• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALARICO DA SILVA S4211002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ALARICO DA SILVA S4211002"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN

ROKOK SEJAHTERA ABADI DI KABUPATEN MALANG

(TAHUN 1997 – 2011)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi : Ekonomi SDM dan Pembangunan

Oleh :

ALARICO DA SILVA

S4211002

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

Halaman Persetujuan Pembimbing

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN

ROKOK SEJAHTERA ABADI DI KABUPATEN MALANG

(TAHUN 1997 – 2011)

Disusun Oleh :

ALARICO DA SILVA

S4211002

Telah disetujui Oleh Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. J.J Sarungu, MS Dr. Yunastiti Purwaningsih, MP

NIP. 19510701 198010 1001 NIP. 19590613 198403 2001

Ketua Program Studi

Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dr. AM Susilo, M.Sc

(3)

commit to user

iii

Halaman Persetujuan Penguji

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN

ROKOK SEJAHTERA ABADI DI KABUPATEN MALANG

(TAHUN 1997 – 2011)

Disusun Oleh :

ALARICO DA SILVA

S4211002

Telah disetujui Oleh Tim Penguji :

Pada tanggal :

Jabatan Nama Tanda tangan

Ketua tim Penguji Dr. Siti Aisyah TR,SE,MSi ……..

Pembimbing Utama Dr. J.J Sarungu, MS …….

Pembimbing Pendamping Dr. Yunastiti Purwaningsih, MP …….

Mengetahui

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi

Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Prof. Dr.Ir. Ahmad Yunus, MS Dr. AM Susilo, M.Sc

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Alarico da Silva

Nim : S4211002

Program Studi : Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi : ESDM dan Pembangunan

Menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan

jiplakan dari hasil karya orang lain.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar – benarnya.

Surakarta, 10 Agustus 2012

Tertanda,

(5)

commit to user

v

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN

ROKOK SEJAHTERA ABADI DI KABUPATEN MALANG

(TAHUN 1997 – 2011)

ABSTRAK

Pengembangan perusahaan merupakan usaha untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan, karena teknologi yang digunakan adalah teknologi padat karya sehingga bisa memperbesar lapangan kerja . Penyerapan tenaga kerja tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti upah tenaga kerja, modal kerja, produktivitas tenaga kerja, dan pengeluaran non upah tenaga kerja . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh upah tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, modal dan pengeluaran non upah terhadap penyerapan tenaga kerja. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data time series selama 15 tahun

(1997- 2011) mengenai penyerapan tenaga kerja pada Perusahaan Rokok

Sejahtera Abadi di Kabupaten Malang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel upah tenaga kerja, modal, produktivitas tenaga kerja dan pengeluaran non upah berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada Perusahaan Rokok Sejahtera Abadi Malang. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa variabel upah tenaga kerja dan modal berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan pengeluaran non upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada Perusahaan Rokok Sejahtera Abadi di Kabupaten Malang.

(6)

commit to user

vi

ABSTRACT

ANALYSIS OF MANPOWER EMPLOYMENT AT ABADI SEJAHTERA

CIGARETTE COMPANY IN MALANG REGENCY (YEARS 1997 – 2011)

The development of a company is an effort of solving the problems of unemployment and poverty, particularly the one which employs labor-based technology. Such a technology enlarges the employment opportunity. The manpower employment cannot be separated from the factors affecting it such as wage, work capital, manpower productivity, and non-wage expenditure. The objective of this research is to investigate the effect of the wage, the work productivity, the work capital, and the non-wage expenditure on the manpower employment at Abadi Sejahtera Cigarette Company in Malang regency. The data of the research were the time series ones of the manpower employment at Abadi Sejahtera Cigarette Company in Malang regency for fifteen years from 1997 to 2011 on The data of the research were analyzed by using the multiple regression analysis.

The result of the research shows that the simultaneously the variables of the wage, the work productivity, the work capital, and the non-wage expenditure have an on the manpower employment at Abadi Sejahtera Cigarette Company in Malang regency. Based on the significant partial test (t-test), the following are found: (1) the wages and the work capitals have a negative and insignificant effect on the manpower employment at the company; (2) the manpower productivities have a positive and significant effect on the manpower employment at the company; but (3) the non-wage expenditures have a negative and insignificant effect on the manpower employment at Abadi Sejahtera Cigarette Company in Malang regency.

Keywords: Manpower employment, wage, capital, productivity, and non-wage

(7)

commit to user

program Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret

Surakarta .

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Dr. AM Susilo, M.Sc selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi dan

Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta .

2. Dr. J.J Sarungu, MS selaku pembimbing Utama dan Dr. Yunastiti

Purwaningsih, MP selaku Pembimbing kedua, atas arahan, bimbingan,

saran dan waktu yang telah diberikan kepada penulis selama penulisan tesis.

3. Segenap dosen Program Studi Magister Ekonomi dan Sudi Pembangunan

yang telah Memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut

ilmu di Universitas Sebelas Maret Surakarta .

4. Segenap staf administrasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan tulus

memberikan motivasi dan doa sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, oleh karena

itu sumbang dan saran penulis harapkan demi penyempurnaan penelitian yang

lebih baik di masa yang akan datang.

Surakarta, 10 Agustus 2012

Penulis

Alarico da Silva

(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI………..iii

HALAMAN PERNYATAAN…………..……… iv

ABSTRAK ... .v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ….. 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Pengertian Perusahaan ... 9

2. Pengertian Tenaga Kerja ... 11

3. Permintaan Tenaga Kerja ... 14

4. Fungsi Permintaan Perusahaan Akan Tenaga Kerja ... 18

(9)

commit to user

ix

6. Pengertian Penyerapan Tenaga Kerja Pada Perusahaan ... 22

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 31

C. Kerangka Pemikiran ... 34

D. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Tipe Penelitian ... 37

B. Jenis dan Sumber Data ... 37

C. Definisi Operasional Variabel ... 38

D. Teknik Analisis Data ... 38

1. Uji asumsi klasik ... 39

2. Uji Statistik ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Gambaran Ekonomi Kabupaten Malang ... 44

1. Aspek Geografis ... 44

2. Aspek Demografi ... 45

3. Mata Pencaharian Penduduk di Kabupaten ... 45

4. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Malang ... 46

B. Gambaran Perusahaan Rokok di Malang ... 47

C. Gambaran Perusahaan Rokok Sejahtera Abadi ... 48

D. Gambaran Data Hasil Penelitian………. 52

E. Hasil Analisis Regresi ... 54

1. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 54

(10)

commit to user

x

3. Interpretasi Hasil Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Rekomendasi ... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 . Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sektor PDRB Tahun

2006 ... –

2010 ... 2

1.2. Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Malang

Tahun 2007 – 2009 ... 4

1.3. Jumlah Perusahaan Rokok Yang Aktif di Wilayah Malang dan

Kota Batu Tahun 2010

Perkembangan PDRB, PDRB Per Kapita, Pertumbuhan Ekonomi dan

Inflasi Tahun 2006-2010 ... 47

4.4. Nama Perusahaan Rokok dan Jumlah Tenaga Kerja

di Kabupaten Malang Tahun 2011……… 48

(12)

commit to user

xii

Malang Tahun 1997 – 2011……… 53

4.6. ... Hasil

Regresi ... . 54

4.7. Uji Normalitas Variabel Penelitian………...

55

4.8. ... Uji

Multikolinieritas ... . 56

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. ...

Fungsi Permintaan Tenaga Kerja ... 19

2.2. ...

