• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Seni Tari

Oleh Monawaroh Milah

1102952

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

(2)

Monawaroh Milah

1102952

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

© Monawaroh Milah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seleuruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Oleh

MONAWAROH MILAH 1102952

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Dr.Sukanta, S.Kar.,M.Hum NIP. 196206171989031002

Pembimbing II

Agus Budiman, M.Pd NIP. 197703122005011002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni tari

(4)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Empati Siswa Kelas VII A di SMPN 14 Bandung. Penelitian ini berawal dari pemasalahan krisisnya interaksi sosial dan sikap individualisme sehingga perlunya ditingkatkan rasa empati siswa dalam pembelajaran seni tari yang mampu berdampak positif pada aktivitas sosialnya. Empati merupakan suatu sikap sebagai kemampuan untuk mengerti dan berperilaku sehingga timbul kepedulian terhadap oranglain. Adapun fokus masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah bagaimana empati siswa sebelum diterapkan treatment, bagaimana proses dan hasil setelah diterapkannya pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan empati siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode eksperimen, berupa pendekatan pre-eksperimen dengan desain one group pretest-postest. Metode pre-eksperimen ini dilakukan dengan teknik data secara kuantitatif yang diolah menggunakan rumus-rumus statistik. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan empati masih rendah sebelum diberikan pembelajaran tari kelompok yang ditandai dengan lemahnya kemampuan kerja sama siswa, pada tahap proses empati siswa mengalami peningkatan dan dibuktikan pada hasil posttest bahwa pembelajaran tari kelompok dapat meningkatkan empati siswa yang didasari pada skor angket dan tes kemampuan menari pada aspek kemampuan kerja sama dalam mengolah ruang dan waktu. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil nilai rata-rata pretest 75 mengalami peningkatan menjadi 87 pada nilai rata-rata posttestnya. Skor angket pada pretest hanya diperoleh 45,21% dan pada

posttest meningkat menjadi 76,31%. Begitu pula dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa t hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan t tabel yakni dengan angka 6,29>1,685. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa adanya pengaruh pembelajaran tari kelompok terhadap peningkatan empati siswa dapat diterima dan signifikan (dipercaya).

(5)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

1. Tujuan Umum... 7

4. Bagi Departemen Pendidikan Seni Tari ... 9

5. Bagi Universitas... 9

F. Struktur Organisasi Skripsi... 9

BAB II KAJIAN TEORI... 11

1. Telaah Penelitian Terdahulu... 11

2. Kajian Teoritis... 13

1. Empati ... 13

2. Karakteristik Siswa SMP ... 17

3. Pembelajaran Tari Kelompok ... 21

4. Unsur- Unsur Seni Tari ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Desain Penelitian ... 37

1. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 38

B. Partisipan ... 39

C. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 39

1. Lokasi Penelitian... 39

(6)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

3. Sampel ... 40

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Instrumen Penelitian ... 41

a. Instrumen Tes ... 41

2. Teknik Pengumpulan Data ... 45

E. Prosedur Penelitian ... 47

F. Definisi Operasional ... 50

G. Variabel Penelitian ... 52

H. Asumsi Penelitian ... 53

I. Hipotesis Penelitian ... 54

J. Analisis Data ... 54

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Hasil Penelitian ... 60

1. Profil Sekolah ... 60

2. Kondisi Pembelajaran Senitari Sebelum Diterapkannya Pembelajaran Tari Kelompok di SMPN 14 Bandung ... 61 a. Temuan ... 61

1) Data Angket Penilaian Pretest Sebelum Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok ... 63 2) Data Hasil Pre- Test Penilaian Kemampuan Kerjasama Siswa Sebelum Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok ... 3. Proses Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Empati Siswa Kelas VII A Di SMPN 14 Bandung ... 88 a. Temuan ... 88

1) Konsep penerapan pembelajaran tari kelompok ... 88

2) Deskripsi proses penerapan pembelajaran tari kelompok Untuk Meningkatkan Empati Siswa Kelas VII A di SMPN 14 Bandung ... 92 b. Pembahasan ... 118

1) Analisis proses penerapan pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan empati ...

118

2) Analisis data penilaian proses pada kemampuan kerja sama ruang dan waktu ...

119

4. Hasil Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Empati Siswa Kelas VII A di SMP Negeri 15

(7)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

Bandung ...

a. Temuan ... 136

1) Data Angket Penilaian Posttest Setelah Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok ... 136 2) Data Hasil Posttest Penilaian Kemampuan Kerjasama Siswa Setelah Penerapan Pembelajaran Tari Kelompok ... 140 a. Pembahasan ... 148

1) Analisis data angket tahap posttest ... 148

2) Analisis data hasil posttest pada kemampuan kerja sama ruang dan waktu ... 148 5. Uji Hipotesis (Membandingkan Data Hasil Pretest dan Data Hasil Posttest) ... 150 a. Temuan ... 155

1) Analisis Data Pretest dan Post Test pada Kompetensi Kemampuan dalam Mengolah Ruang dan Waktu ... 155 2) Analisis Uji Hipotesis Membandingkan Data Pretest dan Post Test pada Kompetensi Kemampuan dalam Mengolah Ruang dan Waktu ... 162 b. Pembahasan ... 165

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 173

A. Simpulan ... 173

B. Implikasi ... 174

C. Rekomendasi ... 175

DAFTAR PUSTAKA ... 163

(8)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Penilaian Angket 56

Gambar 4.1 Penilaian Angket seluruh siswa pada tahap pretest 81

Gambar 4.2 Penilaian Angket no. Absen 1 sampai 20 pada tahap pretest 82

Gambar 4.3 Penilaian Angket no. Absen 21 sampai 40 pada tahap

pretest

82

Gambar 4.4 Penilaian Angket seluruh siswa pada tahap posttest 149

Gambar 4.5 Penilaian Angket no. Absen 1 sampai 20 pada tahap

posttest

149

Gambar 4.6 Penilaian Angket no. Absen 21 sampai 40 pada tahap

posttest

(9)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Unsur-Unsur Tari Versi Mary Joyce 32

Tabel 3.1 Daftar populasi kelas VII SMP Negeri 14 Bandung 40

Tabel 3.2 Butir Soal Penilaian 41

Tabel 3.3 Daftar Ahli yang Memberikan Expert-Judgment 44

Tabel 3.4 Hasil Expert-Judgment 44

Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian 48

Tabel 3.6 Variabel Penelitian 52

Tabel 3.7 Indikator Empati Dalam Tari 52

Tabel 3.8 Tabel Perhitungan Skor Angket 55

Tabel 3.9 Indikator Kerjasama Dalam Mengolah Ruang 56

Tabel 3.10 Indikator Kerjasama Dalam Mengolah Waktu 57

Tabel 3.11 Format Penilaian Aspek Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang Dan Waktu

57

Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi 58

Tabel 4.1 Perolehan Hasil Pretest Skor Angket Seluruh Siswa (40 Orang) Kelas VII A

64

Tabel 4.2 Perolehan Hasil Pretest Skor Angket Siswa Absen No. 1 sampai No. 20 (20 Orang) Kelas VII A

