• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

oleh

Riskia Chandra Widianti NIM 1105016

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIDKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Oleh

Riskia Chandra Widianti 1105016

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Riskia Chandra Widianti Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(3)

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

disetujui dan disahkan oleh pembimbing

Pembimbing I

Dr. Wiji, M.Si. NIP. 197204302001121001

Pembimbing II

Galuh Yuliani, M.Si, Ph.D. NIP. 198007252001122001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

(4)

iv

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE”. Penelitian ini dilakukan disalah satu SMA Negeri di kota Bandung dengan enam orang siswa kelas XI MIA sebagai subjek penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh profil model mental siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan TDM-IAE. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan instrumen penelitian berupa Tes Diagnosik Model Mental-Interview About Event (TDM-IAE). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh profil model mental siswa kemampuan tinggi menunjukkan pemahaman parsial karena tidak dapat menjawab dengan benar walaupun sudah diberikan pertanyaan probing pada prinsip kelarutan garam sukar larut. Siswa kemampuan tinggi dapat menjawab dengan benar dengan pertanyaan probing pada konsep menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan garam sukar larut secara kualitatif dan kuantitatif, menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan garam sukar larut secara kualitatif dan kuantitatif, memprediksi terbentuknya endapan garam sukar larut akibat penambahan suatu ion, dan memprediksi endapan garam sukar larut akibat penurunan pH. Profil model mental siswa kemampuan sedang menunjukkan pemahaman yang utuh pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan mendapatkan pertanyaan

probing. Profil model mental siswa kemampuan rendah mempunyai pemahaman parsial

karena tidak dapat menjawab dengan benar walaupun sudah diprobing pada pertanyaan untuk menjelaskan prinsip garam sukar larut, menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan garam sukar larut secara kuantitatif, dan menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan garam sukar larut secara kuantitatif. Siswa kemampuan rendah dapat menjawab dengan benar dengan pertanyaan probing pada konsep menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan garam sukar larut secara kualitatif, menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan garam sukar larut secara kualitatif, memprediksi terbentuknya endapan garam sukar larut akibat penambahan suatu ion, dan memprediksi endapan garam sukar larut akibat penurunan pH. Dari hasil analisis profil model mental siswa ditemukan sebagian besar siswa mengalami troublesome knowledge dalam mengidentifikasi spesi, menghitung kelarutan akibat pengaruh ion senama dan pH, dan memaknai nilai kelarutan.

Threshold concept ditemukan pada siswa dengan kemampuan rendah yaitu konsep

tetapan hasil kali kelarutan. Miskonsepsi ditemukan pada beberapa siswa yaitu dalam menuliskan reaksi ionisasi garam dan pada siswa kemampuan rendah menganggap bahwa koefisien reaksi tidak diikutsertakan dalam menuliskan rumusan konstanta kesetimbangan.

(5)

v

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This study entitled " PROFILE STUDENTS’ MENTAL MODEL ON SOLUBILITY

AND SOLUBILITY PRODUCT WITH TDM-IAE". This study aims to

investigate/obtain students’ mental model of solubility and solubility product concept by

the Diagnostics Tests of Mental Model-Interview About Event (TDM-IAE). The subject of this study are six 11th grade high school students in Bandung. This study use descriptive method with Diagnostics Tests of Mental Model-Interview About Event (TDM-IAE) research instruments. The result showed that mental model profile of high ability students shows a partial understanding, because they cannot answer correctly, despite being given the probing questions on the principle of solubility of insoluble salt. Though, they were able to give the correct answer to the probing on explaining common ion effect to the solubility qualitatively and quantitatively, explaining the effect of pH on the solubility of soluble salt, qualitatively and quantitatively; predicting insoluble salt precipitation as a result the addition of an ion; and predicting insoluble salt precipitation as a result from pH decrease. Mental model profile of moderate ability students had a whole understanding of solubility and solubility product concept with the help of probing. Mental model profile of low ability students had a partial understanding cause they were not able to give the correct answer to the probing on explaining principles of solubility of insoluble salt, explaining common ion effect to the solubility quantitatively; and explaining the effect of pH on the solubility of insoluble salt quantitatively. Though, they were able to give the correct answer to the probing on explaining common ion effect to the solubility insoluble salt qualitatively, explaining pH effect to the solubility insoluble salt qualitatively, predicting insoluble salt precipitation as a result from adding an ion, and predicting insoluble salt precipitation as a result from pH decrease. Based on the

students’ mental model analysis, there were some findings of troublesome knowledge on

species identification, solubility calculating as a result from common ion and pH effect, and solubility value interpretation. Threshold concept found from low ability students on solubility product concept. Misconception found from a few students on writing salt ionization, and that reaction coefficient is not included in writing equilibrium constant.