Kerangka Pemikiran ... 35

4.10. ... Uji

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data Penelitian

2. Data Untuk Regresi

3. Regresi

4. Normal Parametric Tests

5. T – Table Statistics

6. F – Table Statistics, α = 0.05

7. Tabel Durbin – Watson, α = 0.05

(15)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam usaha percepatan pembangunan ekonomi, perusahaan merupakan

salah satu strategi yang dilakukan oleh Pemerintah. Strategi perusahaan yang

banyak mengandalkan akumulasi modal dan teknologi tinggi telah menimbulkan

polarisasi dan dualisme dalam proses pembangunan. Fakta menunjukkan bahwa

sektor usaha yang modern hidup berdampingan dengan sektor pertanian yang

tradisionil dan kurang produktif. Perusahaan memiliki peran strategis untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan

meningkatkan produksi fisik masyarakat melalui perluasan lapangan usaha dan

memperluas kesempatan kerja, meningkatkan serta menghemat devisa,

mendorong pembangunan daerah, meningkatkan dan meratakan pendapatan

masyarakat serta mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Pengembangan

perusahaan akan membantu mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan,

mengingat teknologi yang digunakan adalah teknologi padat karya sehingga bisa

memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha, yang pada gilirannya

mendorong pembangunan daerah dan kawasan pedesaan (Kuncoro, 2007 ).

Kegiatan pembangunan bidang ekonomi khususnya sektor perusahaan yang

perlu diperhatikan oleh seorang perencana wilayah adalah kemampuan untuk

menganalisis potensi sektor usaha apa yang potensial di wilayahnya . Jika

(16)

commit to user

keunggulan/kelemahan di wilayahnya maka sektor yang memiliki keunggulan

akan mempunyai prospek untuk dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong

sektor-sektor lain untuk berkembang. Dengan demikian akan dapat meningkatkan

Output Regional dan efisiensi lokasi di daerah yang bersangkutan. Sejalan dengan

hal tersebut, maka peran sektor perusahaan semakin penting. Keadaan tersebut

juga berlaku di Kabupaten Malang. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan

pertumbuhan ekonomi sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) seperti

terlihat dalam Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sektor PDRB Tahun 2006 – 2010 (Dalam Persen)

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 % 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan Sumber : Bappeda Kabupaten Malang dalam Angka 2010 (diolah)

Dari Tabel 1.1 diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang

menunjukkan trend positif dalam 5 tahun terakhir, walaupun masih lamban. Hal

ini disebabkan karena kontribusi sektor yang dominan di Kabupaten Malang

adalah sektor primer yang pada umumnya menghasilkan nilai tambah yang

sedikit. Oleh karena itu, kontribusi ekonomi diharapkan bergeser pada sektor

(17)

commit to user

Tabel 1.1, dimana sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi

dibanding pertumbuhan Kabupaten Malang secara rerata adalah sektor bangunan

sebesar 10,3 %, industri pengolahan 8,2 %, pertambangan dan penggalian 7,3 %,

disusul hotel dan restoran. Sedangkan sektor jasa perusahaan 5,6 %.

Di lain pihak pemerintah ingin mengoptimalkan peranan perusahaan dalam

memberikan kontribusi terhadap permintaan tenaga kerja. Penyerapan tenaga

kerja di sektor perusahaan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal dari tiap

– tiap unit usahanya. Secara eksternal dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan

ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga. Sedangkan secara

internal dipengaruhi oleh tingkat upah, produktivitas tenaga kerja, modal

(teknologi), biaya bahan baku, nilai produksi, dan pengeluaran non upah tenaga

kerja (Simanjuntak,1985:13).

Kondisi ketenagakerjaan dicerminkan dari jumlah penduduk usia kerja di

Kabupaten Malang pada Tahun 2007 sejumlah 1.443.799 orang, pada Tahun 2009

menjadi 1.495.743 orang dengan peningkatan rata-rata per tahun sebesar 1,8 %,

demikian juga dengan jumlah angkatan kerja sejumlah 1.043.373 pada Tahun 2007

menjadi 1.347.500 orang dengan peningkatan rata-rata per tahun sebesar 14,58 %.

Sementara itu jumlah angkatan kerja tertampung disektor formal pada Tahun 2007

sebanyak 6.735 orang, pada Tahun 2009 tertampung 4.358. Jumlah pencari kerja

yang terdaftar Tahun 2007 sebanyak 45.110 orang, sedangkan pada Tahun 2009

sebesar 47.263 orang. Secara lengkap kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten

(18)

commit to user

Sumber : Bappekab Malang, 2010 ( data diolah)

Pada Tahun 2007 tercatat pemberangkatan TKI sebanyak 4.529 orang , Tahun

2008 naik menjadi 5.584 orang dan Tahun 2009 turun menjadi 2.008 orang.

Kebutuhan fisik minimum dari Tahun 2007 sebesar Rp 769.000,- naik di Tahun

2008 menjadi Rp 813.000,- dan Tahun 2009 naik lagi menjadi Rp 975.000,-, disisi

yang lain Upah Minimum Kabupaten juga cenderung meningkat pada Tahun 2007

sebesar Rp 743.000,-, Tahun 2008 naik menjadi Rp 802.000,- dan Tahun 2009 naik

lagi menjadi Rp 954.500,-. Menjadi sedikit lebih tinggi dari kebutuhan fisik

minimum, dengan demikian daya beli masyarakat terhadap produk perusahaan

diharapkan meningkat.

Data dari Badan Pusat Statistik Malang menunjukkan bahwa pada tahun 1997

jumlah perusahaan rokok sebanyak 226 perusahaan, tahun 1999 naik menjadi 247

perusahaan, dan tahun 2002 turun menjadi 244 perusahaan. Pertumbuhan jumlah

perusahaan rokok memicu permintaan akan tenaga kerja . Dari sektor penyerapan

(19)

commit to user

perusahaan ini menunjukkan peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan pekerja

perusahaan rokok sebesar 4,08% per tahun . Pertumbuhan terbesar terjadi pada

tahun 1997 sebanyak 181,3 ribu orang, meningkat pada tahun 1998 sebesar

8,56% (Wahuyudi, 2010).

Mempertimbangkan kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 1998 yang

buruk, hal ini membuktikan bahwa perusahaan rokok mampu bertahan atau dengan

kata lain tidak terpengaruh oleh krisis moneter. Namun, bila kebijakan peningkatan

cukai rokok ini tidak dipikirkan secara matang, perusahaan rokok kemungkinan

besar akan mengalami bangkrut. Salah satu contohnya adalah di daerah Malang

pada tahun 2011, Kantor Pelayanan Pajak Bea Cukai Tipe Madya Cukai Malang

mencatat bahwa terdapat 45 perusahaan rokok mengalami gulung tikar karena

kenaikan tarif cukai. Dari yang semula berjumlah 224 perusahaan, kini menjadi

179 perusahaan (Anonim, 2011).

Kebangkrutan perusahaan rokok menyebabkan seluruh tenaga kerjanya

berpotensi untuk menjadi pengangguran. Selain itu, ada ancaman lain yang

berpotensi menyebabkan pengangguran, yaitu mekanisasi perusahaan rokok.

Terutama untuk perusahaan rokok jenis sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret

putih mesin (SPM), dimana permintaan untuk dua produk rokok jenis ini lebih

tinggi dari jenis lain, sehingga perusahaan berinovasi untuk memakai mesin

terotomasi dalam aktivitas produksinya (Tjahjaprijadi & Indarto, 2003).

