FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK
REKREASI
(Studi Kasus: Lembaga Lanjut Usia Indonesia Prov. Jawa Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Oleh:
Irfan Rifa’i 1105314
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK
REKREASI
(Studi Kasus: Lembaga Lanjut Usia Indonesia Prov. Jawa Barat)
Oleh Irfan Rifa’i
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pariwisata Program Studi Manajemen Resort dan Leisure Pada Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
©Irfan Rifa’i, 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober - 2015
Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Irfan Rifa’i 1105314
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA
DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
(Studi Kasus: Lembaga Lanjut Usia Indonesia Prov. Jawa Barat)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Hj. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001
Pembimbing II
Rosita, S.S, M.A. NIP. 19781019 200604 2 001.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure
SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA
Hari, Tanggal : Rabu, 28 Oktober 2015
Waktu : 8.30 WIB s/d Selesai
Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Lantai II Ruang Sidang
Universitas Pendidikan Indonesia
Panitia Ujian Sidang Terdiri Dari :
Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi. M.Si.
Sekretaris : Fitri Rahmafitria SP., M.Si.
Anggota : 1. Dr. Elly Malihah, M.Si.
2. Dr. H Aceng Kosasih, M.Ag.
3. Wida Budiarti, S.Pd.
4. Ahmad Hidayat
Penguji : Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S.
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI (Studi Kasus: Lembaga Lanjut Usia Indonesia Prov. Jawa Barat)
ABSTRAK oleh Irfan Rifa’i NIM: 1105314
Keberhasilan Indonesia dalam program menurunkan tingkat kelahiran dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, sehingga meningkatkan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) bertambah dalam sebuah populasi. yaitu jumlah penduduk lanjut usia (lansia) yang bertambah dalam sebuah populasi. Penduduk usia lanjut memiliki waktu luang yang cenderung cukup banyak untuk melakukan aktifitas dan akan lebih baik bila pemanfaaatan waktu itu dilakukan untuk memenuhi kegiatan yang bermanfaat, maka dari itu lansia bebas untuk memilih kegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkan kualitas hidup para lansia. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah kegiatan yang bersifat rekreasi. Mayoritas penduduk sebagian besar ada di daerah kota besar begitupun lansia yang merupakan bagian dari penduduk kota besar, termasuk Kota Bandung. Sehingga dalam menentukan tempat untuk berekreasi dipengaruhi oleh motivasi pendorong dan penarik dari lansia Kota Bandung. Penelitian ini memahami dan menganalisis mengenai faktor-faktor dari motivasi pendorong dan penarik berekreasi yang menjadi faktor yang mempengaruhi lansia dalam memilih destinasi dan menganalisis faktor dominan yang terbentuk dari motivasi pendorong dan penarik berekreasi. Kemudian menganalisis upaya yang mampu dilakukan pemerintah ataupun pengelola destinasi wisata demi meningkatkan partisipasi lansia dalam berekreasi berdasarkan faktor dominan yang terbentuk. Pengolahan data dibantu dengan software SPPS 16.0 for windows dengan metode analisis faktor. Delapan belas variabel kemudian membentuk 6 faktor dominan dengan faktor dominan utama yaitu Social and Destination yang terdiri dari Social Motivation, Attraction, Accesibility, Amenities dan Ancillary. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti dapat memberikan rekomendasi kepada pihak pengelola maupun pemerintah serta lembaga terkait demi meningkatkan aspirasi lansia Kota Bandung dalam meluangkan waktu nya untuk berekreasi.
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
FACTORS THAT AFFECTED ELDERLY GROUP MOTIVATION IN BANDUNG TO USED THEIR LEISURE TIME FOR RECREATION (Case study: Indonesian Elderly Institution, West Java Regional (Lembaga
Lanjut Usia Indonesia Prov. Jawa Barat))
ABSTRACT by Irfan Rifa’i NIM: 1105314
Indonesia has succeeded on reducing the birth rate programs and improving the quality of health services, which means as the increasing of elderly people in one population. Elderly people have quite a lot of spare time to do many activities and it would be better if the spare time is used to fulfill some useful activities. Therefore, elderly have a freedom to choose activities that could increase their life quality. One of the activities could be a recreational activity. People majority are in a large town area, and so elderly which a part of a large town people, including Bandung. Deciding recreation place are affected by the pull-push motivation from elderly in Bandung. This research known and analyze those pull-push factors from pull-push recreation motivation that affect elderly in choosing destination, and analyzing the dominant factor that built from those pull-push recreation motivation. And then, analyzing efforts that could be done by the government or the recreation destination developer to increase elderly recreation participation based on dominant factor that been built. Data processed with SPPS 16.0 for windows software with analysis factor method. Eighteen variables formed six dominant factors with two main dominant factors, which are Social and Destination that consist Social Motivation, Attraction, Accesibility, Amenities and Ancillary. From the research, researcher can recommend the developer, the government, and also the relevant institution to increasing Bandung elderly aspiration in make time for recreation activity.
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi yang diberi judul
“Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kelompok Lansia Di Kota Bandung Dalam Memanfaatkan Waktu Luang Untuk Rekreasi (Studi Kasus:
Lembaga Lanjut Usia Indonesia Prov. Jawa Barat”. Salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana strata satu di bidang pariwisata program studi
Manajemen Resort & Leisure Universitas Pendidikan Indonesia adalah dengan
menyelesaikan penelitian ini. Dilatarbelakangi oleh kemajuan laju penduduk dan
meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia, penulis memulai penelitian ini dengan
tantangan bahwa objek penelitian merupakan orang lanjut usia yang tentunya
memiliki kesulitan tersendiri dalam memperoleh data mengenai kegiatan rekreasi
mereka. Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat tidak hanya untuk penulis akan
tetapi bagi pembaca dan juga mampu untuk menjadi bahan referensi di penelitian
serupa kelak. Penulis pun berharap adanya kritik dan saran baik lisan maupun
tertulis demi perbaikan untuk penelitian dengan pembahasan yang sama di masa
yang akan datang.
Bandung, Oktober 2015
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan lafadz “Alhamdulillah” sebagai pengungkapan rasa syukur dan rasa
terimakasih yang amat sangat kepada Allah SWT penulis akhirnya mampu untuk
menyelesaikan skripsi ini sesusai dengan ketentuan mahasiswa untuk mampu
melakukan ujian sidang sebagai syarat kelulusan mendapatkan gelar sarjana strata
satu di bidang pariwisata Manajemen Resort & Leisusre Universitas Pendidikan
Indonesia. Skripsi ini mampu diselesaikan oleh penulis oleh karena adanya
dukungan dan dorongan penuh serta do’a dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis patut untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang amat sangat dan
apresiasi setingi-tingginya kepada pihak-pihak yang ikut dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini pula dengan rasa hormat dan rasa
bangga, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Fitri Rahmafitria, SP., M.Si., selaku dosen pembimbing I dan Ibu
Rosita, SS., MA., selaku dosen pembimbing II yang telah membagi ilmunya
dan selalu memberikan arahan dan dorongan untuk penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Fitri Rahmafitria, SP., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Resort dan Leisure yang tidak pernah lelah untuk terus mengembangkan
program studi yang telah berjaya selama dalam kurun waktu 10 tahun ini.