(6)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Representasi Kimia ... 6

B. Deskripsi Model Mental ... 7

C. Cara Menggali Model Mental ... 9

D. Petanyaan Probing dalam Wawancara ... 13

E. Penafsiran Model Mental ... 13

F. Deskripsi Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 15

BAB II METODE PENELITIAN ... 23

A. Desain Penelitian ... 23

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 23

C. Prosedur Penelitian... 24

D. Definisi Operasional... 26

E. Instrumen Penelitian... 26

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 27

G. Teknik Pengumpulan Data ... 31

H. Analisis Data ... 32

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penlitian ... 41

B. Pembahasan ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Simpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(7)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan sifat-sifatnya, perubahan materi dan energi yang terkait dengan perubahan tersebut (Silberberg, 2007, hlm. 2). Berdasarkan hal tersebut, banyak siswa menganggap bahwa kimia adalah pelajaran yang sulit karena kimia menggabungkan banyak konsep-konsep abstrak yang harus siswa pahami (Taber dalam Sirhan, 2007 hlm. 1). Pembelajaran menggunakan tiga level representasi merupakan salah satu cara agar konsep-konsep abstrak dalam kimia dapat dipahami (Johnstone dalam Jansoon, 2009, hlm. 149). Ketiga level representasi ini adalah level makroskopik, level submikroskopik, dan level simbolik. Level makroskopik merupakan level representasi yang menggambarkan tentang fenomena yang dapat terlihat oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari ketika mengamati perubahan sifat materi, misalnya perubahan warna, perubahan suhu, perubahan wujud, perubahan pH larutan, pembentukan gas, pembentukan endapan dan lain-lain. Level submikroskopik merupakan level representasi yang menjelaskan ilmu kimia dari tingkat partikulatnya seperti atom, molekul dan ion. Level submikroskopik ini tidak akan teramati langsung oleh siswa dengan mata telanjang. Level simbolik merupakan level representasi yang menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan simbol-simbol yang terdapat di kimia, seperti persamaan reaksi, diagram tingkat energi, diagram fasa, dan lain-lain (Chandrasegaran et al, 2007, hlm. 294).

(8)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Jansoon, 2009, hlm. 149). Ketika siswa dapat memahami kimia pada level simbolik bukan berarti siswa memahami kimia secara utuh. Chittleborough (2004, hlm. 2) mengemukakan bahwa perhitungan tidak menjadikan siswa memahami konsepnya. Nasution (2012) mengungkapkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempertautkan ketiga level representasi pada fenomena titik leleh senyawa ion dan kovalen. Pada penelitin lain juga terungkap bahwa siswa tidak mampu menggambarkan konsep kimia dalam level submikroskopik dan simbolik (Okvasari, 2014). Ketika siswa mampu untuk memahami konsep kimia pada ketiga level representasi dan mampu untuk mempertautkan konsep kimia dalam ketiga level representasi maka dapat mengurangi adanya konsepsi alternatif dalam proses belajar kimia (Treagust et al, 2003, hlm. 1355; Russell, 1997, hlm. 330).

Kesulitan siswa dalam memahami kimia secara utuh seringkali tidak diketahui oleh guru karena soal yang diberikan oleh guru tidak menuntut pemahaman suatu konsep yang utuh. Hal ini terlihat dari banyak siswa yang tidak memahami konsep kimia secara utuh namun dapat menjawab dengan benar ketika diberikan suatu tes. Nabilah, dkk (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa jumlah siswa yang dapat menjawab dengan benar soal tes pilihan berganda tanpa mengetahui alasan mengapa jawaban tersebut benar lebih banyak dibandingkan siswa yang menjawab benar dengan alasan yang benar.

(9)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Pengetahuan guru tentang model mental siswa di awal pembelajaran dapat digunakan untuk menentukan strategi pembelajaran, agar sesuai dengan pengetahuan awal siswa dan jenjang pendidikannya. Selain itu, pengetahuan guru terhadap model mental siswa nya dapat juga digunakan sebagai alat evaluasi strategi pembelajaran yang telah dilakukan. Ketika model mental dianalisis dapat diketahui troublesome knowledge, threshold concept dan miskonsepsi yang dimiliki siswa yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep yang telah dipelajari. Dengan kata lain, dengan melihat model mental siswa guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dilakukan dengan menentukan strategi pembelajaran yang cocok untuk digunakan agar troublesome knowledge, threshold concept dan miskonsepsi siswa tidak muncul kembali sehingga pemahaman siswa terhadap suatu konsep menjadi utuh.

Informasi mengenai model mental siswa dapat digali dengan berbagai cara. Menurut Wang (2007, hlm. 23) untuk menggali profil model mental siswa dilakukan melalui tes diagnostik model mental. Beberapa instrumen model mental yang sering digunakan diantaranya tes pilihan ganda dua tingkat (Two Tier Multiple Choice Test), pertanyaan terbuka, wawancara dengan pertanyaan penuntun (probing), wawancara dengan menggunakan gambar atau model, wawancara dengan disajikan masalah, model Interview about Event (IAE) dan model Prediction-Observation-Explanation (POE). Berbagai macam instrumen tersebut masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan.

(10)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

hasil kali kelarutan. Pemilihan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dikarenakan topik kelarutan dan hasil kali kelarutan berkesinambungan dengan topik lain salah satunya kesetimbangan kimia sehingga banyak siswa yang merasa sulit terhadap materi ini. Jatmiko (2010) mengungkapkan bahwa salah satu penyebab miskonsepsi siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah pemahaman siswa yang rendah pada konsep-konsep prasyarat untuk materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Oleh karena itu, dengan menggunakan TDM-IAE konsep-konsep yang menjadi penyebab miskonsepsi siswa itu dapat diketahui. Selain itu dikarenakan materi ini sangat berkaitan dengan materi lain, maka TDM-IAE yang digunakan dapat menggali keterpahaman siswa secara lebih luas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang Profil Model Mental Siswa pada Materi

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan TDM-IAE.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini secara umum adalah “Bagaimana profil model mental siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan TDM-IAE?”

Agar penelitian ini lebih terarah dan memperjelas masalah yang akan diteliti, maka rumusan masalah diatas dijabarkan kembali ke dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana profil model mental siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?

2. Apa saja troublesome knowledge, threshold concept dan miskonsepsi siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ?

C. Tujuan Penelitian

(11)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak pihak dalam dunia pendidikan, diantaranya:

1. Bagi guru

a. Memberi gambaran profil model mental siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan.

b. TDM-IAE dapat dipertimbangkan sebagai salah satu tes diagnostik yang dapat menggali model mental siswa khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2. Bagi peneliti lain

Sebagai referensi bagi peneliti lainnya dalam meneliti profil model mental siswa pada materi dan jenis instrumen yang berbeda.

