No. Skripsi: 303/S/PPB/2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER
(
Studi Deskriptif Peserta Didik Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
Riska Yanawati 1104944
DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI
AKADEMIK BERDASARKAN GENDER
Oleh Riska Yanawati
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
© Riska Yanawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
RISKA YANAWATI 1104944
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER
(Studi Deskriptif Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing:
Pembimbing I
Dra. Aas Saomah, M.Si NIP. 19610317 198703 2 001
Pembimbing II
Eka Sakti Yudha, M.Pd NIP. 19830829 201012 1 004
Mengetahui
Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Riska Yanawati (2015). Profil Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik berdasarkan Gender tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
Penelitian dilatarbelakangi oleh asumsi sebagian ahli yang menyatakan terdapat perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dipengaruhi oleh konsep diri. Tujuan penelitian adalah mengetahui signifikansi perbedaan profil konsep diri peserta didik berprestasi akademik antara pria dan wanita. Pendekatan penelitian menggunakan kuantitatif studi deskriptif. Pengambilan populasi atau sampel tertentu (purposive sampling). Sampel penelitian adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Sebagian besar peserta didik yang berprestasi akademik kelas X SMA Negeri 9 Bandung memiliki konsep diri positif artinya peserta didik yang berprestasi akademik mampu menilai diri dan menilai diri berdasarkan pendapat orang lain secara positif dalam aspek fisik, psikis, sikap, dan (2) Pada aspek fisik terjadi perbedaan yang signifikan yang menunjukkan peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik memiliki konsep diri yang lebih positif pada aspek fisik dibandingkan dengan peserta didik perempuan yang berprestasi akademik, yang artinya peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik mampu menilai secara positif kondisi fisik yang dimiliki dirinya.
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Riska Yanawati (2015). Self-Concept Profile of Academically Excellent Students based on their Gender in Senior High School (SMA) (A Descriptive Study towards 10 Grade Students of 9 Senior High School Bandung, Academic Year 2014/2015)
The influence of self-concept, which is seen from the differences between male and female ability, becomes the background of this study. The objective of this study is to find out the significance difference between self -concept profile of academically excellent male and female students. This study uses quantitative descriptive study, and the population/sample was taken using purposive sampling. The samples were 10 grade students of 9 Senior High School Bandung, Academic Year 2014/2015. The research results show that: (1) Most students, who are academically excellent, have positive self
-concept, in meaning that they are able to assess their selves based on other’s opinion in
positive manner, seen from physical, psychological, attitude aspects; and (2) In physical aspect, male students who academically excellent show more positive self -concept than female students. Therefore, male students can appreciate their physical condition positively.
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK...ii
ABSTRACT ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
UCAPAN TERIMA KASIH...v
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL...x
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Perumusan Masalah...4
1.3 Tujuan Penelitian...6
1.4 Manfaat Penelitian...6
1.5 Struktur Organisasi Skripsi ...6
BAB II TINJAUAN TEORI ...8
2.1 Konsep Diri ...8
2.1.1 Pengertian Konsep Diri ...8
2.1.2 Aspek-aspek Konsep Diri ...10
2.1.3 Dimensi Konsep Diri...11
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ...12
2.1.5 Jenis-jenis Konsep Diri ...14
2.1.6 Konsep Diri dan Perilaku ...18
2.2 Prestasi Akademik ...20
2.2.1 Pengertian Prestasi ...20
2.2.2 Pengertian Prestasi Akademik ...20
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ...21
2.2.4 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Prestasi Akademik Tinggi ...22
2.2.5 Konsep Diri dan Prestasi Sekolah ...22
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.3 Gender ...25
2.3.1 Konsep Gender ...25
BAB III METODE PENELITIAN ...30
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ...30
3.2 Pendekatan dan Metode Penelitian ...31
3.3 Definisi Operasional Variabel ...32
3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...40
3.5 Pengolahan Data...43
3.6 Pengelompokkan Skor...44
3.7 Pengujian Signifikansi...45
3.8 Prosedur Penelitian...45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...46
4.1 Hasil Penelitian ...46
4.1.1 Gambaran Profil Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik Berdasarkan Gender kelas X SMA Negeri 9 Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 ...46
4.1.2 Aspek Fisik...47
4.1.3 Aspek Psikis ...50
4.1.4 Aspek Sikap...53
4.1.5 Gambaran aspek yang menjadi perbedaan antara peserta didik perempuan dan laki-laki yang berprestasi akademik kelas X SMA Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2014/2015 ...55
4.2 Pembahasan...56
