• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA DI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA DI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH TINGKAT SMA DI KECAMATAN MEDAN DENAI

KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan

OLEH :

RONA RIVES ROYTO SIHOMBING

NIM : 1123371044

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Rona Rives Royto Sihombing, NIM 1123371044. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA DI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Medan, 2016.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang menyebabkan anak putus sekolah pada tingkat SMA di Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penyebab anak putus sekolah pada tingkat SMA di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang faktor penyebab anak putus sekolah menurut Suyanto (2010) yaitu “faktor utama penyebab anak putus sekolah adalah kesulitan ekonomi atau karena orangtua tidak mampu menyediakan biaya bagi sekolah anak-anaknya”, kemudian teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2010) yaitu “faktor eksternal dan faktor internal”.

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah sebanyak 52 orang anak putus sekolah yang bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Medan Denai. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket (Kuisioner), dan teknik analisis datanya menggunakan rumus P = × 100% (Sugiono, 2013).

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan dengan waktu yang telah

direncanakan. Adapun judul skripsi ini adalah, ’’Faktor-faktor Penyebab Anak

Putus Sekolah Pada Tingkat SMA Di Kecamatan Medan Denai Kota Medan”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mempertahankan Ujian

Skripsi pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan. Dalam

penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan. Namun berkat, bantuan

berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam

penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan oleh penulis.

Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua dan menjadi bahan masukan bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya

pendidikan luar sekolah.

Medan, Maret 2016

Penulis,

(6)

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang Masalah ... 1

1.2

Identifikasi Masalah ... 7

1.3

Batasan Masalah ... 7

1.4

Rumusan Masalah ... 8

1.5

Tujuan Penelitian ... 8

1.6

Manfaat Penelitian ... 8

1.6.1 Manfaat Teoritis ... 8

1.6.2 Manfaat Praktis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1

Kerangka Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Putus Sekolah ... 9

2.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah ... 14

2.1.2.1 Faktor Eksternal ... 14

2.1.2.2 Faktor Internal ... 20

2.2 Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Populasi dan Sampel ... 25

3.2.1 Populasi ... 25

(7)

viii

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 26

3.3.1 Variabel Penelitian... 26

3.3.2 Defenisi Operasional ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4.1 Angket ... 26

3.5 Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 29

4.1.1 Kondisi Fisik ... 29

4.1.2 Kondisi Non Fisik ... 31

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 39

4.2.1 Identitas Responden ... 39

4.2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Anak Putus Sekolah ... 41

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Saran ... 53

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Populasi ... 28

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket ... 31

Table 4.1 Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Denai ... 30

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 32

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 34

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 35

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 36

Tabel 4.7 Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Medan Denai ... 37

Tabel 4.8 Jumlah Fasilitas Rumah Ibadah di Kecamatan Medan Denai ... 38

Tabel 4.9 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.10 Responden Berdasarkan Usia di Kecamatan Medan Denai ... 40

Tabel 4.11 Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Berdasarkan Faktor Ekstern . 42 Tabel 4.12 Tingkat Pendidikan Orangtua ... 43

Tabel 4.13 Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Berdasarkan Faktor Ekstern . 44

Tabel 4.14 Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Berdasarkan Faktor Ekstern . 46

(9)

x

DAFTAR GAMBAR

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Penelitian ... ...56

Lampiran 2. Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah...61

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Anak adalah pelita dan harapan bagi suatu masyarakat, bangsa, dan negara

yang kelak akan menjadi motor penggerak kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

Hidup matinya suatu bangsa di masa mendatang berada di pundak mereka. Oleh

karenanya, agar kelak anak mampu memikul beban berat tersebut,sudah

semestinya mereka mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh

dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, sosial, maupun spiritual.