65

Tabel 4.3 Perolehan Hasil Pretest Skor Angket Siswa Absen No.21 sampai No. 40 (20 Orang) Kelas VII A

66

Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Empati Siswa Kelas VII A di SMPN 14 Bandung

67

Tabel 4.5 Prestasi Kelompok 73

Tabel 4.6 Tabel Awal Nilai Pretest Kemampuan Kerjasama Dalam Mengolah Ruang

Tabel 4.9 Tabel Distribusi Frekuensi Data Hasil Pretest Keseluruhan Kompetensi Terhadap Empati Siswa

85

Tabel 4.10 Pembagian Kelompok Siswa 92

Tabel 4.11 Prestasi Kelompok 119

(10)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

Kemampuan Kerja Sama dalam Mengolah Ruang

Tabel 4.13 Data Penilaian Proses Pembelajaran Tari Kelompok Kemampuan Kerja Sama dalam Mengolah Ruang

122

Tabel 4.14 Data Proses Pembelajaran Tari Kelompok dalam Keseluruhan Kompetensi pada Kelas VII A SMPN 14 Bandung

124

Tabel 4.15 Nilai Siswa Setiap Pertemuan Pada Pembelajaran Tari Kelompok

127

Tabel 4.16 Tabel Distribusi Frekuensi Data Proses Keseluruhan Kompetensi Terhadap Empati Siswa

131

Tabel 4.17 Perkembangan Empati Siswa Setiap Pertemuan Pembelajaran Tari Kelompok

Tabel 4.21 Prestasi Kelompok 140

Tabel 4.22 Data Posttest Pembelajaran Tari Kelompok dalam Kerja Sama Mengolah Ruang Kelas VII A SMPN 14 Bandung

142

Tabel 4.23 Data Posttest Pembelajaran Tari Kelompok dalam Kerja Sama Mengolah Ruang Kelas VII A SMPN 14 Bandung

144

Tabel 4.24 Data Akhir (Posttest) Pembelajaran Seni Tari dalam Keseluruhan Kompetensi pada Kelas VII A SMPN 14 Bandung

146

Tabel 4.25 Tabel Distribusi Frekuensi Data Posttest Keseluruhan Kompetensi Terhadap Empati Siswa

153

Tabel 4.26 Analisis Data Pretest dan Post Test pada Aspek Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang

156

Tabel 4.27 Analisis Data Pretest dan Post Test pada Aspek Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Waktu

157

Tabel 4.28 Analisis Data Pretest dan Post Test pada Aspek Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang dan Waktu

159

Tabel 4.29 Analisis Data Presentase Kenaikan Nilai pada Aspek Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang dan Waktu

(11)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Rancangan Pembelajaran Tari Kelompok 24

Bagan 2.2 Tahapan Pembelajaran Tari Kelompok 26

Bagan 3.1 Desain Penelitian 37

Bagan 3.2 Desain Penelitian Metode Eksperimen 39

Bagan 3.3 Skema / Alur Penelitian 50

(12)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Hasil Pretest Kemampuan Dalam Mengolah Ruang dan Waktu Kelas VII A SMPN 14 Bandung

86

Diagram 4.2 Nilai Proses Tari Kelompok 132

Diagram 4.3 Nilai Posttest Tari Kelompok 154

(13)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Nilai Aspek Kemampuan Dalam Mengolah Ruang 76

Grafik 4.2 Nilai Aspek Kemampuan Dalam Mengolah Waktu 78

Grafik 4.3 Nilai Rata-rata Kemampuan Dalam Mengolah Ruang dan Waktu

80

Grafik 4.4 Data Penilaian Proses Pembelajaran Tari Kelompok Kemampuan Kerja Sama dalam Mengolah Ruang

122

Grafik 4.5 Data Penilaian Proses Pembelajaran Tari Kelompok Kemampuan Kerja Sama dalam Mengolah Waktu

124

Grafik 4.6 Data Proses Pembelajaran Tari Kelompok dalam Keseluruhan Kompetensi pada Kelas VII A SMPN 14 Bandung

126

Grafik 4.7 Data Peningkatan Nilai Proses Pembelajaran Tari Kelompok 127

Grafik 4.8 Data Peningkatan Nilai Setiap Pertemuan Pembelajaran Tari Kelompok

128

Grafik 4.9 Data Nilai Posttest Pembelajaran Tari Kelompok dalam Kerja Sama Mengolah Ruang

143

Grafik 4.10 Data Nilai Posttest Pembelajaran Tari Kelompok dalam Kerja Sama Mengolah Waktu

145

Grafik 4.11 Data Nilai Akhir (Posttest) Pembelajaran Seni Tari dalam Keseluruhan Kompetensi

147

Grafik 4.12 Data Peningkatan Nilai Posttest Pembelajaran Tari Kelompok

148

Grafik 4.13 Analisis Data Peningkatan Pretest dan Post Test pada Aspek Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang

157

Grafik 4.14 Analisis Data Peningkatan Pretest dan Post Test pada Aspek Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Waktu

158

Grafik 4.15 Analisis Data Peningkatan Pretest dan Post Test pada Aspek Kemampuan Kerja Sama Dalam Mengolah Ruang dan Waktu

(14)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xv

Grafik 4.16 Rata-rata Peningkatan Presentase Hasil Pembelajaran Tari Kelompok

161

Grafik 4.17 Rata-rata Peningkatan Hasil Pembelajaran Tari Kelompok 165

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Rpp 165

Lampiran B Pedoman Angket 196

Lampiran C Pedoman Observasi 203

Lampiran D Lembar Analisis Siswa 211

(15)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu cita-cita besar dari kebijakan sistem pendidikan nasional saat ini

adalah dapat terjadinya revolusi mental terhadap bangsa ini. Mengingat kondisi

masyarakat di Indonesia saat ini menunjukan kecenderungan mental yang kurang

siap dalam menghadapi arus kuat budaya globalisasi saat ini. Apabila tidak

diimbangi dengan sistem pendidikan yang baik sangat dikhawatirkan dapat

merusak indentitas dan karakter bangsa Indonesia yang memiliki keragaman

budaya dan kesantunan dalam bermasyarakat. Upaya ini perlu dilakukan dengan

sungguh-sungguh sehingga hasilnya mampu membentuk generasi bangsa yang

siap berkompetetitif di pasar global.

Di era globalisasi ini teknologi berkembang pesat persaingan semakin ketat,

maka orang- orang semakin terdesak dengan perkembangan zaman sehingga lebih

mementingkan aspek kompetetif dibandingkan aspek kooperatif antar sesama. Sisi

lain dari dampak kemajuan teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan

manusia, perkembangan teknologi juga terdapat dampak negatif bagi kehidupan

bermasyarakat khususnya dikalangan anak remaja. Penggunaan handphone

sebagai salah satu contohnya membuat para remaja biasanya asyik dengan

dunianya sendiri. Hal ini dapat menimbulkan kecanduan, maka tanpa disadari

perkembangan teknologi itu justru dapat melahirkan sikap individualisme yakni

tergerusnya nilai kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat seperti sikap

tolong-menolong, saling menghargai dan gotong royong yang berperan penting

dalam menciptakan kesatuan sosial. Dengan begitu, hal ini berpengaruh pada

sikap dan perilaku empati sosial masyarakat yang semakin rendah. Konsekuensi

dari menurunnya rasa empati berdampak langsung terhadap berbagai tatanan

kehidupan sosial dan budaya di masyarakat.