Berdasarkan Penyuluhan dan Layanan Informasi (PLI) KPPBC Malang, data

yang dimiliki KPPBC Malang perawal maret 2009, ada 157 perusahaan yang

(20)

commit to user

perusahaan rokok tahun 2009 di kota Malang dan wilayah kabupaten malang

terdapat 347 perusahaan skala besar sampai skala kecil (Anam,2011).

Perusahaan rokok merupakan perusahaan yang banyak terdapat di Kota

Malang, mulai perusahaan kecil hingga besar. Menurut data dari Kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Kota Malang secara rerata

sebesar 27,09 %, Kabupaten Malang sebesar 69,95 % dan Kota Batu sebesar 2,96

%. Tabel 1.3 di bawah ini menunjukkan banyaknya perusahaan rokok yang masih

terdaftar di KPPBC untuk daerah Malang Raya.

Tabel 1.3

Jumlah Perusahaan Rokok yang Aktif di Wilayah Malang dan Kota Batu

Tahun 2010

NO Wilayah Jumlah Perusahaan Persentase (%)

1. Kota Malang 55 27,09

2. Kabupaten Malang 142 69,95

3. Kota Batu 6 2,96

Total 203 100

Sumber : KPPBC Madya Malang, 2010

Perusahaan rokok di Kota Malang terbagi menjadi tiga golongan yaitu

golongan I (Perusahaan besar) yang jumlah produksinya 2 Miliar batang per

tahun, golongan II (Perusahaan Menengah) yang jumlah produksinya di bawah 2

Miliar batang per tahun dan golongan III (Perusahaan Kecil) yang memproduksi

kurang dari 500 juta batang per tahun. Perusahaan rokok yang berada diwilayah

Kota Malang sebagian besar merupakan perusahaan perseorangan. Pada umumnya

pemilik mendirikan sendiri perusahaan tersebut dan sebagian lagi meneruskan dari

(21)

commit to user

Data jumlah Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) yang dialokasikan

untuk Kota Malang dari tahun 2008 sampai 2010. Dana alokasi tersebut

meningkat pesat dari tahun 2008 yang hanya berkisar 4 miliar rupiah meningkat

menjadi 17 miliar pada tahun 2009 dan 18 miliar pada 2010. Peningkatan yang

cukup signifikan tersebut menunjukkan bahwa semakin besarnya kontribusi yang

dihasilkan dari perusahaan rokok di Kota Malang.

Tabel 1.4 di bawah ini menunjukkan besarnya alokasi Dana Bagi Hasil Cukai

Tembakau (DBHCT) Kota Malang dari tahun 2008-2010 (Anonim,2011).

Tabel 1.4

Alokasi Dana Bagi Hasil cukai Tembakau Kota Malang Tahun 2008 - 2010

No Tahun Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (Rp)

1. 2008 4.050.158.500

2. 2009 17.628.730.000

3. 2010 18.082.709.381

Sumber : Keputusan Mentri Keuangan, 2010

Perusahaan Rokok Sejahtera Abadi yang berada di Kabupaten Malang adalah

salah satu perusahaan yang memproduksi dengan teknologi padat karya. Produk

yang dihasilkan oleh perusahaan Rokok Sejahtera Abadi tidak lepas dari

faktor-faktor pendukung dalam proses produksi yang berupa tenaga kerja yang

dipekerjakan, maka penelitian ini terfokus pada penyerapan tenaga kerja dengan

judul : “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Perusahaan Rokok

(22)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah seberapa besar pengaruh Upah, Produktivitas Tenaga Kerja, Modal dan

Pengeluaran non Upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada perusahaan Rokok

Sejahtera Abadi di Kabupaten Malang?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1 . Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui besarnya pengaruh upah,

produktivitas tenaga kerja, modal dan pengeluaran non upah terhadap penyerapan

tenaga kerja pada perusahaan Rokok Sejahtera Abadi di Kabupaten Malang.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan – kegunaan dari penelitian ini adalah :

a. Memberikan sumbangan pemikiran kepada para pengambil kebijakan

dalam merumuskan langkah – langkah dan strategi – strategi untuk

pengembangan lebih lanjut lagi pada perusahaan Rokok Sejahtera Abadi.

b. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak lain yang

(23)

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah institusi atau lembaga yang menggunakan atau

memanfaatkan dan mengorganisasi faktor – faktor produksi untuk menghasilkan

dan menjual barang – barang dan jasa – jasa. Perusahaan ada / diadakan karena

memanfaatkan faktor kelangkaan. Meskipun sumber daya alam menyediakan

semua kebutuhan yang bermanfaat dan berguna untuk manusia akan tetapi

sumber daya itu tersedia dalam bentuk yang terpisah satu sama lain. Untuk

menyatukannya menjadi barang yang bisa dimanfaatkan maka harus dirangkai.

Perusahaan bisa saja berfungsi sebagai penghasil barang dan jasa atau juga

berfungsi sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Jadi pada intinya

perusahaan memiliki beberapa fungsi utama yaitu :

a. Memproduksi macam dan sejumlah barang dan atau jasa.

b. Sebagai perantara bahan baku bagi individu maupun perusahaan lainnya

baik untuk digunakan langsung atau sebagai bahan dasar setengah jadi.

c. Hubungan yang saling memanfaatkan dan menguntungkan antara

perusahaan dengan pemiliknya.

d. Sebagai lembaga yang memanfaatkan dan memberikan kompensasi

(24)

commit to user

Suatu perusahaan dibentuk dengan memperhatikan pertimbangan ekonomi dan

administratif yaitu :

a. Relatif mudah mendapatkan kepercayaan karena dikerjakan secara

bersama – sama sehingga memberikan keyakinan bagi calon pemanfaat

dana yang akan dimanfaatkannya.

b. Relatif mudah mengelolahnya karena perusahaan berisikan orang – orang

terampil dan terlatih dibidangnya.

c. Biaya – biaya transaksi akan bisa ditekan karena dikerjakan secara fokus

dan dalam jumlah yang banyak.

d. Bisa menghasilkan kondisi di mana terjadi skala ekonomis dalam produksi

yaitu suatu kondisi di mana produksi mengeluarkan biaya yang relatif

sangat rendah dengan hasil yang relatif sangat tinggi.

e. Perusahaan biasanya berintikan orang – orang yang dapat memproduksi

barang secara lebih ekonomis.

Pada kenyataannya organisasi atau lembaga yang digolongkan sebagai

perusahaan terdiri dari 3 macam yaitu ( Putong, 2007 : 180) :

a. Perusahaan perorangan (Proprietornsip)

b. Kerjasama usaha – Persekutuan (Partnerships)

c. Perseroan (Companies)

Tujuan utama perusahaan adalah untuk memanfaatkan sumber daya guna

mendapatkan manfaat (Benefit) darinya. Dalam pengertian komersial manfaat bisa

berupa manfaat negatif yang sering diistilahkan rugi (loss) atau manfaat positif

(25)

commit to user

merujuk hanya pada dua “kutub” besar dalam bisnis yaitu kutub biaya (TC) dan

kutub penerimaan (TR). Dalam hal ini bila TC > TR maka perusahaan rugi, bila

TC < TR maka perusahaan untung, bila TC = TR maka perusahaan tidak

mendapatkan keuntungan tapi juga tidak mengalami kerugian (BEP).