Sebagai generasi muda yang kelak akan meneruskan cita-cita perjuangan

bangsa di masa mendatang, sudah selayaknya anak-anak dibina dan dilindungi

agar kelak mereka mampu tumbuh menjadi manusia pembangunan yang

berkualitas tinggi. Salah satu caranya adalah dengan melindungi dan memenuhi

hak pendidikan mereka. Secara jelas telah kita ketahui bahwa penjaminan untuk

memperoleh pendidikan telah tertuang pada alinea ke-4 Undang-Undang Republik

Indonesia Tahun 1945, yakni:

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial...”

Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi pengembangan sumber

(12)

2

yang digunakan untuk melepaskan manusia dari yang namanya keterbelakangan

serta membebaskan manusia dari kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan juga

dapat menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari

pengetahuan dan keterampilan baru sehingga diperoleh manusia-manusia yang

lebih bermutu. Pada hakekatnya, pendidikan itu bukan membentuk, bukan

menciptakan seperti yang diinginkan, tetapi menolong, membantu dalam arti luas.

Membantu menyadarkan anak tentang potensi yang ada padanya, membantu

mengembangkan potensi seoptimal mungkin, memberikan pengetahuan

keterampilan, memberi latihan-latihan, memotivasi untuk terlibat dalam

pengalaman-pengalaman yang berguna, mengusahakan lingkungan yang serasi

dan kondusif untuk belajar, dan mengarahkan bila ada penyimpangan.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia selalu mengadakan

berbagai usaha atau upaya untuk mengembangkan kehidupannya. Manusia harus

mampu menghadapi perubahan dan permasalahan yang timbul dalam kehidupan

di tengah-tengah masyarakat, manusia juga harus menemukan jati dirinya, dan

manusia tidak pernah berhenti belajar agar dapat menyesuaikan diri dengan

perkembangan dan perubahan yang terjadi. Sehubungan dengan upaya-upaya

tersebut maka pendidikan akan memegang peranan penting. Untuk itu, seluruh

warga negara tanpa terkecuali, baik warga yang tinggal di kota maupun di desa,

semuanya berhak mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan bakat dan

minatnya masing-masing.

Dengan adanya pendidikan dalam kehidupan manusia secara tidak

langsung maka potensi yang ada pada manusia tersebut dapat berkembang guna

(13)

3

secara umum yaitu suatu usaha sadar yang dilakukan seseorang melalui proses

bimbingan, pengajaran dan latihan untuk bagi peranannya di masa yang akan

datang. Proses pendidikan tersebut diperoleh dari tiga jalur pendidikan yakni

pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Seperti yang

tertera di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 13 Ayat 1 bahwa pendidikan terdiri atas pendidikan

formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan

informal adalah jalur pendidikan yang ada dalam keluarga dan lingkungan.

Sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia pertengahan tahun 1997,

sebenarnya telah diproyeksikan bahwa sekitar 35 juta anak usia 7-15 tahun sudah

bisa bersekolah di jenjang SD dan SLTP. Tetapi, akibat inflasi, gelombang PHK,

kenaikan harga BBM, rentan terjadi keluarga miskin yang ada terpaksa

mengorbankan kelangsungan pendidikan anak-anaknya dan lebih memilih untuk

mengeluarkan atau tidak meneruskan sekolah anaknya, baik untuk sementara

waktu maupun seterusnya (Suyanto, 2013:351).

Dalam rangka memperluas pengetahuan, pendidikan dan keterampilan

perlu diperhatikan kesempatan bagi anak bertempat tinggal di desa terpencil,

berasal dari keluarga kurang mampu atau penyandang cacat. Dalam bidang

pendidikan pemerintah membuat kebijaksanaan yaitu membuat UU No. 20 Tahun

(14)

4

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Pendidikan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan

kemampuan seseorang dalam segala bidang melalui pengetahuan, keterampilan

dan sikap. Pendidikan juga kebutuhan yang penting bagi manusia. Tidak seorang

pun manusia yang dapat hidup secara sempurna tanpa melalui proses pendidikan.

Melalui pendidikan potensi manusia dapat berkembang guna meningkatkan

kesejahteraan hidupnya. Pendidikan diperoleh seseorang dari keluarga, sekolah

dan masyarakat.