4.2.1 Gambaran profil konsep diri peserta didik berprestasi akademik berdasarkan gender kelas x sma negeri 9 kota bandung tahun ajaran 2014/2015...56
4.2.2 Gambaran Umum Hasil Penelitian pada Aspek Fisik ...58
4.2.3 Gambaran Umum Hasil Penelitian pada Aspek Psikis ...60
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.5 Gambaran aspek yang menjadi perbedaan antara peserta didik perempuan
dan laki-laki yang berprestasi akademik kelas X SMA Negeri 9 Bandung tahun
ajaran 2014/2015...62
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...67
5.1 Kesimpulan...67
5.2 Rekomendasi ...67
DAFTAR PUSTAKA ...69 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik antara Laki- laki dan Perempuan...27
Tabel 3.1 Jumlah Populasi ...31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Peserta Didik Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandung ...34
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Konsep Diri ...41
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Instrumen ...42
Tabel 3.5 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Angket Konsep Diri ...44
Tabel 4.1 Hasil Uji Beda Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik antara Perempuan dan Laki- laki atau Berasarkan Gender ...46
Tabel 4.2 Gambaran Perbedaan Konsep Diri Peserta Didik Perempuan dan Laki-laki yang Berprestasi Akademik ...47
Tabel 4.3 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Fisik Secara Keseluruhan ...48
Tabel 4.4 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Fisik antara Laki- laki dan Perempuan ...48
Tabel 4.5 Gambaran Indikator pada Aspek Fisik ...49
Tabel 4.6 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Psikis ...50
Tabel 4.7 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Psikis antara Laki- laki dan Perempuan ...51
Tabel 4.8 Gambaran Indikator pada Aspek Psikis ...52
Tabel 4.9 Gambaran Konsep Diri Peserta Didik Berprestasi Akademik pada Aspek Sikap ...53
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa
dewasa, masa ini diakui sebagai masa yang penting dalam rentang kehidupan,
suatu masa perubahan, usia bermasalah dimana individu mencari identitas dan
ambang dewasa (Rejeki, 2007). Panggilan adolesensi dapat diartikan sebagai
individu yang keadaannya sudah mengalami ketenangan. Pada umumnya orang
tua dan pendidik cenderung menyebutkan pada remaja puber atau remaja
adolesensi. Bila ditinjau dari perkembangan biologis, yang dimaksud remaja ialah
mereka yang berusia 12 sampai dengan 21 tahun. Biasanya pada wanita
perkembangan biologisnya lebih cepat satu tahun dibandingkan dengan
perkembangan biologis seseorang pria, karena wanita lebih dahulu mengawali
masa remaja yang akan berakhir pada sekitar usia 19 tahun, sedangkan pemuda
baru mengakhiri masa remajanya pada usia 21 tahun.
Pada masa remaja, perkembangan fisik dan psikis yang dicapai remaja
berpengaruh pada perubahan sikap dan perilakunya, pemikiran moral remaja
berkembang sebagai pendirian pribadi yang tidak bergantung lagi pada pendapat
atau penataan yang bersifat konversional. Remaja pada umumnya menggunakan
standar kelompok atau teman sebaya mereka dalam mengenal pribadiny, teman
sebaya nya tersebut bisa yang berada di lingkungan sekolah, rumah, maupun
masyarakat umum. Pandangan orang lain itulah yang membentuk persepsi remaja
terhadap gambaran dirinya yang kemudian mereka yakini. Hal ini sesuai dengan
pernyataan mengenai konsep diri yang disebutkan oleh Yusuf dan Nurihsan
(2008) bahwa konsep diri terbentuk atas persepsi, keyakinan, dan perasaan atau
sikap seseorang mengenai dirinya.
Menurut Burns (1993) gambaran campuran dari pikiran orang-orang di
sekitar kita yang berpendapat mengenai dirinya. Gambaran tersebut diperoleh dari
informasi-informasi yang didapatkan, baik langsung maupun hasil informasi dari
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan begitu, remaja atau individu sangat memperhatikan setiap ucapan
teman sebaya atau lingkungan mengenai dirinya. Tidak terkecuali remaja pria
ataupun wanita. Hurlock (1994) menyatakan perkembangan seksual sekunder
akan membedakan pria dari wanita. Perbedaan seksual sekunder pada
masing-masing jenis kelamin, akan membuat ketertarikan jenis kelamin yang lain.
Apabila remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana
yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif
terhdap penilaian diri.
Menurut Brooks (Rakhmat, 2012, hlm. 98) konsep diri merupakan
pandangan dan perasaan tentang diri yang dapat bersifat psikologi, sosial, dan
fisik. Artinya, konsep diri meliputi yang dpikirkan oleh diri sendiri dan apa yang
dirasakan oleh diri mengenai diri sendiri.
Individu dengan konsep diri yang positif memiliki kepercayaan diri, harga
diri dan mampu melihat secara positif dan realitas terhadap dirinya serta
kemampuan yang dimilikinya. Sebaliknya, individu yang memiliki konsep diri
negatif memiliki perasaan yang rendah diri, tidak mampu menilai dirinya secara
realistis. Menurut Burns (1993, hlm. 72) individu dengan konsep diri positif
memiliki evaluasi diri, penghargaan diri, perasaan harga diri dan penerimaan diri
yang positif. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif, memiliki
perasaan rendah diri, evaluasi diri yang negatif, membenci diri, dan tidak
memiliki perasaan menghargai serta menerima diri.
