• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA DI KELURAHAN GEDONG MENENG KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA DI KELURAHAN GEDONG MENENG KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA DI KELURAHAN GEDONG MENENG

KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

Oleh

OLVRIAS TENISA AJIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(9)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA DI KELURAHAN GEDONG MENENG

KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

Oleh

OLVRIAS TENISA AJIS

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(10)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 13 Juni 1989 sebagai anak

pertama dari lima bersaudara pasangan Ajis Andika dan Rosiati, Amd.

Pendidikan yang ditempuh penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak Aisyah

Bandar Lampung selama 1 tahun, setelah itu peneliti melanjutkan pendidikan di

Sekolah Dasar Swasta Al-Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun

2001. Kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandar

Lampung yang selesai tahun 2004, lalu dilanjutkan ke Sekolah Menengah Atas

Negeri 5 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007.

Pada tahun 2007 peneliti melanjutkan pendidikan melalui jalur non reguler ke

jenjang perguruan tinggi negeri di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan

(11)

MOTTO

Berbahagialah kamu yang bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena

pengalamannya sendiri.

(Olvrias Tenisa Ajis)

Tidak ada perbuatan yang sia-sia jika kita selalu berusaha.

(12)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim.

Seiring dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,

kupersembahkan karya kecilku kepada:

Ayah dan Ibu tercinta, yang senantiasa mencurahkan kasih saying, do’a, dan dukungan secara moril maupun materil yang tiada hentinya demi menggapai

cita-citaku.

(13)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Olvrias Tenisa Ajis

NPM : 0743034032

Program Studi : Pendidikan Geografi Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS / KIP

Alamat : Jln. Yulius Usman No.11 RT 06 Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung 35145

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan

(14)

Judul Skripsi

:

FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB ANAK

PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA

DI KELURAHAN GEDONG MENENG

KECAMATAN

RAJABASA

KOTA

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

Nama Mahasiswa

:

Olvrias Tenisa Ajis

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743034032

Program Studi

: Pendidikan Geografi

Jurusan

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI,

1.

Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama

Pembimbing Pembantu

Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si.

Drs. Zulkarnain, M.Si.

NIP.19570725 198503 1 001

NIP.19600111 198703 1 001

2.

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan

Ketua Program Studi

Ilmu Pengetahuan Sosial

Pendidikan Geografi

Drs. Buchori Asyik, M.Si.

Drs. Zulkarnain, M.Si.

(15)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua

:

Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si.

…………..

Sekretaris

:

Drs. Zulkarnain, M.Si.

…………..

Penguji Utama :

Drs. Edy Haryono, M.Si.

…………..

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003

(16)
(17)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

... ii

DAFTAR GAMBAR

... iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Pendidikan ... 9

2. Pengertian Putus Sekolah ... 13

3. Faktor-Faktor Penyebab Putus Sekolah ... 14

a. Rendahnya Pendapatan Keluarga ... 15

b. Banyaknya Jumlah Anak Dalam Keluarga ... 17

c. Pendidikan Orangtua ... 18

d. Lingkungan Sosial ... 20

e. Rendahnya Minat Anak Untuk Sekolah ... 21

B. Kerangka Pikir ... 22

C. Hipotesis ... 23

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian yang Digunakan ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

1. Teknik Observasi ... 29

2. Teknik Kuesioner... 30

3. Teknik Wawancara ……… 30

4. Teknik Dokumentasi ... 31

(18)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Geografis Daerah Penelitian ... 33

1. Letak Daerah Penelitian ... 33

2. Luas Wilayah dan Batas Administrastif Daerah Penelitian ... 33

3. Letak Astronomis... 35

4. Keadaan Iklim ... 37

B. Keadaan Penduduk ... 38

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 38

2. Komposisi Penduduk ... 39

a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin... 40

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 42

c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 43

d. Komposisi Penduduk Menurut Agama……… .. 44

C. Deskripsi data Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 45

1. Pendapatan Kepala Keluarga ... 47

2. Banyaknya Jumlah Anak Dalam Keluarga ... 50

3. Lingkungan Sosial Anak yang Kurang Baik ... 53

4. Tingkat Pendidikan Orangtua ... 56

5. Rendahnya Minat Anak Untuk Sekolah ... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis Mata Pencaharian Pokok Penduduk Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung Tahun 2011 ... 3

2. Jumlah Anak Usia Sekolah dan Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa

Bandar Lampung 2011 ... 4

3. Penggunaan Lahan Di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan

Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun 2011 ... 34

4. Pengelompokkan Iklim Menurut F. Junghuhn ... 37

5. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota

Bandar Lampung Tahun 2011 ... 41

6. Jenis Mata Pencaharian Pokok Penduduk Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung

Tahun 2011 ... 43

7. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung

Tahun 2011 ... 44

8. Komposisi Penduduk Menurut Agama di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung

Tahun 2011 ... 45

9. Komposisi Jenis Kelamin Anak Putus Sekolah Pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa

Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 45

10. Jumlah KK Responden Menurut Jenis Pekerjaan Pokok di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota

Bandar Lampung Tahun 2012 ... 46

11. Pendapatan Kepala Keluarga Anak yang Putus Sekolah Pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa

(20)

12. Faktor Pendapatan Kepala Keluarga yang Menyebabkan Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng

Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 50

13. Jumlah Anak dalam Keluarga pada Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan

Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 51

14. Faktor Banyaknya Jumlah Anak dalam Keluarga Menyebabkan Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun

2012 ... 52

15. Lingkungan Sosial Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota

Bandar Lampung Tahun 2012 ... 54

16. Faktor Lingkungan Sosial yang Kurang Mendukung

Menyebabkan Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung

Tahun 2012 ... 55

17.Tingkat Pendidikan Terakhir Orangtua Anak yang Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan

Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 56

18. Minat Anak Untuk Sekolah Pada Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa

Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 59

19. Faktor Rendahnya Minat Anak Untuk Sekolah yang Menyebabkan Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun

(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(22)

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohhim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan ini banyak kesulitan yang dihadapi, namun berkat bimbingan

dan arahan dari Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M. Si., selaku Pembimbing I dan

Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Pembimbing II,

serta Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si., selaku penguji, skripsi ini dapat

terselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan yang

telah diberikan selama dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini

penulis juga ingin menyampaikan ucapan termakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan

pada penulis atas izin dan pelayanan administrasi selama menempuh

perkuliahan.

2. Bapak Dr. M. Thoha B S Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

kemudahan pada penulis atas izin dan pelayanan administrasi selama

menempuh perkuliahan.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas

(23)

kemudahan pada penulis atas izin dan pelayanan administrasi selama

menempuh perkuliahan.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

kemudahan pada penulis atas izin dan pelayanan administrasi selama

menempuh perkuliahan.

