• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh :

ISVANY SEPTA GUSTIANDI 0806455

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG

KAB. BANDUNG BARAT

Oleh

Isvany Septa Gustiandi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Isvany Septa Gustiandi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

ISVANY SEPTA GUSTIANDI (0806455)

ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PEMBIMBING I

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001

PEMBIMBING II

Drs. Jupri, MT NIP. 19600615 198803 1 003

Mengetahui :

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

(4)

ABSTRAK

Analisis Lokasi Sekolah Di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat

Oleh :

Isvany Septa Gustiandi (0806455)

Pertambahan jumlah penduduk cenderung diikuti oleh peningkatan kebutuhan fasilitas serta sarana untuk menunjang seluruh aktivitas penduduk, salah satunya adalah kebutuhan lahan untuk lokasi penyelengaraan pendidikan. Di Kecamatan Parongpong jumlah penduduk anak usia SMP, SMA cukup banyak namun anak yang sekolah di Kecamatan Parongpong begitu berbanding terbalik dengan anak usia sekolahnya namun pada tingkatan SD presentasenya sangat kecil, hal inilah yang menjadi tujuan untuk mengetahui daya tampung sekolah, mengetahui aksesbilitas penduduk, serta mengetahui faktor apa saja yang mendukung terhadap pemilihan lokasi sekolah.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan populasi wilayah dan populasi manusia meliputi seluruh warga dan wilayah Kecamatan Parongpong. Sampel sebanyak sebanyak 77 orang dari 3 desa, yaitu penduduk yang memiliki anak usia sekolah SD, SMP, dan SMA. Teknik pengumpulan data berupa, observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi. Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yaitu daya tampung, aksesbilitas, dan lokasi sekolah.

Analisis data menggunakan persentase. Hasil penelitian diketahui bahwa daya tampung sekolah pada tingkatan SD Sangat mencukupi untuk menampung jumlah anak usia sekolah, sedangkan pada tingkat SMP & SMA jumlah daya tampung dan jumlah sekolah masih sangat minim bahkan sangat kurang. Pada tingkat SD & SMP faktor aksesbilitas jarak yang dekat paling dominan berpengaruh. Penduduk yang rumahnya dekat dengan Kota Cimahi mereka lebih memilih bersekolah ke Kota Cimahi begitu juga kota lainnya, sedangkan pada tingkatan SMA faktor aksesbilitas tidak berpengaruh, banyak anak yang lokasi sekolahnya jauh dari tempat tinggalnya. Faktor pendukung pemilihan lokasi sekolah untuk tingkat SD dan SMP adalah jarak sedangkan untuk tingkat SMA adalah faktor fasilitas pendidikan dan daya tampung sekolah yang lebih menentukan.

(5)

ABSTRACT

The increase in population is likely to be followed by an increase in the needs of facilities as well as a means to support the entire population activities, one of which is the need of land for conducting educational locations. In subdistrict Parongpong population aged children junior high School and Senior High School pretty much but boy that Parongpong sub district schools amount to little, but at the level of primary school the percentage is very small, this is the purpose to know the capacity of the school, knowing the accessibility residents, as well as find out what factors support the choice of location of the school.

The research method used is descriptive method, with the population of the area and the human population covers the entire citizens and subdistrict Parongpong. Sample as many as 77 people from three villages, namely population who have school-aged children elementary, junior high School , and Senior high school. Techniques of data collection, observation, interviews, literary studies, and the study documentation. Free variables is, capacity, accessibility, and bound is the variable while the Location choice of location of the school.

Data analysis using a percentage. Results of the research note that the capacity of the school at the elementary level Is sufficient to accommodate the number of school age children, while in Junior High School levels & Senior high School amount of capacity and the number of schools is still very minimal even very less. At the elementary level & Junior High School factor accessibility close proximity most dominant effect. Residents whose house near the city of Cimahi they prefer to go to other cities as well as in Cimahi, while on a Senior High School level accessibility factors affecting many children in his school's location away from his home. Supporting site selection factors for elementary level School and junior high school is the Senior High School level as for the distance is a factor of education facilities and the capacity of the School is dictates.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..………...... i

KATA PENGANTAR ………..………... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ………..………...... iii

DAFTAR ISI ………..………... v

DAFTAR TABEL ………..………... viii

DAFTAR GAMBAR ………..…………..... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ………. 6

C. Tujuan Penelitian ………... 6

D. Manfaat Penelitian ………. 6

E. Definisi Operasional ……….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lokasi ………... 9

1. Pengertian Lokasi ………... 9

2. Teori Lokasi ………... 9

3. Jenis Lokasi ……… 12

4. Aksesbilitas ……… 12

B. Sekolah ………. 15

1. Tata cara pendirian Sekolah ………... 15

2. Kriteria penentuan Lokasi sekolah ………. 16

(7)

4. Standar Sarana, Prasarana Dan Daya Tampung Sekolah ………... 24

5. Ketersediaan Dokumentsi Administrasi ……….... 29

C. Penduduk ………. 29

1. Pengertian Penduduk ………. 29

2. Penduduk usia sekolah ………... 30

3. Partisipasi Penduduk Dalam Sekolah ……….... 32

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ………... 34

B. Variable Penelitian ………... 34

C. Populasi dan Sample ……… 35

D. Teknik Pengumpulan Data ………... 40

E. Teknik Analisi Data ………. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Daerah Penelitian ……….……… 44

1. Letak dan Luas ………... 44

2. Topografi ……… 46

3. Sumber Air .……… 46

4. Penggunaan Lahan……….. 47

5. Kondisi Sosial Penduduk ………... 49

B. Hasil Penelitian. ……….………..………. 53

1. Identitas Responden ……..……….……… 53

2. Daya tampung ………. 56

3. Aksesbilitas ………. 66

4. Faktor Lokasi ………...………... 81

(8)

BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI

A. Kesimpulan ……….. 106

B. Rekomendasi ……… 107

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Parongpong ………... 3

Tabel 1.2 Data Sekolah Kecamatan Parongpong ………... 4

Tabel 1.3 Data Anak Usia Sekolah Kec.Parongpong ………….……… 4

Tabel 2.1 Standar Jarak Dalam Kota ………. 13

Tabel 2.2 Kesesuaian Pembangunan Sekolah ……… 16

Tabel 2.3 Rasio Minimum Luas Lahan SD/MI ………. 18

Tabel 2.4 Luas Minimum Lahan Untuk SD/ MI ..………. 19

Tabel 2.5 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan SD/MI ..………. 19

