• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD BAKTI II KECAMATAN MEDAN DELI LINK.XII TANJUNG MULIA HILIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD BAKTI II KECAMATAN MEDAN DELI LINK.XII TANJUNG MULIA HILIR."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK USIA 6-7TAHUN DI SD BAKTI II

KECAMATAN MEDAN DELI LINGK.XII TANJUNG MULIA HILIR

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

OLEH

ISA MAYA SARI NIM. 109171015

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

RIWAYAT HIDUP

1. Latar Belakang Keluarga

 Nama : Isa Mya Sari

 Tempat Tanggal Lahir : Medan, 23,Februari 1990

 Nama Ayah : Alm. Suhadi

 Nama Ibu : Alm. Umi Kalsum

 Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Karyawanswasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga

 Jumlah Saudara : 5 (Lima) Bersaudara

 Anak Ke : 5 (Lima)

 Alamat Orang Tua : Jl. Pematang Siantar

2. Riwayat Pendidikan

 Sekolah Dasar : SD Bakti II Brayan Bengkel

 Sekolah Menengah Pertama : SMP Swa Bina Karya Brayan

Bengkel

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang sangat luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Dalam Program Studi Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Negeri Medan. Shalawat dan Salam kepada RasullullahMuhammad SAW sebagai tauladan bagi penulis dalam beribadah kepada Allah SWT.

Skripsi ini berjudul “ Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan

Kemandirian Belajar Anak Usia 6-7 Tahun Kecamatan Medan Deli Tanjung Mulia Hilir “.

Selama dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

(7)

4. Ibu Dra. Hj. Rosdiana , M,Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, sekaligus dosen penguji.

5. Bapak Dr. Sudirman, SE, M,Pd, selaku Seketaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, sekaligus dosen penguji.

6. Drs. Elizon Nainggolan, M, Pd, selaku Dosen Penguji.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Luar Sekolah yang penuh dengan sabar telah membekali berbagai pengetahuan dan pengalaman selama mengikuti perkulihan yang mendukung penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Ramadani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Bakti II Kecamatan Medan Deli Link. XII Tanjung Mulia Hilir serta guru yang telah banyak membantu penulisan selama melaksanakan penulisan ini. 9. Teristimewa untuk Almarhum Ibu tercinta Umi Kalsum dan

Almarhum Bapak Suhadi, orang tua yang sangat luar biasa penuh semangat memperjuangkan pendidikan bagi anaknya yang dengan sabar membesarkan, membimbing dan memotivasi penulis dengan limpahan kasih sayang yang menjadi penyemat hidupku.

(8)

11.Sahabat-sahabat karib yang seperti saudara : Suci Ika Hartati Dirgadini, Elvi Novita, Sri Astuti dan teman-teman seperjuangan PLS stambuk 2009 Reguler dan Ekstensi

12.Teman- teman PKL di Dinas Sosial Medan Jalan Ayahanda: Friska Dwi Gultom, Inur Hatati, Ismail, M. Alvin Syarin .

13.Buat kak Surya, S, Pd, kak lela, M,Pd dan ibu Anifa , M,Pd, ibu Sani Susanti, M,Pd dan ibu Silvi, M Pd, yang telah banyak membantu dalam hal surat – menyurat serta memberikan saran untuk skripsi saya. 14.Kepada seluruh orang tua dan murid-murid yang telah meluangkan

waktu untuk dalam pengumpulan data .

15.Dan semua pihak yang telah banyak membantu peneliti saya mengucapkan terima kasih banyak.

Mengingat kerterbatasan dan kemampuan penulis tentu skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan masukan yang bermanfaat dari semua pihak .

