• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada Februari 2015, Provinsi Sulawesi Selatan terjadi deflasi sebesar -0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,37. Dari 82 kota IHK, tercatat 12 kota mengalami inflasi, sedangkan 70 kota

lainnya deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual 3,20 persen dengan IHK 130,63 dan terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,04 persen dengan IHK 112,50. Deflasi tertinggi terjadi di Bukittinggi -2,35 persen

dengan IHK 114,99 dan terendah terjadi di Jayapura sebesar -0,04 persen dengan IHK 119,64.

 Deflasi di Provinsi Sulawesi Selatan terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan -0,82 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -1,61 persen, meskipun kelompok lainnya inflasi yaitu : kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,37 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,22 persen; kelompok sandang sebesar 0,91 persen; kelompok kesehatan 0,69 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,18 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender Januari 2015 sebesar -0,44 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2015 terhadap Februari 2014) sebesar 6,63 persen.

 Komponen inti di Sulawesi Selatan pada Februari 2015 mengalami inflasi sebesar 0,36 persen, tingkat inflasi

komponen inti tahun kalender Februari 2015 sebesar 0,94 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Februari 2015 terhadap Februari 2014) sebesar 4,29 persen.

 Perubahan IHK untuk kota Makassar terjadi inflasi sebesar 2,69 persen dengan IHK sebesar 116,50.

No. 17/03/73/Th. XIX, 2 Maret 2015

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

FEBRUARI 2015 PROVINSI SULAWESI SELATAN DEFLASI -0,27 PERSEN

Pada Bulan Februari 2015 berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen BPS Provinsi Sulawesi Selatan terjadi

(2)

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan -0,82 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -1,61 persen, meskipun kelompok lainnya inflasi, yaitu : kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,37 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,22 persen; kelompok sandang sebesar 0,91 persen; kelompok kesehatan 0,69 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,18 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Februari 2015 antara lain: cabe rawit, bensin, cabe merah, bahan bakar rumah tangga, angkutan dalam kota, kacang panjang, ikan kembung/gembung, semen, minyak goreng dan ikan teri basah.

Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah: beras, emas perhiasan, ikan bandeng, tarip listrik, tukang bukan mandor, tarip parkir, wortel, daging ayam ras, kangkung dan martabak.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Februari 2015, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar -0,1951 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,2934 persen, sedangkan kelompok yang memberikan andil infalsi, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,0589 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,0505 persen; kelompok sandang 0,0692 persen; kelompok kesehatan 0,0281 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,0128 persen.

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Februari 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun Ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran IHK Desember 2014 IHK Januari 2015 IHK Februari 2015 Inflasi Februari 20151) Laju Inflasi Tahun Kalender 20152) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m (Headline) 116,89 116,69 116,37 -0,27 -0,44 6,63 1. Bahan Makanan 125,03 126,86 125,81 -0,82 0,62 12,29

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 114,11 114,42 114,84 0,37 0,64 5,89

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 114,88 115,93 116,18 0,22 1,13 6,72

4. Sandang 110,82 111,60 112,61 0,91 1,62 4,31

5. Kesehatan 109,25 109,99 110,74 0,69 1,37 5,37

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 105,45 105,65 105,84 0,18 0,37 2,10

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 121,49 116,21 114,34 -1,61 -5,88 3,60

1) Persentase Perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase Perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK Desember 2014 3) Persentase Perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK Februari 2014

(3)

No. Kelompok/Sub Kelompok

BAHAN MAKANAN -0,82 -0,1951

1 Padi-2an, umbi-2an & hsl-nya 3,84 0,2072 2 Daging & hasilnya 0,40 0,0091 3 Ikan Segar 0,32 0,0151 4 Ikan Diawetkan 1,11 0,0001 5 Telur, Susu dan hsl-nya 0,31 0,0071 6 Sayur-2an 0,70 0,0201 7 Kacang-2an 2,44 0,0139 8 Buah-2an 0,87 0,0153 9 Bumbu-2an -20,95 -0,4756 Tabel 3 Februari 2015 (%) Inflasi Sumbangan Inflasi dan Sumbangan Kelompok Bahan Makanan