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk senantiasa

berinteraksi dengan orang lain. Untuk memahami orang lain tersebut, diperlukan

(16)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seseorang. Dalam hal ini Carl Rogers dalam Taufik, (2012:40) menjelaskan

bahwa :

Empati adalah kemampuan melihat kerangka berpikir internal orang lain secara akurat. Dalam memahami orang lain tersebut individu seolah- olah masuk dalam diri orang lain sehingga bisa merasakan dan mengalami sebagaimana yang dirasakan dan dialami oleh orang lain itu, tetapi tanpa kehilangan identitas dirinya sendiri.

Manfaat yang dapat kita temukan dalam kehidupan pribadi dan sosial

manakala kita mempunyai kemampuan berempati adalah menghilangkan sikap

egois, menghilangkan kesombongan dan mengembangkan kemampuan evaluasi

dan kontrol diri. Dengan begitu empati sangat bermanfaat bagi seseorang untuk

hidup ditengah-tengah masyarakat. Orang yang mempunyai rasa empati tinggi

biasanya dermawan, disenangi dalam pergaulan, mudah menyesuaikan diri, dan

percaya diri.

Empati dapat dibangun dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Peran

sekolah tidak kalah pentingnya dalam menumbuhkan rasa empati. Dalam

pembelajaran di sekolah empati sangat penting karena empati dapat mengurangi

perilaku negatif di sekolah. Apabila sejak kecil anak-anak sudah terbiasa untuk

“mendengar, melihat, dan merasakan” dengan perspektif orang lain, maka

jangankan menyakiti dan merugikan orang lain, tanaman pun tidak mau mereka

sakiti.

Pembiasaan berperilaku baik seperti menghargai sesama, merasakan

perasaan oranglain dapat diwujudkan oleh kegiatan pembelajaran. Mata pelajaran

yang peneliti anggap sangat dekat dengan pembiasaan dimaksud adalah

pembelajaran seni budaya. Salah satu cabang seni yang diterapkan dalam

pembelajaran seni budaya yaitu seni tari. Tari merupakan cabang seni yang dalam

prosesnya senantiasa mengolah ruang dan waktu yang membutuhkan rasa empati

sehingga gagasan-gagasan seni pencipta bisa ditafsirkan oleh orang lain. Kegiatan

menafsirkan merupakan salah satu kegiatan empati.

Pada hakekatnya pendidikan seni tari di sekolah memiliki peranan penting

dalam membentuk kecerdasan kepribadian siswa sehingga menjadi manusia yang

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Keberadaanya turut

(17)

3

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki sehat jasmani dan rohani sehingga mampu menjadi bagian dari

masyarakat Indonesia yang siap bersaing di pasar global yang semakin hari

semakin kompetetitif. Esensi ini yang menjadi penekanan masalah yang

dikembangkan dalam implementasi pendidikan seni tari di sekolah. Melatih

kepekaan rasa dan emosi menjadi persoalan penting dalam mengolah potensi seni

yang dimiliki masing-masing siswa. Hal ini dipertegas oleh ungkapan Doubler

(1985 : 74) sebagai berikut.

Kedudukan tari dalam perkembangan pertumbuhan individual akan dipahami jika personalitas diberi batasan sebagai totalitas ungkap seluruh kekuatan phisik, emosi, intelektual dan spiritual kita. Kekuatan-kekuatan ini berada dalam kedudukan yang konstan untuk bereaksi dan menjadi aksi di atas tuntutan sosial dimana kita hidup. Dalam konteks pembelajaran seni tari secara khusus cocok sebagai pemenuhan personalitas yang memberi pelayanan terhadap seluruh tujuan-tujuan akhir pertumbuhan individual; membantu perkembangan tubuh; merangsang imajinasi dan menantang intelektualitas; membantu memperkuat suatu apresiasi terhadap keindahan; dan memperdalam serta memperhalus alam emosional.

Elemen pada tari meliputi aspek ruang dan waktu sehingga dalam

menciptakan gerak menjadi sebuah tarian tidak lepas dari kedua elemen tersebut.

Latihan menari secara bersama-sama, menafsirkan sebuah tarian dengan aspek

ruang dan waktu serta olah tubuh sebagai media dalam tari merupakan kegiatan

rutin yang dapat diaplikasikan melalui seni tari. Manfaat dari kegiatan

menafsirkan sebuah tarian dengan aspek ruang dan waktu yakni peserta didik

akan terbiasa berempati pada karakter dan tema yang akan ditarikan. Peserta didik

akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain melalui kegiatan memerankan

tokoh yang akan ia perankan dalam sebuah tarian.

Dalam upaya mewujudkan cita-cita di atas, maka diperlukan empati sebagai

pilar dari aspek- aspek tersebut. Pendidikan seni pada dasarnya merupakan

pendidikan empati. Seni tanpa empati tidak akan bisa terwujud. Begitu pun pada

seni tari, empati merupakan suatu fondasi yang dapat menghasilkan produk tarian

yang bermakna. Menari tanpa empati nyaris terlihat tawar karena tidak akan

terlahir ekspresi, sadar gerak, ruang dan waktu yang mana komponen- komponen

tersebut menjadi tiang terwujudnya suatu tarian yang indah.

Empati mampu mendorong peserta didik untuk bersosialisasi dengan baik

(18)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

toleransi, saling menghargai, kepedulian dan mampu menerima keberagaman

temannya. Namun pada kenyataannya, paradigma pendidik seni menganggap

materi seni sebagai pembelajaran tari yang bermuara pada pertunjukkannya saja.

Ketika materi tari selesai diajarkan maka siswa akan ditampilkan dalam acara

kenaikan kelas. Hal ini dipertegas oleh Sukanta dalam disertasi, (2010:12) bahwa:

Pengalaman pentas merupakan pengalaman berharga bagi siswa untuk tampil di muka umum. Namun pendidikan seni tidak hanya melatihkan bentuk karya yang sudah jadi dan hanya bermuara pada pertunjukkan. Ada hal yang lebih penting dalam proses pembelajaran seni yaitu dimana peserta didik dibawa pada kondisi interaksi sosial. Bagaimana mereka saling berhubungan sesama teman dengan rasa empati serta bagaimana mereka melakukan kerja sama dalam proses produksi seni.

Jika paradigma pendidik hanya mementingkan hasil produk semata maka

evaluasi pada akhir pembelajaran pun akan terfokus pada aspek psikomoriknya

saja. Meskipun ada pertimbangan penilaian dari aspek afektif dan kognitif jika

persepsinya seperti ini maka aspek psikomotorrnya akan mendapat porsi lebih

banyak. Padahal melalui seni khususnya seni tari peserta didik dapat

mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Dengan begitu sudah

seharusnya pendidik seni tari mempunyai tanggung jawab dalam pembentukan

karakter.

