• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENILAIAN NON PERFOMING LOAN (NPL) PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG MANGUPURA (KONSOLIDASI) PERIODE 31 JANUARI-31 DESEMBER 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENILAIAN NON PERFOMING LOAN (NPL) PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG MANGUPURA (KONSOLIDASI) PERIODE 31 JANUARI-31 DESEMBER 2015."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENILAIAN NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG MANGUPURA

(KONSOLIDASI) PERIODE 31 JANUARI – 31 DESEMBER 2015.

Diajukan oleh:

AYU RAI ANGGA PRAMITA NIM: 1306023001

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Keuangan dan

Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar

(2)

ii

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing,

serta diuji pada tanggal 01 Juni 2016

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Drs. Komang Ardana, MM ...

2. Sekretaris : Drs. I Made Dana, MM ...

Mengetahui,

Ketua Program Pembimbing

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida sang Hyang Widhi

Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Studi yang berjudul “Analisis Penilaian Non Performing Loan (NPL) Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Mangupura (Konsolidasi) Periode 31 Januari – 31 Desember 2015”.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak berhasil tanpa bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam

penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., selaku Pembantu Dekan 1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM. selaku Ketua Program Diploma III

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

4. Bapak Drs. I Made Dana, MM., selaku Dosen Pembimbing Laporan Tugas

Akhir Studi (TAS) yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan sampai dengan selesainnya Laporan Tugas Akhir

(4)

iv

5. Bapak Drs. Komang Ardana, MM. Selaku Pembimbing Akademik (PA)

selama penulis menjalankkan kuliah pada Program Studi Diploma III

Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulisan selama

mengikuti perkuliahan pada Program Diploma III Keuangan dan Perbankan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir

Studi ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang di sebabkan

karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian

Tugas Akhir studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang

berkepentingan.

Denpasar , 01 Juni 2016

(5)

v

Judul : Analisis Penilaian Non Performing Loan (NPL) Pada Pt. Bank

Pembangunan Daerah Bali Cabang Mangupura (Konsolidasi)

Periode 31 Januari – 31 Desember 2015.

Nama : Ayu Rai Angga Pramita

NIM : 1306023001

ABSTRAK

Permasalahan perbankan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi yang ada di Indonesia, dimana perbankan merupakan perusahan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali berupa kredit. Kegiatan kredit bisa menimbulkan risiko yang akan berpengaruh terhadap perekonomian suatu daerah, kegagalan – kegagalan bank dalam memantau kredit bermasalah dapat mengakibatkan risiko kredit yang tinggi dimana dapat mengarah pada bangkrutnya sebuah bank. maka dari untuk menilai kredit bermasalah perlu adanya penelitian dalam analisis untuk melihat perkembanagan Non Perfoming Loan (NPL) pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Mangupura secara konsolidasi setiap bulannya .

Penelitian ini menggunakan data laporan kredit yang disalurkan dan laporan kredit bermasalah periode 31 Januari – 31 Desember 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan bulanan selama satu tahun. Dimana Metode Analisis data menggunakan analisis Non Perfoming Loan (NPL).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan anlisis Non Perfoming Loan (NPL) risiko kredit yang dihadapi PT Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Mangupura sangat rendah , dimana presentase Non Perfoming Loan sangat rendah yang menunjukan dibawah 2 persen dengan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia Maksimal 5 persen.

(6)

vi

DAFTAR ISI

ISI Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Laporan ... ...5

1.4 Metode Penulisan Laporan ... 5

1.5 Sistematika Penyajian... 6

BAB II KAJAIN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Pengertian Bank ... 8

2.1.2 Jenis – Jenis bank ... 8

2.1.3 Pengertian Kredit ... 12

2.1.4 Risiko Kredit ... 14

2.1.5 Non Perfoming Loan (NPL) ... 17

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 20

BAB III PENUTUP 3.1 Lokasi Penelitian ... 23

3.2 Obyek Penelitian ... 23

3.3 Identifikasi Variabel ... 23

3.4 Definisi Operasional ... 23

3.4.1 Non Perfoming loan (NPL) ... 23

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.6 Metode Penentuan Sample ... 25

