• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SERVICE CONVENIENCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RESTORAN CEPAT SAJI MCDONALDS KINGS DEPT. STORE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SERVICE CONVENIENCE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RESTORAN CEPAT SAJI MCDONALDS KINGS DEPT. STORE."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar: 543/UN:40 FPEB.1PL/2012

Pengaruh Service Convenience Terhadap Keputusan Pembelian

( Survey pada Konsumen McDonalds King’s Dept. Store)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen

Universitas Pendidikan Indonesia

Wanda Pradika. A 0707718

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh Service Convenience Terhadap Keputusan Pembelian ( Survey pada Konsumen McDonalds King’s Dept. Store)

Wanda Pradika. A 0707718

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Ratih Hurryati, M.Si Heny Hendrayati, S.Ip. MM NIP. 19680225 199301 2 001 NIP.197610101 200501 2 002

Mengetahui:

Ketua Program Studi Manajemen

(3)

Pengaruh Service Convenience Terhadap Keputusan Pembelian

( Survey pada Konsumen McDonalds King’s Dept. Store)

Oleh Wanda Pradika A.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Wanda Pradika A. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang – undang.

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi yang berjudul “Pengaruh Service Convenience Terhadap Keputusan Pembelian ( Survey pada Ko su e McDo alds Ki g’s Dept. Store)“ sepenuhnya merupakan karya saya sendiri,

tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2012 Pembuat pernyataan

(5)

ABSTRAK

Wanda Pradika; Pengaruh Service Convenience Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran Cepat Saji McDonalds Kings Dept. Store, dibawah bimbingan Dr. Ratih Hurryati, M.Si dan Heny Hendrayati, S.Ip, M.M

Latar belakang penelitian ini adalah adanya penurunan volume penjualan produk McDonalds melalui delivery service dimana terdapat peningkatan jumlah

complain karena waktu antar yang lama, ketidak ramahan McDonald’s delivery service crew dalam melayani konsumen dan faktor lainnya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang Service Convenience dan gambaran keputusan pembelian serta sejauh mana pengaruh service

convenience terhadap keputusan pembelian pada restoran cepat saji McDonalds

Kings dept. Store.

Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen Delivery Service restoran McDonalds Kings Dept.Store. Variabel bebas yaitu Service Convenience dan variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif, dengan desain penelitian riset eksplanatori. Jumlah populasi dalam penelitian sebanyak 959 orang konsumen, dimana teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sample wilayah (Cluster Sampling) dan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang konsumen. Data yang digunakan berupa data ordinal dan interval, dengan menggunakan koefisien korelasi pearson product moment, dan analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa service convenience berada pada kategori sedang dan keputusan pembelian berada pada kategori sedang. Hasil penghitungan korelasi sebesar 0,727, artinya terdapat hubungan tinggi atau kuat antara service convenience dengan Keputusan Pembelian. Hasil penghitungan analisis regesi sederhana didapat persamaan Y 2,480 0,456X

^

 dan KD = 52,9%

artinya service convenience dipengaruhi oleh keputusan pembelian sebesar 52,9%

sedangkan sisanya sebesar 47,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti.

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diberikan adalah perusahaan sebaiknya lebih mempermudah konsumen dalam menyampaikan saran dan melakukan keputusan pembelian melalui berbagai langkah efektif. Perusahaan harus melakukan kegiatan promosi yang efektif untuk mempengenalkan serta memberi informasi lengkap mengenai produk/jasa yang ditawarkan agar mampu menarik konsumen untuk mencoba dan melakukan pembelian.

(6)

ABSTRACTION

Wanda Pradika, “Influence Service Convenience Toward Purchasing Decisions

At McDonalds Fastfood Restaurant Kings dept. Store”, Under Guidance Of Dr.

Ratih Hurryati, M.Si dan Heny Hendrayati, S.Ip, M.M.

The background issue of this research is a decrease in sales volume through the McDonalds delivery service where there are an increasing number of consumer complaints due to longer delivery time, inhospitable McDonald's delivery service crew in serving consumers and other factors. The research aims to determine how the description of Service Convenience and description purchasing decisions and the extent of the influence of service convenience on purchasing decisions in a McDonalds Kings Dept. Store fast food Restaurant.

Subjects in this study were McDonalds Kings Dept. Store Restaurant Delivery Service Consumer. Independent variables Service Convenience and the dependent variable is purchasing decisions. This type of research is a descriptive and verifikatif with explanatory research design. The population in this research as much as 959 consumers, where the sampling technique used was Cluster Sampling and Simple Random Sampling with the number of samples obtained as much as 100 consumers. The data used in the form of ordinal and interval data, using Pearson product moment correlation coefficient and simple linear regression analysis

The results showed that service convenience is in the medium category and purchasing decision is in the medium category. The result of correlation coefficient is 0,727. It means that there have a strong correlation between service convenience and purchasing decision. From the simple regression analysis, it was found Ŷ = 2,4800,456X and KD = 52,9%. It means that service convenience are influenced by purchasing decision with percentage 52,9% and the rest 47,1% are influenced by other factors which do not investigated in this study.

Based on this research, the advice given is the company should be more easier for consumers to submit suggestions and make purchasing decisions through effective measures. Companies must doing effective promotional activities to introduce and provide detailed information about the products / services offered in order to attract consumers to try and make a purchase.

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan pasti menginginkan kesuksesan dalam usahanya agar dapat bertahan dalam ruang lingkup usaha yang dirintisnya dalam kurun waktu yang lama, sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan yang telah didirikan. Perkembangan pasar yang senantiasa berubah dan dinamis dari waktu ke waktu terutama di era globalisasi seperti sekarang ini menuntut sebuah perusahaan untuk meningkatkan pelayanan dan profesionalisme di berbagai bidang.