Medan, Januari 2014

Isa Maya Sari

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR TABEL ...xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.4 Batasan Masalah ... 9

1.5 Rumusan Masalah ... 10

1.6 Tujuan Masalah ... 10

1.7Manfaat Masalah ... 11

BAB II : KAJIAN TEORI ... 12

2.1 Kerangka Teori ... 12

a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua ... 12

b. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua ... 13

2.1.1 Konsep Tentang Kemandirian Belajar ... 18

a. Pengertian Kemandirian ... 18

b. Pengertian Belajar ... 18

2.1.2 Kemandirian Siswa Dalam Belajar ... 19

(10)

2.1.4 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Siswa

Dalam Belajar... ... 19

2.2 Kerangka Berpikir ... 20

2.3 Hipotesis ... 24

BAB III : METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Populasi dan Sampel ... 25

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 27

a. Angket ... 28

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …... 44

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 44

4.2 Data Pola Asuh Orang Tua …... 44

4.1.2 Data Kemadirian Belajar Anak Usia 6-7 Tahun …... 45

4.3.1 Perhitungan Koefisien Korelasi …... 46

4.1.4Pengujian Hipotesis …... 47

4.1.5 Perhitungan Mean Hipotetik dan Mean Empirik …... 47

4.1.5.1 Mean Hipotetik ... 47

4.1.5.2 Mean Empirik ... 48

4.2 Hasil Pembahasan ... 49

(11)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 53 5.1 Kesimpulan ... 53 5.2 Saran ... 54

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel II 2.1 ... 21

Tabel III 2.2 ... 26

Tabel III 3.1 ... 30

Tabel III 3.2 ... 31

Tabel IV 4.1 ... 44

Tabel V 4.2 ... 45

Tabel V 4.3... 46

Tabel V 4.3 ... 47

(13)

i

DAFTAR GAMBAR

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia, tak satupun keberhasilan manusia didalam kehidupan ini tercapai tanpa melalui proses pendidikan. Proses pendidikan itu sendiri berlangsung di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

Anak merupakan penerus bangsa. Merekalah yang akan meneruskan kepemimpinan generasi sebelumnya sebagai penerus keluarga. Anak sangat di dambahkan oleh setiap orang tua dan setiap orang tidak menginginkan kegagalan bagi anaknya karena anak merupakan harapan orang tua satu-satunya dan setiap orang tua selalu menginginkan yang terbaik bagi anak.

Keluarga merupakan orang pertama dan utama dalam pendidikan awal anak dan kelanjutan pendidikan anak.

(15)

2

jati dirinya. Dan kemandirian pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Di dalam keluarga, orang tualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing, dan membantu mengarahkan anak menjadi mandiri. Meskipun dunia pendidikan juga turut berperan dalam memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri, keluarga tetap merupakan pilar dan pertama dalam membentuk anak untuk mandiri.

Kemandirian anak harus dibina sejak anak masih bayi, jika kalau kemandirian anak diusahakan setelah besar, maka kemandirian itu akan menjadi tidak utuh. Kunci kemandirian anak sebenarnya ada di tangan orang tua. Kemandirian yang dihasilkan dari kehadiran dan bimbingan orang tua akan menghasilkan kemandirian yang utuh.

Sebelum menstimulasi kognitif anak, orang tua harus mengetahui terlebih dahulu perkembangan kognitifnya sesuai usia. Misalnya usia 6-7 tahun perkembangan kognitifnya sangat berkaitan dengan kemampuan akademis yang dipelajari disekolah.Akan tetapi kemampuan kognitif bisa menjadi lebih optimal apabila otak kanan mendapatkan stimulasi. Anak yang memilki fungsi otak yang seimbang akan lebih responif, kreatif dan fleksibel. Untuk merangsa stimulasi otak kanan anak dilakukan melalui kegiatan musik, gerak dan lagu atau dengan memainkan alat musik tertentu, bisa juga dilakukan dengan kegiatan drama.

(16)

3

utamanya adalah mengembangkan rasa percaya diri, memupuk kemandirian, memahami orang lain dengan berbagi.

Menurut Mungin Eddy Wibwo (1992:69) kemandirian diartikan sebagai tingkat perkembangan seseorang dimana ia mampu berdiri sendiri dan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang (siswa) dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata tanpa bergantung dengan orang lain, dalam hal ini siswa mampu melakukan belajar sendiri, dapat menetukan belajar yang efektif , dan mampu melakukan aktifitas

belajar secara mandiri. Didalam

http://subliyanto.blogspot.com/2011/05/kemandirian-belajar.html

Pola perilaku seorang anak dalam kehidupannya dipengaruhi oleh pergaulannya di rumah yaitu dengan orang tuanya. Orang tua yang mendidik anaknya secara keras akan mengakibatkan anak menjadi agresif dan tergantungan pada orang tuanya yang pada akhirnya anak akan takut diperlakukan sama seperti orang tuanya di rumah pada saat anak memasuki sekolah, ketakutan ini menyebabkan anak kurang berkonsentrasi dengan belajarnya yang menyebabkan prestasi belajar yang diperolehnya tidak memuaskan dan anak tidak dapat mandiri di akibatkan rasa takut di diri anak.