E. Struktur Organisasi Skripsi

(12)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian kualitatif biasanya berlangsung pada situasi yang alami. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang memanipulasi dan mengontrol situasi atau memberi perlakuan (Wiersma, 2009, hlm. 232).

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2005). Penelitian menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. (Burhan Bungin, 2007).

Dalam penelitian deskriptif, peneliti menganalisis data yang didapatkan dalam bentuk aslinya, artinya peneliti tidak melakukan manipulasi terhadap data yang didapatkan. (Moleong, 2006, hlm. 6).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

(13)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

C. Prosedur Penelitian

Kemampuan tinggi

Kemampuan Sedang

Kemampuan Rendah Perumusan Indikator soal

Analisis Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Pengembangan Instrumen Model Mental- Interview about Event (IAE)

Revisi

Uji Coba Tes Revisi

Pengambilan Data

Interpretasi Jawaban Siswa

Profil Model Mental Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Analisis KI dan KD Kelas

XI Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

Validasi Instrumen

Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6

Transkripsi Wawancara Ya

Ya

Tidak

Analisis Profil Model Mental

Troublesome Knowledge

Threshold Concept

(14)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Berikut ini penjelasan alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini: a. Tahap Persiapan

Penelitian diawali dengan melakukan studi kepustakaan tentang model mental. Dari berbagai jurnal-jurnal penelitian dan skripsi penelitian model mental ditentukanlah topik kimia yang akan diteliti. Kemudian dilakukan analisis standar isi sesuai dengan kurikulum 2013. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman dan keluasan materi. Analisis konsep-konsep juga dilakukan berdasarkan beberapa textbook kimia dan penelitian-penelitian kesulitan belajar atau miskonsepsi siswa agar konsep-konsep yang digunakan sesuai dan tepat bagi siswa. Selanjutnya dilakukan perumusan indikator soal materi kelarutan dan hasil kali kelarutan untuk selanjutnya dikembangkan dalam bentuk instrumen tes diagnostik model mental Interview about Event (TDM-IAE). Instrumen yang dipilih dianalisis berdasarkan penelitian penelitian model mental yang pernah dilakukan. Kegiatan selanjutnya yaitu validasi instrumen penelitian. Validasi oleh ahli dilakukan dengan memperhatikan tiga aspek, yaitu kesesuaian pertanyaan dengan indikator, kesesuaian pertanyaan dengan indikator dan kesesuaian jawaban dengan pertanyaan. Sedangkan aspek keterpahaman pertanyaan diujicobakan kepada siswa secara sampling. Setelah diperoleh saran, instrumen kemudian direvisi dan diujicobakan kembali.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap pengambilan data. Pengambilan data dilakukan memalui wawancara menggunakan TDM-IAE yang telah divalidasi dan diuji cobakan. Sebelum diwawancara, siswa dikondisikan senyaman mungkin sehingga diharapkan dapat menjawab pertanyaan dalam wawancara dengan optimal. Tahapan wawancara dimulai dengan siswa melihat tayangan video yang berisikan fenomena garam sukar larut CaCO3, kemudian siswa diberi

(15)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

probing umum, dan apabila masih belum maksimal diberi pertanyaan khusus. Siswa bebas mngekspresikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Wawancara dilakukan secara perorangan. Selain dalam bentuk tulisan pada kertas yang disediakan percakapan direkam menggunakan alat perekam.

c. Tahap Akhir

Jawaban siswa pada proses wawancara ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan. Pada proses transkripsi, semua jawaban dalam bentuk lisan dan tulisan disatukan dalam bentuk tulisan. Kemudian hasil transkripsi diinterpretasikan dengan cara disederhanakan tanpa mengubah makna jawaban. Selanjutnya dibuat profil model mental siswa berdasarkan kata hasil interpretasi jawaban siswa. Profil model mental siswa kemudian dianalisis sehingga mendapatkan troublesome knowledge, threshold concept dan miskonsepsi.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran beberapa definisi pada penelitian ini, maka disajikan beberapa definisi operasional sebagai berikut :

1. Profil model mental adalah gambaran atau representasi instrinsik dari suatu objek, ide, atau proses yang digenerasikan dalam pikiran siswa untuk menjelaskan, memprediksi atau memberi alasan terhadap suatu fenomena.

2. TDM-IAE ( Tes Dagnostik Model Mental-Interview about Event) adalah suatu tes diagnostik model mental melalui wawancara yang digunakan untuk menyelidiki pemahaman siswa terhadap suatu fenomena yang disajikan.

E. Instrumen Penelitian

(16)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

menjawab pertanyaan utama kurang optimal, siswa diberikan lima pertanyaan umum. Setiap pertanyaan umum memiliki beberapa pertanyaan probing. Pertanyaan probing digunakan untuk menggali jawaban siswa jika siswa menjawab pertanyaan umum kurang optimal. Pertanyaan probing terdiri dari pertanyaan probing umum dan pertanyaan probing khusus. Pertanyaan probing khusus diberikan kepada siswa jika tidak dapat menjawab pertanyaan probing umum dengan optimal. Selain pertanyaan umum dan pertanyaan probing, jawaban yang mungkin dari setiap butir pertanyaan juga tersedia dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara dapat dilihat secara rinci pada lampiran A.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu analsisis KI dan KD materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam kurikulum 2013, analisis konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan, perumusan indikator butir soal, dan pengembangan pedoman wawancara model Interview about Event (IAE). Pada tahap pertama yaitu KI dan KD materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam kurikulum 2013 dilakukan sebagai dasar untuk merancang indikator butir soal. Pada tahapan ini, kompetensi dasar (KD) dari kurikulum 2013 dianalisis untuk mengetahui kedalaman dan keluasan materi agar pada saat merumuskan indikator butir soal lebih terarah. Hasil dari analisis dapat dilihat dari lampiran B.