Secara umum perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber

daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan

barang dan jasa (output) bagi pelanggan. Tujuan dari perusahaan secara umum

ialah untuk memperoleh laba. Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang

diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang

dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau

jasa tersebut. Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan

laba yaitu : a) Perusahaan Manufaktur (Manufacturing) yang mengubah input

dasar menjadi produk yang dijual kepada masing-masing pelanggan.

b) Perusahaan Dagang (Merchandising) menjual produk kepada pelanggan tanpa

mengubah bentuk barang dan jasanya. c) Perusahaan Jasa (Service) yang

menghasilkan jasa untuk pelanggan (Anonim,2012).

2. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan sumber daya manusia untuk melaksanakan

pekerjaan. Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua

arti. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses

produksi. SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang

dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Kedua, SDM

(26)

commit to user

kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang

mempunyai nilai ekonomis, yaitu kegiatan tersebut menghasilkan barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. SDM mengandung (Sudarsono, 1983) :

a. Aspek kuantitas dalam arti jumlah penduduk yang mampu bekerja

b. Aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk

produk

Secara garis besar, tenaga kerja dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tenaga kerja rohaniah atau tenaga kerja pikir dan tenaga kerja

jasmaniah atau tenaga kerja fisik. Tenaga kerja rohaniah lebih banyak

menggunakan kekuatan pikir dalam proses produksi. Tenaga kerja ini

memerlukan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang cukup luas dalam

menangani usaha-usaha produksi. Tenaga kerja ini dapat digolongkan

menjadi tiga golongan, yaitu (Purwo, 2000: 45) :

a. Managerial skill

Tenaga kerja yang mampu dan cakap memimpin organisasi, perusahaan -

perusahaan besar.

b. Tehnological skill

Tenaga kerja yang mampu dan cakap dalam melaksanakan pekerjaan

tertentu.

c. Organization skill

Tenaga kerja yang mampu dan cakap mengatur berbagai usaha dalam

(27)

commit to user

Tenaga kerja jasmaniah merupakan tenaga kerja yang lebih banyak

menggunakan kekuatan fisik yang berupa keterampilan fisik dalam melaksanakan

produksi. Tenaga kerja ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (Purwo, 2000: 45) :

a.Tenaga kerja terdidik (skilled labour)

Tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus, seperti operator, perawat,

asisten apoteker, pilot, dan lain-lain

b.Tenaga kerja terlatih (trained labour)

Tenaga kerja yang memerlukan pengalaman latihan, seperti montir, masinis,

juru ketik, dan lain-lain.

c.Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled labour)

Tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan maupun latihan, seperti

pesuruh, kuli pasar, kuli bangunan, dan lain-lain.

Di dalam masyarakat terdapat diferensiasi pekerjaan dari yang paling

sederhana sampai pada pekerjaan yang paling kompleks. Jenis pekerjaan dilihat

dari perbedaan persyaratan jenis dan tingkat pengetahuan, keterampilan,

kemahiran dan keahlian, termasuk juga tanggung jawab yang dituntut adalah

sebagai berikut (Nawawi, 1990: 82) :

a. Pekerja kasar

Pekerjaan yang dapat dilakukan hampir semua orang tanpa memerlukan

pendidikan dan latihan khusus.

b. Pekerja teknis / terampil

(28)

commit to user

Pekerja yang memerlukan pendidikan dan latihan tekhnis sederhana,

sehingga orang-orang dengan pendidikan terendah dapat

mengerjakannya apabila diberi latihan sedikit.

2) Pekerja teknis tingkat menengah

Pekerja yang memerlukan pendidikan dan latihan tingkat menengah,

karena memerlukan keterampilan tekhnis yang relatif tinggi atau

tingkat menengah. Pekerjaan itu pada umumnya harus dilaksanakan

oleh orang – orang yang mendapat pendidikan atau kejuruan tingkat

menengah .

c. Pekerjaan profesional

Pekerjaan profesional adalah jenis pekerjaan yang memerlukan pengetahuan,

keterampilan, kemahiran, dan keahlian khusus. Pekerjaan professional

dibedakan menjadi:

1) Pekerjaan profesional tingkat menengah

2) Pekerjaan profesional tingkat tinggi

d. Pekerjaan profesionalisme yang bersifat spesialisasi

Pada tingkatan ini didalam melaksanakan pekerjaan seseorang dituntut untuk

berkemampuan tinggi dan memikul tanggung jawab atas ketepatan

perwujudannya sesuai dengan tuntutan didalam volume dan beban kerjanya

yang semakin kompleks dan mengkhusus.

3. Permintaan Tenaga Kerja

Apabila seorang pengusaha meminta suatu faktor produksi, maka hal itu

(29)

commit to user

dari faktor produksi tersebut. Pengusaha tersebut menginginkan faktor-faktor

produksi karena harapan akan hasil yang diperolehnya, misalkan permintaan

pengusaha akan tenaga kerja (Winardi 1988).

Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan

konsumen terhadap barang dan jasa. Konsumen membeli barang karena barang

itu memberikan nikmat (utility) kepada pembeli tersebut. Akan tetapi pengusaha

mempekerjakan seseorang karena membantu memproduksikan barang atau jasa

untuk dijual kepada konsumen. Dengan kata lain, tergantung dari pertambahan

permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari pertambahan

permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Permintaan tenaga

kerja yang seperti itu disebut derived demand (Simanjuntak, 1985).

Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan

oleh perusahaan atau instansi tertentu. Biasanya permintaan akan tenaga kerja ini

dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi permintaan adalah sebagai berikut :

a. Perubahan Tingkat Upah

Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi

perusahaan. Apabila digunakan asumsi bahwa tingkat upah naik maka akan

terjadi hal-hal sebagai berikut:

1) Naiknya tingkat upah akan menaikan biaya produksi perusahaan,

selanjutnya akan meningkatkan pula harga per unit yang diproduksi .

Biasanya para konsumen akan memberikan respon yang cepat apabila

(30)

commit to user

bahkan tidak membeli sama sekali. Akibatnya banyak hasil produksi

yang tidak terjual dan terpaksa produsen mengurangi jumlah

produksinya. Turunnya target produksi akan mengakibatkan

berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan karena turunnya pengaruh

skala produksi yang disebut dengan efek skala produksi atau Scale

Efect Product.

2) Apabila upah naik (asumsi harga dari barang-barang modal lainnya

tidak berubah), maka pengusaha akan lebih suka dengan menggunakan

teknologi padat modal untuk proses produksinya dan menggantikan

kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang-barang

modal sepeti mesin dan lain-lain. Penurunan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan karena adanya penggantian atau penambahan penggunaan

mesin-mesin ini disebut efek subsitusi atau substitution effect

(Sumarsono, 2003).

b. Faktor-Faktor Lain Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja

1) Naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan

yang bersangkutan. Apabila permintaan akan hasil produksi

perusahaan meningkat,produsen cenderung untuk menambah

kapasitas produksinya. Untuk maksud tersebut produsen akan

menambah penggunaan tenaga kerjanya.

2) Apabila harga barang-barang modal turun, maka biaya produksi

turun dan tentunya mengakibatkan pula harga jual per unit barang

(31)

commit to user

produksinya barangnya karena permintaan bertambah besar.

Disamping itu permintaan tenaga kerja akan bertambah besar karena

peningkatan kegiatan produksi. Efek selanjutnya akan terjadi apabila

harga barang-barang modal turun adalah efek subsitusi. Keadaan ini

dapat terjadi karena produsen cenderung untuk menambah jumlah

barang-barang modal (mesin) sehingga terjadi kapital intensif dalam

proses produksi. Jadi secara relatif penggunaan tenaga kerja

berkurang. Apabila seorang pengusaha meminta suatu faktor

produksi maka hal itu dilakukan bukan untuk memperoleh kepuasan

langsung yang diharapkannya dari faktor produksi tersebut. Ia

menginginkan faktor-faktor produksi karena harapan akan hasil

daripadanya, misalkan permintaan pengusaha akan tenaga kerja

(Winardi,1995).

Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan

konsumen terhadap barang atau jasa. Konsumen membeli barang yaitu karena

memberi nikmat (utility) kepada pembeli tersebut. Akan tetapi pengusaha

memperkerjakan seseorang karena seseorang itu membantu memproduksikan

barang atau jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen. Dengan kata lain,

pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari

pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya.

Permintaan tenaga kerja yang seperti itu disebut derived demand. Dalam proses

produksi, tenaga kerja memperoleh pendapatan sebagai balas jasa dari apa yang

(32)

commit to user

sebagai jumlah tenaga kerja yang diminta oleh pengusaha pada berbagai tingkat

upah (Simanjuntak, 2001).

4. Fungsi Permintaan Perusahaan Akan Tenaga Kerja

Perusahaan dalam melakukan proses produksi disebabkan oleh satu alasan,

yaitu karena adanya permintaan akan output yang dihasilkarmya. Jadi permintaan

akan input akan timbul karena adanya permintaan akan output. Inilah sebabnya

mengapa permintaan input tersebut oleh ahli ekonomi Alfred Marshall sebagai

derived demand atau permintaan turunan. Permintaan akan output sendiri

dianggap sebagai "permintaan asli" karena timbul langsung dari adanya kebutuhan

manusia (Boediono, 1982:89). Dari teori perilaku produsen diketahui bahwa

posisi keuntungan maksimum (posisi keseimbangan) produsen tercapai apabila

memenuhi syarat:

MR = MC ...(2.1)

Dalam hal ini MR merupakan nilai rupiah produksi marginal yang diperoleh dari

mengalikan harga produk yang berlaku dengan produksi marginal. Sehingga dapat

dibuat persamaan sebagai berikut ( Simanjuntak, 2001) :

VMP = P.MPTK ...(2.2)

Jumlah nilai VMP menggambarkan tambahan pendapatan yang diterima oleh

pengusaha bila menambah penggunaan tenaga kerja satu unit lagi.

Bila perusahaan menggunakan garis wage rate sebagai dasar maka tambahan

biaya yang harus dibayar perusahaan adalah sama dengan tingkat upah (W)

(33)

commit to user

VMP = W ... (2.3)

Jadi dalam rangka menambah keuntungan, pengusaha akan terus menambah

jumlah karyawan tenaga kerja selama MR lebih besar dari pada W, sehingga dapat

digambarkan sebagai berikut :

Upah VMPTK

W1 Laba Maksimum

W

W2 D

D = MPTK x P 0 A N B Kuantitas

Tenaga Kerja Gambar 2.1

Fungsi Permintaan Tenaga Kerja

Keterangan :

Dari gambar di atas, garis DD menggambarkan nilai hasil marjinal tenaga

kerja (VMPTK) untuk setiap kuantitas tenaga kerja. Bila misalnya jumlah

tenaga kerja yang dipekerjakan sebanyak OA (orang), maka nilai hasil kerja

orang dinamakan VMPTK nya dan besarnya sama dengan MPTK x P = W1.

Nilai ini lebih besar dari tingkat upah yang sedang berlaku (W). Oleh sebab

itu, laba pengusaha akan bertambah dengan menambah tenaga kerja baru.

Pengusaha dapat terus menambah laba perusahaan dengan mempekerjakan

tenaga kerja hingga ON. Di titik N pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai

(34)

commit to user

pengusaha mencapai laba maksimum bila MPTK x P = W . Penambahan tenaga

kerja yang lebih besar dari pada ON, misalnya OB maka akan mengurangi

keuntungan pengusaha. Pengusaha membayar upah pada tingkat yang berlaku

(W), padahal hasil nilai marginal yang diperolehnya sebesar W2 yang lebih kecil

dari pada W. Jadi pengusaha cenderung untuk menghindari jumlah tenaga kerja

yang lebih besar dari pada ON. Penambahan tenaga kerja yang lebih besar dari

ON dapat dilaksanakan hanya bila pengusaha yang bersangkutan dapat membayar

upah dibawah W atau pengusaha dapat menaikkan harga barang. Laba maksimal

dapat diperoleh dengan melalui empat persamaan berikut (Simanjuntak, 2001) :

a. MPR = (MPL).(MR)

b. MPR = (MPL).P

c. P. (MPL) = W

d. MPL =

Keterangan :

MPL = Marginal Product Labour

MR = Marginal Revenue

P = Price

(35)

commit to user

5. Pengertian Produksi

Istilah “produksi” secara umum diartikan sebagai penggunaan sumber daya

yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali

berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau kapan komoditi-komoditi

itu dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh

konsumen oleh komoditi itu. Produksi adalah transformasi atau perubahan

menjadi barang produk atau proses dimana input diubah menjadi output. Dalam

suatu produksi diusahakan untuk mencapai efisiensi produksi, yaitu menghasilkan

barang dan jasa dengan biaya yang paling rendah untuk mendapatkan hasil yang

optimum. Dalam artian tersebut, produksi merupakan konsep yang lebih luas

daripada pengolahan, karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari

produksi (Meiners, 1994).

Dalam ilmu ekonomi, terdapat tiga masalah pokok berupa mencari jawaban atas

pertanyaan :

a. Apa (what) yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya.

b. Bagaimana (how) cara menghasilkan/memproduksi barang dan atau jasa

tersebut.

c. Untuk siapa (for whom) barang dan atau jasa tersebut diproduksi.

Perusahaan yang akan menghasilkan suatu produk menghadapi

keterbatasan faktor produksi, sehingga perusahaan memilih alternatif

terbaik yang akan digunakan untuk menghasilkan produk yang diinginkan.

Cara perusahaan menghasilkan produk yang diinginkan tergambar dalam

(36)

commit to user

produksi yaitu input, proses dan output. Input merupakan sumberdaya

yang digunakan dalam proses produksi, proses merupakan cara yang

digunakan untuk menghasilkan produk dan output merupakan produk yang

ingin dihasilkan.

Produksi adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menambah kegunaan suatu

barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru

atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan

perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan

output dengan biaya yang minimum ( Putong, 2002).

6. Pengertian Penyerapan Tenaga Kerja Pada Perusahaan

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari

tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain

penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit

usaha. Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh upah,produktivitas tenaga

kerja,modal dan pengeluaran non upah. Hubungan antara upah dengan jumlah

tenaga kerja adalah negatif. Semakin meningkatnya upah tenaga kerja, maka

jumlah tenaga kerja akan menurun. Hubungan antara Produktivitas tenaga kerja

dengan jumlah tenaga kerja adalah positif karena semakin tinggi produktivitas

tenaga kerja maka hasil produksi semakin tinggi. Menurunnya modal usaha akan

menyebabkan tenaga kerja menurun sehingga hubungan antara modal dan tenaga

kerja adalah negatif, dan hubungan antara pengeluaran non upah dengan tenaga

kerja adalah negatif karena semakin tinggi pengeluaran non upah maka tenaga

(37)

commit to user

Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

eksternal dan faktor internal (Rejekiningsih, 2004).

Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat

inflasi, pengangguran dan tingkat bunga. Dalam dunia usaha tidaklah

memungkinkan mempengaruhi kondisi tersebut, maka hanyalah pemerintah yang

dapat menangani dan mempengaruhi faktor eksternal. Dengan melihat keadaan

tersebut maka dalam mengembangkan perusahaan dapat dilakukan dengan

menggunakan faktor internal dari perusahaan yang meliputi upah tenaga kerja,

produktivitas tenaga kerja, modal, serta pengeluaran non upah. Adapun faktor

tersebut diuraikan sebagai berikut :

a. Upah

Di dalam teori ekonomi, upah diartikan sebagai pembayaran ke atas jasa

fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para

pengusaha. Dengan demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan di antara

pembayaran kepada pegawai tetap dengan pembayaran ke atas jasa – jasa

pekerja kasar dan tidak tetap ( Sukirno, 2002 : 354)

Kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun sebagai akibat dari

kenaikan upah. Apabila tingkat upah naik sedangkan harga input lain tetap,

berarti harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari input lain. Situasi ini

mendorong pengusaha untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja yang

relatif mahal dengan input-input lain yang harga relatifnya lebih murah guna

mempertahankan keuntungan yang maksimum. Fungsi upah secara umum,

(38)

commit to user

1) Untuk mengalokasikan secara efisien kerja manusia, menggunakan sumber

daya tenaga manusia secara efisien, untuk mendorong stabilitas dan

pertumbuhan ekonomi.

2) Untuk mengalokasikan secara efisien sumber daya manusia

Sistem pengupahan (kompensasi) adalah menarik dan menggerakkan

tenaga kerja ke arah produktif, mendorong tenaga kerja pekerjaan

produktif ke pekerjaan yang lebih produktif.

3) Untuk menggunakan sumber tenaga manusia secara efisien

Pembayaran upah (kompensasi) yang relatif tinggi adalah mendorong

manajemen memanfaatkan tenaga kerja secara ekonomis dan efisien.

Dengan cara demikian pengusaha dapat memperoleh keuntungan dari

pemakaian tenaga kerja. Tenaga kerja mendapat upah (kompensasi) sesuai

dengan keperluan hidupnya.

4) Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi

Akibat alokasi pemakaian tenaga kerja secara efisien, sistem perupahan

(kompensasi) diharapkan dapat merangsang, mempertahankan stabilitas,

dan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Sudarsono (2003), perubahan tingkat upah akan mempengaruhi

tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan. Apabila digunakan asumsi bahwa

tingkat upah naik, maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut:

1) Naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi perusahaan, yang

selanjutnya akan meningkatkan harga per unit barang yang diproduksi.

(39)

commit to user

barang, yaitu mengurangi konsumsi atau bahkan tidak lagi mau membeli

barang yang bersangkutan. Akibatnya banyak barang yang tidak terjual,

dan terpaksa produsen menurunkan jumlah produksinya. Turunnya target

produksi, mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan.

Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena pengaruh turunnya

skala produksi disebut dengan efek skala produksi atau scale effect.

2) Apabila upah naik (asumsi harga dari barang-barang modal lainnya tidak

berubah), maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan teknologi

padat modal untuk proses produksinya dan menggantikan kebutuhan akan

tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang-barang modal seperti mesin

dan lainnya. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena

adanya penggantian atau penambahan penggunaan mesin-mesin disebut

dengan efek substitusi tenaga kerja (substitution effect).

b. Produktivitas tenaga kerja

Produktivitas tenaga kerja merupakan gambaran kemampuan pekerja dalam

menghasilkan output. Hal ini karena produktivitas merupakan hasil yang

diperoleh oleh suatu unit produksi dengan jumlah tenaga kerja yang dimiliki,

dengan produktivitas kerja yang tinggi menunjukkan kemampuan yang dimiliki

oleh tenaga kerja juga tinggi. Produktivitas mengandung pengertian

filosofis-kualitatif dan kuantitatif-teknis operasional. Secara filosofis-kualitatif,

produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang berusaha

(40)

commit to user

Produktivitas dapat juga didefinisikan sebagai produksi yang diciptakan oleh

seorang pekerja pada suatu waktu tertentu. Kenaikan produktivitas berarti pekerja

itu dapat menghasilkan lebih banyak barang pada jangka waktu yang sama, atau

suatu tingkat produksi tertentu dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih singkat.

Kenaikan produktivitas disebabkan oleh beberapa faktor, yang terpenting adalah

kemajuan teknologi memproduksi, pertambahan kepandaian, ketrampilan tenaga

kerja, dan perbaikan dalam organisasi perusahaan (Sukirno, 2002).

Untuk definisi kerja secara kuantitatif, produktivitas merupakan perbandingan

antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan per

satuan waktu (Simanjuntak,1985:19). Produktivitas dapat juga didefinisikan

sebagai perbandingan antara hasil kerja yang telah dicapai dengan keseluruhan

sumber daya yang digunakan dalam waktu tertentu. Satuan ukurannya adalah

angka yang menunjukkan ratio antara output dan input. Kenaikan produktivitas

berarti pekerja dapat menghasilkan lebih banyak dalam jangka waktu yang sama,

atau suatu tingkat produksi tertentu dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih

singkat. Menurut Sudarsono (1988:28) produktivitas dapat diformulasikan sebagai

berikut :

PRTK = ……….(2.4)

Keterangan : PRTK = Produktivitas tenaga kerja

Q = Volume produksi

TK = Banyaknya tenaga kerja

(41)

commit to user

1) Jumlah produksi yang sama diperoleh dengan menggunakan sumber daya

yang lebih sedikit.

2) Jumlah produksi yang lebih besar dicapai dengan menggunakan sumber

daya yang kurang.

3) Jumlah produksi yang lebih besar dicapai dengan menggunakan sumber

daya yang sama.

4) Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan

sumber daya yang relatif lebih kecil.

c. Modal

Modal adalah salah satu faktor produksi yang digunakan dalam melakukan

proses produksi. Produksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat – alat

atau mesin produksi yang efisien. Dalam proses produksi tidak ada perbedaan

antara modal sendiri dengan modal pinjaman, yang masing – masing berperan

langsung dalam proses produksi. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari

pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar

produktivitas dan pendapatan. Modal terbagi dua yaitu modal aktif dan modal

pasif. Modal aktif menurut fungsi kerjanya dapat dibedakan menjadi modal kerja

dan modal tetap. Sedangkan modal pasif dapat dibedakan antara modal sendiri

dan modal asing atau modal badan usaha dan modal kreditur/uang. Modal kerja

adalah biaya – biaya yang dikeluarkan untuk operasi perusahaan dalam satu

periode (dalam jangka pendek) meliputi kas, persediaan barang, depresiasi

(42)

commit to user

Menurut Mubyarto (1986), modal adalah barang atau uang yang

bersama-sama faktor-faktor produksi lainnya digunakan untuk menghasilkan

barang-barang baru, dalam hal ini adalah hasil produksi. Modal dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

1) Modal tidak bergerak (modal tetap), merupakan biaya yang

dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam satu kali

proses produksi. Modal tetap dapat berupa tanah, bangunan, dan

mesin-mesin yang digunakan.

2) Modal bergerak (modal variabel), adalah biaya yang dikeluarkan

dalam proses produksi dan habis dipakai dalam satu kali proses

produksi. Modal bergerak dapat berupa biaya yang dikeluarkan

untuk membeli bahan baku atau bahan-bahan penunjang produksi.

