• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMOTONGAN SAPI DI CV. PLESUNGAN RAYA (PR) KABUPATEN KARANGAYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMOTONGAN SAPI DI CV. PLESUNGAN RAYA (PR) KABUPATEN KARANGAYAR"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMOTONGAN SAPI DI CV. PLESUNGAN RAYA (PR)

KABUPATEN KARANGAYAR

TUGAS AKHIR

Untuk Memnuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Peternakan Di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarata

Program Studi Diploma III Agribisnis Peternakan

oleh :

Nama : Anavalis Javanica

NIM : H 3408033

PROGRAM D III AGRIBISNIS PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Tugas Akhir ini.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak mampu penulis susun sendiri tanpa

bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini. Rasa

terima kasih penyusun ucapkan kepada :

1. Prof. Dr.Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ir.Wartoyo, SP.,MS selaku Koordinator Program D III Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Wara Prstitis, S.S.,SPt.,MP selaku Ketua Minat Program Studi D III

Agribisnis Minat Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Winny Swastike, SPt., MP selaku pembimbing dan penguji I

5. Shanti Emawati, SPt., MP selaku penguji II

6. Bp. Guntur Wiyono serta karyawan CV. Plesungan Raya

7. Kedua orang tua dan teman – teman yang selama ini memberikan motivasi

dan doa.

Akhirnya semoga Tugas Akhir ini nantinya banyak membantu dan

berguna bagi penyusun dan semua yang membaca Tugas Akhir ini. Banyak

kekurangan dari penyusunan Tugas Akhir ini, kritik dan saran yang membangun,

penyusun selalu harapkan demi sempurnanya tugas ini.

Surakarta, 2011

Penyusun

(4)

commit to user

Manajemen Pemeliharaan dan Pemotongan Sapi

di CV. Plesungan Raya, Kec. Gondang Rejo, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah

ANAVALIS JAVANICA1

H3408033

Winny Swastike, S.Pt, MP2 dan Shanti Emawati, S.Pt, MP3

ABSTRAK

Magang yang dilakukan diperoleh pengalaman kerja lapang langsung mengenai manajemen pemeliharaan dan pemotongan sapi yang meliputi : manajemen pakan, manajemen kandang, manajemen pemeliharaan ternak, manajemen penyakit, manajemen kesehatan, manajemen penanganan limbah dan manajemen pemotongan. Kegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan di CV. Plesungan Raya, Kec. Gondang Rejo, Kab. Karanganyar pada tanggal 16 Februari sampai dengan tanggal 16 Maret 2011.

Metode pelaksanaan magang yang digunakan adalah pengamatan langsung, wawancara, kerja lapang, pencatatan data magang dan studi pustaka. Pemilihan lokasi di CV. Plesungan Raya, Kec. Gondang Rejo, Kab. Karanganyar karena memelihara sapi serta pemotongan sapi.

Manajemen pemeliharaan dan pemotongan di CV. Plesungan Raya, Kec. Gondang Rejo, Kab. Karanganyar meliputi manajemen pakan, manajemen kandang, manajemen pemeliharaan ternak, manajemen penyakit, manajemen kesehatan, manajemen penanganan limbah dan manajemen pemotongan.

Hasil praktik magang manajemen pemeliharaan dan pemotongan sapi memerlukan beberapa manajemen yang baik sehingga menghasilkan sapi yang baik dan hasil karkas yang baik. Daging yang baik yaitu daging yang layak dikonsumsi manusia, terhindar dari bakteri dan mikroorganisme serta daging dalam keadaan segar.

Kata Kunci : Manajemen Pemeliharaan dan Pemotongan Sapi

Keterangan

1. Mahasiswa Program Studi D-III Agribisnis Minat Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Nama : Anavalis Javanica

(5)

commit to user

DAFTAR ISI

JUDUL Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Magang... 3

1.Tujuan Umum... 3

2.Tujuan Khusus... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 4

A. Sapi Potong... 4

B. Manajemen Pemeliharaan... 5

1.Manajemen Pemberian Pakan... 5

2. Manajemen Perkandangan... 6

3. Manajemen Pengendalian Penyakit... 7

4. Manajemen Penanganan Limbah... 8

C. Manajemen Pemotongan... 8

1.Pemeriksaan Antemortem... 9

2.Teknik Pemotongan... 9

3.Penyiapan Karkas... 10

4.Pemeriksaan Postmortem... 11

BAB III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN... 12

A. Waktu dan Tempat... 12

B. Materi dan Metode... 12

(6)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Lampiran 1. Manajemen Pemeliharaan Sapi... 33

2 Lampiran 2. Tempat Penyimpanan Pakan... 34

3 Lampiran 3. Manajemen Pemotongan Sapi di RPH... 35

4 Lampiran 4. Manajemen Pengangkutan karkas ke kios... 36

5 Lampiran 5. Denah RPH Jagalan... 38

6 Lampiran 6. Lay Out RPH... 39

7 Lampiran 7. Denah CV. PR... 40

(7)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Tabel 1. Jumlah Pemeliharaan Sapi Potong di CV. PR... 14

2 Tabel 2. Bangunan Lokasi Perkandangan di CV. PR... 17

3 Tabel 3. Populasi Ternak di CV.PR... 20

4 Tabel 4. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Ransum di CV. PR... 21

[image:7.595.115.497.169.500.2]
(8)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

[image:8.595.166.435.236.502.2]
(9)

commit to user

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Usaha ternak sapi potong mempunyai peluang yang sangat menjanjikan.

Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya konsumsi daging sapidari

tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik (2005),

pada tahun 2006 tingkat konsumsi daging 399.660 ton atau setara 1,72 ekor

sapi dan pada tahun 2010 konsumsi daging meningkat menjadi 654.400 ton.

Meningkatnya konsumsi daging di Indonesia disebabkan oleh kesadaran

masyarakat akan pentingnya protein hewani. Untuk memenuhi konsumsi

daging di Indonesia, pemerintah mencanangkan pencapaian program

swasembada daging tahun 2014.

Untuk mensukseskan program swasembada daging pada tahun 2014

maka bukan hanya usaha pemeliharaan ternak sapi potong tetapi juga perlu

adanya pengembangan usaha pemotongan sapi potong. Hal tersebut disebabkan

karena dengan adanya pengembangan usaha sapi potong dari hulu hingga hilir

(dari pemeliharaan sampai ke pemotongan dan juga pengolahan dagingnya)

maka kemungkinan untuk mensukseskan swasembada daging pada tahun 2014

semakin nyata.

Usaha pemeliharaan sapi merupakan kegiatan pemeliharaan sapi baik

yang berupa sistem penggemukan dan atau sistem breeding yang bertujuan

untuk memelihara sapi dengan cara dan metode yang baik dan benar. Sistem

pemeliharaan sapi terdiri dari manajemen kandang yang bertujuan untuk

melindungi dan memberi kenyaman bagi ternak, manajemen pemberian pakan

yang meliputi cara pemberian pakan, jenis pakan, serta frekuensi pemberian

pakan, manajemen perkawinan pada sapi potong dilakukan secara alami

maupun secara kawin suntik (IB) (William dan Payne,1993).

Kegiatan yang ada di dalam usaha pemotongan ternak yaitu pemuasaan,

pengistirahatan, pemingsangan dan pemotongan ternak, dimana masing-masing

(10)

commit to user

kegiatan tersebut mempunyai tujuan akhir menghasilkan daging dengan

kualitas dan mutu terbaik.