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung yang telah memberikan kemudahan penulis atas izin dan pelayanan

administrasi selama penulis menjadi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan penulis

atas izin dan pelayanan administrasi selama penulis menjadi mahasiswa di

Program Studi Pendidikan Geografi.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga kepada

penulis.

8. Seluruh aparat Pemerintah Kelurahan Gedong Meneng yang telah

memberikan bantuan selama penelitian.

9. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memotivasi serta menanti

(24)

10.Teman- teman seperjuanganku Geografi angkatan 07, serta kakak dan adik

tingkatku yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu. Terimakasih atas

doa, dukungan, bantuan dan kebersamaannya selama ini.

11.Semua pihak yang telah membantu penyelesaian studi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu, penulis hanya dapat menyampaikan ucapan

terimakasih sedalam- dalamnya.

Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya serta membalas

kebaikan kita semua. Akhir kata dengan penuh harapan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan Allah akan selalu memberikan kekuatan kepada kita semua, amin.

Bandar Lampung, November 2012

Penulis

(25)

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohhim,

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini banyak kesulitan yang dihadapi, namun berkat

bimbingan dan arahan dari Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M. Si., selaku

Pembimbing I dan Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku

Pembimbing II, serta Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si., selaku penguji, skripsi ini

dapat terselesaikan. Untuk itu, peneliti mengucapkan terimakasih atas bantuan

yang telah diberikan selama dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini

penulis juga ingin menyampaikan ucapan termakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan

pada peneliti atas izin dan pelayanan administrasi selama menempuh

perkuliahan.

2. Bapak Dr. M. Thoha B S Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

kemudahan pada peneliti atas izin dan pelayanan administrasi selama

(26)

3. Bapak Drs. Hi. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

kemudahan pada peneliti atas izin dan pelayanan administrasi selama

menempuh perkuliahan.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

kemudahan pada peneliti atas izin dan pelayanan administrasi selama

menempuh perkuliahan.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung yang telah memberikan kemudahan peneliti atas izin dan pelayanan

administrasi selama menjadi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan peneliti

atas izin dan pelayanan administrasi selama menjadi mahasiswa di Program

Studi Pendidikan Geografi.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga kepada

peneliti.

8. Kepala Kelurahan Gedong Meneng yang telah memberikan izin dan selama

(27)

9. Kedua orangtuaku dan adik-adikku serta keluarga besarku yang selalu

mendoakan dan menantikan kesuksesanku.

10.Teman- teman seperjuanganku Geografi angkatan 2007, Ringga, Ria, Lingga,

serta kakak dan adik tingkatku yang tidak dapat disebutkan namanya

satu-persatu. Terimakasih atas doa, dukungan, bantuan informasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11.Semua pihak yang telah membantu penyelesaian studi ini yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu, peneliti hanya dapat menyampaikan ucapan

terimakasih sedalam- dalamnya.

Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya serta membalas

kebaikan kita semua. Akhir kata dengan penuh harapan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan Allah akan selalu memberikan kekuatan kepada kita semua, amin.

Bandar Lampung, Februari 2013

Peneliti

(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional sangat membutuhkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas harus dibekali dengan

pendidikan, baik pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah.

Melalui pendidikan, seseorang akan dapat mengembangkan potensi dirinya yang

diperlukan dalam usaha menyesuaikan dan mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang dari waktu ke waktu semakin berkembang pesat,

serta untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, kebodohan dan

kemiskinan.

Dalam pendidikan, lingkungan juga berperan besar dalam mengubah tingkah laku

manusia. Lingkungan yang ada di sekitar individu akan berpengaruh terhadap

aktivitas, baik di lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Bahkan kebanyakan

lingkungan lebih menentukan perilaku seseorang sehingga secara tidak langsung

lingkungan social masyarakat dimana individu itu berada akan berpengaruh pada

jenis aktivitas yang dilakukannya.

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

(35)

2

secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan

atau cita-cita tersebut. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat

hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera

menurut konsep pandangan hidup mereka. Namun cita-cita demikian tak mungkin

dicapai jika manusia itu sendiri tidak berusaha keras meningkatkan

kemampuannya seoptimal mungkin melalui proses pendidikan.

Jika suatu bangsa ingin maju, maka sumber daya manusia harus ditingkatkan.

Untuk itu semua anak usia sekolah harus dapat mengenyam dunia pendidikan.

Namun itu tidak sesuai dengan keadaan di Indonesia saat ini karena masih banyak

anak usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan studinya.

Sekolah gratis yang banyak diwacanakan dan diinginkan kalangan masyarakat,

dinilai bukan solusi paling tepat untuk „menolong‟ anak putus sekolah, karena

sebenarnya banyak faktor yang menjadi penyebab anak tidak melanjutkan

sekolah. Hal ini dapat dilihat dari penduduknya yang penuh dengan keterbatasan

dan keterbelakangan, misalnya keterbelakangan dalam sumber daya manusia dan

sosial ekonomi. Kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat dipengaruhi oleh

pendidikan. Dengan demikian bidang pendidikan adalah bidang menjadi tulang

punggung pelaksanaan pembangunan nasional.

Sistem pendidikan nasional yang menyeluruh dan terpadu dalam rangka

pembangunan manusia Indonesia seluruhnya serta merupakan wahana

kelangsungan hidup bangsa dan Negara, pada hakekatnya menjadi tanggung

jawab seluruh bangsa Indonesia dan dilaksanakan oleh keluarga, masyarakat dan

(36)

3

Kelurahan Gedong Meneng merupakan Kelurahan yang berada di wilayah Kota

Bandar Lampung yang seharusnya tidak ditemukan lagi masalah anak putus

sekolah didaerah perkotaan. Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak anak

usia sekolah pada tingkat SMA yang mengalami putus sekolah.