3. Seluruh jajaran dosen Program Studi Manajemen Resort & Leisure yang
selalu menjadi sumber pengetahuan penulis, sehingga penulis memiliki
pemahaman di industri pariwisata lebih baik selama empat tahun terkahir.
4. Bapak Rahmat Hidayat dan juga Bapak Garnadi selaku staf administrasi
akademik Program Studi Manejemen Resort & Leisure yang telah
membantu dalam kepengurusan hal yang bersifat akademik dimulai dari
awal masa perkuliahan hingga akhir penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu terkasih, Ibu Maemunah yang selalu menemani, mendukung,
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
6. Keluraga besar penulis, bapak tercinta, Bapak Nana Karna, kakak-kakak
yang selalu dibanggakan, Yati Rohayati, Ajat Sudrajat dan Diki Irawan dan
keponakan-keponakan yang selalu menjadi penyemangat, Devia Meliana
Shinta, Nadira Salsabila dan Keynia Maulida Febriana dan segenap keluarga
besar Emak Osih yang senantiasa memberikan semangat dan do’anya untuk
kelancaran penyelesaian skripsi ini..
7. Bapak H. R. Nuriana, Mayor Jenderal TNI (Purn.), selaku Ketua Umum
Lembaga Lanjut Usia Indonesia (LLI) Prop. Jawa Barat, Bapak Syah Rizal
Disnara, S.Sos, selaku staff sekretariat LLI Prop. Jawa Barat dan para
Ibu/Bapak anggota senam lansia LLI Prop. Jawa Barat yang telah
memberikan pengetahuan lebih dan partisipasinya demi kelancaran proses
pegumpulan data skripsi.
8. Sahabat seperjuangan, Ratu Selly Permata, Nurul Hasanah, Indra Khomara,
Abdul Wahhab, Alvina Dwiputriani, Ridha Febriany, Fristiawati, Niranti
Destianti, Chombat Free M.L.S., Zaky Umadi, dan seluruh rekan-rekan
Manajemen Resort Leisure 2011 yang selalu menjadi penyemangat dan
pendorong selama menyelesaiakan skripsi.
9. Sahabat-sahabat penulis, Mohamad Rifky Fahruroji, Yesi Indah Puspita,
Alima Hayyatun Nufus, Gilang Rifa’i Madjid, Rahmat Agung Setiono,
Rindianti A. Ghassani Fauzan, Melia Wanda P, Y. Putra M.P., Yean
Anderiani, Artiza Saraswati, Wanti Mutia Ulfah yang selalu menemani
penulis dan memberikan semangat serta do’anya selama penyelesaian
skripsi.
10. Teman-teman penulis, Endang Mutakin, Reza Nurrachman, Farah Rizkita
Putri, Adisti Dwi Utami, Angga Bagja Nugraha, yang selalu memberikan
semangat kepada penulis.
11. Seluruh anggota keluarga KKN Jatimekar 2014 Taufik Ginandjar, Aldhi
Pratama, Bagus Hary Wibowo, Hilmie Azizi Iskandar, Deta Adina
Mangawing, Noni Mariam Jamilah, Pepy Sri Anjarsari, Lailatul Fitra, Fatin
dan Hilma Selvianti yang selalu memberikan semangat dan masih menjaga
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
12. Dan kepada semua pihak yang tidak mampu penulis ungkapkan satu persatu
yang telah membantu proses penyelesaian skripsi penulis.
Semoga Allah SWT dapat memberikan rahmat dan pahala yang melimpah
sebagai balasan dari segala bentuk bantuan baik berupa dukungan lisan maupun
tulisan serta kekuatan do’a dari berbagai pihak yang telah penulis sebutkan.
Jazakumullah. Aamiin. Semoga di bidang kepariwisataan penelitain skripsi ini
akan mampu menjadi referensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan
kepariwisataan.
Bandung, Oktober 2015
Penulis,
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. RumusanMasalahPenelitian ... 9
C. TujuanPenelitian ... 9
D. ManfaatPenelitian ... 10
E. StrukturOrganisasiSkripsi ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
A. Lansia (Lanjut Usia) ... 11
B. Waktu Luang dan Rekreasi ... 14
C. MotivasiBerkunjung / Berwisata / Berekreasi ... 18
D. PenelitianTerdahulu ... 22
E. KerangkaPemikiran ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. LokasiPenelitian ... 26
B. MetodePenelitian ... 26
C. Populasi, Sampel, dan TeknikSampling ... 26
1. Populasi ... 26
2. Sampel ... 27
D. OperasionalVariabel ... 27
E. Jenis dan Sumber Data ... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ... 30
G. InstrumenPenelitian... 31
H. Proses PengujianInstrumenPenelitian ... 32
1. UjiValiditas ... 32
2. UjiReliabilitas ... 35
I. Rancangan Analisis Data ... 37
1. AnalisisDeskriptif ... 37
2. GarisKontinum ... .. 38
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Gambaran Umum Kelompok Lanjut Usia di Kota Bandung ... 42
B. Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat ... 45
1. SejarahLembaga Lanjut Usia Indonesia ... 45
2. Visi dan Misi Lembaga Lanjut Usia Indonesia ... 47
3. KepengurusanLembagaLanjutUsia Indonesia ProvinsiJawa Barat periodesaatini ...48
4. Denah Lokasi... 50
5. Anggota Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat ... 53
6. Kegiatan yang diikuti oleh Lansia Anggota Lembaga Lanjut Usia Provinsi Jawa Barat ... 53
C. KarakteristikLansia Kota Bandung yang merupakan anggota Lembaga Lanjut Usia Indonesia (LLI) Provinsi Jawa Barat berdasarkanKuesioner .. 59
1. ProfilLansiaberdasarkanJenisKelamin dan Usia ... 59
2. ProfilLansiaberdasarkan Tingkat Pendidikan ... 61
3. ProfilLansiaberdasarkanPendapatanPerbulan ... 63
4. ProfilLansiaberdasarkan Kisaran Waktu Luang ... 64
D. MotivasiBerekreasiLansiaLembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat ... 66
1. Tanggapan Lansia Mengenai Push Factors ... 66
2. RekapitulasiMotivasi Rekreasi Push Factors ... 86
3. Tanggapan Lansia Mengenai Pull Factors ... 88
4. RekapitulasiMotivasi Rekreasi Pull Factors ... 104
E. HasilAnalisis Faktor ... 108
1. UjiKMO &Bartlett dan Measure of Sampling Adequancy (MSA)... . 108
2. Analisis Communalities ... 109
3. Analisis Total Variance Explained ... 111
4. Analisis Scree Plot ... 112
5. AnalisisComponent Matrix ... ... 113
6. Analisis Rotated Component Matrix... 114
7. AnalisisComponent Transformation Matrix... ... 115
8. Faktor dominan yang terbentuk ... 116
F. Upaya yang DapatDilakukanPemerintahdalamPeningkatanPemanfaatanWaktuLuangLa nsiauntukBerekreasi di Kota di Bandung... ... 120
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 130
A. Kesimpulan ... 130
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... 134
LAMPIRAN ... 137
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Jumlah Proporsi Penduduk Lansia di Kota Bandung Tahun 2009 – 2013 ... 5
Tabel 2.1 Kajian Empiris Penelitian Terdahulu ... 22
Tabel 3.1 OperasionalisasiVariabel ... 28