CV. Plesungan Raya (CV. PR) merupakan perusahaan milik

perseorangan yang dikepalai oleh bapak Guntur Wiyono yang merupakan salah

satu dari sekian perusahaan yang ada di Karanganyar yang bergerak dibidang

usaha sapi potong dari hulu hingga hilir. CV tersebut memiliki usaha

pemeliharaan sapi potong yang terletak di Plesungan Raya, Kecamatan

Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar selain usaha pemeliharaan sapi potong

juga terdapat usaha pemotongan yang terletak di Rumah Pemotongan Hewan

Surakarta dan juga penjualan daging sapi baik segar maupun olahan yang

terletak di Jagalan, Surakarta. Usaha pemotongan CV PR ini berbeda dengan

usaha pemotongan pada umumnya dimana sapi yang dipotong berasal dari

usaha pemeliharaan yang juga masih dikelola dalam satu CV. Keunggulan lain

dari kegiatan pemotongan di CV ini adalah kontinuitas produk dapat terjaga,

sehingga hampir setiap hari CV PR ini melakukan kegiatan pemotongan sapi

untuk memenuhi permintaan konsumen.

Pemilihan lokasi magang di CV PR tersebut ditujukan agar pemahaman

mengenai usaha sapi potong dari hulu hingga hilir dapat tercapai dengan baik,

sehingga bukan hanya mengetahui tentang manajemen pemotongan sapi tetapi

juga mengetahui siklus dari suatu usaha sapi potong. Adapun judul yang dipilih

untuk kegiatan magang ini adalah Manajemen Pemeliharaan dan Pemotongan

Kegiatan magang diharapkan menjadi saran belajar mahasiswa tentang

semua hal yang belum dipelajari dibangku kuliah. Fungsi kegiatan magang

yang dilakukan adalah dapat menerapkan ilmu yang dipelajari nyata dimana

banyak variabel faktor yang berpengaruh, sehingga dapat memperoleh

pengetahuan dan pengalaman kerja di lingkungan serta bagaimana berinteraksi

dan beradaptasi dengan masyarakat.

(11)

commit to user

B. Tujuan Magang

1. Tujuan Umum Magang :

1. Memperluas pengetahuan dan wawasan berpikir dalam menerapkan ilmu

yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.

2.Mengetahui dan memahami secara langsung tentang pemotongan sapi

potong.

3.Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat

membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan aplikasinya di

lapangan.

4.Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan instansi

pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat, dalam rangka

meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Tujuan Khusus Magang

1. Mengetahui kegiatan – kegiatan perusahaan sapi potong di CV. PR

(12)

commit to user

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Jenis Sapi Potong

Sapi potong adalah sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai

penghasil daging. Sapi potong biasanya disebut sapi tipe pedaging Adapun ciri

– ciri sapi pedaging adalah sebagai berikut : tubuh besar berbentuk persegi

empat atau balok, kualitas daging maksimum dan mudah dipasarkan, laju

pertumbuhan cepat, cepat mencapai dewasa, efisiensi pakannya tinggi

(Santoso, 1995). Menurut Abidin 2002 sapi potong adalah jenis sapi khusus

dipelihara untuk digemukan karena karakteristiknya, seperti tingkat

pertumbuhan cepat dan tingkat kualitas dagingnya cukup baik. Sapi – sapi ini

umumnya dijadikan bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa bulan,

sehingga diperoleh pertumbuhan berat badan yang ideal untuk dipotong.

Kriteria pemilihan sapi potong yang baik yaitu sapi dengan jenis kelamin

jantan atau jantan kastrasi, umur sebaiknya 1,5- 2,5 tahun atau gigi poel satu,

mata bersinar, kulit lentur, sehat, nafsu makan baik, bentuk badan persegi

panjang, dada lebar dan dalam, temperamen tenang, dari bangsa yang mudah

beradaptasi dan berasal dari keturunan genetik yang baik (Djarijah, 1996).

Jenis sapi yang banyak dipelihara oleh peternak di Indonesia adalah

sapi Ongole, sapi Bali, sapi Madura, sapi Brahman, sapi Peranakan Ongole,

sapi Simental, sapi Limosin dan sapi Frisian Holstein (Abidin, 2002).

Pemilihan suatu bangsa sapi tergantung pada kesukaan peternak, keadaan

lingkungan, kemampuan adaptasi, efisiensi reproduksi, kemauan memelihara

dan menyusui anak, ukuran badan dan pertambahan berat badan (Blakely dan

Blade, 1992). Laju pertumbuhan ternak pada usaha penggemukan terletak pada

pemilihan bakalan. Bakalan dipilih dari sapi yang cepat besar. Untuk sapi

Ongole, misalnya dipilih bakalan yang berbobot 300 kg sehingga bobot yang

diperoleh setelah digemukkan 90 hari mencapai 350 kg (Akoso,1996).

Pemilihan bangsa sapi yang akan dipelihara perlu diperhatikan denagn

pertimbangan lokasi, tujuan peternakan, serta sifat- sifat setiap bangsa dan

(13)

commit to user

harus mempertimbangkan harga serta performen dari bakalan tersebut.

Memilih bibit unggul sapi berarti bahwa mempunyai keunggulan dalam

ketahanan penyakit, adaptasi, pemeliharaan dan mencerna makanan (Santosa,

1995).

B.Manajemen Pemeliharaan

Manajemen pemeliharaan sapi potong meliputi manajemen tata laksana

pemeliharaan (pemberian pakan, dan pemberian minum), manajemen

perkandangan, manajemen kesehatan, dan penanganan limbah.

B.1. Manajemen pemberian pakan

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan pada ternak

sebagai pakan, baik berupa bahan organik, baik sebagian maupun

keseluruhannya dapat dicerna dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan

pada ternak yang memakannya (Hartadi et al.,1986). Menurut Siregar

(2006) menyatakan bahwa pakan sapi potong harus memenuhi persyaratan

antara lain tersedia sepanjang tahun, bernilai gizi tinggi, harganya relatif

murah dan tidak mengandung racun atau zat anti nutrisi.

Pakan hijauan adalah bahan pakan dalam bentuk daun – daun yang

masih bercampur batang, ranting, serta bunga pada umumnya dari tanaman

sebangsa rumput dan kacang – kacangan, yang termasuk pakan kasar

adalah rumput, jerami padi, dan lain- lain (Lubis, 1963).

Pakan penguat adalah pakan yang mengandung serat kasar kurang dari

18%, mudah dicerna dan merupakan sumber protein, karbohidrat dan

lemak, misalnya konsentrat (Tillman et al., 1989). Konsentrat adalah

pakan ternak yang berasal dari biji – bijian atau hasil samping dari

pengelolaan produk pertanian seperti bungkil kacang, bungkil kedelai,

bungkil kelapa, dedak padi, ampas tahu, tetes dan sebagainya, biasanya

pakan konsentrat mengandung protein yang tinggi (Darmono, 1992).

Salah satu cara untuk mempercepat proses penggemukan memerlukan

kombinasi yang baik, antara hijauan dan konsentrat perbandingan hijauan

dan konsentrat tergantung dari ketersediaan hijauan di lokasi

(14)

commit to user

pucuk tebu, perbandingan hijauan dan konsentrat adalah 60 : 40. Jika

hijauan berkualitas cukup baik misalnya rumput gajah, setari lamtoro,

gamal, dan kaliandra, perbandingan hijauan dan konsentrat cukup 80 : 20

atau 70 : 30 (Abidin, 2002).

B.2.Manajemen perkandangan

Tipe kandang berdasarkan bentuknya yaitu kandang tunggal dan

kandang ganda. Kandang tunggal terdiri satu baris kandang yang di

lengkapi lorong jalan dan selokan atau parit. Kandang ganda ada dua

macam yaitu sapi saling berhadapan head to head dan tail to tail yang

saling bertolak belakang yang dilengkapi lorong untuk memudahkan

pemberian pakan dan memudahkan ternak (Sugeng, 2003). Fungsi

kandang adalah untuk melindungi sapi potong dari cuaca, tempat sapi

istirahat sapi dengan nyaman, mengontrol agar sapi tidak merusak tanaman

disekitar lokasi, tempat pengumpulan kotoran sapi, melindungi hewan dari

pengganggu, dan memudahkan pelaksanaan pemeliharaan (Abidin, 2002).

