• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Balanced Scorecard terhadap Kinerja Karyawan Giant Pasteur Hyperpoint.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Balanced Scorecard terhadap Kinerja Karyawan Giant Pasteur Hyperpoint."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The company in the face of global competition, in addition to the need to have a good financial condition, the company must also have qualified human resources who can manage, maintain and develop the company's survival. To assess the performance of the company, including assessing the quality of human resources required that a ratings system or an appropriate performance measurement.

The Balanced Scorecard (BSC) is one of the methods of measurement of the performance of the company as a whole which lays out the company's vision and strategy into 4 perspective, namely the Financial perspective, the Customer perspective, Internal business process perspective and the Learning and growth perspective. This research discusses how the influence of Balanced Scorecard on performance of employees of Giant Pasteur Hyperpoint, using simple regression methods against 50 people respondents using the SPSS program.

As a result the application of Balance Scorecard has an impact on Employee Performance and significantly, with the significant value of 0.000 < 0.05. The great influence of the application of Balance Scorecard on performance of employees amounted to 72,4% or 0,724.

(2)

ABSTRAK

Perusahaan dalam menghadapi persaingan global, selain harus memiliki kondisi keuangan yang baik, perusahaan juga harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa mengelola, mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk menilai kinerja perusahaan termasuk menilai kualitas sumber daya manusia tersebut dibutuhkan suatu sistem penilaian atau pengukuran kinerja yang tepat.

Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah satu metode pengukuran kinerja perusahaan secara keseluruhan yang menjabarkan visi dan strategi perusahaan ke dalam 4 perspective, yaitu Financial perspective, Customer perspective, Internal business process perspective dan Learning and growth perspective. Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh Balanced Scorecard terhadap kinerja karyawan Giant Pasteur Hyperpoint, dengan menggunakan metode regresi sederhana terhadap 50 orang responden dengan menggunakan program SPSS.

Hasilnya Penerapan Balance Scorecard memiliki pengaruh terhadap Kinerja Karyawan dan signifikan, dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Besar pengaruh penerapan Balance Scorecard terhadap Kinerja Karyawan sebesar 0,724 atau 72,4%.

Kata-kata kunci: Balanced scorecard, kinerja karyawan, financial perspective, customer perspective, internal business process perspective dan

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Konsep Akuntansi Manajemen ... 6

2.1.1 Definisi Akuntansi Manajemen ... 6

(4)

2.2 Kinerja ... 8

2.2.1 Pengertian Kinerja ... 8

2.2.2 Konsep Penilaian Kinerja ... 10

2.2.3 Tujuan Penilaian Kinerja ... 11

2.2.4 Manfaat Penilaian Kinerja ... 11

2.2.5 Penilaian Kinerja Berdasarkan Konsep Tradisional ... 12

2.2.6 Faktor-faktor Kinerja Karyawan ... 12

2.2.7 Standar Kinerja Karyawan ... 13

2.2.8 Pengukuran Kinerja ... 15

2.2.9 Syarat-syarat Pengukuran Kinerja yang Berkualitas ... 15

2.2.10 Unsur-unsur Kunci dalam Pengukuran Kinerja ... 17

2.2.11 Langkah-langkah Pengukuran Kinerja ... 18

2.2.12 Manfaat Pengukuran Kinerja ... 21

2.3 Balanced Scorecard ... 23

2.3.1 Konsep Balanced Scorecard ... 23

2.3.2 Proses Manajemen dalam Balanced Scorecard ... 25

2.3.3 Perkembangan Balanced Scorecard ... 26

2.3.4 Elemen-elemen Balanced Scorecard ... 28

2.3.5 Perspektif Balanced Scorecard ... 30

2.3.5.1 Perspektif Keuangan ... 30

2.3.5.2 Perspektif Pelanggan ... 32

2.3.5.3 Perspektif Proses Bisnis Internal ... 36

(5)

