Implementasi Internet Of Things untuk Monitoring
dan Pengendali Sistem Hybrid
Sulton Ari Wibowo, Arif Nur Afandi, Dyah Lestari Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang Malang
[email protected], [email protected], [email protected]
Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Semua peralatan yang memiliki komponen elektronik membutuhkan energi listrik untuk pengoprasiannya. Peralatan tersebut terdapat pada industri ataupun peralatan pada lingkungan disekitar masyarakat. Energi listrik yang digunakan pada saat ini berasal dari macam-macam tenaga pembangkit, misalnya PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) dan PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel). Untuk memperoleh energi listrik tersebut masyarakat harus melakukan pembayaran kepada penyedia layanan energi listrik seperti PLN (perusahaan listrik Negara) yang biayanya akan terus naik. Terdapat pula pembangkit yang memanfaatkan energi lain untuk menghasilkan energi listrik, misalnya pembangkit listrik
tenaga matahari, angin, air, biofuel dan geothermal. Sistem
hybrid merupakan konsep penggabungan dua atau lebih sumber energi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan beban listirk
yang ada. Sistem hybrid diharapkan dapat mengatasi
penggunaan energi apabila penggunaan energi yang lain bermasalah. Kondisi lokasi dan situasi pada pembangkit energi listrik yang tidak dapat diprediksi, memungkinkan pemantauan dari parameter-parameter pembangkit dan pengendalian sistem pembangkit dan beban listrik dilakukan melalui jarak jauh
dengan memanfaatkan suatu komunikasi internet yang
mengimplementasikan internet of things untuk proses
pemantauan dan pengendalian pada pembangkit hybrid (pln,
genset, pembangkit tenaga matahari, pembangkit tenaga angin) yang terintegrasi pada web. Parameter-parameter yang dipantau berupa arus listrik menggunakan sensor acs712, tegangan listrik menggunakan sensor zmpt101b, kecepatan angin menggunakan sensor rotari encoder dan intensitas cahaya matahari menggunakan sensor cahaya ldr. Komponen pengolah data pada alat ini menggunakan arduino mega 2560, arduino nano serta komponen pengolah data komunikasi menggunakan esp 8266 dan nrf 2401L+. Untuk sistem pengendali pada alat ini mengendalikan proses pemilihan penggunaan pembangkit listrik secara otomatis dan manual serta pengendalian jumlah penggunaan dari daya listrik pada beban.
Kata Kunci— Internet Of Things, Sistem Hybrid, Pengendali, Monitoring, ACS 712, ZMPT 101B, LDR, Rotary Encoder, Arduino Mega 2560, Arduino Nano, ESP8266, NRF 2401L+.
I. PENDAHULUAN
Energi listrik adalah merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang saat ini. Semua peralatan yang memiliki komponen elekronik memerlukan energi listrik untuk pengorasiannya. Baik itu peralatan pada suatu industri
ataupun peralatan yang ada di sekitar kita. Energi listrik yang di gunakan saat ini kebanyakan berasal dari pembangkit misalnya PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel).
Sumber energi baru terbarukan adalah sumber energi ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global, karena energi berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti sinar matahari, angin, air, biofuel dan geothermal [1]. Menurut [2] dalam [1] Sistem hybrid merupakan konsep penggabungan dua atau lebih sumber energi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan beban yang ada. Sistem hybrid diharapkan akan membantu dalam mengatasi penggunaan energi apabila penggunaan energi yang lain bermasalah.
Penelitian yang dilakukan oleh [3] mengenai pengedali supply beban sistem pembangkit hybrid, pada penelitian tersebut bahwa monitoring dan pengendali yang dilakukan masih secara konvensional. Menurut [4] bahwa monitoring yang dilakukan secara manual parameter dan data monitoring yang diperoleh terbatas, tidak berkelanjutan dan tidak lengkap. Selain itu pengamatan oleh operator secara lokal memiliki kelemahan ketika unit pembangkit berada pada lokasi yang tersebarkarena harus mendatangi lokasi tiap pembangkit.