Pembangunan kandang harus memberikan kemudahan perawatan sapi,

mencegah sapi supaya tidak berkeliaran, dan menjaga kebersihan

lingkungan. Dengan adanya kandang, pengamanan terhadap pencuri sapi

akan lebih terjaga. Menurut Siregar (2006), pembuatan kandang untuk

penggemukan memerlukan beberapa persyaratan sebagai berikut :

a. Memberikan kenyamanan bagi ternak ataupun pekerja kandang

b. Mempunyai ventilasi ataupun pertukaran udara yang sempurna

c. Mudah dibersihkan dan terjaga kebersihannya.

d. Memberi kemudahan bagi peternak ataupun pekerja kandang pada saat

bekerja sehingga efisiensi kerja dapat tercapai.

e. Bahan-bahan kandang yang digunakan bertahan lama, tidak mudah

lapuk, harganya relatif murah dan mudah didapat didaerah sekitar.

f. Tidak ada genangan air didalam ataupun diluar kandang.

Lokasi kandang sebaiknya cukup jauh dari pemukiman agar bau dan

limbah peternakan tidak mengganggu penghuni pemukiman. Jarak

(15)

commit to user

dekat sebaiknya dibangun tembok pembatas atau pagar tanaman yang

pertumbuhannya rapat sebagai peredam angin. Tembok setinggi 3 meter

sebagai peredam angin pengaruhnya setara dengan jarak 50 meter

(Sugeng, 2003).

B.3. Manajemen pengendalian penyakit

Penyakit merupakan ancaman yang perlu diwaspadai peternak,

walaupun serangan penyakit tidak mematikan ternak, tetapi dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang berkepanjangan, menghambat

pertumbuhan dan mengurang pendapatan (Sarwono dan Arianto, 2002).

Menurut Sugeng (2003), berbagai jenis penyakit sapi sering terjangkit di

Indonesia, baik yang menular ataupun tidak menular. Penyakit menular

yang terjangkit pada umumnya menimbulkan kerugian besar pada

peternak.

Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi antara lain

menjaga kebersihan kandang dan peralatannya, termasuk memandikan

sapi. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi yang sehat dan segera

dilakukan pengobatan. Diusahakan lantai kandang selalu kering, agar

kotoran tidak banyak yang menumpuk di kandang. Untuk menjaga

kesehatan sapi maka secara teratur dilaksanakan vaksinasi (Djariah, 1996).

Pemberian kekebalan tubuh dengan vaksin adalah bentuk

perlindungan yang sebaik – baiknya untuk ternak. Munculnya gejala

penyakit hendaknya segera dilaporkan kepada petugas Dinas Peternakan

untuk mengetahui jenis penyakit, bersifat menular atau tidak. Tindakan

yang cepat sangat penting artinya agar dapat segera diidentifikasi jenis

penyakitnya dan membasmi penyakit tersebut (Tatal, 1981).

B.4.Manajemen penanganan limbah

Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari spesies

ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang

terdiri dari feses dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak di

hasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak ruminansia

(16)

commit to user

yang dihasilkan ternak perah menghasilkan 2 kg limbah padat (feses), dan

setiap kilogram daging sapi menghasilkan 25 kg feses (Sihombing, 2000).

Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha

peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan,

pengolahan produk ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut meliputi

limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio,

kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan

lain-lain. Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan

semakin meningkat (Sihombing, 2000).

Limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari

suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas,

maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang

berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang

mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua

limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine,

air dari pencucian alat-alat), sedangkan limbah gas adalah semua limbah

berbentuk gas atau dalam fase gas (Murtidjo,1995).

C. Manajemen Pemotongan

Pemotongan ternak besar di Indonesia biasanya dilakukan secara

Islam. Proses penyembelihan harus tidak terlalu lama atau ternak harus

cepat mati, sehingga tidak menyiksa ternak. Proses pemotongan ternak di

Indonesia secara umum ada 2 yaitu proses penyembelihan dan proses

penyiapan karkas. Pemotongan ternak sebelum dilakukan penyembelihan

dilakukan pemeriksaan antemortem, dan setelah pemotongan dilakukan

pemeriksaan posrtmortem (Soeparno, 1992).

C.1.Pemeriksaan antemortem

Pemeriksaan antermotem yaitu pemeriksaan sebelum ternak dipotong.

Tujuan dari pemeriksaan antemortem adalah untuk mengetahui ternak –

ternak yang cedera, sehingga harus dipotong sebelum ternak lainya, dan

untuk mengetahui ternak – ternak yang sakit dan harus dipotong secara

(17)

commit to user

pengistirahatan dimana sebelum disembelih ternak diistirahatkan selama

12- 24 jam, tergantung pada iklim, jarak antara asal ternak dengan rumah

potong, cara transportasi, kondisi kesehatan, dan daya tahan ternak.

Maksud dari pengistirahatan ternak yaitu agar ternak tidak mengalami

stress, agar pada saat disembelih darah keluar sebanyak mungkin, agar

cukup tersedia energi, sehingga proses kelakuan karkas atau proses

rigormortis berlangsung secara sempurna. Pada dasarnya ada dua cara

pengistirahatan ternak sebelum disembelih yaitu : dengan dipuasakan dan

tanpa dipuasakan. Maksud pemuasaan ternak sebelum disembelih yaitu

untuk memperoleh bobot tubuh kosong dan untuk mempermudah proses

penyembelihan terutama ternak yang agresif atau liar, karena dipuasakan

akan lebih tenang. Tujuan dari ternak sebelum disembelih dengan cara

tanpa dipuasakan agar pada waktu disembelih, darah dapat keluar

sebanyak mungkin karena gerak lebih kuat meronta, berkontraksi dan

ternak agar tidak mengalami stress (Soeparno, 1992).

C.2.Teknik pemotongan

Teknik pemotongan ternak pada dasarnya ada dua yaitu teknik

pemotongan secara lansung maupun teknik pemotongan secara tidak

langsung (pemingsanan). Pemingsanan dilaksanakan dengan alasan untuk

keamanan, menghilangkan rasa sakit sesedikit mungkin pada ternak.

Memudahkan pelaksanaan penyembelihan dan kualitas kulit dan karkas

yang dihasilkan lebih baik. Pemingsanan dapat dilakukan dengan berbagai

cara, yaitu dengan alat pemingsan knocker, senjata pemingsan stunning

gun, pembiusan dan arus listrik. Alat yang sering digunakan adalah captive

bolt, yaitu suatu tongkat berbentuk silinder selongsong kosong yang

mempunyai muatan eksplosif yang ditembakkan oleh suatu tekanan pada

kepala sapi. Alat pemingsan diarahkan pada bagian titik tengan tulang

kening kepala sapi sedikit diatas antara kedua kelopak mata, sehingga

peluru diarahkan pada bagian otak. Peluru yang ditembakkan akan

mengenai otak dengan kecepatan tinggi, sehingga sapi menjadi pingsan

(Blakely dan Blade, 1992).

(18)

commit to user

Pemotongan dilakukan pada ternak dalam keadaan posisi rebah,

kepalanya diarahkan ke arah kiblat dan dengan menyebut nama Allah,

ternak tersebut dipotong dengan menggunakan pisau yang tajam.

Pemotongan dilakukan pada leher bagian bawah, sehingga tenggorokan,

vena jugularis, arteri carotis, tracea, dan esofagus terpotong. Menurut

Koswara (1988) hewan yang dipotong baru dianggap mati bila

pergerakan-pergerakan anggota tubuhnya dan lain-lain bagian berhenti. Oleh karena

itu setelah ternak tidak bergerak lagi leher di potong dan kepala di

pisahkan dari badan pada sendi Occipitoatlantis. Pada pemotongan

tradisional, pemotongan dilakukan pada ternak yang masih sadar dan

dengan cara seperti ini tidak selalu efektif untuk menimbulkan kematian

dengan cepat, karena kematian baru terjadi setelah 3 - 4 menit. Dalam

waktu tersebut merupakan penderitaan bagi ternak, dan tidak jarang

ditemukan kasus bahwa dalam waktu tersebut ternak berontak dan bangkit

setelah di sembelih. Oleh karena itu pengikatan harus benar - benar baik

dan kuat.