2.3.7 Hal yang Dihindari dalam Penerapan Balanced Scorecard ... 42

2.3.8 Membangun Balanced Scorecard ... 43

2.4 Hipotesis ... 46

2.5 Penelitian Terdahulu ... 47

2.6 Kerangka Pemikiran ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

3.1 Objek Penelitian ... 55

3.2 Metode Penelitian ... 55

3.2.1 Desain Penelitian ... 55

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 56

3.2.3 Unit Analisis ... 60

3.2.4 Populasi dan Sampel ... 61

3.2.4.1 Populasi ... 61

3.2.4.2 Sampel ... 61

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 62

3.4 Metode Pengujian Data ... 64

3.4.1 Uji Validitas ... 64

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 65

3.4.3 Uji Normalitas ... 66

3.4.4 Analisa Korelasi Product Moment (r) ... 67

3.5 Metode Analisis Data ... 68

3.5.1 Analisa Regresi Sederhana ... 68

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 71

4.2 Hasil Penelitian ... 73

4.3 Pembahasan ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

5.1 Kesimpulan ... 106

5.2 Saran ... 106

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

LAMPIRAN ... 111

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Performance Grade ... 19

Tabel II Penelitian Terdahulu ... 47

Tabel III Operasional Variabel X ... 59

Tabel IV Operasional Variabel Y ... 60

Tabel V Jenis Kelamin ... 73

Tabel VI Pendidikan Formal ... 74

Tabel VII Lama Bekerja ... 74

Tabel VIII Konsep dan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan BSC Diketahui dan Dimengerti ... 75

Tabel IX Perusahaan Selalu Mensosialisasikan Konsep Pengukuran Kinerja BSC ... 76

Tabel X Perusahaan Sering Menyelenggarakan Program Komunikasi Formal ... 76

Tabel XI Staf dan Karyawan Perusahaan Dilibatkan Dalam Penetapan Target ... 77

Tabel XII Rencana Kerja dan Pengukuran Kinerja Telah Ditetapkan Sesuai Tujuan dan Sasaran Unit Bisnis ... 78

Tabel XIII Perusahaan Melakukan Pengukuran Kinerja Dengan Rasio Likuiditas Secara Efektif ... 78

(9)

Tabel XV Perusahaan Melakukan Pengukuran Kinerja Dengan Rasio

Rentabilitas Secara Efektif ... 80 Tabel XVI Kondisi Market Share Telah Memenuhi Target Perusahaan ... 80 Tabel XVII Perusahaan Melakukan Strategi Untuk Mempertahankan

Pelanggan-pelanggan Lama Dengan Efektif ... 81 Tabel XVIII Perusahaan Melakukan Strategi Untuk Menarik Pelanggan Baru

Dengan Efektif ... 82 Tabel XIX Perusahaan Melakukan Tanggapan Dan Tindakan Terhadap

Keluhan Pelanggan Dengan Efektif ... 82 Tabel XX Perusahaan Membuat Produk Baru Sesuai Dengan Permintaan

Konsumen ... 83 Tabel XXI Proses Operasional Di Perusahaan Telah Sesuai Dengan Kualitas,

Biaya dan Waktu ... 83 Tabel XXII Perusahaan Telah Melaksanakan Proses Purna Jual Secara

Efektif ... 84 Tabel XXIII Para Karyawan Ikut Berpartisipasi Dalam Pengambilan Kebijakan

Dengan Adanya Kesempatan Menyumbangkan Saran ... 85 Tabel XXIV Perusahaan Telah Melakukan Pemberian Kompensasi Dengan

Memadai Bagi Karyawan Yang Berprestasi ... 85 Tabel XXV Kondisi Produktivitas Karyawan Telah Memenuhi Target

Perusahaan ... 86 Tabel XXVI Adanya Sistem Pengukuran BSC Membuat Karyawan Puas

(10)

Tabel XXVII Selama Diterapkan BSC Keterlibatan Kerja Para Karyawan

Mempunyai Hasil Yang Lebih Baik ... 87 Tabel XXVIII Karyawan Memiliki Komitmen Yang Tinggi Untuk Memajukan

Perusahaan ... 88 Tabel XXIX Dengan Diterapkannya Sistem BSC Di Perusahaan, Karakteristik

Personal Berpengaruh Terhadap Perusahaan ... 88 Tabel XXX Karakteristik Target Berpengaruh Terhadap Perusahaan ... 89 Tabel XXXI Setelah Penerapan Pengukuran BSC , Persepsi Perusahaan

Terhadap Faktor Situasi Saat Ini Menjadi Lebih Efektif ... 90 Tabel XXXII Secara Periodik Diadakan Pelatihan Seminar Untuk Karyawan .. 90 Tabel XXXIII Setelah Adanya Penerapan BSC, Terdapat Peningkatan Dalam

Pemberian Kompensasi (Reward) Disertai Adanya Peningkatan Kinerja Individual Yang Sebanding Di Perusahaan ... 91 Tabel XXXIV Dengan Diterapkannya BSC Di Perusahaan, Terdapat Perbedaan