Kelurahan Gedong Meneng memiliki luas 227 ha, dengan jumlah penduduk

13.452 jiwa ( Monografi Kelurahan Gedong Meneng Tahun 2011). Penduduknya

rata- rata bermatapencaharian sebagai pedagang. Untuk melihat jenis mata

pencaharian penduduk yang terdapat di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan

Rajabasa Bandar Lampung, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis Mata Pencaharian Pokok Penduduk Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung tahun 2011

No Mata Pencaharian Pokok Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Persentase (℅)

1 PNS 2957 22

2 Pensiunan 2439 18

3 Tani 12 1

4 Buruh 289 2

5 Pedagang 6900 51

6 Lain- lain 855 6

Jumlah 13.452 100

Sumber : Monografi Kelurahan Gedong Meneng Tahun 2011

Berdasarkan data monografi Kelurahan Gedong Meneng Tahun 2011 diketahui

bahwa sebagian besar mata pencaharian pokok penduduk Kelurahan Gedong

Meneng yaitu pedagang. Hal ini dikarenakan daerah Kelurahan Gedong Meneng

merupakan daerah yang terletak di perkotaan yang dekat dengan terminal maupun

dekat lingkungan lembaga pendidikan. Untuk mengetahui jumlah anak usia

[image:36.595.115.511.404.529.2]
(37)
[image:37.595.114.513.147.253.2]

4

Tabel 2. Jumlah Anak Usia Sekolah dan Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung 2011.

Nama Lingkungan

Anak Usia Sekolah

Tingkat SMA % Anak Putus Sekolah

Tingkat SMA %

I 40 52, 63 12 52, 17

II 36 47, 37 11 47, 83

Jumlah 76 100 23 100

Sumber : Monografi Kelurahan Gedong Meneng Tahun 2011

Dari data monografi di atas dapat dilihat bahwa jumlah anak putus sekolah pada

tingkat SMA tahun 2010/ 2011 mencapai 23 siswa atau sebesar 30, 26 % yang

tersebar di 2 lingkungan di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa.

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan anak putus sekolah pada tingkat SMA,

hal ini kemungkinan disebabkan karena pendapatan kepala keluarga yang rendah

sehingga merasa sulit untuk mencukupi kebutuhan pendidikannya, jumlah anak

dalam keluarga yang banyak, timgkat pendidikan orangtua yang rendah,

lingkungan sosial yang kurang baik serta rendahnya minat anak untuk sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan mengkaji tentang : “Faktor

-faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Tingkat SMA di Kelurahan Gedong

Meneng Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun 2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah

dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

(38)

5

2. Banyaknya jumlah anak dalam keluarga

3. Lingkungan sosial anak yang kurang baik

4. Tingkat pendidikan orangtua yang rendah

5. Rendahnya minat anak untuk sekolah

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah rendahnya pendapatan kepala keluarga menjadi faktor penyebab anak

putus sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan

Rajabasa, Kota Bandar Lampung Tahun 2012?

2. Apakah jumlah anak dalam keluarga menjadi faktor penyebab anak putus

sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan

Rajabasa, Kota Bandar Lampung Tahun 2012?

3. Apakah lingkungan sosial anak yang kurang baik menjadi faktor penyebab

anak putus sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng,

Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung Tahun 2012?

4. Apakah tingkat pendidikan orang tua yang rendah menjadi faktor penyebab

anak putus sekolah pada tingkat SMA Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan

Rajabasa, Kota Bandar Lampung Tahun 2012?

5. Apakah rendahnya minat anak untuk sekolah menjadi faktor penyebab anak

putu sekolah pada tingkat SMA Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan

(39)

6

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengkaji pendapatan kepala keluarga anak putus sekolah pada tingkat

SMA di Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar

Lampung Tahun 2012.

2. Untuk mengkaji banyaknya jumlah anak dalam keluarga anak yang putus

sekolah tingkat SMA Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota

Bandar Lampung Tahun 2012.

3. Untuk mengkaji lingkungan sosial anak yang kurang baik pada anak putus

sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan

Rajabasa, Kota Bandar Lampung Tahun 2012

4. Untuk mengkaji tingkat pendidikan orangtua anak yang putus sekolah pada

tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota

Bandar Lampung Tahun 2012

5. Untuk mengkaji rendahnya minat anak untuk sekolah pada tingkat SMA di

Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung

Tahun 2012.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas

(40)

7

2. Sebagai aplikasi ilmu untuk mengetahui masalah putus sekolah pada tingkat

SMA Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar

Lampung Tahun 2012.

3. Sebagai sumbangan informasi bagi masyarakat, khususnya bagi orang tua agar

dapat berperan aktif dan mendukung dalam bidang pendidikan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor-faktor penyebab anak putus

sekolah pada tingkat SMA.

2. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek penelitian yaitu siswa yang putus sekolah pada tingkat

SMA.

3. Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat adalah Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan

Rajabasa, Kota Bandar Lampung

4. Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu penelitian adalah Tahun 2012

5. Ruang lingkup ilmu adalah ilmu Geografi Sosial

Geografi adalah studi tentang bentang alam muka bumi oleh adanya interaksi

dan terelasi aktivitas dan tata laku manusia dengan lingkungan fisik dan biotis,

dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya (Budiyono,

(41)

8

Penelitian ini memilih ruang lingkup ilmu geografi sosial karena penelitian ini

mengkaji masalah yang karakteristik dari penduduk seperti, rendahnya

pendapatan orang tua, rendahnya pendidikan orang tua serta minat anak untuk

(42)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan gejala insan yang fundamental dalam kehidupan manusia

untuk mengantarkan anak manusia ke dunia peradaban. Penddikan juga

merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keteramplan

generasi penerus bangsa. Oleh karena itu,kualitas sumberdaya manusia ditentukan

dari derajat tingkat pendidikannya. Dalam pembukaan UUD 1945 alenia keIV

dinyatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga Negara yang bertujuan

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, keberadaan lembaga

pendidikan mempunyai andil yang sangat dominan dalam meningkatkan

sumberdaya manusia.

Pendidikan sangat dibutuhkan dalam penunjang pembangunan nasional Indonesia.

Kelangsungan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri

siswa (internal) maupun dari luar siswa (eksternal). Pada masa sejarang ini,

pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer bagi generas penerus bangsa

dalam memasuki era globalisasi, karena tingkat pendidikan seseorang merupakan

salah satu modal dalam persaingan memasuki pasar dunia kerja. Hal tersebut

(43)

10

bersaing untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi guna

mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju. Disisi lain,

terdapat sebagian masyarakat tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi.

Pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa

yang pertama pada tahun 1930 menyebutkan: Pendidikan umumnya berarti daya

upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter),

pikiran (intelek), dan tubuh anak dalam artian tidak boleh dipisah-pisahkan

bagian-bagian itu agar supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup.

Kehidupan dan penghidupan anak-anak dididik selaras dengan dunia.

(Hadikusumo, 1996 : 24 – 25). Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha

pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas

sehingga mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu, sehingga

tercipta pola hidup pribadi dan sosial yang baik.

Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang

akan datang,tetapi juga untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami

perkembangan menuju tingkat kedewasaan. Pendidikan di Indonesia menganut

konsep pendidikan seumur hidup yang bertolak dari suatu pandangan bahwa

pendidikan adalah unsur esensial sepanjang umur seseorang. Dengan demikian

ruang lingkup pendidikan meliputi : pendidikan informal, pendidikan formal, dan

(44)

11

1) Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan

(Departemen Pendidikan Nasional, 2003 : 4) pendidikan yang diperoleh

seseorang dalam lingkungan pendidikan tanpa organisasi, yakni tanpa orang

tertentu yang ditunjuk sebagai pendidik, tanpa program yang harus

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, tanpa evaluasi yang formal

berbentuk ujian. Namun demikian pendidikan informal ini sangat penting bagi

pembentukan pribadi seseorang.

2) Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

yang terdiri dari atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

tinggi (Departemen Pendidikan Nasional, 2003 : 3)

Dalam pendidikan formal ini terdapat organisasi yang ketat dan nyata dalam

berbagai hal, yaitu adanya perjenjangan, program atau bahan pelajaran yang

sudah diatur secara formal, cara mengajar juga secara formal, waktu belajar

dan lain-lain.

3) Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (Departemen Pendidikan

Nasional, 2003 : 4) pendidikan ini meliputi berbagai usaha khususnya

diselenggarakan secara terorganisir agar terutama generasi muda dan juga

orang dewasa, yang tidak sepenuhnya atau sama sekali tidak berkesempatan

(45)

12

keterampilan dasar yang mereka perlukan sebagai warga Negara yang

produktif.

Dalam pendidikan formal terdapat jenjang pendidikan yang berkelanjutan,

yang ditetapkan berdasarkan perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan

bahan pengajaran dan penyajian bahan pelajaran. Jenjang pendidikan formal

terdiri dari :

a) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah (Departemen Pendidikan Nasional, 2003 : 11) disini

yang dimaksud pendidikan dasar adalah pendidikan yang diselenggarakan

selama enam tahun disekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah

lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat.

b) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, yang terdiri

atas pendidikan menengah dan pendidikan menengah kejuruan

(Departemen Pendidikan Nasional. 2003 : 12). Sekolah Menengah Umum

adalah sekolah pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan

perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa.

c) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

(46)

13

diselenggarakan dengan sistem terbuka (Departemen Pendidikan Nasional,

2003 : 12). Disini untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau professional

yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

Dalam era globalisasi, kesejahteraan bangsa selain sumber daya alam dan

modal yang bersifat fisik, juga pada modal intelektual, modal sosial dan

kepercayaan. Dengan demikian, tuntutan untuk terus-menerus

memutakhirkan pengetahuan menjadi suatu keharusan. Peranan

pendidikan formal dalam hal penyediaan sumber daya manusia menjadi

sangat penting sekali disamping pendidikan informal dan non formal.

Dalam pendidikan formal tingkat pendidikan menengah dimana anak

dibekali iptek dan imtaq maka akan meningkatkan kualitas sumber daya

manusia.

2. Pengertian Putus Sekolah

Putus sekolah merupakan predikat yang diberikan kepada mantan peserta didik

yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat

melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan berikutnya (Ary. H. Gunawan, 2000 :

71). Pendapat lain menyatakan bahwa putus sekolah adalah meninggalkan sekolah

sebelum menyelesaikan keseluruhan masa belajar yang telah ditetapkan sekolah

(47)

14

Dengan demikian putus sekolah dapat diartikan sebagai tidak terselesaikannya

seluruh masa belajar pada jenjang pendidikan.

3. Faktor- faktor Penyebab Putus Sekolah

Pendidikan merupakan faktor yang utama dalam perkembangan dan

pembangunan bangsa. Suatu Negara dapat dikatakan maju apabila pendidikan

warga negaranya sudah maju, sehingga dapat mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin maju.

Dalam UU No. 2/2003 BAB 1 Ayat 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktf mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan nyang diperlukan dirinya, ,masyarakat, bangsa dan

Negara (Sekretaris Negara,2003:2)

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pembangunan

nasional, tentang sistem pembangunan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehdupan bangsa, sedangkan tujuannya adalah

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusa yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sekretaris Negara,

(48)

15

Banyak faktor yang menyebabkan anak putus sekolah salah satunya yaitu kondisi

ekonomi keluarga yang kurang beruntung. Kondisi ekonomi masyarakat tentu saja

berbeda, tidak semua keluarga memiliki kemampuan ekonomi yang memadai dan

mampu memenuhi segala kebutuhan anggota keluarga. Faktor ekonomi menjadi

faktor penyebab utama putus sekolah. Kenyataan itu dibuktikan dengan tingginya

angka rakyat miskin di Indonesia yang anaknya tidak bersekolah atau putus

sekolah karena mereka terpaksa berhenti sekolah sebelum waktunya, karena

sebagian besar tidak mampu membiayai, banyaknya jumlah anak yang dimiliki,

rendahnya minat untuk sekolah, lingkungan bermain atau sosial yang tidak

mendukung, dan tingkat pendidikan orang tua yang rendah.

Secara teori mengenai faktor- faktor yang menyebabkan putus sekolah dapat

berasal dari dalam maupun dari luar diri anak. Menurut Martono dan Saidiharjo

(1982 : 74) dinyatakan bahwa dalam dunia pendidikan besar angka putus sekolah

cukup besar, mereka terpaksa berhenti sekolah sebelum waktunya karena sebagian

besar tidak mampu membiayai, kawin muda dan tidak mengerti pentingnya

pendidikan.

a. Rendahnya Pendapatan Kepala Keluarga

Bambang Swasto. S, (1990:18) berpendapat bahwa :

(49)

16

Pendapatan merupakan faktor utama dalam pendidikan karena untuk mendapatkan

pendidikan yang lebih tinggi dan lebih baik dibutuhkan biaya yang semakin besar,

seperti yang dikemukakan pula oleh Daan Dimara (1985:336) mengatakan bahwa

semakin tinggi jenjang sekolah maka semakin besar pula biayanya, sehingga

banyak anak yang mengalami putus sekolah pada tingkat SMA, terutama dari

golongan berpenghasilan rendah.