Tabel 3.2 Alternatif Jawaban Responden dalam Skala Likert... 31
Tabel 3.3 UjiValiditasFaktorPendorong (Push Factors) ... 33
Tabel 3.4 UjiValiditasFaktorPenarik (Pull Factors) ... 34
Tabel 3.5 Case Processing Summary ... 36
Tabel 3.6 Reliability Statistics ... 36
Tabel3.7 Contoh Tabel yang digunakan Tabulating Data ... 38
Tabel3.8 Interval Kelas ... 39
Tabel3.9 Jenis Data, TeknikPengumpulan Data, AlatAnalisis Data danTampilan 41 Tabel4.1 Data PendudukPerKecamatan di Kota Bandung Tahun 2013 ... 43
Tabel 4.2 Kegiatan yang dilakukanoleh LLI Prov. Jawa Barat... 53
Tabel 4.3 ProfilLansiaAnggota LLI ProvinsiJawa Barat BerdasarkanJenisKelamin ... 59
Tabel 4.4 ProfilLansiaAnggota LLI ProvinsiJawa Barat BerdasarkanUsia ... 60
Tabel 4.5 ProfilLansiaAnggota LLI ProvinsiJawa Barat BerdasarkanTingkat Pendidikan ... 62
Tabel 4.6 ProfilLansiaAnggota LLI ProvinsiJawa Barat Berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 63
Tabel 4.7 ProfilLansiaAnggota LLI ProvinsiJawa Barat Berdasarkan Kisaran Waktu Luang ... 64
Tabel 4.8 Faktor Escape ... 66
Tabel 4.9 Faktor Relaxation ... 68
Tabel 4.10 FaktorPlay ... 70
Tabel 4.11 FaktorStrengthening Family Bonds ... 72
Tabel 4.12 FaktorPrestige ... 74
Tabel 4.13 FaktorSosial Interaction ... 76
Tabel 4.14 FaktorRomance... 78
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.16 FaktorSelf-fulfilment ... 82
Tabel 4.17 FaktorWish-fulfilment ... 84
Tabel 4.18 RekapitulasiMotivasiBerkunjungRemajaMengenaiPush Factors ... 86
Tabel 4.19 Faktor Physiological Motivation ... 88
Tabel 4.20 FaktorCultural Motivation ... 90
Tabel 4.21 FaktorSocial Motivation / Interpersonal ... 92
Tabel 4.22 FaktorFantasy Motivation ... 94
Tabel 4.23 FaktorAttraction ... 96
Tabel 4.24 FaktorAccesibility ... 98
Tabel 4.25 Faktor Amenities ... 100
Tabel 4.26 FaktorAncillary... 102
Tabel 4.27 RekapitulasiMotivasiRemajaMengenaiPull Factors ... 104
Tabel 4.28 Uji KMO danBartlett ... 108
Tabel 4.29 Anti-image Matrices atau Measure of Sampling Adequancy Output (MSA)... 109
Tabel 4.30 Communalities ... 110
Tabel 4.31 Total Variance Explained... 111
Tabel 4.32 Component Matrix... 113
Tabel 4.33 Rotated Component Matrix ... 114
Tabel 4.34 FaktorBaru yang Terbentuk ... 115
Tabel 4.35 Component Transformation Matrix ... 116
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1 GrafikPresentasePendudukLansia di Dunia, Asia dan Indonesia
Tahun 1950 - 2050 ... 2
Gambar 3.1 Contoh Garis Kontinum ... 38
Gambar 4.1. PengurusLembagaLanjutUsia Indonesia periode 2013 – 2018 ... 49
Gambar 4.2. DenahLokasiGrahaLansia Prov. Jabar&Gedung Sate Kota Bandung 50 Gambar 4.3. GrahaLansiaProvinsiJawa Barat (tampaksamping) ... 51
Gambar 4.4. GrahaLansiaProvinsiJawa Barat (tampakdepan) ... 51
Gambar 4.5 Gedung Sate... 52
Gambar 4.6. PelayananKlinikKesehatanLansia di GrahaLansia... 54
Gambar 4.7. SenamLansiaRutinpadahariSelasa, KamisdanSabtu ... 55
Gambar 4.9. PengajianRutinSetiapSabtu (JITU) dilaksanakan 1 (satu) bulan 2 (dua) kali ... 55
Gambar 4.10. WisataLansiaRutin LLI Prov. JabarkeKawahPutih, Bandung, Mei 2014 …... ... 56
Gambar 4.11. WisataLansiaRutin LLI Prov. Jabarke Taman BuahMekarsari, Bogor, Mei 2015 ... 57
Gambar 4.13. AcaraGerakJalanpadaperingatanHLUN 2014 ... 58
Gambar 4.14. GarisKontinumFaktor Escape... ... 67
Gambar 4.15 GarisKontinumFaktor Relaxation ... 69
Gambar 4.16 GarisKontinumFaktorPlay ... 71
Gambar 4.17 GarisKontinumFaktorStrengthening Family Bonds ... 73
Gambar 4.18 GarisKontinumFaktorPrestige ... 75
Gambar 4.19 GarisKontinumFaktorSosial Interaction ... 77
Gambar 4.20 GarisKontinumFaktorRomance ... 79
Gambar 4.21 GarisKontinumFaktorEducational Opportunity ... 81
Gambar 4.22 GarisKontinumFaktorSelf-fulfilment ... 83
Gambar 4.23 GarisKontinumFaktorWish-fulfilment ... 85
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.25 GarisKontinum FaktorPhysiological Motivation ... 89
Gambar 4.26 GarisKontinumFaktorCultural Motivation ... 91
Gambar 4.27 GarisKontinumFaktorSocial Motivation / Interpersonal ... 93
Gambar 4.28 GarisKontinumFaktorFantasy Motivation ... 95
Gambar 4.29 GarisKontinumFaktorAttraction... 97
Gambar 4.30 GarisKontinumFaktorAccesibility ... 99
Gambar 4.31 GarisKontinumFaktorAmenities ... 101
Gambar 4.32 GarisKontinum FaktorAncillary ... 103
Gambar 4.33 GarisKontinumPull Factors ... 105
Gambar 4.34 Output Scree Plot ... 112
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian ... 138
Lampiran 2 KuesionerPenelitian ... 144
Lampiran 3 Angket Penelitian ... 147
Lampiran 4 Tabulasi Data ... 148
Lampiran5 Hasil Uji Validitas ... 151
Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas ... 153
Lampiran 7 Hasil Uji KMO dan Bartlett ... 153
Lampiran 8 HasilUji Anti-image Matrices atau Measure of Sampling Adequancy Output (MSA) ... 154
Lampiran 9 HasilAnalisisCommunalities ... 160
Lampiran 10 HasilAnalisisTotal Variance Explained ... 161
Lampiran 11 Hasil Scree Plot ... 162
Lampiran 12 Hasil Component Matrix ... 163
Lampiran 13 Hasil Hasil Rotated Component Matrix... 164
Lampiran 14 HasilAnalisisComponent Transformation Matrix ... 165
Lampiran15 SuratPraPenelitian ... 166
Lampiran 16 Buku Bimbingan ... 168
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Keberhasilan pembangunan nasional, terutama di bidang kesehatan
dan Program Keluarga Berencana menunjukan Usia Harapan Hidup (UHH)
semakin meningkat dan secara langsung jumlah lansia pun akan bertambah
sedangkan balita pertambahannya cukup lambat. Pada tahun 1980 UHH
adalah 52,2 tahun, pada tahun 1990 menjadi 59,5 tahun, pada tahun 2000
menjadi 66,2 tahun, pada tahun 2010 bertambah menjadi 67,4 tahun dan pada
tahun 2020 diperkirakan UHH Nasional adalah 71,1 tahun. Rata-rata Usia
Harapan Hidup Nasional pada tahun 2010 sudah mencapai 67,4 tahun. Hal ini
berarti bahwa jumlah lansia (diatas usia 60 tahun) sudah sebanyak 23,99 juta
jiwa (9,77% dari jumlah keseluruhan penduduk di Indonesia). Bahkan
berdasarkan data dari Fakultas Demografi Universitas Indonesia pada tahun
2020 jumlah lansia diperkirakan berjumlah 29,7 juta jiwa, 2030 berjumlah
43,3 juta jiwa dan pada tahun 2050 diperkirakan berjumlah 71, 9 juta jiwa.