Yang Signifikan Dalam Pemberian Kompensasi (Reward) ... 92 Tabel XXXV Dengan Adanya Peningkatan Pemberian Kompensasi, Karyawan

Termotivasi Untuk Meningkatkan Kinerja ... 92 Tabel XXXVI Rangkuman Deskriptif Balance Scorecard Komunikasi dan

Penjelasan Konsep BSC ... 93 Tabel XXXVII Rangkuman Deskriptif Balance Scorecard Rasio Likuiditas,

Solvabilitas Dan Rentabilitas ... 94 Tabel XXXVIII Rangkuman Deskriptif Balance Scorecard Pangsa Pasar, Retensi

(11)

Tabel XXXIX Rangkuman Deskriptif Balance Scorecard Proses Inovasi,

Operasional dan Purna Jual ... 96

Tabel XL Rangkuman Deskriptif Balance Scorecard Partisipasi, Retensi dan Produktivitas Karyawan ... 97

Tabel XLI Rangkuman Deskriptif Kinerja Karyawan ... 98

Tabel XLII UjiValiditas Balance Scorecard ... 99

Tabel XLIII UjiValiditas Kinerja Karyawan ... 100

Tabel XLIV Uji Reliabilitas ... 100

Tabel XLV IUji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 101

Tabel XLVI Uji Heteroskedastisitas ... 101

Tabel XLVII Uji F (ANOVA) ... 102

Tabel XLVIII Uji T Statistik ... 103

Tabel XLIX Model Summaryb ... 103

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A KUKESIONER ... 111

LAMPIRAN B UJI VALIDITAS ... 115

LAMPIRAN C UJI REGRESI ... 127

LAMPIRAN D UJI NORMALITAS UNTUK UJI ASUMSI KLASIK ... 128

LAMPIRAN E UJI PER ITEM ... 129

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan dalam menghadapi persaingan global, selain harus memiliki kondisi keuangan yang baik, perusahaan juga harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa mengelola, mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu ciri sumber daya manusia yang berkualitas adalah mempunyai keahlian di bidangnya masing-masing. Untuk menilai kinerja perusahaan termasuk menilai kualitas sumber daya manusia tersebut dibutuhkan suatu sistem penilaian atau pengukuran kinerja yang tepat.

Perubahan dan perkembangan pesat dalam berbagai hal pun menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kinerjanya supaya dapat bersaing (Hui, 2010). Manajemen yang baik dibutuhkan agar perusahaan mampu bertahan dan bersaing. Manajemen yang baik itu dapat dicapai oleh perusahaan dengan cara mengetahui dan mengevaluasi kinerjanya selama ini untuk perbaikan selanjutnya (Burney dan Swanson, 2010). Cara yang tepat untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerjanya selama ini adalah dengan melakukan penilaian kinerja. Adanya sistem pengukuran kinerja akan memungkinkan suatu organisasi untuk merencanakan, mengukur, dan mengendalikan kinerjanya berdasarkan strategi yang telah dilaksanakan sebelumnya (Suprapto, 2009).

(14)

Bab I Pendahuluan 2

bagi kebutuhan pengukuran kinerja saat ini, di mana lingkungan persaingan bergerak dengan cepat, sehingga tidak menginformasikan upaya-upaya apa yang harus diambil saat ini dan di masa yang akan datang untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah satu metode pengukuran kinerja perusahaan secara keseluruhan yang menjabarkan visi dan strategi perusahaan ke dalam 4 perspective, yaitu Financial perspective, Customer perspective, Internal business process perspective dan Learning and growth perspective (Moses dkk, 2001).

Berikut adalah fenomena real yang terjadi di Indonesia tentang Balanced Scorecard yang penulis kutip dari website detik.com 16/07/2009. Jakarta -Untuk melakukan penilaian capaian kinerja di lingkungan Depkeu, Menteri Keuangan dan para pimpinan unit Eselon I telah sepakat untuk menggunakan alat manajemen pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard. Dalam manajemen kinerja berbasis

Balanced Scorecard yang digunakan di Depkeu dikenal adanya strategy map yang merupakan peta strategis yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara perspektif Strategic Outcomes (Stakeholder & Customer), Internal Process dan

Learning and Growth. Setiap perspektif tersebut terdiri atas sasaran strategis yang pencapaiannya diukur melalui capaian atas Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan.

