• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG UBI UNGU DAN TEPUNG KEDELAI TERHADAP TINGKAT KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BROWNIES Pengaruh Perbandingan Tepung Ubi Jalar Ungu Dan Tepung Kedelai Terhadap Tingkat Kekerasan Dan Daya Terima Brownies Kukus.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG UBI UNGU DAN TEPUNG KEDELAI TERHADAP TINGKAT KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BROWNIES Pengaruh Perbandingan Tepung Ubi Jalar Ungu Dan Tepung Kedelai Terhadap Tingkat Kekerasan Dan Daya Terima Brownies Kukus."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG UBI UNGU DAN TEPUNG KEDELAI TERHADAP TINGKAT KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BROWNIES

KUKUS

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh: FERA TINI J 300 120 015

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG UBI JALAR UNGU DAN TEPUNG KEDELAI TERHADAP TINGKAT KEKERASAN DAN DAYA TERIMA

BROWNIES KUKUS Fera Tini (J 300 120 015) Pembimbing : Rusdin Rauf, S.TP.,MP

Eni Purwani S. Si., M. Si

Program Studi Ilmu Gizi Jenjang Diploma Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102

Email:tintin_ngcung@yahoo.com

ABSTRACT

THE EFFECT OF PURPLE SWEET POTATO FLOUR AND SOYBEAN FLOUR RATIO ON HARDNESS AND ACCEPTANCE LEVEL OF STEAMED BROWNIES

Brownies is a popular product made from wheat flour as a ratio material. wheat flour consumption gives the health problem, so it should be replaced with purple potato flour and soy flour. Thepurpose of the study was to determine the effects of the comparison of purple potato flour and soy flour on herdness and acceptance level of brownies. a completely randomized design was used with three treatment ratios of purple potato flour and soy flour, were 80:20, 70:30 and 60:40. The results showed that 60:40 treatment gave the highest of hardness. The acceptance test indicated that 60:40 treatments revealed the biggest acceptance level for color and over all atributes. For aroma, 80:20 treatment displayed the best acceptability. For texture, the highest acceptance level showed by 70:30 treatment.There iseffect of purple potato flour and soy flour ratios on hardness and acceptance level of steamed brownies.

(4)

4

yang menyatakan suka dengan perbandingan 70:30, tekstur sebanyak 50% dari perbandingan 70:30 yang menyatakan suka, dan keseluruhan sebanyak 50% yang menyatakan suka dari perbandingan 60:40.Ada pengaruh perbandingan terhadap tingkat kekerasan sedangkan terhadap uji daya terima tidak ada pengaruh pada brownies kukus.

Kata kunci: Tingkat Kekerasan, Daya Terima, Brownies Kukus, Tepung ubi ungu dan tepung kedelai

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara pengimpor gandum terbesar kedua di dunia setelah Mesir dengan rata-rata volume impor di atas 5 juta ton pertahun.Di Indonesia gandum telah menjadi sumber makanan pokok kedua setelah beras. Penggunaan tepung terigu untuk olahan pangan di Indonesia meningkat sebesar 5,81 persen dibandingkan pada tahun 2010. Menurut badan pusat statistika, impor gandum pada tahun 2011 volume impor gandum mencapai 6,7 juta ton, meningkat pada tahun 2012 sebanyak 7,1 juta ton dan akan diprediksi pada tahun 2013 ini akan meningkat mencapai 8 juta ton samapi 388,347 juta ton; jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya waktu (Aptindo, 2013).

Terigu bukan merupakan produk pangan lokal tetapi menjadi salah satu bahan baku utama pembuatan makanan yang paling banyak dipakai oleh produsen industri makanan. Penggunaan bahan baku terigu seharusnya tidak secara berlebihan karena terigu memiliki kandungan gluten tinggi yang menyebabkan kerusakan usus halus sehingga terjadi gangguan penyerapan zat gizi secara umum yang masuk ke dalam tubuh (Muchtadi, 2010), maka tidak baik bila dikonsumsi oleh anak-anak, terutama pada penderita autis karena penderita autis tidak dapat mencerna gluten yang terdapat pada terigu. Protein yang tidak dapat dicerna akan diubah menjadi

komponen kimia yang disebut opioid atau opiate yang bekerja sebagai toksin (racun). Oleh karena itu, meihat permasalah tersebut perlu dilakukan upaya untuk mencari alternatif pengganti tepung terigu dalam pembuatan brownies kukus. Salah satu pangan lokal yang dapat

digunakan untuk

penganekaragaman pangan adalah ubi jalar ungu dan kedelai.