Dalam rumusan yang sederhana, Mubyarto (1973) memberikan definisi

modal adalah barang atau uang, yang bersama-sama faktor produksi tanah dan

tenaga kerja menghasilkan barang baru. Dalam artian yang lebih luas, menurut

pandangan ekonomi non-Marxian, modal mengacu kepada asset yang dimiliki

seseorang sebagai kekayaan yang tidak segera dikonsumsi melainkan, atau

disimpan, atau dipakai untuk menghasilkan barang/jasa baru (investasi). Dengan

demikian, modal dapat berwujud barang dan uang. Sejumlah uang menjadi

modal apabila ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin adanya suatu

kembalian. Dalam arti ini modal juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang

berupa alat-alat finansial seperti deposito, stok barang, ataupun surat saham yang

(43)

commit to user

fisik. Kembalian dapat berupa pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu

keuntungan. Modal yang berupa barang, mencakup modal tetap dalam bentuk

bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan transportasi, kemudahan distribusi, dan

barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi barang/jasa baru;

dan modal berputar, dalam bentuk barang jadi ataupun setengah jadi yang berada

dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi. Ada penggunaan istilah modal

untuk mengacu kepada arti yang lebih khusus, misalnya modal sosial dan

modal/sumber daya manusia. Istilah yang pertama mengacu kepada jenis modal

yang tersedia bagi kepentingan umum, seperti rumah sakit, gedung sekolahan,

jalan raya dan sebagainya; sedangkan istilah yang kedua mengacu kepada faktor

manusia produktif yang meliputi faktor kecakapan dan keterampilan manusia.

Menyelenggarakan pendidikan misalnya, disebut sebagai suatu investasi dalam

modal/sumber daya manusia.

d. Pengeluaran Non Upah

Pengeluaran non upah adalah seluruh pengeluaran untuk tenaga kerja diluar

upah yang meliputi tunjangan sosial, tunjangan pajak maupun asuransi yang

dibayar perusahaan per bulan. Pengeluaran untuk tenaga kerja non upah

merupakan salah satu biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

(Anonim,2010).

Pendapatan Non Upah adalah sebagai berikut:

1) Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata/natura yang diberikan

perusahaan oleh karena hal-hal yang bersifat khusus atau untuk

(44)

commit to user

jemput pekerja atau lainnya), pemberian makan secara cuma - cuma,

sarana ibadah, tempat penitipan bayi, koperasi, kantin dan lain-lain.

2) Bonus adalah bukan merupakan bagian dari upah, melainkan pembayaran

yang diterima pekerja dari hasil keuntungan perusahaan atau karena

pekerja menghasilkan hasil kerja lebih besar dari target produksi yang

normal atau karena peningkatan produktivitas, besarnya pembagian bonus

diatur berdasarkan kesepakatan.

3) Tunjangan Hari Raya (THR) dan Pembagian Keuntungan lainnya.

Komponen-komponen pendapatan tersebut sangat penting dipertegas oleh

perusahaan mengingat akan menjadi pedoman untuk perhitungan hal-hal sebagai

berikut (Sunaryo, 2011) :

1) Komponen Upah yang dipergunakan untuk Tunjangan Hari Raya adalah :

Upah satu bulan ditambah tunjangan-tunjangan tetap.

2) Komponen Upah yang dipergunakan untuk Upah Lembur :

a) Dalam hal upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka

dasar perhitungan upah lembur adalah 100 % dari upah.

b) Dalam hal upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap dan

tunjangan tidak tetap, apabila upah pokok tambah tunjangan tetap

lebih kecil dari 75 % keseluruhan upah, maka dasar perhitungan

upah lembur 75 % dari keseluruhan upah.

3) Komponen Upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan Upah

(45)

commit to user

4) Komponen Upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang

pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang

seharusnya diterima yang tertunda, terdiri atas : Upah pokok dan segala

macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang dibagikan kepada

pekerja/buruh dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang

diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila catu

harus dibayar pekerja/buruh dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap

sebagai selisih antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar

oleh pekerja/buruh. Selain itu, Perusahaan juga perlu memperhatikan

penegasan antara tunjangan tetap dengan tunjangan tidak tetap serta

pendapatan lain yang sebenarnya tidak termasuk dalam bentuk tunjangan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irsan (1993), dalam studinya

mengenai faktor –faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja industri

pengolahan di Indonesia, dengan menggunakan analisis regresi linear berganda

secara OLS (Ordinary Least Square). Hasil analisis menunjukkan variabel upah,

modal dan nilai tambah berpengaruh negatif dengan signifikansi pada tingkat 1

persen, sementara untuk kemajuan teknologi berpengaruh negatif dengan

signifikan pada tingkat 10 persen.

Penelitian yang dilakukan Ernaro (2001), mengenai Analisis Penyerapan

Tenaga Kerja pada Industri Pengolahan secara Keseluruhan dan Khusus pada

(46)

commit to user

bahwa variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan

tenaga kerja pada industri kecil makanan dan minuman di Indonesia. Untuk

variabel nilai tambah mempunyai pengaruh yang signifikan dan bersifat positif

terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil makanan dan minuman.

Dari dua penelitian yang dilakukan oleh Irsan dan Ernaro menunjukkan

bahwa variabel upah tenaga kerja, modal, dan nilai tambah sama - sama

berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Industri

Pengolahan di Indonesia dan pada Industri kecil makanan dan minuman di

Indonesia.

Kuncoro (2002) meneliti tentang upah sistem bagi hasil dan penyerapan

tenaga kerja, dengan analisis regresi menggunakan model logaritma natural pada

industri tembakau dan sepatu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyerapan

tenaga kerja dipengaruhi oleh faktor upah dan output. Nilai untuk variabel upah

negatif maka pengaruhnya menunjukkan arah berlawanan. Pada industri rokok

dan tembakau koefisien pada variabel upah adalah sebesar -0,85,pada industri alas

kaki dan sepatu koefisien variabel upah sebesar - 0,54 yang berarti setiap 1 %

kenaikan upah akan mengurangi jumlah tenaga kerja yang diminta masing –

masing industri sebesar 0,85 dan 0,54. Dilihat dari angka absolutnya elastisitas

substitusi pada industri tembakau tampak lebih besar dari pada industri sepatu.

Hasil ini dapat dinaikkan apabila dipertimbangkan kenyataan industri produk

tambahan bersifat padat karya . Elastisitas output terhadap kesempatan kerja untuk

industri rokok dan tembakau serta industri alas kaki dan sepatu masing-masing

(47)

commit to user

Rejekiningsih (2004) meneliti tentang mengukur besarnya peranan industri

kecil dalam perekonomian Jawa Tengah dengan menggunakan analisis regresi

menunjukkan bahwa jumlah unit usaha dan output industri kecil di Jawa Tengah

periode 1991 – 1997 berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Pengaruh jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja adalah positif dan

elastisitas yang berarti bertambahnya jumlah unit usaha akan menambah jumlah

tenaga kerja yang terserap.

Zamrowi (2007),meneliti tentang analisis penyerapan tenaga kerja pada

industry kecil mebel di Kota Semarang dengan menggunakan analisis regresi

menunjukkan bahwa upah tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, pengeluaran

non upah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja, dan modal

berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiyadi (2008), meneliti

tentang faktor – faktor yang berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada

industri kecil konveksi di Desa Sendang Kabupaten Jepara dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1 . Pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja di industri kecil

konveksi adalah tidak elastis , artinya jika ada kenaikan 1 persen upah

akan ada penurunan sebesar 0,526 % tenaga kerja yang terserap pada

industri kecil konveksi dengan asumsi faktor lainnya konstan . Dengan

turunnya upah berarti ada tambahan kesempatan tenaga kerja, sehingga

(48)

commit to user

2. Pengaruh biaya bahan baku terhadap penyerapan tenaga kerja di

industri kecil konveksi adalah tidak elastis, artinya jika ada kenaikan 1

% biaya bahan baku akan ada penurunan sebesar 0,729 % tenaga kerja

yang terserap pada industri kecil konveksi dengan asumsi faktor

lainnya konstan . Dengan turunnya biaya bahan baku berarti ada

tambahan kesempatan tenaga kerja, sehingga akan ada permintaan

tenaga kerja baru yang meningkat.

