• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Tipe Komitmen Organisasi Anggota Yayasan Jendela Ide di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Tipe Komitmen Organisasi Anggota Yayasan Jendela Ide di Kota Bandung."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

iii

Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Judul penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada Yayasan Jendela Ide di Bandung”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tipe komitmen organisasi pada anggota Yayasan Jendela Ide di Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey. Pengambilan data dilakukan kepada 30 responden.

Penelitian ini menggunakan teori komitmen organisasi dari Meyer & Allen (1997). Komitmen organisasi terdiri dari komponen affective, continuance, dan normative. Alat ukur yang digunakan adalah Organizational Commitment Questionaire (OCQ) Meyer & Allen (1997) yang telah dilakukan modifikasi. Uji validitas dilakukan dengan korelasi Rank Spearman dengan 34 item yang diterima dari total keseluruhan 48 item. Rentang validitas komitmen afektif berada pada rentang 0,304-0,756, continuance commitment validitasnya berada pada rentang 0,351-0,653, dan normative commitment validitasnya berada pada rentang 0,334-0,723. Uji realibilitas dilakukan dengan split-half method, yaitu sebesar 0,851. Perhitungan validitas serta realibitas alat ukur dilakukan dengan bantuan SPSS 17.00.

(2)

iv

Universitas Kristen Maranatha

Abstract

The tittle of this research is “A Descriptive Study Regarding Organizational Commitment on Jendela Ide Foundation in Bandung”. This research is conducted to determine the type of organization commitment on the member of Jendela Ide Foundation in Bandung. This research used a descriptive methods with a survey technique. Data collection was conducted on 30 respondents.

This research used the organizational commitment theory of Meyer & Allen (1997). Organizational Commitment consist of affective, continuance, and normative components. Measuring instruments used in this research is Meyer & Allen (1997)’s Organizational Commitment Questionaire (OCQ) which has been modified. Validity test processed with Speraman’s Rank Correlation obtained 34 acceptable items from 48 total items. Validity range of Affective Commitment is in the range from 0,304 to 0,756 , continuance commitment is in the range from 0,351 to 0,653 , and normative commitment is in the range from 0,334 to 0,723. Reliability test processed with Split Half Methods technique scored 0,851. Calculation of the validity and reliability of measuring instruments performed with SPSS 17.00.

The results of data processing showed 76,67% of respondents have a type of affective commitment. Thus envisaged that the main reason for most members to remain in Jendela Ide Foundation is due to their willingness, also because they feel comfortable, happy, and proud to become a member of their membership in the foundation. The results of data processing also showed that 20,00% of Jendela Ide Foundation members have a type of normative commitment and 3,33% rest have a type of continuance-normative commitment.

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ..vii

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Maksud ... 8

1.3.2 Tujuan... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Teoretis... 9

1.4.2 Kegunaan Praktis... 9

1.5 Kerangka Pikir ... 9

(4)

viii

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komitmen Terhadap Organisasi ... 17