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan (2012=100) Februari 2015 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

(%)

(1) (2)

U M U M -0,2690

1. Bahan Makanan -0,1951

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0,0589 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0,0505

4. Sandang 0,0692

5. Kesehatan 0,0281

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0,0128

7. Transpor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan -0,2934

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Februari

2015 mengalami perubahan indeks sebesar -0,82 persen, atau terjadi penurunan indeks dari bulan

sebelumnya yaitu 126,86 menjadi 125,81 pada bulan ini.

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan, 8 sub kelompok mengalami inflasi sedangkan 3 sub kelompok lainnya deflasi.

Kelompok pengeluaran bahan makanan secara keseluruhan memberikan sumbangan deflasi sebesar

(4)

No. Kelompok/Sub Kelompok

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan

Tembakau 0,37 0,0589

1 Makanan Jadi 0,48 0,0447

2 Minuman yang tdk beralkohol 0,32 0,0097

3 Tembakau dan Min. beralkohol 0,10 0,0045 Tabel 4.

Inflasi Sumbangan Inflasi dan Sumbangan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok

dan Tembakau Februari 2015 (%)

No. Kelompok/Sub Kelompok

Sandang 0,91 0,0692

1 Sandang laki-laki -0,05 -0,0007

2 Sandang wanita 0,24 0,0047

3 Sandang anak-anak 0,21 0,0028

4 Barang pribadi dan sandang lainnya 2,93 0,0625 Tabel 6.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Sandang Februari 2015 (%)

Inflasi Sumbangan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan Februari 2015 mengalami perubahan indeks dari 114,42 pada bulan Januari 2015 menjadi 114,84 pada Februari 2015 atau terjadi kenaikan sebesar 0,37 persen.

Dari tiga sub kelompok dalam kelompok pengeluaran ini, semuanya mengalami inflasi.

Kelompok pengeluaran ini secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0589 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, gas dan bahan bakar pada bulan Februari 2015 mengalami inflasi sebesar 0,22 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 115,93 pada bulan Januari 2015 menjadi 116,18 pada bulan Februari 2015.

Dari 4 sub kelompok yang ada, 3 sub kelompok mengalami inflasi sementara 1 sub kelompok lainnya deflasi. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0505 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada bulan ini mengalami inflasi sebesar 0,91 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 111,60 pada bulan lalu menjadi 112,61.

Dari empat sub kelompok yang terdapat dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi sedangkan 1 sub kelompok lainnya deflasi.

Secara keseluruhan kelompok sandang pada bulan Februari 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0692 persen.

No. Kelompok/Sub Kelompok

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,22 0,0505

1 Biaya tempat tinggal 0,39 0,0486

2 Bahan bakar, penerangan dan air -0,17 -0,0092

3 Perlengkapan rumahtangga 0,26 0,0103

4 Penyelenggaraan rumahtangga 0,05 0,0008

Tabel 5.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Perumahan, Air,

Inflasi Sumbangan Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Februari 2015 (%)

(5)

5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan pada bulan Februari 2015 mengalami perubahan indeks sebesar 0,69 persen, dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0281 persen, angka indeks dari 109,99 pada bulan lalu menjadi 110,74 pada bulan ini.

Sub kelompok yang mengalami kenaikan indeks adalah : sub kelompok jasa kesehatan, sub kelompok obat-obatan, sub kelompok jasa perawatan jasmani, dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga di bulan Februari 2015 mengalami perubahan indeks sebesar 0,18 persen.

Dari lima sub kelompok yang ada, 4 sub kelompok mengalami inflasi, sedangkan 1 sub kelompok lainnya stabil. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,0128 persen.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Februari 2015 mengalami perubahan indeks dari 116,21 bulan lalu turun menjadi 114,34 dibulan ini, atau deflasi sebesar -1,61 persen.