(17)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Instrumen pedoman wawancara model IAE ini divalidasi oleh validator ahli yaitu empat dosen kimia dan satu guru kimia SMA. Validasi yang dilakukan terdiri dari tiga aspek yaitu validasi ketersesuaian indikator butir soal dengan kompetensi dasar (KD) pada kurikulum 2013, validasi ketersesuaian soal dengan indikator butir soal, dan validasi ketersesuaian jawaban dengan soal. Jika instrumen belum valid, maka dilakukan revisi sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan validator dalam lembar validasi yang diberikan. Namun, jika instrumen sudah valid, maka instrumen tersebut dapat diuji cobakan kepada beberapa siswa sebagai pengujian keterpaham siswa terhadap soal dalam pedoman wawancara. Jika terdapat perbaikan, maka dilakukan revisi kembali. Hasil validasi dan uji coba dijelaskan lebih rinci di bawah ini :

1. Hasil Validasi

Rekapitulasi hasil validasi dapat dilihat ssecara lengkap pada lampiran D. Berikut ini deskripsi hasil validasi :

a. Validasi Ketersesuaian Indikator Soal dengan Kompetensi Dasar (KD) pada Kurikulum 2013

(18)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

3.14.2 diubah menjadi “memprediksi terbentuknya endapan akibat dari penambahan suatu ion.” Dan indikator 3.14.4 diubah menjadi “memprediksi terbentuknya endapan akibat dari kenaikkan pH.”

Selain penambahan kata pada indikator butri soal, perbaikan hasil validasi juga dilakukan terhadap susunan indikator butir soal. Indikator butir soal 3.14.2 diubah menjadi urutan keempat sehingga menjadi indikator butir soal 3.14.4. Indikator butir soal 3.14.3 diubah menjadi urutan kedua sehingga menjadi indikator butir soal 3.14.2. Indikator butir soal 3.14.4 diubah menjadi urutan kedua sehingga menjadi indikator butir soal 3.14.2, dan indikator 3.14.5 diubah menjadi urutan ketiga sehingga menjadi indikator butir soal 3.14.3. Hal tersebut dilakukan agar sesuai dengan tuntutan KD 3.14 kurikulum 2013 yaitu memprediksi memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).

b. Validasi Ketersesuaian Soal dengan Indikator Soal

Butir soal yang terdiri dari pertanyaan umum, pertanyaan probing umum, dan pertanyaan probing khusus divalidasi. Hasil validasi terdapat beberapa perbaikan dari beberapa validator. Berdasarkan hasil validasi indikator butir soal maka harus ada penyesuaian dengan soal. Penyesuaian yang pertama terhadap pertanyaan utama. Karena dua indikator butir soal terakhir merupakan target dari KD maka pertanyaan utama berubah menjadi:

1) Prediksikan apa yang terjadi pada endapan apabila ke dalam tabung reaksi I ditambahkan 10 mL K3PO4 1 M ?

2) Prediksikan apa yang terjadi pada endapan apabila tabung reaksi II dinaikkan pH-nya ?

(19)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

secara kuantitatif yaitu dengan perhitungan kelarutan garam sukar larut didalam air.

Pada beberapa indikator butir soal yang terjadi perubahan untuk menambahkan penjelasan secara kuantitatif maka pertanyaan umum dan probing dari indikator butir soal tersebut disuaikan yaitu dengan menambahkan soal mengenai perhitungan. Selain itu indikator butir soal 3.14.4 dan 13.4.5 dibuatkan pertanyaan umum dan probing . Pertanyaan umum dari kedua indikator butir soal ini merupakan pengulangan dari pertanyaan utama. Sedangkan pertanyaan probing merupakan langkah untuk menjawab pertanyaan utama/umum tersebut. Selain itu kalimat butir soal harus disesuaikan dengan tanda baca. Agar sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan).

c. Validasi Ketersesuaian Jawaban dengan Soal

Berdasarkan hasil validasi, terdapat beberapa saran perbaikan yang diberikan oleh validator. Perbaikan yang disarankan oleh beberapa validator terdapat pada susunan langkah menjawab soal perhitungan. Kemudian jawaban yang menuntut pengertian diminta oleh validator untuk dikaji kembali dari berbagai sumber, agar sesuai dengan konsep keilmuwan yang benar. Sebagai contoh pengertian tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion

pada kesetimbangan kelarutan dipangkatkan masing-masing koefisiennya.

2. Hasil Uji Coba

Instrumen hasil validasi yang telah direvisi kemudian diuji coba kepada siswa. Uji coba dilakukan agar mengetahui aspek keterpahaman siswa terhadap soal. Berdasasarkan hasil uji coba, ada beberapa perbaikan terkait soal-soal dalam pedoman wawancara. Pada pertanyaan utama ditambahkan kata “CaCO3” menjadi :

1) Prediksikan apa yang terjadi pada endapan CaCO3 dalam tabung

(20)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

2) Prediksikan apa yang terjadi pada endapan CaCO3 dalam tabung

reaksi II apabila tabung reaksi II pada video dinaikkan pH-nya! Perbaikan dilakukan agar jawaban dari prediksi siswa tidak terlalu jauh. Hal ini terjadi karena ada beberapa jawaban pada hasil uji coba ketika siswa diberi pertanyaan utama mereka menprediksi endapan bertambah karena ada zat lain yang masuk ke dalam tabung reaksi sehingga endapan dalam tabung bertambah. Oleh sebab itu agar fokus terhadap garam sukar larut yang ada dalam video yaitu CaCO3 maka