3.7 Metode Pengumpulan Data... 26

3.8 Teknik Analisis Data ... 26

(7)

vii

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 35 5.2 Saran ... 35

(8)

viii

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

4.1 Struktur Organisasi Pt. Bank Pembangunan Daerah

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1. Data rincian Kredit bermasalah pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Mangupura (Konsolidasi) Periode

31 Januari – 31 Desember 2015...39

2. Data rincian Kredit yang diberikan pada PT. Bank

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dunia perbankan di Indonesia, sangat banyak bank yang telah

berkembang dari ruang lingkup yang kecil hingga besar . Setiap perbankan yang

ada sangat mempengaruhi perekonomian di suatu Negara, dimana kestabilan

perekonomian Negara dilihat dari bank yang mampu menstabilkan uang beredar

di masyarakat. Untuk mempertahankan kestabilan tersebut Sehingga sangat perlu

adanya pengawasan dari OJK untuk memantau perkembangan pertumbuhan suatu

bank.

Bank adalah lembaga keuangan (financial institution) yang berfungsi

sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan

dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank

kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang

memerlukan dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bank menerima

simpanan uang dari masyarakat (dana pihak ketiga) dan menyalurkannya

kembali dalam bentuk kredit. Dari aktivitas bank tersebut tersalurlah berbagai

produk bank sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh bank

yang bersangkutan.

Keberadaan bank cenderung membantu perkembangan perekonomian

(12)

2

penyaluran kredit agar mudah di jangkau masyarakat. Perbankan di Indonesia

telah memperluas jenis lembaga keuangan yang nantinya mampu di jangkau di

setiap daerah, khususnya daerah bali yang telah memiliki BPD ( Bank Perkreditan

daerah).

Lembaga keuangan Bank di Bali memiliki banyak perkembangan untuk

meningkatakan perekonomian daerah sekitarnya. Peranan BPD dalam

perekonomian daerah di lihat dari skalanya dimana BPD lebih mengarah pada

perekonomian UMKM, Dana Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

disalurkan untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

sebaiknya disalurkan lewat Bank Pembangunan Daerah (BPD). Jika BPD

mengalami kerugian sangat berdampak pada daerah tempat berdirinya bank

tersebut. Pada PT Bank Pembangunan Daerah bali memiliki beberapa cabang

yang mendukung proses operasional dimana setiap cabang memiliki cabang

pembantu yang lebih luas dan dekat pada masyarakat, salah satunya seperti PT

Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Mangupura yang memiliki tiga cabang

pembantu(Konsolidasi) yang terdiri dari capem mengwi, Capem Gatsu Barat, dan

Capem Abiansemal, diamana stiap Cabang Pembantu juga menjalankan

operasional nya yang di pantau oleh cabang. Salah satunya dalam bidang kredit

yang merupakan penghasilan suatu bank, setiap cabang bertanggung jawab untuk

memantau perkembangan kredit yang dimilikinya dengan tujuan menghindari

kreit macet. Untuk mempertahankan hal tersebut maka diperlunya berbagai

analisis untuk menilai risiko yang akan muncul.

(13)

3

Semakin besar tingkat atau proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka

semakin besar pula jumlah investasi kredit yang dimiliki perusahaan. Dengan

besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya, berarti perusahaan tersebut harus

menyediakan investasi yang lebih besar lagi. Adanya penjualan kredit yang

dilakukan, dapat mengurangi kemungkinan risiko seperti munculnya biaya

penambahan pegawai dan pengurusan administrasi. Saat semua masalah ini

bermunculan, secara langsung akan menghambat kelancaran operasional yang harus

dicapai perusahaan. Oleh karena itu, sebelum melakukan pemberian kredit perusahaan

harus memperhatikan unsur 5 C (The Five of Credit), yaitu character, capacity, capital,

(14)

4

Risiko yang paling menjadi pandangan utama suatu bank adalah risiko

kredit , dimana kredit merupakan bisnis utama bank, namun di sisi lain kredit juga

menjadi penyebab utama bangkrutnya bank. Kecenderungan kerugian yang timbul

dalam usaha perkreditan akibat tingginya jumlah kredit macet karena kurangnya

perhatian bank secara serius setelah kredit tersebut berjalan. Faktor lain yang

cukup penting adalah sangat minimnya analisis yang dilakukan bank pada saat

terjadi perubahan siklus usaha.