3. Nilai produksi elastis terhadap penyerapan tenaga kerja , artinya jika

ada kenaikan 1 % nilai produksi akan ada kenaikan sebesar 0,548 %

tenaga yang terserap di industri kecil konveksi dengan asumsi faktor

lainnya konstan . Bertambahnya jumlah nilai produksi akan menambah

jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri kecil konveksi .

C. Kerangka Pemikiran

Dari hasil penelitian terdahulu tersebut dengan obyek penelitian di industri

kecil maka pada penelitian ini ditambahkan dua variabel lainnya yaitu variabel

produktivitas tenaga kerja dan variabel pengeluaran non upah untuk menguji

apakah tambahan variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap penyerapan tenaga kerja pada perusahaan Rokok Sejahtera Abadi

Malang.

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan beberapa penelitian dari

(49)

commit to user

kajian teori maupun model analisis yang digunakan, maka untuk keperluan

penelitian ini disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Perusahaan Rokok Sejahtera Abadi di Malang

Penyerapan tenaga kerja pada perusahaan rokok dipengaruhi oleh upah

(lnX1), produktivitas tenaga kerja (lnX2), modal (lnX3) dan pengeluaran Non upah

(lnX4). Perubahan tingkat upah mempunyai pengaruh negatif maka pengaruhnya

menunjukkan arah berlawanan terhadap penyerapan tenaga kerja, semakin tinggi

tingkat upah maka pihak perusahaan akan mengurangi jumlah permintaan tenaga

kerja. Produktivitas tenaga kerja mempunyai pengaruh positif, dengan semakin

tinggi produktivitas tenaga kerja maka perusahaan akan menambah jumlah tenaga

kerja. Modal untuk pembelian mesin produksi yang efisien mempunyai pengaruh

negatif terhadap penyerapan tenaga kerja, dengan semakin meningkatnya modal

pembelian mesin maka pihak perusahaan akan menurunkan permintaan tenaga

kerja. Selain itu pengeluaran non upah mempunyai pengaruh negatif maka

pengaruhnya menunjukkan arah berlawanan terhadap penyerapan tenaga kerja, Upah (lnX1) ‾

Penyerapan Tenaga Kerja (lnY)

Modal (lnX3)

(50)

commit to user

dengan semakin tinggi pengeluaran non upah maka pihak perusahaan akan

mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja.

D. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian serta kerangka pemikiran

tersebut , maka diajukan hipotesis sebagai berikut :

diduga upah tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, modal dan pengeluaran non

upah berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja.

1. Upah diduga berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja pada

perusahaan rokok.

2. Produktifitas tenaga kerja diduga berpengaruh negatif terhadap penyerapan

tenaga kerja pada perusahaan rokok.

3. Modal diduga berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja pada

perusahaan rokok .

4. Pengeluaran non upah diduga berpengaruh negatif terhadap penyerapan

(51)

commit to user

37

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian

Berdasarkan jenis permasalahan yang diteliti, maka pendekatan yang

digunakan dalam penelitian adalah kausal kuantitatif dan tipe penelitian adalah

studi kasus dengan data time series mengenai penyerapan tenaga kerja pada

Perusahaan Rokok Sejahtera Abadi Malang.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data time series

selama 15 tahun (1997 – 2011). Data yang digunakan adalah jumlah tenaga kerja

yang terserap, upah, produktivitas tenaga kerja, modal, dan pengeluaran non upah

pada Perusahaan Rokok Sejahtera abadi Malang. Data lainnya yang dikumpulkan

untuk mendukung dalam analisis penelitian ini meliputi : Perkembangan

perusahaan,data jumlah unit usaha. Data diambil dari kantor Badan Pusat Statistik

Kabupaten Malang, Kantor Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang,

jurnal ilmiah, hasil penelitian dan laporan - laporan hasil penelitian terdahulu serta

(52)

commit to user

C. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel penelitian didefinisi operasionalkan sebagai

berikut :

1. Penyerapan Tenaga Kerja (lnY) adalah sejumlah tenaga kerja yang

dipekerjakan oleh pengusaha rokok dalam memproduksi rokok per tahun

selama 15 tahun dengan satuan orang.

2. Upah tenaga kerja (lnX1) adalah pembayaran ke tenaga kerja pada perusahaan

rokok per tahun selama 15 tahun dengan satuan rupiah.

3. Produktivitas tenaga kerja (lnX2) adalah jumlah rokok yang dapat dihasilkan

oleh satu orang tenaga kerja dengan satuan per pak per tahun selama 15 tahun.

4. Modal (lnX3) adalah dana yang digunakan dalam proses produksi saja, tidak

termasuk nilai tanah dan bangunan yang ditempati, atau lebih dikenal dengan

modal pembelian mesin dan peralatan dengan satuan rupiah selama 15 tahun.

5. Pengeluaran non upah (lnX4) adalah seluruh pengeluaran untuk tenaga kerja

di luar upah yang meliputi tunjangan sosial, tunjangan pajak maupun asuransi

yang dibayar perusahaan rokok Sejahtera Abadi per tahun selama 15 tahun

dengan satuan rupiah.

D. Teknik Analisis Data

Alat yang digunakan untuk menganalisis pengaruh upah, produktivitas tenaga

kerja, modal dan pengeluaran non upah terhadap jumlah tenaga kerja yang

terserap adalah Regresi berganda dengan model sebagai berikut

(Ghozali,2009:143) :

Gambar

Tabel                                                                                                         Halaman
Gambar                                                                                                    Halaman
Tabel 1.1  Perkembangan  Pertumbuhan Ekonomi Sektor PDRB
Tabel 1.1,  dimana sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terjadinnya pola interaksi individu dengan kelompok memperlihatkan variasi interaksi baru dalam dunia maya dan sekaligus fakta bahwa antar individu dengan kelompok

Oleh karena itu, sering kali terdapat makna yang dituangkan dalam ragam tersebut, misalnya dalam motif tumbuhan yang terbentuk dari alam, seperti flora yang salah satu motif

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam penempatan dan pelindungan tenaga kerja asal Jawa Barat telah mengeluarkan kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah Provinsi

Dalam frase ini verba intransitif tipe modifikatif sebagai hulu dan diikuti oleh adverbial sebagai tambahan, karena hulu sebagai pusat atau inti dalam frase

Pada penelitian ini variabel sarana prasarana (X 1 ) dan implementasi standar proses (X 2 ) sebagai variabel bebas yang akan dikaji hubungannya dengan mutu hasil

 Deflasi di Provinsi Sulawesi Selatan terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan -0,82 persen; dan kelompok

Skripsi ini merupakan laporan penelitian penulis untuk mendapatkan pengetahuan tentang Penerapan Pasal 4 Butir b, c, dan d Kode Etik Jurnalistik pada Headline News di Surat

1) Untuk menambah pengetahuan bagi guru dalam memilih media untuk meningkatkan kreativitas. 2) Sebagai tambahan pengetahuan keprofesian bagi gurudi TKBina Anaprasa Kencana