Namun ada juga sebagian orang tua yang mengasuh anak lebih memprioritaskan kepentingan anak dibandingkan dengan kepentingan dirinya. Dalam hal ini orang tua tidak segan untuk menegur anak jika mereka berbuat kesalahan atau berprilaku buruk. Anak dididik secara mandiri agar anak dapat mengurus dan memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.

(17)

4

merencanakan waktu belajar, memecahkan kesulitan belajar dan bisa bertanggung jawab sendiri atas apa yang dilakukan.

Di sisi lain menyadari akan pentingnya pendidikan, maka peranan orang tua membimbing anak menjadi mandiri dirumah merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang kemandirian anak dalam belajar . Hal itu pulah mengapa sebabnya orng tua perlu merasa terpanggil untuk membantu membimbing anak-anaknya sejak kecil demi mengembangkan segala potensi yang masih terpendam dalam diri mereka.

Orang tua yang beranggapan bahwa kalau anak sudah diserahkan kepada guru sekolah, maka selesailah sudah tugas mereka dalam mendidik anak. Tugas mereka sekarang hanyalah mencari uang untuk membiayai kebutuhan sekolah anak saja. Kenyataan ini menunjukkan bahwa orang tua yang lalai dan belum tahu cara membantu belajar anak yang benar

Pendapat tersebut menjelaskan betapa pentingnya keluarga sebagai awal dan pusat atau sentral dalam upaya pertumbuhan dan perkembangan pribadi si anak. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendewasakan anak karena dari pendidikan salah satu cara untuk mendewasakan anak , karena dari pendidikan seseorang anak memiliki bekal untuk perkembangannya kelak.

(18)

5

membimbing dan memenuhi segala kebutuhan anak . Orang tua merupakan pendidik pertama dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dalam hidup dan kehidupan Sehubungan dengan itu orang tua harus dapat memberikan bimbingan serta pengarahan yang tepat agar si anak dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia berkepribadian. Untuk itu perlu suatupola tertentu dalam membantu orang tua perkembangan si anak tersebut.

Pendidikan informal dalam keluarga akan banyak membantu dalam dipisahkan meletakkan dasar pembentukan kepribadian anak. Anak usia sekolah masih cendrung mengikuti pola asuh yang didapatkan dari lingkungan keluarganya dan membawanya kelingkungan dimana iya belajar. Menurut Djumhur dan Surya ( 1975:55), bahwa” Anak dapat dipisahkan dari lingkungannya tetapi pengaruh lingkungan tidak dapat dipisahkan dari diri anak, yaitu anak dapat dipisahkan dengan orang tuanya atau lingkungan keluarga tetapi pola asuh dan kewibawaan yang telah diterapkan oleh orang tuanya tidak dapat dipisahkan dari anak, meskipun anak tersebut berada dilingkungan yang baru”.

Seperti halnya seorang anak yang sejak berumur 6 tahun telah diasuh dengan waktu belajar dalam satu hari tiga jam, setelah menjadi kebiasaan hingga dewasa walaupun orang tuanya tidak ada dia tetap akan belajar.

Sebenarnya sangat diharapkan orang tua dapat menerapkan pola asuh yang mengacuh kepada kemandirian sehingga anak dapat melatih dirinya untuk melakukan suatu hal sendiri, dalam hal ini orang tua mengarahkan dan mimbimbing anak untuk mengembangkan minat, bakat dan kemampuan serta potensi yang ada pada diri anak.

(19)

6

diri, menjawab pertanyaan, dalam kemampuan mendengar seperti mampu menyampaikan pesan dan pertanyaan tentang cerita yang didengar, mampu membaca dengan nyaring dan lafal dan mampu menulis seperti mennyalin

di ajarkan oleh guru supaya anak bisa mengerti satu persatu huruf yang di tuliskan. sering terdapat anak yang memilki sifat pemanja kepada orang tua di karenakan orang tua terlalu berlebihan rasa sayang kepada anak yang mengakibatkan anak menjadi pemalas dan tidak mau mandiri.