Tabel 2.6 Luas Minimum Lantai Bangunan untuk SD/MI ……….. 19

Tabel 2.7 Rasio Luas Lahan SMP/MTS ……… 20

Tabel 2.8 Luas Minimum Lahan untuk SMP/MTs ……… 20

Tabel 2.9 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan SMP/MTS ……… 21

Tabel 2.10 Luas Minimum Lantai Bangunan untuk SMP/MTS ……….. 21

Tabel 2.11 Rasio Minimum Luas Lahan SMA/MA ………. 22

Tabel 2.12 Luas Minimum Lahan untuk SMA/MA ………. 22

Tabel 2.13 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan SMA/MA ……….. 23

Tabel 2.14 Luas Minimum Lantai Bangunan untuk SMA/MA ……….. 23

Tabel 2.15 Ketentuan Satuan Pendidikan Permendiknas No.24 SD/MI …………... 25

Tabel 2.16 Ketentuan Satuan Pendidikan Permendiknas No.24 SMP/MTS ……... 26

Tabel 2.17 Ketentuan Satuan Pendidikan Permendiknas No.24 SMA …………... 26

Tabel 2.18 Usia Standar Jenjang Pendidikan ……….... 33

Tabel 3.1 Variabel Penelitian ……….. 35

Tabel 3.2 Luas Wilayah Kecamatan Parongpong ……… 36

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk di Kecamatan Parongpong ……… 36

Tabel 3.4 Jumlah Sekolah dan Siswa di Kecamatan Parongpong ………... 37

(10)

Tabel 4.1 Sumber Air Bersih Kecamatan Parongpong ..…… ………... 46

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Kecamatan Parongpong ……… 47

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. …………. 49

Tabel 4.11 Responden Berdasarkan Mata Pencaharian …...……… 56

Tabel 4.12 Rombel Standar Diknas ………..………….…………... 57

Tabel 4.13 Data Anak Usia Sekolah/Desa ……….………... 58

Tabel 4.14 Daya Tampung SD Kecamatan Parongpong ……….. 59

Tabel 4.15 Perbandingan Daya Tampung ………...………. 60

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Daya Tampung ………. 61

Tabel 4.17 Daya Tampung SMP Kecamatan Parongpong ………... 62

Tabel 4.18 Perbandingan Daya Tampung ………...………. 63

Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Daya Tampung ………. 63

Tabel 4.20 Klasifikasi Daya Tampung ………. 64

(11)

Tabel 4.29 Jarak SMP Dari Rumah ………...……….. 71

Tabel 4.30 Jarak Menuju Pusat Kota …………..….……… 72

Tabel 4.31 Alat Transportasi Tingkat SMP ………...……….………. 73

Tabel 4.32 Waktu Tempuh Anak Usia SMP ……...………. 74

Tabel 4.33 Jarak SMA Dari Rumah ….……….……… 75

Tabel 4.34 Jarak Menuju Pusat Kota ……….…...……… 76

Tabel 4.35 Alat Transportasi Tingkat SMA ……….……….……… 77

Tabel 4.36 Waktu Tempuh ……….... 78

Tabel 4.37 Kemudahan Mendapatkan Transportasi …..……… 79

Tabel 4.38 Kondisi Jalan Menuju Sekolah …………...……… 80

Tabel 4.39 Lokasi Sekolah Anak Usia SD ……...……… 82

Tabel 4.40 Sekolah Dasar Yang Menjadi Tujuan ………..…………... 83

Tabel 4.41 Alasan Pemilihan Sekolah ……….………. 84

Tabel 4.42 Ketergantungan Terhadap SD …………..………... 85

Tabel 4.43 Lokasi Kesetrategisan SD ………..………. 86

Tabel 4.44 Lokasi Sekolah ………...……….... 86

Tabel 4.45 Lokasi SMP Yang Menjadi Tujuan ……….………... 88

Tabel 4.46 Alasan Pemilihan SMP …....………...……….……….….. 89

Tabel 4.47 Ketergantungan Sekolah ………..………... 90

Tabel 4.48 Lokasi SMA ……….…..……..………... 90

Tabel 4.49 SMA Yang Menjadi Tujuan ………..………... 92

Tabel 4.50 Alasan Pemilihan Sekolah …………...………..………..……... 93

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Parongpong .……….. 43

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Parongpong .………..… 45

Gambar 4.2 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Parongpong ………..….………….. 48

Gambar Diagram 4.3 Tingkat Pendidikan Responden ………...….. 55

Gambar Grafik 4.4 Presentase Jarak Lokasi Anak Sekolah ditingkat SD …..……... 67

Gambar Grafik 4.5 Transportasi Pada Anak Ditingkat SD ….……...….………... 69

Gambar Grafik 4.6 Waktu Tempuh SD ………...………...………..……… 70

Gambar Grafik 4.7 Presentase Jarak Lokasi Sekolah Pada Tingkat SMP ..…………. 71

Gambar Grafik 4.8 Transportasi Anak Sekolah Ditingkat SMP …...…….………….. 73

Gambar Diagram 4.9 Waktu Tempuh SMP ……..………..…...….….. 74

Gambar Diagram 4.10 Presentase Jarak Lokasi Sekolah Ditingkat SMA ……...…. 75

Gambar Grafik 4.11 Transportasi Yang Digunakan Pada Tingkat SMA ..………..… 77

Gambar Grafik 4.12 Waktu Tempuh Anak Usia SMA ………... 78

Gambar Diagram 4.13 Tingkat Kemudahan Dan Jangkauan Transportasi …...……... 79

Gambar diagram 4.14 Lokasi Sekolah Anak SD ……….………. 82

Gambar Grafik 4.15 Alasan Menyekolahkan Pada Tingkat SD ….……….…………. 89

Gambar Diagram 4.16 Lokasi Anak Sekolah Pada Tingkatan SMP …...…..……….. 87

Gambar Grafik 4.17 Alasan Menyekolahkan Pada Tingkat SMP ……….…………. 89

Gambar Diagram 4.18 Lokasi Anak Sekolah Pada Tingkatan SMP …...…..……….. 91

Gambar Diagram 4.19 Alasan Menyekolahkan Tingkat SMA ………. 93 Gambar 4.20 Peta sebaran sekolah Kecamatan Parongpong ………...……. 95