Menurut Helmi dan Murdoko (Vikas, 2010) menunjukkan bahwa konsep
diri sangat penting bagi keberhasilan individu dalam hubungan sosialnya, hal ini
berarti bahwa dengan konsep diri yang positif individu akan berperilaku positif
sehingga akan mendapat umpan balik yang positif dari lingkungan. Konsep diri
bisa terjadi mengingat perkembangan seksual sekunder antara pria dan wanita pun
memiliki perbedaan. Apabila remaja wanita lebih cenderung memandang positif
dirinya ketika orang lain memberikan perlakuan yang baik dan possitif pula, lain
halnya dengan remaja pria yang cenderung acuh terhadap pandangan orang lain
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri.
Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan
tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada
manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk
hidup lainnya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang
merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki
dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan
keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian
membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan
individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala
keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas
kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas
kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas
sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.
Dalam hal tugas khususnya tugas akademik di sekolah, menurut Santrock
(hlm. 390: 2003) ada pernyataan mengenai perbedaan dalam hal harapan untuk
sukses antara pria dan wanita yang menyatakan bahwa wanita lebih berorientasi
pada prestasi, sementara pria lebih pada kompetitif dan asertif. Tetapi, dalam
penelitian Llyod Lueptow (Santrock, 2003: hlm.376), remaja wanita memiliki
tingkat yang lebih tinggi dalam orientasi berprestasi dan dalam prestasi akademik
daripada remaja pria.
Namun, fakta yang terjadi dilapangan sekarang ini tidak selamanya remaja
wanita yang memiliki konsep diri yang lebih positif dibandingkan remaja laki-laki
dalam hal prestasi akademik. Penulis menemukan fenomena yang menarik di
salah satu sekolah di kota Bandung, tepatnya di SMA Negeri 9 Kota Bandung
pada peserta didik kelas X. Setelah beberapa kali melaksanakan observasi pada
peserta didik kelas X di SMA Negeri 9 Kota Bandung tersebut ditemukan
fenomena bahwa peserta didik pria cenderung lebih aktif dalam kegiatan belajar
dikelas. Selain itu, remaja laki-laki memiliki sikap yang lebih penurut
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pasif dan terlihat santai bahkan terkesan kurang tertarik dalam mengikuti proses
belajar mengajar.
Dilihat dari hasil belajar peserta didik di semester pertama pun didapatkan
hasil bahwa dominan yang berprestasi akademik merupakan peserta didik
laki-laki termasuk penilaian afektifnya dibandingkan dengan peserta didik perempuan.
Hal ini yang menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai
konsep diri peserta didik antara laki-laki dan perempuan, khususnya dalam hal
prestasi akademik.
1.2 Perumusan Masalah
Peserta didik kelas X termasuk kedalam masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang penuh konflik secara fisik maupun psikis serta
perubahannya. Menurut Burns (1993, hlm. 49) konsep diri merupakan suatu
gambaran campuran dari yang orang lain pikirkan, pendapat orang lain mengenai
diri, dan diri yang diinginkan oleh setiap individu secara penuh.
Konsep diri sangat berperan penting dalam diri peserta didik dalam
perprestasi akademik baik peserta didik perempuan maupun laki-laki. Beberapa
fakta menyebutkan bahwa kegagalan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah bukan karena tingkat intelegensi yang dimiliki peserta didik
rendah tetapi konsep diri yang dimiliki peserta didik serta perasaan dalam diri
yang merasa tidak mampu ketika menyelesaikan tugas. Konsep diri dipengaruhi
anggapan individu tersebut terhadap dirinya menurut Hurlock (1978, hlm. 253).
Ketika mempertahankan prestasi akademik yang telah dimilikinya serta
menyeimbangkan dirinya dengan lingkungan sekitarnya, konsep diri memegang
peran penting di dalamnya dan berpengaruh. Peserta didik dengan konsep diri
yang positif akan memiliki kepercayaan diri yang akan menimbulkan kemampuan
diri yang dimilikinya dalam mengerjakan suatu tugas hingga tuntas. Selain itu,
adanya perbedaan gender atau jenis kelamin menurut pandangan masyarakat akan
jelas terlihat bahwa peserta didik perempuan akan selalu lebih pintar dan lebih
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Oakley (Fakih, 1996, hlm.71) menyebutkan bahwa gender berarti
perbedaan yang bukan biologis dan kodrat Tuhan, tetapi perbedaan perilaku antara
laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial. Artinya, perbedaan
perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik laki-laki dan perempuan dipengaruhi
oleh lingkungan sosial dalam memandang dirinya sehingga terbentuk konsep diri
yang positif atau negatif. Staines (Burns, 1993, hlm. 73) menempatkan konsep diri
ke dalam bidang studi mengenai sikap. Hal itu merupakan suatu sistem yang sadar
dari hal-hal yang dipersepsikan, konsep-konsep dan evaluasi-evaluasi mengenai
individu dalam menilai kemampuan dirinya. Respon evaluatif yang didapat
individu terhadap aspek-aspek yang dipersepsikan dan dipahami mengenai
dirinya. Selain itu, pemahaman mengenai gambaran yang diungkapkan oleh orang
lain mengenai dirinya dan kesadaran diri terhadap evaluasi yang telah
dilakukannya untuk bertingkah laku sesuai yang diinginkan individu dan
seharusnya individu tersebut bertingkah laku.