Faktor ekonomi keluarga merupakan faktor yang paling utama dalam mencapai

tingkat pendidikan anak-anaknya. Selama proses pendidikan berlangsung

diperlukan biaya yang cukup, karena biaya sekolah juga memerlukan sarana

penunjang agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh

hasil yang baik pula. Kebutuhan sekolah seperti alat belajar, seragam sekolah,

SPP, dan lain-lain merupakan tanggung jawab orangtua. Orangtua yang tergolong

kaya atau cukup pada umumnya akan lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan

sekolah, sedangkan orangtua yang berpendapatan rendah berkesimpulan untuk

tidak menyekolahkan anaknya. Pendapatan merupakan gambaran tentang keadaan

ekonomi sebuah keluarga. Pendapatan merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam kehidupan suatu keluarga karena dari keadaan tingkat pendapatan kepala

keluarga yang sebagai pencari nafkah akan dapat mempengaruhi tingkat

kemakmuran keluarga tersebut. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah

menetapkan Upah Minimum Propinsi (UMP) Lampung tahun 2011 sebesar Rp

855.000 perbulan.

Pendapatan kepala keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah

(50)

17

kepala keluarga dalam waktu satu bulan dan dihitung dengan nilai rupiah. Kriteria

yang digunakan adalah pendapatan dinyatakan tinggi apabila pendapatan kepala

keluarga lebih dari Upah Minimum Propinsi (UMP) sedangkan pendapatan

rendah apabila pendapatan kepala keluarga kurang dari atau sama dengan Upah

Minimum Propinsi (UMP).

b. Banyaknya Jumlah Anak Dalam Keluarga

Banyaknya jumlah anak dalam keluarga merupaka salah faktor yang dapat

menyebabkan anak putus sekolah, hal ini sesuai dengan pendapat Bintarto (1977

:32) yang menyatakan bahwa kelahiran anak kadang- kadang dapat dipandang

sebagai beban ekonomi, beban pendidikan dan kebebasan berkarya.

Menurut pendapat Faisal Kasryno (1989 : 31) yang menyatakan bahwa “ Tingkat

kesejahteraan material (diukur dari pola pengeluaran konsumsi) suatu keluarga

juga dipengaruhi oleh besarnya jumlah anggota keluarga”.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut bahwa suatu keluarga yang memiliki jumlah

anak yang banyak, pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, kesehatan dan

pendidikan akan relatif besar, berbeda dengan keluarga yang memiliki jumlah

tanggungan anak yang sedikit maka pemenuhan kebutuhannya pula akan relatif

kecil.

Dengan demikian, banyaknya jumlah anak dalam keluarga akan lebih

menyulitkan kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup anaknya

termasuk kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan anak akan pendidikan. Banyak

(51)

18

kepala keluarga. Kepala keluarga sebagai pimpinan dalam keluarga dituntut untuk

membiayai segala kebutuhan keluarganya seperti sandang, pangan, papan,

pendidikan, dan sebagainya. Jumlah anak yang banyak dan tidak diimbangi

dengan pendapatan yang tinggi akan menimbulkan kesulitan dalam usaha

memenuhi kebutuhan pokok apalagi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan

anak- anaknya sampai kejenjang yang lebih tinggi.

Jumlah anak yang masih menjadi tanggungan orang tua merupakan salah satu

komponen besar atau kecilnya jumlah anggota keluarga. Untuk itu, banyak

sedikitnya jumlah anggota keluarga berdasarkan Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera (NKKBS) tahun 2003 menjelaskan bahwa keluarga kecil adalah suatu

keluarga yang teridi dari 1 ayah, 1 ibu, dan 2 orang anak. Jadi, suatu keluarga

disebut keluarga kecil adalah keluarga yang memiliki 2 anak, dan apabila lebih

dari 2 anak maka disebut keluarga besar.

c. Lingkungan Sosial Anak yang Kurang Baik

Dalam dunia pendidikan, yang termasuk dalam lingkungan sosial yaitu semua

teman sepermainan, tetangga, warga desa, warga kota, bangsa dan seterusnya

termasuk lingkungan sosial bagi seorang atau suatu kelompok (Nursid

Sumaatmadja, 1988 : 26 ).

Menurut S. Nasution, (1995 : 11) berpendapat bahwa :

“Perkembangan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni faktor biologis,

lingkungan alamiah dan lingkungan sosial budaya. Lingkungan sosial

(52)

19

dengan manusia serta manusia dengan lingkungannya (2) Unsur budaya adalah

bentuk kelakuan yang sama yang terdapat di kalangan kelompok manusia”.

Berdasarkan pendapat S. Nasution diatas dapat diketahui bahwa manusia

merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari lingkungan sekelilingnya,

proses perkembangan manusia termasuk didalamnya aktivitas yang dilakukan

oleh manusia banyak dipengaruhi oleh interaksinya dengan manusia lain

(lingkungan sosial). Begitu juga terhadap anak yang putus sekolah pada tingkat

SMA banyak dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Seperti yang dikatakan

Ari H. Gunawan (2000:60) bahwa perkembangan kepribadian seseorang dapat

dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekitar tempat tinggal. Lingkungan yang

dimaksudkan dalam penelitan ini adalah keadaan atau kondisi sosial yang ada

disekitar anak dilihat dari tempat dan teman bermain.

Dalyono (2005:133) mengemukakan bahwa lingkungan sosial mempunyai

pengaruh terhadap pencapaian pendidikan anak dalam keluarga. Jadi, agar anak

dapat memperoleh pendidikan dengan baik maka orangtua harus mengupayakan

dan mengarahkan agar anak-anaknya tidak terpengaruh dengan lingkungan sosial

yang kurang mendukung tercapainya pendidikan. Sesuai dengan pendapat

Dalyono (2005:246) yang menyatakan bahwa lingkungan sosial yang sangat

berpengaruh pada proses dan hasil pendidikan adalah teman bergaul, lingkungan

tetangga, dan aktivitas dalam masyarakat. Begitu pula dengan anak putus sekolah

pada tingkat SMA yang berada dilingkungan teman bermain yang tidak sekolah

dan sudah bekerja. Melalui pergaulan mereka maka anak yang sekolah akan

(53)

20

Berdasarkan hasil penelitian Yullia Putri (2009 : 59) terlihat bahwa sebagian besar

(63,64 %) lingkungan sosial anak yang putus sekolah pada tingkat SMA tergolong

lingkungan sosial anak yang kurang mendukung. Hal ini menunjukkan bahwa

lingkungan sosial berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan anak.

d. Tingkat Pendidikan Orangtua

Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia adalah pendidikan dasar, menengah

dan tinggi. Hal ini tercantum di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 14 bahwa jenjang pendidikan formal terdiri

atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pendidikan orang tua akan mempengaruhi pendidikan anak-anaknya. Hal ini

dinyatakan oleh A. Muri Yusuf (1986 : 8) bahwa kemiskinan orang tua baik ilmu

pengetahuan maupun kekayaan, akan mempengaruhi pendidikan anak-anaknya.