Monitoring dan pengendali secara terpusat dengan komunikasi jarak jauh perlu dilakukan supaya dapat membantu pada saat pengamatan dan pengendalian pembangkit hybrid dengan pertimbangan waktu dan tempat. Penelitian yang telah dilakukan [5] telah membahas aplikasi sistem monitoring berbasis web database untuk pemantauan energi listrik. Pada penelitian yang dilakukan oleh [4] desain sistem monitoring yang digunakan untuk sistem photovoltaic yang berbasiskan Internet Of Things (IoT) dengan memanfaatkan node nirkabel.
Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan yaitu mengenai monitoring dan pengendali jarak jauh secara terpusat memungkingkan permasalahan tersebut dapat diteliti lebih lanjut sehingga diharapkan memberi suatu solusi terhadap permasalahan tersebut. Oleh sebab itu maka akan dilakukan suatu penelitian dengan judul “Implementasi Internet Of Things untuk Monitoring dan Pengendali Sistem Hybrid“
II. KAJIANPUSTAKA 2.1 Sumber Energi Listrik
Potensi sumber energi listrik setempat yang baru dapat direalisasikan menjadi listrik yaitu antara lain : energi surya, energi angin dan energi mikro hidro, penggunaan EBT (energi baru terbarukan) potensi lokal akan menjamin ketersediaan energi tersebut untuk pembangkitan energi listik karena selain merupakan potensi lokal, pengguan EBT juga berarti mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak [6].
2.2 Hybrid
Hybrid menurut Bassam dan Maegard (2004) dalam [1] definisi umum sistem hybrid adalah sistem pembangkit listrik yang menggabungkan lebih dari satu teknologi. Sementara hybrid yang dimaksud pada penelitian ini ialah bekerjanya salah satu sumber energi atau penggabungan dari 4 (empat) sumber energi listrik yaitu energi surya, energi turbin angin, PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan Genset (Generator set)..
2.3 Sensor Arus ACS 712
Sensor arus ACS712 pada dasarnya merupakan sensor untuk mendeteksi besaran nilai arus. Pada ACS 712 memiliki teknologi efek ruang (hall effect) yang diterapkan oleh perusahaan Allegro menggantikan resistor dan transformator arus menjadi sebuah sensor yang mampu mengukur arus. Istilah hall effect dikenal setelah Edwin H. Hall (1855-1938) menemikan bahwa jika arus listrik mengalir melalui penghantar yang ditempatkan pada garis lintang medan magnet yang kuat, akan menghasilkan beda potensial yang melewati penghantar pada kedua sudut penghantar itu. Sensor efek ruang (Hall Effect Sensor) adalah suatu tranduser yang dapat mengubah besaran medan magnet menjadi besaran listrik yaitu berupa arus. Jenis sensor ini dalam pengoprasiannya untuk mendeteksi kedekatan, keberadaan atau ketiadaan medan magnet dari objek [7].
2.4 Sensor Tegangan ZMPT 101B
Sensor ZMPT101B merupakan salah satu sensor yang digunakan untuk melakukan monitoring terhadap parameter tegangan, serta dilengkapi dengan ke unggulan memiliki sebuah ultra micro voltage transformer, akurasi tinggi dan konsistensi yang baik untuk melakukan pengukuran tegangan dan daya [8].
2.5 Sensor Suhu dan Kelembapan DHT11
Sensor suhu dan kelembapan DHT11 merupakan sensor dengan kalibrasi sinyal digital yang mampu memberikan informasi suhu dan kelembapan. Sensor ini tergolong komponen yang memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik. DHT11 memiliki fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi ini disimpan dalam OTP program memori, sehingga ketika internal sensor mendeteksi sesuatu suhu atau kelembapan, maka module ini membaca koefsien sensor tersebut. Ukurannya yang sangat kecil, dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembapan [8].
2.6 Sensor Kecepatan Rotary Encoder
Sensor kecepatan rotary encoder adalah salah satu tranduser atau sensor kecepatan dimana rotari encoder merupakan sebuah digital tacho generator yang digunakan untuk mengukur kecepatan motor. Sensor optic ini membaca piringan berlubang yang dipasang dengan dikopel pada poros motor. Banyaknya lubang mempengaruhi pembacaan kecepatan [9].