2.1.1 Pengertian Komitmen Terhadap Organisasi ... 17

2.1.2 Faktor-faktor yang Membentuk Komitmen Organisasi ... 20

2.1.3 Konsekuensi Komitmen terhadap Organisasi ... 22

2.2 Organisasi Non Profit ... 23

2.2.1 Perbedaan Organisasi Non profit dan Profit ... 23

2.2.2 Pajak bagi Organisasi Non Profit ... 24

2.3 Masa Remaja Akhir - Dewasa Awal ... 25

2.3.1 Pengertian Masa Remaja Akhir - Dewasa Awal ... 25

2.3.2 Karakteristik Dewasa awal – Dewasa akhir ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 29

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 30

3.2.1 Variabel Penelitian ... 30

3.2.2 Definisi Operasional ... 30

3.3 Alat Ukur ... 31

3.3.1 Komitmen Organisasi ... 31

3.3.1.1 Sistem Penilaian ... 32

3.3.2 Uji Coba Alat Ukur ... 32

3.3.2.1 Validitas Alat Ukur ... 32

(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha

3.3.2.3 Data Sosiodemografis ... 35

3.4 Teknik Penarikan Sampel ... 36

3.4.1 Populasi Sasaran ... 36

3.4.2 Karakteristik Populasi ... 36

3.4.3 Teknik Penarikan Sampel ... 36

3.5 Teknik Analisa Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ... 38

4.1.1 Jenis Kelamin Responden ... 38

4.1.2 Usia Responden ... 39

4.1.3 Status Marital Responden ... 39

4.1.4 Pendidikan Terakhir Responden ... 40

4.1.5 Lama Berorganisasi Responden ... 40

4.1.6 Jabatan Responden ... 41

4.2 Hasil Penelitian ... 41

4.2.1 Gambaran Komitmen Organisasi pada anggota Yayasan Jendela Ide Bandung ... 41

4.2.2 Gambaran Tabulasi Silang antara Komitmen Organisasi dan keempat data Sosiodemografis (jenis kelamin, status marital, pendidikan terakhir dan jabatan) ... 42

(6)

x

Universitas Kristen Maranatha

4.2.2.2 Gambaran Tabulasi Silang antara Komitmen

Organisasi dan Status Marital ... 43

4.2.2.3 Gambaran Tabulasi Silang antara Komitmen Organisasi dengan Pendidikan Terakhir ... 44

4.2.2.4 Gambaran Tabulasi Silang antara Komitmen Organisasi dengan Jabatan ... 45

4.2.3 Hubungan antara Komitmen Organsasi dan kedua data Sosiodemografis (usia dan lama berorganisasi) ... 46

4.2.3.1 Hubungan Antara Komitmen Organisasi dan Usia .... 46

4.2.3.2 Hubungan antara Lama Berorganisasi Responden dan Komitmen Organisasi pada Yayasan Jendela Ide ... 47

4.3 Pembahasan ... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

5.2.1 Saran Teoretis ... 55

5.2.2 Saran Praktis ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

(8)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFAR TABEL

Tabel 3.1 Penyebaran Item Soal yang Memiliki Makna Positif dan Negatif ... 31

Tabel 3.2 Penilaian Item Berdasarkan Item Positif dan Negatif ... 32

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 38

Tabel 4.2 Usia Responden ... 39

Tabel 4.3 Status Marital Responden ... 39

Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden ... 40

Tabel 4.5 Lama Berorganisasi Responden ... 40

Tabel 4.6 Jabatan Responden ... 41

Tabel 4.7 Tipe Komitmen Organisasi ... 42

Tabel 4.8 Tabulasi Silang antara Komitmen Organisasi dan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.9 Tabulasi Silang antara Komitmen Organisasi dan Status Marital ... 43

Tabel 4.10 Tabulasi Silang antara Komitmen Organisasi dengan Pendidikan Terakhir ... 44

Tabel 4.11 Tabulasi Silang antara Komitmen Organisasi dengan Jabatan ... 45

Tabel 4.12 Korelasi Antara Lama Usia dan Komitmen Organisasi ... 46

(9)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam suatu organisasi terdapat struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,

bekerjasama secara rasional, sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan

terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya

(uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan

organisasi.

(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/hubungan-timbal-balik-manajemen-organisasi-dan-tata-kerja-2/)

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha

persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan berdasarkan Kitab Undang-Undang Perdata.

Organisasi diklasifikasikan berdasarkan pendapatan kas dan pengelurannya dibagi menjadi dua, yaitu organisasi profit dan non profit. Organisasi non profit sendiri ialah organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal yang menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba atau keuntungan. Organisasi non profit tidak memiliki saham yang dapat dijual atau diperdagangkan oleh individu dan setiap kelebihan pendapatan terhadap biaya atau pengeluaran yang digunakan untuk memperbesar kemampuan pelayanan organisasi.