Autisme merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang berpengaruh pada interaksi sosial dan keahlian berkomuniikasi (Nur dkk., 2005). Menurut Melly dkk., (2002) banyak anak autis yang mengalami gangguan metabolisme protein.

Penggunaan tepung terigu di berbagai jenis makanan dinilai sangat ideal, misalnya dalam pembuatan brownies kukus.

Ubi jalar ungu merupakan salah satu tanaman pangan lokal yang dapat dimanfaatkan dalam penganekaragaman

(5)

Salah satu cara untuk memperluas penggunaan ubi jalar ungu adalah dengan cara dijadikan tepung. Kelebihan produk ini adalah tahan lama disimpan, volumenya akan relatif kecil, memudahkan transportasi dan lebih fleksibel sebagai bahan dasar produk-produk olahan ubi jalar ungu. Keuntungan dari tersedianya ubi jalar ungu tersebut dapat digunakan sebagai bahan subtitusi tepung terigu.Kelemahan sifat tepung ubi jalar adalah rendahnya kandungan protein.Untuk melengkap kandungan protein brownies kukus maka perlu

dilakukan penambahan

kedelai.Kadar protein pada kedelai lebih tinggi dibandingkan jenis kacang-kancang yang lain. Dalam 100 gram kandungan protein kedelai,, memiliki protein sebanyak 40,4 gram untuk kedelai kuning, sedangkan untuk kandung protein kedelai hitam sebanyak 33,3 gram, dan kedelai hijau memiliki kandungan protein sebanyak 22,2 gram. Asam amino pada kedelai meliputi sistein, isoleusin, leusin, lisin, mitionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin (Dwianingsih, 2010).

Upaya untuk meningkatkan daya guna ubi jalar ungu dan nilai ekonominya dapat dilakukan dengan penganekaragaman pangan dari jenis olahan ubi ungu, untuk itu perlu dikembangkan cara pengolahan lain

seperti “ Brownies kukus” yang

berbahan dasar tepung ubi ungu. Brownies kukus merupakan produk yang di hasilkan dari tepung terigu atau jenis tepung lain dengan penambahan bahan-bahan lain untuk menambah zat gizi yang diproses dengan pengukusan atau pengovenan (Memil, 2006).

Salah satu produk yang cukup populer dan disenangi oleh berbagai kalangan masyarakat adalah brownies kukus. Tepung kacang kedelai berpotensi mengganti tepung terigu karena selain kadar pati yang tinggi 34,9% danTepung terigu juga memiliki rasio amilosa dan amilopektin 75:25 (Praptiningsih dkk, 2003), sedangkan ubi jalar ungu.

Pengaruh perbandingan tepung kedelai dapat menambah kadar protein brownies (Azni, 2013). Pengaruh lain dari subtitisi tepung kedelai adalah pada tingkat kekerasan dan daya terima.

Kekerasan brownies dipengaruhi oleh kadar protein dan kemampuan mengikat air. Menurut Indriyani (2007), kekerasan mempengaruhi daya terima panelis. Semakin tinggi nilai kekerasan, semakin tinggi pula skor daya brownies kukus.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan tepung ubi jalar ungu dan tepung kedelai terhadap tingkat kekerasan dan daya terima brownies kukus.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menurut jenisnya termasuk penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menjelaskan perbandingan tepung ubi ungu dan tepung keelai terhadap tingkat kekerasan dan daya terima brownies kukus.