2.7 Sensor Cahaya LDR
Sensor cahaya LDR (light dependent resistor) merupakan salah satu jenis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada sensor cahaya LDR (light dependent resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh sensor tersebut. Resistansi LDR pada tempat yang gelap dapat mencapai sekitar 10 Mohm, dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun menjadi sekitar 150 ohm. Karakteristik sensor LDR (light dependent resistor) adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya [9].
2.8 Arduino Mega 2560
Arduino mega 2560 adalah piranti mikrokontroler menggunakan Atmega 2560. Modul ini memiliki 54 digital input atau output, dimana 14 pin digunakan untuk PWM output dan 16 pin digunakan sebagai analog input, 4 pin untuk UART, 16 MHz osilator kristal, koneksi UCB, power jack IICSP header, dan tombol reset. Modul ini memiliki beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk memprogram mikrokontroler seperti kabel USB dan catu daya melalui adaptor atau baterai. Peralatan tersebut diberikan untuk mendukung pemakaian mikrokontroler Arduino .
2.9 ESP 8266
Modul ESP 8266 adalah modul wifi yang didukung pernuh untuk penggunaan TCP/IP . ESP8266 dikembangkan oleh pengembang asal Tiongkok yaitu “Espreffit”. Produk ESP 8266 memiliki banyak varian. Pada penelitian ini menggunakan modul ESP 8266 seri ESP 012. Modul Wifi ini bersifat SoC (Sistem on Chip), sehingga dapat melakukan programan langsung ke ESP 8266 tanpa memerlukan mikrokontroller tambahan. Modul ESP 8266 juga menyediakan kemampuan tak tertandingi untuk menanamkan kemampuan Wifi dalam sistem yang lain, atau berfungsi sebagai aplikasi standanlone dengan biaya yang rendah dan kebutuhan ruang yang minimal [10].
2.10 Arduino Nano
Arduino Nano adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328. Arduino Nano mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai luaran PWM), 6 masukan analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Arduino Nano memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah komputer dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai untuk memulainya
2.11 Relay
Relay adalah saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
2.12 Internet Of Things
Ide awal munculnya Internet Of Things oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dimana benda-benda di sekitar manusia dapat berkomunikasi satu sama lain melalui sebuah jaringan seperti internet. Berawal dari Auto-ID Center, teknologi yang berbasis pada Radio Frequency Indentification (RFID). Merupakan idenfitifikasi kode produk elektronik yang bersifat unik ini kemudian berkembang menjadi teknologi bahwa pada setiap benda dapat memiliki alamat Internet Protocol (IP). Dengan semakin berkembangnya infrastruktur internet, maka dapat maju ke babak berikutnya, dimana bukan hanya smartphone atau komputer saja yang dapat terkoneksi dengan internet. Namun berbagai macam benda nyata akan terkoneksi dengan internet. Termasuk benda nyata yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global menggunakan sensor dan atau aktuator yang tertanam [4].
III. METODEPENELITIAN
Gambar 3.1 merupakan tahapan – tahapan perancangan alat. MULAI STUDY LITERATUR PENENTUAN SPESIFIKASI ALAT PERENCANAAN ALAT MEKANIK ELEKTRONIK RANGKAIAN ELEKTRONIK PROGRAM
PENGUJIAN MODUL PERBAIKAN
SESUAI DENGAN SPESIFIKASI ? ASSEMBLING MODUL ELEKTRONIK/MEKANIK PENGUJIAN ALAT SESUAI DENGAN SPESIFIKASI ? PENGUJIAN ALAT ANALISIS DAN KESIMPULAN SELESAI TIDAK YA TIDAK YA
Gambar 3.1 Flowchart Perancangan Alat
3.1 Perancangan Sistem
Perencanaan sistem dilakukan sebagai langkah awal sebelum terbentuknya suatu sistem beserta rangkaian elektronik pendukungnya, hal ini bertujuan agar sistem dapat mengidentifikasi dan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Perencanaan sistem yang dilakukan meliputi:
 Penentuan masukan, proses dan keluaran yang digunakan sebagai
 Masukan
Sensor arus : ACS 712 Sensor tegangan : ZMPT101B Sensor cahaya : LDR (light dependent resistor)
Sensor kecepatan : Rotary Encoder
 Proses
Pemrosesan : Arduino Mega2560, Arduino Nano dan ESP8266
 Keluaran
Plan : Relay
 Komunikasi
Radio Frekuensi : NRF24L01+
 Perancangan program pada mikrokontroler Arduino Mega 2560, Arduino Nano dan ESP8266 sebagai pusat pengontrolan sistem.