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini, hampir sebagian kota di Indonesia berkembang semakin pesat, di

tandai dengan laju pertumbuhan dan persebaran penduduknya lebih terpusat kepada

kota besar dan berkembang. Kota besar itu sendiri menyandang peran sebagai pusat

pusat kegiatan yang sangat dinamis dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan,

perekonomian, perdagangan, perindustrian dsb. Semuanya hampir terpusat di kota

besar, ditambah dengan ledakan penduduk membuat daerah perkotaan semakin

padat. Secara tidak langsung dengan adanya pusat-pusat kegiatan ini, dipastikan

akan membutuhkan berbagai pembangunan fasilitas sarana dan prasarana untuk

menunjang kegiatan tersebut.

Pada wilayah yang sedang berkembang seperti halnya Kota Cimahi dan

Kabupaten Bandung Barat, bertambahnya jumlah penduduk berdampak pula

terhadap perubahan penggunaan lahan, serta pembangunan berbagai fasilitas

pelayanan publik lainnya. Banyaknya kebutuhan akan bangunan membuat lahan

kosong dan lahan pertanian seperti persawahan terpaksa beralih fungsi. Hasil kajian

dan analisis Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI), tiap tahun sekitar 7,8

persen areal pertanian beralih fungsi menjadi perumahan, kawasan industri atau

pabrik dan lainnya. Sementara data kementerian PU mencatat, 30 persen lahan

irigasi mengalami kerusakan, namun data lain dari Kelompok Tani Nasional

Andalan (KTNA) menyebutkan alih fungsi lahan pertanian mencapai 45 persen per

tahun.

Perubahan lahan ini dominan terjadi daerah pinggiran kota dan kecamatan. Hal

ini dapat dilihat dari harga lahan yang semakin mahal menjadikan banyak investor

maupun perorangan berlomba–lomba mengalihkan sasarannya ke daerah pinggiran

kota. Seperti halnya Kecamatan Parongpong yang secara tidak langsung harga

(14)

2

masih bisa menguntungkan. Wilayah Kecamatan Parongpong yang lokasinya

bersebelahan dengan Kota Bandung dan masuk kedalam wilayah administrasi Kab.

Bandung Barat merupakan sebuah kecamatan peralihan yang sedang mengalami

proses perubahan, kecamatan ini strategis dan memiliki aksesbilitas yang tinggi,

orbitasi yang memudahkan terjangkaunya pelayanan umum yang terletak tidak jauh

dari kecamatan seperti sekolah, pertokoan, dan fasilitas – fasilitas umum lainnya,

serta di dukung dengan udara yang sejuk menjadikan kecamatan ini menjadi pilihan

penduduk pendatang untuk bermukim. Hal ini akan berakibat pada perubahan fisikal

seperti perkembangan potensi wilayah tata guna lahan, demografi, serta sarana

prasarana termasuk fasilitas pendidikannya.

Menurut Sumaatmadja, (1988:45) ”dalam pembangunan terdapat spatial

interaction concept yaitu keterkaitan antara satu tempat dengan tempat yang

lainnya” Interaksi juga akan meningkatkan pertumbuhan penduduk, akibat terjadinya migrasi. Penduduk yang terus bertambah berdampak terhadap permintaan

berbagai pelayanan termasuk pendidikan dsb. Konsekuensinya adalah berimbas

pada pola mobilitas penduduknya yang tidak merata. Banyaknya kebutuhan akan

bangunan membuat pemanfaatan fasilitas pendidikan terpusat pada kota – kota yang

relative memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

Pertumbuhan penduduk menjadi ciri utama sebuah daerah berkembang.

Pertambahan jumlah penduduk yang tidak diimbangi oleh penyediaan sarana

dan prasarana dapat menyebabkan suatu permasalahan penduduk, serta wilayah

tersebut menjadi termajinalkan. Tuntutan penyediaan berbagai sarana dan

prasarana seperti prasarana pendidikan, kesehatan, transportasi dsb, akan meningkat

sejalan dengan makin bertambahnya jumlah penduduk di kecamatan tersebut.

Dengan jumlah penduduk yang tidak merata, pemerintah harus mempersiapkan

berbagai sarana dan prasarana untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan

penduduknya. Berikut adalah data penduduk dari badan statistik kab. Bandung Barat

(15)

3

Bps kabupaten bandung barat tahun 2008 - 2011

Dari pertumbuhan penduduk di atas dipastikan setiap tahunnya penduduk akan

membutuhkan fasilitas pelayanan publik terutama fasilitas pendidikan untuk

sekolah. Menurut Undang-undang republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional bab XII pasal 45 ayat 1 tentang sarana dan

prasarana pendidikan, menyatakan bahwa : setiap satuan pendidikan formal dan

nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan

pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi, kecerdasan

intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Sarana prasarana sangat

perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing terhadap

pesatnya teknologi. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik,

pemerintah memberikan fasilitas kepada warga negaranya untuk mendapatkan

pendidikan secara formal, dengan cara perluasan kesempatan belajar dengan

dibangunnya sekolah, namun pada dasarnya pendidikan itu tidak dibatasi oleh

ruang dan waktu, karena untuk memperoleh pendidikan tidak hanya di sekolah

formal saja. Akan tetapi sekolah itu sendiri merupakan sarana pengontrol yang

tepat untuk mengembangkan potensi individu dan karakteristik anak.

Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu proses untuk mencapai keadaan yang

lebih baik untuk masa yang akan datang melalui pemilihan alternative rencana yang

rasional, sistematis, mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya,

(16)

4

meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien sehingga proses pendidikan

itu dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat.