C.3.Persiapan karkas

Penyiapan karkas yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:

pisahkan kepala dari tubuh ternak, lakukan pengulitan kepala, pisahakan

keempat kaki pada bagian persendian tulang kanon dan lakukan pengulitan

tubuh, buka rongga dadas dengan gergaji, buka rongga abdomen dengan

irisan sepanjang ventral tengah, belah bonggol pelvik dan pisahkan kedua

bagian tulang pelvik, kuliti ekor, pisahkan esofagus dari trackea, pisahakan

karkas menjadi 2 bagian kanan dan kiri dan rapikan karkas dengan

memotong bagian – bagian yang dianggap bermanfaat dan tidak

(Swatland, 1984). Kualitas karkas (carcass quality) dengan melihat

kedewasaan ternak (umur ketika dipotong), susunan daging, tekstur daging

dan perlemakan marbling. Pengulitan karkas di Indonesia ada 3 macam

yaitu pengulitan di lantai, pengulitan dengan cara digantung, dan

pengulitan dengan menggunakan mesin.

(19)

commit to user

Potongan-potongan daging (cutability) dengan melihat berat karkas,

luas area ribeye, jumlah persentase lemak internal dan ketebalan lemak

eksternal. Kedewasaan ternak diukur berdasarkan bentuk dan proses

penulangan serta warna dan tekstur daging tak berlemak. Perlemakan

dengan melihat penyebaran lemak di dalam otot pada lokasi antara tulang

rusuk ke-12 dan ke-13. Tekstur dan warna daging tidak berlemak juga di

tentukan nilainya pada tulang rusuk ke-12 dan ke-13 (Smith et al.,1978).

C.4.Pemeriksaan postmortem

Pemeriksaan postmortem yaitu pemeriksaan setelah pemotongan yang

dilakukan di Indonesia antara lain adalah pemeriksaan karkas dan alat –

alat dalam, serta produk akhir. Tujuan dari pemeriksaan postmortem

(daging) adalah melindungi konsumen dari penyakit yang dapat

ditimbulkan karena makan daging yang tidak sehat, melindungi konsumen

dari pemalsuan daging dan mencegah penularan penyakit diantara ternak

(Soeparno, 1992).

Pemeriksaan postmortem yang dilakukan di Indonesia antara lain

adalah pemeriksaan karkas, pertama pada kelenjar limfe, pemeriksaan

kepala pada bagian mulut, lidah, bibir, mulut, dan otot maseter, dan

pemeriksaan paru – paru, jantung, ginjal, dan limpa. Jika terdapat kondisi

abnormal lain pada karkas, organ – organ internal atau bagian – bagian

(20)

commit to user

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A.Waktu dan Tempat Magang Perusahaan

Kegiatan magang dilaksanakan selama sebulan pada tanggal 16

Februari – 16 Maret 2011. Kegiatan magang pada pagi dimulai pukul 08.00 –

11.00 WIB, siang mulai pukul 14.00- 17.00 WIB, dan sore mulai pukul 18.00

WIB yang dilaksanakan di CV. Plesungan Raya, Gondangrejo, Kabupaten

Karanganyar, Jawa Tengah.

B. Materi dan Metode

1. Materi

Materi dalam perusahaan magang ini adalah perusahaan dengan sumber

daya yang meliputi antara lain :

a. Jenis sapi yang dipelihara adalah sapi peranakan Ongole, sapi peranakan

Simmental, sapi peranakan Brangus, dan sapi peranakan Limousine.

b. Pakan yang meliputi pakan konsentrat dan hijauan. Pakan penguat yaitu

onggok dan pakan hijauan berupa rumput gajah.

c. Kandang yang digunakan termasuk kandang dengan tipe head to head.

Kandang yang terbuat dari beton tersebut permanen sehingga layak di

gunakan dalam jangka panjang.

d. Cara pemotongan sapi potong yang masih tradisional

2. Metode

Kegiatan magang dilaksanakan di peternakan CV. Plesungan Raya

mengenai manajemen pemeliharaan dan pemotongan dengan mengikuti

setiap kegiatan yang dilakukan di peternakan yang meliputi manajemen

pakan, manajemen kandang, dan manajemen pemotongan.

C. Cara Pengambilan Data

Cara pengambilan data yang yang digunakan untuk memperoleh data

yang diperoleh data yang diperlukan adalah :

(21)

commit to user

1.Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap kegiatan yang

berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan dengan

memperoleh informasi secara langsung .

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara

langsung dengan responden yang dimaksud dalam kegiatan magang

perusahaan ini adalah pemilik kandang dan karyawan.

3. Magang

Kegiatan magang ini merupakan keikutsertaan mahasiswa dalam

melaksanakan aktifitas perusahaan sehingga mahasiswa memperoleh

pengalaman kerja dan mendapatkan data secara lansung dari kegiatan

tersebut.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi pendukung yang

berkaitan dengan kegiatan perusahaan dengan cara memanfaatkan data

pustaka yang tersedia misalnya buku, jurnal, dan majalah.

D. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang diambil dengan

pengamatan secara langsung ke lokasi dengan wawancara kepada

pemilik perusahaan serta karyawan.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diambil dengan

pengamatan secara tidak langsung dengan cara memanfaatkan data

pustaka.

(22)

commit to user

IV. HASIL DAN PERMBAHASAN

A.Kondisi Umum Lokasi

1. Sejarah Perusahaan

CV. Plesungan Raya (CV. PR) adalah perusahaan yang bergerak

dibidang peternakan sapi potong yang berdiri pada tanggal 15 Juli 2002

yang beralamat di Dusun Plesungan Raya RT 04 RW 02 Kelurahan

Plesungan, Kecamatan Gondang Rejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa

Tengah. CV. PR yang dimiliki Bapak Guntur Wiyono pada awalnya

memiliki ini memelihara 25 ekor sapi dengan berbagai jenis bangsa sapi.

Bangsa sapi yang dipelihara antara lain sapi peranakan Simental, sapi

peranakan Ongole (PO), sapi peranakan Limousine, sapi peranakan Fries

holstein (PFH). Dari tahun 2002 - 2011 sapi yang dipelihara mengalami

peningkatan, dengan melihat Tabel 1. sebagai berikut.

Tabel 1. Jumlah pemeliharaan sapi di CV. PR

Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2010

Jumlah sapi 23 30 34 45 57 65 73 78

Sumber : Data Sekunder di CV. PR, 2011

Sapi yang dipelihara di CV. PR dari tahun 2002 – 2011 mengalami

peningkatan, hal ini disebabkan oleh permintaan daging di pasaran selalu

meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat kebutuhan akan protein

hewani. Bakalan sapi diperoleh dari pasar, pedagang, dan warga sekitar.

Untuk mendapatkan sapi bakalan tersebut pemilik sekaligus pengelola

peternakan yaitu Bapak Guntur Wiyono terjun langsung ke lapangan.

Hal – hal yang melatarbelakangi berdirinya CV. PR sapi ini adalah :

a. Desa Plesungan Raya khususnya merupakan daerah yang mempunyai

topografi dan klimatologi yang cukup baik untuk mengembangkan usaha

ternak sapi potong. Karena daerah ini mempunyai suhu sekitar 28º C

dengan curah hujan dan sinar matahari yang cukup, sehingga sangat

cocok untuk lokasi peternakan. Daerahnya yang datar sehingga

mempermudahkan akses kegiatan peternakan.

(23)

commit to user

b. Ketersedian bahan pakan yang cukup banyak untuk sapi potong di daerah

Plesungan Raya. Pakan hijauan berasal berasal dari sisa produksi

pertanian yang berupa jerami padi dan rumput gajah.

c. Ketersediannya tenaga kerja lokal yang cukup banyak dan potensial,

sehingga dengan diberikannya peningkatan pengetahuan dan

keterampilan cara pemeliharaan ternak sapi, maka dapat menyerap tenaga

kerja lokal sebagai tenaga kerja lapangan.