pertanyaan utama diubah. Kemudian berdasarkan hasil uji coba perlu penambahan pertanyaan probing khusus pada pertanyaan probing umum menjelaskan secara perhitungan. Karena dari ketiga siswa dari tiga tingkatan yang berbeda yang diuji coba merasa kesulitan ketika menjawab perhitungan. Oleh karena itu dibuat beberapa pertanyaan probing khusus pada beberapa pertanyaan probing umum perhitungan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap enam orang siswa yang terdiri dari dua orang siswa kemampuan tinggi, dua orang siswa kemampuan sedang dan dua orang siswa kemampuan rendah. Pengelompokkan siswa dilakukan berdasarkan prestasi yang diraih siswa pada mata pelajaran kimia selama satu semester di kelas XI yang kebetulah merupakan sekolah tempat peneliti melakukan praktik pengajaran lapangan (PPL), sehingga dapat dengan mudah dikelompokkan. Sebelum dimulai wawancara siswa dikondisikan nyaman terlebih dahulu dengan cara diajak berbicara. Setelah siswa merasa nyaman wawancara pun dimulai. Tahapan wawancara dimulai dengan siswa melihat tayangan video yang berisikan fenomena garam sukar larut CaCO3 akibat penambahan ion senama dan

(21)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Waktu pelaksanaan wawancara disesuaikan dengan waktu luang siswa agar dalam proses wawancara siswa merasa nyaman. Proses wawancara berlangsung sekitar 90-120 menit. Perbedaan waktu ini dikarenakan proses wawancara setiap siswa berbeda-beda. Ketika siswa menjawab pertanyaan dengan mudah maka waktu wawancara akan lebih cepat. Setiap siswa disediakan alat tulis yaitu pulpen, dan kertas serta alat hitung agar mempermudah siswa menjawab pertanyaan perhitungan. Data wawancara didapat dalam bentuk tulisan, dan rekaman suara ketika mereka menjawab pertanyaan. Data tersebut kemudian dianalisis.

H. Analisis Data

Sumber data yang diperoleh yaitu wawancara model mental diolah melalui analisis deskriptif. Jawaban siswa yang didapat dalam bentuk lisan dan tulisan ditranskripsikan dalam bentuk tulisan. Kemudian hasil transkripsi jawaban diinterpretasikan sesuai konsep yang dianggap penting dalam materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Interpretasi ini dilakukan dengan cara penghalusan dan penyederhanaan jawaban siswa menjadi kalimat yang singkat ini tanpa mengubah makna dari jawaban siswa berdasarkan pada konsep atau subkonsep dalam materi kelarutan dan hasil kelarutan. Adapun konsep atau subkonsep pada pola jawaban siswa dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

Prinsip kelarutan garam sukar larut

Pertanyaan ini untuk melihat penjelasan siswa pada level submikroskopik dari fenomena garam sukar larut

(22)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

ketika dilarutkan di dalam air akan terbentuk endapan Menghitung kelarutan CaCO3 dalam air Pertanyaan ini untuk melihat penjelasan siswa pada level simbolik dari fenomena garam sukar larut ketika dilarutkan di dalam air.

CaCO3(s) ⇌ Ca2+(aq) + CO32-(aq)

s M s M

Ksp = [Ca2+] [CO32-]

3,8 × 10-9 = s s 3,8 × 10-9 = s2

s = √3,8 × − s = 6,2 × 10-5 s = 6,16 × 10-5 M

Dilihat dari nilai kelarutannya, hanya 6,16 × 10-5 mol CaCO3 yang dapat larut dalam

satu liter air. nilai tersebut sangat kecil sehingga dapat dikatakan CaCO3

merupakan garam sukar larut. Menjelaskan pengaruh ion senama secara kualitatif terhadap kelarutan garam sukar larut Pertanyaan ini untuk melihat penjelasan siswa pada level submikroskopik dari fenomena penambahan larutan CaCl2

menyebabkan endapan CaCO3

pada tabung reaksi I bertambah.

Endapan CaCO3 yang terbentuk

bertambah, karena pada saat larutan CaCl2

ditambahkan maka spesi yang ada dalam larutan menjadi CaCO3, H2O, Ca2+, CO32-,

dan Cl-dengan konsentrasi spesi Ca2+ yang bertambah. Akibat konsentrasi Ca2+ nya bertambah, maka kesetimbangan kelarutan garam sukar larut CaCO3 akan bergeser ke

arah pembentukan CaCO3. Oleh karena itu

endapan CaCO3 dalam tabung reaksi I

(23)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

Menjelaskan secara kuantitatif pengaruh ion senama terhadap kelarutan garam sukar larut

Penambahan endapan CaCO3 dalam tabung

reaksi I juga dikarenakan kelarutan CaCO3

dalam 10 mL larutan CaCl2 1 M lebih kecil

dibandingkan dengan kelarutan CaCO3 dalam

air. Seperti pada perhitungan berikut ini : - Menghitung molalitas 10 mL larutan

CaCl2 1M

mol CaCl2 = M × V

= 1 M × 10 mL = 10 mmol

- Menghitung konsentrasi Ca2+ dalam tabung reaksi I

CaCl2(aq) → Ca2+(aq) + 2Cl-(aq)

10 mmol 10 mmol 20 mmol Volume campuran = 10 mL+10 mL = 20mL

[Ca2+] =

[Ca2+] = 0,5 M

- Menghitung kelarutan CaCO3

CaCO3(s) ⇌ Ca2+(aq) + CO32-(aq)

s M s M s M

CaCl2(s) ⇌ Ca2+(aq) + 2 Cl-(aq)

0,5 M 0,5 M 1 M

[Ca2+] = 1 M + s M (karena s << 1M; maka [Ca2+] 1M)

[CO32-] = s M

Ksp = [Ca2+] [CO32-]