Analisis kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksud

untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh

calon debitur, sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa

proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak. Dengan adanya

analisis kredit ini dapat mencegah kemungkinan terjadinya default oleh calon

debitur. Default dalam hal ini merupakan kegagalan nasabah dalam memenuhi

kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya (angsuran pokok) beserta

bunga yang telah disepakati bersama. Risiko kredit merupakan risiko paling

signifikan yang menyebabkan kerugian potensial apabila tidak dikelola dan

ditangani dengan baik. Akibat yang akan timbul adalah peningkatan tingkat NPL

Mencakup berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan

peminjam untuk membayar kembali pinjaman secara penuh serta sebagai

faktor-faktor yang mempengaruhi Bank untuk menyelesaikan kredit bermasalah (Non

Performance Loan / NPL). Dimana sebagai hasil dari faktor-faktor ini, sebenarnya

kerugian menuju akhir proses pemulihan masalah utang juga dapat

(15)

5

bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi

bank. Salah satu fungsi bank adalah sebagai lembaga intermediary atau

penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang

membutuhkan dana

NPL (Non Performing Loan) adalah rasio yang menunjukkan

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan

oleh bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank

yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.NPL menjadi begitu penting

sebagai tolak ukur kesehatan bank, karena apabila NPL mengalami suatu

permasalahan akan menyebabkan terganggunya beberapa aspek dalam bank.

Berdasarkan latar belakang yang diaparkan maka peneliti melakukan

penelitian tentang “Analisis Penilaian Non Performing Loan Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Mangupura (Konsolidasi) Periode 31 Januari – 31 Desember 2015".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang

menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tingkat Non Performing Loan pada PT. Bank

Pembangunan Daerah Bali Cabang Mangupura (Konsolidasi) Periode 31

(16)

6

2. Bagaimanakah Perkembangan Non Performing Loan pada PT. Bank

Pembangunan Daerah Bali Cabang Mangupura (Konsolidasi) dari Periode

31 Januari – 31 Desember 2015 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui perkembangan Non Performing Loan Pada PT. Bank Pembangunan

Daerah Bali Cabang Mangupura (Konsolidasi) Periode 31 Januari – 31 Desember

2015

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini di harapkan dapat

memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut :

1) Manfaat secara Teoritis

Diharapkan dengan adanya penelititan ini dapat mengembangkan

atau menambahkan dari penelitian – peneleitian sebelumnya mengenai

pengukuran Non Performing Loan Pada PT. Bank Pembangunan Daerah

Bali Cabang Mangupura Periode 31 Januari – 31 Desember 2015

2) Manfaat Praktis

Sebaagai bahan pertimbangan bagi manajemen perbankan dalam

menilai Tingkat Non Performing Loan Pada PT. Bank Pembangunan

Daerah Bali Cabang Mangupura Periode 31 Januari – 31 Desember 2015.

1.5 Sistematika penulisan

(17)

7

di kemukakan rangkaian masing- masing bab, sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian serta Sistematika penulisan

Bab II : Kajian Pustaka

Bab ini berisikan tentang landasan teori serta hasil penelitian sebelumnya

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, obyek penelitian,

identivikasi variable, definisi operasional, jenis dan sumber data, metode

penentuan sample, metode pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitia

Bab ini berisikan gambaran umum daerah atau deskripsi hasil penelitian

dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V : Simpulan Dan Saran

Bab ini menguraikan tentang simpulan atas hasil pembahasan analisis

(18)

1

BAB II

KAJAIN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang Perbankan). Istilah bank itu sebenarnya bukan istilah yang asing bagi

masyarakat akan tetapi dalam kenyataanya masih banyak masyarakat yang belum

mengetahui jelas bagaimana bank itu.

Setiap Bank atau perusahaan mempunyai catatan laporan keuangan

yang berguna untuk menguji dan mengetahui serta menilai kondisi dan

posisi keuangan perusahaan tersebut Analisis laporan keuangan sangat

bergantung pada informasi yang diambil dari laporan keuangan, Audri (2009).

Menurut Baridwan (2000: 17) “Laporan keuangan merupakan ringkasan dari

suatu proses pencatatan. Merupakan ringkasan dari transaksi- transaksi keuangan

yang etrjadi selama tahun buku yang bersangkutan.”

2.1.2 Jenis-jenis Bank

1. Dilihat Dari Segi Fungsi dan jenis - jenis Bank :

(19)

2

Adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam bentuk lalu lintas

pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat

memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah

operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah.