(6)

6 daya terima brownies kukus dilakukan di Laboratorium Ilmu Pangan serta pengujian daya terima dilakukan di Laboratorium Penyelenggaraan Makanan Prodi Ilmu Gizi FIK, UMS.

Sampel penelitian yang akan digunakan adalah tepung ubi ungu dan tepung kedelai. Variabel bebasnya adalah perbandingan tepung ubi ungu dan tepung kedelai. Variabel terikatnya adalah tingkat kekerasan dan daya terima brownies kukus.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan empat variasi perlakuan perbandingan tepung ubi jalar ungu dan tepung kedelai, yaitu

1. Perlakuan A : Brownies kukus dengan perbandingan tepung ubi jalar ungu dan tepung kedelai 80 : 20

2. Perlakuan B : Brownies

kukus dengan perbandingan tepung ubi jalar ungu dan

tepung kedelai 70 : 30

3. Perlakuan C : Brownies kukus perbandingan tepung ubi jalar ungu dan tepung kedelai 60 : 40

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.Kekerasan Pada Brownies Kukus

Kekerasan pada brownies kukus dapat dipengaruhi oleh daya serap air (Mervina,2011), kadar protein (Bakara, 1997), kadar gula dan lemak (Dahrul, dkk 2008), dan penggunaan pengembang (Sufi, 2009). Hasil analisis kekerasan pada brownies kukus ubi ungu dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Kekrasan Brownies Kukus Ubi Ungu Perbanding

an Tepung

Ulangan Kekerasan (N)

I II III

80:20 0.67 0.63 0.62 64.00a± 2.64

70:30 0.86 0.74 0.85 81.66b ±6.65

60:40 1.11 0.90 1.13 104.66c ± 12.74

Nilai p 0.003

Berdasarkan uji statistika Anova, ada pengaruh perbandingan tepung ubi ungu dan tepung kedelai terhadap tingkat kekerasan brownies kukus. Kekerasan brownies kukus ubi ungu berkisar antara

(7)

2. Daya Terima Brownies Kukus

Tabel. 7

Hasil uji daya terima panelis terhadap Brownies kukus ubi ungu

Perbanding an tepung

Warna Aroma Rasa tekstur Keseluruhan

80:20 5,033a 5,133b 5,000b 4,400b 4,533a 70:30 4,733a 4,666a 4,833b 4,400b 4,433a 60:40 4,700a 4,333a 4,233a 3,666a 4,333a Nilai P 0,232 0,003 0,003 0,001 0,646

Berdasarkan uji Anova menunjukkan hasil ada pengaruh perbandingan tepung terhadap daya terima aroma, rasa dan tekstur brownies kukus dengan nilai signifikansi yaitu aroam p=0,003 (<0,05), rasa p=0,003 (p<0,05) dan tekstur p=0,001 (p=<0,05). Sedangkan perbandingan tepung ubi jalar dan tepung kedelai terhadap daya terima warna dan keseluruhan tidak ada pengaruh yangditunjukkan dengan nilai signifikansi warna p=0,232 (p>0,05) dan keseluruhan p=0,646 (p>0,05).

a. Warna

Berdasarkan uji anova tidak ada pengaruh perbandingan

tepung ubi ungu dan tepung kedelai terhadap daya terima dengan signifikansi p= 0,232 (p=>0,05), tidak ada beda nyata perlakuan terhadap daya terima pada brownies kukus dengan perbandingan tepung ubi ungu dan tepung kedelai. Berdasarkan gambar 4.diketahui bahwa sebanyak 40% dari 30 panelis menyatakan suka dengan perbandingan 80:20. Pada sampel dengan perbandingan 70:30 sebanyak 56,6% dari 30 panelis menyatakan suka. Sedangkan pada sampel dengan perbandingan 60:40 sebanyak 56,6% dari 30 panelis

menyatakan suka

b. Aroma

Berdasarkan uji Duncan ada pengaruh perbandingan tepung ubi ungu dan tepung kedelai terhadap daya terima aroma brownies kukus. Signifikansi daya terima aroma yaitu p=0,003 menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan tepung ubi ungu dan tepung kedelai memberikan pengaruh terhadap daya terima aroma brownies kukus ubi ungu yang dihasilkan pada ketiga