Dari 4 sub kelompok, terdapat 1 sub kelompok mengalami inflasi, 2 sub kelompok mengalami deflasi,

No. Kelompok/ Sub Kelompok

Kesehatan 0,69 0,0281

1 Jasa Kesehatan 0,67 0,0088

2 Obat-obatan 0,09 0,0005

3 Jasa Perawatan jasmani 2,17 0,0094

4 Perawatan jasmani dan kosmetika 0,56 0,0094

Tabel 7.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Kesehatan Februari 2015 (%)

Inflasi Sumbangan

No. Kelompok/Sub Kelompok

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0,18 0,0128

1 Jasa Pendidikan 0,00 0,0000 2 Kursus2 / Pelatihan 0,78 0,0030 3 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0,16 0,0026 4 Rekreasi 0,48 0,0063 5 Olah raga 0,60 0,0009 Tabel 8.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Pendidikan Rekreasi & Olah Raga Februari 2015 (%)

Inflasi Sumbangan

No. Kelompok/Sub Kelompok

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -1,61 -0,2934

1 Transpor -2,61 -0,3241

2 Komunikasi Dan Pengiriman -0,02 -0,0006 Tabel 9.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Februari 2015 (%)

(6)

PERBANDINGAN INFLASI PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011 – 2015

Pada bulan Februari tahun 2015 Sulawesi Selatan mengalami deflasi sebesar -0,27 persen, deflasi bulan ini

lebih tinggi dibanding tahun 2011 sebesar -0,20, sementara 3 tahun sebelumnya inflasi, yaitu tahun 2012 sebesar 0,44 persen, tahun 2013 sebesar 0,71 persen, dan tahun 2014 sebesar 0,30 persen.

Laju inflasi ”year on year” Provinsi Sulawesi Selatan Februari 2015 sebesar 6,63 persen lebih tinggi

dibandingkan periode tahun 2011 sebesar 6,29 persen, tahun 2012 sebesar 3,36 persen, tahun 2013 sebesar 4,70 persen dan tahun 2014 sebesar 6,11 persen.

Tabel 10

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan Tahun ke Tahun, Tahun 2010 – 2014

Inflasi (2007 = 100) 2011 (2007 = 100) 2012 (2007 = 100) 2013 (2012 = 100) 2014 (2012 = 100) 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Februari -0,20 0,44 0,71 0,30 -0,27

2. (Februari) tahun kalender 1,09 1,56 1,85 1,41 -0,44

3. Februari terhadap Februari (Year on Year) 6,29 3,36 4,70 6,11 6,63

(7)

FEBRUARI 2015 KOTA MAKASSAR DEFLASI -0,19 PERSEN

Kota Makassar pada bulan Februari ini mengalami deflasi sebesar -0,19 persen, atau terjadi perubahan indeks dari 116,43 pada bulan Januari 2015 turun menjadi 116,21 pada bulan Februari 2015. Laju inflasi tahun kalender (Februari 2015) sebesar -0,25 persen, dan laju inflasi ”year on year” dari Februari 2015 terhadap Februari 2014 sebesar 6,69 persen.

Deflasi dipicu oleh turunnya harga-harga komoditi yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar -0,77 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -1,33 persen, meskipun kelompok lainnya mengalami inflasi, yaitu : kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,20 persen; kelompok sandang sebesar 1,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,71 persen; dan kelompok pendidikan, dan rekreasi dan olahraga sebesar 0,11 persen.