(8)

2 strategi pemasaran yang mampu menciptakan, mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumennya.

Pada saat ini, restoran fast food merupakan pilihan yang tepat ditengah situasi perekonomian dan perkembangan penduduk Indonesia. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa restoran fast food memiliki potensi untuk terus berkembang khususnya di Indonesia. Dengan semakin bagusnya prospek yang dijanjikan oleh usaha restoran fast food, maka akan semakin banyak perusahaan-perusahaan baru yang muncul dan bergerak dalam industri yang sama. Hal tersebut dikarenakan adanya permintaan pasar yang menjanjikan.

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa banyak perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam industri fast food yang ada di Indonesia didirikan dengan sistem waralaba (franchise) yang berasal dari luar negeri, dengan investasi yang tidak sedikit seiring perkembangan industri fast food maka terdapat beberapa perusahaan fast food di Indonesia.

Tabel 1.1

Daftar Top 10 Perusahaan Restoran Fast Food Di Indonesia Tahun 2011

No Nama Restoran Nama perusahaan Jumlah Gerai

1 Kentucky Fried Chicken Grup Gelael / PT. Fast Food Indonesia TBK

400

2 Pizza Hut PT. Sriboga Ratujaya 200

3 California Fried Chicken PT. Pionerindo Gourmet Internasional TBK

183

4 Hoka-Hoka Bento Paulus Arifin / PT. Eka Bogainti 134

5 Texas Chicken PT. Cipta Selera Murni 133

(9)

No Nama Restoran Nama perusahaan Jumlah Gerai

7 Papa Ron’s Pizza PT. Setiamandiri Mitratama TBK 34

8 Burger King PT. Sari Burger Indonesia 18

9 Izzi Pizza PT. Sri Agung Cahaya Sakti 6

10 Avenue A Pizza John Lutsi / PT. Soho musik 3

Sumber: Majalah SWA Edisi: XXVII | 8-21 September 2011

Tabel 1.1 menunjukan persaingan antar restoran cepat saji di Indonesia. McDonalds berada di posisi ke 6 dengan jumlai gerai 112 di seluruh Indonesia. KFC (Kentucky Fried Chicken) berada di peringkat pertama dengan jumlah gerai paling banyak 400 gerai. Hal ini menunjukan tingginya pangsa pasar restoran cepat saji KFC. Jika dibandingkan dengan McDonalds yang hanya memiliki 112 gerai di seluruh Indonesia, menunjukan pangsa pasar McDonalds tidak lebih besar dari pesaingnya tersebut. Selain itu, minat konsumen untuk mengunjungi sebuah restoran

fast food dapat mempengaruhi pertumbuhan gerai-gerai restoran cepat saji tersebut.

Tingkat persaingan restoran fast food dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti promosi, layanan, kenyamanan tempat, dan faktor lainnya. Selain itu banyaknya jumlah gerai turut mempengaruhi brand awareness konsumen terhadap merek/produk tersebut. Dengan banyaknya jumlah gerai yang tersebar di berbagai wilayah, konsumen akan lebih mudah mengenali dan mengingat restoran tersebut. Banyaknya jumlah gerai yang dimiliki KFC menjadikan KFC sebagai salah satu pilihan utama restoran fast food dibandingkan dengan McDonalds karena jumlah gerai McDonalds terbatas dan cukup sulit untuk dikunjungi konsumen.

(10)

4 responden secara acak. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap restoran fast food yang paling disukai, baik dari segi pelayanan, promosi, produk yang ditawarkan, serta kenyamanan restoran. Penelitian tersebut dilakukan di beberapa tempat berbeda serta pada konsumen dengan latar belakang yang berbeda untuk mengetahui tanggapan konsumen secara lebih luas. Berikut ini merupakan hasil Rekapitulasi Angket Pra-Penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden mengenai pilihan restoran fast food di Indonesia.Tabel 1.2

Hasil Rekapitulasi Angket Pra-Penelitian Mengenai Pilihan Konsumen

Terhadap Restoran Fast Food di Indonesia.

No Pertanyaan KFC Pizza

Hut McDonalds

Hoka-Hoka

Bento CFC

1.

Menurut anda, fast food manakah yang paling sering anda datangi?

9 9 5 4 3

2.

Menurut anda, fast food manakah yang memiliki menu makanan yang paling

menarik?

7 10 8 4 1

3.

Menurut anda, fast food manakah yang paling sering melakukan promosi lewat media?

14 9 6 1 0

4.

Menurut anda, fast food manakah memiliki pelayanan terbaik?

8 11 4 4 3

5.

Menurut anda, fast food manakah yang memiliki tempat yang nyaman?

7 6 8 6 3

6.

Secara keseluruhan, manakah

fast food terbaik menurut

anda?

10 10 7 2 1

(11)

Sumber: Data hasil pengolahaan kuesioner Pra-Penelitian,2012

Berdasarkan angket pra-penelitian diatas maka dapat dilihat bahwa restoran

fast food yang memiliki nilai paling baik adalah Pizza Hut dan KFC. Kedua restoran

fast food tersebut memiliki penilaian terbesar hampir pada setiap pertanyaan.

Sedangkan penilaian responden terhadap McDonalds relatif rendah pada setiap pertanyaan, terutama berkaitan dengan pelayanan. Maka dapat dikatakan bahwa McDonalds belum maksimal dalam beberapa aspek.

Untuk menghadapi tingkat persaingan yang tinggi serta terus mempertahankan dan menciptakan minat konsumen pada produk McDonald’s, mendorong restoran cepat saji McDonalds untuk melakukan berbagai strategi untuk memenangkan persaingan. Strategi pemasaran yang benar dan tepat sasaran dapat membuat suatu restoran tetap menjadi pilihan konsumennya.