Kegiatan di CV. PR sejak tahun 2002 sampai sekarang bergerak

dibidang pemeliharaan sapi potong, pemotongan, dan penjualan produk

yang berupa daging maupun hasil olahannya. Pemeliharaan sapi potong di

CV. PR rata – rata berumur 1- 2,5 tahun lamanya. Sapi yang telah

memenuhi umur, sapi dibawa ke RPH. Pada tahun 2002 – 2011 CV. PR sapi

yang dipotong selalu meningkat, rata – rata memotong 4- 5 ekor sapi setiap

hari. Setelah dipotong daging dijual ke pasar tradisional dan juga dijual ke

kios daging milik CV. PR.

CV. PR dapat menciptakan lapangan kerja dengan melibatkan

masyarakat sekitar menjadi tenaga kerja sehingga dapat membantu

perekonomiannya. CV. PR didirikan dengan melihat peluang pasar yang

cukup luas yaitu di CV. PR tersebut juga mendirikan 2 buah kios yang

menjual daging dan produk olahan lainnya. Apabila daging tidak habis

dijual dikios maka daging diolah menjadi dendeng, bakso, abon dan lain-

lain yang kemudian dijual kembali dalam bentuk produk olahan.

2. Kondisi Umum Perusahaan

a.Lokasi peternakan

CV. Plesungan Raya merupakan suatu perusahaan yang bergerak di

bidang penggemukan dan pemotongan sapi potong. Peternakan sapi ini

berlokasi di Desa Plesungan Raya, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten

Karanganyar. Daerah ini terletak di daerah dataran rendah yang

topografinya datar dan landai yang sekitar kandang merupakan area

persawahan yang cukup luas. Daerah ini mempunyai temperatur 28º C

(24)

commit to user

melimpah dan ketersedian pakan baik konsentrat dan hijauan pakan ternak

juga melimpah sehingga dapat mendukung usaha peternakan sapi khusunya

sapi potong.

Jarak CV. PR dengan pemukiman penduduk kira – kira 40 meter, hal

ini tidak sesuai dengan pernyataan Sarwanto dan Arianto (2002) bahwa

jarak peternakan atau kandang dari tempat pemukiman penduduk minimal

50 meter, namun lokasi peternakan disini cukup dekat dengan pemukiman

penduduk khususnya sebelah utara, timur dan barat. Batas sebelah utara,

sebelah timur dan sebelah barat adalah pemukiman penduduk yaitu desa

Plesungan Raya, sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan ladang

/persawahan. Menurut pernyataan Santoso (1995) bahwa lokasi peternakan

sebaiknya jauh dari lokasi pemukiman penduduk serta dekat dengan sumber

pakan. Pemilihan lokasi peternakan sapi tergantung diantaranya geografi

dan topografi, ketersedian tenaga kerja, ketersedian bahan pakan,

ketersediaan air, transportasi dan ketersediaan bakalan yang baik.

b. Luas areal peternakan

CV. Plesungan Raya memiliki luas areal sekitar 5600 m² yang

digunakan khusus untuk peternakan sapi potong. Lokasi peternakan disini

terdiri dari lokasi bangunan yang masih ada dalam satu areal atau lahan

peternakan. Luas 798,73 m² adalah luas keseluruhan bangunan kandang dan

bangunan lain seperti gudang, mess, kantor, kamar kecil dan lain – lain,

sedangkan sisanya yaitu seluas 4801,27 m² digunakan untuk menanam

pisang, jati dan tower. Jenis – jenis bangunan yang ada lokasi tersebut dapat

lihat pada Tabel 2. Sebagai berikut.

(25)

commit to user

Tabel 2. Bangunan – bangunan di lokasi perkandangan CV. PR

Jenis Bangunan Luas Bangunan (m²) Keterangan

1.Bangunan Penunjang

a. Gudang pakan 30,40 Menyimpan pakan

b. Tempat pakan 121 Menyimpan jerami

c. Kamar kecil 4 Untuk mandi

d. Penampung limbah

padat

35 Menampung

limbah

e. Bak penampung air 5 Menampung Air

f. Mes 50,45 Mahasiswa

g. Kantor 30,40 Adsminitrasi

2.Bangunan Kandang

Ternak

a. Untuk kandang A 63,51

b. Untuk kandang B 63,51

c. Untuk kandang C 63,51

d. Untuk kandang D 63,51

e. Untuk kandang E 63,51

f. Untuk kandang F 63,51

g. Untuk kandang G 63,51

h. Untuk kandang H 63,51

Luas Bangunan (Total) 798,73

Sumber : Data sekunder di CV. PR, 2011

3. Struktur organisasi

Keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari suatu usaha

perencanaan yang terorganisasi. Maka untuk menunjang suatu kegiatan

operasional perusahaan sangat dibutuhkan struktur organisasi. Fungsi dari

struktur organisasi adalah untuk menentukan seorang tenaga kerja yang

(26)

commit to user

melaporkan hasil kegiatannya. Dibawah ini adalah bagan struktur organisasi

di peternakan CV. PR seperti terlihat pada bagan berikut:

[image:26.595.155.513.154.485.2]

Gambar 1.Struktur Organisasi CV. Plesungan Raya

Pemimpin perusahaan tertinggi dari CV. Plesungan Raya dipegang

oleh pemilik sekaligus direktur yaitu Bapak Guntur Wiyono. Dalam

menjalankan tugas sebagai direktur membawahi :

a. Bagian sekretaris yang mempunyai tugas dan tanggung jawab malakukan

pencatatan terhadap sapi yang masuk maupun keluar peternakan.

b. Bagian bendahara yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

melakukan pencatat hasil penjualan daging sapi dan pembelian sapi.

c. Bagian pemeliharaan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

melakukan semua aktifitas yang ada di peternakan.

d. Bagian pakan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mencari bahan

pakan dan pencatatan pengeluran pakan.

e. Bagian pupuk yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan

pengolahan pupuk.

f. Bagian pemotongan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

melaksakan pemotongan sapi.

Direktur

Sekretaris

Bendahara

Divisi Pemeliharaan

Divisi Pakan

Divisi Pupuk

Divisi Pemotongan

Divisi Pemasaran

(27)

commit to user

g. Bagian pemasaran yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

melaksanakan pemasran daging dan hasil sampinganya.

Pelaksanaan serta pembagian tugas di CV. PR sudah terlaksana

cukup baik. Untuk setiap tugas serta mengontrol jalannya peternakan sudah

jelas yang bertanggung jawab sehingga diharapkan kelancaran kerja dapat

berjalan baik sesuai yang diharapkan.

B. Uraian Kegiatan Magang

Kegiatan – kegiatan yang dilakukan di perusahaan CV. PR adalah

usaha penggemukan sapi dan pemotongan sapi. Kegiatan – kegiatan rutin

yang dilakukan pada saat magang selama 1 bulan pemeliharaan, pemberiaan

pakan, penanganan kesehatan pembersihan tempat pakan dan minum,

pemotongan sapi.

CV. PR juga ikut serta dalam pemberdayaaan masyarakat sekitar

lokasi peternakan dalam memperbaiki perekonomian dengan

menjadikannya sebagai tenaga kerja. Di peternakan ini terdapat 8 tenaga

tetap dan ke 8 karyawan ini bekerja salama 1 minggu penuh. Kegiatan di

CV. PR dilakukan secara shift, pada pagi hari dimulai pukul 06.00 – 11.00

WIB, pukul 12.00 – 14.00 WIB untuk istirahat, dan pada siang hari pukul

14.00- 17.00 WIB dimulai pukul 02.00 – 17.00 WIB. Untuk setiap harinya

karyawan mendapat jatah makan siang satu kali. Sistem upah yang

dilakukan perusahaan ini menggunakan sistem mingguan, gaji atau upah

diberikan satu minggu sekali.

1. Pengadaan sapi bakalan

Di peternakan sapi potong CV. Plesungan Raya mempunyai 84 ekor

sapi potong dengan berbagai jenis yaitu peranakan Friesian Holstein sapi

peranakan Simental, sapi Brangus, sapi peranakan Ongole, dan sapi

peranakan Limousin. Kapasitas kandang 162 ekor, tetapi pada saat

pelaksanaan magang jumlah sapi 84 ekor dikarenakan sebagian kandang

digunakan untuk peyimpanan/ gudang jerami dan rumput.