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Sifat kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan

kegiatan bank umum. Kegiatan BPR hanya rneliputi kegiatan

penghimpunan dan penyaluran dana saja, Begitu pula dalam hal jangkauan

wilayah operasi, BPR hanya dibatasi dalam wilayah tertentu saja.

2. Dilihat Dari Segi Kepemilikannya

1) Bank Milik Pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki

oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungannya bank itu dimiliki

oleh pemerintah.

2) Bank Milik Swasta Nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh

swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta

nasional. Dalam bank swasta milik nasional termasuk pula

bank-bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbenruk koperasi.

(20)

3

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar

negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing jelas

kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri.

4) Bank Milik Campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak

asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara

mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.

3. Dilihat Dari Segi Status dan kemampuannya dalam melayani masyarakat

maka bank umum dapat dibagi kedalam 2 macam, yaitu :

1) Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar

negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara

keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar

negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran letter of

credit dan transaksi luar negeri lainnya. Persyaratan untuk menjadi

Bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia setelah memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan.

2) Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk

melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat

melaksanakan transaksi sebagai bank devisa. Jadi bank non devisa

merupakan kebalikan dari bank devisa, dimana transaksi yang

(21)

4

4. Dilihat Dari Segi Menentukan Harga

1) Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini

adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam

mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para

nasabahnya, menggunakan dua metode yaitu:

a) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk

simpanan maupun untuk produk pinjamannya juga

ditentukan berdasarkan suku bunga tertentu.

b) Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank dapat

menggunakan atau menerapkan berbagai biaya - biaya

dalam nominal atau persentase tertentu.

2) Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah adalah peraturan

perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain

untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan

perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari

keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah

sebagai berikut:

a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(22)

5

c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahab)

d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa

pilihan (ijarah)

e) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas

barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain

(ijarahwaiqtina)

2.1.3 Pengertian Kredit

Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang atrinya percaya , dimana

pemberi kredit percaya terhadap penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkan

akan dikembalikan sesuai perjanjian Hasibuan (2011;12)

Berdasarkan pengertian diatas nampak bahwa suatu fungsi pokok dari

kredit pada dasaraya adalah untuk pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan

masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan kegiatan usaha berbagai

bidang yang semua itu untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dalam hal ini

mempermudah mendapatkan modal usaha. Jadi tujuan suatu pemberian kredit

antara lain:

1. Mencari Keuntungan

Yaitu bank yang dalam kegiatannya menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada

masyarakat bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit dalam

(23)

6

administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah yang menggunakan

jasa bank tersebut.

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang

mengalami devisit anggaran (kekurangan dana), baik dana investasi

maupun dana modal kerja. Adapun dana tersebut akan dapat

mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu pemerintah

Keuntungan bagi pemerintah dengan pemberian kredit adalah:

1) Penerimaan pajak

2) Membuka kesempatan kerja

3) Meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di

masyarakat.

Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu kredit, perlu dilakukan

analisis kepada calon debitur yaitu analisis 5 C. Penilaian kredit dengan metode

analisis 5 C adalah sebagai berikut:

1. Character (watak)

Analisis ini untuk mengetahui watak yang berkaitan dengan

integritas dari calon nasabah, integritas ini sangat menentukan kemauan

membayar kembali nasabah atas kredit yang telah dinikmatinya.

(24)

7

Analisis ini berkaitan dengan nilai kekayaan yang dimiliki calon

nasabah yang biasanya diukur dari modal sendiri yaitu total aktiva

dikurangi total kewajiban (untuk perusahaan).

3. Capacity (kemampuan)

Adalah penilaian terhadap calon debitur dan dalam kemampuan

untuk memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian akad

kredit yaitu melunasi utang pokok dan bunga.

4 Collateral (jaminan)

Berdasarkan ketentuan pemerintah/Bank Indonesia, setiap

pemberian kredit harus didukung oleh adanya agunan yang memadai,

kecuali untuk program-program pemerintah, karena kredit pada dasarnya

mengandung risiko.

5. Condition of economy (kondisi ekonomi)

Kondisi perekonomian akan mempengaruhi kegiatan dan prospek

usaha peminjam, dalam rangka proyeksi pemberian kredit,kondisi

perekonomian harus pula dianalisis (paling sedikit selama jangka waktu

kredit).