3,8 × 10-9 = s (0,5)

s = , × −9

(24)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

s = 7,6 × 10-10 M - Membandingkan nilai kelarutan CaCO3

sebelum dan setelah penambahan CaCl2 �� � � � � ℎ � � >

�� � � � ℎ � ℎ � �

Oleh karena itu endapan CaCO3 dalam

tabung reaksi I bertambah Menjelaskan secara kualitatif pengaruh penurunan pH terhadap kelarutan garam sukar larut Pertanyaan ini untuk melihat penjelasan siswa pada level submikroskopik dari fenomena penambahan HNO3 menyebabkan endapan CaCO3

pada tabung reaksi II berkurang

Endapan CaCO3 bertambah ketika

ditambahkan HNO3 karena terjadi perubahan

spesi. Dalam tabung reaksi II setelah penambahan 10 mL larutan HNO3 1 M

terdapat spesi Ca2+, CaCO3, CO32-, NO3-, H+,

dan H2O. Ketika H+ dan NO3- masuk ke

dalam tabung reaksi maka CO32- akan

bereaksi dengan H+ seperti pada persamaan reaksi berikut ini:

CO32- + 2H+→ H2CO3

Adanya reaksi antara CO32- dengan H+

menyebabkan konsentrasi CO32- dalam

reaksi kesetimbangan kelarutan CaCO3

menjadi berkurang sehingga akan

menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke arah ke arah pembentukkan ion-ionnya. Oleh karena itu endapan CaCO3 dalam

tabung reaksi II berkurang. Menjelaskan secara kuantitatif pengaruh Pertanyaan ini untuk melihat penjelasan siswa pada level

Penambahan CaCO3 dalam tabung reaksi II

juga dikarenakan kelarutan CaCO3 dalam 10

mL larutan HNO3 1 M lebih kecil

(25)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

penurunan pH terhadap kelarutan garam sukar larut

simbolik dari penjelasan level submikroskopik dari pengaruh ion senama.

dalam air. Seperti pada perhitungan berikut ini :

Menghitung molalitas dari 10 mL larutan HNO3 1 M

mol HNO3 = M × V

= 1 M × 10 mL = 10 mmol

- Menghitung konsentrasi H+ dalam tabung

reaksi II

HNO3 (aq) → H+(aq) + NO3-(aq)

10 mmol 10 mmol 20 mmol Volume campuran = 10 mL+10 mL = 20mL

[H+] =

[H+] = 0,5 M

- Menghitung konsentrasi CO32- dalam

tabung reaksi II

HNO3(s) → H+(aq) + NO3-(aq)

0,5 M 0,5 M 0,5 M

2 H+(aq) + CO32-(aq) → H2CO3(aq)

0,5 M 0,25 M 0,25 M

- Menghitung kelarutan CaCO3 Ksp = [Ca2+] [CO32-]

2,8 × 10-9 = s (s-0,25 M)

2,8 × 10-9 = s2– 2,5 × 10-1s

0 = s2 – 2,5 × 10-1s - 2,8 × 10-9 untuk mencari s digunakan rumus : s1,2 = − ±√ −

(26)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

s1 =

− − , × − +√ − , × − − , × −9

s1 = − − , ×

+√ , ×

s1 = , ×

+ , ×

s1 = × −

s1 = 2,5 × 10-1 M

- Membandingkan kelarutan CaCO3

sebelum dan setelah penambahan larutan HNO31M

�� � � � � ℎ � <

�� � � ℎ � ℎ �

Oleh karena itu endapan CaCO3 setelah

ditambahkan larutan HNO3 1 M

Memprediksi endapan CaCO3 yang

terbentuk akibat penambahan K3PO4

dalam tabung reaksi I

Endapan CaCO3 akan berkurang. Hal

tersebut terjadi karena setelah penambahan K3PO4 terdapat spesi H2O, CaCO3, Ca2+,

CO32-, Cl-. K+, dan PO43-. Ketika K+ dan

PO43- masuk ke dalam tabung reaksi maka

akan terbentuk banyak interaksi seperti berikut ini :

1) 2K+ + CO32-→ K2CO3

2) Ca2+ + PO43-→ Ca3(PO4)2

Dari kedua interaksi yang terbentuk, selain CaCO3 akan terbentuk garam sukar larut lain

yaitu Ca3(PO4)2 ketika ke dalam tabung

reaksi II ditambahkan K3PO4. Adanya reaksi

(27)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

K3PO4. maka konsentrasi spesi Ca2+ dalam

kesetimbangan kelarutan CaCO3 akan

berkurang. Akibatnya reaksi kesetimbangan kelarutan akan bergeser ke arah kanan sehingga endapan CaCO3 berkurang.

Memprediksi endapan CaCO3 yang

terbentuk akibat penurunan pH pada tabung reaksi II

Endapan CaCO3 akan berkurang. Hal

tersebut terjadi karena ketika dilakukan kenaikkan pH. Maka dalam tabung reaksi II terdapat spesi-spesi Ca2+, CaCO3, CO32-,

NO3-, H+, H2O, dan OH-. Ketika OH- masuk

ke dalam tabung reaksi II maka akan terbentuk interaksi yaitu OH- dan Ca2+ seperti pada persamaan berikut :

OH- + Ca2+→ Ca(OH)2

Ca(OH)2 adalah garam sukar larut lain.

Maka konsentrasi spesi Ca2+ dalam

kesetimbangan kelarutan CaCO3 akan

berkurang karena ada yang beraksi dengan OH-membentuk Ca(OH)2. Akibatnya akan

terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah kanan, maka endapan CaCO3 yang terbentuk

dalam tabung reaksi II akan berkurang.

(28)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Apabila siswa menjawab pertanyaan utama dengan benar tanpa diberi pertanyaan umum dan pertanyaan probing maka akan diberi warna biru pada bentuk persegi dengan siku tumpul, apabila jawaban siswa benar dengan bantuan pertanyaan umum dan pertanyaan probing maka akan diberi warna hijau pada bentuk persegi dengan siku tumpul.