Sapi – sapi bakalan diperoleh dari pasar sapi seperti Praci,

(28)

commit to user

penduduk sekitar karena dirasakan lebih menguntungkan dan harganya

lebih murah dibanding dengan harga sapi yang berada di pasar sapi.

karena sapi – sapi yang berasal dari pasar sudah berada ditangan blantik.

Kegiatan pemilihan sapi bakalan CV. PR dilakukan sendiri oleh pemilik

sekaligus direktur Bapak Guntur Wiyono dengan dibantu 1 karyawannya

untuk memilih sapi yang bagus dan sehat yang dirasa mengguntungkan

digemukkan. Pertimbangan dalam pemilihan sapi bakalan yakni memiliki

badan yang tinggi, agak kurus, badan panjang, tulang – tulang besar, dan

sehat.

Penimbangan sapi yang baru saja datang dilakukan supaya

mengetahui berat badan waktu masuk. Sapi yang baru saja datang

dilakukan karantina terlebih dahulu ditempatkan dikandang terpisah hal

ini untuk mengantisipasi terjadinya penularan bibit penyakit yang dibawa

sapi ini. Jumlah ternak yang di pelihara di CV. PR pada kegiatan magang

seperti terlihat pada Tabel 3. sebagai berikut.

Tabel 3. Populasi ternak di CV. PR

Bangsa Sapi Jumlah Sapi Jenis Ternak

Peranakan Brangus 22 Jantan

Peranakan Limousine 20 Jantan

Peranakan Simmental 25 Jantan

Peranakan Ongole 13 Jantan

Peranakan FH 4 Jantan

Jumlah Ternak 84

Sumber : Data Sekunder CV. PR, 2011

Ternak yang paling banyak di CV. PR yaitu sapi peranakan

Simmental, karena sapi ini pertumbuhannya cepat serta daging yang

dihasilkan cukup baik tetapi ternak ini konsumsi pakannya cukup tinggi

serta membutuhkan daya adaptasi dengan lingkungan. Penafsiran bobot

badan sapi di peternakan CV. PR dilakukan tidak menggunakan rumus

schrool melainkan dengan menggunakan timbangan langsung.

(29)

commit to user

2. Manajemen pemeliharaan

a.Manajemen pemberian pakan

CV. PR yang bergerak dibidang peternakan sapi potong untuk

memenuhi kebutuhan pakan yang diberikan pada ternak dengan

memanfaatkan limbah pertanian atau industri yang tidak dikonsumsi oleh

manusia. Pakan yang digunakan oleh peternakan ini adalah hijauan dan

konsentrat. Hijauan segar yang diberikan berupa rumput gajah ini

diberikan pada semua jenis sapi, kecuali sapi yang akan dipotong.

Hijauan segar mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang

diperlukan tubuh ternak. Untuk hijauan kering yang diberikan yaitu

jerami, sedangkan pakan yang diberikan untuk konsentrat jadi (buatan

pabrik) yang dicampur onggok.

Pakan hijauan berupa rumput gajah diperoleh dari daerah Boyolali,

dengan harga Rp.750.000,00 / colt dengan cara memesan terlebih dahulu,

sedangkan jerami didatangkan dari daerah Sragen setiap 3 hari sekali.

Pakan konsentrat jadi (buatan pabrik) dan ditambah dengan formula

sendiri yaitu onggok. Pakan konsentrat jadi (buatan pabrik) Sulur Sari

diperoleh dari Kenteng Boyolali seharga RP.1350,00/kg, sedangkan

untuk kandungan - kandungan nutrien bahan pakan ransum diketahui

pada tabel 4.berikut.

Tabel 4. Kandungan nutrien bahan pakan ramsum (%BK)

Bahan Pakan BK PK LK SK Ca TDN

Konsentrat 85,57 5,08 2,6 8,9 0,9 70

Jerami Padi 86 32 45 30,9 0,41 33

Sumber :1.Analisis Lab.Nutrisi Peternakan UNS

2.Hartadi, 2005

Pemberian pakan yang berupa konsentrat dan hijauan tidak

berdasarkan bobot badan. Untuk ukuran sapi besar maupun kecil

pemberian konsentrat sebanyak ± 4kg /ekor setiap harinya dengan

menambahkan pakan pengguat yaitu onggok sebanyak ± 2kg/ekor setiap

harinya. Pemberian pakan hijauan berupa rumput gajah diberikan

(30)

commit to user

hijauan tidak dilakukan secara bersama – sama yaitu pagi, siang, sore dan

malam hari. Pada pagi hari pukul 06.00 pemberian pakan konsentrat dan

onggok. Pada siang hari yaitu pukul 11.00 konsentrat, pukuul 15.00

diberikan hijauan segar dan pada pukul 18.00 diberikan pakan jerami.

Pemberian pakan dilakukan setelah tempat pakan dibersihkan dari

sisa pakan yang tersisa. Pakan konsentrat diberikan terlebih dahulu.

Tempat pakan berbentuk palung yaitu dasarnya melengkung

dimaksudkan untuk mempermudahkan dalam pembersihan. Dalam

pemberian jerami diangkut dari gudang pakan jerami ke tempat pakan

sapi. Konsentrat yang telah dibuat dimasukkan dalam ember kemudian

dibawa ketempat pakan sapi atau kandang, setiap ember berisi 4 kg

konsentrat dan 2 kg onggok, sedangkan untuk pemberian hijauan berupa

rumput gajah yang dicacah secara manual setiap hari.

Kebutuhan sapi akan air sering kurang mendapatkan perhatian yang

cukup dari peternak, padahal tubuh sapi mengandung 70% air. Air

merupakan kebutuhan muntlak bagi sapi, terutama pada masa

pertumbuhan dan pada saat suhu udara panas. Air yang ada dalam tubuh

sapi berfungsi untuk mengatur suhu badan, membantu proses

pencernaan, mengangkut sari pakan keseluruh bagian tubuh dan

mengeluarkan sisa makanan.

Pada CV. PR pemberian air minum dilakukan secara ad libitum,

dimana ketersediaan tidak pernah kurang bagi ternak atau terus –

menerus. Tempat air minum setiap pagi dibersihkan, kemudian diisi

sampai penuh. Air dalam bak dikontrol setiap saat sehingga air akan

selalu terisi penuh pengontrolan dan pembersihan tempat minum setelah

pemberian konsentrat. Kebutuhan air minum untuk ternak sapi

didasarkan pada kebutuhan sapi itu sendiri. Air minum sebaiknya

disediakan sesaat sebelum makan untuk menghindari terjadinya perut

kembung. Kebutuhan air untuk kebutuhan ternak baik untuk air minum

maupun kebersihan kandang bersumber dari sumur sendiri yaitu sumur

(31)

commit to user

b.Manajemen perkandangan

Lokasi kandang CV. PR cukup strategis karena dekat dengan jalan

raya sehingga mempermudahakan transportasi. Kandang membujur dari

arah timur ke barat dengan bentuk atap kandang tertutup yang

menggunakan bahan atap genteng. Karena tahan lama dan panas

matahari dapat ditahan dengan baik, sehingga tidak langsung

mempengaruhi panas ruangan kandang. Sebagian kandang yang terbuka

pada bagian ventilasi, sehingga sinar matahari udara tidak terhambat

tetap dapat masuk ke kandang dan ventilasi. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Abidin (2002) bahwa sinar matahari, terutama pada pagi hari,

harus dapat masuk secara langsung kedalam kandang. Sinar matahari

yang dapat mengubah pro vitamin D menjadi vitamin D dan sangat baik

untuk membunuh kuman – kuman penyakit yang hidup dalam kandang.