Dari hasil yang saya amati dari penelitian ini, tindakan orang tua yang disenangi oleh anak adalah sikap orang tua yang mampu memberikan waktu yang cukup banyak untuk bersama-sama mereka, dapat memahami keadaan mereka yang berhubungan dengan sekolah , kegemaran, pilihan teman dan sebagainya. Dan tindakan orang tua yang tidak disenangi oleh anak adalah sikap morang tua yang terlalu cerewet, tidak mau memahami keadaan mereka, tidak memberi waktu untuk bersama mereka dan tidak ada rasa kasih sayang kepada anak.

(20)

7

Mengingat perkembangan anak yang amat pesat pada usia sekolah ini dan mengingat bahwa lingkungan juga merupakan tempat mendidik anak untuk menjadi mandiri maka keluarga harus bisa meimbangkan potensi - potensi yang ada pada anak untuk lebih luas lagi .

Orang tua selalu ingin tahu perkembangan anak yang membuat anak tergantung kepada orang tua, yang cenderung pola asuh orang tua menjadi panutan anak menjadi anak mandiri dan bisa jauh dari orang tua.

1.1.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Masih banyak anak yang belum bisa mandiri dalam belajar

2. Orang tua tidak memahami cara mendidik anak dalam kemandirian belajar

3. Masih ada orang tua yang memanjakan dan rasa ingin tahu orang tua membuat anak tidak ada kemandirianya.

4. Kurangnya rasa percaya diri orang tua terhadap anak yang membuat tidak bisa mandiri dalam belajar

5. Masih ada anak yang mengikuti pola asuh yang didapat dari lingkungan keluarga untuk dibawa ke sekolah

6. Kurangnya bimbingan orang tua kepada anak sejak kecil untuk mengembangkan kemandirian belajar anak.

(21)

8

Untuk menghindari dari penafsira yang salah tentang judul penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan hanya mengenai

“Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kemandirian Belajar Anak Usia 6 -7 Tahun Di SD Bakti II Tanjung Mulia Hilir Link. XII Di Kecamatan Medan Deli“.

1.4.Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dalam penelitian maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa baik pola asuh orang tua didalam memandirikan anak untuk belajar

2. Seberapa baik kemandirian dalam belajar anak

3. Apakah terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian belajaar anak usia 6-7 tahun.

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran data mengenai :

1. Untuk mengetahui pola asuh orang tua dalam memandirikan anak usia 6-7 tahun.

2. Untuk mengetahui kemandirian belajar anak.

3. Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian belajar anak.

(22)

9

Setelah penelitian ini dilakukan, maka manfaat yang akan di peroleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lain yang ingin melakukan penelitian yang sama di tempat yang berbeda lokasinya. b. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan pembelajaran di

jurusan pendidikan luar sekolah berhubungan dalam kemandirian belajar anak usia 6-7 tahun.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dan para pendidik bahwa kemandirian belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor keluarga. b. Sebagai bahan masukan bagi keluarga dan orang tua bahwa pola

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa pola asuh orang tua di dalam keluarga yang diterapkan pada anak berbeda-beda. Arti dari pola asuh itu sendiri

adalah kemampuan orang tua dalam merencakan, melaksanakan,

mengorganisasikan, serta mengontrol atau mengevaluasi semua hal yang berkaitan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Dan Pola Asug Orang Tua adalah suatu cara, perlakuan atau perencanaan yang telah dibuat dalam institusi keluarga dalam mendidik anak agar menjadi mandiri. Pola asuh tersebut menyangkut kontrol terhadap anak, pemberian perhatian dan kebutuhan anak, kasih sayang, komunikasi dengan anak, tuntutan terhadap anak, kebebasan kepada anak serta pemberian penguatan kepada anak.

Bedasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan :

Data pola asuh orang tua pada sisswa kelas I SD Bakti II Kecamatan Medan Deli Tanjung Mulia Hilirrata-rata sebesar 50,32 atau tergolong baik ditinjau dari kebiasaan-kebiasaan yang terdapat dalam masing-masing keluarga melalui orang tua dalam memberikan kebebasan pada anak , tindakan orang tua terhadap kepentingan anak, pemberian sangsi yang tepat terhadap anak ketika melakukan pelangggaran , serta hubungan kedekatan orang tua kepada anak.