Apabila siswa menjawab pertanyaan umum dengan benar tanpa pertanyaan probing umum/khusus maka akan diberi warna dasar jingga dengan garis putih pada bentuk persegi dengan sudut 90°. Apabila siswa menjawab pertanyaan umum dengan benar dengan pertanyaan probing umum/khusus maka akan diberi warna dasar jingga dengan garis coklat pada bentuk persegi dengan sudut 90°. Apabila siswa menjawab sebagian benar pertanyaan probing umum/khusus maka akan diberi warna dasar jingga dengan garis putus-putus coklat pada bentuk persegi dengan sudut 90°.

(29)

4

0

Prediksikan apa yang terjadi pada endapan CaCO3 apabila :

1. Tabung I pada video ditambahkan 10 mL larutan K3PO4 1M.

2. Tabung II pada video dinaikkan pH

Gambar 3.2. Profil Model Mental Siswa

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

DENGAN TDM-IAE

Menjelaskan prinsip kelarutan garam sukar larut Identifikasi spesi Identifikasi interaksi antar spesi Menghitung kelarutan garam sukar larut Membandingkan kekuatan interaksi antar spesi Menjelaskan Pengertian Tetapan Kesetimbangan Menuliskan persamaan tetapan kesetimbangan kelarutan (Ksp)

Menentukan kelarutan berdasarkan nilai Ksp

Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan garam sukar

larut Menjelaskan pergeseran kesetimbangan akibat penurunan pH Menghitung kelarutan akibat penurunan pH Menentukkan perubahan konsentrasi

spesi setelah pH diturunkan Menjelaskan pengaruh ion

senama terhadap kelarutan garam sukar larut

Menjelaskan pergeseran kesetimbangan akibat penambahan ion senama

Menghitung kelarutan akibat penambahan ion

senama Menentukan perubahan

konsentrasi spesi setelah penambahan ion senama

Memprediksi pengaruh penambahan larutan K3PO4 1M

pada tabung I dalam video

Menentukkan perubahan konsentrasi spesi akibat penambahan larutan K3PO4

Menganalisis pergeseran kesetimbangan akibat penambahan larutan K3PO4

1M

Identifikasi interaksi antar spesi Memprediksi pengaruh

kenaikan pH pada tabung II dalam video

Menentukkan perubahan konsentrasi spesi akibat

(30)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dipaparkan pada bab IV maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

(31)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

larut secara kualitatif, memprediksi terbentuknya endapan garam sukar larut akibat penambahan suatu ion, dan memprediksi endapan garam sukar larut akibat penurunan pH. Siswa dengan kemampuan rendah tidak dapat menjawab dengan benar pada pertanyaan untuk menjelaskan prinsip garam sukar larut, menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan garam sukar larut secara kuantitatif, dan menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan garam sukar larut secara kuantitatif.

2. Terdapat troublesome knowledge, threhold concept dan miskonsepsi yang ditemukan ketika menganailisis profil model mental siswa. Sebagian besar siswa mengalami troublesome knowledge dalam mengidentifikasi spesi, menghitung kelarutan akibat pengaruh ion senama dan pH, dan dari penelitian diperoleh bahwa dari lima siswa yang menjawab perhitungan kelarutan garam sukar larut di dalam air dengan benar hanya satu siswa yang dapat memaknai nilai kelarutan tersebut. Pada siswa dengan kemampuan rendah mempunyai threshold concept yaitu konsep tetapan hasil kali kelarutan sehingga ketika menghitung kelarutan di dalam air, kelarutan di dalam ion senama, dan kelarutan akibat perubahan pH mengalami kesulitan. Miskonsepsi ditemukan pada beberapa siswa ketika diminta untuk menuliskan reaksi ionisasi garam. Siswa tersebut menganggap bahwa garam akan terionisasi di dalam air dengan muatan yang sama. Selain itu pada siswa kemampuan rendah menganggap bahwa koefisien reaksi tidak diikutsertakan dalam menuliskan rumusan konstanta kesetimbangan.

B.Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, beberapa saran yang diajukan diantaranya adalah :

1. Profil model mental yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan dirancang mengenai materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Dari hasil temuan juga didapat, perlu adanya perhatian khusus yang guru lakukan terutama untuk menjelaskan makna dari tetapan hasil kali kelarutan (Ksp).

(32)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

representasi sangat penting dipaparkan dengan jelas, karena berdasarkan hasil penelitian ini siswa sulit mengidentifikasi spesi yang berubah akibat pengaruh ion senama dan pH, artinya siswa masih minim dalam menggunakan level submikroskopik.

2. Profil model mental yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan bahan ajar pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang mempertautkan tiga level representasi sebagai salah satu upaya untuk mengatasi miskonsepsi dan kesulitan yang dimiliki siswa.

(33)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

|

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia Prinsip dan Aplikasinya Menuju Pembelajaran yang Efektif. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Balci, C. (2006). Conceptual Change Text Oriented Instruction To Facilitate Conceptual Change In Rate Of Reaction Concepts. (Thesis). Middle East Technical University.

Bonello, M. (2008). Sixth Grade Students’ Mental Models of Physical Education Concept: A Framework Theory Perspective. (Disertasi). University of Maryland.

Brown, et al. (2012). Chemistry The Central Science. USA : Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Bungin. B. (2007). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Chandrasegaran, Treagust, D.F., & Mocerino, M. (2007). The Development of a Two-Tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument For Evaluating Secondary School Students’ Ability To Describe and Explain Chemical Reaction Using Multiple Levels of Representation. Chemistry Education Research and Practice 8, (3), hlm 293-307.

Chittleborough, G.D. (2002). Constraint to the development of first year University Chemistry students’ mental model of Chemical Phenomena. Teaching and Learning : 2002 Focusing on the Student. Hlm 1-7

Chittleborough, Gail D. (2004). Models and Modeling in Science Education Multiple Representation in Chemical Education. Thesis Doctor Curtin University Australia : tidak diterbitkan.