(Buku Panduan Kerja Pengurus Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa
Barat (2007-2012)).
Berdasarkan data-data tersebut Indonesia sedangmengalami fenomena
transisi demografi akibat dari suksesnya program Keluarga Berencana (KB)
dan meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan. Sehingga jumlah penduduk
lansia akan bertambah. Bertambahnya jumlah ini tentu membuat para lansia
tidak ingin menjadi beban masyarakat, maupun pemerintah mengingat angka
usia lansia yaitu 60 tahun keatas dikategorikan kedalam non-produktif. Hal
yang penting adalah para lansia harus bisa tetap sehat, berguna dan mandiri.
Meningkatnya populasi lansia ini mendesak pemerintah untuk merumuskan
kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia.
Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia
2
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
(Depsos RI, 2004). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 138 ayat 1
menetapkan bahwa Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus
ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial
maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ayat 2 menetapkan
bahwa Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan
produktif secara sosial dan ekonomi.
Menurut Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, Semester 1,
2013, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, situasi global pada saat ini
menunjukan bahwa :
a. Setengah jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia.
b. Pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih tinggi
dari negara yang sudah berkembang.
c. Masalah terbesar lansia adalah penyakit degeneratif.
d. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita
3
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sumber: UN, World Population Prospects: The 2010 Revision
Gambar 1.1
Grafik Presentase Penduduk Lansia di Dunia, Asia dan Indonesia Tahun 1950 - 2050
Bila dilihat dari struktur kependudukannya, secara global berstruktur
tua dari tahun 1950. Sedangkan Asia dan Indonesia berstruktur tua dimulai
dari tahun 1990 dan 2000. Walaupun dikatakan berstruktur tua tetapi jumlah
penduduk <15 tahun lebih besar dari penduduk lansia (60+ tahun), tetapi pada
tahun 2040 baik global/dunia, Asia dan Indonesia diprediksikan jumlah
penduduk lansia sudah lebih besar dari jumlah penduduk <15 tahun.
Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi akan meningkat
cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga akan mengalami ledakan
jumlah penduduk lansia, kelompok umur 0-14 tahun dan 15-49 berdasarkan
proyeksi 2010-2035 menurun. Sedangkan kelompok umur lansia (50-64 tahun
dan 65+) berdasarkan proyeksi 2010-2035 terus meningkat. (Buletin Jendela
Data & Informasi Kesehatan, Semester 1, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2013: iii).
Bentuk apresiasi pemerintah negara Indonesia terhadap kelompok
penduduk lanjut usia tertuang dalam Undang-Undang (UU) dan kebijakan
serta program yang relevan untuk mendukung para lansia aktif dalam
berbangsa dan bernegara. Undang-UndangNomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lansia menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia
adalah 60 tahun ke atas. Bentuk kebijakan lainnya tersurat dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, yang antara lain meliputi: 1) Pelayanan
keagamaan dan mental spiritual seperti pembangunan sarana ibadah dengan
pelayanan aksesibilitas bagi lanjut usia; 2) Pelayanan kesehatan melalui
peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan
4
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan
biaya, kemudahan dalam melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi
dan olahraga khusus; 4) Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum,
seperti pelayanan administrasi pemerintah (Kartu Tanda Penduduk seumur
hidup), pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah,
pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi,
pembayaran pajak, pembelian tiket rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus,
penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan para
lanjut usia.
Perkembangan penduduk lansia yang cukup signifikan dapat
disebabkan oleh perkembangan teknologi dan kualitas pelayanan kesehatan
yang menjadikan usia harapan hidup meningkat.Hal tersebut tentu memiliki
dampak terhadap roda pembangunan suatu negara. Pertumbuhan penduduk
lansia akan berpengaruh sekali pada berbagai aspek salah satu nya pada aspek
di sektor pariwisata dan rekreasi. Lansia merupakan salah satu kelompok
dalam tatanan penduduk yang tentunya membutuhkan kebutuhan pokok untuk
mampu melakukan kegiatan berwisata dan melakukan aktivitas rekreasi.
Penduduk usia lanjut memiliki waktu luang yang cenderung cukup banyak
untuk melakukan aktifitas dan akan lebih baik bila pemanfaaatan waktu itu
dilakukan untuk memenuhi kegiatan yang bermanfaat. Waktu luang dapat
didefinisikan sebagai terlepas dari segala tekanan (freedom from constraint),
adanya kesempatan untuk memilih (opportunity to choose), waktu yang tersisa
usai kerja (time left after work) atau waktu luang setelah mengerjakan segala
tugas sosial yang telah menjadi kewajiban (free time after obligatory sosial
duties have been met). (Torkildsen, 1992, hlm. 26). Maka dari itu, lansia bebas
untuk memilih kegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkan kualitas
hidup para lansia. Beberapa diantaranya kegiatan yang bersifat menunjukan
rasa sosial dan kegiatan yang bersifat aktualiasasi diri bahwa mereka masih
5
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kegiatan yang bersifat rekreasi yang diperuntukkan untuk kaum lanjut
usia tentu akan berbeda dengan kegiatan rekreasi yang dilakukan oleh kaum
remaja ataupun dewasa. Diferensiasi jenis kegiatan rekreasi ini terbentuk salah
satu penyebabnya adalah tentang karakteristik lansia yaitu bahwa lansia
memiliki keterbatasan dalam beberapa hal.