2.1.4 Risiko Kredit

Risiko kredit adalah Risiko tidak kembalinya dana bank yang disalurkan

berupa kredit kepada masyarakat baik sebagaian atau keseluruhanya sesuai

dengan perjanjian kredit yang ada. Risiko tersebut mengurangi kemampuan bank

dalam memenuhi kewajibanya atau berdampak pada risiko likuiditas. Dampak

(25)

8

kredit yang disalurkanya kepada masyarakat di balik bank membayar bunga dana

dan biaya lainnya. Bank yang terkena risiko kredit ditandai oleh kredit non

performing sehingga memburuknya kas masuk (cash flow) bank. Dengan adanya

risiko kredit berarti bank mengalami kegagalan dalam penyaluran kredit

.Kegagalan tersebut disebabkan oleh lemahnya manajemen kredit disamping

adanya kelemahan di pihak nasabah seperti gagalnya usaha nasabah, perubahan

karakter nasabah dan sebab lain seperti persaingan antar bank sehingga

terbatasnya nasabah – nasabah yang layak diberikan kredit .Kondisi tersebut

sering disebut bank berada dalam perubahan lingkungan (Sudirman,2013:191).

Untuk menghindari kegagalan bank supaya bank tidak tertimpa risiko kredit ,bank

menentukan tiga pilar dalam manajemen kredit (Soedarto dalam sudirman 2013)

yaitu:1) Kebijakan dan prosedur kredit. 2) Proses pemberian kredit. 3)Pengawasan

kredit.

Bank perlu mengelola risiko kredit dari seluruh portofolio serta risiko dari

individu atau kredit transaksi. Bagi sebagian besar bank, pinjaman adalah yang

terbesar dan juga sumber risiko kredit, namun sumber-sumber risiko kredit lain

juga terdapat di seluruh kegiatan bank, termasuk pembukuan perbankan dan

pembukuan perdagangan baik yang di dalam atau di luar neraca. Untuk

menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit perlu diberikan ukuran-ukuran

tertentu.

1) Lancar (pas) Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila:

(1) Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu

(26)

9

(3) Sebagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash

collateral)

2) Dalam perhatian khusus (special mention) Dikatakan dalam perhatian

khusus apabila memenuhi kriteria antara lain:

(1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga

yang belum melampaui 90 hari

(2) Kadang-kadang jadi cerukan

(3) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan

(4) Mutasi rekening relatif aktif

(5) Didukung dengan pinjaman baru

3) Kurang lancar(substandard) Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi

kriteria diantaranya :

(1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga

yang telah melampaui 90 hari

(2) Sering terjadi cerukan

(3) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari

90 hari

(4) Frekuensi relative rekening relatif rendah

(5) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur

(6) Dokumen pinjaman yang lemah

(7) Diragukan (doubtful)

4) Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria diantaranya :

(27)

10

yang telah melampaui 180 hari

(2) Terjadi cerukan yang bersifat permanen

(3) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari

(4) Terjadi kapitalisasi bunga

(5) Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit

maupun pengikatan jaminan.

5) Macet (loss) Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain :

(1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga

yang telah melampaui 270 hari

(2) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

(3) Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan

pada nilai yang wajar.

2.1.5 Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL) atau sering disebut kredit bermasalah

dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat

adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar ke-mampuan

kendali debitur (Setyorini, 2012:181). Tingkat terjadina kredit bermasalah

biasanya dicerminkan dengan Non Perfoming Loan (NPL) yang terjadi pada

bank tersebut. Semakin rendahnya rasio NPL maka akan semakin rendah

tingkat kredit bermasalah yang terjadi, berarti semakin kecil risiko kredit dan

membaiknya kondisi Bank (Dyanti, 2012). Dengan mengetahui presentase

(28)

11

Bank Central ( Bank Indonesia) dapat mengambil langkah yang ba ijak dalam

menyikapi dan menghadapi bank tersebut.

