaikan kertas putih. Kertas putih ini kemudian akan mendapatkan

coretan atau tulisan dari luar. Terserah kepada unsur dari luar yang akan menulis,

mau ditulis merah atau hijau, dan sebagainya‟. Teori ini mengasumsikan bahwa

setiap anak sejak lahir belum membawa apapun, anak ketika dilahirkan masih

dalam keadaan yang suci, dan belum memiliki karakter. Dalam dunia pendidikan,

peran pendidik dan lingkungannya dapat membantu pembentukan karakter anak.

Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam Bab 2 Dasar, Fungsi, dan

Tujuan pada pasal 3, yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Melalui pendidikan, manusia dapat memahami hak dan kewajiban yang harus

dijalankannya. Pendidikan yang dikelola dengan baik akan membantu negara

dalam menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan juga merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu bangsa,

karena pendidikan menjadi sektor utama dalam peningkatan kualitas hidup

(14)

2

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan merupakan hak setiap warga Negara, dukungan Negara yang

diberikan dapat dilihat melalui UUD 1945 BAB XIII Pasal 31 ayat (1) mengenai

Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa “setiap warga negara berhak mendapat

pendidikan”. Untuk mewujudkannya diperlukan dukungan dari berbagai pihak,

salah satunya adalah orang tua. Orang tua diharapkan selalu menanamkan

kesadaran akan pentingnya pendidikan pada anak sejak usia dini, dan pemberian

perhatian lebih pada anak untuk terus belajar dan mengarahkan anak pada

kemajuan pendidikannya. Jika hal di atas terwujud dengan baik, maka tujuan

pendidikan nasional akan tercapai, yaitu mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pemerintah sangat memperhatikan pendidikan bagi rakyatnya, begitupun

dalam penyelenggaraan pendidikan yang ditempuh oleh rakyatnya. Adapun

penyelenggaraan wajib belajar yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 47

Tahun 2008 tentang Wajib Belajar 9 Tahun yang tercantum pada BAB III

mengenai penyelenggaraan wajib belajar pasal 3, bahwa “wajib belajar

diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan

pendidikan informal”. Pernyataan ini jelas menegaskan bahwa setiap anak harus mengikuti pendidikan formal ataupun nonformal di samping pendidikan informal

yang telah alami diberikan oleh masing-masing keluarga. Pendidikan formal lebih

dikenal dengan sebutan sekolah. Sekolah memiliki beberapa keunggulan jika

dibandingkan dengan jalur pendidikan lainnya. Salah satu keunggulan tersebut

yaitu, sekolah dijadikan tolak ukur kemajuan seseorang bahkan kemajuan suatu

bangsa. Sekolah membantu seseorang untuk memahami kehidupan

bermasyarakat, menjaga lingkungan hidup, memahami norma dan nilai yang

berlaku di masyarakat. Apabila pendidikan formal membantu seseorang untuk

mengembangkan diri menuju kedewasaan, maka idealnya setiap individu harus

mengikuti pendidikan formal. Kenyataan yang nampak pada saat ini masih banyak

anak-anak yang putus sekolah atau dengan kata lain memilih untuk berhenti dan

tidak menyelesaikan pendidikan di setiap jenjang. Hal ini mejadi suatu ironi

(15)

3

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tetapi negara kita masih bergelut dengan masalah-masalah mendasar. Masalah ini

dapat dilihat melalui kehidupan sehari-hari, seperti masih banyaknya anak usia

sekolah hidup di jalanan, serta mencari nafkah melalui berbagai cara, seperti

berdagang, menjaring ikan, bahkan mengemis ataupun mengamen.

Masalah anak putus sekolah memiliki alasan yang beragam, oleh karenanya

peneliti ingin menggali lebih dalam penyebab anak putus sekolah. Guna

tercapainya tujuan pendidikan nasional diperlukan kerjasama yang baik antara

guru dan orang tua agar perkembangan anak selalu dalam perhatian dan

pengawasan mereka. Membangkitkan keinginan setiap anak untuk bersekolah

memang sangat sulit jika tidak ada keinginan dalam dirinya, oleh karena itu

berbagai agen sosialisasi diperlukan, seperti keluarga, teman bermain, media

massa, lingkungan tempat tinggal dan sebagainya. Agen sosialisasi tersebut harus

turut serta mendukung penuh setiap program pendidikan.

Penelitian yang berkenaan dengan masalah anak putus sekolah pernah

dilakukan sebelumnya oleh Ni Ayu Krisna Dewi, dkk. Hasil dari penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa faktor penyebab anak putus sekolah usia

pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng Tahun 2012/2013

disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga, perhatian orang tua, fasilitas

pembelajaran, minat anak untuk sekolah, budaya dan lokasi sekolah. Faktor

perhatian orang tua merupakan faktor yang paling dominan penyebab anak putus

sekolah usia pendidikan dasar di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng

Tahun 2012/2013 yaitu sebesar 39,952%. Faktor lokasi sekolah merupakan faktor

kedua penyebab anak putus sekolah sebesar 17,014%, disebabkan karena lokasi

sekolah jauh dari rumah sekitar delapan kilo meter, maka menyebabkan anak

malas sekolah dan akhirnya putus sekolah. Penyelenggaraan sistem pendidikan di

desa dan kota seharusnya tidak dibedakan dari segi fasilitas atau sarana prasarana

sekolah secara fisik maupun dari segi profesionalitas tenaga pengajar di sekolah.