Organisasi nonprofit di Indonesia sangat banyak, dan beragam jenisnya. Ada yang bergerak dalam bidang seni dan budaya, sosial, keagamaan, kemanusiaan dan banyak lagi. Organisasi yang bergerak dalam bidang seni dan budaya adalah organisasi yang memiliki tujuan melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya yang ada di Indonesia. Di Indonesia penyebaran organisasi yang bergerak di bidang seni dan budaya tidak merata, namun hampir setiap kota memilikinya. Di Jawa Barat misalnya, ada Paguyuban Pasundan, Selasar Sunaryo, dan Jendela Ide.

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha

bidang seni dan budaya adalah Yayasan Jendela Ide. Jendela ide didirikan pada tahun 1995 oleh seniman Andar Manik dan Marintan Sirait dan sejak tahun 2009 berubah menjadi Yayasan Jendela Ide Indonesia. Yayasan ini adalah yayasan non profit yang benar-benar tidak ada sokongan dana apapun. Jendela ide merupakan sebuah lembaga budaya yang memfasilitasi ruang bagi anak, remaja, dan kaum muda beragam latar belakang ekonomi, sosial, budaya dan politik, termasuk di antaranya anak-anak berkebutuhan khusus. Jendela ide adalah yayasan yang mengedepankan keterbukaan berpikir, kebebasan berpendapat dan berekspresi, toleransi, memahami prinsip demokrasi dan kesetaraan, serta memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan dan peduli lingkungan (jendelaide.org/).

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha

dan lingkungan yang berkelanjutan, sertamemahami bahwa gagasan, kerja maupun karya akan bermakna ketika mampu disinergikan dengan lingkup masyarakat yang lebih luas.

Berdasarkan visi dan misi yang dipaparkan sebelumnya, anggota jendela ide memiliki tujuan yang sama. Hubungan yang terbentuk antar anggota dengan organisasinya akan memiliki implikasi terhadap keputusan anggota untuk melanjutkan keanggotaannya dan berorganisasi. Hal tersebut disebut sebagai komitmen dalam berorganisasi. Anggota yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat bertahan sebagai bagian dari organisasi dibandingkan anggota yang tidak memiliki komitmen terhadap organisasi.

Yayasan Jendela Ide telah berdiri selama 20 tahun, dan sampai saat ini masih bertahan. Secara struktural yayasan ini terdiri atas pembina, ketua pelaksana, ketua divisi, koordinator acara, fasilitator dan anggota. Dalam kepengurusan Jendela Ide hubungan antara sesama anggota cukup kuat, saling terbuka dan bebas menyampaikan pendapat. Pendapat-pendapat ini terkait dengan mengusulkan ide ataupun gagasan untuk suatu acara yang akan dibuat ataupun membantu divisi lain mencari ide untuk memajukan acara yang akan dilaksanakan. Setiap divisi memunyai tanggung jawab masing-masing, namun tidak menutup kemungkinan jika ada divisi lain yang membutuhkan pertolongan, maka semuanya membantu satu sama lain. (jendelaide.org/)

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha

Management, dan Trainer), dan Event ( Acara Bandung Word Jazz yang berubah jadi Kareba). Divisi-divisi ini pada awalnya terbentuk karena gagasan dari para pendiri yayasan yang ingin membangun sebuah tempat yang bisa memberi perhatian pada pengembangan cara berpikir, dan merangsang perspektif anak-anak dan remaja lewat pameran, workshop, pertemuan budaya, dan lainnya. Dari ketiga divisi tersebut masing-masing mempunyai ketua, koordinator dan team yang saling bekerja sama satu sama lain. Untuk sistem perekrutan tidak ada standar prosedur tersendiri, karena untuk menjadi anggota biasanya berdasarkan preferensi anggota Jendela Ide lainnya. Dalam hal karier sendiri di Yayasan Jendela Ide tidak terdapat jenjang karier.