Menurut Myers (2010, hlm. 228) laki-laki lebih agresif dibandingkan
dengan wanita. Aktivitas utama kaum laki-laki yaitu perkelahian, perburuan, dan
peperangan menurut Wood & Eagly (Myers, 2010, hlm. 228). Artinya kaum
laki-laki bertingkah laku yang sifatnya keras dibandingkan perempuan.
Pendapat yang dikutip dari Rosenkrantz, Vogel, Bee, Broveerman (Sears,
1985, hlm. 196) bahwa laki-laki memiliki ciri khas lebih agresif, mandiri, tidak
emosional, objektif, dominan, aktif, suka bersaing, logis, percaya diri, dan
ambisius. Dibandingkan dengan perempuan yang memiliki ciri khas lemah
lembut, bijaksana, cerewet, religius, peka terhadap perasaan orang lain, rapi,
memperhatikan penampilan diri, mudah menangis, tergantung dan tidak menyukai
kata-kata kasar. Pendapat tersebut sesuai dengan fenomena yang ditemui di kelas
X SMA Negeri 9 Bandung, bahawa peserta didik yang berprestasi akademik lebih
dominan dibandingkan dengan peserta didik perempuan. Dalam hal sikap, peserta
didik perempuan lebih agresif dalam bertingkah laku dibandingkan laki-laki.
Selanjutnya berdasarkan fenomena dan identifikasi masalah yang telah
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
operasional rumusan masalah dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran perbedaan konsep diri peserta didik berprestasi
akademik antara perempuan dan laki-laki kelas X SMA Negeri 9 Bandung
Tahun Ajaran 2014/2015?
2. Aspek apa yang menjadi perbedaan konsep diri berprestasi akademik antara
perempuan dan laki-laki kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran
2014/2015?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian tujuan secara umum penelitian
adalah mengetahui profil konsep diri peserta didik berprestasi akademik
berdasarkan jenis kelamin. Adapun tujuan khusus penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui signifikansi perbedaan konsep diri peserta didik berprestasi
akademik antara perempuan dan laki-laki kelas X SMA Negeri 9 Bandung
Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Mengetahui aspek yang menjadi perbedaan konsep diri peserta didik
berprestasi akademik antara perempuan dan laki-laki kelas X SMA Negeri 9
Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
dalam bidang bimbingan dan konseling mengenai konsep diri yang dimiliki oleh
peserta didik berprestasi.
2. Manfaat Praktis
a. Wali Kelas
Diharapkan hasil penelitian ini dimanfaatkan oleh wali kelas untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep diri peserta didik yang
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam
penelitian selanjutnya yang berhubungan konsep diri.
1.5Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan yang akan dilakukan ketika hasil penelitian
dilaksanakan dan tersusun lima bab, yaitu bab I pendahuluan yang terdiri dari
latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan, bab II landasan teoritis yang berisi
kajian teori sebagai kerangka berpikir dalam pembahasan, bab III metodologi
penelitian yang terdiri dari metode penelitian, yang berisi metode/pendekatan
penelitian, populasi/sampel atau subjek/objek penelitian, instrumn penelitian
(pengumpulan data/informasi), dan teknik analisis data. Bab IV hasil dan
pembahasan penelitian yang berisi hasil-hasil penelitian serta pembahasan hasil
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan Subjek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan penelitian yaitu SMA Negeri 9
Bandung yang berlokasi di Jalan L.M.U Suparmin No. 1 Bandung.
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek populasi dalam penelitian yaitu peserta didik kelas X SMA Negeri
9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 yang memiliki rangking satu sampai sepuluh
pada masing-masing kelas. Adapun alasan pemilihan subjek penelitian didasarkan
pada pertimbangan:
a. Peserta didik kelas X SMA berada pada masa remaja yaitu, berusia 15-17
tahun yang merupakan termasuk masa remaja tengah. Selain itu, peserta didik
kelas X telah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga hasil
prestasi akademik dan data-data yang diperoleh dalam penelitian akan lebih
akurat.
b. Adanya kecenderungan dominasi peserta didik laki-laki yang berprestasi
akademik di kelas X SMA Negeri 9 Bandung.