Fandy Tjiptono (2006: 133) mengemukakan bahwa “Pelanggan jasa lebih menyukai mempertahankan proses penyampaian jasa yang sederhana sehingga mereka bisa menerima pelaksanaan atas jasa tanpa kesulitan. Karakteristik ingtangibilitas jasa berimplikasi pada sulitnya pelanggan potensial mengevaluasi sebuah jasa sebelum jasa tersebut dikonsumsi dan pada gilirannya akan menyebabkan persepsi terhadap resiko pembelian meningkat secara signifikan”.

Restoran cepat saji McDonald’s mempunyai beberapa pilihan layanan dalam

(12)

6 1. Eat-in

Adalah fasilitas yang disediakan oleh restoran cepat saji bagi para konsumen yang ingin menikmati santap makan di restoran tersebut

2. Take-Out

Adalah fasilitas yang disediakan bagi para konsumen yang membeli makanan untuk dibawa pulang.

3. Drive-Thru

Fasiltas yang diberikan kepada konsumen yang ingin memesan makanan dari dalam mobil atau kendaraan mereka.

4. Delivery Service

Yaitu fasilitas yang disediakan bagi para konsumen yang ingin memesan makanan untuk dikirim ke rumah, kantor, atau tempat-tempat tertentu dengan cara dikirim melalui armada delivery service.

Berdasarkan pada penelitian awal yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir ini terjadi penurunan jumlah pelanggan yang menggunakan jasa delivery

service. Berikut adalah data yang diperoleh dari beberapa restoran McDonalds yang

akan ditunjukan pada tabel berikut ini:

Tabel 1.3

Rekapitulasi Jumlah Pesanan Melalui Delivery Service Pada McDonald’s Cabang King’s Dept. Store Bandung Tahun 2009 dan 2010

No Bulan Jumlah Pesanan Delivery Service

(13)

Total 12276 11511 Sumber: Store Manager McDonald’s

Gambar 1.1

Grafik Rekapitusasi Jumlah Pesanan Melalui Delivery Service McDonalds Cabang King’s Dept. Store Bandung Tahun 2009-2010

Berdasarkan Tabel 1.3 dan Gambar 1.1, terlihat penurunan yang signifikan pada jumlah pelanggan delivery service di McDonald’s cabang King’s Dept. store. Bisa dilihat dari penurunan jumlah permintaan pada tahun 2009 ke 2010. Penurunan jumlah konsumen McDonald’s delivery service pada periode 2009-2010, disebabkan

oleh pelaksanaan yang diberikan oleh McDonalds delivery service kurang memuaskan konsumen.

Ketidakpuasan konsumen dapat dilihat dari beberapa complain yang diterima McDonalds setiap bulannya. Berikut data complain yang diterima McDonald’s terhadap pelaksanaan delivery service periode 2009 dan 2010 berdasarkan hasil wawancara dengan store manager McDonald’s cabang Kings Dept. Store, bapak R. Asep Sopandi.

Tabel 1.4

Daftar Store dan Jumlah complain Delivery Service McDonalds Bandung

600 700 800 900 1000 1100 1200

(14)

8

Store 2009 2010

Setiabudi 172 197

King’s 238 260

Dago Square 156 201

Sumber: Store Manager McDonalds

Berdasarkan data diatas, dapat kita lihat bahwa McDonald’s cabang King’s

Dept. Store mendapat jumlah complain lebih banyak dibandingkan beberapa cabang McDonald’s yang lainnya. Berikut rincian total complain yang diterima McDonald’s

King’s Dept. Store terhadap pelaksanaan delivery service:

Tabel 1.5

Rekapitulasi Total Complain Terhadap Delivery Service Pada McDonalds Cabang King’s Dept. Store Bandung

Bulan Jumlah Pesanan Delivery Service Total Complain

Januari 1110 25

Februari 1189 35

Maret 981 38

April 1170 18

Mei 942 19

Juni 917 19

Juli 895 29

Agustus 899 14

September 1142 6

Oktober 808 7

November 746 31

Desember 712 19

Total 11511 260

(15)

Data pada Tabel 1.5 terdapat ketidakpuasan yang dirasakan konsumen. Hal ini didukung oleh adanya complain yang di sampaikan oleh konsumen setiap bulannya.

Complain tersebut disebabkan oleh kinerja delivery service yang tidak sesuai dengan

ekspektasi pelanggan. Berbagai complain ini disebabkan oleh berbagai hal diantaranya waktu antar yang lama, McDonald’s delivery service crew yang kurang

ramah dalam melayani konsumen, ketidak cukupan dalam jumlah pesanan, sampai kondisi pesanan yang tidak utuh atau tidak sesuai dengan semestinya.

Complain tersebut kemudian berdampak terhadap jumlah permintaan delivery

service yang juga berimbas pada volume penjualan pada restoran McDonald’s. Tabel 1.5 menunjukan rincian data penjualan McDonald’s King’s Department Store Bandung periode 2009-2010.

Tabel 1.6

Volume Penjualan McDonald’s Cabang King’s Dept.Store Bandung Melalui Delivery Service Tahun 2009-2010

No Bulan

Tahun

Volume Penjualan

2009 2010

1 Januari 91.336.000 82.928.000

2 Februari 72.534.100 94.522.700

3 Maret 95.757.500 80.433.500

4 April 90.857.500 87.900.200

5 Mei 100.210.200 79.671.000

6 Juni 70.830.100 81.814.000

7 Juli 127.858.000 90.954.850

8 Agustus 107.652.000 82.201.250

9 September 101.565.300 92.190.700

10 Oktober 92.825.000 77.509.900

11 November 89.002.100 74.356.000

(16)

10 Total Rp. 1.133.539.850 Rp. 994.830.900

Sumber: Store Manager McDonald’s

Tabel 1.6 menunjukan volume penjualan McDonald’s delivery service

(MDS) pada periode 2009-2010 mengalami penurunan. Dapat kita lihat pada tahun 2009 volume penjualan mencapai Rp. 1.133.539.850 dan pada tahun 2010 volume penjualan mengalami penurunan menjadi Rp 994.830.900. Tabel 1.4 menunjuka keputusan pemesanan McDonald’s Delivery Service cabang King’s Dept. Store

mengalami penurunan. MDS merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh McDonald’s dalam keseluruhan strategi service convenience yang dilakukan oleh

McDonald’s.

Suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh restoran fast food merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam pertimbangan pembelian suatu produk. Oleh karena itu berbagai aspek service convinience harus diperhatikan secara detail dan menjaga kualitasnya. Selain itu, lokasi yang strategis dan daya tarik lainnya dari restoran fast food adalah fasilitas yang menarik sehingga memberikan pilihan bagi konsumen.

(17)

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan restoran cepat saji ialah

service convinience. Service Convinience adalah salah satu strategi perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan berupa minimalisasi waktu dan usaha konsumen untuk mendapatkan manfaat yang pada akhirnya timbul kepuasan dan kepercayaan untuk kembali melakukan konsumsi suatu produk atau jasa yang sama.

Ada lima jenis service convinience yaitu decision convinience, acces

convinience, transaction confinience, benefit convinience, dan postbenefit

convinience. Masing-masing tipe kenyamanan ini mencerminkan tahap-tahap aktifitas

konsumen yang berkaitan dengan pembelian atau pemakaian sebuah jasa (Berry, et al; 2002)

Salah satu strategi service convinience ialah Transaction Confinience (kenyamanan bertransaksi) yang dapat ditunjukan dengan layanan MDS. Layanan

delivery yaitu layanan untuk para konsumen sehingga dapat membeli makanan tanpa

harus datang ke outlet fast food. Konsumen cukup menelepon outlet kemudian makanan yang dipesan akan diantar ke tempat konsumen menunggu. Layanan ini diberikan karena melihat keinginan konsumen yang memerlukan kemudahan dan penghematan waktu sehingga tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Pelayanan seperti ini konsumen bisa membeli makanan tanpa harus datang ke store restoran fast

food. Konsumen cukup menelpon ke store kemudian makanan yang dipesan akan

(18)

12 yang menerapkan delivery service dalam upaya peningkatan pelayanan yang pada tujuan akhirnya adalah dapat memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mengambil sebuah keputusan pembelian karena disajikan layanan yang sangat membantu dan bermanfaat.

Service covenience yang dilakukan oleh McDonald’s bertujuan untuk

memberikan kenyamanan konsumen sehingga menjadi semacam implus/rangsangan bagi konsumen guna meningkatkan minat dan frekuensi pembelian produk restoran cepat saji McDonald’s sehingga menimbulkan keputusan akhir untuk melakukan

pembelian produk restoran McDonald’s pada akhirnya.

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka penulis menganggap perlu untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Service Convenience Terhadap

Keputusan Pembelian (Survei Pada Konsumen McDonalds cabang King’s Dept.

Store Bandung.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti dan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran service convenience McDonalds cabang King’s Dept

Store Bandung?

(19)

3. Berapa besar pengaruh service convenience McDonalds terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk McDonalds cabang King’s Dept Store Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran pelaksanaan service convenience pada McDonalds cabang King’s Dept. Store Bandung.

2. Gambaran keputusan pembelian konsumen pada produk McDonalds cabang King’s Dept. Store Bandung.

3. Pengaruh service convenience McDonalds terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk McDonalds cabang King’s Dept. Store Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut ini:

1. Secara Akademis

Hasil diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran mengenai pelaksanaan service

convenience dalam upaya meningkatkan keputusan pembelian di restoran

(20)

14 2. Secara Praktisi

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh service convinience terhadap keputusan pembelian pada McDonals cabang King’s Dept. Store. Objek penelitian pada penelitian ini yaitu service convenience dan keputusan pembelian. Variabel

service convenience (X) sebagai variabel independen (bebas) dan keputusan

pembelian (Y) sebagai variabel dependen (terikat).

Penelitian dilakukan di restoran cepat saji McDonalds cabang Kings Dept. Store Bandung. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan cabang tersebut merupakan salah satu cabang yang memiliki cakupan service convenience salah satunya melalui

delivery service. Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini ialah

konsumen McDonalds cabang King’s Departement Store Bandung. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen mengenai pelaksanaan

service convenience dan keputusan pembelian serta seberapa besar pengaruh

pelaksanaan service convenience terhadap keputusan pembelian di McDonalds

cabang King’s Departemen Store Bandung.

(22)

43 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2007:29), ”Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum”.

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai 1). Gambaran pengaruh service

convenience pada restoran cepat saji McDonalds cabang King’s Dept. Store Bandung, 2) Gambaran keputusan pembelian yang dirasakan pelanggan pada restoran cepat saji

McDonalds cabang King’s Dept. Store Bandung.

Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pegumpulan data di lapangan. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana dalam penelitian ini penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh service convenience terhadap keputusan pembelian pada restoran cepat saji McDonalds cabang King’s Dept. Store Bandung.

Selain itu, dikarenakan penelitian yang dilaksanakan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang dipergunakan adalah metode

(23)

44 objek dalam kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang (Husein Umar, 2001:45).

1.2.2 Desain Penelitian

Malhotra dalam Istiyanto (2005:29) mengungkapkan bahwa desain riset dapat dibagi menjadi tiga macam. Pertama, riset eksplanatori yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui permasalahan dasar. Kedua, riset deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu. Dan ketiga, riset kausal yaitu

untuk menguji hubungan “sebab akibat”. Ketiga jenis riset ini menghasilkan

informasi yang berbeda-beda sehingga penentuan desain riset yang akan digunakan tergantung pada informasi yang akan dicari dalam riset pemasaran.