Kegiatan-kegiatan yang dibawahi oleh setiap divisi merupakan seluruh kegiatan aktif yang dijalani oleh yayasan ini. Berbagai kegiatan di atas, dikoordinasikan oleh divisi terkait yang dipimpin oleh ketua divisinya. Ketua divisi memertanggungjawabkannya di akhir kegiatan atau setiap bulannya pada Ketua Pelaksana. Setelah itu Ketua Pelaksana yang menyampaikan kepada Pembina organisasi. Pembina organisasi bertugas memantau kegiatan sekalipun tidak dilakukan secara rutin.

(14)

6

Universitas Kristen Maranatha

pementasan seni, pameran dan pertunjukan musik yaitu tergantung pada perusahaan yang menyeponsori kegiatan tersebut saja. Jadi jika tidak ada acara, jendela ide bisa saja tidak mendapatkan penghasilan apapun sehingga uang yayasan tidak terisi.

Kondisi non profit dari yayasan tersebut menuntut komitmen dari anggotanya guna menunjang tercapainya tujuan yayasan. Komitmen dari setiap anggota akan bermakna pada berlangsungnya dan berkembangnya organisasi ini. Hal ini terlihat dari wawancara denga ketua divisi Yayasan Jendela Ide, terdapat anggota yang bergabung lebih dari 10 tahun. Dengan bertahannya para anggota membuat Yayasan Jendela Ide bertahan selama 20 tahun organisasi ini. Sehingga dapat dikatakan komitmen anggota sangatlah berperan guna meningkatkan pengembangan organisasi. Inilah yang bisa menguatkan yayasan ini hingga saat ini. Menurut pandangan teoritis Meyer & Allen (1991), komitmen organisasi adalah suatu unsur atau konstruk psikologis yang menunjukkan relasi antara anggota organisasi dengan organisasinya dan keputusan anggota untuk tetap memertahankan keanggotaanya dalam organisasi yang bersangkutan. Untuk menumbuhkan komitmen anggota, anggota harus merasa dirinya tergabung dan memunyai keterikatan untuk menjalani tugasnya dengan sepenuh hati dan berusaha mewujudkan tujuan yang telah dicanangkan oleh yayasan tersebut.

(15)

7

Universitas Kristen Maranatha

memiliki keinginan untuk melakukan usaha sesuai dengan tujuan organisasi. Sebaliknya, mereka yang merasa kurang nyaman menjadi anggota akan menghindari kerugian bagi dirinya, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak maksimal dan berusaha mencari organisasi atau kegiatan cadangan untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya. Sementara itu, komponen normative commitment yang berkembang sebagai hasil dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang dimiliki anggota. Komponen normative ini menimbulkan perasaan kewajiban pada anggota untuk memberi balasan atas apa yang diterimanya dari organisasi.

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan penulis terhadap 10 anggota Yayasan Jendela Ide rata-rata memiliki alasan untuk bergabung karena merasa tertarik dengan organisasi dan karenanya ingin mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di dalam organisasi ini. Seiring berjalannya waktu, para anggota memunyai persepsi yang berbeda-beda mengenai Yayasan Jendela Ide ini. Kebanyakan dari mereka merasa nyaman berada ditengah-tengah anggota organisasi. Selain itu, organisasi ini juga dapat mengembangkan diri para anggotanya dan memberikan banyak pengalaman, serta dapat membuat anggota merasa bangga dengan prestasi yang diraih bersama organisasi tersebut. Ada pula yang menyebutkan bahwa bagi dirinya organisasi ini adalah keluarga kedua, dan ingin terus bergabung dan memajukan organisasi ini selagi mampu.

(16)

8

Universitas Kristen Maranatha

psikologis, organisasi ini juga dapat mengembangkan diri dalam segi kreatifitas dan kemampuan seni yang mereka miliki. Para anggota juga mengakui bahwa rasa percaya dirinya meningkat karena terbiasa untuk tampil di depan umum (perform). Keuntungan lainnya ialah bertambahnya wawasan seni dan budaya dari berbagai etnik.