Tabel 11

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Makassar Februari 2015, Tahun kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Desember 2014 IHK Januari 2015 IHK Februari 2015 Inflasi Februari 20151) Laju Inflasi Tahun Kalender 2015 2) Inflasi Tahun ke Tahun 3) Andil (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) U M U M 116,50 116,43 116,21 -0,19 -0,25 6,69 1. Bahan Makanan 124,26 126,93 125,95 -0,77 1,36 13,21 -0,1774

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan

Tembakau 113,47 113,73 113,73 0,39 0,62 5,76 0,0622

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 115,04 116,16 116,16 0,20 1,17 6,63 0,0458

4. Sandang 111,94 112,73 112,73 1,12 1,83 4,61 0,0856

5. Kesehatan 109,61 110,55 110,55 0,71 1,57 5,64 0,0295

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 105,44 105,50 105,50 0,11 0,17 2,10 0,0082

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 120,64 115,09 115,09 -1,33 -5,87 3,17 -0,2455

(8)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA IHK DI PULAU SULAWESI

Kota-kota IHK di wilayah pulau Sulawesi yang berjumlah 11 kota, semuanya mengalami defflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar -1,84 persen dengan IHK 118,14, terendah di Palopo sebesar -0,17 persen dengan IHK 115,98. (lihat tabel 12 kolom 6).

Laju inflasi tertinggi berdasarkan ”tahun ke tahun” (Februari 2015 terhadap Februari 2014) terjadi di Bau-bau sebesar 10,55 persen; diikuti berturut-turut Manado sebesar 7,79 persen; Parepare sebesar 7,54 persen; Makassar sebesar 6,69 persen; Palu sebesar 6,64 persen; Palopo sebesar 6,40 persen; Mamuju sebesar 6,10 persen; Kendari sebesar 6,10 persen; Bulukumba sebesar 6,02 persen; Watampone sebesar 5,23 persen; dan Gorontalo sebesar 4,82 persen.

Tabel 12

Perbandingan Indeks dan Inflasi Februari 2015 Antar Kota di Pulau Sulawesi (2012=100)

No. K o t a IHK Desember 2014 IHK Januari 2015 IHK Februari 2015 Inflasi Februari 2015 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2015 2) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. PALOPO 116,54 116,18 115,98 -0,17 -0,48 6,40 02. MAKASSAR 116,50 116,43 116,21 -0,19 -0,25 6,69 03. MANADO 118,61 117,77 117,54 -0,20 -0,90 7,79 04. BAU-BAU 121,89 122,28 121,87 -0,34 -0,02 10,55 05. PAREPARE 117,71 117,25 116,54 -0,61 -0,99 7,54 06. GORONTALO 115,26 113,80 113,11 -0,61 -1,87 4,82 07. WATAMPONE 117,35 115,86 115,07 -0,68 -1,94 5,23 08. KENDARI 116,16 115,05 114,00 -0,91 -1,86 6,10 09. BULUKUMBA 125,61 125,47 124,24 -0,98 -1,09 6,02 10. MAMUJU 116,85 117,01 115,69 -1,13 -0,99 6,10 11. PALU 120,21 120,35 118,14 -1,84 -1,72 6,64

1) Persentase perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya

2) Persentase perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK Desember 2014

(9)

INFLASI MENURUT KOMPONEN FEBRUARI 2015

Komponen inti Sulawesi Selatan pada bulan Februari 2015 inflasi sebesar 0,36 persen, komponen diatur pemerintah deflasi -1,94 persen; dan komponen bergejolak deflasi sebesar -0,91 persen. Sementara itu komponen inti untuk kota Makassar pada Februari 2015 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen; komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar -1,56 persen, dan komponen bergejolak deflasi sebesar -0,85 persen. Kota Watampone komponen inti inflasi sebesar 0,18 persen; harga diatur pemerintah deflasi sebesar -2,51 persen; dan komponen bergejolak deflasi sebesar -1,55 persen. Kota Parepare komponen inti inflasi sebesar 0,18 persen; harga diatur pemerintah -1,58 persen; dan komponen bergejolak deflasi sebesar -1,92 persen. Kota Palopo komponen inti inflasi sebesar 0,50 persen; harga diatur pemerintah deflasi sebesar -3,77 persen; dan komponen bergejolak sebesar

0,87 persen. Kota Bulukumba komponen inti inflasi sebesar 0,39 persen; harga diatur pemerintah deflasi sebesar -3,40 persen; dan komponen bergejolak sebesar -2,47 persen.