Sampel dalam penelitian ini merupakan seluruh populasi penelitian yaitu
kelas X SMA Negeri 9 Bandung dalam rentang yang memiliki rangking satu
sampai sepuluh disetiap kelasnya. Kelas X SMA Negeri 9 Bandung terbagi dalam
dua bidang jurusan yaitu MIA dan IIS. Kelas MIA berjumlah 6 kelas dan kelas IIS
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Jumlah Populasi SMA Negeri 9 Bandung
No Kelas Populasi
1 X MIA 1 10
2 X MIA 2 10
3 X MIA 3 10
4 X MIA 4 10
5 X MIA 5 10
6 X MIA 6 10
7 X IIS 1 10
8 X IIS 2 10
9 X IIS 3 10
10 X IIS 4 10
Jumlah 100
3.2Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang
bertujuan untuk melihat gambaran konsep diri peserta didik yang memiliki
prestasi akademik di kelasnya berdasarkan gender. Pendekatan kuantitatif
merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data, menggunakan instrumen penelitian, setelah itu
dianalisis menggunakan statistik dengan menggunakan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013, hlm. 8). Data hasil yang
diperoleh dalam penelitian yaitu berupa angka atau skor-skor yang kemudian
diproses menggunakan pengolahan statistik dan dideskripsikan untuk memperoleh
gambaran konsep diri peserta didik yang memiliki prestasi akademik berdasarkan
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran yang jelas tentang suatu permasalahan yang terjadi dengan cara
mengolah, menganalisis, menafsirkan, dan menyimpulkan data hasil penelitian.
3.3Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan spesifikasi mengenai cara peneliti
mendefinisikan serta mengukur variabel-variabel yang akan diteliti (Creswell,
2012, hlm. 151). Definisi operasional variabel disusun untuk menghindari
kesalahpahaman menafsirkan istilah dalam penelitian yang dilaksanakan.
Penyusunan definisi operasional dari setiap variabel mengacu pada teori
ahli yang dianggap paling komprehensif dalam memandang variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian. Berikut definisi operasional variabel :
3.3.1 Konsep Diri
Penelitian mengenai konsep diri ini merujuk pada definisi konsep diri
yaitu, gambaran campuran dari yang individu pikirkan mengenai dirinya dan
pendapat orang lain terhadap dirinya. Dalam penelitian ini konsep diri didasarkan
pada penilaian peserta didik terhadap dirinya dan penilaian peserta didik terhadap
dirinya berdasarkan pandangan orang lain. Dalam hal ini dengan subjek peserta
didik yaitu, kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Bandung dalam
aspek berikut.
a. Konsep diri fisik, dengan indikator, yaitu penilaian diri dan penilaian orang
lain terhadap kondisi fisik:
1) Penilaian diri terhadap fisik, yaitu penilaian peserta didik terhadap keadaan fisik yang dimilikinya.
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Penilaian peran pria dan wanita, yaitu penilaian mengenai tanggung jawab peserta didik berdasarkan perannya sebagai pria dan wanita atau yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
b. Konsep diri psikis, dengan indikator, yaitu karakteristik peserta didik:
1) Karakteristik khas yang dimiliki diri, yaitu karakteristik diri yang menonjol dalam diri peserta didik yang dimiliki.
2) Kemampuan diri di masa sekarang, yaitu kemampuan-kemampuan yang khas dan disadari oleh peserta didik.
3) Kemampuan diri di masa depan, yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik berdasarkan penilaian dirinya.
4) Kualitas penyesuaian hidup, yaitu mengenai kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan dirinya baik dilingkungan yang baru, lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat.
3.3.2 Prestasi Akademik
Prestasi akademik di sekolah dinyatakan dengan angka dan menggunakan
rapor pada semester kenaikan kelas. Prestasi akademik yang dimaksud dalam
penelitian yaitu hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam periode waktu
tertentu yang diraih melalui tes dan kepandaiannya yang tercantum dalam rapor
dan kenaikan kelas. Peserta didik yang dimaksud, yaitu kelas XI SMA Negeri 9
Bandung
3.3.3 Gender
Gender atau jenis kelamin yang dimaksud dalam penelitian yaitu peserta
didik perempuan dan laki-laki yang memiliki prestasi akademik dalam rentang
rangking satu sampai dengan sepuluh di kelas XI SMA Negeri 9 Bandung.
Menurut Oakley (Fakih,1999), gender adalah perbedaan perilaku antara laki-laki
dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial, yakni perbedaan yang bukan
kodrat dan bukan ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh manusia melalui
proses sosial dan kultural.