(15)

Bab I Pendahuluan 3

kinerjanya masing-masing dan ditandatangani dihadapan Menteri Keuangan. Kontrak kinerja ini adalah yang pertama kali bagi Depkeu dan merupakan langkah penting untuk menjaga komitmen para pimpinan unit eselon I. Kinerja ini dievaluasi capaian kinerjanya perkuartal dalam rapat Forum Staf Ahli. Suatu IKU dikatakan berhasil atau memiliki kinerja yang baik bila mencapai target yang ditetapkan pada awal tahun. Melalui aplikasi software yang digunakan di Depkeu, hasil capaian kinerja yang optimal dapat ditunjukkan dengan warna hijau, sedangkan untuk IKU yang capaiannya kurang optimal dan buruk ditunjukkan dengan warna kuning dan merah. Apabila terdapat IKU berwarna merah, penjelasan dari IKU tersebut, data capaian dan alasan mengapa IKU tersebut tidak mencapai targetnya serta tindakan yang akan diambil kedepan diuraikan secara terperinci dan dapat dilihat pada aplikasi.

Menteri Keuangan menegaskan bahwa pada saat ini pelaksanaan IKU lebih ditekankan sebagai alat ukur pengukuran kinerja dan digunakan sebagai alat manajemen untuk memandu pencapaian kinerja terbaik sebagai perwujudan akuntabilitas dan transparansi kepada publik. Harapan atas pengelolaan IKU berbasis

(16)

Bab I Pendahuluan 4

Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward dan

punishment system (Ulum, 2009). Tidak heran dibutuhkannya kinerja yang efisien, perusahaan yang sudah efisien pun tidak hanya puas dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data namun mereka juga mulai memanfaatkan data dan kemudian dikembangkan dan diterapkan dalam strategi dan visi perusahaan .

Oleh sebab itu agar perusahaan dapat diketahui keadaannya maka diperlukan penilaian kinerja manajemen. Kinerja tersebut pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi.

Penilaian kinerja manajemen memberikan gambaran bagi pihak manajemen atas tindakan yang telah dilakukannya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi pegawai dalam mencapai sasaran organisasi. Selain itu agar pegawai mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga membuahkan hasil yang diinginkan.

Dengan menggunakan Balanced Scorecard, rencana-rencana bisnis strategis akan dicapai setiap orang dalam organisasi. Hal ini dikarenakan semua orang dalam organisasi telah memiliki alat komunikasi (bahasa) yang sama.

(17)

Bab I Pendahuluan 5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah penerapan balanced scorecard memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan Giant Pasteur Hyperpoint ?”.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh penerapan Balanced Scorecard terhadap peningkatan kinerja karyawan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh penerapan Balanced Scorecard terhadap peningkatan kinerja karyawan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut ini: 1. Kegunaan akademis

Penulis dapat mengetahui lebih lanjut mengenai balanced scorecard sebagai suatu sistem penilaian kinerja perusahaan.

2. Kegunaan Operasional

Agar dapat mengetahui perlu tidaknya memperbaiki pengukuran kinerja yang sudah ada selama ini dan memperoleh gambaran tentang pengaruh penerapan

Balanced Scorecard terhadap peningkatan kinerja karyawan bagi kemajuan serta perkembangan perusahaan di masa depan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian pengumpulan data, penyebaran kuesioner, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis mengambil simpulan mengenai Pengaruh Balanced Scorecard terhadap Kinerja Karyawan Giant Pasteur Hyperpoint adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Balance Scorecard memiliki pengaruh terhadap Kinerja Karyawan dan signifikan dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05.

2. Besar pengaruh penerapan Balance Scorecard terhadap Kinerja Karyawan sebesar 0,724 atau 72,4%.

5.2 Saran

Berikut ini peneliti memberi masukan bagi peneliti selanjutnya:

1. Masih menggunakan data yang terbatas, sehingga untuk penelitian berikutnya, diharapkan dapat menggunakan data yang lebih lengkap.

2. Untuk perusahaan secara keseluruhan sudah baik, hanya untuk proses inovasi, operasional, dan purna jualnya lebih ditingkatkan lagi.

5.3 Keterbatasan Penelitian

(19)

Bab V Kesimpulan dan Saran 107

masukan bagi penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan-keterbatasan penelitian ini antara lain:

1. Sampel yang diambil dalam penelitian hanya satu cabang saja. Oleh karena itu, selanjutnya perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan yang lebih banyak.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Albert Kurniawan. (2009). Belajar Mudah SPSS Untuk Pemula. Yogyakarta. Penerbit: Mediakom.

Anthony Robert N dan Vijay Govindarajan. (2003). Sistem Pengendalian Manajemen,Edisi Pertama, Salemba 4, Jakarta.