Istilah kredit bermasalah sering juga dipakai untuk kredit macet yang

sudah dihapus dari pembukuan bank. Agar tidak terjadi kerancuan untuk

selanjutnya dipakai istilah yang lebih teknis yaitu Non Performing Loan (NPL).

yang termasuk dengan NPL adalah debitur atau kelompok debitur golongan

kurang lancar, dan Macet. Dimana menghitungnya dengan cara total NPL di bagi

total kredit dikali 100%. Early warning system, serta pemantauan yang efektif

akan memudahkan bank dalam mengambil langkah yang diperlukan apabila suatu

nasabah akan mengalami penurunan kualitas atau peningkatan risiko kredit.

Menurut catatan bank Indonesia kredit macet disebabkan antara lain

penurunan kualitas kredit yang disebabkan oleh penurunan kondisi keuangan

debitur, keterlambatan pembayaran, masalah pembayaran lainnya, buruknya

prospek usaha debitur dan efek penerapan peraturan Bank Indonesia nomor

7/2/PBI/2005 tentang penilaian kualiatas bank umum. Kredit bermasalah yang

tinggi dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena

harus membentuk cadangan penghapusan yang besar. NPL merupakan persentase

jumlah kredit bermasalah kurang lancar, diragukan dan macet semakin kecil pula

risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam melakukan kredit

harus melakukan analisis terhdap kemampuan debitur untuk membayar kembali

kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan

terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam

(29)

12

agunan untuk memperkecil risiko kredit (Dendawijaya, 2005) sebagai akibat dari

timbulnya kredit bermasalah dapat berupa sebagai berikut.

1) Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income yang diberikannya,

sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi

rentabilitas bank.

2) Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR

Debt Ratio yang memburuk.

3) Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif

yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada

akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat

berpengaruh terhadap CAR

4) Menurunnya tingkat kesehatan bank.

Potensi terjadinya NPL dimulai dari tahap awal persetujuan kredit,

terutama pemberian kredit yang tidak sehat. Supaya NPL tidak membengkak,

bank-bank hendaknya lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit. Misalnya

menyalurkan kredit ke sektor yang ber-NPL rendah dan berprospek bisnis tinggi

(Info bank, 2003). Salah satu risiko yang muncul akibat semakin kompleksnya

kegiatan perbankan adalah munculnya Non-Performing Loan (NPL) yang

semakin besar. Dengan kata lain semakin besar skala operasi suatu bank maka

aspek pengawasan semakin menurun, sehingga NPL semakin besar atau risiko

kredit semakin besar (Mawardi dalam Syahfitri ,2011).

Kredit lancar yang diberikan bank dapat berubah menjadi kredit

(30)

13

kemungkinan terjadinya kredit bermasalah tersebut, maka perlu diadakan sistem

“pengenalan diri” secara sistematis yang berupa daftar kejadian atau gejala yang

dapat menyebabkan kredit menjadi bermasalah. Gejala tersebut terjadi karena

beberapa faktor berikut : (Dendawijaya, 2001)

1) Faktor interal bank yang memberikan kredit, seperti :mark up

yang dilakukan dengan sengaja, feasibility studyng yang dibuat

supaya proyek sangat feasible, adanya praktik KKN, kurang

ketatnya monitoring kredit, dan sebagainya. Adanya faktor-faktor ini

setidaknya berpengaruh terhadap tingkat rasio-rasio kesehatan bank

seperti CAR dan LDR serta mempengaruhi total asset yang

dimiliki oleh bank yang tercermin dalam rasio bank size.

2) Faktor internal perusahaan (nasabah bank), seperti mismanagement

dalam perusahaan nasabah, kesulitan keuangan, kesalahan dalam

produksi, kesalahan dalam marketing strategy, dan sebagainya.

3) Faktor eksternal seperti keadaan ekonomi secara makro yang

tercermin dalam tingkat Gross Domestic Product dan juga, kenaikan

nilai tukar US dolar terhadap rupiah yang menaikkan harga pokok

produk/jasa, kebijakan pemerintah, dan sebagainya.

2.2 Pembahasasn Hasil Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Herman 2011 “Analisis

Tingkat Risiko Kredit Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang

Sinjai di Kabupaten Sinjai. Dengan hasil Kredit Non - Performing Loans, (NPL)

(31)

14

tahun (2007 -2010) mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal ini terlihat dari

besarnya rata-rata persentase tingkat risiko PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk. Cabang Sinjai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia di bawah persentase

untuk kredit kategori rendah Artinya Non - Performing Loans (NPL) PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selama empat periode (2007 - 2010) tergolong

rendah.