3.3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan yaitu mengembangkan dari intrumen penelitian
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
angket yang bertujuan mengetahui gambaran konsep diri remaja atau peserta
didik. Penggunaaan angket bertujuan agar data yang diperoleh dengan mudah dan
efisien. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 142) angket merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien dengan variabel pasti yang akan diukur dan tahu
yang diharapkan responden. Angket yang digunakan, yaitu angket tertutup dengan
pemilihan jawaban ya atau tidak. Angket konsep diri remaja dirumuskan dari
aspek konsep diri Jersild (Burns, 1993, hlm. 139) mengenai kategori skala
penilaian konsep diri peserta didik. Instrumen yang digunakan bertujuan untuk
mendapatkan data empirik konsep diri peserta didik SMA Negeri 9 Bandung.
Kisi-kisi instrumen dari definisi operasional variabel konsep diri yang
terdiri dari tiga komponen, yaitu fisik, psikis, dan sikap. Kisi-kisi instrumen tersaji
dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cantik/tampan 53. Saya
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
saya
ungkapkan
45. Saya aktif
bertanya di
kelas ketika
belajar
rendah
47. Saya tidak
konsisten
dalam
menentukan
cita-cita
54. Saya
mudah
menangis
5
Jumlah 54
3.3.5 Pengujian Alat Ukur
Pengujian alat ukur yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan
instrumen yang telah disusun yaitu validitas rasional. Validitas rasional bertujuan
untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian dari segi isi, konstruk, dan bahasa.
3.3.6 Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan
kata-kata dan kalimat atau redaksi sebelum instrumen diberikan kepada responden.
3.4Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.4.1 Uji Validitas Butir Item
Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas bertujuan untuk
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekolah Menengah Atas (SMA). Instrumen yang valid memiliki validitas tinggi
dan menunjukkan kesahihan suatu instrumen yang baik. Pengujian validitas item
dalam penelitian melibatkan seluruh butir item yang terdapat dalam angket yang
bertujuan untuk mengetahui butir item yang digunakan merupakan bagian dari
kelompok yang diukur.
Uji validitas instrumen yang dilakukan menggunakan data yang
dikumpulkan secara built-in yang berarti responden untuk uji validitas merupakan
sampel yang akan digunakan sebagai data yang akan di analisis. Uji validitas butir
item pernyataan dilakukan menggunakan perangkat lunak microsoft excel 2007
menggunakan rumus Point Biserial Correlation α 0,1 (90%), dengan
menggunakan rumus sebagian berikut:
r
pbis = Mp – Mt√
p St q(Arikunto, 2006, hlm. 213)
Keterangan:
r
pbis : Koefisien korelasi point biserialMp : Mean skor dari sampel yang menjawab benar pada butir item yang dicari
vaiditasnya
Mt : rata-rata total skor
p : proporsi sampel yang menjawab benar
q : proporsi sampel yang menjawab salah (q = 1-p)
Untuk melihat signifikansinya digunakan uji-t dengan rumus:
T hit= r √ n – 2
√ 1 - r²
Keterangan:
t : nilai t hitung
r : koefisien korelasi hasil r hitung
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Distribusi (tabel t) α = 0,1 dan derajat kebebasa (dk = n – 2). Kriteria suatu
item pernyataan valid atau tidak valid yaitu berdasarkan pada norma, jika
t
hitung>t
tabel maka item dinyatakan valid sedangkan jikat
hitung<t
tabel maka itemdinyatakan tidak valid. Berdasakan hasil perhitungan validitas sebelumnya
didapatkan 40 item valid dan 14 item tidak valid yang artinya, untuk instrumen
mengukur konsep diri hanya terdapat 40 butir item yang valid.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Konsep Diri
Signifikansi Nomor Item Jumlah
Valid 2,3,4,6,7,11,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,24,25,26,27,
28,31,32,34,35,36,37,38,39,40,41,
42,43,44,46,47,48,50,53,54
40
Tidak Valid 1,5,8,9,10,13,23,29,30,33,45,49,51,52 14
3.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan menggunakan perangkat lunak
micrisoft excel 2007 dengan menggunakan rumus Kuder Richardson 21
(K-R.21) sebagai berikut.
r
i= k s² - Ʃpqk-1 s²
Keterangan:
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
k : banyak item
s : varians total dari tes
Sebagai acuan untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan klasifikasi
sebagai berikut.
Tabel 3.4
Kriteria Reliabilitas Instrumen
0,000 – 0,599 Negatif
0,600 – 1,000 Positif
Berdasarkan hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai reliabilitas instrumen
0,85 dengan tingkat kepercayaan 90%. Artinya derajat keterandalan atau tingkat
korelasi instrumen sangat tinggi. Berarti instrumen yang digunakan sudah baik
dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, yaitu
menggunakan angket untuk memperoleh gambaran konsep diri, dengan
menggunakan angket pengumpulan data memudahkan peneliti dalam memperoleh
data variabel yang diukur. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup
yang telah dilengkapi dengan alternatif jawaban. Responden hanya menjawab
setiap pernyataan dengan cara memilih alternatif jawaban yang telah disediakan.