Data tingkat kemandirian anak usia 6-7 tahun di SD Bakti II Kecamatan Medan Deli Tanjung Mulia Hilir rata-rata sebesar 46,06 atau tergolong baik.

(24)

Hasil analisis angket terdapat bahwa para siswa yang dijadikan responden sudah memiliki kemandirian pada anak usia 6-7 tahun yang terlihat pada pelajaran yang didapat dari guru ataupun disekolah.

Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian anak usia 6-7 tahun di SD BAKTI II Kecamatan Medan Deli Tanjung Mulia Hilir, yang dibuktikan dari hasil perolehan rxy = 0,513> r tabel =0,291 dan t hitung =3,966 > t tabel =1,672.Hal ini memberikan makna bahwa semangkin baik pola asuh orang tua yang diterapkan kepada anak maka tingkat kemandirian anak usia 6-7 tahun akan tinggi juga

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saean sebagai berikut:

1. Bagi pihak orang tua hendaknya untuk meningkatkan kemandirian anak dalam berperilaku dengan menerapkan pola asuh yang benar terhadap anak dengan menanamkan nilai-nilai agama.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu, 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, 2002. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kuantitatif, Bandung:Alfabeta Beller dan Faisal. 2000, Perkembangan Anak Didalam Pelajaran.Jakarta: Puspita

Bunda

Daryo. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: Erlangga

Dariyo, Agoes, 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia

Djamah. 2008, Psikologi Perkembangan, Bandung: Erlangga Gunarsa, 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Jawa Grinder , 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: Erlangga

Hendriati, Agustiani 2001. Psikologi Perkembangan. Bandung: Penerbit Refika Aditama

H, Baharuddin. 2009. Psikologi Perkembangan. Jogjakarta : AR. RU ZZ Media Cetakan Ke I

Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Hafsah, 1992. Perkembangan Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Jahja, 2001. Psikologi Perkembangan, Jakarta : Kencana Preneda Media group. (Edisi Pertama)

Lipton dan Hubble. 2005. Menumbuhkan Kembangan Kemandirian Anak

Belajar, Bandung: Nusantara

Papalia . 2003, Psikologi Pendidikan . Bandung : Erlangga

Prasetya . 2003. Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Penerbit Puspita Wsara Usman Uzer Moh, 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Semiawan, 2002. Psikologi Ibu dan Anak: Jakarta. Bumi Aksara

(26)

Surya, 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: Ilmu,

Sokanto, 2004. Pola Mengasuh Anak Dalam Berkeluarga, Bandung: Erlangga Siahaan, 1992. Psikologi keluarga. Jogjakarta: Erlangga

Thoha , Chabib. 2010. Anak dan Balita. Jogjakarta: Penerbit Erlangga

Tim Penyusun, 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan.

Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.

Wahyuning, 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung: Bumi Aksara

Gambar

Tabel II 2.1 .......................................................................................................
Gambar I .........................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Proses belum selesai pada sebatas ijin, namun terdapat kegitan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 12 (1) RUU tentang PPKIPT dan EBT , bahwa “Setelah mendapat izin

Berdasarkan hasil penelitian, peran orang tua dengan tingkat kemandirian anak tunagrahita kelas dasar di SLB N I Yogyakarta dapat diketahui pada gambar 1.. Berdasarkan

Tabel 1. Dari hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Disamping itu

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan, maka penelitian tentang optimasi parameter respon mesin cetak sistem injeksi perlu dilakukan dengan prosedur terpadu yang

Orang yang menyakini allah memiliki sifat al-akhir akan menjadiakn allah sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selainnya, tidak ada permintaan kepada selainnya,

Tilaar, 1997 (Sambeta, 2010) mengemukakan bahwa pendidikan pada saat ini dihadapkan pada tuntutan tujuan yang semakin canggih, semakin meningkat baik ragam, lebih-lebih

Permasalahan ini dirinci dalam beberapa pertanyaan penelitian yaitu: proses pembentukan jaringan-aktor dalam Pilkada; dukungan DPRD; model jaringan- aktor yang

(1) Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah melaksanakan tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan pemungutan pendapatan daerah dari pajak dan