Tabel 1.1
Jumlah Proporsi Penduduk Lansia Di Kota Bandung Tahun 2009-2013
Tahun Penduduk (Jiwa)
Lansia (Jiwa)
Proporsi (%)
2009 2.417.288 179.325 7.42
2010 2.394.873 157.247 6.56
2011 2.424.957 157.026 6.47
2012 2.455.517 840.271 34.21
2013 2.332.453 231.957 9.34
Sumber: Bandung dalam Angka, 2015
Kondisi penduduk usia lanjut yang ada di Kota Bandung, dilihat dari
pertumbuhan dan proporsinya, tidak jauh berbeda dengan gambaran penduduk
usia lanjut yang ada di Indonesia, dimana jumlahnya mengalami peningkatan
dalam lima tahun terakhir. Proporsi jumlah lansia yang ada di Kota Bandung
pada tahun 2013 adalah sebesar 9,34% dari total jumlah penduduk di Kota
Bandung. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa secara agregat, penduduk
lansia di Kota Bandung mengalami peningkatan sejak tahun 2009 hingga
tahun 2013. Tahun 2012 merupakan tahun pencatatan jumlah penduduk lanjut
usia terbanyak dalam periode tahun 2009 hingga 2013. Pada tahun 2013,
jumlah penduduk lansia di Kota Bandung mencapai angka 231.957 jiwa.
Mayoritas penduduk Indonesia terkonsentrasi di kota-kota besar,
sehingga dapat disimpulkan akan terdapat lansia dengan populasi yang cukup
besar di kota-kota besar di Indonesia. Salah satu dari kota besar di Indonesia
6
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
terakhir mengenai jumlah penduduk lansia di kota Bandung tahun 2013
menunjukan bahwa jumlah lansia cukup meningkat. Maka dari itu, hal
tersebut menjadi pengingat bagi pemerintah kota Bandung untuk secara
khusus memperhatikan penyediaan fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan
untuk penduduk lansia kebanyakan.
Kota Bandung merupakan kota yang menjadi salah satu kota dengan
destinasi wisata yang beragam dimulai dari wisata alam, wisata sejarah, wisata
budaya, wisata minat khusus, wisata religi hingga wisata belanja hadir di
ibukota Provinsi Jawa Barat ini. Keanekaragaman tersebut tentu memanjakan
penduduk kota Bandung untuk memilih tempat untuk berekreasi dalam
memanfaatkan waktu luang yang dimiliki mereka. Menurut Kus Hadinoto
dalam Acmad Rian (2000) di dalam artikel “Identifikasi Karakteristik Tempat
Rekreasi Yang Menarik Untuk Dikunjungi Para Lansia Dari Segi Penawaran”
oleh Hyra Annisa (2012), menyatakan bahwa salah satu unsur penyediaan
ruang untuk aktivitas penduduk perkotaan adalah unsur suka. Unsur suka
memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap berbagai
fasilitas rekreasi, hiburan, dan juga seni.
Dua hal yang akan menjadi pertimbangan kota Bandung dalam
menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan bagi
penduduk lansia yaitu unsur suka dan adanya peningkatan jumlah lansia di
kota Bandung itu sendiri. Undang-Undang tentang Kepariwisataan No. 10
Tahun 2009 pasal 21 berisi mengenai wisatawan lanjut usia berhak
mendapatkan fasilitas khusus sesuai kebutuhannya. Dalam perkembangan nya
salah satu contoh yang diberikan pemerintah kota Bandung adalah dengan
adannya taman yang dikhususkan bagi pengunjung yang berusia 60 tahun
keatas yaitu Taman Lanjut Usia (Lansia) di daerah Cibeunying Kaler, Kota
Bandung.
Sebagai salah satu kota pariwisata yang unik dan kreatif yang ada di
Indonesia, Kota Bandung menjadi salah satu kota yang sering menjadi tujuan
7
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
tarik wisata yang dianggap menarik oleh kebanyakan orang. Berdasarkan
Tabel 1.1mengenaiJumlah Proporsi Penduduk Lansia Di Kota Bandung Tahun
2009-2013, data diperoleh bahwa jumlah lansia di kota Bandung, pada tahun
2013 sebanyak 231.957 jiwa.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang
Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, pasal 21
ayat 1, pemerintah dan masyarakat menyediakan fasilitas rekreasi dan
olahraga khusus kepada lanjut usia dalam bentuk:
penyediaan tempat duduk khusus di tempat rekreasi; penyediaan alat bantu lanjut usia di tempat rekreasi; pemanfaatan taman-taman untuk olah raga;
penyelenggaraan wisata lanjut usia; penyediaan tempat kebugaran.
Permasalahan yang kemudian dihadapi diantaranya ketersediaan ruang
untuk rekreasi lansia dibandingkan dengan luas wilayah kota Bandung dan
jumlah penduduk lansia masih dikatakan kurang menurut hasil survey peneliti
di lapangan ditinjau dari segi ketersediaan ruang publik dengan fasilitas yang
memudahkan para lansia dalam beraktifitas. Suatu fasilitas rekreasi dan
olahraga lansia harus mampu memberikan kenyamanan guna meningkatkan
kesejahteraan lansia. Lansia di kota Bandung memiliki karakteristik yang
beragam. Undang-Undang No.13 Tahun 1998 menjelaskan bahwa lansia
terbagi dua kelompok lansia potensial dan lansia tidak potensial, lansia
potensial sendiri terbagi menjadi lansia potensial mapan dan lansia potensial
belum mapan. Kota Bandung sebagai pusat daerah Provinsi Jawa Barat
bermukim kedua kelompok lansia tersebut yang tersebar di setiap sudut kota.
Beberapa aspek membentuk suatu permasalahan yang timbul dari
keberagaman tersebut dimulai dari aspek ekonomi, seperti mengenai lansia
yang potensial namun secara ekonomi belum mapan jumlahnya lebih banyak
dibandingkan lansia potensial yang sudah mapan di bidang ekonomi. Akan
8
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
memiliki potensi, ilmu, pengalaman hidup dan kearifan yang handal. Dilihat
dari aspek sosial ialah lansia potensial belum mapan banyak yang merasa
menjadi beban keluarga, masyarakat dan Pemerintahserta aspek kesehatan,
masih banyak jumlah lansia yang masih belum memahami secara benar akan
arti penting kesehatan.
(Musyawarah Daerah Ke-2 Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa
Barat).
Banyaknya jumlah lansia di kota Bandung ini menuntut pemerintah
untuk menampung semua aspirasi mereka ke dalam satu buah lembaga
sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dan lansia di kota Bandung.