sampel baik dengan

perbandingan 80:20, 70:30, 60:40. Berdasarkan gambar 6, diketahui bahwa sebanyak 53,3% dari 30 panelis menyatakan suka pada aroma sampel dengan

perbandingan tepung (ubi ungu dan tepung kedelai) 80:20. Pada sampel dengan perbandingan tepung 70:30 sebanyak 46,6% dari 30 panelis menyatakan suka. Sedangkan pada sampel dengan perbandingan 60:40 sebanyak 43% dari 30 panelis menyatakan suka. Signifikansi daya terima terhadap aroma yaitu p=0,003 (p<0,05).

c. Rasa

(8)

8 pengaruh perbandingan tepung ubi ungu dan tepung kedelai terhadap brownies kukus. Signifikansi daya terima terhadap rasa yaitu p=0,003 (p<0,05). Skor daya terima terhadap rasa perbandingan 80:20 dengan skor 50% dari 30 panelis yang menyatakan suka. Pada sampel dengan perbandingan 70:30 sebanyak 66,6% dari 30 panelis menyatakan suka. Sedangkan

pada sampel dengan

perbandingan 60:40 sebanyak 36,6% dari 30 panelis menyatakan suka. Berdasarkan penilaian dari segi rasa, sebagian besar panelis memilih sampel dengan perbandingan 70:30.

d. Tekstur

Berdasarkan uji Anova ada pengaruh perbandingan tepung ubi ungu dan tepung kedelai terhadap tekstur brownies kukus ubi ungu. Signifikansi daya terima terhadap tekstur yaitu p=0,001 (p<0,05). Skor daya terima terhadap tekstur perbandingan 80:20 dengan skor 43,3% dari 30 panelis yang menyatakan suka. Pada sampel dengan perbandingan 70:30 sebanyak 50% dari 30 panelis menyatakan suka. Sedangkan

pada sampel dengn

perbandingan 60:40 sebanyak 46,6% dari 30 panelis menyatakan suka. Berdasarkan penilaian dari segi tekstur, sebagian besar panelis memilih sampel dengan perbandingan 70:30.

e. Kekerasan

Hasil uji frekuensi daya terima keseluruhan terhadap brownies kukus dengan

menggunakan tepung yang berbeda (tepung ubi ungu dan tepung kedelai) memiliki nilai signifikansi p= 0,646 (p=>0,05) artinya tidak terdapat perbedaan frekuensi daya terima terhadap keseluruhan brownies kukus ubi ungu. Berdasarkan gambar 8.diketahui bahwa sebanyak 46,6% dari 30 panelis menyatakan suka pada sampel dengan perbandingan tepung 80:20. Pada sampel dengan perbandingan 70:30 sebanyak 36,6% dari 30 panelis menyatakan suka. Sedangkan

pada sampel dengan

perbandingan 60:40 sebanyak 50% dari 30 panelis menyatakan suka.Semakin tinggi konsetrasi perbandingan yang digunakan maka semakin disukai oleh panelis.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan darii penelitian ini adalah:

1.Ada pengaruh variasi perbandingan tepung ubi ungu dan tepung kedelai terhadap kekerasan brownies.

2. Daya terima brownies kukus dengan perbandingan tepung ubi ungu dan tepung kedelai yaitu 80:20, 70:30 dan 60:40. Berdasarkan kategori warna yang paling disukai panelis sekitar

56,6% dengan tepung

(9)

tekstur yang paling disukai panelis sekitar 50% dengan perbandingan tepung 70:30, dan untuk kategori keseluruhan yang paling disukai panelis sekitar 50% dengan perbandingan tepung 60:40.

1. Ada pengaruh perbandingan tepung ubi ungu dan tepung kedelai terhadap daya terima aroma, rasa,dan tekstur brownies kukus. Sedangkan tidak ada pengaruh daya terima terhadap warna dan keseluruhan brownies kukus.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya dengan obyek yang sama, perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan bahan pensubtitusi yang sama tetapi menggunakan bahan dasar yang berbeda.