Sarana prasaran sangat dibutuhkan untuk menghasilkan KBM yang efektif

dan efisien. Dan dibawah ini menunjukkan data jumlah sekolah SD, SMP, SMA

serta elemen yang terlibat didalamnya di Kecamatan Parongpong:

Tabel 1.2

Sumber : disdikpora kab bandung barat 2011

Tabel 1.3

Data Anak Usia Sekolah Kecamatan Parongpong

No Data Anak Usia

Jumlah fasilitas pendidikan seperti sekolah di Kecamatan Parongpong

terbilang sudah mencukupi. Berdasarkan data monografi, penduduk usia sekolah di

Kecamatan Parongpong begitu banyak jumlahnya, hal yang menjadi pertanyaan

adalah anak yang bersekolah di Kecamatan Parongpong berbanding terbalik dengan

(17)

5

namun pada tingkatan SMP dan SMA jumlah siswa lebih sedikit dari AUS (Anak

Usia Sekolah), ditambah jumlah SMP dan SMA yang bisa terbilang masih sangat

minim. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat perkotaan relatif lebih

tinggi bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan, serta fasilitas-fasilitas

pendidikan di wilayah perkotaan lebih maju ketimbang yang berada di desa. Mugkin

hal ini yang menarik minat anak-anak desa untuk menentukan lokasi belajar disana,

agar tidak kalah bersaing demi memperoleh pendidikan yang lebih maju, menguasai

teknologi secara baik, mempelajari ilmu pengetahuan secara global, dan juga tentu

saja didorong oleh keinginan merubah nasib, mereka yakin bahwa iptek memiliki

kemanfaatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Pada kenyataanya sarana dan prasarana yang lengkap sebagian besar terdapat

di pusat kota dan tidak menyebar secara merata. Dilihat secara garis besar hal inilah

yang menjadi penentuan pemilihan lokasi sekolah, namun dilihat dari sisi lain faktor

yang menentukan lokasi sekolah bukan hanya dari segi kualitas saja masih banyak

faktor lain. Sesuai yang dikemukakan Christaller (dalam Sumaatmadja, 1988:122)

mengemukakan bahwa tempat yang lokasinya sentral adalah tempat yang

memungkinkan partisipasi manusia yang jumlahnya maksimum, baik bagi

mereka yang terlibat dalam aktifitas pelayanan, maupun yang menjadi

konsumen dari barang-barang dan pelayanan yang dihasilkannya”.

Hal ini juga memungkinkan akan terjadinya persebaran serta pola mobilitas

penduduk usia sekolah yang tidak merata dikarenakan berbagai faktor yang

mendukung terhadap pemilihan lokasi sekolah tersebut. Masalah inilah yang

(18)

6

B. Rumusan Masalah

Kecamatan Parongpong merupakan suatu wilayah yang sedang mengalami

perkembangan, Hal ini yang menyebabkan pola mobilitas dan perseban lokasi

sekolah tidak merata. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas di

temukan suatu rumusan masalah yang menjadi perhatian utama yaitu :

1. Bagaimanakah daya tampung sekolah di kecamatan Parongpong ?

2. Bagaimanakah aksesbilitas penduduk terhadap lokasi sekolah di kecamatan

Parongpong ?

3. Faktor apakah yang mendukung pemilihan lokasi sekolah di kecamatan

Parongpong ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang tertera, maka tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalagh sebagai berikut :

1. Mengetahui daya tampung dan persebaran lokasi sekolah di kecamatan

Parongpong.

2. Mengetahui aksesbilitas penduduk terutama pada anak usia sekolah di

kecamatan Parongpong.

3. Mengetahui faktor faktor apa saja yang mendukung terhadap pemilihan lokasi

sekolah di Kecamatan Parongpong.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan gambaran dan informasi umum terhadap suatu pola tingkah laku

masyarakat di Kecamatan Parongpong.

2. Sebagai sarana berfikir serta meningkatkan nalar dan logika terutama bagi

penulis umumnya bagi pembaca.

3. Sebagai studi banding teori yang ada dengan dilapangan.

4. Sebagai bahan pustaka atau referensi bagi peneliti selanjutnya.

5. Memberikan bahan masukan bagi pemerintah setempat dan penduduk kecamatan

(19)

7

E. Definisi Operasional 1. Daya Tampung Sekolah

Daya tampung sekolah adalah kemampuan setiap sekolah untuk menerima

jumlah siswa dalam kapasitas yang sudah ditentukan oleh Departemen Pendidikan

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah umum serta Departemen

Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 1997/1998, dalam

mekanisme pendirian sekolah.

2. Sekolah

Menurut Deparetemen Pendidikan Nasional sekolah merupakan wahana atau

lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi

pelajaran. UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 14 menyebutkan bahwa jenjang

pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi.

A. Pengertian Sekolah : Sekolah Dasar (SD)

Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di

Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1

sampai kelas 6. Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun.

B. Pengertian Sekolah : Sekolah Menengah Pertama ( SMP)

Sekolah Menengah Pertama ( SMP) merupakan jenjang pendidikan dasar

formal di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) atau

yang sederajat. Sekolah Menengah Pertama dilaksanakan dalam kurun waktu 3

tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Pelajar sekolah menengah pertama

umumnya berusia 13-15 tahun.

C. Pengertian Sekolah : Sekolah Menengah Atas ( SMA)

Dalam (UU Nomor 20 Tahun 2003) pasal 18 dijelaskan yang dimaksud

dengan pendidikan menengah adalah lanjutan pendidikan dasar. Sekolah

(20)

8

sampai kelas 12. Pada tahun kedua (di kelas 11). Umumnya pelajar Sekolah

Menengah Atas berusia 16-18 tahun. Sumber: Diknas

3. Aksesbilitas

Menurut Kencanawati (1998:4), aksesibilitas berasal dari kata

accessibility merupakan bahasa Inggris yaitu hal yang dapat masuk/hal yang

mudah dicapai/hal yang mudah dijangkau. Aksesibilitas dapat diartikan pula

sebagai kemudahan atau keterjangkauan terhadap suatu objek yang ada di

permukaan bumi. Terkait dengan lokasi maka salah satu faktor yang

menentukan apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah

tingkat aksesibilitas. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor jarak

(adalah panjang lintasan yang menghubungkan dua titik), kemudahan transportasi,

biaya angkutan serta waktu tempuh yang kaitannya dengan pemilihan lokasi

sekolah.