Alasan para anggota bertahan di dalam organisasi ini ialah karena hubungan yang dekat antara para anggotanya. Hal ini membuat para anggota merasa senang untuk terlibat di dalam setiap kegiatan yang ada. Di dalam organisasi ini juga, para anggota bebas mengeluarkan pendapat atau ide. Kebijakan-kebijakan yang ada di organisasi ini dinilai adil dan cenderung menguntungkan bagi para anggotanya sehingga dengan mudah diterima dan dijalani oleh anggotanya.

Dari fakta yang dipaparkan dan berdasarkan hasil survey awal dirasakan bahwa komitmen adalah variable penting yang harus dimiliki setiap anggota organisasi non profit. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai “tipe komitmen organisasi pada anggota yayasan Jendela Ide Bandung” beserta data sosiodemografis dari subjek yang bisa melengkapi hasil

dari penelitian yang akan dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah

(17)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah ingin melakukan pengukuran terhadap tipe komitmen organisasi pada anggota yayasan jendela ide di kota Bandung.

1.3.2 Tujuan

Tujuandari penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran tipe komitmen organisasi pada anggota yayasan jendela ide, yang tercermin melalui affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Tujuan penelitian ini adalah :

1) Memberikan informasi tambahan kepada bidang psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi mengenai komitmen yang dimiliki oleh anggota yayasan jendela ide di kota Bandung.

2) Memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan komiten organisasi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1) Memberikan informasi kepada anggota Yayasan Jendela Ide mengenai komitmen diri, sejauh mana komitmen yang dimiliki anggota sehingga dapat berpengaruh pada kemajuan Yayasan Jendela Ide.

(18)

10

Universitas Kristen Maranatha

tipe komitmen yang dimiliki anggota Yayasan Jendela Ide dan bagaimana tindak lanjut pada yayasan tersebut.

1.5 Kerangka Pikir

Pada saat masuk dalam suatu organisasi, anggota sebagai penggerak dalam suatu organisasi dipastikan harus menyetujui suatu kontrak perjanjian yang disepakati oleh pihak organisasi dan dirinya sendiri. Kontrak awal tersebut itu akan mempengaruhi komitmen anggota terhadap organisasi yang iya ikuti. Hal ini juga akan terlihat dari bagaimana tingkah laku dan cara individu dalam bekerja di organisasi tersebut, yang akan memperlihatkan komitmen dari diri individu itu sendiri.

Seiring berjalannya waktu para anggota akan memiliki opini masing-masing mengenai organisasinya. Opini tersebut bisa berupa hasil dari perasaan yang positif ataupun perasaan negatif. Pada pengaplikasiannya anggota bisa memperlihatkan sikap kerjanya terhadap organisasinya itu. Sikap seperti apa yang dimunculkan oleh individu secara tidak langsung mencerminkan komitmen dari diri individu tersebut. Sikap dari anggota akan berpengaruh pada hasil kerjanya pada organisasi dan hasil kerja yang diharapkan oleh organisasi lah yang akan memajukan organisasi tersebut, oleh karena nya sikap anggota sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup organisasi guna tercapainya tujuan organisasi yang efisien dan efektif.

(19)

11

Universitas Kristen Maranatha

perlu adanya kerjasama antar anggota. Sikap dan pola kerja yang dilakukan team dari Jendela Ide ini yang membuat mereka bertahan selama ini dan masih tetap eksis sebagai yayasan yang berkembang dalam seni dan budaya.

Organisasi yang bergerak dalam bidang seni dan budaya akan selalu mengembangkan seni dan budaya agar tidak mati tenggelam dimakan waktu. Oleh karena itu, anggota memiliki tuntutan untuk terus mengembangkan seni dan budaya serta kreasi-kreasi lain untuk terus mempertahankan seni dan budaya di Indonesia. Namun tidak semua tuntutan anggota itu bisa terpenuhi jika tidak sesuai dengan syarat yang diberlakukan oleh perusahaan.

