• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Bell’s Palsy Di Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Bell’s Palsy Di Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bell’s palsy merupakan kelemahan wajah dengan tipe lower motor neuron

yang disebabkan oleh keterlibatan saraf fasialis idiopatik di luar sistem saraf

pusat, tanpa adanya penyakit neurologik lainnya. Sindrom ini pertama kali

dideskripsikan pada tahun 1821 oleh seorang anatomis dan dokter bedah

bernama Sir Charles Bell (Lowis, 2012).

Bell’s palsy adalah suatu kelumpuhan saraf fasialis perifer yang bersifat

unilateral, penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), akut dan tidak disertai oleh

gangguan pendengaran, kelainan neurologi lainnya atau kelainan lokal.

Diagnosis biasanya ditegakkan bila semua penyebab yang mungkin telah

disingkirkan (Munilson dkk., 2012)

Insiden sindrom ini sekitar 23 kasus per 100.000 orang setiap tahun.

Manifestasi klinisnya terkadang dianggap sebagai suatu serangan stroke atau

gambaran tumor yang menyebabkan separuh tubuh lumpuh atau tampilan

distorsi wajah yang akan bersifat permanen (Lowis, 2012).

Menururt Munilson dkk. (2012) insiden Bell’s Palsy dilaporkan sekitar

40-70% dari semua kelumpuhan saraf fasialis perifer akut. Prevalensi rata-rata

berkisar antara 10-30 pasien per 100.000 populasi per tahun dan meningkat

sesuai pertambahan umur. Insiden meningkat pada penderita diabetes dan

wanita hamil. Sekitar 8-10% kasus berhubungan dengan riwayat keluarga

(2)

2

ketidaksimetrisan wajah dari teman atau keluarga atau pada saat bercermin

atau berkumur. Pada saat penderita menyadari bahwa ia mengalami kelemahan

pada wajahnya, maka ia mulai merasa takut, malu, rendah diri, dan kadangkala

jiwanya tertekan terutama pada penderita yang masih aktif dalam

bersosialisasi. Seringkali timbul pertanyaan di dalam hatinya, apakah wajahnya

bisa secepatnya kembali secara normal atau tidak.

Dengan modalitas yang akan digunakan oleh penulis untuk mengatasi

kasus pada kondisi Bell’s Palsy berupa (1) Infrared (IR) yang bertujuan untuk

memperlancar peredaran darah, sehingga peradangan dapat berkurang dan

mengurangi spasme otot-otot wajah, (2) Faradic (Electrical Stimulation) yang

bertujuan untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit, (3) Massage

yang bertujuan untuk memelihara fisiologi otot dan memberikan efek rileksasi,

(4) Mirror exercise yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot wajah

dan melatih kembali gerakan fungsional otot-otot wajah.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

1. Apakah pemberian Infrared (IR), Faradic (Electrical Stimulation),

Massage, dan Mirror exercise dapat meningkatkan kekuatan otot-otot

wajah pada kondisi bell’s palsy ?

2. Apakah pemberian Infrared (IR), Faradic (Electrical Stimulation),

Massage, dan Mirror exercise dapat meningkatkan kemampuan fungsional

(3)

3

C.Tujuan Penulisan

Tujuan yang akan dicapai penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran tentang penatalaksanaan fisioterapi pada

kondisi bell’s palsy dengan modalitas Infrared (IR), Faradic (Electrical

Stimulation), Massage, dan Mirror exercise.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh Infrared (IR), Faradic (Electrical

Stimulation), Massage, dan Mirror exercise dapat meningkatkan

kekuatan otot-otot wajah.

b. Untuk mengetahui pengaruh Infrared (IR), Faradic (Electrical

Stimulation), Massage, dan Mirror exercise dapat meningkatkan

kemampuan fungsional otot-otot wajah.

D. Manfaat

1. Bagi penulis

Untuk mengetahui manfaat Infrared (IR), Faradic (Electrical

Stimulation), Massage, dan Mirror exercise dapat meningkatkan

kekuatan otot-otot wajah dan meningkatkan kemampuan fungsional

(4)

4

2. Bagi Fisioterapi dan Institusi Pelayanan

Sebagai bahan ajaran dalam pemilihan intervensi untuk

meningkatkan kekuatan otot-otot wajah dan meningkatkan

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi barang gadai (marhun) pada ayat diatas adalah untuk menjaga kepercayaan masing-masing pihak, sehingga penerima gadai (murtahin) meyakini bahwa pemberi

Penelitian dilakukan dengan cara menjelaskan secara teoritis hubungan yang dapat ditimbulkan akibat adanya perkembangan politik ekonomi, perkembangan dunia

Dalam upaya untuk melakukan bioremediasi tumpahan minyak bumi dilakukan penelitian bakteri laut yang mampu mendegradasi komponen crude oil yaitu phenanthrene, DBT, dan

Manurung (2013) mendapatkan hasil yang sama dimana ikan nila yang dibepelihara di akuarium dan diberi ragi roti 10 - 20 g/kg pakan memiliki aktifitas fagositosis yang lebih

Ukuran fragmen 2 kb dengan menggunakan primer UBC-122 ini dapat digunakan untuk penelitian lanjutan yaitu untuk mencari induk ikan kerapu macan unggul yaitu ikan kerapu macan

Deskripsi : Lebih dari satu decade buku Goldfrank’s Toxicologic Emergencies Edisi Ke- 10 dipercaya dalam pedoman penatalaksanaan keracunan berisi patofisiologi keracunan,

Hasil analisis pada penyusunan persamaan allometrik untuk pendugaan karbon secara langsung pada jenis gewang, baik pada daun, pelepah maupun batang yang digunakan sebagai