4. Lokasi

Menurut Kartawidjaja et al. (2001: 9) “Lokasi adalah posisi suatu

tempat, benda, peristiwa atau gejala di permukaan bumi dalam hubungannya

dengan tempat, gejala atau peristiwa lain”. Dari pengertian tersebut, dapat

dikatakan bahwa lokasi merupakan konsep yang sangat penting dalam

menganalisa suatu ruang di permukaan bumi. Karena dapat menunjukan posisi

suatu tempat atau gejala yang dikaji lebih khusus, baik aspek fisik, sosial,

(21)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan meliputi, metode penelitian, variabel

penelitian, populasi dan sampel penelitian, tekhnik pengumpulan data, tekhnik

analisis data, dan tekhnik penyajian hasil analisis data. Metode penelitian itu sendiri

digunakan untuk memperoleh pemecahan suatu masalah dari penelitian. Menurut

Surakhmad (1986 : 131). Metode penelitian adalah suatu cara kerja yang membagi

hipotesa atau anggapan dasar dengan menggunakan teknik serta alat – alat tertentu. Metode yang digunakan alam penelitian ini adalah metode deskriftif. Metode

deskriptif menurut Tika (2005:4) adalah:

Penelitian yang lebih mengarahkan pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Di samping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya. Hasil penelitiannya adalah difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dan objek yang diteliti.

Berdasarkan pernyataan tersebut metode deskriptif dapat memberikan

gambaran, sifat-sifat serta hubungan atau ilustrasi yang dilukiskan secara sistematik

mengenai fakta-fakta suatu fenomena yang akan diteliti di kecamatan Parongpong.

B. Variable Penelitian

Menurut Arikunto (2006:116) variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi

yang menjadi objek penelitian. Oleh karena itu Variabel merupakan objek terhadap

permasalahan atau gejala yang akan dikaji yang tujuannya untuk memahami dan

menafsirkan relasi sebab dan akibat dalam suatu penelitian.

(22)

35

mengungkapkan variabel untuk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor didalam setiap

gejala yang termasuk variabel tersebut, penelitian seperti ini disebut variabel tunggal.

karena permasalahan yang terdapat dalam variable bersifat dalam bagan di

bawah ini :

Menurut Tika (2005:24), populasi adalah himpunan individu atau objek yang

banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Berdasarkan dari pengertian di atas maka

populasi yang akan diteliti meliputi populasi wilayah dan populasi penduduk.

Populasi wilayah dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah kecamatan

Parongpong yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Bandung Barat yang

(23)

36

pendidikan, pemilihan lokasi sekolah, aksesbilitas serta komponen-komponen yang

terdapat pada ruang lingkup pada wilayah tersebut. Untuk lebih jelasnya terdapat

pada tabel di bawah ini :

Sumber : Data Monografi Kecamatan Parongpong 2011

Sedangkan populasi manusia meliputi seluruh penduduk yang memiliki anak

yang masih berada dalam usia sekolah baik ditingkatan SD, SMP, SMA di

kecamatan Parongpong.

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Di Kecamatan Parongpong

No Tahun Jumlah

(24)

37

Tabel 3.4

Jumlah Sekolah Dan Siswa Di Kecamatan Parongpong

No Tingkatan

Sumber : Data Monografi Kecamatan Parongpong 2011

2. Sample

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang sedang diteliti (Arikunto,

2006:131). Dalam penarikan sampel tidak ada ketentuan angka yang pasti mengenai

besarnya jumlah sampel yang harus diambil, yang paling utama adalah sampel harus

bisa mewakili sifat populasi. sumaatmadja (1988:112). Mengenai ukuran sampel ini

M. Iqbal Hasan (2002:25) mengutip pendapat Bailey bahwa penelitian yang

menggunakan analisis data statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30.

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

probability sampling, dengan mempertimbangkan bahwa karakteristik yang dimiliki

oleh responden dianggap sama.

a. Sampel wilayah pada penelitian ini ada 3 desa yang berada di kecamatan Parongpong yaitu desa Ciwaruga, Cihideung dan Cihanjuang dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 3.5

Jumlah Sampel Penduduk /Desa Kecamatan Parongpong

No Nama Desa Jumlah Penduduk/Desa

(25)

38

V = Variabel, yang diperoleh dengan menggunakan rumus:

V = √p(100p)

� = � ℎ

� ℎ� � � �100

C = batas kepercayaan (Confidence limit) diambil 10%

(26)

39

Setelah digunakan perhitungan secara sistematis maka ditentukan jumlah

sampel dalam penelitian di kecamatan parongpong ini adalah sebesar 77 sampel

pada setiap tingkatan SD, SMP, SMA yang terbagi kedalam 3 desa. Sampel 3 desa

tersebut diambil berdasarkan dengan jumlah KK dan desa-desa tersebut merupakan

daerah pinggiran kota yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung, Cimahi,

Lembang. Jadi dimungkinkan daerah tersebut tingkat mobilitas penduduknya sangat

tinggi. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan di bawah ini:

1. Desa Ciwaruga prosentasenya = 4436

13331 × 77 = 25.62

maka jumlah sampel penduduknya adalah 26.

2. Desa Cihideung prosentasenya = 4093

13331 × 77 = 23.64

(27)

40

3. Desa Cihanjuang prosentasenya = 4802

13331 × 77 = 27.73

maka jumlah sampel penduduknya adalah 28.