Di CV. Plesungan Raya jumlah kandang ada 4 blok yang menjadi 8

kandang yaitu kandang A,B,C,D,E,F,G dan H. Kandang – kandang

tersebut tidak semuanya dipakai, untuk kandang blok F dan kandang G

belum terisi. Kandang A, B, C, D kandang tersebut diisi oleh masing –

masing 19 ekor sapi, sedangkan kandang E dan H kandang tidak

semuanya terisi oleh ternak. Dinding kandang terbuat dari tembok.

Konstruksi dinding kandang dibuat setengah terbuka sehingga pertukaran

udara lancar. Kandang tersebut sudah bersifat permanen sehingga sangat

layak dipakai dalam waktu jangka panjang. Lantai dari semen dengan

kemiringan ± 3º, dimaksudkan agar feses atau urine dapat mengalir

mudah ke tempat pembuangan limbah. Setiap petak kandang dilengkapi

dengan tempat pakan dan tempat minum. Kandang yang ada termasuk

kandang individu dengan sistem head to head atau berhadapan.

Tempat pakan dipakai untuk dua macam pakan yaitu pakan

konsentrat dan pakan hijauan. Tempat pakan berada di sisi depan

kandang berdampingan dengan tempat minum. Keduanya terbuat dari

semen sehingga mudah dibersihkan dan tahan lama atau permanen.

(32)

commit to user

dan kanan sehingga mempermudahkan sapi untuk minum. Untuk tempat

minum memiliki ukuran panjang 90 cm, lebar 30 cm, tinggi 40 cm.

Sedangkan ukuran tempat pakan dan konsentrat panjang 70 cm, lebar 40

cm, tinggi 30 cm, dan bagian dasar tempat pakan berbentuk lengkung.

Pembersihan kandang dilakukan setiap hari secara bergiliran,

biasanya pembersihan kandang dilakukan setelah pemberian pakan

konsentrat pada pagi hari. Limbah padat dibersihkan menggunakan garu

dan dikumpulkan untuk ditampung ditempat penampungan limbah padat

untuk dijadikan pupuk kandang dengan diangkut diatas kepala.

Pembersihan selanjutnya disiram air agar sisa feses langsung mengalir

ketempat penampungan urine setelah mengalami penyaringan urine

tersebut disalurkan melalui pembuangan limbah nantinya bermuara ke

area ladang jati sekitar peternakan .

Konstruksi kandang di CV. PR terbuat dari dari beton dengan atap

genteng serta penyangga atap terbuat dari besi dan untuk tiap kandang

dari beton sedang lantai terbuat dari semen. Peralatan yang ada di

kandang terdiri dari sekop sebanyak 6 buah, ember pembersih kandang 6

buah, selang 4 buah, sapu lidi 4 buah, garu 4 bauh, kendaraan colt 2

buah. Peralatan tersebut berguna untuk memudahkan dalam tata laksana

pemeliharaan ternak seperti membersihkan tempat pakan dan tempat

minum, lantai kandang, pengangkutan kotoran ternak dan memberikan

pakan ke ternak.

c. Manajemen penanganan kesehatan

Kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kondisi

ternak, dan muntlak diperlukan karena dapat mencegah kerugian bila

terjangkit penyakit. Dengan demikian diperlukan pencegahan,

penanganan, dan penanggulangan penyakit. Tetapi penggemukan sapi

potong kemungkinan terjangkit penyakit tidak terlalu besar karena lama

pemeliharaan tidak terlalu lama. Penyakit yang sering menyerang sapi di

(33)

commit to user

dengan benda sekitar kandang diberikan obat Gusanex dengan cara

disemprotkan ± jarak semprot 10 cm.

Untuk meningkatkan nafsu makan dengan diberikan vitamin B

komplek dengan dosis pemberian untuk sapi kecil maupun sampai

ukuran besar yaitu 10- 20 cc untuk dilakukan injeksi intramaskular pada

bagian punggung, sedangkan untuk sapi yang baru datang disuntik

dengan obat ambrasol.

Penanganan yang dilakukan selain denggan menggunakan obat –

obatan medis sebaiknya juga disertai penanganan lingkungan kandang

yang sehat, agar bibit penyakit tidak mudah berkembang seperti

kebersihan kandang, penyemprotan kandang dengan desinfektan dalam

jangka waktu tertentu, pemberian pakan dan minum yang terpisah

dengan tempat lain, pemeliharaan ternak yang sakit dalam kandang

karantina. Gangguan penyakit yang lansung mempengaruhi usaha

peternakan sapi potong, dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:

a. Menjaga kebersihan kandang

b. Menghindari penempatan sapi yang sehat dengan sapi yang sakit

c. Memberi rumput yang bersih

d. Tidak boleh membiarkan sapi tersebut kotor

e. Vaksinasi dan pemberian obat – obatan.

Sanitasi dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kebersihan

lingkungan agar ternak terbebas dari seranagn penyakit. Menurut Sugeng

(2003) sanitasi lingkungan dilakukan untuk menciptakan rasa aman dan

nyaman bagi peternak maupun ternak yang dipelihara, serta bebas dari

gangguan infeksi penyakit yang dapat merugikan ternak. Sanitasi

lingkungan dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan sekitar

kandang antara lain jalan, gang antar kandang, tempat penampungan air,

saluaran drainase dan halaman dari kotoran atau sisa – sisa pakan dan

rumput liar. Kegiatan sanitasi lingkungan dilakukan secara insdensial

yaitu apabila lingkungan sekitar kandang sudah kelihatan kotor oleh sisa

– sisa jerami yang berserakan atau sampah lain.

(34)

commit to user

d. Manajemen penanganan limbah

Limbah ternak merupakan sisa hasil pencernanaan dan

metabolisme pakan yang berupa limbah padat berupa feses dan sisa

pakan yang tumpah (tidak dikonsumsi oleh sapi). Limbah cair berupa

urine yang dikeluarkan oleh sapi dan sisa air minum. Limbah dari sisa –

sisa kotoran dan pakan yang ada dipeternakan ini merupakan campuran

antara limbah yang baru dengan limbah periode sebelumnya. Feses yang

terbuang langsung dialirkan ketempat penampungan urine yang setelah

mengalami penyaringan baru dialirkan ke ladang sekitar peternakan.

Limbah padat dijual ke pedagang pupuk dari daerah Boyolali dan

sebagian digunakan untuk memupuk kebun pisang. Limbah di CV.

Plesungan belum diolah secara komersial, limbah dikumpulkan dibak

penampung kemudian diambil oleh pedagang pupuk.

3.Manajemen Pemotongan

CV. PR merupakan usaha penggemukan sapi potong dan sekaligus

usaha pemotongan sapi potong. Kegiatan pemotongan di CV. PR

dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu mulai dari pukul 02.00 – 04.00 dan

pukul 06.30- 08.00 WIB. Pemotongan ternak di CV. PR dilakukan di

RPH Jagalan dengan ijin pemerintah. Sapi – sapi yang akan digemukkan

maupun yang akan dipotong dengan berbagai bangsa sapi yaitu sapi

peranakan Limousine, sapi peranakan Brangus, PFH, sapi peranakan

Simmental dan sapi PO. Sapi – sapi yang dipelihara maupun dipotong

berasal dari daerah Praci, Pacitan, Bekonang dan Wulantoro. Ternak

yang akan dipotong diangkut dari kandang ke RPH dalam waktu tempuh

± 30 menit dengan menggunakan mobil colt. Apabila ternak yang akan

dipotong disiram dengan air dingin dengan tujuan agar ternak menjadi

bersih dan agar terjadi fase kontraksi.

a. Pemeriksaan antemortem

Pemeriksaan antemortem adalah pemeriksaan sebelum sapi

disembelih seperti pemeriksaan mata. Ternak di CV. PR diangkut dari

(35)

commit to user

disembelih harus melewati pemeriksaan antemortem oleh dokter

hewan atau mantri kesehatan yang ada di RPH. CV. PR salama ini

belum pernah ditolak oleh RPH atau dokter hewan karena ternak yang

akan dipotong terdapat gangguan atau cacat. Ternak dari CV. PR

yang akan disembelih diistirahatkan atau dipuasakan terlebih dahulu

dengan tujuan agar ternak tidak stress pada saat dipotong dan tidak

kelelahan setelah diangkut dari kandang. Ternak dalam masa

pengistirahatan diberi pakan dalam jumlah yang sedikit karena akan

mempengaruhi masa pengistirahatan. Masa pengistirahatan ternak dari

CV. PR yang akan disembelih ± 12 jam sesuai dengan pendapat

Soeparno (1992).