 Perancangan komunikasi menggunakan radio frekuensi NRF24L01+.
 Perancangan program untuk sistem monitoring dan pengaturan pembatasan penggunaan daya listrik 3.2 Perancanaan Alat
3.2.1 Alat Pada PV (Photovoltaic) menunjukan bahwa terdapat simbol
data 1 yang diasumsikan sebagai data sumber listrik dari Photovoltic (PV) berupa arus dan tegangan. Terdapat juga 3 (tiga) masukan sebagai sensor, diantaranya sensor cahaya untuk mendeteksi sinar dari matahari, sensor ACS712 sebagai sensor arus dan sensor ZMPT101B sebagai sensor tegangan. Terdapat Arduino Nano sebagai komponen pemroses data hasil pembacaan dari tiga sensor. NFR2401+ sebagai media komunikasi jarak jauh untuk mengirimkan data hasil pengolahan mikrokontroler ke alat utama.
Arduino Nano Sensor Arus ACS 712
(1) Sensor Tegangan ZMPT101b (1) Data 1 Sensor Radiasi NRF24L Gambar 3.1 Alat PV
3.2.1 Alat Pada Wind Turbin
fungsi tiap bloknya, yang membedakan dalam Gambar 3.3 pada data 2. Pada data 2 ini diasumsikan data berupa sumber listrik dari turbin angin dan terdapat sensor rotari encoder yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi kecepatan dari putaran turbin. sensor ACS712 sebagai sensor arus dan sensor ZMPT101B sebagai sensor tegangan. Terdapat Arduino Nano sebagai komponen pemroses data hasil pembacaan dari tiga sensor. NFR2401+ sebagai media komunikasi jarak jauh untuk mengirimkan data hasil pengolahan mikrokontroler ke alat utama.
Arduino Nano Sensor Arus ACS 712
(2)
Sensor Tegangan ZMPT101b (2) Data 2
Sensor Roratry Encoder
NRF24L
Gambar 3.2 Alat Wind Turbine 3.2.2 Alat Utama
Pada blok diagram dalam Gambar 3.4
merupakan blok utama dari sistem yang dirancang. Terdapat beberapa blok yang memiliki fungsi sebagai berikut. Untuk blok data 3 dan 4 diasumsikan sebagai data sumber listrik dari PLN dan genset sedangkan pada blok data 5,6 dan 7 diasumsikan sebagai data listrik dari 3 (tiga) kontak beban. Untuk sensor arus ACS712 dan sensor tegangan ZMPT101B akan digunakan sebagai pendeteksi masing-masing listrik dari blok 3,4,5,6,7 yang hasilnya akan diproses pada mikrokontroler Arduino Mega 2560. Terdapat juga blok relay 1,2,3,4,5,6,7 pada blok tersebut diasumsikan sebagai fungsi pemutus dan penghubung aliran dari sumber listrik PLN, genset, Photovoltaic (PV) dan turbin angin dan terdapat juga blok relay untuk pemutus dan penghubung 3 (tiga) blok kontak beban. Kontak beban tersebut diantaranya kontak beban indoor legal, outdoor legal dan outdoor illegal. Terdapat blok NRF2401+ sebagai media penerima data hasil pengiriman dari blok diagram alat pada pembangkit listrik turbin angin dan pembangkit listrik Photovoltaic (PV). Blok ESP8266 sebagai media komunikasi untuk sistem monitoring dan pengendali jarak jauh memalui media web.