(24)

45 mengetahui pengaruh service convenience terhadap keputusan pembelian pada

restoran cepat saji McDonalds cabang King’s Dept. Store Bandung.

1.3 Operasionalisasi Variabel

”Operasionalisasi variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut” (Sugiyono, 2008). Tujuan pembuatan definisi variabel adalah untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau kekeliruan dalam mengartikan variabel yang diteliti dan juga sebagai kerangka acuan untuk mendeskripsikan permasalahan yang hendak diungkap.

(25)

46 Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Service Convenience

Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

Service yang akan dibeli pada restoran McDonald’s hal efisiensi waktu untuk menuju lokasi restoran McDonald’s Drive Thru,

maupun delivery service mendapatkan lay out, dan tempat yang nyaman di restoran McDonald’s

(26)

47 Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

inti jasa.

Operasionalisasi Variabel Keputusan Pembelian

Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

Keputusan waktu yang tepat dalam melakukan pembelian

(27)

48 Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala

yang dibeli berdasarkan sistem pembayran

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data

Jenis data yang akan dikumpulkan dikelompokkan menjadi dua, sesuai dengan sumber-sumber data penelitian. Jenis data tersebut antara lain:

1. Data primer

Adalah sumber data yang diperoleh dari Store Manager McDonalds Kings Dept. Store Bandung.

2. Data sekunder

Adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang berkenaan dengan hal-hal yang menyangkut penelitian ini. Adapun selain buku yang berkaitan dengan penelitian mengenai service convenience, peneliti pun menjadikan wawancara, jurnal internasional dan pengetahuan web/internet sebagai bahan pendukung penelitian termasuk di antaranya sebagai landasan kajian teori variabel service convenience dan keputusan pembelian.

(28)

49 Untuk mengumpulkan data mengenai objek penelitian digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Obsevarsi yaitu mengamati secara langsung mengenai service convenience yang dilakukan oleh McDonalds Kings Dept. Store dan melihat tanggapan konsumen mengenai service convenience McDonalds yang kemudian berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar pertanyaan dan diajukan kepada sejumlah responden. Tiap pertanyaan merupakan jawaban atas masalah yang diteliti. Sehingga dari jawaban kuesioner yang terkumpul akan dilihat seberapa jauh pengaruh service convenience terhadap penciptaan keputusan pembelian.

2. Wawancara, yaitu dialog atau wawancara langsung dengan pihak perusahaan diantaranya dengan bagian operasional serta Store Manager, sebagai wakil dari perusahaan untuk memperoleh data mengenai profil perusahaan dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

3. Penelitian kepustakaan atau literatur

(29)

50 yang berkaitan dengan service convenience dan keputusan pembelian. Sumber kepustakaan peneliti telah dilampirkan dalam daftar pustaka.

3.5 Populasi, Sample dan Teknik Pengambilan Sample 3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2007:90), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya“.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan restoran cepat saji McDonalds

cabang King’s Departement Store Bandung.

Penelitian ini menggunakan konsumen McDonalds yang pernah mengunakan jasa delivery service dengan didasari pertimbangan bahwa konsumen delivery service dianggap lebih mengerti situasi, kondisi, bahasan dari penelitian ini. Berdasarkan data yang diperoleh oleh Restoran McDonalds diperkirakan bahwa rata-rata keseluruhan konsumen per-bulannya yang menggunakan jasa delivery service dalam satu bulan adalah sekitar 959 orang konsumen. Pada Tabel 3.3 berikut ini merupakan rincian jumlah McD Delivery Service McDonalds cabang King’s Dept.Store Bandung selama Tahun 2010.

Tabel 3.3

(30)

51 Bulan Jumlah Transaksi

Januari 1110

Februari 1189

Maret 981

April 1170

Mei 942

Juni 917

Juli 895

Agustus 899

September 1142

Oktober 808

November 746

Desember 712

Total 11511

Rata-rata 959

Sumber: Store Manager McDonald’s

3.5.2 Sampel

Sugiyono (2007:91) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan bahan penelitian. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi yang ada, dikarenakan keterbatasan dana, waktu, dan tenaga, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Setiap yang dipelajari dari populasi tersebut maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.

Penentuan besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan cara menggunakan rumus slovin sebagai berikut :

(31)

52 N (e)2 + 1

Keterangan :

n = Jumlah sampel (responden dalam penelitian). N = Jumlah populasi.

e = Kelonggaran sampel (10 %). 1 = Konstanta.

Dengan jumlah populasi (N) tersebut, maka jumlah sampel penelitian (n) yang harus diambil berdasarkan rumus diatas dan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10 % adalah sebagai berikut:

n = 959 959 (0,1)2 +1 n = 90,55

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti menetapkan banyak responden yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian ini adalah sebanyak 90 orang dan untuk keakuratan penelitian maka jumlah sampel tersebut ditambah 10 responden menjadi 100 responden.

1.5.3 Metode Penarikan Sampel

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono.2008:116).

(32)

53 wilayah (Cluster Sampling) dan Simple Random Sampling. Cara ini dilakukan karena anggota populasi berada dalam suatu wilayah atau daerah. Dalam hal ini, anggota populasi akan diambil di daerah bandung tengah dikarenakan McDonalds cabang Kings yang bertempat di Bandung tengah.

Menurut Sugiyono (2008:120) Teknik sampling wilayah dilakukan melalui 2 tahapan, yaitu :

1. Menentukan sampel daerah

2. Menentukan orang-orang yang ada di daerah itu.

Menurut Harun Al-Rasyid (1994:99), untuk menentukan sampel dapat ditentukan dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Populasi dibagi ke dalam cluster. Cluster terbesar dalam populasi (N) disebut satuan sampling primer (SSP), dalam hal ini adalah konsumen

delivery service.