Dalam perkembangan psikologis peserta didik, siswa SMP dapat

dikelompokan ke dalam masa perkembangan anak remaja. Masa remaja adalah

tahapan perkembangan yang pada umumnya dimulai sekitar 13 tahun. Usia

remaja ini merupakan masa rawan dalam pembentukan kepribadian seorang anak.

Hal ini ditegaskan oleh Poerwanti, dkk (2005 : 106) bahwa :

Secara umum fase remaja adalah masa mencari identitas, sehingga pada masa ini anak mempunyai pribadi yang sangat labil, baik dalam pemikiran, perasaan maupun emosionalnya, sehingga pada masa ini anak akan mudah sekali dipengaruhi. Remaja mulai menginginkan kebebasan emosional dari

orangtua, dan mulai mengikatkan dirinya dengan kehidupan “per group”,

sehingga pada masa ini kehidupan kelompok sebaya menjadi sangat penting bahkan dikatakan per group adalah “segala-galanya” untuk remaja.

Memperhatikan pendapat di atas, fase usia remaja adalah fase

perkembangan seseorang yang labil dan mencari identitas. Masa ini diperlukan

(19)

5

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adanya berbagai perubahan yang dialami, menyebabkan remaja menjadi anak

yang emosional, gampang tersinggung, mudah melampiaskan kemarahannya,

malas, murung, ingin mengangis sendiri yang kadang-kadang tanpa sebab yang

pasti. Salah satu perubahan yang turut mempengaruhi kondisi psikologis tersebut

adalah tempat bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Hal ini yang

berpengaruh kuat dalam pembentukan karakter siswa dalam fase usia remaja.

Berdasarkan hasil observasi awal di kelas VII A SMPN 14 Bandung

menunjukkan bahwa kurangnya rasa empati dalam pembelajaran seni tari.

Lemahnya rasa empati siswa terlihat dari beberapa faktor yakni, kemampuan kerja

sama siswa masih rendah, karena mereka tidak mampu berbaur dengan teman

sekelasnya. Ekspresi dan bahasa tubuh siswa cenderung kurang setuju dalam

pembagian kelompok oleh peneliti. Siswa merasa riskan ketika dibagi kelompok

secara acak oleh peneliti, ketika sudah dibagi kelompok acak setiap kelompok

tersebut antar anggotanya menunjukkan acuh dan ketidakpeduliannya terhadap

anggota lain. Tiap anggota dalam kelompok acak tersebut merasa tidak nyaman

digabungkan karena mereka terbiasa berkelompok atau berteman dengan orang

yang tetap (teman dekat) dan ada penolakkan untuk berkelompok dengan orang

yang kemampuannya lebih rendah dari dirinya. Siswa yang mempunyai

keterampilan lebih tinggi dari siswa lain enggan untuk berbagi ilmu bahkan

berteman dengan siswa yang memiliki keterampilan lebih rendah darinya. Selain

itu, siswa yang dianggap berpenampilan menarik (cantik atau modis) tidak mau

berteman dengan siswa yang dianggap kurang menarik (culun). Sehingga di

dalam kelas terbentuk kelompok- kelompok kecil diantara yang lainnya atau biasa

disebut dengan teman satu “geng”.

Melihat dari pentingnya empati dan besar manfaatnya bagi kehidupan sosial

maka peserta didik sudah seharusnya mendapatkan pembelajaran empati di

sekolah. Pada kesempatan ini, pengembangan empati dalam pembelajaran seni

tari akan dilakukan dalam pembelajaran tari kelompok. Alasan dipilihnya materi

tari kelompok, karena dalam tari kelompok mampu mengkondisikan siswa untuk

bisa saling berinteraksi dengan teman-temannya. Esensi melekat dalam tari

kelompok seperti adanya kekompakan, keseragaman dan kerjasama menjadi salah

(20)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan bekerjasama dengan teman-temannya. Saling membantu dan saling

menghargai kelebihan serta kekuatan orang lain menjadi masalah penting yang

dapat dikembangkan dalam pembelajaran seni tari tari melalui tari kelompok.

Selain masalah yang diuraikan di atas, masalah empati dalam penelitian ini

akan ditekankan pada dua fokus masalah utama yakni masalah empati dalam tari

dan masalah empati dalam sikap. Fokus masalah empati dalam tari akan

dikembangkan dalam pembelajaran mengolah ruang dan waktu melalui materi

Tari Tani, sedangkan persoalan empati dalam sikap akan lebih ditekankan pada

masalah pengembangan sikap dan karakter siswa dalam hal belajar menghargai

kelebihan dan kekurangan orang lain, belajar menolong temannya yang

mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran, belajar toleransi

dengan sesama temannya, dan belajar saling bekerjasama dengan teman-temannya

serta belajar disiplin dalam berbagai aktivitas proses pembelajaran. Beberapa

masalah yang dijelaskan tadi, akan dikembangkan dalam penelitian ini sehingga

mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan kemajuan kualitas

pendidikan di Indonesia saat ini. Maka dari itu hal ini mendorong peneliti untuk

mengadakan penelitian menggunakan pembelajaran tari kelompok tersebut

dengan mengangkat judul “Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan

Empati Siswa Kelas VII A di SMPN 14 Bandung.”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan dari beberapa uraian masalah di atas, dapat diindentifikasi

kembali beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

1. Perlunya ada perhatian khusus terhadap permasalahan perkembangan

psikologis siswa, dalam hal ini siswa sekolah menengah pertama (SMP).

2. Pengembangan empati dalam pembelajaran seni tari perlu diterapkan

sebagai salah satu upaya melatih kepekaan atau sensitifitas interaksi sosial

siswa.

3. Pentingnya membangun karakter siswa untuk selalu memiliki perhatian dan

apresiasi terhadap lingkungannya, termasuk cara bekerjasama dan

(21)

7

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kekuatan tari kelompok pada aspek mengolah ruang dan waktu merupakan

hal yang fundamental dalam meningkatkan kemampuan empati kerjasama

siswa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu topik ini akan dibatasi

pada aspek mengolah ruang dan waktu.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah diuraikan di

atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana empati siswa kelas VII A di SMPN 14 Bandung sebelum

diterapkan pembelajaran tari kelompok pada aspek mengolah ruang dan

waktu?