Pendidikan dibutuhkan untuk mencetak manusia yang cerdas, kreatif,

mandiri sebagai sendi dalam pembangunan negara. Jika suatu negara ingin maju

maka sumber daya manusianya harus ditingkatkan. Untuk itu semua anak harus

dapat mengenyam dunia pendidikan. Namun itu tidak sesuai dengan keadaan di

Indonesia ini. Masalah utama pendidikan di Indonesia, masih rendahnya

persentase siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

khususnya di dari jenjang SMP ke SMA. Pada kenyataannya, pendidikan yang

seharusnya dapat dinikmati seluruh anak Indonesia hanyalah sebatas mimpi

karena permasalahan yang kompleks dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Banyak anak-anak usia sekolah dan berpendidikan rendah di Indonesia terbilang

(15)

5

Berdasarkan laporan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, setiap

menit ada empat anak yang putus sekolah. Sementara itu, Menurut Pengamat

Pendidikan yaitu Muhammad Zuhdan (dalam Harian Suara merdeka.com 2013),

mengatakan bahwa tahun 2010 tercatat terdapat 1,3 juta anak usia 7-15 tahun di

Indonesia terancam putus sekolah. tingginya angka putus sekolah ini, salah

satunya akibat mahalnya biaya pendidikan. Tentu saja kondisi ini sangat

memprihatinkan, mengingat bahwa seluruh anak di Indonesia harus menuntaskan

program wajib belajar sembilan tahun, menuju wajib belajar 12 tahun ( jenjang

SD – SMA).

Berdasarkan data dari Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan

Informal yaitu Lydia Freyani Hawani tahun 2014 (dalam Harian Republika.co.id.

April 2014), rata-rata nasional angka putus sekolah usia 7-12 tahun mencapai 0,67

persen atau 182. 773 anak. Usia 13-15 tahun sebanyak 2,21 persen atau 209.976

anak dan usia 16-18 tahun semakin tinggi hingga 3,14 persen atau 223.676 anak.

Salah satu Kecamatan yang terdapat di Kota Medan yaitu Kecamatan

Medan Denai dengan memiliki 3 (Tiga) Kelurahan yaitu Kelurahan Tegal Sari

Mandala I, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, dan Kelurahan Tegal Sari Mandala

III. Menurut observasi sementara peneliti menemukan banyak anak putus sekolah

pada tingkat SMA di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

Kecamatan Medan Denai Kota Medan dominan penghasilan keluarga

berasal dari pekerjaan sebagai buruh. Penduduk di Kecamatan Medan Denai Kota

Medan kebanyakan tidak memiliki rumah sendiri dan lebih banyak menyewa

(16)

6

yang kurang mampu. Dengan adanya hal tesebut, dikatakan bahwa latar belakang

keluarga di Kecamatan Medan Denai merupakan berasal dari keluarga yang

kurang mampu. Anak putus sekolah pada Kecamatan Medan Denai dominan pada

Tingkat SMA, disebabkan biaya pendidikan yang mahal sehingga banyak

keluarga yang tidak sanggup untuk menyekolahkan anaknya pada tingkat SMA.

Sementara pendapatan masing-masing keluarga hanya dapat untuk memenuhi

kebutuhan untuk biaya makan dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Mereka

mengatakan bahwa biaya pendidikan pada tingkat SD dan SMP masih terjangkau

dan mereka sangat terbantu karena adanya dana BOS (Bantuan Operasional

Sekolah), sementara buat tingkat SMA tidak ada bantuan dana seperti yang terjadi

pada tingkat SD dan SMP. Salah satu alasan utama mengapa di Kecamatan

Medan Denai banyak yang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA karena

tidak sanggup membiayai biaya sekolah anaknya.

Bagi keluarga miskin yang hidupnya pas-pasan atau bahkan serba

kekurangan, problema mereka bukanlah terdapat pada biaya pendidikan saja

melainkan mereka juga harus membiayai kebutuhan pendidikan anak, seperti

seragam sekolah, uang praktikum, biaya ekstrakurikuler, termasuk pula biaya

transport, uang saku atau uang jajan anak, jika semua diakumulasi, maka

ujung-ujungnya akan terasa membebani.