Persoalan anak putus sekolah merupakan dasar dari munculnya

masalah-masalah sosial. Adapun masalah-masalah kemiskinan di Kabupaten Indramayu

berdasarkan BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2012, Indramayu termasuk kota

termiskin di Provinsi Jawa Barat dengan presentasi kemiskinan sebesar 16, 01 %.

(16)

4

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah di Kabupaten Indramayu berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat, sebanyak 1.431 siswa pada jenjang Sekolah

Dasar yang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan putus sekolah dari 172.386

jumlah keseluruhan siswa Sekolah Dasar. Begitupun siswa Sekolah Menengah

Pertama di Kabupaten Indramayu dari 62.335 jumlah siswa, sebanyak 767 siswa

Sekolah Menengah Pertama yang terdiri dari laki-laki dan perempuan memilih

untuk putus sekolah.

Permasalahan putus sekolah di Kabupaten Indramayu ini lebih dikhususkan

pada Desa Pabean Udik yang terletak di dekat pesisir pantai yang terkenal

masyarakatnya dengan petani tambak dan nelayan. Permasalahan anak putus

sekolah yang ada di Desa Pabean Udik telah membuktikan bahwa daerah ini

memerlukan suatu pemecahan masalah. Masalah ini menjadi hal yang sangat

disayangkan terjadi, karena letak desa yang tidak begitu jauh dari pusat

pemerintahan dan akses yang telah mudah untuk menuju sekolah tetapi masih

banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikannya.

Fakta yang terjadi di lapangan mendorong peneliti untuk mengetahui lebih

lanjut faktor penyebab yang mengakibatkan banyaknya anak putus sekolah di desa

tersebut. Peneliti meyakini bahwa setiap masyarakat memiliki karakteristik

masing-masing, begitupun masyarakat Desa Pabean Udik. Tempat penelitian ini

diyakini bukanlah suatu desa yang terbelakang, karena tidak semuanya bekerja

sebagai nelayan, banyak juga masyarakat desa tersebut yang berprofesi sebagai

PNS, Pegawai dan sebagainya.

Permasalahan anak putus sekolah yang ditemukan di desa tersebut diperkuat

dengan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada satu Rt sebagai

gambaran awal faktor penyebab anak putus sekolah. Permasalahan anak putus

(17)

5

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1 Data Anak Putus Sekolah Desa Pabean Udik Kecamatan

Indramayu Kabupaten Indramayu Tahun 2014

No Tingkatan Pendidikan Laki-laki Perempuan

1

tidak pernah sekolah 5 orang 7 orang

Total Keseluruhan 618 orang 491 orang

Sumber : Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan Pabean Udik Kecamatan

Indramayu Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tingkat pendidikan warga Desa

Pabean Udik masih banyak yang tidak tamat SLTP, bahkan tidak pernah sekolah.

Melalui pengamatan awal banyak ditemukannya anak usia sekolah masih berada

di rumah dan tidak bergegas ke sekolah pada jam sekolah. Banyak ditemukan

nelayan yang suka menjaring ikan masih dalam usia sekolah, baik menengah

pertama ataupun menengah atas. Jika permasalahan ini dibiarkan begitu saja maka

kualitas sumber daya manusia akan semakin menurun. Ketika seorang anak

memutuskan untuk tidak menyelesaikan sekolahnya, lingkungan sosial yang

menjadi tempat sosialisasinya pun akan berbeda sehingga mereka terpengaruh

oleh berbagai hal yang disosialisasikan baik oleh teman sebaya, keluarga, maupun

tempat bekerja setelah anak memutuskan untuk bekerja.

Penelitian ini lebih lanjut ingin mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

anak putus sekolah, dan penyebab utama anak putus sekolah pada masyarakat

Desa Pabean Udik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak

(18)

6

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti untuk melakukan penelitian. Menurut peneliti sendiri, setiap

permasalahan dalam satu daerah memiliki faktor penyebab yang berbeda sesuai

dengan masing-masing karakteristik masyarakat. Daerah yang dijadikan tempat

penelitian ini memiliki latar belakang masyarakat yang berbeda dengan penelitian

sebelumnya, karena pada penelitian ini mayoritas masyarakatnya

bermatapencaharian sebagai nelayan.

Berdasarkan fakta yang ada, dan diperkuat dengan adanya hasil temuan

observasi awal di Desa Pabean Udik mengenai masalah anak putus sekolah, maka

perlu dilakukan pembahasan selanjutnya untuk mengetahui faktor penyebab anak

putus sekolah lebih medalam.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh peneliti dan ditinjau

dari hasil observasi serta sumber literatur yang mendukung, maka peneliti

mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu “Apa sajakah faktor

-faktor penyebab anak putus sekolah pada masyarakat nelayan Desa Pabean Udik

Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu?”

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka

peneliti jabarkan dalam beberapa sub masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimanakah kondisi anak putus sekolah di Desa Pabean Udik

Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu?

1.2.2 Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menyebabkan anak

putus sekolah?