Anwar Prabu Mangkunegara. (2005). Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Burney, L. L., and Swanson, N. J. (2010). The Relationship Between Balanced Scorecard Characteristics and Managers' Job Satisfaction. Journal of Managerial Issues Vol. XXII (2), 166-181.

Gaspersz, Vincent. (2003). Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi, Balanced Scorecard dan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ghozali, Imam. (2005). Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi ke-3. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.

Ghozali, Imam. (2006). Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BP Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim Istiqlal, C. (2009). Penilaian Kinerja Perbankan Syariah Dengan Metode Balanced Scorecard. Jurnal Ekonomi Islam, 3(1).

Hansen and Mowen. (2007). Management Accounting 8th Edition. South Western. Hansen dan Mowen. (2006). Buku I Management Accounting Edisi 7. Jakarta:

Salemba Empat.

Hariandja, Marihot Tua Efendi. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grasindo.

(21)

Daftar Pustaka 109

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. (2009). Cost Accounting: A Managerial Emphasis, 13th ed. Pearson Education International, Upper Saddle River: New Jersey.

Ihyaul, U. (2009). “Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kaplan, Robert S, Norton, David P. (1996). The Balanced Scorecard, Translating Strategy into Action, Harvard Business Press, Boston.

Kaplan, Robert S.,& Norton, David P. (2000). Balanced scorecard – Menerapkan strategi menjadi aksi. (Alih bahasa Pasla,P.,R.Y)). Jakarta: Erlangga.

Li. H. (2010). Building up a Performance Indicator System of International Projects, Based on the Balanced Scorecard. Jurnal Management Science and Engineering, 4(2), hal. 82-91. China.

Malayu S.P. Hasibuan. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

Mulyadi. (2007). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen (edisi.3).

Salemba Empat, Jakarta.

Nawawi, H. (2006). Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pamungkas, Ahmad. (2008). Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial pada Hotel Bintang Tiga,Empat dan lima di Kota Jakarta Pusat. Tesis Universitas Sumatra Utara.Medan.

Rahmawati. N. E. (2011). Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Manajerial. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: Pt. Indeks Gramedia. Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi. Jilid-1. Edisi Indonesia. Indeks,

Jakarta.

Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jilid 1. Edisi 4. Salemba Empat, Jakarta.

(22)

Daftar Pustaka 110

Singgih, L. M., Damayanti, K. A., dan Octavia, R. (2001). Pengukuran dan Analisa Kinerja dengan Metode Balanced Scorecard di PT. “X”. Jurnal Teknik Industri, 3(2), hal.48-56. Surabaya.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV.Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi.

Suyadi Prawirosentono. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia “Kebijakan Kinerja Karyawan”. Yogyakarta: BPFE

Tommy, S. (2009). Pengantar Teori Manajemen Komunikasi. MedPress: Yogyakarta.

Veithzal, Rivai. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. PT.Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat, Jakarta.

www.finance.detik.com. 16/07/2009 www.id.wikipedia.org

Referensi

Dokumen terkait

A modellépítés során robusz- tus standardhiba-becsléseket alkalmaztunk, ami a Gretl esetében a QML- (quasi- maximum likelihood – kvázi-maximum likelihood) becslést

Ketiga prinsip ini menurut penulis sedikit banyak adalah perpaduan antara konsep negara Islam yang pernah dipraktekkan oleh Nabi dan juga bisa dikatakan sebagai jawaban

Beberapa cara dapat digunakan untuk membuat daya keluaran pada laser CO 2 menjadi optimum, yaitu dengan cara mengatur komposisi dari campuran gas yang digunakan pada laser

Analisis sistem lama atau yang sudah berjalan yaitu dalam perekomendasian pencari kerja, sistem rekomedasi pencari kerja hanya dilakukan secara manual menggunakan

· Perlu ditingkatkannya peran pemerintah dalam meningkatkan pengembangan kompetensi dari tenaga kerja terampil khususnya dalam proyek konstruksi, pemerintah juga

Namun kemampuan energi sekam padi sebagai bahan bakar alternatif dalam pengganti bahan bakar minyak sangat efektif dikembangkan untuk skala rumah tangga dan

Yang cukup khas dari masyarakat Mandar di kabupaten Polewali Mandar adalah beragamnya ritual-ritual adat yang juga menawarkan kehangatan sekaligus kemegahan sebuah

Hasil analisis dapat diambil kesimpulan yaitu: 1) Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel konsumsi di Sumatera Utara mampu dijelaskan