2. Untuk meningkatkan nilai gizi yang lain pada produk pangan pada penelitian selanjutnya perlu ditambahkan bahan pangan nabati untuk meningkatkan kadar protein seperti tepung kedelai.

DAFTAR PUSTAKA

Aptindo.2013. Industri Terigu Nasional. Jakarta

Astawan M. 2004. Sehat bersama aneka sehat pangan alami. Tiga Serangkai Solo

Astawan, M. dan S. Widowati. 2006. Evaluasi Mutu Gizi dan Indeks Glikemik Ubi Jalar sebagai Dasar Pengembangan Pangan Fungsional. Laporan Penelitian RUSNAS, Bogor.

Cauvain., Stanley, P., Linda SY. 2006. Baked Products: Science. Technology and Practice. Blackwell Publishing Ltd. Garsington Road.

Cauvain., Stanley, P., Linda, SY. 2006. The Chorleywood Bread

Process Woodhead

Publishing.Cambridge.

Daftar Komposisi Bahan Makanan. 2005. Persagi. Jakarta.

Fellows, P. J.

2000.FoodProcessing

Technology, Principle and Practice.2nd Ed. CRC Press, England.

Fitnaningrum, Dewi. 2009. Kadar Kalsium, Kemekaran linier, dalam daya terima kerupuk udang yang dibuat dari udang putih (Litopenaeous vanemel ). Universitas Diponegoro. Semarang.

Hartoyo,2004. Olahan Dari Ubi Jalar. Trubus Agrisana.Surabaya Haris dan Karmas, 1989.Evaluasi

Gizi Pada pengolahan bahan pangan.ITB. Bandung.

Hartoyo, A. 2006.Kajian Teknologi Pembuatan Tepung Ubi Jalar Instan Kaya Pro Vitamin A. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

Irfansyah.2001. Karakterisasi Fisiko-Kimia dan Fungsional Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) serta Pemanfaatannya untuk Pembuatan Kerupuk.Tesis. Program Pascasarjana, IPB, Bogor.

(10)

10 M. Lies Suprapti. 2003 Tepung Ubi

Jalar pembuatan dan pemanfaatannya. Kanisius: Yogyakarta.

Marta, H., Saripah Hudaya dan Tensiska 2006. Pengaruh Subtitusi Tepung Ubi Jalar Meilgaard, dkk. 2000. Sensory evaluation. Tachnuques. Bastom: CRC

Memil, Kuri H. 2006. Pemanfaatan Singkong Sebagai Bahan Dasar Bolu. Tugas Akhir. Fakultas Teknik, UNNES. Semarang

Marliyat, SA, Sulaeman, A, dan anwar, F, 1992.Pengolahan pangan tingkat rumah tangga. Pusat antara universitas pangan dan gizi institue pertanian Bogor

Nunung. 2009. Rahasia antigagal membuat aneka kue populer. Demedia pustaka. Jakarta

Phadungath, C. 2007. Basic Measurement for Food Texture. Diunduh dari: http://fohass.srru.ac.th/progra m/food_sci/result_civil_file/Basi cMeasurementforFoodTexture. pdf (13 Juni 2014).

Rahayu dan winarni, P. 1997.Penuntunpraktikum penilaian organeleptik. Jakarta.

Rukmana, R. 2001. Ubi jalar budidaya dan pasca panen.Kanisius. Yogyakarta Soekarto,T. Spewarno,P.1985.

Penelitian.Organoleptik. Bhrata karya aksara: jakarta.

Soharto, Dina. 1999. Daya Terima. Agriwidia.yogyakarta

Suprapti, L. 2003. Tepung Ubi Jalar

Pembuatan, dan

pemanfaatan. Kanisius.yogyakarta

Suparman, 2007.Bercocok Tanam Ubi Jalar. Azka Mulia. Jakrta.

Suprapti. 2002. Teknologi tepat guna pengawetan telur. Yogyakarta.Kanisius.