Hal senada dikemukakan pula oleh Thamrin Nasution dan Nurhadijah Nasution

(1985 : 4) bahwa untuk membantu dalam proses pendidikan sebaiknya orang tua

harus belajar mempertinggi pengetahuannya, sebab semakin banyak yang

diketahui orang tua semakin banyak pula yang dapat diberikan pada

anak-anaknya.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh orang tua akan berpengaruh pada

kelanjutan sekolah anak mereka. Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi

akan memberikan pertimbangan yang rasional dalam menghadapi suatu masalah,

(54)

21

pendidikan anak mereka, orang tua akan mempunyai dorongan atau motivasi yang

besar untuk menyekolahkan anak mereka.

e. Rendahnya Minat Anak Untuk Sekolah

Ada beberapa ahli yang mengemukan pengertian minat, diantaranya W.S Winkel,

(1984:30) mengemukakan bahwa : “Minat adalah kecendrungan yang menetap

dalam diri subjek untuk merasa tertarik pada bidang studi atau bidang tertentu dan

merasa senang berkecimpung di bidang tersebut”. Menurut Sudirman, (2001:74)

bahwa minat merupakan kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri

sementara situasi yang berhubungan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhan sendiri.

Selanjutnya pendapat Slameto (2003:183) menyatakan tentang pengertian minat

yaitu:

“Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri semakin kuat atau semakin

dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya”.

Begitu juga dengan minat anak untuk melanjutkan pendidikan di sekolah

menengah atas, bila seorang mempunyai minta terhadap suatu perguruan tinggi

tertentu ia akan melakukan usaha- usaha yang dapat mendukung niatnya salah

satunya melanjutkan pendidikannya, sehingga minat tersebut dapat tercapai

dengan baik tanpa ada yang memaksanya. Dengan demikian besarnya peranan

(55)

22

aktivitasnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat anak untuk melanjutkan

pendidikan seperti yang dikemukakan Frank J. Mifflen dan Sidney C. Mifflen,

(1986 :229) adalah “Status sosial ekonomi yang mencakup pekerjaan, pendapatan,

dan pendidikan orang tua mempengaruhi pencapaian pendidikan anak- anaknya”.

Wijono dan Soetimah, (1984 :75) mengemukakan bahwa faktor yang

mempengaruhi minat, yaitu sebagai berikut :

a. Faktor dari dalam (subyektif) yaitu faktor dari dalam diri seseorang

meliputi : pembawaan atau bakat, tingkat pendidikan, tingkat

perkembangan ataupengalaman, dan keadaan fisik atau psikis.

b. Faktor dari luar (obyektif), faktor yang mempengaruhi minat anak yang

berasal dari luar. Faktor ini meliputi : lingkungan, rangsangan,

kesempatan, suasana dan fasilitas yang tersedia.

Dari hasil penelitian Lahmi Frilia Oetami (2008 : 36) terlihat bahwa 75,6% minat

anak untuk melanjutkan pendidikan rendah. Dengan demikian minat anak untuk

melajutkan pendidikan pada tingkat SMA didasari adanya keinginan atau

perasaan senang dan keuletan untuk melajutkan pendidikan pada tingkat SMA.

Minat anak sangat dipengaruhi oleh rangsangan baik yang berasal dari dalam diri

anak itu sendiri yang berupa bakat, kemampuan dan keadaan psikis, maupun yang

berasal dari luar yang berupa bakat keadaan sosial ekonomi, lingkungan dan

(56)

23

B. KERANGKA PIKIR

Pendidikan adalah modal utama untuk mendapatkan kehidupan atau kesejahteraan

yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan hak semua orang. Anak- anak tidak

hanya dibekali pendidikan yang wajib saja, tetapi lebih dari itu mereka diharapkan

dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA.

Keberlanjutan pendidikan lulusan SMA merupakan salah satu upaya harus

dikembangkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, akan tetapi

pada kenyataannya banyak anak pada tingkat SMA yang mengalami putus

sekolah dengan berbagai alasan, kemungkinan diantaranya adalah rendahnya

pendapatan kepala keluarga, banyaknya jumlah anak dalam keluarga, tingkat

pendidikan orangtua yang rendah, lingkungan sosial anak yang kurang baik dan

rendahnya minat anak untuk sekolah. Atas dasar hal tersebut maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian tentang Faktor- faktor penyebab anak putus sekolah

pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota

Bandar Lampung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir

berikut :

C. HIPOTESIS

1. Rendahnya pendapatan kepala keluarga menjadi penyebab anak putus sekolah

pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa Kota

Bandar Lampung Tahun 2012

2. Banyaknya jumlah anak dalam keluarga menjadi penyebab anak putus sekolah

pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa Kota

(57)

24

3. Lingkungan sosial anak yang kurang baik menjadi penyebab anak putus

sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan

Rajabasa, Kota Bandar Lampung Tahun 2012

4. Tingkat pendidikan orangtua yang rendah menjadi penyebab anak putus

sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan

Rajabasa, Kota Bandar Lampung Tahun 2012

5. Rendahnya minat anak untuk sekolah menjadi penyebab anak putus sekolah

pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota

(58)

III. METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif. Menurut Sukardi (2005:157), metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada masa

sekarang, dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan data dan analisa atau

pengolahan data, membuat kesimpulan tentang suatu keberadaan secara obyektif

dalam suatu deskripsi situasi.

Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini diharapkan dapat

memecahkan permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan dalam

penelitian, dengan jalan menyusun data, memperjelas dan menganalisa serta

menafsirkan.

B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian (Suharsimi

Arikunto,2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang

putus sekolah pada tingkat SMA pada tahun 2010/2011 yang jumlahnya 23

(59)

26

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Suharsimi

Arikunto, 2006:131). Dalam pengambilan sampel, peneliti berpedoman dalam

menggunakan Tabel Morgan, dapat dilihat pada lampiran.