Langkah-langkah dalam pengumpulan data konsep diri peserta didik
berprestasi akademik melalui pengelompokkan peserta didik yang memiliki
prestasi akademik di kelasnya berdasarkan nilai rapor semester kedua. Selanjutnya
penyebaran angket meliputi penyampaian tujuan penyebaran angket dan
pengisian angket kepada responden, penyebaran angket dan menyampaikan
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap hasil gambar yang diambil
ketika pelaksanaan kegiatan penelitian.
3.5Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh melalui penyebaran instrumen kepada peserta
didik berprestasi akademik antara perempuan dan laki-laki di setiap kelas
selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data. Analisis data bertujuan untuk
melihat gambaran umum konsep diri dan prestasi akademik pada peserta didik
kelas X SMAN 9 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan gambaran
umum kedua variabel selanjutnya dapat dilihat perbedaan konsep diri peserta
didik yang berprestasi akademik antara perempuan dan laki-laki.
3.5.1 Penyekoran Data Hasil Penelitian
Pengukuran item-item konsep diri diukur dengan menggunakan skala ya
dan tidak. Angket yang dibuat berbentuk pernyataan yang bersifat positif dan
negatif dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak” (Forced Choice). Jawaban
“Ya” merupakan jawaban yang sesuai dengan peserta didik sedangkan jawaban
“Tidak” yaitu jawaban pernyataan yang tidak sesuai dengan peserta didik.
Tabel 3.5
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Angket Konsep Diri
Pernyataan
Skor Alternatif Respon
YA TIDAK
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Negatif (-) 0 1
Pada pernyataan positif, apabila responden menjawab “Ya” maka skor
yang diberikan bernilai satu, sedangkan “Tidak” maka skor yang diberikan
bernilai nol. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden menjawab
“Ya” maka skor yang diberikan bernilai nol, apabila “Tidak” maka skor yang
diberikan bernilai satu. Kategori pemberian skor dapat dilihat seperti pada Tabel
3.5.
3.6Pengelompokkan Skor
Pengelompokkan skor bertujuan untuk mengetahui gambaran umum
konsep diri yang terbagi menjadi dua yaitu, konsep diri positif dan konsep diri
negatif. Sedangkan pengelompokkan peserta didik berprestasi akademik sudah
dikelompokkan berdasarkan nilai rapor yaitu yang memiliki rangking satu sampai
dengan sepuluh di setiap kelasnya berdasarkan hasil rapor semester 2. Untuk
mengetahui dua kategori dari variabel konsep diri, pengelompokkan data
menggunakan proses perhitungan dengan kriteria sebagai berikut.
X ideal = Jumlah Item x Nilai Maksimal
2
Keterangan :
X ideal : Rata-rata ideal
Jumlah Item : Jumlah item keseluruhan
Nilai Maksimal : Nilai maksimal pada jawaban responden
3.7Pengujian Signifikansi
Pengujian signifikansi dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui
signifikansi kontribusi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, tingkat
kesalahan yang dapat ditolerir atau tingkat signifikansi (α) ditetapka sebesar 10%
(0,1) pada dua tes ini. Artinya, jika nilai signifikansi (Sig) < α (0,1) H˳ ditolak dan
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akademik antara perempuan dan laki-laki. Jika nilai signifikansi (Sig) > α (0,1) H˳
diterima dan H1 ditolak.
3.8Prosedur Penelitian
a) Studi Pendahuluan di SMA Negeri 9 Bandung.
b) Membuat proposal dan mempresentasikannya.
c) Pengesahan proposal penelitian oleh dosen mata kuliah disahkan dengan
persetujuan dari dewan skripsi, calon dosen pembimbing skripsi, dan ketua
Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
d) Pembuatan surat keputusan pengangkatan dosen pembimbing pada tingkat
fakultas.
e) Mengajukan permohonan izin penelitian dari Universitas untuk disampaikan
kepada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, dan Rektor, kemudian surat izin yang telah di sahkan disampaikan
kepada kepala sekolah dan wakasek kurikulum SMA Negeri 9 Kota Bandung.
f) Menentukan instrumen yang digunakan dan mengembangkan instrumen yang
sudah ada.
g) Mengumpulkan data melalui penyebaran instrumen dan penyeleksian data
yang dimiliki sekolah.
h) Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket konsep diri peserta didik
yang memiliki prestasi akademik antara perempuan dan laki-laki untuk
melihat profil konsep diri peserta didik yang berprestasi akademik antara
perempuan dan laki-laki.