D. Teknik Pengumpulan Data

Setelah metode penelitian dilakukan maka langkah selanjutnya yaitu teknik

pengumpulan data. Hal ini bertujuan untuk melengkapi serta mendapatkan data

informasi yang sesuai untuk mencari kejelasan dalam masalah penelitian . Teknik

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Menurut Hadari (1991:100) bahwa “Observasi biasa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada

objek penelitian”. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk melakukan

penelitian adalah pedoman observasi. Pelaksanaan observasi dilapangan, dilakukan

dengan cara pengamatan langsung data yang dimaksud adalah untuk memperoleh

mendapatkan data mengenai aksesbilitas, kondisi jalan, lokasi dan letak sekolah di

Kecamatan Parongpong.

b. Wawancara

Menurut Koentjarangningrat (1981:129) mengemukakan bahwa “Wawancara adalah suatu proses untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang

responden penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka”. Dalam penelitian ini Teknik wawancara dilakukan menggunakan pedoman wawancara

yang sudah di jadikan sampel dalam desain penelitian. Dalam penelitian ini

responden yang dijadikan responden adalah penduduk yang memiliki anak usia

sekolah di Kecamatan Parongpong. Teknik wawancara ini bertujuan bertujuan untuk

mendapatkan informasi atau data mengenai faktor aksesbilitas, jarak, lokasi serta

(28)

41

parongpong beserta faktor penyebabnya dengan cara bertanya langsung kepada

responden.

c. Studi Literatur

Penelitian yang memenuhi syarat tidak dapat dilaksanakan tanpa menguasai

materi atau teori, prinsip dan konsep serta yang berlaku pada bidang geografi dan

ilmu penelitian, sumaatmadja (1988 :110). Untuk melengkapi data serta sumber

untuk penelitian yang bersifat teoritis penulis mengumpulkan data dengan cara

mencari dan mempelajari buku-buku, artikel, serta skripsi hasil dari penelitian yang

terdahulu yang terkait dengan permasalahan pemilihan lokasi sekolah.

d. Studi Dokumentasi

Menurut Irwan (1995:70), studi dokumentasi merupakan tekhnik pengambilan

data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Data yang diperoleh

berasal dari berbagai sumber relevan dengan mencari informasi - informasi yang

bersifat dokumenter, hal ini dilakukan untuk melengkapi data-data yg didapat

bersifat sekunder yaitu berupa data dan informasi dari lembaga atau instansi yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Data yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah data mengenai monografi Kecamatan Parongpong , data jumlah

penduduk usia sekolah dan data daya tampung sekolah di kecamatan Parongpong.

E. Teknik Analisis Data

a. Pemeriksaan data yang terkumpul, melakukan pemeriksaan ulang terhadap

instrument dan kelengkapan pengisian sehingga memudahkan dalam

pengolahan data.

b. Pengelompokan data, pengelompokkan data kembali dilakukan untuk

mengetahui apakah data tersebut memenuhi atau belum dengan pertanyaan

penelitian.

c. Penyajian data tersusun

d. Data angka-angka hasil penghitungan yang terkumpul ditabulasi dengan cara

(29)

42

dapat diperoleh prosentasi, kemudian diklasifikasi dalam bentuk tabel-tabel

data.

Tabulasi data ini digunakan rumus statistic untuk mencari perhitungan presentasi

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

� =

x 100%

Keterangan:

P = Prosentase

f =Frekuensi setiap kategori jawaban/data yang didapat

n = Jumlah responden

100 % = Konstanta

e. Melakukan analisis dan penafsiran data sesuai dengan hasil penelitian untuk

memudahkan penganalisisan data, maka digunakan kategori sebagai berikut:

0% = Tak seorangpun

1-24% = Sebagian kecil

25-49% = Hampir setengahnya

50% = Setengahnya

51-74% = Sebagian besar

75-99% = Hampir seluruhnya

100% = Seluruhnya

Sumber: arikunto (2002 : 5 )

g. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan pada tahap akhir

analisis data penelitian dari apa yang telah disusun berdasarkan perolehan

(30)
(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasasarkan hasil analisis dan penelitian dilapangan mengenai analisis

lokasi sekolah didapatkan hasil untuk menjawab rumusan permasalahan.

1. Daya tampung SD di Kecamatan Parongpong sudah sangat mencukupi dan dapat

menampung seluruh jumlah anak usia sekolah. Pada tingkat SMP sekolah di

Kecamatan Parongpong terdapat 7 unit, berdasarkan perhitungan daya tampung

SMP di Kecamatan Parongpong jumlah daya tampungnya masih kurang dan

tidak dapat menampung jumlah anak usia sekolahnya. Sedangkan untuk tingkat

SMA di Kecamatan Parongpong terdapat hanya terdapat 1 unit SMA dan SMK .

jumlah sekolah pada tingkatan SMA di Kecamatan Parongpong sangat kurang

apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah yang begitu banyak.

2. Aksesbilitas kecamatan Parongpong sangat tinggi karena penduduknya banyak

melakukan mobilitas untuk melakukan aktivitas terutama sekolah, kondisi

sistem jaringan jalannya dari segi dimensasi jalan dan fungsi jalan, merupakan

jalan arteri primer dan kolektor primer. Pada tingkatan anak SD hampir 84%

memilih sekolah karena faktor jarak yang dekat dengan tempat tinggal yang

jaraknya < 1km dengan waktu tempuh < 10 menit para orang tua beralasan anak

belum berani dan masih membutuhkan pengawasan. Sama halnya dengan tingkat

SD untuk SMP faktor aksesbilitas menjadi hal utama rata-rata jarak yang

ditempuh untuk pergi ke sekolah 1-5 km waktu yg ditempuh dengan

menggunakan kendaraan sekitar 10-15 menit. untuk tingkatan SMA faktor

aksesbilitas bukan menjadi tolak ukur utama karena sebagian besar responden

memilih sekolah jauh dari tempat tinggal bahkan keluar dari batas administrasi

kecamatan parongpong walaupun jarak jauh dan waktu tempuh lama dan biaya

(32)

107

3. Pada tingkat SD alasan menyekolahkan anaknya pada sekolah yang dituju adalah

karena faktor jarak. Pada tingkatan SMP faktor yang menjadi alasan para orang

tua meyekolahkan anaknya pada sekolah yang dituju adalah masih karena alasan

aksesbilitas terutama dalam hal jarak dengan menyekolahkan dengan jarak dekat

maka akan menghemat biaya pengeluaran. Sedangkan pada tingkatan SMA

sebagian besar penduduk menyekolahkan. Penduduk lebih cenderung

menyekolahkan anaknya di luar Kec. Parongpong dengan alasan karena fasilitas

belajar dan jumlah sekolah yang masih minim . hal ini diperkuat dengan hasil

perhitungan analisis daya tampung.