Tabel 13

Laju Inflasi Februari 2015, Inflasi Tahun Kalender 2015 dan Inflasi Year on Year Menurut Komponen

Di Provinsi Sulawesi Selatan

Komponen

Kota Makassar Kota Watampone Kota Parepare

IHK Feb 2015 Perubahan IHK (%) IHK Feb 2015 Perubahan IHK (%) IHK Feb 2015 Perubahan IHK (%) Feb 2015 Tahun Kalender 2015 Year on Year Feb 2015 Tahun Kalender 2015 Year on Year Feb 2015 Tahun Kalender 2015 Year on Year (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) U M U M 116,21 -0,19 -0,25 6,69 115,07 -0,68 -1,94 5,23 116,54 -0,61 -0,99 7,54 Inti 110,98 0,39 0,96 4,24 108,45 0,18 0,72 3,96 109,34 0,18 0,94 4,39 Harga Diatur Pemerintah 125,10 -1,56 -6,32 7,75 126,01 -2,51 -7,17 5,97 133,31 -1,58 -4,33 13,87 Bergejolak 127,59 -0,85 1,49 14,25 127,43 -1,55 -4,63 8,14 125,32 -1,92 -3,27 11,56 Komponen

Kota Palopo Kota Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan

IHK Feb 2015 Perubahan IHK (%) IHK Feb 2015 Perubahan IHK (%) IHK Feb 2015 Perubahan IHK (%) Feb 2015 Tahun Kalender 2015 Year on Year Feb 2015 Tahun Kalender 2015 Year on Year Feb 2015 Tahun Kalender 2015 Year on Year (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) U M U M 115,98 -0,17 -0,48 6,40 124,24 -0,98 -1,09 6,02 116,37 -0,27 -0,44 6,63 Inti 110,30 0,50 1,20 5,00 120,62 0,39 0,79 5,19 110,94 0,36 0,94 4,29 Harga Diatur Pemerintah 125,74 -3,77 -7,96 8,87 132,8 -3,40 -7,03 7,17 125,98 -1,94 -6,35 8,13 Bergejolak 125,16 0,87 1,24 8,28 127,79 -2,47 -1,31 7,27 127,27 -0,91 0,68 13,10

Referensi

Dokumen terkait

KU-Kesalahan Utama, KP-Kesalahan Pindaan, KA-Kesalahan Alternatif Catatan Keputusan T-Tertuduh, K-Kesalahan 15 MA-83D-2661- 10/2020 Pendakwa Raya. ( Polis Diraja Malaysia

Adapun batasan masalah dalam pembuatan laporan berdasarkan dengan kerja praktek yang telah dilakukan yaitu, penulis hanya melakukan analisis pada prosedur pengiriman paket di

H0: Hubungan daya tarik pesan moral iklan Traveloka dengan minat pelanggan yang tidak signifikan.. H1: Hubungan daya tarik pesan moral iklan Traveloka dengan minat

Composite yang dilakukan pada Adobe After Effect merupakan penggabungan semua bahan grafis yang sudah dianimasikan satu persatu dengan background dan pemberian transisi

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan media pembelajaran Fisika berupa permainan Gasik pada pokok materi Cahaya untuk siswa SMP kelas VIII dengan kriteria

Oleh karena itu, disimpulkan bahwa bank umum kovensional memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan bank umum syariah berdasarkan rasio LDR karena

Dengan adanya beragam metode ta’zir yang diterapkan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan penerapan metode ta’zir

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model yang dikembangkan dapat digunakan untuk menggolongkan mangga Gedong gincu berdasarkan rasio kandungan gula asam dengan