1.2.3 Hal-hal apa saja yang ditimbulkan dari permasalahan anak putus

sekolah?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih

mendalam kondisi pendidikan dan masalah anak putus sekolah yang ada di

Desa Pabean Udik, karena masih banyaknya masalah anak putus sekolah

sehingga perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai penyebab anak tidak

(19)

7

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3.2 Khusus

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, peneliti

memberikan tujuan secara khusus diadakannya penelitan, yaitu:

a. Mendeskripsikan kondisi anak putus sekolah di Desa Pabean Udik

Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu

b. Mendeskripsikan faktor-faktor internal dan eksternal penyebab

anak putus sekolah

c. Mendeskripsikan hal-hal apa saja yang ditimbulkan dari

permasalahan anak putus sekolah di Desa Pabean Udik

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan serta

bermanfaat untuk mengembangkan ilmu sosiologi dan khususnya sosiologi

pendidikan yang mengkaji berbagai permasalahan sosial yang terjadi dalam

dunia pendidikan. Permasalahan tersebut salah satunya yang diakibatkan

karena anak putus sekolah. Penelitian ini sebagai bentuk usaha memperbaiki

Sumber Daya Manusia.

1.4.2 Secara Praktis

a. Bagi Pemerintah setempat

Memberikan gambaran tentang kondisi anak putus sekolah kepada

Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Dinas Pendidikan setempat,

sehingga menjadi dasar untuk mengatasi permasalahan putus sekolah

khususnya di Desa Pabean Udik dan umumnya di Kabupaten Indramayu.

b. Bagi masyarakat setempat

Memberikan sumbangsih pemikiran bagi masyarakat setempat mengenai

kondisi anak putus sekolah, dan membantu masyarakat untuk memahami

pentingnya pendidikan melalui gambaran faktor penyebab anak putus

(20)

8

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Agar skripsi ini dapat mudah dipahami oleh berbagai pihak yang

berkepentingan, skripsi ini disajikan ke dalam lima bab yang disusun berdasarkan

struktur penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II : Kajian Pustaka. Pada bab ini diuraikan berbagai definisi dan

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

BAB III : Metode penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan pendekatan

penelitian, metode penelitian, desain penelitian, partisipan dan

tempat penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data, serta teknik analisis data yang digunakan untuk

menganalisis hasil penelitian yang diperoleh peneliti di

lapangan.

BAB IV : Temuan dan pembahasan. Dalam bab ini penulis

mendeskripsikan hasil temuan pada masyarakat mengenai

kondisi anak putus sekolah, faktor-faktor penyebab putus

sekolah serta hal-hal yang ditimbulkan dari adanya masalah

anak putus sekolah dan dianalisis menggunakan teori yang

sesuai.

BAB V : Simpulan, Implikasi dan rekomendasi. Dalam bab ini penulis

memberikan simpulan dari hasil penelitian berdasarkan

permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.

Penulis juga memberikan implikasi, yaitu pemecahan masalah

setelah peneliti melakukan penelitian dan melihat fakta yang

terdapat di lapangan. Adapun rekomendasi ditujukkan bagi

(21)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang, pendekatan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami secara mendalam

mengenai faktor penyebab anak putus sekolah. Penelitian ini bersifat fleksibel,

peneliti akan mengarahkan penelitian ini sesuai dengan temuan selama proses

penelitian.Sugiyono (2011, hlm. 15) mengemukakan karakteristik penelitian

kualitatif secara rinci, yaitu:

a. Dilakukan pada kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumenkunci;

b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif;

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome;

d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif;

e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Dalam melakukan penelitian kualititatif, peneliti akan terjun langsung dalam

masyarakat, karena pada kenyataanya permasalahan yang menjadi pokok

penelitian ini sangat fundamental. Fundamental karena menyangkut masa depan

pendidikan bangsa yang menurut peneliti sangatlah penting untuk pengkajian

mendalam.Oleh karena itu penelitian ini membutuhkan data lapangan yang

bersifat aktual.

Merriam (dalam Creswell 1994, hlm. 145) lebih jauh menjelaskan mengenai

penelitian kualitatif melalui beberapa asumsinya, yaitu:

a. Peneliti kualitatif lebih memiliki perhatian pada proses daripada hasil atau produk;

b. Peneliti kualitatif tertarik pada makna, yaitu bagaimana orang berusaha memahami kehidupan, pengalaman, dan struktur lingkungan mereka; c. Peneliti kualitatif merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan

analisis data. Data diperoleh melalui instrumen manusia daripada melalui inventarisasi (inventories), kuesioner, ataupun melalui mesin;

d. Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya, peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya; e. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dalam arti peneliti tertarik pada

(22)

41

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dalam arti peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesis, dan teori.

Penting bagi penelitian ini untuk menggunakan penelitan kulitatif, agar data

yang didapat dan dihasilkan mampu menjelaskan permasalahan anak putus

sekolah lebih rinci dan nyata.Masyarakat merupakanpemilik realitas yang ingin

diteliti oleh sebab itu peneliti harus mengerahkan seluruh kemampuannya agar

tujuan penelitian dapat tercapai dan penelitian kulitatif merupakan pendekatan

yang tepat untuk menjawab masalah dalam penelitian ini.

3.2 Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini termasuk ke dalam metode

penelitian deskriptif analitis.Penelitian ini dikatakan metode deskriptif analitis

karena peneliti ingin menggambarkan kondisi anak putus sekolah di Desa Pabean

Udik, dan berupaya menarik realita tersebut ke permukaan sebagai suatu

gambaran kondisi pendidikan. Peneliti terlebih dahulu akan menggali mengenai

informasi tentang pendidikan di desa tersebut dan banyaknya anak putus sekolah.