B. Rekomendasi

Setelah diadakan penelitian maka ditemukan beberapa rekomendasi bagi

peneliti selanjutnya beserta dinas terkait untuk pengembangan sekolah yang berada

di Kecamatan Parongpong :

1. Ada beberapa kekurangan mengenai penelitian ini diantaranya masih banyak

kajian-kajian yang perlu dikaji dikarenakan keterbatasan peneliti diantaranya,

pemilihan sekolah, aksesbilitas, serta faktor geografis yang lebih detail yang

hubungannya dengan kondisi Sosial penduduk karena dalam penelitian ini hanya

dijelaskan faktor yang mendukungnya saja. Serta permasalahan partisipasi

penduduk anak usia sekolah terhadap pendidikan, dalam data terdapat anak usia

sekolah yang tidak sekolah padahal dalam era sekarang pendidikan sangatlah

penting, tentu saja hal ini dapat dikaji menjadi permasalahan yang menarik.

2. Perlunya adanya peningkatan jumlah sekolah , karena pada segi kuota jumlah

sekolah yang ada belum mencukupi, terutama pada tingkatan SMA sekolah

sangat minim Sekali, hal ini tidak sebanding dengan jumlah anak sekolah yang

ada menyebabkan penduduk mencari slternatif lain mencari sekolah di luar

Parongpong walaupun jarak yang ditempuh jauh.

3. Aksesbilitas di Kecamatan Parongpong terutama jalan di dusun-dusun dan bukan

jalan utama bisa dibilang tipe jalannya kurang memadai, perlu adanya perbaikan

(33)

108

4. Kualitas dan kuantitas pendidikan atau sekolah di Kecamatan Parongpong

sebaiknya lebih di tingkatkan untuk mendapat simpati penduduk sekitar, agar

lebih mudah menarik daya serap anak sekolah didaerahnya.

5. Dilihat dari data anak usia sekolah yang begitu banyak , dari sekian % ada

beberapa anak yang tidak sekolah, sebaiknya pemerintah lebih mencanangkan

sekolah gratis atau sekolah murah untuk penduduk yang ekonominya lemah, dan

member penyuluhan kepada para penduduk bahwa betapa pentingnya

(34)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..………...... i

KATA PENGANTAR ………..………... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ………..………...... iii

DAFTAR ISI ………..………... v

DAFTAR TABEL ………..………... viii

DAFTAR GAMBAR ………..…………..... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ………. 6

C. Tujuan Penelitian ………... 6

D. Manfaat Penelitian ………. 6

E. Definisi Operasional ……….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lokasi ………... 9

1. Pengertian Lokasi ………... 9

2. Teori Lokasi ………... 9

3. Jenis Lokasi ……… 12

4. Aksesbilitas ……… 12

B. Sekolah ………. 15

1. Tata cara pendirian Sekolah ………... 15

2. Kriteria penentuan Lokasi sekolah ………. 16

(35)

4. Standar Sarana, Prasarana Dan Daya Tampung Sekolah ………... 24

5. Ketersediaan Dokumentsi Administrasi ……….... 29

C. Penduduk ………. 29

1. Pengertian Penduduk ………. 29

2. Penduduk usia sekolah ………... 30

3. Partisipasi Penduduk Dalam Sekolah ……….... 32

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ………... 34

B. Variable Penelitian ………... 34

C. Populasi dan Sample ……… 35

D. Teknik Pengumpulan Data ………... 40

E. Teknik Analisi Data ………. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Daerah Penelitian ……….……… 44

1. Letak dan Luas ………... 44

2. Topografi ……… 46

3. Sumber Air .……… 46

4. Penggunaan Lahan……….. 47

5. Kondisi Sosial Penduduk ………... 49

B. Hasil Penelitian. ……….………..………. 53

1. Identitas Responden ……..……….……… 53

2. Daya tampung ………. 56

3. Aksesbilitas ………. 66

4. Faktor Lokasi ………...………... 81

(36)

BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI

A. Kesimpulan ……….. 106

B. Rekomendasi ……… 107

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(37)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Parongpong ………... 3

Tabel 1.2 Data Sekolah Kecamatan Parongpong ………... 4

Tabel 1.3 Data Anak Usia Sekolah Kec.Parongpong ………….……… 4

Tabel 2.1 Standar Jarak Dalam Kota ………. 13

Tabel 2.2 Kesesuaian Pembangunan Sekolah ……… 16

Tabel 2.3 Rasio Minimum Luas Lahan SD/MI ………. 18

Tabel 2.4 Luas Minimum Lahan Untuk SD/ MI ..………. 19

Tabel 2.5 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan SD/MI ..………. 19

Tabel 2.6 Luas Minimum Lantai Bangunan untuk SD/MI ……….. 19

Tabel 2.7 Rasio Luas Lahan SMP/MTS ……… 20

Tabel 2.8 Luas Minimum Lahan untuk SMP/MTs ……… 20

Tabel 2.9 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan SMP/MTS ……… 21

Tabel 2.10 Luas Minimum Lantai Bangunan untuk SMP/MTS ……….. 21

Tabel 2.11 Rasio Minimum Luas Lahan SMA/MA ………. 22

Tabel 2.12 Luas Minimum Lahan untuk SMA/MA ………. 22

Tabel 2.13 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan SMA/MA ……….. 23

Tabel 2.14 Luas Minimum Lantai Bangunan untuk SMA/MA ……….. 23

Tabel 2.15 Ketentuan Satuan Pendidikan Permendiknas No.24 SD/MI …………... 25

Tabel 2.16 Ketentuan Satuan Pendidikan Permendiknas No.24 SMP/MTS ……... 26

Tabel 2.17 Ketentuan Satuan Pendidikan Permendiknas No.24 SMA …………... 26

Tabel 2.18 Usia Standar Jenjang Pendidikan ……….... 33

Tabel 3.1 Variabel Penelitian ……….. 35

Tabel 3.2 Luas Wilayah Kecamatan Parongpong ……… 36

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk di Kecamatan Parongpong ……… 36

Tabel 3.4 Jumlah Sekolah dan Siswa di Kecamatan Parongpong ………... 37

(38)