Coll, Richard K. and Neil T. (2002), Mental Models In Chemistry: Senior Chemistry Student’s Mental Models of Chemical Bonding. Journal of Chemistry Education: Research and Practical in Europe, Vol. 3, No. 2, pp. 175-184.

Devetak, I., Vogrinc, J., & Glažar, S.A. (2007). Assessing 16-Year-Old Students

Understanding of Aqueous Solution at Submicroscopic Level. Springer : Research Science Education.

Eriksson, I. V. (2008). Science Education in the 21th Century. New York : Nova Science Publisher.

(34)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

|

Gilbert, J.K. (1998). Models and Modelling Routes to More Authentic Science Education. International Journal of Science and Mathematics Education, 2, hlm. 115-130.

Handayani, M.D. (2010). Implementasi Strategi Pembelajaran Intertekstual Pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan. Skripsi Jurusan pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Jansoon, N., Coll, R. K., dan Samsook, E. (2009). Understanding Mental Models of Dilution in Thai Students. International Journal of Environmental and Science Education. 4, (2), 147-168.

Jatmiko, Arum. (2010). Analisis miskonsepsi Materi Hasil Kali Kelarutan Dan Strategi Pemecahannya Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Boja. Skripsi: Jurusan Kimia FMIPA UNNES : tidak diterbitkan

Maharani, T.Y., Prayitno, & Yahmin. Menggali Pemahaman Siswa Sma Pada Konsep Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Dengan Menggunakan Tes Diagnostik Two-Tier. Universitas Negeri Malang : tidak diterbitkan

Marantika, R.N. (2014). Profil Model Mental Siswa Pada Penentuan ∆� Reaksi Penetralan Dengan TDM-IAE. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Moleong L.J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mayer, J & Land, R. (2003). Threshold Concepts and Troublesome Knowledge: Linkages to Ways of Thinking and Practising within the Diciplines. Enhacing Teaching-Learning Environments in Undergraduate Course. Nabilah, Andayani, Y., Laksmiwati, D., (2013). Analisis Tingkat Pemahaman

Konsep Siswa Kelas Xi Ipa Sman 3 Mataram Menggunakan One Tier Dan Two Tier Test Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Pijar MIPA,Vol. VIII No.2, September, hlm 64 - 69

Nasution, Efrida. (2012). Profil Model Mental Siswa dan Guru SMA Pada Materi Ikatan Ion. Skripsi Jurusan pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Okvasari,R. (2014). Profil Model Mental Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan dan hasil kali kelarutan. Skripsi Jurusan pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

(35)

Rizkia Chandra, 2015

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN TDM-IAE

|

Russell, J. W., Kozma, R. B., Jones, T., Wykoff, J., Marx, N., & Davis, J. (1997). Use of simultaneoussynchronized macroscopic, microscopic, and symbolic representations to enhance the teaching and learning of chemical concepts. Journal of Chemical Education, 74(3), 330-334.

Sahputra, A.R., Bella, S.T., & Erlina. (2012). Analisis Pemahaman Konseptua; dan Alogaritmik Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan SMAN 4 Pontianak. Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN : tidak diterbitkan.

Sendur, G., Toprak, M., Pekmez, E. (2010). “Analyzing of Students’ Misconceptions About Chemical Equilibrium.” Paper on International Conference on New Trends in Education and Their Implication. Antalya-Turkey.

Silberberg, M. S. (2007). Principles of General Chemistry. Newe York : McGraw-Hill.

Sirhan, G. (2007).Learning Difficulties in Chemistry: An Overview. Journal of Turkish Science Education. 4(2). Hlm 2-20.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Talanquer. V. (2011). Macro, Submicro, and Symbolic: Te many faces of the chemistry “triplet”. International Jurnal of Science Education. Vol. 33, No. 2, 15 January 2011, pp. 179-195

Tan, K. C. (2000). Development and Application of a Diagnostic Instrument to Evaluate Secondary Students’ Conceptions of Qualitative Analysis. Thesis Doctor Curtin University of Technology: tidak diterbitkan.

Treagust, D.F., Chittleborough, dan Mamiala, T. (2003). Students’ Understanding of The Role of Scienctific Models in Learning Science. International Journal Science Education. 24, (4), 397-368.

Wang, C. Y. (2007). The Role of Mental Modeling Ability, Content Knowledge, and Mental Models in General Chemistry Students’ Understanding About Molecular Polarity.Columbia: The Faculty of the Graduate School University of Missouri.

Whitten, K. W., Davis, R. E., Peck, L., dan Stanley. G. S. (2004). General Chemistry Seventh Edition. Thomson: Brooks Cole.

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian
Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban
Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)
Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berpijak dari kondisi faktual, maka secara konseptual yang penulis kemukakan mengandung pemikiran bahwa model kepemimpinan kepala sekolah yang efektif adalah

Despite the complex ity and diver sity of life the str uctur e of DNA is dependent on only 4 differ ent nucleotides. Diver sity is dependent on the nucleotide

Procalsitonin merupakan biomarker infeksi bakteri yang memilki hubungan dengan derajat keparahan PK yang dinilai dengan skor PSI sehingga PCT dapat digunakan untuk

Agar   semua   orang   dapat   mengetahuinya,   memerintahkan   pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten

Instrumen asesmen bahasa reseptif dan bahasa ekspresif yang tidak tersedia bagi anak tunarungu usia sekolah mengakibatkan layanan pendidikan yang diberikan tidak

Usaha khusus dapat dilakukan untuk menangani faktor pembatas tersebut dengan tujuan agar diperoleh tingkat kesesuaian lahan yang lebih baik yang akan berdampak pada hasil

Undang ­ Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Kelas S 2 (sesuai) : lahan ini memiliki faktor pembatas yang dapat mengurangi.. tingkat produksi atau keuntungan