Peneliti menggunakanmetode penelitian deskriptif analitis, karena ingin

menggambarkan kondisi anak putus sekolah dan menggali faktor-faktor penyebab

anak putus sekolah.Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Nazir

(2003, hlm. 63) yaitu:

Metode deskriptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang.Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Peneliti membutuhkan sejumlah data lapangan untuk mengungkapkan fenomena

anak putus sekolah pada masyarakat nelayan. Oleh sebab itu peneliti memilih

metode deskriptif analitiskarenasesuai dengan tujuan penelitian.Narbuko dan

Achmadi (2007,hlm. 44) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada

sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan

menginterpretasi”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa alasan penulis

(23)

42

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambaran dari suatu kejadian secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah

yang telah dirumuskan sehingga dapat memberikan jawaban dan informasi yang

lebih rinci dan mampu memecahkan permasalahan lebih akurat melalui data yang

diperoleh dari lapangan.

3.3 Desain Penelitian

3.3.1 Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini, peneliti memilih masalah, menentukan judul dan

tempat penelitian yang mendukung tujuan penelitian.Setelah masalah dan

judul ditentukan, peneliti mulai melakukan studi lapangan untuk

mendapatkan gambaran umum yang nyata tentang partisipan

penelitian.Dalam pemilihan lapangan yang hendak dijadikan penelitian,

peneliti memilih tempat terjadinya fenomena yang sesuai dengan masalah

yang hendak diteliti.Tempat penelitian yang dipilih adalah Desa Pabean Udik

Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa

Barat.Berdasarkan model yang dipakai untuk mencari informan yaitu model

Exponential Non-Discriminative Snowball Modle, oleh karena itu peneliti

bertemu terlebih dahulu dengan informan untuk pertama kali dan meminta

bantuan untuk mencari informan selanjutnya.

3.3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahapan pelaksanaan penelitian, peneliti menyesuaikan diri

dengan lingkungan tempat penelitian dan bersosialisasi dengan warga Desa

Pabean Udik. Dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik observasi langsung yang berstruktur. Dalam proses

observasi peneliti melakukan kegiatan pengamatan. Untuk mengetahui

keadaan informan lebih dalam, peneliti selanjutnya melakukan kegiatan

wawancara terhadap informan.Adapun informan dalam penelitian ini adalah

anak putus sekolah, orang tua anak putus sekolah, masyarakat sekitar dan

teman sebaya anak putus sekolah.Selain wawancara dan observasi peneliti

juga menggunakan studi dokumentasi, studi literatur dan catatan lapangan

untuk mendukung atau memperkuat hasil perolehan data yang didapat oleh

(24)

43

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.3 Tahap Pengolahan Data

Pada tahapan awal pengolahan data, peneliti melakukan reduksi data

yaitu proses dimana data yang didapat oleh peneliti tersebut digolongkan dan

dipilih dan difokuskan pada hal-hal penting. Setelah itu dilakukan proses

display datamelalui tabel dan diagram serta melakukan analisis. Pada tahapan

akhir,peneliti melakukan proses pendeskripsian hasil penelitian dalam bentuk

narasi.

3.4Partisipan dan Tempat Penelitian

3.4.1 Partisipan Penelitian

Penelitian ini melibatkan manusia sebagai partisipan penelitian juga

sumber pengumpulan data. Pada penelitian ini partisipan penelitian yang

akan terlibat yaitu, orang tua anak putus sekolah, anak putus sekolah,teman

sepermainan anak putus sekolah dan masyarakat sekitar Desa Pabean Udik,

serta Kepala Desa pabean Udik selaku pimpinan daerah.

Partisipan penelitian dipilih melalui prosedur snowball. Bungin (2007,

hlm. 108) mengemukakan bahwa

Dalam prosedur ini, dengan siapa peserta atau informan pernah dikontak atau pertama kali bertemu dengan peneliti adalah penting untuk menggunakan jaringan sosial mereka untuk merujuk peneliti kepada orang lain yang berpotensi berpartisipasi atau berkontribusi dan mempelajari atau memberi informasi kepada peneliti.

Kaitannya dengan prosedur snowball yakni Ibu Rt 01 Rw 04 sebagai

informan yang pertama kali bertemu dan meminta bantuan Ibu Rt 01 Rw 04

untuk membantu mencari informan selanjutnya. Model snowball yang

digunakan adalah Exponential Non-Discriminative Snowball Modle,

maksudnya informan yang menjadi rujukan dari informan sebelumnya

diambil oleh peneliti sebagai informan berikutnya tanpa adanya proses

diskriminasi.

3.4.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian yaitu Desa Pabean udik Kecamatan Indramayu

Kabupaten Indramayu dan lebih dikhususkan lagi yaitu pada Blok Tanggul

(25)

44

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut dirasa tepat karena peneliti sendiri melihat adanya realitas sosial

yang sesuai dengan permasalahan penelitian yang sedang dikaji oleh peneliti.

3.5 Instrumen Penelitian

Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan instrumen kunci.Satori dan

Komariah (2010, hlm. 62) menjelaskan lebih rinci mengapa peneliti dikatakan

sebagai instrumen kuncikarena “peneliti sebagai alat pengumpul data

utama.Dalam penelitian kualitatif, data masih belum diketahui, sumber data belum

teridentifikasi secara pasti, cara-cara menggali, mengungkap dan mengeksplorasi

data belum terdefiniskan secara jelas sehingga keberadaan alat pengumpul data

utama sangat diandalkaninstrumen penelitian”.

Sejalan dengan pendapat Satori dan Komariah, Sugiyono (2005, hlm. 59)

menegaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri”.Dalam penelitian kali ini, peneliti harus

mampu menggali lebih dalam masalah anak putus sekolah, sehingga didapatkan

hasil yang baik dan dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab

seorang anak putus sekolah.Berdasarkan pendapat di atas maka kredibilitas

peneliti sangat penting dan dibutuhkan ketekunan juga ketelitian dalam proses

penelitian di lapangan.

Peneliti menjadi instrumen kunci, karena penelitian kualitatif pada awalnya

memiliki sifat permasalahan yang belum jelas dan pasti.Setelah masalah itu jelas

barulah instrumen dikembangkan.Oleh karena itu peeliti memerlukan instrumen

pendukung berupa pedoman wawancara danpedoman observasi.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian, tujuan adanya

pengumpulan data diharapkan dapat membantu penelitian dalam menemukan

fakta-fakta dari lapangan sehingga dapat membantu proses penelitian agar lebih

akurat. Teknik pengumpulan data yang dipilih untuk menunjang penelitian ini,

yaitu:

3.6.1 Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara agar peneliti mendapatkan

informasi dengan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(26)

45

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpendapat bahwa “wawancara adalah suatu kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi. Di samping akan mendapatkan

gambaran yang menyeluruh, juga akan mendapatkan informasi yang penting”.

Wawancara ini dilakukan secara terbuka, artinya subjek penelitian

mengetahui bahwa pewawancara adalah orang yang ingin meneliti dirinya.

Satori dan Komariah (2011, hlm.133) menyebutkan tiga jenis wawancara,

yaitu:

a. Wawancara terstandar (Standardized interview)

b. Wawancara tidak terstandar (Unstandardised interview)

c. Wawancara semi standar (Semistandardized interview)

Wawancara yang akan digunakan oleh peneliti yaitu wawancara semi

standar atau dalam istilah Patton adalah wawancara bebas terpimpin

(controlled interview), yaitu suatu teknik wawancara yang dilakukan

menggunakan panduan inti pokok pertanyaan. Pada saat dilakukan

wawancara, pewawancara bebas untuk mengajukan suatu pertanyaan dan

tetap pada inti pokok pertanyaan.

Ketika melakukan wawancara, pewawancara harus memiliki catatan

harian.Catatan harian ini dimaksudkan agar informasi yang telah diperoleh

tidak lupa dan hilang begitu saja sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

analisis data. Catatan harian juga digunakan agar menghemat waktu

penelitian agar tidak selalu mengulang-ngulang pertanyaan yang sama.

Peneliti akan bertemu terlebih dahulu dengan Ibu Rt 01 Rw 04 dan

mewawancarai beliau sebagai orang yang mengetahui sebagian besar

keadaan warga Rt 01 sekaligus sebagai orang tua dari anak putus sekolah.

Setelah itu proses pemilihan informan mengikuti rekomendasi dari beliau

sesuai dengan tujuan penelitian.Begitupun rekomendasi pada Rt 02 dan

seterusnya. Peneliti juga menggunakan alat bantu dalam mengumpulkan data

(27)

46

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.2 Observasi

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data ini karena ingin

mengamati secara langsung proses interaksi yang terjadi pada masyarakat

Desa pabean Udik. Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan pencatatan.Teknik observasi memiliki beberapa keunggulan

seperti yang dikemukakan oleh Patton (dalam Nasution, 2003, hlm. 59-60)

mengenai manfaat observasi, yaitu:

a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh;

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery;

c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara;

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga;

e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif; dan

f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana situasi sosial.

Bentuk observasi yang digunakan yaitu observasi langsung yang

berstruktur, yaitu suatu pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh

peneliti.Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti yakni mengamati

keadaan sekitar dengan sebelumnya membuat panduan observasi, setelah itu

peneliti mengamati kejadian sosial yang terjadi pada anak yang putus

sekolah.Hasil observasi ini diharapkan dapat memberikan referensi atau

tambahan data juga membantu peneliti untuk menguji keabsahan data.

3.6.3 Catatan Lapangan

Catatan lapangan dalam penelitian kualitatif sangat dibutuhkan untuk

alat perantara antara apa yang dilihat, didengar dan rasakan. Menurut Bogdan

(28)

47

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan

dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif‟.

Satori dan Komariah (2010, hlm. 176) lebih jauh mengemukakan mengenai catatan lapangan bahwa “catatan lapangan bukan laporan atau rangkuman, atau sekedar seleksi dari hal-hal yang menarik.Catatan lapangan

adalah bahan mentah lengkap riset peneliti yang dituliskan semuanya, atau

peneliti akan lupa pada begitu banyak hal atau hanya ingat sebagian hal-hal tertentu saja”.

Peneliti menggunakan catatan lapangan selama proses penelitian,

catatan lapangan ini selain menggunakan buku catatan peneliti juga akan

menggunakan tape recorder dan video rekaman. Catatan lapangan tersebut

berupa kronologis kejadian yang ditemui di tempat penelitian.Setelah data

didapatkan, peneliti menyusun data tersebut secara runtun agar menjadi suatu

catatan lapangan yang dapat membantu peneliti dalam menganalisis data.