2. Dari N orang SSP dipilih sebanyak n orang SSP melalui Simple

Random Sampling yang disebut dengan pemilihan tingkat pertama

(33)

54 3. Kemudian dipilih kembali dari SSS yang disebut sebagai tingkat ketiga (Three Stage Sampling). Penarikan jumlah sample disesuaikan dengan jumlah populasi yang telah dihitung secara cluster melalui Simple

Random Sampling.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.6.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.6.1.1Uji Validitas

Sugiono (2009:117) menyatakan bahwa Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.Validitas dalam penelitian dijelaskan dalam salah satu derajat ketepatan pengukuran tentang isi dari pernyataan yang penulis buat. Teknik uji yang digunakan adalah teknik korelasi melalui koefisien korelasi product moment. Skor ordinal dari setiap item pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor ordinal keseluruhan item. Jika koefisien korelasi tersebut positif, maka item tersebut valid, sedangkan jika negatif maka item yang tersebut tidak valid dan akan dikeluarkan dari kuesioner atau digantikan dengan pernyataan perbaikan. Langkah-langkah mengukur validitas menurut Husein Umar ( 2002:166 ):

(34)

55 2. Menyiapkan tabulasi jawaban.

3. Hitung korelasi antar data pada masing-masing dengan skor total, dengan memakai rumus korelasi product moment, yang rumusnya seperti berikut:

r =

 = Jumlah hasil pengamatan variabel X Y

 = Jumlah hasil pengamatan variabel Y XY

 = Jumlah dari hasil kali pengamatan variabel X dan variabel Y

n

X

 = Jumlah dari hasil pengamatan variabel X yang telah dikuadratkan

n

Y

 = Jumlah dari hasil pengamatan variabel Y yang telah dikuadratkan n = Jumlah responden

Bila rhitung  rtabel pada  = 0.05 berarti data tersebut signifikan (valid) dan

layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Sebaliknya bila rhitung  rtabel

berarti data tersebut tidak signifikan (tidak valid) dan tidak dapat diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian.

(35)

56 Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Validitas X dan Y

Validitas Item r hitung r tabel Keterangan

Service Convenience ( X )

1 0,394 0,374 VALID

2 0,660 0,374 VALID

3 0,778 0,374 VALID

4 0,795 0,374 VALID

5 0,791 0,374 VALID

6 0,738 0,374 VALID

7 0,797 0,374 VALID

8 0,777 0,374 VALID

9 0,539 0,374 VALID

10 0,669 0,374 VALID

11 0,847 0,374 VALID

Keputusan Pembelian ( Y )

1 0,809 0,374 VALID

2 0,778 0,374 VALID

3 0,808 0,374 VALID

4 0,796 0,374 VALID

5 0,746 0,374 VALID

6 0,713 0,374 VALID

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012

Pengujian validitas instrumen ini dilakukan terhadap 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dengan n= 30-2 =28 maka didapat r tabel sebesar 0,374.

(36)

57 karena setiap item pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel, sehingga item

pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti. 3.6.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan dari hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri dari karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya yang berarti skor hasil pengukuran tersebut jauh dari kekeliruan pengukuran. Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach). Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataannya maka berapakali pun diambi tetap akan sama.

Teknik perhitungan reliabilitas yang digunakan dalam penellitian ini adalah

uji Cronbach’s Alpha dengan rumus:

Γ

11 =

K

K−1

Si2

1−St2

Sugiyono (2008:282)

Rumus untuk varians total dan varians item:

St

2

=

Xt2

n

( Xt )2

n2

Si =

JKi

n JKs

n2

Keterangan :

(37)

58 K = Banyak butir pertanyaan

St2 = Varians Total

∑Si2 = Mean kuadrat kesalahan

JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item JKs = Jumlah kuadrat subjek

Ketentuan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika rhitung > rtabel maka item pertanyaan dikatakan realiabel.

2. Jika rhitung≤ rtabel maka item pertanyaan dikatakan tidak realiabel.

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Service Convenience dan Keputusan Pembelian

Variabel Nilai Cαhitung Nilai Cαminimum Keterangan

Service Convenience

Keputusan Pembelian

0,823 0,794

0,70 0,70

Reliabel Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2012

Hasil pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 atau (30-2=28), sehingga diperoleh nilai Cα masing-masing variabel lebih besar dari

Cαminimal, atau dengan kata lain Cαhitung > 0.70. Dengan demikian hal tersebut dapat

(38)

59 3.6.2 Teknik Analisis Data

Berdasarkan identifikasi masalah no.1 dan 2, maka dianalisis dengan teknik pengukuran data berskala ordinal yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan skala Likert. Seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2008:15) bahwa “Skala ordinal adalah skala yang datanya berbentuk rangking atau peringkat dan jarak antara satu

data dengan data yang lain tidak sama”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:107)

“Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial”. Untuk memberikan nilai

terhadap jawaban dalam kuesioner dibagi dalam lima tingkat alternatif jawaban yang disusun bertingkat dengan pemberian bobot nilai (skor) sebagai berikut :

Tabel 3.6

(39)

60 Untuk mengetahui kategori tinggi, sedang dan rendah terlebih dahulu harus menentukan nilai indeks minimum, maksimum dan interval serta jarak interval sebagai berikut:

1. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

2. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

3. Interval adalah selisih nilai indeks maksimum dengan nilai indeks minimum.

4. Jarak interval adalah interval dibagi jumlah jenjang yang diinginkan.

3.6.3 Method Of Succesive Interval

Method of Succesive Interval (MSI), yang pada dasarnya adalah suatu prosedur

untuk meningkatkan data berskala ordinal menjadi skala interval. MSI dapat dilakukan dengan cara menggunakan menu tambahan pada Microsoft Excel atau dapat juga menggunakan program komputer SPSS. Penarikan ordinal ke interval ini dilakukan untuk setiap item per variabel. Tahapannya sebagai berikut :

1. Menentukan frekuensi tiap responden.

(40)

61 3. Menentukan proporsi secara berurutan untuk setiap responden sehingga diperoleh proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.

4. Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.

5. Menghitung Scale Of Value (SV) untuk masing-masing proporsi responden, dengan rumus :

6. Mengubah Scale of Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformed Scale of Value ( TSV ) 3.6.4 Analisis Korelasi (Product Moment)

Untuk mengukur pengaruh service convenience terhadap keputusan pembelian, penulis menggunakan analisis Korelasi Pearson yang akan menghasilkan koefisien korelasi dengan rumus sebagai berikut:

  



(41)

62 y = Variabel keputusan pembelian

n = Jumlah sampel yang diteliti

Setelah diketahui korelasinya, batas-batas nilai dari koefisien adalah -1 ≤ r ≤ 1, maka sebagai panduan menganalisa seberapa besar hubungan antara variabel yang diuji digunakan pedoman Guillford.

Tabel 3.7

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan 0,00 – 0,19

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2008:214)

3.6.5 Analisis Koefisien Determinasi

(42)

63 KD = r² x 100%

Dimana:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien korelasi Pearson

Pedoman bagi interprestasi koefisien determinasi (tingkat pengaruh) menurut pedoman Johanes Supranto (2001:127) adalah:

Tabel 3.8

Pedoman untuk Memberikan Interprestasi terhadap Koefisien Determinasi 0% - 4% Pengaruh rendah atau lemah sekali

5% - 16% Pengaruh rendah tapi pasti

17% - 48% Pengaruh cukup kuat

49% - 81% Pengaruh tinggi

82% - 100% Pengaruh sangat tinggi/kuat

Sumber : Johanes Supranto (2001:127)

3.6.6 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh service convenience dengan keputusan pembelian pada produk restoran McDonalds. Dengan menggunakan analisis ini dapat diketahui berapa besar perubahan yang terjadi pada service convenience jika terjadi perubahan pada keputusan pembelian. Model regresi linier sederhana dirumuskan sebagai berikut:

(43)

64 Y = Keputusan pembelian pada Restoran McDonalds

X = service convenience

a = Bilangan Konstanta

b = Koefisien arah garis regresi n = Jumlah sampel yang diteliti

3.6.7 Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan secara statistik apakah ada pengaruh yang signifikan dari service convenience dengan keputusan pembelian pada Restoran McDonalds. Kemudian dilakukan pengujian dengan ketentuan menurut Sugiyono (2008:190) sebagai berikut:

Ho : β ≤ 0 ; Tidak ada pengaruh signifikan dari service convenience pada keputusan pembelian pada restoran McDonalds

Hi : β > 0 ; Ada pengaruh signifikan dari service convenience pada keputusan pembelian pada restoran McDonalds

Untuk menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis akan dilakukan pengujian signifikan dengan menggunakan uji t dengan rumus:

=

� �−

2

1

2

(44)

65 Untuk dapat menarik kesimpulan terhadap hipotesis, dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dan t-tabel dengan tingkat signifikan sebesar α = 10%. Pada tingkat signifikan sebesar 10% maka kriteria pegambilan keputusan adalah:

a. Jika ℎ� ���� maka Ho ditolak, berarti terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel yang diteliti.

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh service convenience terhadap keputusan pembelian pada restoran cepat saji McDonald’s di King’s Dept. Store, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Service convenience pada restoran McDonald’s King’s Dept. Store berada

pada kategori sedang. Hal ini terlihat dari pendapat pada responden dari hasil tingkat pengukuran yang diteliti mengenai variabel X. Skor tertinggi terdapat pada indikator Decision Convenience (Kenyamanan Tujuan) yaitu pada tingkat kemudahan dalam mendapatkan informasi tentang produk McDonalds. Hal tersebut dikarenakan petunjuk petunjuk yang diberikan oleh McDonalds pada setiap produk - produk yang mereka tawarkan sangatlah jelas. Baik penjelasan yang diberikan oleh pihak McDonalds secara langsung melalui karyawan mereka yang bekerja melayani setiap konsumen, petunjuk-petunjuk produk yang terdapat pada website McDonalds, iklan-iklan McDonalds yang dapat dilihat di setiap media masa, maupun petunjuk yang terdapat pada store McDonalds sehingga konsumen dengan mudah mendapatkan informasi tentang produk-produk McDonalds. Sementara skor terendah terdapat pada indikator Postbenefit

convenience (Kenyamanan setelah merasakan manfaat) yaitu pada tingkat

(46)

125 pada produk McDonalds. Hal tersebut dikarenakan kurangnya informasi yang diberikan McDonalds tentang kemana hendaknya para konsumen melayangkan saran mereka. Namun tidak seluruhnya kesalahan berada pada pihak McDonalds, peran aktif dari konsumen juga dibutuhkan dalam hal ini. Pihak konsumen dapat bertanya setiap saat pada setiap pelayan yang ada di restoran McDonalds kemana seharusnya mereka jika ingin menyampaikan saran maupun kritikan. Dalam hal pembelian ulang, sekiranya tidak ada masalah yang berarti mengingat tidak ada ketentuan khusus dalam melakukan pembelian ulang. Konsumen cukup datang ke restoran McDonalds dan dapat melakukan pembelian berikutnya setelah melakukan pembelian di restoran McDonalds. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pembelian ulang. Kurangnya promo yang diberikan McDonalds serta rendahnya variasi produk pada McDonalds yang memunculkan keinginan konsumen dalam melakukan pembelian ulang sedikit berkurang.