Disinilah dapat dilihat bagaimana komitmen para anggota terhadap sebuah organisasi yang diikutinya, setelah diberikan tuntutan-tuntutan yang sedang digencarkan oleh organisasi tersebut, maka dapat dijabarkan bahwa komitmen organisasi itu sebagai suatu keadaan psikologis yang mengarakteristikkan hubungan antara anggota dan organisasi, serta memiliki implikasi dalam keputusan untuk melanjutkan keanggotaan dalam organisasi (Meyer & Allen,1997).

Meyer & Allen, (1997) melakukan penggabungan konsep komitmen berdasarkan konsep konsep komitmen yang telah dikemukakan sebelumnya. Masing- masing konsep mencerminkan tiga komponen komitmen yaitu, affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment.

(20)

12

Universitas Kristen Maranatha

commitmentyang tinggi mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi, akan terlibat penuh dalam kegiatan-kegiatan organisasi, serta sangat menyenangi keanggotaannya dalam organisasi. Anggota dengan affective commitment yang tinggi akan bertahan dalam organisasi karena memang menginginkan hal tersebut (want). Anggota yayasan jendela ide menyatakan bahwa mereka berkomitmen di yayasan ini karena mereka merasa nyaman dan senang terlibat secara penuh di dalam organisasi ini. Mereka juga merasa senang dengan seluruh anggota tim yang ada, mereka merasa diri mereka adalah keluarga dari yayasan ini. Mereka bertahan karena merasakan kenyamanan.

Continuance commitment diartikan sebagai komitmen yang didasarkan pada kerugian yang diasosiasikan anggota jika mereka meninggalkan organisasi. Continuance commitment terlihat dari tidak adanya alternatif lain kecuali tetap bertahan dalam organisasi karena jika tidak maka anggota akan mengalami kerugian (side bets) yang akan dialami bila meninggalkan organisasi. Anggota dengan continuance commitment yang tinggi akan bertahan dalam organisai karena membutuhkannya (need). Anggota Yayasan Jendela Ide menyatakan bahwa mereka berkomitmen di organisasi ini, karena berpikir tentang kerugian-kerugian yang akan didapatkan saat mereka meninggalkan organisasi tersebut. Anggota Yayasan Jendela Ide bertahan disebabkan oleh adanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak mungkin akan terpenuhi di tempat lain, seperti misalnya relasi yang kuat, fasilitas seni dan tempat yang memadai, serta dari segi kekeluargaan yang mungkin tidak akan di dapatkan dari organisasi lain.

(21)

13

Universitas Kristen Maranatha

kewajiban oleh anggota. Normative commitment berasal dari keyakinan seseorang untuk bertanggung jawab dan merasa wajib untuk tetap bertahan dalam organisasi, dengan demikian, normative commitment merupakan seberapa besar loyalitas anggota terhadap organisasi. Anggota yang memiliki normative commitment yang tinggi akan bertahan dalam organisasi karena memang sudah seharusnya begitu (ough to). Anggota Yayasan Jendela Ide berkomitmen dalam organisasi itu dikarenakan memang sebuah keharusan untuk mereka bertanggung jawab atas apa yang telah mereka dapatkan di dalam organisasi. Mereka bertahan disebabkan karena anggapan mereka yang memang seharusnya begitu.

(22)

14

Universitas Kristen Maranatha

meninggalkan organisasi ini, dan juga tidak memiliki kewajiban untuk terus ada dalam organisasi. Anggota yang seperti ini sangat menyukai pekerjaannya, namun apabila dirinya memiliki kesempatan serta penghasilan yang melebihi apa yang dirinya dapat dalam organisasi ini, dirinya akan pergi meninggalkan organisasi dan memilih pekerjaan lain yang lebih menguntungkan bagi dirinya. Idealnya setiap organisasi membutuhkan affective commitment yang tinggi dari setiap anggotanya, karena anggota dengan affective commitment yang tinggi akan mengidentifikasikan dirinya terhadap organisasi, terlibat penuh dalam segala kegiatan yang dilakukan organisasi, dan akan berpikir sama mengenai pencapaian visi dan misi yang ada dalam organisasi, namun pada kenyataannya setiap anggota tidak selalu memiliki affective commitment yang tinggi, itu tercermin dalam perilaku keseharian anggota dalam organisasi tersebut.