3.6.4 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan

data untuk menunjang hasil penelitian, studi dokumentasi diharapkan mampu

memberikan latar belakang dan data resmi dari desa terkait untuk mengetahui

jumlah anak putus sekolah.Suwandi dan Basrowi (2008, hlm. 158)

menjelaskan bahwa

Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah anak, luas tanah, jumlah penduduk dan sebagainya.Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi

(29)

48

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun studi dokumentasi ini menggunkan alat bantu berupa kamera,

hal ini diperkuat oleh pendapat Hornby (dalam Satori dan Komariah, 2010, hlm. 146) „something written or printed, to be used as a record or evidence‟ atau sesuatu tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau

bukti.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dokumentasi terhadap subjek

penelitian berkaitan dengan masalah yang dimaksud untuk mendapatkan data

pendukung penelitian lainnya yang bersumber dari dokumen resmi juga suatu

bukti berupa foto ataupun bahan statistik.Pada penelitian ini, peneliti

membutuhkan dokumen resmi mengenai data anak putus sekolah, kondisi

geografis, dan demografis.

3.6.5 Studi Literatur

Studi lieteratur yaitu mencari referensi yang bersumber dari buku,

jurnal, artikel yang berkenaan dengan penelitian.Hal ini dimaksudkan untuk

memperoleh informasi tambahan yang dapat menunjang masalah yang dikaji

atau diteliti.Mengenai hal ini Cronin (dalam Satori dan Komariah, 2010, hlm.

151) mengatakan bahwa

Bila ingin mengetahui signifikansi suatu sitiran, terlebih dahulu harus memahami perilaku ilmuwan dalam berkomunikasi. Kebiasaan menyitir atau mengutip pendapat atau teori yang terdapat pada karya pengarang lain telah banyak dilakukan oleh penulis. Sitiran itu dipahami untuk mendukung tulisan, dan hal itu telah menjadi keharusan dalam dunia komunikasi ilmiah.

Literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur

yang berkaitan erat dengan objek yang sedang dikaji oleh peneliti yakni

literatur yang berhubungan dengan pendidikan dan masalah putus

sekolah.Selain itu studi literatur dapat membantu peneliti untuk mengetahui

teori yang berhubungan dengan penelitian serta relevan dengan kegiatan

penelitian yang dilakukan, sehingga hasil yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan kajian keilmuan.

3.6.6 Metode Penelusuran Data Online

Perkembangan teknologi telah diakui oleh seluruh umat manusia di

dunia, hal ini tidak memungkiri banyak karya-karya ilmiah dan jurnal yang

(30)

49

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situs resmi untuk mempublikasikan data terbarunya.Oleh karena itu sangat

membantu bagi peneliti dalam menelusuri data-data pendukung secara online.

Menurut Bungin (2013, hlm.128) metode penelusuran data online yang

dimaksud yaitu:

Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-informasi online yang berupa data maupun data-informasi teori, secepat atau semudah mungkin, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

Teknik pengumpulan data ini membantu peneliti mendapatkan data putus

sekolah di Indramayu melalui badan pusat statistika secara online, begitupun

penelitian terdahulu berupa jurnal atau karya ilmiah dan juga Undang-undang

serta Peraturan Pemerintah.

3.7Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan agar data yang telah terkumpul dapat diolah

menggunakan cara yang telah ada. Peneliti bertugas untuk mencari teknik analisis

data yang sesuai, agar data yang telah ada dapat dilaporkan dengan baik. Menurut

Sugiyono (2012, hlm. 246), “analisis lebih difokuskan selama proses dilapangan,

bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data kualitatif terdiri dari tiga

aktivitas, yaitu data reduction, data display, danconclusion drawing verification”.Ketiga rangkaian aktivitas teknik analisis data tersebut penulis terapkan dalam penelitian ini karena teknik tersebut membantu peneliti untuk

menyajikan data penelitian secara lebih jelas dan sistematis sehingga hasil

penelitian tersebut dapat disajikan dengan baik.Selanjutnya, untuk memperjelas

tujuan peneliti memilih ketiga teknik tersebut, peneliti akan menjelaskannya

sebagai berikut:

3.7.1 Data Reduction (Reduksi Data)

Hal inibertujuan agar data yang telah diperoleh dapat digolongkan dan

hasil penelitian diarahkan agar terfokus pada hal-hal yang dianggap penting

oleh peneliti.Maksud dari data reduksi tersebut, peneliti mampu merangkum

(31)

50

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diteliti. Data yang akan direduksi adalah hasil catatan harian selama

wawancara dan pengamatan ketika di lapangan.

Husserl (dalam Ikbar, 2012, hlm. 164) berpendapat bahwa untuk

menangkap hakikat obyek-obyek tersebut, diperlukan tiga macam reduksi

guna menyingkirkan semua hal yang mengganggu dalam mencapai tahap

keilmu pengetahuan, yaitu:

a. Reduksi untuk menyingkirkan segala sesuatu (data) yang subyektif untuk menerima data-data yang obyektif dan diperlukan keterbukaan sehingga proses pengamatan terhadap gejala-gejala dicari (jika dilakukan wawancara) bisa dilakukan;

b. Reduksi untuk menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang obyek yang diperoleh dari sumber lain, dan semua teori dan hipotesis yang sudah ada (jika sudah didapatkan data yang relevan);

c. Reduksi untuk menyingkirkan seluruh tradisi pengetahuan. Segala sesuatu yang sudah dikatakan oranglain untuk sementara harus dilupakan, kalau reduksi-reduksi ini berhasil, maka gejala-gejala akan memperlihatkan dirinya sendiri atau dapat menjadi fenomena khusus.

Dalam penelitian kali ini, reduksi data yang akan dilakukan peneliti

ialah dengan memilih dan menggolongkan data yang dibutuhkan baik yang

diperoleh melalui teknik wawancara maupun observasi di lapangan

berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

3.7.2 Data Display (Penyajian Data)

Sekumpulan informasi yang telah disusun dapat memberikan

gambaran secara rinci dan menyeluruh mengenai faktor-faktor penyebab

putus sekolah dengan mencari pola hubungannya. Penyajian data yang

disusun secara singkat, jelas, dan terperinci namun menyeluruh akan

memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek

yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian.

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 341) bahwa “dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”.Pada penelitian kali ini

data yang telah direduksi akan ditampilkan dalam bentuk tabel yang nantinya

akan dianalisis, sehingga mampu dideskripsikan dengan baik dan

(32)

51

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.3 Conclusion Drawing Verification

Data yang telah dianalisis oleh peneliti lalu dicari arti, makna,

penjelasan dari data tersebut.Hal ini dijelaskan lebih jauh oleh Miles and

huberman (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 345) „kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya‟.

Pada proses ini peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data yang

telah direduksi dan penyajian data melalui tabel ataupun diagram agar

penarikan kesimpulan data lebih akurat dan dapat diverifikasi sesuai dengan

bukti yang telah diperoleh.

3.8Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif terdapat uji kebasahan data, hal ini diperlukan

agar penelitian dikatakan valid. Teknik pemerikasaan data kualiatif untuk

mengukur derajat kepercayaan (kredibilitas) data yang diperoleh dari lapangan,

Hopkins (dalam Wiraatmadja 2012, hlm. 168-170) menggunakan teknik-teknik

khusus yang selanjutnya peneliti terapkan dalam penelitian ini, yaitu Member

Check, Triangulasi, Audit Trial, Expert Opinion, Keys Respondents Review. Pada

penelitian kali ini teknik member checkdan key responden reviewtidak akan

digunakan.Adapun pengecekan melalui diskusi yang peneliti gunakan untuk

menguji keabsahan data. Berikut akan dijelaskan lebih teknik yang digunakan

untuk menguji keabsahan data, sebagai berikut:

3.8.1 Triangulasi

Triangulasi digunakan oleh peneliti untuk menguji keabsahan suatu

data. Hal ini dilakukan agar data yang telah diperoleh valid, dan peneliti akan

menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

3.8.2 Audit Trial

Memeriksa kembali metode dan prosedur penelitian yang akan

diterapkan melalui kegiatan diskusi dengan teman sejawat atau dosen

(33)

52

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8.3 Expert Opinion

Pada tahapan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan pada pakar

di bidangnya.Dalam hal ini dosen pembimbing skripsi untuk melakukan

konfirmasi, sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

Melalui penjelasan di atas mengenai triangulasi, kali ini peneliti akan

menjelaskan triangulasi sumber dan teknik yang akan diterapkan untuk menguji

keabsahan data. Triangulasi digunakan oleh peneliti untuk menguji kebenaran

data yang telah diperoleh di lapangan. Menurut Denzin (dalam Ikbar, 20122, hlm.

166) membedakan empat macam triangulasi diantaranya ialah: memanfaatkan

penggunaan sumber, metode, penyelidik dan teori.

Sementara itu Nasution (dalam Ikbar, 2012, hlm. 166) menjelaskan „triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi, dan dokumen‟.Triangulasi sangat dibutuhkan, hal ini untuk

menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama proses penelitian.

Adanya triangulasi untuk meminimalisir kesalahan tersebut.

a. Triangulasi dengan sumber data

Menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data

yang telah diperoleh peneliti ataupun membandingkan hasil wawancara dan

pengamatan atau dengan kata lain menggunakan waktu dan alat yang

berbeda. Menurut Moleong (2002, hlm 178) hal itu dapat dicapai dengan

jalan sebagai berikut:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan datahasil wawancara;

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang diakatakannya secara pribadi;

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

4. Membandingkan keadaan dan perspekif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang berdasarkan kelas sosial, pendidikan atau pekerjaannya;

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Untuk mengecek kebenaran data tersebut dibuatlah triangulasi

sumberdata selama wawancara dengan pengamatan di lapangan, sebagai

(34)

53

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Sugiyono, 2012, hlm. 127

b. Triangulasi dengan Metode

Triangulasi dengan metode ini digunakan untuk melakukan

pengecekan kembali antara hasil dari pengumpulan data yang telah

dijelaskan sebelumnya. Menururt Patton (dalam Moleong, 2002, hlm.

178) terdapat dua strategi pada triangulasi dengan metode yaitu:

1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data dan

2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama.

Untuk menjelaskan maksud dari triangulasi ini, dibuatlah tabel

triangulasi metode sebagai berikut:

Gambar 3.2 Triangulasi dengan metode

Sumber: Sugiyono, 2012, hlm. 127

Gambar 3.1 Triangulasi dengan sumber data

Orang tua anak putus sekolah

Anak putus sekolah

Masyarakat Sekitar

Wawancara Observasi

(35)

54

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8.4 Pengecekan Melalui Diskusi

Diskusi dengan berbagai kalangan yang mengerti tentang masalah

penelitian dapat membantu dalam menguji keabsahan data. Diskusi bertujuan

untuk menyingkapkan kebenaran hasil penelitian serta mencari titik-titik

kekeliruan interpretasi dengan klarifikasi penafsiran dari pihak lain.

Melalui penjelasan di atas maka uji keabsahan data sangat diperlukan

agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu ketekunan

peneliti sangat diperlakukan untuk mengurangi kekeliruan dalam proses

(36)

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

5.1.1 Simpulan Umum

Berdasarkan hasil temuan di lapangan yang diperoleh melalui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi, juga pembahasan pada BAB IV

maka diperoleh beberapa simpulan umum sebagai berikut:

Desa Pabean Udik merupakan salah satu desa di Kabupaten

Indramayu yang memiliki permasalahan anak putus sekolah. Anak putus

sekolah di Desa Pabean Udik mulai dari umur 8-15 tahun, antara jenjang SD

dan SMP. Faktor penyebab anak putus sekolah berasal dari faktor internal dan

eksternal. Faktor Internal terdiri dari faktor tingkat kesadaran anak terhadapa

pendidikan, faktor tingkat kesadaran orang tua terhadapa pendidikan dan

faktor tidak menyukai sekolah. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor

ekonomi keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor sosial budaya.

5.1.2 Simpulan Khusus

Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara

dan studi dokumentasi juga pembahasan pada BAB sebelumnya maka

didapatkan suatu simpulan khusus dari hasil penelitian ini, yaitu:

a. Kondisi anak putus sekolah di Desa Pabean Udik kurang baik.

Masih banyak anak putus sekolah yang tidak memiliki kegiatan

apapun sehingga anak tidak mendapatkan pengajaran apapun,

sedangkan usia mereka masih dini dan perlu bimbingan dari orang

tua dan lingkungan yang baik agar anak menjadi bagian dari

anggota masyarakat yang bermoral. Kegiatan sehari-hari anak

laki-laki putus sekolah usia 8-12 tahun hanya bermain dan berkumpul

bersama. Sedangkan bagi anak putus sekolah usia 13-15 tahun

mereka sudah menjaring ke laut. Sedangkan bagi anak perempuan

membantu orang tua di rumah, menikah atau menjadi asisten

(37)

98

Indang Purwani, 2015

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Keputusan anak untuk tidak melanjutkan sekolah dilatarbelakangi

oleh beberapa faktor penyebab, antara lain faktor internal terdiri

dari tingkat kesadaran anak terhadap pendidikan, tingkat kesadaran

orang tua terhadap pendidikan dan tidak menyukai sekolah.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor ekonomi keluarga,

lingkungan sekolah dan sosial budaya. Dari tiga faktor internal

penyebab anak putus sekolah, faktor yang paling dominan adalah

faktor tingkat kesadaran anak dan orang tua terhadap pendidikan

yang kurang. Hal tersebut dikarenakan keluarga telah nyaman dan

tidak ada keingian untuk merubah kondisi hidupnya pada saat ini

dan masih menganggap sekolah merupakan miliki otrang yang

berduit. Rendahnya pendidikan orang tua mempengaruhi pola pikir

dan pandangan anak mengenai pendidikan. Dari tiga faktor

eksternal penyebab anak putus sekolah, faktor yang paling dominan

adalah faktor ekonomi keluarga sehingga anak tidak mampu

berbuat banyak untuk mengusahakan pendidikan bagi dirinya.

c. Adapun hal-hal yang ditimbulkan dari permasalahan anak putus

sekolah ialah anak mudah terpengaruh dengan perbuatan

menyimpang di lingkungan sekitarnya. Adapun hal-hal tersebut

adalah banyaknya anak-anak yang mencoba merokok,

minum-minuman keras dan bahkan seks bebas. Hal ini disebabkan oleh

lingkungan sosial anak berubah dan anak terpengaruh oleh hal-hal

negatif yang ada di lingkungannya.

5.2 Implikasi

Sehubungan dengan faktor penyebab anak putus sekolah di Desa Pabean

Udik, maka perlu adanya pembinaan bagi orang tua ank putus sekolah mengenai

pendidikan dan pemberian keterampilan bagi anak putus sekolah. Hal tersebut

dilakukan agar masyarakat Desa Pabean Udik memiliki pandangan yang lebih

baik terhadap pendidikan dan mampu mengarahkan anaknya untuk mendapatkan

pendidikan sampai pada jenjang yang lebih tinggi. Adapun hal-hal yang

Gambar

Tabel 1.1 Data Anak Putus Sekolah Desa Pabean Udik Kecamatan
Gambar 3.1 Triangulasi dengan sumber data

Referensi

Dokumen terkait

FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN NELAYAN TRADISIONAL DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI THE FACTOR OF PROVERTY CAUSES TRADISTIONAL FISHERMAN AT.. KEDUNGRINGIN

Keterangan data di atas dapat didukung dari hasil wawancara dengan orang tua responden yang berkaitan dengan fakto- faktor penyebab anak putus sekolah pada masyarakat

Penelitian yang dilakukan di Desa Kototuo Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar mengenai latar belakang penyebab anak putus sekolah di Desa Kototuo telah

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada lima faktor faktor penyebab kemiskinan pada masyarakat nelayan di Desa Timu Kecamatan Tomia Timur

Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang putus sekolah di tingkat SD (Sekolah Dasar) dari kelas 1-6 yang ada di Desa Bukit Raya, Kecamatan

Secara umum dalam faktor ekonomi ini penyebab anak putus sekolah adalah karena biaya atau faktor ekonomi di dalam keluarga, seperti yang terjadi di Desa Wanseriwu,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab anak putus sekolah di Desa Lamboya Dete Kecamatan Lamboya Kabupaten Sumba Barat adalah 1 kurangnya minat belajar anak putus sekolah, 2

Berdampak yang lebih serius seperti kekurangan gizi, timbulnya kecacatan, timbulnya angka kesakitan dan bahkan terjadinya kematian [7] Pemberdayaan perempuan Nelayan di Kuwu Pabean