(47)

terhadap suatu restoran cepat saji. Sebuah merek merupakan salah satu representasi dari citra yang dibangun suatu perusahaan sehingga sebuah merek memiliki citra yang berbeda bergantung dari konsep, promosi, dan servis yang dilakukan oleh perusahaan. Merek memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat kepercayaan konsumen serta keputusan pembelian produk. Merek yang memiliki citra yang baik dimata konsumen akan memperoleh kemudahan dalam melakukan kegiatan penjualan maupun promosi karena telah memiliki kepercayaan dari konsumen walaupun konsumen belum pernah menggunakan produk tersebut. Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator pemilihan produk, yaitu pada tingkat kebutuhan dan keinginan terhadap produk McDonalds. Hal tersebut dilatar belakangi oleh pola pikir konsumen yang menganggap bahwa McDonalds bukanlah sebuah makanan untuk dikonsumsi setiap saat sehingga tingkat kebutuhan konsumen terhadap produk McDonalds masih rendah. Konsumen masih beranggapan bahwa McDonalds bukanlah makanan pokok yang harus dikonsumsi setiap harinya. Selain itu, isu kesehatan yang menyatakan bahwa mengkonsumsi junk-food atau makanan cepat saji setiap hari tidak baik untuk kesehatan. Hal ini sedikit banyaknya mempengaruhi tingkat kebutuhan dan keinginan terhadap produk McDonalds.

3. Service convenience berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

(48)

127 berpengaruh antara service convenience terhadap keputusan pembelian. Dengan adanya pengaruh antara service convenience terhadap keputusan pembelian, melalui pemenuhan berbagai kebutuhan dan harapan konsumen, maka akan memicu kepuasan konsumen serta mampu meningkatkan keputusan pembelian di restoran McDonalds cabang King’s Dept. Store.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh service

convenience terhadap keputusan pembelian pada restoran McDonalds cabang

King’s Dept. Store, peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan/instansi dalam hal meningkatkan keputusan pembelian.

1. Berdasarkan tanggapan responden mengenai service convenience pada restoran McDonalds cabang King’s Dept. store, maka hal yang perlu diperhatikan:

a) Guna mempermudah konsumen dalam menyampaikan saran dan melakukan pembelian ulang, maka pihak McDonalds semestinya:

(49)

 Memberi fasilitas tambahan berupa kotak saran atau sejenisnya yang memudahkan konsumen menyampaikan saran.

b) Guna menambah minat konsumen dalam melakukan pembelian ulang:

 Mengundang konsumen secara langsung untuk melakukan pembelian ulang pada setiap akhir transaksi. Hal ini dilakukan untuk mendorong niat konsumen dalam melakukan pembelian ulang.

 Memberi promo kepada konsumen, dapat berupa kupon atau voucher yang bisa ditukar pada saat pembelian berikutnya. Hal ini daharapkan dapat menambah minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk McDonalds

2. Berdasarkan tanggapan responden mengenai keputusan pembelian pada restoran McDonalds cabang King’s Dept. Store. Maka hal yang perlu diperhatikan:

a) Guna meningkatkan kebutuhan konsumen akan produk McDonalds:

(50)

129  Melakukan pendekatan yang lebih kepada konsumen, bisa berupa iklan guna meningkatkan brand image McDonalds dimata konsumen. Hal ini diharapkan agar para konsumen lebih dekat dan akrab dengan produk McDonalds sehingga tidak ragu lagi untuk mengkonsumsi produk McDonalds b) Guna meningkatkan keinginan konsumen akan produk McDonalds

 Meningkatkan kualitas layanan sehingga konsumen merasa nyaman sehingga meningkatkan keinginan konsumen akan produk McDonalds.

 Faktor harga sedikit banyaknya berpengaruh terhadap tingkat keinginan seseorang akan suatu produk. Maka dengan harga yang terjangkau, keinginan seseorang untuk mengkonsumsi produk tersebut akan meningkat. Oleh sebab itu, sebaiknya pihak McDonalds memberikan harga yang lebih terjangkau sehingga meningkatkan keinginan konsumen untuk mengkonsumsi produk McDonalds.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan service convenience berpengaruh terhadap keputusan pembelian, akan tetapi

Gambar

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa banyak perusahaan-perusahaan yang terlibat
Tabel 1.1 menunjukan persaingan antar restoran cepat saji di Indonesia.
Tabel 1.3 Rekapitulasi Jumlah Pesanan Melalui
Gambar 1.1  Grafik  Rekapitusasi Jumlah Pesanan Melalui
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila pembacaan sensor mendeteksi adanya nilai arus lebih dari nilai yang di setting diawal, maka kontroler akan memerintahkan kontak relay untuk memutus sambungan

Kegiatan program mencakup penyederhanaan proses bisnis, pemutakhiran sistem pengelolaan informasi, peluncuran modalitas pembayaran elektronik, implementasi GRS, penguatan sistem

Konsultan Penyusunan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Konsultasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Konsultan Teknik Produksi Sumur Migas, Konsultan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan berdasarkan sifat fisik nata yang dihasilkan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan penambahan

Atas ridha dan kesempatan dari Allah SWT penulisan skripsi dengan judul: PENGARUH PENERAPAN STRATEGI LEARNING TOURNAMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

Kerukunan Antar Umat Beragama di Pulau Pinang merupakan aset berharga yang dimiliki Malaysia. Pulau Pinang merupakan negeri kedua yang pesat ekonomi dan kaya

Hasil penelitian total fenolik dan aktivitas antioksidan menunjukkan hasil yang sama, yakni usia muda memiliki kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan yang lebih

Dari beberapa permisalan di atas, dapat disimpulkan bahwa jika arus a tidak mengikuti lampu lalu lintas maka akan mendapatkan waktu tunggu yang optimal dari