Dalam penelitian ini populasi berjumlah 23 siswa, jadi berdasarkan Tabel

Morgan peneliti mengambil sampel 19 siswa yang tersebar di dua lingkungan.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional random

sampling yaitu pada Lingkungan I sebanyak 11 anak dan Lingkungan II

sebanyak 8 anak.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

a. Variabel Penelitian

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah putus sekolah merupakan predikat

yang diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan

suatu jumlah jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat melanjutkan studinya ke

jenjang pendidikan berikutnya (Ary. H. Gunawan, 2000 : 71). Sebagai variabel

bebas dalam penelitian ini adalah rendahnya pendapatan kepala keluarga,

banyaknya jumlah anak dalam keluarga, lingkungan sosial anak yang kurang

baik, tingkat pendidikan orang tua, dan rendahnya minat anak untuk sekolah.

b. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, variabel yang didefinisikan secara operasional adalah :

(60)

27

keluarga, banyaknya jumlah anak dalam keluarga, lingkungan sosial anak yang

kurang baik, tingkat pendidikan orang tua, rendahnya minat anak untuk sekolah.

a. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel yang didefinisikan secara operasional adalah :

a. Pendapatan kepala keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh kepala keluarga atas

jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan dalam waktu satu bulan dan dihitung dengan

nilai rupiah.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Pendapatan dinyatakan tinggi apabila pendapatan orang tua > Upah

Minimum Propinsi (Rp. 855.000,-)

2) Pendapatan dinyatakan rendah apabila pendapatan orang tua < Upah

Minimum Propinsi (Rp.855.000,-)

b. Banyaknya jumlah anak dalam keluarga, yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah semua anak yang dimiliki kepala keluarga dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Apabila jumlah anak yang dimiliki lebih dari 2 orang maka disebut dengan

keluarga besar.

2) Apabila jumlah anak yang dimiliki berjumlah 1 sampai 2 maka disebut

(61)

28

c. Lingkungan sosial anak yang kurang baik, yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah keadaan atau kondisi sosial yang ada disekitar anak dilihat dari

lingkungan bermain, seperti teman bermain yang masih sekolah, yang

bekerja, dan yang menganggur. Kuesioner mengenai lingkungan sosial anak

ini terdiri dari 4 pertanyaan dan masing-masing pertanyaan terdiri dari 3

pilihan jawaban. Pengukurannya adalah dengan memberikan skor pada

masing-masing jawaban. Untuk jawaban yang nilainya sangat mendukung

terhadap hipotesis diberi skor 3, untuk jawaban yang nilainya kurang

mendukung diberi skor 2, dan jawaban yang nilainya tidak mendukung

hipotesis diberi skor 1.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan mendukung responden untuk tidak putus sekolah pada tingkat

SMA, apabila jumlah skor hasil jawaban lebih dari 8.

2) Lingkungan tidak mendukung untuk tidak putus sekolah pada tingkat SMA,

apabila jumlah skor hasil jawaban kurang dari atau sama dengan 8.

d. Tingkat pendidikan orangtua adalah pendidikan yang pernah ditempuh atau

menamatkan sekolah yaitu : SD, SMP, SMA dan Akademi/PT. dengan

kriteria sebagai berikut :

1) Tamat SD/SMP dikategorikan rendah.

2) Tamat SMA dikategorikan sedang.

(62)

29

e. Minat anak untuk sekolah, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat

untuk sekolah yang menyangkut rasa senang, tidak senang dan keuletan

anak untuk belajar. Kuesioner mengenai minat anak untuk sekolah ini terdiri

dari 5 pertanyaan dan masing-masing pertanyaan terdiri dari 3 pilihan

jawaban. Pengukurannya adalah dengan memberikan skor pada

masing-masing jawaban. Untuk jawaban yang nilainya sangat cenderung terhadap

hipotesis diberi skor 3 untuk jawaban yang nilainya kurang cenderung

terhadap hipotesis diberi skor 2, dan jawaban yang nilainya tidak cenderung

terhadap hipotesis diberi skor 1.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Minat tinggi, apabila jumlah skor hasil jawaban kurang dari atau sama

dengan 10.

b. Minat rendah apabila jumlah skor hasil jawaban lebih dari 10.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena

yang ada pada objek penelitian (Pabundu Tika, 2005 : 44). Dengan teknik ini

dapat diperoleh tentang keadaan lokasi atau wilayah penelitian dan keadaan

(63)

30

2. Teknik Kuesioner

Menurut Hadari Awawi, dalam Moh. Pabundu Tika, (2005 : 54) kuesioner

adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah

pertanyaan tertulis untuk dijawab secara oleh responden.

Teknik ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data langsung sebagai

data dengan menggunakan daftar pertanyaan seperti informasi : umur responden,

jenis kelamin responden, tingkat pendidikan formal responden, asal daerah

responden, jumlah anggota keluarga responden, dan sebagainya.

3. Teknik Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk

mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat

serta kumpulan keterangan- keterangan itu merupakan suatu pembantu utama

metode kuesioner.

Dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman wawancara tidak berstruktur,

yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan

ditanyakan. Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk menambah pengumpulan

data peneliti. Bentuk pertanyaan bersifat lebih rinci dan mendalam, dan

pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terdapat dalam kuesioner. Jadi, pertanyaan

tersebut penulis buat untuk menggali lebih jauh lagi informasi mengenai

(64)

31

1. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data

sekunder. Data dokumentasi berasal dari kantor kelurahan Gedong Meneng yang

berupa peta kelurahan, jumlah penduduk, jumlah anak yang putus sekolah pada

tingkat SMA, letak administrasi dan sebagainya. Seperti yang dikemukakan

Suharsimi Arikunto, (2006:231) bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

E.Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa persentase yang

dilakukan dengan penyusunan distribusi persentase sederhana (non-statistik).

Distribusi persentase sederhana adalah distribusi yang frekuensinya telah diubah

dalam persentase (Arif Sukadi Sadiman, 1993 :96)

Langkah pertama dalam penyusunan distribusi persentase adalah membagi jumlah

observasi dalam masing- masing kategori variabel (f) dengan jumlah frekuensi

(N). Setelah pembagian dilakukan, hasilnya dikalikan 100 untuk mendapatkan

persentase. Selanjutnya dari hasil penelitian dibuat suatu deskripsi yang sistematis

sebagai hasil penelitian.

Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data, yang dalam hal ini berupa data

yang sudah diolah, maka penarikan kesimpulan dilakukan sejalan dengan

mengolah data. Pengolahan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara

(65)

32

penelitian yang dilakukan dari data yang tidak diolah dengan statistik. Pengolahan

data dilakukan dengan membandingkan suatu standar atau kriteria yang telah

dibuat peneliti (Suharsimi Arikunto, 2006:343).

Berdasarkan pendapat diatas, maka kriteria uji yang peneliti gunakan adalah

sebagai berikut :

Jika persentase hasil penelitian >75% , maka tergolong faktor yang

menyebabkan anak putus sekolah.

Jika persentase hasil penelitian antara 60-75% , maka tergolong faktor

yang cukup menyebabkan anak putus sekolah.