2. Bagaimana proses pembelajaran tari kelompok pada aspek mengolah ruang

dan waktu mempengaruhi peningkatan empati siswa kelas VII A di SMPN

14 Bandung?

3. Bagaimana hasil pembelajaran tari kelompok pada aspek mengolah ruang

dan waktu dalam peningkatan empati siswa kelas VII SMPN 14 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Tercapai atau tidaknya tujuan penelitian menjadi kriteria dalam

keberhasilannya suatu penelitian yang dilakukan. Maka dari itu tujuan penelitian

merupakan hal yang paling utama. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah:

1. Tujuan Umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus sebagai arah target

akhir dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Tujuan umum dalam penelitian ini

ingin memperoleh data secara lengkap dan akurat melalui proses eksperimen yang

dilakukan terhadap siswa kelas VII di SMP 14 Bandung. Data dan informasi yang

ingin ditemukan jawabannya lebih terfokus pada pengembangan empati dalam

(22)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus sebagai berikut :

a. Untuk memperoleh data Empati Siswa Kelas VII di SMPN 14 Bandung

sebelum diterapkan pembelajaran tari kelompok.

b. Untuk memperoleh data proses pembelajaran tari kelompok dalam

mempengaruhi peningkatan rasa empati siswa kelas VII SMPN 14

Bandung.

c. Untuk memperoleh data hasil pembelajaran tari kelompok dalam

mempengaruhi peningkatan rasa empati pada siswa kelas VII SMPN 14

Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Peneliti

Peneliti berharap melalui kegiatan penelitian ini mendapatkan berbagai

pengalaman berharga khususnya mampu memperoleh tambahan ilmu,

pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pembelajaran seni tari.

2. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru seni budaya khususnya seni tari yang

mengalami kesulitan dalam mengajar praktek dan penelitian ini bisa dijadikan

bahan masukan dalam meningkatkan rasa empati siswa.

3. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman berharga dan bermakna bagi siswa dalam

mengikuti pembelajaran seni tari. Selain itu, melalui kegiatan penelitian ini

diharapkan mampu memberikan kontribusinya terhadap siswa dalam hal

membantu mengembangkan empati siswa pada pembelajaran seni tari. Melalui

hasil penelitian ini diharapkan pula mampu memberikan implikasi positif dalam

(23)

9

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi Departemen Pendidikan Seni Tari

Diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu mahasiswa seni tari,

dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan mengenai model-model

pembelajaran serta dijadikan referensi untuk penelitian dikemudian hari.

5. Bagi Universitas

Menjadi modal penting dalam menopang misi dan visi UPI untuk lebih

mengokohkan eksistensinya sebagai salah satu universitas yang konsisten dalam

mengembangkan keilmuannya di wilayah pendidikan. Data dan informasi hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi para guru yang memerlukan

informasi mengenai model pembelajaran seni yang dianggap relevan dengan

kondisi perkembangan siswa sekolah menengah pertama. Selain itu, hasil

penelitian ini dapat dijadikan titik tolak pemikiran bagi para pembaca lainnya

yang memiliki cita-cita dalam mengembangkan kembali model-model

pembelajaran seni tari khususnya pada jenjang Sekolah Menengah Pertama.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam struktur organisasi penulisan skripsi ini akan dijabarkan dalam

sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan : Bab satu berisi pemaparan alasan yang membahas

mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan struktur organisasi penelitian.

BAB II Kajian Pustaka : Bab ini peneliti memaparkan mengenai berbagai

kajian kepustakaan yang akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses

penelitian, serta mengkaji data pengamatan dari berbagai sumber.

BAB III Metode Penelitian : Bab ini metode penelitian yang peneliti

lakukan terdiri atas, metode dan desain penelitian, partisipan dan tempat

penelitian, pengumpulan data instrumen penelitian, prosedur penelitian, analisis

data, isu etik.

BAB IV Hasil dan Pembahasan : Pada Bab ini memaparkan hal-hal yang

berkenaan dengan hasil penelitian berdasarkan dengan data yang diperoleh,

(24)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V Kesimpulan dan Saran : Bab ini merupakan bab terakhir yang

berisi kesimpulan atas penelitian yang dilakukan dari data-data yang diperoleh,

dan memberikan implikasi serta rekomendasi bagi pihak-pihak terkait diantaranya

bagi para pembuat kebijakan,bagi para pengguna hasil penelitian, bagi peneliti

berikutnya, bagi pemecahan masalah di lapangan dari hasil penelitian.

Daftar pustaka berisi daftar buku-buku sumber yang digunakan peneliti,

seperti buku, jurnal, makalah hasil penelitian, dan dari internet. Lampiran berisi

pedoman observasi, pedoman wawancara, angket. Kisi-kisi instrumen penelitian

(25)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian pada penelitian ini merupakan kerangka pemikiran

dalam melaksanakan suatu proses penelitian dimana di dalamnya terperinci

prosedur-prosedur yang diperlukan untuk memperoleh data penelitian.

Komponen-komponen yang terlibat seperti masukan internal dan masukan

eksternal senantiasa mempengaruhi siswa pada proses pembelajaran tari

kelompok sehingga ikut berperan serta dalam keberhasilan meningkatnya empati

siswa sesuai dengan pencapaian indikator dalam penelitian ini yakni kemampuan

kerjasama dalam mengolah ruang dan waktu. Desain penelitian secara

keseluruhan dituangkan ke dalam bentuk bagan alir sebagai berikut:

(26)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O

1

X O

2

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Bentuk eksperimen yang digunakan yakni bentuk eksperimen pre

-Experimental desain. Metode eksperimen ini digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh penerapan pembelajaran tari kelompok terhadap empati

siswa kelas VII A SMP Negeri 14 Bandung. Metode ini digunakan untuk

mengukur empati siswa. Pembelajaran tari kelompok tersebut dijadikan sebagai

treatment (perlakuan) untuk diujicobakan pada peningkatan empati siswa.

Desain penelitian yang digunakan pada tahap pelaksanaan adalah “One

Group Pre-Test and Postest”.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2010:107)

menjelaskan bahwa, “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, menggunakan pendekatan

pre-eksperimen dengan desain one group pretest-posttest, dimana dalam

penelitiannya tidak menggunakan kelas pembanding. Tujuan umum penelitian

eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu

terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang

menggunakan perlakuan yang berbeda. Adapun kerangka berfikir eksperimen

model ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan:

O1 : Pre-test/Tes awal sebelum siswa diberikan perlakuan

X : Treatmen/Perlakuan

O2 : Post-test/ Tes akhir setelah siswa diberikan perlakuan

Pre-test merupakan test tahap awal sebelum kegiatan pembelajaran

(27)

39

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan posttest merupakan tahap dimana pembelajaran setelah dilakukan. Berikut

bagan syntax pembelajaran tari kelompok. Desain penelitian ini diadaptasi dari

Sugiyono (2009, hlm. 111). Untuk lebih jelasnya, peneliti membuat desain

penelitian ini dalam bentuk bagan.

Bagan 3.2

Desain Penelitian Metode Eksperimen

Diadaptasi dari Sugiyono (2009, hlm. 111)

B.Partisipan

Partisipan merupakan bagian yang terlibat dan membantu penelitian ini.

Partisipan dalam penelitian ini diambil dari kelas VII A dengan jumlah siswa 40

orang (18 laki-laki dan 22 perempuan).

C.Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian.

Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 14 Bandung yang

merupakan salah satu sekolah formal menengah pertama yang beralamat di Jalan

lapangan Supratman No.8 Kel. Cihapit Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung

40114, Jawa Barat. Pemilihan SMPN 14 Bandung sebagai lokasi penelitian yaitu

karena berdasarkan observasi awal SMP ini representatif. Dalam pemilihan lokasi

penelitian di sekolah tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi sekolah yang mana

pembelajaran seni tari dinilai telah berkembang. Hal tersebut didukung dengan

muatan kurikulum yang berlaku untuk dilaksanakannya berbagai aktivitas

berkesenian, begitupun turut mendukung pada penelitian yang akan dilaksanakan.