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan, dan analisis data mengenai
konsep diri peserta didik berprestasi akademik dan perbedaan konsep diri antara
peserta didik perempuan yang berprestasi akademik dan pserta didik laki-laki
berprestasi akademik, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
a) Terdapat perbedaan peserta didik kelas X SMA Negeri 9 Bandung yang
berprestasi akademik Tahun Ajaran 2014/2015 menunjukkan perbedaan
konsep diri yang dimiliki peserta didik perempuan yang berprestasi
akademik dengan peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik, yaitu
peserta didik laki-laki memiliki konsep diri yang lebih positif dibandingkan
dengan peserta didik perempuan yang berprestasi akademik.
b) Pada aspek fisik terjadi perbedaan yang signifikan yang menunjukkan
peserta didik laki-laki yang berprestasi akademik memiliki konsep diri yang
lebih positif pada aspek fisik dibandingkan dengan peserta didik perempuan
yang berprestasi akademik, yang artinya peserta didik laki-laki yang
berprestasi akademik mampu menilai secara positif kondisi fisik yang
dimiliki dirinya.
5.2 Rekomendasi
5.2.1 Guru Bimbingan dan Konseling
Guru BK dapat memberikan bimbingan kepada peserta didik sebagai
pengarahan untuk mencapai konsep diri yang lebih positif. Sehingga peserta didik
sama-sama memiliki konsep diri yang positif. Guru BK merupakan bagian
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru BK harus mampu memiliki dan mengembangkan sikap yang positif terhadap
cara mengajar ataupun yang diajarkan sehingga menciptakan respon positif
peserta didik. Dengan begitu, peserta didik dapat mencapai prestasi akademik
dengan tetap memiliki konsep diri yang positif.
5.2.2 Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai
konsep diri dan perbedaan konsep diri peserta didik berprestasi akademik
berdasarkan gender, peneliti dapat :
1) Melakukan penelitian terhadap faktor-faktor lain, untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh faktor lain seperti pendidikan, status sosial ekonomi, dan
hubungan keluarga dalam pengaruhnya terhadap konsep diri peserta didik
yang berprestasi akademik.
2) Melakukan penelitian terhadap pengaruh gender atau jenis kelamin terhadap
hubungannya dengan konsep diri selain berdasarkan peserta didik yang
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aryanty, Z. (2010). Peranan Knsep Diri Terhadap Motivasi Berprestasi Pada
Siswa RSBI dan Siswa Reguler. Online Journal.
http://download.portalgaruda.org/
Baron, A.R. (2000). Psikologi Sosial. Bandung. Khazanah Intelektual
Burn, R.B. (1979). The Self Concept: Theory, Development and Behaviour. Alih Bahasa: Edi. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta : Arcan
Calhoun, J.F., & Acocella, J.R. (2004). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan kemanusiaan Edisi Ketiga (Penerjemah: Satmoko). Semarang:IKIP Press.Jurnal JEN.No. 3, 19-24.
Calhoun, J. F., and Acocella, J. F. (1990). Pcychology of Adjusment and Human Relationship Third Edition. New York : McGraw Hill Publishing Company Dagun M. Save. (1992). Maskulin dan Feminin. Jakarta. Rineka Cipta
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. Rosda Karya Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung. Rosda
Effendi dan Makhfudli.(2009).Keperawatan Kesehatan Komunitas. Teori Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Fakih, M. (1996). Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Fitth, W. H. (1971). The Self Concept Actualization. Los Angeles. California. Western, Psychologycal Service. A Division of Manson Western Corporation.
Hurlock, E. B. (1978). Alih Bahasa: Meitasari Tjandra. Perkembangan Anak Edisi Keenam. Jakarta. Erlangga
Hurlock, E. B.(2000). Devplopment Psycology : Alife Span Approach. 5th Edition.New York: Megraw –Hill Kogahuha Ltd.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Bandung. M2S
Lawrence, D. (1996) Enhancing Self-esteem in the Classroom. London: Paul
Chapman
Mustikawati, R. (2013). Program Konseling Kelompok dengan Teknik Kelompok Peer Support untuk Mengembangkan Konsep Diri Remaja. Skripsi Sarjana pada PPB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Pudjijogyanti, C. R. (1993). Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta. Arcan
Putu, T. Y.(2005). Hubungan Antara Kesesakan Dan Konsep Diri Dengan Intensitas Perilaku Agresi : Studi Pada Remaja Di Pemukiman Kumuh Kelurahan Angke Jakarta Barat. Jakarta : Universitas Tarumanegara. Jurnal tidak diterbitkan.
Riska Yanawati,2015
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK BERPRESTASI AKADEMIK BERDASARKAN GENDER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rakhmat, J. (2012). Psikologi Komunikasi. Bandung. Rosda
Ratna A.P.(2009).Hubungan antara konsep diri dan konformitas dengan perilaku perokok pada remaja. Jurnal tidak diterbitkan.Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Rejeki, S. A. (2007). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga dengan Pemahaman Moral pada Remaja.Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Santrock. J. W. (2002). Alih Bahasa: Widyasints. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2011). Alih Bahasa: Benedictine Wodyasinta. Life Span Development Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta : Radja Grafindo Persada. Sobur, A. (2009). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Vikas. (2010).Konsep diri remaja putri. [Online]. Tersedia: