• Tidak ada hasil yang ditemukan

faktor penyebab anak putus sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "faktor penyebab anak putus sekolah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH

( Studi Kasus : Anak-anak nelayan yang Putus Sekolah di Nagari Indrapura Pasir Ganting Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan)

ARTIKEL

MARIA KASTINA NIM: 10070076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

CAUSE FACTORS CHILDREN OF BROKEN SCHOOL

( Case Study : Fisherman’s Children Who Broken Of School In Nagari Indrapura Pasir Ganting Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan)

Oleh :

Maria Kastina1 Liza Husnita2 Isnaini3

* The Sosiology education student of STKIP PGRI west Sumatera.

** The Sosiology staff of sosiology education of STKIP PGRI west Sumatera.

ABSTRACT

The background of this researchis the firshernan’s children that broken of school in Nagari Indrapura Pasir Ganting Kecamatan Pancung Soal Kabupaten south Pesisir Selatan many children that don’t graduated their education tonext level. Because of that researcher formulate problem what is the cause factors fisherman’s children broken of scool in Nagari Indrapura Pasir Ganting. The purpose of this research in to descript cause factors fisherman children broken of school. The theory that use in this research is fuctional struktural theory the experth of this theory is Talcott Parson. The approach which use inthis research is methode of qualitative research with descriptive type for giving clear description about the reality that will observasion. The informan in this research is 24 parson, include children broken of school 13 and ther parents 9 parson, and then society 2 parson in Nagari Indrapura Pasir Ganting, colleecting of the data with observation and deep interview and also documentation. Analysis unit of the data, reduction data and data analysis and also varivication and conclusion is interest. Basid and the result of this research.

Researcher get conclution cause factor’s of children’s brocen of scoolis conomic factor as fisherman which unability to continue their children’s education because the fisherman in Nagari Indrapura Pasir Ganting poor fisherman’s chilldren that get low income that rich fisherman and middle fisherman. Enviroinment factor where the children had inpivace by society invironment like their friend who broken of school. Geography factor is long distance condition.

Key Words: Cause Factors Children Of Broken School

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Pembimbing I, staf pengajar Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II, staf pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

PENDAHULUAN

Melihat tumbuh dan berkembangnya pendidikan di Indonesia menjadi faktor utama untuk mendapatkan pendidikan yang baik, guna untuk memperbaiki diri dan juga menyangkut untuk kemajuan suatu bangsa. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia yang mempunyai nilai strategis bagi kehidupan manusia di dunia. Hampir seluruh negara menempatkan pendidikan sebagai suatu yang paling utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang paling penting dalam rangka pembangunan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (UUD alinea IV Tahun 1945).

Untuk mewujud pendidikan maka dituntun pula adanya waktu khusus dan tempat khusus bagi anak berbentuk lembaga sosial atau di kenal juga dengan lembaga kemasyarakatan.

Salah satu lembaga kemasyarakatan tersebut dikenal dengan lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan terdiri dari lembaga formal yaitu pendidikan yang didapatkan dibangku sekolah, informal yaitu pendidikan yang didapat diluar sekolah, misalnya dilingkungan keluarga dan lingkungan setempat, sedangkan pendidikan non formal yaitu pendidikan diperoleh dari kursus- kursus. Secara global definisi sekolah dapat diartikan sebagai institusi sosial yang diciptakan untuk masyarakat untuk melaksanakan sejumlah fungsi sosial yang berhubungan dengan pendidikan anak menuju kearah kedewasaan (Ahmadi, 1991:162).

Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang.

Selanjutnya, pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing serta memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik (Mukhtar, 2009:159)

Keluarga merupakan lembaga pendidkan pertama sekali dikenal oleh seorang individu dalam masa pertumbuhannya. Di dalam pelaksanaan pendidikan peranan keluarga juga tidak kalah pentingnya. Keluarga adalah unit sosial terkecil yang paling efektif menanamkan nilai-nilai budaya, karena didalam lingkungan

keluarga hubungan emosional terjalin dengan akrab dan intensif, sehingga memungkinkan berlangsungnya proses pendidikan. Melalui proses pendidikan dalam lingkungan keluarga anak-anak dapat disiapkan dan dilatih untuk memenuhi fungsi dan perananya dan dapat dipersiapkan untuk memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat.

Undang-Undang No 27 Tahun 2008 pemerintah mewajibkan wajib belajar 12 tahun bagi seluruh rakyat Indonesia dengan wajib belajar 12 tahun supaya semua masyarakat Indonesia mendapatkan pendidikan yang lebih baik pemerintah mengulirkan PMU (Wajub belajar 12 tahun untuk mensukseskan pendidikan di Indonesia, agar rakyat Indonesia menjadi generasi muda yang memiliki ilmu pengetahuan dan peningkatan mutu pendidikan pasal 1 ayat 154.

(Undang-Undang Dasr No 27 pasal 1 ayat 154 Tahun 2008).

Anak putus sekolah adalah orang- orang yang gagal menjalani pendidikan formal dengan alasan-alasan tertentu, demi menyelamatkan masa depan mereka dan masa depan bangsa ini, maka sangat diperlukan perhatian dan kepedulian berbagai pihak, sehingga remaja yang terlantar dan putus sekolah dapat dibina menjadi kader pemimpin bangsa yang berkualitas memiliki intelektual dan ketrampilan yang memang dibutuhkan demi pelaksanaan pembangunan bangsa (Maizuar, 2003:8).

Putus sekolah adalah suatu predikat yang diberikan pada mantan peserta didik yang tidak mampu melanjutkan suatu jenjang pendidikan kejenjang pendidikan berikutnya (Ari, 2002:71).

Putus sekolah adalah anak yang tidak dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lain (Bagong,2010:355). Putus sekolah adalah merupakan masalah pendidikan dan sosial yang sangat serius yang meninggalkan sekolah sebelum lulus banyak individu yang tidak mendapatkan pendidikan yang cukup sejahtera dan terbatas sepanjang hidup sebagai seseorang yang dewasa. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa putus sekolah adalah suatu predikat yang diberikan kepada seseorang yang tidak mampu untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dilihat segi letak lokasi tempat tinggal masyarakat Indrapura Pasir Ganting yang berada dipinggir laut. Maka mata pencarian masyarakat di Nagari Indrapura Pasir Ganting pada observasi awal terdapat bermacam-macam mata pencarian antara lainnya yaitu PNS, Swasta, Petani Sawit, Nelayan, Petani Sawah dan Pedagang Pangan, Polri, Dukun, dan ada yang tidak memiliki pekerjaan. Dari berbagai

(5)

macam mata pencarian masyarakat di Nagari Indrapura Pasir Ganting terdapat mata pencarian sebagai nelayan lah yang lebih banyak jumlah yang mata pencariannya.

Dari berbagai macam mata pencarian masyarakat di Nagari Indrapura Pasir Ganting terdapat mata pencarian sebagai

nelayan lah yang lebih

banyak jumlah yang mata pencariannya. Sedangkan dalam karakteristik nelayan itu terbagi tiga, yaitu ada nelayan kaya, nelayan sedang dan nelayan miskin. Jadi sesuai dengan hasil observasi peneliti di Nagari Indrapura Pasir Ganting ini kriteria nelayan yang tempat penelitian ini termasuk dalam nelayan miskin.

Dimana kriteria Nelayan miskin adalah nelayan yang pendapatannya rendah dari nelayan kaya maupun nelayan sedang, dimana mereka masih menggunakan alat-alat yang tradisional seperti (Long tail, Lore, Pukat tepi) untuk mencari uang. Hal ini didukung oleh keadaan SDA (Sumber Daya Alam) masyarakat yang dapat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ditambah pula untuk biaya sekolah anaknya.

Mempunyai mata pencaharian dan penghasilan sebagai nelayan merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang melakukan aktivitas usaha dengan mendapat penghasilan bersumber dari usaha sendiri dan tergantuang pada sumber daya alam. Pada hakekatnya, para orang tua mempunyai harapan agar anak- anak mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, tidak mudah terjerumus dalam perbuatan- perbuatan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun merugikan orang lain. Harapan ini kiranya akan lebih mudah terwujud apabila sejak semula, orang tua telah menyadari peranan mereka sebagai orang tua yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak.

Berbagai macam cara telah dilakukan oleh Pemerintah guna untuk mencerdaskan anak bangsa seperti bantuan yang diberikan oleh pemerintah terhadap anak-anak yang kurang mampu maupun anak berprestasi. Pemerintah semaksimal mungkin untuk memberikan bantuan supaya anak mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Pemerintah memberikan beasiswa kepada anak tersebut tetapi kenyataan masih banyak anak putus sekolah. Walaupun bantuan sudah diberikan.

Nelayan adalah seseorang yang melakukan usaha dalam bidang sektor perikanan di laut dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Nelayan pada umumnya orang yang berkeluarga dalam rumah tangganya serta menjadi penduduk tetap pada wilayah tersebut (Koenjaningrat, 2002:49-52). Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh

hasil tangkapannya. Banyak tangkapan tercermin pula besarnya pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga.

(Koenjaningrat, 2002:56). Hal ini tergantung pada banyak atau sedikitnya pendapatan penangkapan ikan yang di dapatkan oleh nelayan setiap harinya.

Pada umumnya nelayan di Nagari Indrapura Pasir Ganting ditinjau dari tingkat skala investasi modal termasuk nelayan miskin, sedangkan dilihat dari tingkat teknologi termasuk nelayan sederhana, karena menggunakan alat-alat menangkap ikan yang sederhana seperti Pancing, jaring serta mesin kapal bot.

Dilihat dari jumlah anak nelayan yang putus sekolah di Nagari Indrapura Pasir Ganting terdapat 77 orang anak yang putus sekolah. Dari 77 orang anak nelayan yang putus sekolah terdiri dari tamat sekolah SD 13 orang anak, tidak tamat SMP 21 orang, dan tidak tamat SMA 43 orang anak. Disini sebagian besar anak-anak yang putus sekolah adalah anak SMA yang berjumlah 43 orang.

Berdasarkan hasil observasi awal penulis lakukan di Nagari Indrapura Pasir Ganting Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Disini penulis melihat bahwa adanya anak dari keluarga nelayan yang putus sekolah mulai dari tingkat pendidikan SD, SMP bahkan paling banyak terdapat pada tingkat pendidikan SMA. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SD dan SMP sudah tanggung jawab pemerintah wajib belajar 12 tahun untuk seluruh raknyat Indonesia. Namun masih ada juga anak di Jenjang pendidikan SD dan SMP dan SMA yang putus sekolah. Mereka tidak melanjutkan pendidikan lagi karena mereka sibuk dengan kesibukannya masing, seperti duduk diwarung, main-main dipantai, dan pergi memacing ikan ditengah lautan. Sungguh suatu fenomena yang tidak sewajarnya terjadi pada seumuran mereka.

Seharusnya mereka berada dilingkungan sekolah malah mencari kesibukan yang lain.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah Mendeskripsikan faktor- faktor penyebab anak nelayan putus sekolah di Nagari Indrapura Pasir Ganting Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Manfaat Akademis. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk mendapat gelar S1 sekaligus

(6)

menyelesaikan Studi Pendidikan Sosiologi di STKIP PGRI Padang Sumatra Barat. Penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi bahan rujukan bagi pembaca yang tertarik membahas tentang faktor penyebab anak nelayan putus sekolah.

Manfaat Praktis. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berarti bagi masyarakat terutama keluarga nelayan tentang anaknya yang putus sekolah di Nagari Indrapura Pasir Ganting Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian ini dapat membantu memberikan informasi kepada semua pihak khususnya bagi instansi dan pemerhati masalah sosial yang terkait dengan masalah Anak putus sekolah, agar mampu mengatasi masalah tersebut.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Telcott Parson dalam skema AGIL. Hal ini sesuai dengan Talcott Parsons struktural fungsional yang dikenal dengan skema AGIL. Talcott Parsons merupakan ahli sosiologi yang mengembangkan dan mengkaji teori struktural fungsional. Struktural fungsional merupakan suatu teori yang mengkaji tentang unsur- unsur atau elemen- elemen yang ada di dalam masyarakat sesuai dengan sistemnya masing- masing pendekatan yang digunakan Talcott Parsons adalah mengidentifikasi persyaratan fungsional yang pokok dalam sistem tertentu Talcott Parsons mengembangkan konsep peran yang didiskusikan terlebih dahulu dalam hubungan dengan variabel- variabel yang menunjuk pada organisasi dalam tindakan hubungan interaksi.

Tindakan yang diharapkan akan dilaksanakan oleh seseorang yang merupakan tanggung jawab suatu peran. Paul Johnson Doyle (2010:130) menyatakan bahwa struktural fungsional Talcott Parsons ini akan dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistem yang harus dipenuhi oleh sistem sosial dikenal dengan skema AGIL yaitu:

Adaptation (adaptasi) , Goal atainment (pencapaian tujuan), Integration (integrasi), Leter pattern (keadaan laten). (Suhendy &

Wahyu 2001 :105-106). Keterkaitan teori dengan masalah penelitian ini yang dikemukakan oleh Talcott Parsons dalam skema agil yang lebih tepatnya adalah Leter Pattern (Keadaan Laten) yaitu:

Leter pattern (keadaan laten) dalam skema agil yang keadaan laten ini berfungsi dimana perbuatan serta prilaku anak atas respon dan tanggapan orang lain dari luar dirinya, membuat dia malas untuk melanjutkan pendidikan yang dikarena Faktor-faktor penyebab anak terpengaruh untuk tidakmelanjutkan sekolah . Maka dalam hal seperti ini peran tua agar anak tidak putus sekolah ialah dengan cara memberi

dukungan perhatian kepada anak bahwa pendidikan itu penting.

Jadi dapat ditarik kesimpulannya bahwa Faktor penyebab anak putus sekolah (Studi Kasus: Anak-anak nelayan yang putus sekolah di Nagari Indrapura Pasir Ganting) yang disebabkan oleh faktor internal (dalam), dan Faktor eksternal (luar). Untuk itu peran pemerintah nagari dan Orang tua merupakan aktor yang paling utama yang sangat berperan dalam mewujudkan pendidikan anak yang ada di Nagari tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang datangnya dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka- angka (Afrizal, 2005:14). Dalam hal ini peneliti kualitatif berusaha membangun makna suatu fenomena berdasarkan pandangan- pandangan dari para partisipan.

Tipe penelitian bersifat deskriptif yaitu metode yang mengambarkan sebuah peristiwa, benda, dan keadaan dengan sejelas- jelasnya tanpa mempengaruhi objek yang ditelitinya.

karena penulis menggambarkan secara mendalam, faktual dan akurat tentang apa yang terjadi di masyarakat. Jadi disini penulis menggambarkan suatu masalah secara mendalam, mengenai faktor penyebab anak nelayan putus sekolah di Nagari Indrapura Pasir Ganting Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.

Informan penelitian di ambil dengan teknik purposive sampling dengan criteria : 1) Anak nelayan yang putus sekolah, 2) Orang tua dari anak nelayan yang putus sekolah, 3) Tokoh masyarakat. Informan penelitian ini adalah berjumlah 24 orang yang terdiri dari anak nelayan yang putus sekolah 13 orang, orang tua dari anak nelayan yang putus sekolah 9 orang dan tokoh masyarakat 2 orang.

Analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu pengumpulkan data, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan conclusion drawing/verification (penerik kesimpulan atau ferifikasi). Lokasi Penelitian penelitian ini dilakukan di Nagari Indrapura Pasir Ganting Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Di daerah ini pada umunnya masyarakat bermata pencarian sebagai nelayan.

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor Penyebab Anak Nelayan Putus Sekolah Penyebab adalah hambatan bagi seorang anak untuk melanjutkan pendidikan baik dari dalam diri maupun luar diri individu salah satu penyebab anak putus sekolah di negara berkembang adalah sebagian besar orang tua dan anak tidak menyadari pentingnya pendidikan yang menyebab kan anak putus sekolah semakin meningkat. Selain itu ada juga faktor penyebab anak putus sekolah yang terjadi di Nagari Indrapura Pasir Ganting yaitu:

faktor ekonomi, Faktor ekonomi yang dimaksudkan adalah ketidak mampuan keluarga sianak untuk membiayai segala proses yang dibutuhkan selama menempuh pendidikan atau sekolah dalam satu jenjang tertentu. Ekonomi menyangkut persoalan bagaimana cara manusia memenuhi kebutuhan materinya dengan sumber daya yang terbatas dengan sumber langka masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sumatmadja, 2013:198). Dilihat dari hasil pendapatan orang tua anak nelyan yang putus sekolah di Nagari Pasir Ganting yaitu:

Pendapatan orang tua dari anak nelayan yang putus sekolah ± Rp 50.000/ hari dan berkisar ± Rp 1.500.000/ bulan. Tinggi rendahnya pendapatan orang tua juga berkaitan dengan kondisi cuaca alam. Ini salah satu Faktor penyebab anak putus sekolah dalam menempuh jenjang pendidikan anak. Karena pendapatan orang tua penghasilannya rendah kurang bisa memenuhi fasilitas pendidikan anaknya.

Sehingga anak memiliki keinginan yang rendah dalam menempuh jenjang pendidikan.

Berdasarkan data yang diperoleh pendapatan merupakan kumpulan dari masing-masing keluarga dimana keadaan keluarga tidak sama, sehingga pendapatan orang tua juga berbeda.

Jadi di masyarakat Pasir Ganting tersebut yang mengakibatkan banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikannya karena dapat juga di sebabkan dari banyak jumlah saudara dari keluaga anak nelayan itu. Jadi salah satu penyebab anak nelayan putus sekolah karena banyak nya saudara anak dalam satu keluarga yang sedang sekolah maka itu memicu biaya ekonomi yang dibutuhkan banyak pula, sedangkan pendapatan orang tua dari anak nelayan yang putus sekolah itu hanya berkisar ± Rp. 1.500.000/ bulan. Jadi tidak sebanding dengan jumlah keluarga dengan pendapatan orang tua tersebut, maka terjadinya salah seorang anak nelayan putus sekolah.

Faktor Lingkungan Sosial Lingkungan mempunyai dampak positif dan dampak negatif terhadap pembentukan kepribadian watak atau sikap seorang anak didalam lingkungan yang paling utama adalah keluarga, sekolah, masyarakat karna lingkungan mempunyai pengeruh yang sangat besar sekali terhadap pembentukan kepribadian seorang anak baik atau buruknya seseorang ditentukan oleh lingkungan dimana berada. Lingkungan merupakan hal yang akan mendukungan seseorang untuk maju atau mundur untuk melanjutkan pendidikan karena apabila dia berada dilingkungan yang mengutamakan pendidikan maka generasi muda yang tamat pendidikan dan memiliki strativikasi pendidikan yang tingggi karena naik atau turunya strativikasi ditentukan oleh pendidikan status sosial dan kedudukan yang dimiliki seseorang.

Berdasarkan keterangan dari informan lingkungan tempat tinggal seseorang anak putus sekolah tersebut banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan sehingga pengaruh lingkungan masyarakat mengakibatkan anak berhenti sekolah. Pengaruh tempat tinggal anak sangat berpengaruh besar untuk pendidikan generasi muda baik buruknya genersi muda tergantung pada lingkungan tempat tinggalnya.

Karna banyak teman-temanya yang tidak sekolah di sebabkan karna temannya banyak menghabiskan waktunya hanya untuk bermain- main dan bersenang-senang pada saat jam sekolah dimulai. Karna tinggal di daerah pantai maka banyaklah pengaruh yang didapatkan oleh anak tersebut. Pengaruh lingkungan seperti teman dan bermain-main itu adalah merupakan pengaruh yang sangat besar bagi diri seseorang individu.

Faktor Geografis Nagari Indrapura merupakan daerah yang terletak di pinggiran pantai jadi sebagian besar anak yang putus sekolah adalah anak yang ada di masyarakat Pasir Ganting. Dimana masyarakat Pasir Ganting ini merupakan daerah yang yang jauh terletak dipinggir pantai dan selain itu daerah Pasir Ganting ini merupakan kampung yang paling jauh tempat pendidikannya. Berdasark keterangan dari informan di Nagari Indrapura Pasir Ganting ini putus sekolah di karanakan kondisi geografis tempat tinggalnya dengan tempat dia sekolah jauh. Tempat tinggal mereka yang jauh dari sekolah menjadi salah satu penunjang bagi mereka untuk putus sekolah seperti keadaan jalan yang masih jalan tanah dan kerikil yang membuat anak-anak yang ada di di Nagari Indrapura Pasir Ganting takut untuk sekolah dan mereka memilih untuk diam

(8)

dirumah dan membantu orang tuanya yang mencari nafkah keluarga. Karena sering terlambat kesekolah di sebabkan oleh jalan becek karena hujan dan takut jatuh dari kendaraan karena jalanya licin membuat baju anak itu kotor dan akhirnya malu untuk masuk kelas. Hal itulah membuat mereka memutuskan berhenti untuk melanjutkan pendidikannya karna jarak yang ditempuh bahaya bagi mereka dan mebuat anak itu takut untuk pergi sekolah.

Karena sering takut pergi sekolah dan sering terlambat maka anak ini memeutuskan berhenti sekolah yang disebabkan karena faktor geografis

Faktor keluarga yaitu penyebab kurangnya perhatian orang tua atau rendahnya perhatian orang tua terhadap anak dapat disebabkan karena kondisi ekonomi keluarga atau rendahnya pendapatan orang tua si anak sehingga perhatian orang tua lebih banyak tercurah pada upaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Persentase anak yang tidak sekolah dan putus sekolah karena rendahnya kurangnya perhatian orang tua. Dalam keluarga cenderung timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pembiayaan hidup anak, sehingga mengganggu kegiatan belajar dan kesulitan mengikuti pelajaran. Banyak sekali anak yang putus sekolah ini diakibatkan karena keadaan dirumahnya, biasanya dialami pada masa SMP dan SMA, karena pada masa itu anak sedang mencari jati dirinya sendiri, sehingga sangat sulit untuk dinasehati orang tunya. Itu berakibat hubungan sang orang tua dengan anak menjadi tidak harmonis lai. Bahwa waktu orang tua dari anak nelayan tersebut banyak dihabiskan karna pekerkjaannya, sementara anak mereka sangat membutuhkan bimbingan dan perhatian yang khusus untuk pendidikannya, karena mereka merasa tidak diperhatiin maka mereka banyak menghabiskan waktu nonton televisi dan main- main diluar bersama-sama temanya dikala waktu orang tuanya pergi kerja. Jadi anak pulang sekolah tidak ada waktu untuk belajar karna orang tuanya tidak ada yang memperhatiin dan memberi semangat terhadap anak mereka, KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa Faktor penyebab anak putus sekolah (Studi Kasus:

Anak-anak nelayan yang putus sekolah di Nagari Indrapura Pasir Ganting) yang disebabkan pertama faktor ekonomi merupakan hal yang akan mendukung pendidikan seseorang individu.

Kedua faktor lingkungan sosial yaitu lingkungan masyarakat yang mana pengaruh dari teman sebaya dan yang merupakan hal yang paling utama menentukan keberhasilan atau tidaknya seseorang terhadap sesuatu hal yang ditentukan oleh lingkungan. Ketiga Faktor geografis kondisi geografis tempat tinggal mereka, jarak tempuh tempat tinggal dengan sekolah jauh. Keempat faktor Keluarga yaitu kurangnya perhatian orang tua terhadap anak karena sibuk bekerja mengakibatkan anak yang sekolah memilih berhenti sekolah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : Bagi anak agar dapat menumbuhkan rasa akan penting sebuah pendidikan dan dorongan anak untuk meningkatkan daya pikirnya. Di harapkan peran serta orang tua untuk lebih memperhatikan pendidikan anaknya untuk mengarahkan dan membimbing anaknya karena pendidikan merupakan hal yang perlu dan penting. Bagi pemerintah agar dapat memperhatikan peran penting pendidikan dan pemerataan pendidikan bagi warga Negara Indonesia, khususnya bagi masyarakat yang masih tinggal di perdalaman.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2005. Penelitian Kualitatif dari Pengantar Sampai Membuat Laporan Padang: Labor Sosiologi Fisip UNAND.

Koenjaningrat. 1982. Masalah- Masalah Ekonomi Sosial. Rineka Cipta

Sumatmatja. 2013. Pengantar Ekonomi. Jakarta:

Rajawali.

Maizuar. 2003. Pengantar Pendidikan Semarang: IKIP Semarang Press

Undang-Undang RI Alinea IV tahun 1947 Tentang menegaskan bahwa sala satu tujuan negara Indonesia adalah untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Jakarta:Depdiknas

Undang-Undang RI No 27 Pasal Ayat 154 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar 12 Tahun. Jakarta: Depdiknas Ari, Gunawan. 2002. Sosiologi Pendidikan.

Jakarta : PT.Rineka Cipta.

(9)

Bagong, suyanto. 2010. Masalah Sosial Anak.

Jakarta: PT. Kencana Indonesia

Mukhtar. 2009. Orientasi Baru Supermisi Pendidikan. Jakarta : Gunung Persada

Talkott Parson. 2002. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.

Jakarta: PT Raja Grapindo Persada Arsip Monografi Nagari Indrapura Pasir

Ganting Tahun. 2013

Referensi

Dokumen terkait

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama penyebab anak mengalami putus sekolah adalah disebabkan oleh lingkungan masyarakat yang tidak mendukung yaitu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi faktor penyebab anak putus sekolah di Kelurahan Kwala Bekala Kecmatan Medan Johor Kota Medan disebabkan oleh kurangnya minat

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rendahnya pendapatan kepala keluarga merupakan faktor yang menyebabkan anak putus sekolah pada tingkat pendidikan dasar di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi faktor penyebab anak putus sekolah di Kelurahan Kwala Bekala Kecmatan Medan Johor Kota Medan disebabkan oleh kurangnya minat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi faktor penyebab anak putus sekolah di Kelurahan Kwala Bekala Kecmatan Medan Johor Kota Medan disebabkan oleh kurangnya minat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Faktor penyebab anak putus sekolah adalah 1) Factor Internaltidak

apakah yang menjadi faktor-faktor penyebab anak putus sekolah di daerah pesisir. Lorong Melati Kelurahan Belawan 1 Kecamatan Medan Belawan