Stauffer, C. E. 1990. Functional Additives For Bakery Foods. AVI Book, New York

Suismono, 2001.Teknologi pembuatan tepung dan pati ubi-ubian untuk menunjang ketahanan pangan. Di dalam: Majalah Pangan Vol. X No. 37:37-49. Puslitbang Bulog, Jakarta.

Suprapti, Lies. 2000. Pembuatan dan Pemanfaatan Tepung Kasava. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Susanto, S. 2002. Cake dan Bolu Gulung. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Produk Ekstrusi, Bakery, dan Penggorengan.

Makalah.Pelatihan Produk-produk Olahan, Ekstrusi, Bakery, dan Frying, Jakarta.

Sudarmadji, Slamet. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta: UGM Press.

(11)

37:37-49. Puslitbang Bulog, Jakarta.

Sulistiyo, C. N. 2006. Pengembangan Brownies Kukus Tepung Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.) di PT. Fits Mandiri Bogor.Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor

Steed, L, E., Truong, V, D., Simunovie, J Sandeep., K. P., Kumar, P., Cartwright, G, D., dan Swartzel, K. R. 2008. Continous flow microwave-assistes processing and aseptic packaging of pirple-fleshed sweetpotato purees. J. Food Sci. 73 (9) : E455-E462.

Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar: Cara Budi Daya yang Tepat, Efisien dan Ekonomis. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta: UGM Press.

U.S. Wheat Associates.1983. Pedoman Pembuatan Roti dan Kue. Djambatan, Jakarta. Winarno, F. G., 1997. KimiaPangan

dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Widarti, Asih. 2005. Studi Eksperimen Pembuatan Brownies dengan Subtitusi Tepung

Widodo, Y. dan E. Ginting. 2004. Ubi jalar Berkadar Beta Karoten Tinggi sebagai Sumber Vitamin A. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.

Widowati, S., Suismono, Suarni, Sutrisno, dan O. Komalasari. 2002. Petunjuk Teknis Proses Pembuatan Aneka Tepung dari Bahan Pangan Sumber Karbohidrat Lokal. Balai Penelitian Pascapanen Pertanian, Jakarta.

Winarno, F. G., 2002. Ilmu Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama:Jakarta

Woolfe, J. A. 1999. Sweet Potato an Untapped Food Resource. Chapman and Hall, New York.

Zulaeikah, Siti dan Endang Nur Widyaningsih. 2005. Pengaruh Konsumsi Ekstrak Daun Teh Pada Pembuatan Telur Asin Rebis TerhadapJumlah Bakteri dan Daya Terimanya. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi Vol 5 No 1:9

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan dari BMT Surya Dana Makmur Tulung pembiayaan yang diterapkan terhadap nasabah pasar adalah akad murabahah jadi tujuan yang dimaksud BMT adalah tujuan

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96/M- DAG/PER/12/2014 tentang Pendelegasian Wewenang di Bidang Perdagangan dalam Rangka Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala

Demikian berita acara penjelasan pekerjaan (aanwijzing) pengadaan penyedia barang/jasa konstruksi pembangunan selasar dan pagar Pada Badan Kepegawaian Negara Kantor

Pada skenario ini, akan dilakukan simulasi variasi mobilitas pada node tujuan ( node 14) dengan pergerakan yang random. Variasi mobilitas yang diamati adalah untuk

Cita-cita dapat dicapai dengan proses sosial yang sistematis.. Pranata sosial di masyarakat memiliki ciri-c i ri atau karakteristik yang berbeda-beda. Berikut ini yang

Infection Prevention Control and Link Nurse (IPCLN) sebagai pelaksana program Pencegahan pengendalian infeksi (PPI)di rumah sakit yang diharapkan menjadi laeder dalam hal

Sistem dilengkapi dengan baterai kontrol unit, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan pengisian antara solar module dan baterai ketika telah mencapai batas ambang

Penunjang Administrasi dan Operasional Rutin Kantor / Kedinasan Pengadaan Monitor Komputer PC danPrinter JB: Modal JP: Barang 2 unit Rp. Penunjang Administrasi dan Operasional