Ada beberapa organisasi-organisasi yang memperhatikan kesejahteraan lanjut
usia. Salah satu nya adalah Lembaga Lanjut Usia Indonesia yang merupakan
lembaga dibawah pengawasan Pemerintah Provinsi. LLI merupakan singkatan
dari lembaga ini. Terbentuk sesuai dengan visinya yaitu “Terwujudnya lansia
yang berkualitas dan berguna dengan upaya masyarakat bersama pemerintah
melalui kelembagaan yang efektif dan efisien”. Sehingga dengan dibentuk nya
kelembagaan seperti ini para lansia akan dibina untuk mampu hidup mandiri
tanpa ketergantungan, salah satu kegiatan yang sering dilakukan adalah senam
sehat jantung yang ditujukan untuk para lansia demi menjaga kesehatan para
lansia yang mengikuti senam tersebut. Adanya LLI mampu menyemangatkan
para lansia untuk mampu memiliki kegitan di sela waktu luang nya yang
cukup banyak untuk mampu menjaga pola hidup yang sehat dan lebih
produktif. Disamping kegiatan di bidang jasmani, LLI juga sering
mengadakan kegiatan rohani berupa pengajian rutin setiap satu bulan sekali.
Hal ini memberikan gambaran bahwa usia bukan halangan untuk selalu
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pencapaian Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia salah satu nya adalah mendorong para lansia untuk tetap aktif dalam
kehidupan bermasyarakat sehingga mampu berperan dalam pembangunan
9
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
menanamkan arti penting menjaga kesehatan sehingga mereka mampu untuk
melakukan berbagai kegiatan salah satunya adalah aktivitas rekreasi dan
olahraga yang mampu memberikan relaksasi dan kesegaran bagi para lansia.
Dalam ilmu kepariwisataan ada suatu keilmuan mengenai faktor-faktor
yang menjadi motivasi pendorong dan penarik wisatawan dalam melakukan
aktivitas rekreasi. Faktor yang mempengaruhi nya yaitu motivasi berkunjung,
yaitu push factors (faktor pendorong) diantaranya Escape, Relaxation, Play,
Strengthening Family Bonds, Prestige, Social Interaction, Romance, Educational Opportunity, Self-Fulfilment, dan Wish-Fulfilment. Pitana (2005:
67). Sedangkan pull factors (faktor penarik) terdiri dari Physiological
Motivation, Cultural Motivation, Social Motivation/Interpersonal Motivation, Fantasy MotivationPitana (2005: 68), Attraction, Accessibility, Amenities dan Ancillary Ariyanto (2005: 96). Kedepalanbelas faktor ini akan menentukan
lansia berada di faktor mana yang membentuk faktor dominan mereka dalam
motivasi mereka untuk melakukan aktivitas rekreasi. Motivasi pendorong dan
penarik yang muncul di diri lansia dalam menentukan kemana mereka akan
pergi untuk berekreasi. Faktor dominan yang terbentuk tadi akan menjadi
tolak ukur dalam menentukan sebuah tempat rekreasi publik yang baik dan
mampu dinikmati oleh para lansia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Faktor – Faktor Yang
MempengaruhiMotivasiKelompokLansia Di Kota Bandung DalamMemanfaatkanWaktuLuangUntukRekreasi(StudiKasus:
LembagaLanjutUsia Indonesia Prov. Jawa Barat)”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi lansia dalam memanfaatkan
waktu luang di Kota Bandung?
2. Faktor dominan apa yang terbentuk dan mempengaruhi motivasi lansia
10
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3. Upaya apa yang dapat dilakukan Pemerintah Kota Bandung untuk
meningkatkan pemanfaataan waktu luang dan aktivitas rekreasi lansia di
Kota Bandung?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis faktor-faktor yang menjadi motivasi lansia untuk
memanfaatkan waktu luang di Kota Bandung.
2. Menganalisis faktor dominan yang terbentuk diantara faktor-faktor yang
menjadi motivasi berekreasi lansia dalam memanfaatkan waktu luang di
Kota Bandung.
3. Menganalisis upaya-upaya yang dapat dilakukan Pemerintah Kota
Bandung untuk meningkatkan pemanfaatan waktu luang dan aktivitas
rekreasi lansia di Kota Bandung.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta masukan bagi kajian ilmu kepariwisataan pada
khususnya dan umumnya bagi kajian keilmuan baik berupa teori,
generalisasi, konsep maupun prinsip serta menjadi bahan referensi untuk
peneliti lain dari Program Studi Manajemen Resort & Leisure.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini merupakan syarat menempuh program sarjana
Strata-1 Manajemen Resort & Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia
dan juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pemerintah
maupun swasta dalam menentukan kebijakan program pemanfaatan waktu
luang dan berekreasi kelompok lansia yang ada di Kota Bandung.
11
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sistematika penulisan disusun secara uraian yang disajikan dalam
setiap bab dengan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas :
BAB I PENDAHULUAN, menguraikan mengenai gambaran
seluruhproses penelitian, memuat dasar penelitian yang akan dilaksanakan
berkaitan dengan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian. Bab ini terdiri
dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika
Penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, merupakan uraian teori-teori dan
referensi yang relevan dengan variabel-variabel daam kajian penelitian yang
dijadikan sebagai landasan dan kerangka pemikiran.
BAB III METODE PENELITIAN, menguraikan metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian yaitu lokasi penelitian, sampel dan populasi,
jenis penelitian, operasional variabel penelitian, teknik analisis data, dan
teknik pengumpulan data.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN, merupakan uraian dari
hasil penelitian dan pembahasan secara rinci berdasarkan hasil hasil penelitian
yang dilakukan.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, menguraikan
kesimpulan dan saran serta rekomendasi berdasarkan hasil akhir penelitian
yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA, berisi mengenai sumber bacaan dan literatur
yang digunakan sebagai bahan acuan penulisan skripsi.
LAMPIRAN, berisi data-data tambahan, tabel data hasil penelitian,
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian berlokasi di lingkungan Lembaga Lanjut Usia Indonesia
(LLI) Provinsi Jawa Barat di Jalan Ternate No. 2, Kelurahan Citarum,
Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung dan obyek penelitian adalah
lansia yang mengikuti kegiatan di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi
Jawa Barat.Waktu penelitian yaitu selama bulan Juli - Agustus 2015, kegiatan
nya meliputi observasi secara langsung ke lapangan, pembagian dan pengisian
kuisioner, setelah data terkumpul kemudian pengolahan data sampai penyajian
data.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 54)
menjabarkan bahwa metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau
lebih. Sedangkan metode kuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Sugiyono (2010, hlm, 8).
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Menurut Margono (2010, hlm. 115) menjabarkan bahwa populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
27
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
adalah anggota aktif yang mengikuti kegiatan Senam Rutin dan
Pengajian Rutin di LLI Prov. Jawa Barat.
2. Sampel
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang kita teliti”
(Arikunto, 2006, hlm. 131). Sampel yang diambil dalam penelitian ini
menggunakan rumus slovin (Slovin dalam Sudjarwo dan Basrowi
dalam Manajemen Penelitian Sosial, 2009, hlm, 268-269) dengan
rumus sebagai berikut:
= �
1 +� 2
= 450
1 + 450 . (10%2)
= 450
1 + 450 . (0,102)
= 81,818182
Keterangan:
n = ukuran sempel
N =ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sempel yang masih dapat ditolelir atau
diinginkan, dalam penelitian ini 10%.