Namun, setelah diobservasi lebih jauh, permasalahan yang muncul terletak pada

(28)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jarak sehingga siswa tidak mampu berbaur satu sama lain sehingga

mengakibatkan pembelajaran tidak mencapai hasil yang optimal terlebih dengan

tujuan membangun karakter siswa melalui pembelajaran seni tari tersebut.

2. Populasi Penelitian

Penentuan populasi ini diperlukan karena mengingat adanya keterbatasan

kemampuan peneliti dalam melakukan analisis. “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013:117). Adapun penyebaran kelas di SMP 14 Bandung tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar populasi kelas VII SMP Negeri 14 Bandung

No. Kelas Jumlah Populasi Jumlah

Laki- laki Perempuan

1. VII – A 18 22 40

2. VII – B 14 24 38

3. VII – C 18 24 42

4. VII – D 16 22 38

5. VII – E 18 22 40

6. VII – F 16 24 40

7. VII – G 18 22 40

8. VII – H 22 17 39

Alasan dipilihnya populasi ini karena siswa di kelas VII memiliki tingkat

perkembangan psikologis yang relevan dengan kepentingan penelitian ini

sehingga menjadi fondasi (modal) untuk perkembangan empati pada jenjang

selanjutnya.

3. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VII-A yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 22 siswi perempuan dan 18 siswa

laki-laki. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive

sampling, yaitu responden yang terpilih menjadi anggota sampel atas dasar

pertimbangan peneliti sendiri. Alasan pengambilan sampel di kelas VII A ini

karena empati siswa di kelas ini dilihat masih kurang jika dibandingkan dengan

kelas lainnya. Siswa di kelas ini dominan tidak bisa bekerjasama dengan siswa

(29)

41

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut mengakibatkan rendahnya rasa empati seperti lemahnya rasa peduli,

toleransi dan tanggung jawab. Sugiyono (2011, hlm.81) menyatakan bahwa,

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Pengambilan teknik sampel merupakan hal yang penting dilakukan

karena akan menjadikan penelitian lebih efektif baik dari segi waktu, tenaga,

dana, dan fikiran. Melalui teknik pengambilan sampel maka kesimpulan dari

hasil penelitian yang dilakukan dianggap dapat mewakili dan digeneralisasikan.

D.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

a. Instrumen Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses

pembelajaran dilakukan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Butir Soal Penilaian

Indikator Pencapaian Kompetensi Butir Soal

Kerja sama dalam mengolah ruang Aplikasikan gerak hasil eksplorasi pada ruang gerak (luas, sedang, sempit), dan level berdasarkan kreativitas kalian dengan hitungan 2x8 setiap geraknya bersama kelompokmu sehingga tarian terlihat kompak dan harmonis!

Aplikasikan gerak hasil eksplorasi ke dalam desain pola lantai dengan hitungan 2x8 setiap geraknya bersama kelompokmu sehingga tarian terlihat kompak dan harmonis!

Kerja sama dalam mengolah waktu Aplikasikan gerak hasil eksplorasi pada

tempo gerak 1, ⁄ , dan ⁄4

(30)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada sampel yaitu kelas VII A

untuk mengetahui bagaimana empati siswa sebelum (pretest) dan sesudah

(posttest) dilakukan penelitian. Tes yang dilakukan berupa tes praktik yang telah

disatukan melalui lembar observasi. Pada saat pretest, proses dan post-test

diperoleh data yang lebih menekankan pada aspek kognitif, psikomotor dan

afektif siswa. Dimana penilaian empati siswa dinilai dengan melihat kemampuan

kerja sama dalam mengolah ruang dan waktu pada saat pembelajaran seni tari

berlangsung.

b. Instrumen Non Tes 1) Pedoman Observasi

Observasi pada penelitian ini, menggunakan observasi langsung yang

dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya

dan langsung diamati oleh pengamat. Artinya dalam hal ini peneliti secara

langsung mengamati proses pembelajaran mulai dari awal sebelum diterapkannya

pembelajaran tari kelompok. Dengan demikian, dalam hal ini peneliti hanya

sebagai pengamat. Kemudian observasi berperan serta (Participant Observation)

yang artinya peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari sampel yang

diamati. Dalam hal ini artinya peneliti tidak hanya berperan sebagai pengamat,

namun berperan pula sebagai guru yang melaksanakan proses pembelajaran seni

tari di SMPN 14 Bandung (pedoman observasi terlampir pada lampiran). Hasil

observasi dilihat dari:

a) Setiap treatment atau perlakuan yang diberikan kepada sampel, yaitu aplikasi

pembelajaran tari kelompok terhadap peningkatan empati siswa kelas VII A

SMP Negeri 14 Bandung.

b) Penelitian dilakukan sebanyak enam kali pertemuan namun proses

pembelajaran diberikan selama empat kali pertemuan sedangkan dua kali

pertemuannya lagi digunakan untuk pretest dan posttest. Pada proses atau

treatment ini siswa VII A dibagi kedalam beberapa kelompok yang

disesuaikan dengan tahapan pembelajaran tari kelompok dengan

menggunakan pendekatan individu dan kelompok. Dalam pembelajaran seni

tari yang berlangsung pada saat pre-test terdapat pemahaman terhadap ruang

(31)

43

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompoknya dalam pembelajaran tersebut. Peneliti akan mengambil data

mengenai kemampuan kerja sama dalam mengolah ruang siswa kategori

motivasi khusunya dalam ranah penilaian afektif dan ditunjang berdasarkan

nilai pada aspek psikomotor sebagai aspek pendukung dari penyajian hasil

karya pembelajaran tari.

c) Pada pengolahan data Lembar observasi ini pula, dapat berupa penilaian

ataupun catatan-catatan informal pada saat melaksanakan penelitian.

2) Angket

Angket dalam penelitian ini merupakan angket tertutup dengan bentuk

cheklist, yakni angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga

responden tinggal memberikan tanda cheklist pada kolom jawaban yang sesuai

dengan karakteristik dirinya (Arikunto, 1998 hlm. 112). Memiliki pilihan jawaban

sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan,

disusun berdasarkan model skala jawaban. Jumlah alternatif respon terdiri dari

empat alternatif sesuai dengan pendapat Arikunto (2006, hlm.241) bahwa “...ada

kelemahan dengan lima alternatif jawaban karena responden cenderung memilih

alternatif yang ada ditengah (karena dirasa aman dan mudah karena hampir tidak

berfikir)”.

Angket dalam penelitian ini diajukan kepada siswa saat pretest dan

posttest untuk mengetahui empati siswa. Dalam penelitian ini angket yang

dimaksud menggunakan jenis skala Likert, dimana digunakan untuk jawaban yang

bersifat jelas dan tegas. Hal ini tentunya bertujuan untuk mengukur kategori

afektif sebagai acuan dalam pengukuran meningkatnya empati siswa. Sedangkan

mengenai aspek kognitif dan psikomotor lebih ditinjau berdasarkan hasil pada saat

treatment diberlakukan melalui lembar analisis berupa tes praktek secara

berkelompok.

a) Validitas

Untuk mengukur butir pernyataan angket, peneliti menggunakan validitas

isi (conten validity) dengan menggunakan penilaian ahli (expert-judgment).