Tabel 4.1 Sumber Air Bersih Kecamatan Parongpong ..…… ………... 46

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Kecamatan Parongpong ……… 47

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. …………. 49

Tabel 4.11 Responden Berdasarkan Mata Pencaharian …...……… 56

Tabel 4.12 Rombel Standar Diknas ………..………….…………... 57

Tabel 4.13 Data Anak Usia Sekolah/Desa ……….………... 58

Tabel 4.14 Daya Tampung SD Kecamatan Parongpong ……….. 59

Tabel 4.15 Perbandingan Daya Tampung ………...………. 60

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Daya Tampung ………. 61

Tabel 4.17 Daya Tampung SMP Kecamatan Parongpong ………... 62

Tabel 4.18 Perbandingan Daya Tampung ………...………. 63

Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Daya Tampung ………. 63

Tabel 4.20 Klasifikasi Daya Tampung ………. 64

(39)

Tabel 4.29 Jarak SMP Dari Rumah ………...……….. 71

Tabel 4.30 Jarak Menuju Pusat Kota …………..….……… 72

Tabel 4.31 Alat Transportasi Tingkat SMP ………...……….………. 73

Tabel 4.32 Waktu Tempuh Anak Usia SMP ……...………. 74

Tabel 4.33 Jarak SMA Dari Rumah ….……….……… 75

Tabel 4.34 Jarak Menuju Pusat Kota ……….…...……… 76

Tabel 4.35 Alat Transportasi Tingkat SMA ……….……….……… 77

Tabel 4.36 Waktu Tempuh ……….... 78

Tabel 4.37 Kemudahan Mendapatkan Transportasi …..……… 79

Tabel 4.38 Kondisi Jalan Menuju Sekolah …………...……… 80

Tabel 4.39 Lokasi Sekolah Anak Usia SD ……...……… 82

Tabel 4.40 Sekolah Dasar Yang Menjadi Tujuan ………..…………... 83

Tabel 4.41 Alasan Pemilihan Sekolah ……….………. 84

Tabel 4.42 Ketergantungan Terhadap SD …………..………... 85

Tabel 4.43 Lokasi Kesetrategisan SD ………..………. 86

Tabel 4.44 Lokasi Sekolah ………...……….... 86

Tabel 4.45 Lokasi SMP Yang Menjadi Tujuan ……….………... 88

Tabel 4.46 Alasan Pemilihan SMP …....………...……….……….….. 89

Tabel 4.47 Ketergantungan Sekolah ………..………... 90

Tabel 4.48 Lokasi SMA ……….…..……..………... 90

Tabel 4.49 SMA Yang Menjadi Tujuan ………..………... 92

Tabel 4.50 Alasan Pemilihan Sekolah …………...………..………..……... 93

(40)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Parongpong .……….. 43

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Parongpong .………..… 45

Gambar 4.2 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Parongpong ………..….………….. 48

Gambar Diagram 4.3 Tingkat Pendidikan Responden ………...….. 55

Gambar Grafik 4.4 Presentase Jarak Lokasi Anak Sekolah ditingkat SD …..……... 67

Gambar Grafik 4.5 Transportasi Pada Anak Ditingkat SD ….……...….………... 69

Gambar Grafik 4.6 Waktu Tempuh SD ………...………...………..……… 70

Gambar Grafik 4.7 Presentase Jarak Lokasi Sekolah Pada Tingkat SMP ..…………. 71

Gambar Grafik 4.8 Transportasi Anak Sekolah Ditingkat SMP …...…….………….. 73

Gambar Diagram 4.9 Waktu Tempuh SMP ……..………..…...….….. 74

Gambar Diagram 4.10 Presentase Jarak Lokasi Sekolah Ditingkat SMA ……...…. 75

Gambar Grafik 4.11 Transportasi Yang Digunakan Pada Tingkat SMA ..………..… 77

Gambar Grafik 4.12 Waktu Tempuh Anak Usia SMA ………... 78

Gambar Diagram 4.13 Tingkat Kemudahan Dan Jangkauan Transportasi …...……... 79

Gambar diagram 4.14 Lokasi Sekolah Anak SD ……….………. 82

Gambar Grafik 4.15 Alasan Menyekolahkan Pada Tingkat SD ….……….…………. 89

Gambar Diagram 4.16 Lokasi Anak Sekolah Pada Tingkatan SMP …...…..……….. 87

Gambar Grafik 4.17 Alasan Menyekolahkan Pada Tingkat SMP ……….…………. 89

Gambar Diagram 4.18 Lokasi Anak Sekolah Pada Tingkatan SMP …...…..……….. 91

Gambar Diagram 4.19 Alasan Menyekolahkan Tingkat SMA ………. 93 Gambar 4.20 Peta sebaran sekolah Kecamatan Parongpong ………...……. 95

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kec. Parongong
Tabel 1.2 Data Sekolah Kecamatan Parongpong
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Jumlah  Penduduk Di Kecamatan Parongpong
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sistem ini telah dapat mengendalikan greenhouse secara otomatis sesuai dengan nilai yang dibutuhkan tanaman sawi yaitu untuk suhu adalah 15°C - 25°C, pada

Iklim Investasi yang Kondusif pada UMKM dalam Rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN.. Jurnal Ekonomika Vol 1,

Sistem Pakar adalah program komputer yang berfungsi dengan cara yang sama seperti ahli manusia, yaitu dengan memberi advis pemakai mengenai cara pemecahan masalah. Pembuatan

subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek. Metode yang

1) Kurangnya hubungan suatu masyarakat dengan masyarakat lain, sehingga keterasingan hidup anggota masyarakat yang demikian sering kali tidak mengetahui perkembangan

Ketua Tim Penilai Jabatan Dosen Pusat/ Perguruan Tinggi Negeri/Perguruan Tinggi.

secara bertahap dan terencana PNS dan Pegawai Tetap Non PNS, Pegawai Tidak Tetap yang Bertugas di Instansi Pemerintahan Batang (5) sumberdaya aparatur pemerintah daerah

Haruman, Tendi &amp; Rahayu, Sri, 2007, Penyusunan Anggaran Perusahaan, Edisi kedua, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Munandar, M, 2001, Budgeting, Perencanaan kerja