Dengan rumus tersebut sempel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 80 orang dengan menggunakan metode random sampling
sederhana, artinya setiap lansia yang pernah mengikuti kegiatan senam
ataupun pengajian di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa
Barat berkesempatan untuk diteliti. Peneliti melakukan penelitian
dengan batasan bahwa objek penelitian adalah para lansia yang tentu
akan ada hambatan dalam proses penyebaran angket.
D. Operasional Variabel
Menurut Hatch dan Fahrady dalam Sugiyono (2012, hlm. 107)
28
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
sesorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dan
variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya, memperoleh segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut.
Variabel yang akan peneliti bahas adalah faktor-faktor yang menjadi
motivasi berkunjung bagi lansia. Berdasarkan objek penelitian tersebut
diketahui bahwa variabel yang akan dikaji adalah variabel motivasi
berkunjung, yaitu push factors dan pull factors.
[image:30.595.134.518.430.734.2]Push Factors (faktor pendorong) diantaranya Escape, Relaxation, Play, Strengthening Family Bonds, Prestige, Social Interaction, Romance, Educational Opportunity, Self-Fulfilment, dan Wish-Fulfilment. Sedangkan pull faktors (faktor penarik) terdiri dari Physiological Motivation, Cultural Motivation, Social Motivation/Interpersonal Motivation, Fantasy Motivation, Attraction, Accessibility, Amenities dan Ancillary.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala Ket.
Motivasi Berkunjung, Richardson dan (Push Factors) Escape
Keinginan untuk dapat keluar dari rutinitas sehari -hari
Ordinal A1
Keinginan mencari kesibukan lain dengan berekreasi
Ordinal A2
Relaxation
Keinginan untuk mendapatkan
pemulihan jasmani dan rohani
Ordinal A3
Play
Keinginan untuk mendapatkan rasa senang
Ordinal A4
Strengthening Family Bonds
Keinginan untuk mempererat hubungan kekeluargaan
29
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Fluker (2004) dalam Pitana et.al (2005: 66) Motivasi perjalanan wisata dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor pendorong (push) dan faktor penarik (pull)
Prestige Keinginan untuk menunjukan rasa
aktualisasi diri
Ordinal A6
Sosial Interaction
Keinginan untuk
berinterkasi sosialisasi Ordinal A7
Romance
Keinginan
mengunjungi tempat yang romantis
Ordinal A8
Educational Opportunity
Keinginan mengetahui
ilmu yang baru Ordinal A9
Self-fulfilment
Keinginan untuk menemukan makna hidup
Ordinal A10
Wish-fulfilment
Keinginan untuk menemukan passion hidup
Ordinal A11
(Pull Factors) Physiological Motivation Keinginan untuk menjaga kesehatan fisik
Ordinal A12
Cultural Motivation
Keinginan untuk
mendalami seni budaya Ordinal A13
Social Motivation / Interpersonal Keinginan unuk berkumpul atau bersosialisasi
Ordinal A14
Fantasy Motivation
Keinginan untuk menemukan hal yang baru
Ordinal A15
Attraction
Keinginan untuk melihat keunikan tempat
Ordinal A16
Keinginan melihat atraksi atau kegiatan yang menarik
Ordinal A17
Accesibility
Keinginan untuk menemukan tempat yang mudah untuk diakses
Ordinal A18
Amenities
Keinginan
mendapatkan fasilitas yang diharapkan
30
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Ancillary
Keinginan
mendapatkan rasa nyaman dan aman
Ordinal A20
Keinginan
pengapreasiasian dari pemerintah
Ordinal A21
Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti, 2015
E. Jenis dan Sumber Data
Sumber data diperoleh dari dua metode yaitu data primer dan data
sekunder. Untuk mendapatkan informasi yang akurat diperlukan sumber data
yang terpercaya. Menurut Taniredja dan Mustafidah (2014, hlm. 46) :
1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku yang telibat langsung dengan
menggunakan terknik data tertentu. Data dalam penelitian ini berasal
dari penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada anggota aktif LLI
Prov. Jawa Barat.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya yang berasal dari buku-buku,
undang-undang, seperangkat peraturan pemerintah, literatur, artikel dan jurnal.
Data yang diperoleh dari berbagai studi pustaka maupun kebijakan
pemerintah serta hal yang erat kaitanya dengan penelitian ini.
Beberapa data lainnya diperoleh langsung dari LLI Prov. Jawa Barat.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh data
yang mendukung dalam penelitian ini.
2. Studi Literatur, sumber kepustakaan yang bersumber dari buku yang
berisi variabel yang sesuai dan bermanfaat serta berhubungan dengan
31
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3. E-Literatur, sumber kepustakaan yang bersumber dari sumber
internet yang berhubungan dengan penelitian.
4. Angket/Kuesioner, menurut Sugiyono (2010, hlm. 199) angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012, hlm, 146).
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 59) Instrumen dalam penelitian yang bersifat
kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi dan
kuesioner. Kuesioner dijadikan sebagai instrumen penelitian dalam penelitian
ini. Kuesioner adalah bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat
fleksibel dan relatif mudah digunakan (Azwar, 2012, hlm. 101), tersebarlah 80
kuesioner untuk penelitian ini. Pengukuran dalam kuesioner ini menggunakan
Skala Likert untuk memudahkan responden dalam menjawab kuesioner
penelitian yang diberikan. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan presepsi seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiyono, 2012, hlm. 132).Setiap jawaban pernyataan akan diberikan
skor sesuai bobot nilai dari skala likert. Pernyataan didapat dari setiap variabel
yang disederhanakan lagi menjadi indikator variabel yang kemudian menjadi
dasar dari pembuatan setiap pernyataan. Skor dari bobot nilai skala likert adalah:
Tabel 3.2
Alternatif Jawaban Responden dalam Skala Likert Keterangan Bobot Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Biasa Saja 3
Tidak Setuju 2
32
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kuesioner digunakan untuk alat pengumpulan data motivasi rekreasi
kelompok lansia dengan lansia sebagai responden pada penelitian ini. Jawaban
dari setiap variabel yang dijawab responden tersebut kemudian diolah dalam
bentuk angka. Selanjutnya, dilakukan pengujian keabsahan intrumen
penelitian melalui uji validitas dan uji reliabilitas terkait variabel yang diuji
yaitu push factors (faktor pendorong) dan pull factors (faktor penarik)
motivasi lansia dalam berekreasi.
H. Proses Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Kusmayadi & Sugiarto (2000, hlm.109) dalam bukunya “Metodologi
Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan”, berpendapat bahwa
validitas instrumen penelitian adalah suatu hasil penilaian yang
menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar mampu
mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian yang
bersangkutan. Data penelitian akan tidak bernilai jika instrument yang
akan diteliti tidak memiliki validitas yang tinggi. Menurut Sugiyono
(2010, hlm. 172), pengujian validitas ini dilakukan dengan
mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam satu faktor dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Kriteria yang harus
dipenuhi untuk menilai valid tidaknya instrumen tersebut yaitu :
Jika r ≥ 0,30; maka butir-butir pernyataan dari kuesioner adalah valid
Jika r ≤ 0,30; makan butir-butir pernyataan dari kuesiner adalah tidak valid.