Menurut R.C.T., S. Murni., S. Murniharapon dalam penelitiannya yang

berjudul “Penerapan Manajemen risiko Untuk Meminimalisir risiko kredit macet

pada PT. Bank SuLutyo” dengan menggunakan alat ukur Non Perfoming Loan

(NPL)dengan hasil yang diperoleh, dimana Non Performing Loan (NPL) pada

PT. Bank SulutGo tahun 2013-September 2015 mengalami fluktuasi. Secara

keseluruhan, NPL PT. Bank SulutGo masih dapat ditoleransi, yaitu tidak melebihi

batas maksimum yang ditetapkan Bank Indonesia. Sehingga PT. Bank SulutGo

harus mempertahankan dalam segi penerapan manajemen resiko yang baik

Menurut penelitian sebelumnya oleh S. Priangga Putra., T. Nengah.,

Sudjana “Analisis Manajemen Risio Kreit Sebagai alat untuk meminimalisir

Risiko Kredit Pada PT. BPR Dau Kusumadjaja Malang ” dengan

mengunakan metode Non Performing Loan (NPL) sebagai kriteria dalam

mengukur risiko kredit. Kondisi NPL bank,sudah cukup baik tetapi belum efektif.

Sudah cukup baik dapat dilihat dari rata-rata NPL sebesar 2,83% dibawah

toleransi Bank Indonesia sebesar 5%. Belum efektif dapat dilihat dari peningkatan

tingkat NPL pada akhir tahun 2014 khususnya 4 bulan terakhir mulai dari2,21%

(32)

15

Penelitian selanjutnya oleh Rina Melinda Moch “Evaluasi Pengendlian

Manajemen Pemberian Kredit Modal Kerja Dalam Upaya Meminimalkan Non

Pergoming Loan (NPL) Pada PT. Bank Pembangunan Rakyat nusamba Wlingi”

diamana Non Performing Loan (NPL) Kredit Modal Kerja pada PT. BPR

Nusamba Wlingi per tahunnya sudah dikatakan baik, tetapi dari segi Non

Performing Loan (NPL) pada tingkat kolektibilitasnya atas kredit bermasalah

masih jauh dari batas ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Berdasarkan Penelitian sebelumnya telah memberikan gambaran hasil

dengan teori yang ada, dimana semakin besar nilai Non Perfoming Loan (NPL)

maka tingkat Risiko Kredit akan semakin tinggi. Berdasrakan aturan BI yang

telah menyatakan tingkat Non perfoming (NPL) tidak boleh melebihi 5%, karena

hal tersebut akan mengarah pada risiko kredit yang semakin tinggi dimna

banyaknya kredit yang tak terbayarkan dibandingkan dengan kredit yang di

salurkan. Sehingga hal tersebut bisa mengarah pada likuiditas bank yang nantinya

sulit di atasi, dengan demikan untuk penelitian kali ini akan meneliti presentase

risiko kredit yang ada pada PT Bank Pembangunan Daerah Cabang Mangupura

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

Dalam penulisan laporan akhir ini, penulis memfokuskan pada pembahasan analisis sumber dan penggunaan modal kerja dengan indikator penilaian menggunakan analisis

Hаsil pеnеlitiаn mеnunjukkаn bаhwа tеrjаdi pеngаruh sеcаrа simultаn аntаrа vаriаbеl Struktur Аktivа, Tingkаt Pеrtumbuhаn Pеnjuаlаn dаn Kеbijаkаn Dividеn

This research used purposive sampling as the sampling method, and was obtained 14 agrikultur companies as the sample.The findings partially indicate Current Ratio

Dalam menangani konflik, Asmah Haji Omar (1998) menyatakan bahawa ianya boleh ditangani oleh sama ada pihak ketiga atau diri pelaku sendiri. Bagi menangani konflik

Dari pengertian mahar di atas, dapat disimpulkan bahwa mahar itu merupakan suatu pemberian yang diwajibkan kepada calon suami untuk diberikan kepada calon istri

Zulkarnain, Tahir Imran Gulzar (2011) meneliti dengan judul Factors Behind The Brand Loyalty, Developing And Proposing A Conceptual Model (Interdisciplinary Joural Of

Skema Kelompok Pelaksana Tugas dan Tanggung Jawab di Bidang Pengelolaan Infrastruktur Cipta Karya. Lembaga pelaksana RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Dairi adalah