Validitas isi dengan teknik penilaian ini digunakan untuk menentukan apakah

butir pernyataan angket yang digunakan sesuai antara tujuan pengajaran yang

(32)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen telah memenuhi validitas isi jika memenuhi aspek-aspek yang

terkandung dalam pernyataan angket yang telah dibuat.

Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga orang ahli,

yaitu:

Tabel 3.3

Daftar Ahli yang Memberikan Expert-Judgment

Nama Jabatan

Dr. Sukanta, S.Kar,. M.Hum Pembina TK I/ Lektor Kepala

Agus Budiman, M.Pd Penata/ Lektor

Beben Barnas, M.Pd Penata/ Lektor

Ketiga ahli di atas memberikan penilaian terhadap kecocokan indikator

dengan butir soal yang dibuat. Apabila butir soal dinilai cocok maka diberi nilai 1

dan jika tidak cocok diberi nilai 0. Hasil judgment yang dilakukan dihitung

menggunakan rumus:

Keterangan :

P = persentase

f = frekuensi cocok menurut penilai

Σf = jumlah penilai

Butir soal dinyatakan valid apabila kecocokannya lebih besar dari 50%.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh tiga orang ahli maka diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Expert-Judgment

Penguji Judgment Hasil Keterangan

Dr. Sukanta, S.Kar., M.Hum 100% Valid

(33)

45

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beben Barnas, M.Pd 100% Valid

Dari hasil peroleh data di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen

penelitian berupa angket yang digunakan valid.

3) Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini untuk mendokumentasikan kegiatan

pembelajaran dengan memotret saat melakukan pretest, treatment dan posttest

serta berbagai kegiatan lain yang menunjang data hasil penelitian tersebut.

Berdasakan pemaparan diatas, maka studi dokumentasi ini penting untuk

memperkuat dari penelitian yang akan dilakukan.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian (Sugiyono, 2013 :329). Dalam sebuah penelitian

hasil dokumentasi berupa foto akan menjadikan penelitian lebih akurat.

Pedoman observasi, angket, dan aspek-aspek yang diobservasi pada

penelitian ini, seluruhnya terlampir pada bagian lampiran.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mencari informasi dan data yang akurat dan

relevan dengan penelitian yang akan peneliti teliti. Studi pustaka ini tidak kalah

pentingnya dengan observasi, wawancara, dokumentasi, maupun tes. Studi

pustaka dilakukan juga agar tidak terjadi plagiarisme. Sumber studi pustaka

penelitian ini yaitu buku-buku, skripsi, artikel yang relevan dan berkaitan dengan

penelitian yang akan diteliti.

b. Observasi

Peneliti melakukan observasi secara terstruktur yakni secara sistematis dan

berurutan. Hal ini dirancang terlebih dahulu sebelum observasi berlangsung.

Peneliti merancang dimulai dari tentang apa, kapan dan dimana tempatnya. Selain

itu, peneliti terlibat langsung dalam pengamatan dan pemberian treatment

terhadap siswa. Observasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam

(34)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pihak sekolah agar bisa melakukan penelitian di sekolah tersebut, tentunya atas

persetujuan berbagai macam pihak seperti bagian humas/kurikulum, kepala

sekolah, serta guru Seni Budaya dan Keterampilan. Selain itu, observasi awal

dilakukan untuk mengamati dan mendeskripsikan bagaimana keadaan awal

karakteristik anak serta bagaimana kondisi di lapangan yang sesungguhnya. Untuk

mengetahui perkembangan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung

tentunya dilakukan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung. Sedangkan observasi akhir dilakukan untuk mengamati empati siswa

setelah melakukan pembelajaran tari kelompok.

Melalui observasi ini, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari

perilaku tersebut. Observasi ini dilakukan untuk mencatat sejauh mana empati

atau mencatat perilaku siswa dalam mengikuti suatu proses pembelajaran

dilakukan. Observasi ini sangat penting dalam kegiatan pembelajaran tari

kelompok karena untuk menilai seberapa jauh empati siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Observasi pada penelitian ini, menggunakan observasi langsung yang

dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya

dan langsung diamati oleh pengamat. Artinya dalam hal ini, peneliti secara

langsung mengamati proses pembelajaran pada saat awal sebelum diterapkannya

pembelajaran tari kelompok. Dengan demikian, dalam hal ini peneliti hanya

sebagai pengamat. Kemudian observasi berperan serta (Participant Observation)

yang artinya terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari sampel yang diamati.

Dalam hal ini artinya peneliti tidak hanya berperan sebagai pengamat, namun

berperan pula sebagai guru yang melaksanakan proses pembelajaran seni tari di

SMPN 14 Bandung.

c. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data yang

berhubungan dengan siswa baik yang berada di sekolah maupun yang ada di luar

sekolah. Adapun metode dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

buku-buku, catatan-catatan, gambar dan transkrip nilai yang berhubungan

(35)

47

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran seni tari yang mana dalam hal ini yang menjadi subyek adalah siswa

kelas VII A di SMP Negeri 14 Bandung.

d. Tes

Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang sejauh mana empati

siswa dalam pembelajaran seni tari. Tes dilakukan pada awal (pre-test) penelitian

dalam hal ini siswa diberikan tes praktek berupa kemampuan menari siswa yang

mengacu pada indikator yakni kemampuan kerja sama dalam mengolah ruang dan

waktu. Setelah itu guru memberikan treatment dengan pembagian kelompok

secara heterogen dimana setiap kelompok mengidentifikasi hasil eksplorasi

mereka untuk berkreatifitas dalam membuat sebuah tarian. Selanjutnya guru

memberikan posttest setelah diberikan treatment dengan materi yang sama dengan

pretest.

E.Prosedur Penelitian a. Tahap Persiapan :

1) Identifikasi masalah

Peneliti menganalisis pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga

mampu merasakan adanya masalah yang harus dicari solusinya. Masalah

yang diangkat bagi peneliti adalah mengenai bagaimana empati siswa dalam

pembelajaran seni tari dengan menggunakan pembelajaran tari kelompok.

2) Orientasi

Peneliti menggunakan studi literatur dimana hal ini menjustifikasikan

orisinalitas topik yang diusulkan. Peneliti melakukan hipotesis penelitian,

menentukan variabel penelitian dari permasalahan yang telah diidentifikasi,

kemudian peneliti memilih lokasi, populasi dan sampel yang tepat.

3) Menyusun Proposal

Penyususnan proposal ini bertujuan untuk menggambarkan apa yang

ingin diteliti dan bagaimana penelitian itu dilaksanakan. Setelah proposal

(36)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembimbing untuk mendapatkan persetujuan maupun perbaikan dalam bentuk

teknik penulisan maupun isi dari penulisan skripsi.