DHT 11
Sensor Arus ACS 712 (3) Sensor Tegangan
ZMPT101b (3) Sensor Arus ACS 712
(4) Sensor Tegangan
ZMPT101b (4) Sensor Arus ACS 712
(5) Sensor Tegangan
ZMPT101b (5) Sensor Arus ACS 712
(6) Sensor Tegangan
ZMPT101b (6) Sensor Arus ACS 712
(7) Sensor Tegangan ZMPT101b (7) Data 3 Data 4 Data 5 Data 6 Data 7 Arduino Mega 2560 Relay (1) Relay (2) Relay (3) Relay (4) Relay (5) Relay (6) Relay (7) ESP 8266 Kontak Beban Indoor Legal Kontak Beban Outdoor Legal Kontak Beban Outdoor Ilegal Kontak PV Kontak Wind Kontak PLN Kontak Genset WEB NRF24L
Gambar 3.3 Alat Utama
3.3 Flowchart Sistem
Flowchart sistem utama pada Gambar 3.6
menjelaskan tentang cara kerja dari sistem monitoring dan pengontrolan pada alat yang akan dibuat. Pada alat ini memiliki beberapa masukan yaitu berupa sensor arus ACS712, sensor tegangan ZMPT101B, sensor cahaya LDR, sensor kecepatan putaran angin rotari encoder, sensor suhu dan kelembapan DHT11. Masing-masing parameter pengukuran tersebut akan dipantau melaui web dengan memanfaatkan internet of things. Pada tahapan awal akan terpantau nilai dari masing-masing parameter pengukuran melalui web. Pada web tersedia settingan nilai arus pada kontak beban yang berguna untuk pengatur nilai batas penggunaan arus pada kontak beban keluaran. Pada kontak beban keluaran memiliki 3 (tiga) kontak beban. Apabila pembacaan sensor mendeteksi adanya nilai arus lebih dari nilai yang di setting diawal, maka kontroler akan memerintahkan kontak relay untuk memutus sambungan aliran listrik, sedangkan apabila sensor mendeteksi nilai arus yang kurang dari nilai settingan diawal, maka kontak relay akan menyambung kembali, sehingga kontak beban dapat teraliri arus dari sumber energi listrik.
mulai
inisialisasi Sensor Arus, Sensor Tegangan, Sensor DHT11, Sensor Rotary
encoder, Sen Cahaya LDR
Setting batas nilai arus kontak beban melalui web
Mengirimkan data ke alat utama melalui IoT
Arus Beban Outdoor Ilegal > 1
A ?
Arus Beban Indoor Legal > 2 A ? Arus Beban Outdoor Legal > 2 A ? T T Y Y Y T
Mengirimkan data ke web melalui IoT
Kontak beban relay 3 OFF Kontak beban relay 2 OFF Kontak beban relay 1 OFF Kontak beban relay 3 ON
& kirim data ke web Kontak beban relay 2 ON & kirim data ke web
Kontak beban relay 1 ON & kirim data ke web Baca Sensor Arus,
Sensor Tegangan, Sensor DHT11, Sensor
Rotary encoder, Sen Cahaya LDR
Gambar 3.4 Flowchart Sistem
3.5 Pengujian Alat
Setelah semua komponen pada alat telah terhubung sesuai dengan blok diagram sistem yang telah dirancang dan perangkat lunak untuk pendukung sistem telah dibuat, maka diadakan pengujian dan analisa alat. Tahapan metode pengujian yakni:
 Menguji pada tiap blok rangkaian diantaranya blok masukan sensor arus ACS712, sensor tegangan ZMPT101B, sensor cahaya LDR, sensor kecepatan putaran rotary encoder, sensor suhu dan kelembapan DHT11 kemudian blok pemrosesan pada Arduino Mega 2560, Arduino Nano, ESP 8266, blok keluaran berupa kontak relay dan blok komunikasi radio frekuensi NRF20L01+.
 Kalibrasi pada sensor yang digunakan.
 Menggabungkan blok-blok rangkaian menjadi sebuah sistem
 Mengadakan pengujian sistem secara keseluruhan.
 Mengevaluasi hasil pengujian sistem secara keseluruhan. 3.6 Pengambilan Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan akhir dilakukan berdasarkan pada data yang telah diperoleh dari pengujian sistem secara keseluruhan. Jika hasil yang didapatkan sesuai dengan yang direncanakan, maka alat tersebut telah berhasil dicapai dan memenuhi harapan.