Jika persentase hasil penelitian <60% , maka tergolong faktor yang kurang

(66)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa faktor–faktor penyebab anak putus sekolah pada tingkat SMA di

Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa sebagai berikut:

1. Sebanyak 15 responden (79 %) tingkat pendapatan kepala keluarga anak putus

sekolah pada tingkat SMA tergolong rendah yaitu ≤ Rp. 855.000/bulan. Oleh

karena itu, rendahnya pendapatan kepala keluarga merupakan faktor penyebab

anak putus sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng

Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung Tahun 2012.

2. Sebanyak 16 responden (84,2 %) berasal dari jumlah anggota keluarga yang

banyak (jumlah anak >2 orang). Oleh karena itu, banyaknya jumlah anak dalam

keluarga merupakan faktor penyebab anak putus sekolah pada tingkat SMA di

Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung Tahun

2012.

3. Sebanyak 14 responden (73,6 %) anak putus sekolah pada tingkat SMA berada

pada lingkungan sosial yang tidak mendukung atau kurang baik. Lingkungan

sosial yang kurang baik responden sebagian besar yaitu teman yang tidak

(67)

63

menyebabkan anak putus sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong

Meneng Kecamatan Rajabasa Tahun 2012.

4. Sebanyak 12 orang atau 63,2 % responden anak putus sekolah pada tingkat

SMA memiliki orangtua yang berpendidikan terakhir SD/SMP. Oleh karena

itu, rendahnya tingkat pendidikan orangtua merupakan faktor yang cukup

menyebabkan anak putus sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong

Meneng Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung Tahun 2012.

5. Sebanyak 13 responden (68,4 %) anak putus sekolah pada tingkat SMA

memiliki minat yang rendah untuk sekolah. Hal ini disebabkan tingginya minat

responden mencari pekerjaan untuk membantu orangtua. Oleh karena itu,

rendahnya minat anak untuk sekolah menjadi faktor yang cukup menyebabkan

anak putus sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan Gedong Meneng

Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung Tahun 2012.

B. Saran

1. Diharapkan kepada anak putus sekolah pada tingkat SMA di Kelurahan

Gedong Meneng untuk melanjutkan pendidikan menggunakan paket C yang

telah disediakan pihak sekolah..

2. Diharapkan orangtua anak yang putus sekolah sebaiknya memberi perhatian

lebih kepada anaknya agar bermain di lingkungan yang positif.

3. Diharapkan kepada Pemerintah dapat memberikan subsidi, beasiswa,

kebebasan ataupun bantuan biaya pendidikan di SMA seperti Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya terhadap seluruh anak putus

(68)

64

4. Anak yang putus sekolah sebaiknya mengikuti kegiatan BLK (Balai Latihan

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka.

Anonimus. 2011. Monografi Kelurahan Gedong Meneng Tahun 2011.

Anonimus. BPS. 2008. Undang-Undang SISDIKNAS . Jakarta : Sinar Grafika.

Arif Sukadi Sadiman. 1993. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Jakarta : Erlangga.

Ary H. Gunawan. 2000. Sosiologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Bambang Sumitro dan Sumadi. 1989. Geografi Regional Indonesia. FKIP Unila Bandar Lampung.

Bambang Swasto, S. 1990. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Bintarto. 1977. Buku Panduan Geografi Sosial. U. P. Spring. Yogyakarta.

Bintarto. 1998. Geografi Penduduk dan Demografi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Budiyono. 2003. Geografi Sosial. Buku Ajar Pendidikan Geografi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Daan Dimara. 1985. Pengaruh Pendapatan Terhadap Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

Daldjoeni. 1987. Pokok-pokok Geografi Manusia. Bandung.

Daldjoeni. 1997. Geografi Baru- Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek. Bandung : Alumni

(70)

Faisyal Kasryno. 1989. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Frank J. Miflen dan Sidney C. Miflen. 1986. Sosiologi Pendidikan. Tarsito. Bandung

Hadikusumo, 1996. Pengantar Pendidikan Semarang. IKIP Semarang Press. Semarang.

Lahmi Frilia Oetami. 2008. Faktor-faktor Penyebab Anak Lulusan SLTA Tidak Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi di Dusun Pengaleman Pekon Kresnomulyo Kecamatan Ambarawa Kabupaten Tanggamus. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.

Mantra, Ida Bagoes. 1998. Langkah-langkah Penelitian Survai Usulan Penelitian dan Laporan Penelitian. BPFG UGM. Yogyakarta.

. 2003. Demografi Umum. Pustaka Belajar. Jakarta

Martono dan Saidiharjo. 1982. Geografi dan Kependudukan. Tiga Serangkai. Solo.

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta.

Mulyanto Sumardi. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. CV. Rajawali. Jakarta.

Muri Yusuf, A. 1986. Sosiologi Pendidikan : Suatu Analisis Sosiologi tentang Berbagai Problem Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nasution. 1995. Sosiologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

NKKBS. 2003. Menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera Dengan Kontrasepsi. Biro Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung.

Redja Mudyahardjo. 2001. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. Bima Aksara. Jakarta.

(71)

Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktek-prakteknya. Bumi Aksara. Yogyakarta.

Thamrin Nasution dan Nurhadijah Nasution. 1985. Peranan Orangtua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar. Kanisius. Yogyakarta.

Undang- undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wijono dan Soetimah. 1984. Pengantar Ilmu Psikologi. Alumni. Bandung.

Winkel, W. S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia. Jakarta.

Winarno Surakhmad. 1982. Cara Belajar Terbaik di Universitas. Tarsito. Bandung.

Gambar

Tabel 1. Jenis Mata Pencaharian Pokok Penduduk Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung tahun 2011
Tabel 2.   Jumlah Anak Usia Sekolah dan Anak Putus Sekolah pada Tingkat SMA

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini diajukan kepada Panitian Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Seni

Skema Utilitas Tata Udara. Universitas

Sedangkan pengaruh SPIP pada kualitas LK (laporan keuangan) Pemkot Bogor dikarenakan SPIP yang diimplementasikan dengan efektif dan juga diterapkan oleh pimpinan hingga

In the mentioned software's, Windows Server 2008 is the operating system, Internet Information Services (IIS ) is the web server come application server, PostGIS is a

[r]

In this article are presented some significant examples to show the potential of this tool in oil and gas activity: a hydrocarbon storage field where the comparison between SAR

 Sosialisasi Kewirausahaan (Bid. Keolahragaan) Yang diikuti Peserta Sekolah SLB.  Sosialisasi Profesionalisme

Data processing in this case includes specifying the input data, collecting spatial data, geoprocessing, extracting data, establishing the data set for ANNs, implementing