4) Menyusun tahapan pembelajaran tari kelompok dalam meningkatkan empati

siswa.

Pembelajaran tari kelompok ini disusun dengan baik untuk diterapkan

langsung pada saat dilapangan. Dalam hal ini pembelajaran tari kelompok

menggunakan beberapa fase dari pembelajaran kooperatif.

5) Menyusun soal tes

Dalam hal ini peneliti menyusun data pre-test sebagai data awal dan

post-test sebagai data akhir penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Observasi Lapangan

Kegiatan observasi lapangan ini dilakukan sebelum pembuatan skripsi.

Hal ini dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi dan data yang relevan

untuk dijadikan tempat penelitian.

2) Pengumpulan data

Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh, merupakan data-data yang

diambil dari teknik pengumpulan data yaitu, angket, observasi, metode

dokumenter (studi dokumentasi), dan tes.

Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.5

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

Waktu Pelaksanaan

Penelitian

Rencana Kegiatan

Penelitian Materi Pembelajaran

02 Maret 2015 Pretest (angket dan tes

kemampuan) Siswa -

03 Maret 2015 Pembelajaran pertemuan 1 (Treatment tahap 1)

(37)

49

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 Maret 2012 Pembelajaran pertemuan

2 (Treatment tahap 2) Pemahaman Tempo Gerak

17 Maret 2015 Pembelajaran pertemuan 3 (Treatment tahap 3)

Pemahaman Ruang, Tenaga dan Level

24 Maret 2015 Pembelajaran pertemuan 4 (Treatment tahap 4)

Pemahaman Pola Lantai dan Arah Hadap

27 Maret 2015 Posttest Empti Siswa -

3) Pengolahan data

Peneliti mengolah data yang didapatkan dari hasil pre-test dan post test

dengan menggunakan rumus yang ada dalam statistik untuk mengetahui apakah

ada peningkatan dari hasil pre-test dan post-test.

4) Analisis data

Dalam proses pelaksanaan penelitian ini, diberikan tes awal (pretest)

dalam bentuk demonstrasi hasil eksplorasi gerak secara bebas sesuai dengan

tingkat kemampuan siswa yang mengacu pada kemampuan mengolah ruang dan

waktu. Pada tahap ini juga dapat dilihat respon, kondisi dan seberapa besar

kemampuan kerja sama siswa dalam pembelajaran seni tari dengan merujuk

kepada tarian yang tidak ditentukan, selain itu dilihat pula interaksi dan

hubungan sosial siswa dalam kelompoknya. Tujuannya adalah untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman dan kemampuan kerja sama siswa dalam

mengolah ruang dan waktu. Selanjutnya adalah pemberian perlakuan

(treatment) dengan diterapkannya pembelajaran tari kelompok sebagai bentuk

stimulus untuk mengarahkan kemampuan kerja sama siswa dalam membuat

tari kreasi. Dalam hal ini peran guru sangat berpengaruh terhadap efektivitas

selama proses pembelajaran. Pada tahap posttest dalam penelitian ini dilakukan

dengan membentuk beberapa kelompok secara heterogen dengan tugas membuat

suatu tari kreasi yang diawal siswa telah melakukan eksplorasi dan dalam

bertahap siswa telah mengembangkan gerakannya sehingga membentuk suatu tari

kreasi baru. Peneliti melakukan penelitian pembelajaran tari kelompok dengan

materi tani.

(38)

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data diolah dan dianalisis, kemudian dilakukan penarikan

kesimpulan, dan menyusun laporan penelitian. Kegiatan ini berupa penulisan

laporan yang disusun sesuai dengan persiapan, proses, dan hasil akhir dari

penelitian.

Proses penelitian secara keseluruhan, lebih jelasnya dituangkan dalam

bentuk bagan skema / alur penelitian di bawah ini

Bagan 3.3

Skema / Alur Penelitian

F. Definisi Operasional

Penelitian yang berjudul “Pembelajaran Tari Kelompok Untuk

Meningkatkan Empati Siswa di SMP Negeri 14 Bandung” dibuat pembatasan

masalah untuk menghindari kesalahan tafsir.

Pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan empati siswa merupakan

kerangka pemikiran dalam menyusun bahan ajar tari kelompok dimana konsep

dasarnya adalah pembelajaran yang kooperatif dimana siswa dapat berperan dan

bergerak memberikan pengalaman belajar secara kelompok sehingga siswa dapat 1. Observasi,

(39)

51

Monawaroh Milah, 2015

PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bekerjasama dengan baik. Pembelajaran seni tari pada dasarnya merupakan suatu

pembelajaran yang bermuara pada ketiga aspek yakni kognitif, psikomotor dan

afektif sehingga proses kreatif yang dihasilkan dapat menstimulus kerja sama

antara pikiran, perasaan dan tindakan. Maka dari itu selain kognitif dan

psikomotor aspek sikap menjadi target capaian yang penting dalam pembelajaran

senitari.

Pembelajaran Tari kelompok merupakan usaha dalam kegiatan

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan kerja sama siswa sehingga

dapat menstimulus terciptanya suasana pembelajaran yang memungkinkan para

siswa dapat saling mengenal dan memahami. Materi tari kelompok mampu

mengkondisikan siswa untuk bisa saling berinteraksi dengan teman-temannya.

Esensi melekat dalam tari kelompok seperti adanya kekompakan, keseragaman

dan kerja sama menjadi salah satu kekuatan untuk membina kepribadian positif

siswa untuk saling membantu dan bekerjasama dengan teman-temannya. Saling

membantu dan saling menghargai kelebihan serta kekuatan orang lain menjadi

masalah penting yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran seni tari melalui

tari kelompok. Sehingga materi tari kelompok cukup representatif dalam

mencapai tujuan yang diharapkan dimana siswa dapat meningkatkan rasa

empatinya.

Empati yang dimaksud adalah empati sebagai kemampuan untuk

mengenal, mengerti dan merasakan perasaan orang lain dengan ungkapan verbal

dan perilaku, dan mengkomunikasikan pemahaman tersebut kepada orang lain.

Empati merupakan dimensi yang penting dalam proses pemberi bantuan.

(Carkhuff dalam Budiningsih, 2008 : 47).

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dikemukakan definisi operasional

dari penelitian pembelajaran tari kelompok yang memiliki komponen-komponen

untuk menstimulus kemampuan kerja sama diharapkan dapat meningkatkan

empati siswa.

Gambar

Tabel 3.1 Daftar populasi kelas VII SMP Negeri 14 Bandung
Tabel 3.2 Butir Soal Penilaian
Tabel 3.4 Expert-Judgment
Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL TGFU DENGAN MODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR DRIBBLE HOKI PADA SISWA SMA NEGERI 11 GARUT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Nilai r sama dengan nol artinya kedua variabel tidak. menunjukkan hubungan

Kuala Kubu

dan berharap jam pelajaran segera usai. Maka, untuk mencapai suatu menghasilkan proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif, guru diharapkan menggunakan metode

Pada tahap ini, pelaksanaan observasi dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya aksi (tindakan). Dalam tahap observasi peneliti akan mengamati semua aktivitas siswa saat

[r]