Pengujian validitas dilakukan dengan rumus Product Momment
Pearson, yaitu:
= ∑ −(∑ ) ( ∑ )
{ .∑ 2−(∑ )2} . { .∑ 2−(∑ )2}
33
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
r = koefisien kolerasi product moment
XY = jumlah perkalian item dengan total item
X = jumlah skor untuk indikator X
Y = jumlah skor untuk indikator Y
n = banyaknya responden (sampel) dari variabel X, Y dari
hasil kuesioner
Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16 for
windws. Instrumen penelitiandiberikankepada 20
respondenuntukmelakukan valid tidak nya setiap pernyataan yang akan
ditujukan kepada sampel yang telah ditentukan. Nilai r tabeluntuk 20
respondendengantingkatsignifikansisebesar 10% adalahsebesar 0.378.
Maka dari itusetiappernyataan yang memiliki r hitunglebihbesardari
0.378dinyatakan valid.
UjiValiditasFaktorPendorong(Push Factors)
Hasilujivaliditastiappernyataandalamfaktorpendorong(push factor)
[image:35.595.133.493.442.718.2]adalahsebagaiberikut :
Tabel 3.3
UjiValiditasFaktorPendorong(Push Factor) Indikator
No. Pernyata
-an
r hitung (Correlation
Coeficient)
rtabel (n=20,
α=10%) Kesimpulan
Keinginan untuk dapat keluar dari rutinitas sehari -hari
A1 0.850 0.378 Valid
Keinginan mencari kesibukan lain dengan berekreasi
A2 0.458 0.378 Valid
Keinginan untuk mendapatkan pemulihan jasmani dan rohani
34
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Keinginan untuk mendapatkan rasa senang
A4 0.649 0.378 Valid
Keinginan untuk mempererat hubungan kekeluargaan
A5 0.663 0.378 Valid
Keinginan untuk menunjukan rasa aktualisasi diri
A6 0.728 0.378 Valid
Keinginan untuk berinterkasi sosialisasi
A7 0.511 0.378 Valid
Keinginan mengunjungi tempat yang romantis
A8 0.539 0.378 Valid
Keinginan mengetahui ilmu yang baru
A9 0.732 0.378 Valid
Keinginan untuk menemukan makna hidup
A10 0.475 0.378 Valid
Keinginan untuk menemukan
passion hidup
A11 0.709 0.378 Valid
Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 16.0
Setiap pernyataan akan dinyatakan valid apabila memenuhi beberapa
klasifikasi yaitu nilai bobot dari setiap item pernyataan memenuhi klasifikasi
bahwa nilai r hitung> r table. Tabel 3.3 diatas menunjukan bahwa seluruh
item pernyataan dinyatakan valid dan mampu untuk digunakan dalam
kegiatan pengisian angket/ instrumen penelitian.
UjiValiditasFaktorPenarik(Pull Factors)
Hasilujivaliditastiappernyataandalamfaktorpenarik(pull factor)
35
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
[image:37.595.130.496.81.688.2]Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 UjiValiditasFaktorPenarik(Pull Factor) Indikator NomorP ernyata-an r hitung(Corr elation Coeficient) rtabel (n=20, α=10% ) Kesimpulan Keinginan untuk menjaga kesehatan fisik
A12 0.746 0.378 Valid
Keinginan untuk mendalami seni budaya
A13 0.423 0.378 Valid
Keinginan unuk berkumpul atau bersosialisasi
A14 0.504 0.378 Valid
Keinginan untuk menemukan hal yang baru
A15 0.533 0.378 Valid
Keinginan untuk melihat keunikan tempat
A16 0.499 0.378 Valid
Keinginan melihat atraksi atau kegiatan yang menarik
A17 0.646 0.378 Valid
Keinginan untuk menemukan tempat yang mudah untuk diakses
A18 0.828 0.378 Valid
Keinginan mendapatkan fasilitas yang diharapkan
A19 0.443 0.378 Valid
Keinginan
mendapatkan rasa nyaman dan aman
A20 0.649 0.378 Valid
Keinginan pengapreasiasian dari pemerintah
A21 0.392 0.378 Valid
36
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Setiappernyataanakandinyatakan valid
apabilamemenuhibeberapaklasifikasiyaitunilaibobotdarisetiap item
pernyataanmemenuhiklasifikasibahwanilai r hitung> r table. Tabel
3.4diatasmenunjukanbahwaseluruh item pernyataandinyatakan valid
danmampuuntukdigunakandalamkegiatanpengisianangket/
instrumenpenelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau keakuratan (accuracy) dan
kemantapan (consistency) suatu instrumen (Kusmayadi &Sugiarto:
2000, hlm. 109). Ketepatan dapat ditunjukkan dengan bagaimana
kemampuan instrumen dapat mengukur dengan tepat. Sedangkan
kemantapan akan dapat memberikan hasil yang sama apabila dipenuhi
syarat kondisi saat pengukuran tidak berubah. Reliabilitas juga dapat
diartikan sebagai istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan
secara berulang atau lebih dari satu kali. Alat pengukur yang baik akan
dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Wardiyanta,
2006, hlm. 6). Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan
dengan teknik Cronbach Alpha Coeficient, sebagai berikut:
Keterangan: r11 =
−1 1− ∑ �
r11 =nilai reliabilitas
∑ s1 = jumlah varian skor tiap item St = varian total
k = jumlah item
Nilai Alpha > 0.60 merupakan klasifikasi utama agar
pernyataandalaminstrumenpenelitian yang telah diuji
validitasnyadapatdinyatakanreliabel. Ujireliabilitasini
dilakukankepadaseluruhbutirpernyataansecarabersamaan.
[image:38.595.168.511.525.680.2]Berikutadalahhasilujireliabilitasmenggunakan SPSS 16.0.
37
Irfan Rifa’i, 2015
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
[image:39.595.242.468.84.211.2]Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 16.0
Tabel 3.6 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.903 21
Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 16.0
Pernyataan dinyatakan valid 100% padatabel 3.5 Case Processing
Summary. Pernyataan yang diajukan sebnayak 21 item pernyataan
dengan 20 responden. Sedangkandalam tabel 3.6 Reliability Statistics
menunjukannilai alpha positifyaitusebesar 0.903 yang berartilebih
besardarinilai alpha positifstandaryaitulebihbesardari 0,60, maka dari
itudapat ditarikkesimpulan bahwapenelitianinireliabeldansetiap
pernyataandalaminstrumenpenelitiandapatdilanjutkan ke proses
selanjutnya
I. RancanganAnalisis Data
Analisis data pada dasarnya merupakan proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan dan umumnya
menggunakan metode statistik. Setelah data dianalisis dan informasi yang
lebih sederhana diperoleh, hasilnya diinterpretasi untuk mencari makna dan
implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian (Wardiyanta, 2006, hlm 37).
Menurut Sugiyono