b. Teknik pemotongan

Teknik pemotongan ternak ada 2 macam yaitu teknik pemotongan

secara langsung (ternak dinyatakan sehat dan langsung disembelih

pada bagian leher) dan teknik pemotongan secara tidak langsung

(ternak dipotong setelah dilakukan pemingsanan dan ternak benar –

benar pingsan). Ternak di sembelih oleh 2 orang karyawan CV. PR

dengan menghadap kekiblat sehingga kepala ternak ada disebelah

selatan atau disebelah utara. Di CV. PR pemotongan sapi dengaan

menggunakan teknik pemotongan secara langsung dengan mengikat

kedua kaki belakang kemudian sapi dirobohkan setelah itu ternak

disembelih pada bagian lehernya.

c. Persiapan karkas

Ternak yang telah disembelih dan ternak benar – benar mati maka

ternak dipotong kepalanya, dipisahkan keempat kaki dari persendian,

melakukan pengulitan tubuh membuka rongga dada dengan gergaji,

membuka rongga abdomen memisahakan kedua bagian tulang

perviks, menguliti bagian ekor, memisahakan esofagus, tracea, dan

mengeluarkan isi rumen, kemudian memisahkan karkas menjadi 2

bagian kanan dan kiri. CV. PR dalam melakukan penyembelihan

(36)

commit to user

Pengulitan pada ternak ada 3 macam yaitu pengulitan dilantai,

pengulitan dengan digantung dan pengulitan dengan menggunakan

mesin. Di CV. PR pengulitan dengan cara digantung agar kulit dan

karkas tidak rusak dan tidak kotor.

d. Pemeriksaan postmortem

Pemeriksaan postmortem adalah pemeriksaan setelah pemotongan

pada ternak yang telah disembelih yang meliputi mata, ginjal, hati dan

paru – paru. Daging yang sudah dipotong – potong lansung dijual ke

kios dan dipasar tanpa dilakukan pemeriksaan postmortem. Daging

diangkut dengan waktu tempuh ± 5 menit dan jarak 200 m². Dalam

sehari CV. PR memotong ternak sapi rata- rata 4-5 ekor sapi dengan

berbagai macam jenis, dengan jumlah hasil karkas dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil pemotongan sapi di CV. PR

Bangsa Sapi Berat Hidup Berat Karkas

Peranakan Brangus 250 112

Peranakan Ongole 258 129

Peranakan Limousine 300 157

Peranakan Ongole 270 130

Peranakan Ongole 278 140

Peranakan Ongole 260 96

Peranakan Brangus 280 130

Peranakan Simmental 422 211

Peranakan Ongole 280 145

Peranakan Ongole 287 149

Peranakan Ongole 250 124

Peranakan ongole 265 130

Peranakan Ongole 310 150

Peranakan Ongole 300 157

Peranakan Ongole 300 156

Sumber : Data Sekunder di CV. PR, 2011

Akhir dari suatu peternakan sapi potong adalah menghasilkan

karkas berkualitas dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging

yang dapat dikonsumsipun tinggi. Ternak yang dipotong diatas rata –

rata memiliki 130,6 kg. Seekor ternak sapi dianggap baik apabila

(37)

commit to user

tersebut dan akhirnya akan diperoleh 46,50 % recahan daging yang

dapat dikonsumsi (Teuku,1991). Dari data diatas diperoleh

kesimpulan bahwa pemotongan sapi potong di CV. Plesungan Raya

hasil dari karkas masih dibawah standart. Hal ini disebabkan pakan

yang dikonsumsi oleh ternak kandungan proteinnya rendah.

CV. PR memperoleh income salah satunya dari pemotongan

ternak. Hasil pemotongan berupa karkas yang dijual kekios dan

beberapa pedagang, juga mempunyai hasil sampingan yaitu non

karkas yang berupa kulit, tulang,darah, jeroan (usus besar, usus kecil,

babat) yang dipasarkan atau dijual ke pedagang makanan. Untuk

penjualan daging Rp.63.000 /kg, sedangkan untuk penjualan non

karkas seperti kulit dijual ke pengepul dengan harga Rp.14.500/kg,

usus besar dan usus kecil dijual didaerah Sragen dengan harga

Rp.15.000 /kg.

(38)

commit to user

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil magang di peternakan CV. Plesungan Raya dapat

disimpulkan. Pada dasarnya manajemen pemeliharaan dan pemotongan sapi di

CV. Plesungan Raya sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan ada faktor – faktor

yang mendukung antara lain:

1. Pengadaan sapi bakalan sudah mempunyai langganan pedagang sapi dari

daerah Praci, Pacitan, Wulantoro, dan Bekonang dengan jenis bakalan

peranakan Limousine, peranakan Brangus, peranakan Simmental, peranakan

Ongole.

2. Pemotongan di CV. PR sudah cukup baik dengan memperhatikan cara

pemotongan yang sesuai standart yang ada di Rumah Pemotongan Hewan.

3. Penyakit yang sering muncul di peternakan CV. PR adalah luka dan kudis

yang penangannya diberikan obat Gusanex dan Ambrasol sedangkan untuk

menambah nafsu makan dan cacingan penangannya yaitu dengan

memberikan vitamin B Kompleks.

4. Pengolahan limbah cair di peternakan CV. PR sudah cukup baik dengan

menyaring limbah cair kemudian dialirkan di areal ladang pisang dan jati.

B. Saran

1. Pelaksanaan recording atau pencatatan sebaiknya lebih lengkap dan teratur

agar mudah melakukan evaluasi

2. Perlu adanya pengadaan alat – alat yang mendukung usaha penggemukan

maupun pemotongan sapi potong yaitu seperti cooper, gerobak untuk

mengangkut kotoran, mobil pengangkut daging yang layak.

3. Pemberian pakan baik konsentrat maupun hijauan sebaiknya disesuikan

dengan kebutuhan sapi.

4. Pengolahan limbah sebaiknya diolah dan dimanfaatkan secara komersil

menjadi pupuk organik untuk menambah pendapatan dari penjualan pupuk.

5. Sebaiknya lahan yang belum terpakai dimaksimalkan untuk menanam

rumput hijauan.

Gambar

Tabel  1. Jumlah Pemeliharaan Sapi Potong di CV. PR.................    14
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi di CV. PR..................
Gambar 1.Struktur Organisasi CV. Plesungan Raya

Referensi

Dokumen terkait

Emisi elektromagnetik dapat terjadi dari sumber tegangan, penutup metal, kabel penghubung subsistem atau dari komponen elektronik di dalam penutup nonmetal, seperti yang

Pelayanan berkualitas yang dimaksud adalah perusahaan mengerahkan semua yang dimiliki, mulai dari penampilan gedung yang menarik sehingga pelanggan menjadi senang

Informasi keuangan di atas disusun untuk memenuhi Peraturan OJK No.48/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan BPR, Surat Edaran OJK No.39

Pariaman dikenal sebagai kota pariwisata dengan produk hasil usaha sulaman yang terbesar di Provinsi Sumatera Barat dan sudah terkenal hingga ke beberapa negara

Hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) pola imbibisi dan perkecambahan benih saga manis yang diskarifikasi meningkat secara linier dari pelembaban 0-24 jam, pola ini konstan

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori penunjang yang digunakan dalam penelitian Klasifikasi Penggunaan Protokol Komunikasi Pada Trafik Jaringan

Agar di Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran dapat menggunakan promosi penjualan dan kualitas pelayanan secara efektif, maka sebelum mengadakan kegiatan tersebut

Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, maka MPR