IV. HASILDANPEMBAHASAN
Pengujian sensor arus acs 712 dan sensor tegangan zmpt101b yaitu dengan cara melakukan pengukuran terhadap beban yang dipakai. Data hasil dari pengukuran akan dikirimkan ke web melalui jaringan internet oleh module sp8266 dan pengiriram data ke web setiap 30 detik sekali.
Tabel 1 Pengukuran Tegangan dan Arus pada Beban
no Tegangan (V) Arus (A)
Terukur Pengukuran Terukur Pengukuran
1 220 V 218 V 1 A 0.7 A 2 220 V 224 V 1 A 0.7 A 3 220 V 215 V 1 A 0.92 A 4 220 V 215 V 1 A 0.86 A 5 220 V 213 V 1 A 0.78 A 6 220 V 220 V 1 A 0.97 A 7 220 V 220 V 1 A 0.91 A
Tabel 1 menunjukan data pengukuran pada beban yang sama teteapi dengan 7 (tujuh) sensor yang berbeda yang hasilnya seperti tabel 1, bahwa tiap sensor memiliki nilai pengukuran yang berbeda. Gambar 4.1 terdapat beberapa indikator informasi diantaranya indikator mengenai nilai arus, tegangan, daya, frekuensi, suhu, kelembapan, intensitas cahaya , kecepatan putaran angin. Terdapat juga pengaturan untuk pembatasan arus pada kontal beban outdoor illegal. Pengaturan pembatasan arus pada kontak beban dapat dilakukan secara otomatis dan manual.
Gambar 4.1 Desain web
V. KESIMPULAN
Pada hasil pembahasan yang telah diuraikan bahwa pengjian pada beberapa sensor telah dilakukan sehingga dapat diketahui bahwasanya sensor untuk mendeteksi nilai parameter arus dan tegangan bekerja dengan rata-rata error untuk sensor tagangan sebesar 1.04 %. Sedangkan untuk sensor arus memiliki error rata-rata sebesar 0.16 %. Untuk tampilan web terdapat beberapa parameter yang ditampilkan diantaranya nilai parameter arus, tegangan, status sumber energi yang dipakai, nilai daya beban yang dipakai.
[1] Kunafi. 2011. Desain Pembangkit Listrik Hybrid (PLTS/Diesel) Untuk MeningkatkanPelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Gema Kabupaten Kampar : Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, 11
[2] Dhear P, Eddy S, Koenhardono & Indra R. 2016. Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Hybrid ( Sel Surya Dan Diesel Generator) Pada Kapan Tanker : Jurnal Teknik ITS , 16
[3] Hartawan Abdilah. 2018. Pengendali Supply Beban Pada Sistem Pembangkit Hybrid : Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang. Malang.18
[4] Winasis, Wisnu A, dkk. 2016. Desain Sistem Monitoring Sistem Photoviltaic Berbasis Internet Of Things (IoT) : Jurnal Ilmiah Elektro,16 [5] Dinata Irwan, Sunanda Wahri. 2015. Implementasi Wireless Monitoring Energi Listrik Berbasis Web Database : Jurnal Nasional Teknik Elektro. 15
[6] Widodo PS. 2012. Pembangkir Listrik Dengan dengan Potensi Sumber Energi Setempat sebagai Wujud Pemerataan Energi Listrik di Desa Tertinggal dan Terpencil : Jurnal Vokasi, 12
[7] B G Melipurbow. 2016. Pengukuran Daya Listrik Real Time Dengan Menggunakan Sensor Arus ACS712. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Semarang. 16
[8] Abubakar, S, N Khalid dkk. 2017. Calibbration Of ZMPT101B Voltage Sensor Module Using Polynomial Regression For Accurate Load Monitoring : Jurnal Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Teknologi Malaysia. 17
[9] Eko Marta, Miftah dkk. 2009. Sistem Monitoring Putaran Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut : Jurnal wave. Surabaya, 09 [10] Upik Jamil, Rakhmadhany dkk. 2018. Analisis Kinerja Pengiriman Data
Modul Transceiver NRF24L01, Xbee dan Wifi ESP 8266 Pada Wireless Sensor Nerwork : Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Universitas Brawijaya. 18