Selain karena mahalnya biaya pendidikan, ada beberapa faktor penyebab

yang dapat mempengaruhi anak putus sekolah, antara lain dikarenakan oleh faktor

eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah keadaan sosial ekonomi

yang rendah yang terlihat dari kondisi masing-masing orangtua dari setiap

(17)

7

orangtua orangtua yang rendah baik ayah maupun ibunya pada umumnya hanya

berpendidikan SD dan SMP dan hanya beberapa yang memiliki tamatan SMA,

kurangnya pemahaman orangtua terhadap pendidikan sehingga mereka

beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting buat anaknya, serta lingkungan

masyarakat yang kurang mendukung, dengan kata lain bahwa lingkungan yang

buruk akan memberikan pengaruh yang buruk terhadap perkembangan anak

misalnya suka mencuri, penjudi, memakai narkoba dan lain-lain sehingga akan

membawa pengaruh yang buruk terhadap masa depan anak. Faktor internal adalah

minat anak untuk bersekolah masih dikatakan minim, karena hasil tinjauan

peneliti bahwa beberapa anak yang tujuan awalnya ingin kesekolah tetapi

membatalkan niatnya dan kebanyakan menghabiskan waktunya untuk bermain

game online.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian

tentang “ Faktor-faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Tingkat SMA di

Kecamatan Medan Denai Kota Medan”.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasi bahwa

faktor-faktor yang menyebabkan anak putus sekolah karena :

1. Keadaan ekonomi keluarga yang rendah

2. Pendidikan orangtua yang rendah

3. Persepsi orangtua terhadap pendidikan anak

4. Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung

(18)

8

1.3

Batasan Masalah

Setelah memaparkan permasalahannya, agar pembahasan tidak terlalu

luas, maka penulis membatasi masalah pada faktor-faktor penyebab anak putus

sekolah Tingkat SMA di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

1.4

Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa

saja yang menyebabkan anak putus sekolah pada tingkat SMA di Kecamatan

Medan Denai Kota Medan?

1.5

Tujuan Penelitan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab anak

putus sekolah pada tingkat SMA di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

1.6

Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang menyangkut tentang faktor-faktor penyebab anak putus sekolah.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan kepada orangtua terkhusus untuk masyarakat di Kecamatan Medan Denai Kota Medan agar mereka menyadari bahwa pendidikan sangatlah penting buat masa depan anak mereka.

(19)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data, analisis serta pembahasan pada bagian

terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor penyebab anak

putus sekolah di Kecamatan Medan Denai adalah Lingkungan masyarakat,

keadaan sosial ekonomi orangtua yang rendah, kurangnya persepsi orangtua

terhadap pendidikan, kurangnya minat anak untuk bersekolah .

1. Faktor pertama yang menyebabkan anak putus sekolah di Kecamatan

Medan Denai yaitu sebanyak 48% disebabkan oleh lingkungan

masyarakat.

2. Sebanyak 28,8% anak tidak sekolah atau putus sekolah di Kecamatan

Medan Denai disebabkan oleh pendapatan/keadaan sosial ekonomi

orangtua yang rendah.

3. Sebanyak 13,44% anak putus sekolah disebabkan oleh kurangnya persepsi

orangtua terhadap pendidikan anak.

4. Sebanyak 9,6% anak putus sekolah disebabkan oleh kurangnya minat anak

untuk bersekolah. Mereka lebih memilih bekerja dan mendapat upah

langsung dari hasil kerja mereka dan bermain-main.

5. Dari 52 responden tidak ada yang menyatakan bahwa pendidikan orangtua

(20)

53

5.2

Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, dapat diberikan saran-saran

sebagai berikut :

1. Memberikan kemudahan pada pendidikan anak, yaitu dengan memberikan

keringanan uang sekolah bagi yang kurang mampu, memberikan beasiswa

bagi anak yang berprestasi, menyumbangkan buku-buku maupun

fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan pendidikan serta orangtua harus

menyadari bahwa pentingnya pendidikan terhadap masa depan anak, anak

butuh perhatian dari orangtua, semangat dan dorongan agar minat anak

tumbuh untuk belajar.

2. Dilihat dari aspek ekonomi masyarakat di Kecamatan Medan Denai

termasuk kriteria rendah, diberi keterampilan khusus, sehingga dapat

mengembangkan keterampilannya agar dapat menambah penghasilan

masyarakat.

3. Kepada Pemerintah Kecamatan Medan Denai Kota Medan melalui Dinas

Pendidikan agar dapat membantu keluarga yang tidak mampu membiayai

pendidikan anaknya sehingga anak dapat dengan mudah bersekolah dan

(21)

54

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta

Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Visimedia.

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Grafindo Persada.

Ma’mur, Jamal. 2011. Metode Praktis Penelitian Pendidikan. Banguntapan Jogjakarta. DIVA Press (Anggota IKAPI).

Sadulloh, Uyoh. 2008. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Slameto.2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung. Penerbit Tarsito.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif R&D. Bandung. Alfabeta

Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Tim Penyusun. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan : UNIMED.

Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan

Konseling. Jakarta : Grafindo Persada.

Umar. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Sumber Skripsi :

(22)

55

Diana Brahmana, Lady. 2013. Faktor-faktor melatarbelakangi Penyebab Terjadinya Anak Putus Sekolah di Desa Jeraya Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Skripsi. Medan. Jurusan Geografi FIS UNIMED. Hutapea, Susianti. 2011. Tentang Faktor-faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Di

Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi. Skripsi. Medan. Jurusan Geografi FIS UNIMED.

Perdana Kusuma, Halim. 2007. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Angka Putus Sekolah Tingkat SD/Sederajat dan SMP/Sederajat di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Skripsi. Jurusan Geografi FIS UNIMED. Suriawati. 2012. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Anak Putus Sekolah di

Kematan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinnsi Jambi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Sumber Online :

Asri. 2011. http://edukasi.Kompas/ 2011. Angka Putus Sekolah dan Komersialisasi Pendidikan (di akses selasa, 29 April 2014).

BPS. 2013. http://www.srie.org/2013/02/inilah-peringkat-5-besar-provinsi-.html (diakses selasa, 29 April 2014).

Freyani Hawadi, Lydia. Jumlah Anak Putus Sekolah, dalam Harian Republika.co.id. (diakses 02 April 2014).

Nuh, Muhammad. 2011. Komersialisasi Pendidikan, dalam Harian Kompas (diakses Selasa, 29 April 2014).

Gambar

Gambar 1. Skema kerangka berpikir...................................................................24

Referensi

Dokumen terkait

Faktor Banyaknya Jumlah Anak dalam Keluarga Menyebabkan Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun..

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua, aksesbilitas wilayah dan motivasi anak sebagai faktor penyebab anak putus

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat faktor yang menyebabkan anak putus sekolah pada masyarakat kelurhan sipolha horisan berdasarkan wawancara dengan informan

Hasil penelitian menunjukan bahwa yang menjadi faktor penyebab anak putus sekolah di Lorong Melati Kelurahan Belawan 1 Kecamatan Medan Belawan Kota Medan disebabkan oleh

apakah yang menjadi faktor-faktor penyebab anak putus sekolah di daerah pesisir. Lorong Melati Kelurahan Belawan 1 Kecamatan Medan Belawan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor penyebab anak putus sekolah di Desa Jangrana Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap antara lain : faktor

Faktor penyebab sehingga mengakibatkan anak putus sekolah di Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe adalah sebagai berikut: (1) Motivasi anak putus sekolah

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa Faktor penyebab anak putus sekolah Studi Kasus: Anak-anak nelayan yang putus sekolah di Nagari