Untuk memberikan temuan yang komperhensif, penulis juga mencari tahu mengenai data sosiodemografis dari subjek. Data sosiodemografis subjek, yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lama berorganisasi, posisi atau peran dalam organisasi, dan status perkawinan.

(23)

15

Universitas Kristen Maranatha

Komitmen akan lebih kuat terdapat pada orang yang lebih tua usianya dan memiliki pengalaman berorganisasi yang lama di dalam organisasi tersebut. Oleh karena nya seseorang akan memilih bertahan dalam organisasi karena merasa dirinya layak dan cukup mampu mempertahankan jalannya organisasi. Pada Yayasan Jendela ide hal ini terdapat pada bagian pemimpin organisasi yang telah berperan lama dalam memajukan organisasi dan masih bertahan hingga saat ini.

(24)

16

Universitas Kristen Maranatha Bagan kerangka pikir 1.5

Affective Commitment

Continuance Commitment

Normative Commitment Organizatio

nal Commitment Anggota yayasan “X” di kota

Bandung

Data sosiodemografis: 1. Jenis kelamin 2. Usia

(25)

17

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian

Dari kerangka pikir tersebut, dapat ditarik asumsi bahwa:

1) Perlu adanya komitmen pada anggota yayasan jendela ide agar bisa bertahan dalam organisasi.

2) Komitmen para anggota juga menguatkan organisasi, mempertahankan dan juga dapat lebih menumbuhkembangkan organisasi.

3) Setiap anggota memiliki ketiga komponen komitmen dalam dirinya, namun yang membedakan adalah derajat komitmen tersebut. Bisa saja dalam satu individu memiliki affective, continuance, dan normative commitment yang tinggi ataupun sebaliknya ketiga nya rendah.

4) Idealnya suatu organisasi membutuhkan affective commitment yang tinggi dari setiap anggotanya, karena anggota dengan affective commitment yang tinggi akan mengidentifikasikan dirinya terhadap organisasi, terlibat penuh dalam segala kegiatan yang dilakukan organisasi, dan akan berpikir sama mengenai pencapaian visi dan misi yang ada dalam organisasi.

(26)

58

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

a) Tipe komitmen organisasi yang paling banyak dimiliki oleh anggota Yayasan Jendela Ide Bandung adalah affective commitment. Hal ini menggambarkan bahwa alasan anggota Yayasan Jendela Ide Bandung bertahan karena merasa senang dan nyaman berada dalam organisasi, merasa dirinya diterima oleh organisasi dan mereka adanya ikatan emosional dengan organisasi sehingga timbul rasa memiliki dan senasib sepenanggungan dengan organisasi tersebut. Selain itu mereka juga senang menjadi bagian dari organisasi ini dan tidak menganggap tugas yang ada dalam organisasi sebagai beban.

b) Tipe affective commitment dalam Yayasan Jendela Ide ini ditemukan pada beragam tingkat pendidikan, namun paling banyak ditemukan pada tingkat pendidikan terakhir SMA.

c) Data sosiodemografis usia memiliki hubungan yang signifikan dengan tipe normative commitment.

(27)

59

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoretis

Bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti komitmen organisasi, disarankan: Untuk mengembangkan penelitian ke depan, bisa lebih memperkaya data sosiodemografis subjek untuk mengetahui gambaran keterkaitannya dengan variabel Komitmen Organisasi.

5.2.2 Saran Praktis

1) Pihak Yayasan Jendela Ide Bandung

Bagi Yayasan Jendela Ide Bandung dapat diberitahu mengenai informasi dinamika konsep komitmen yang terjadi di dalam anggota organisasi sehingga dapat dikenali bagaimana cara yang paling tepat dalam menjalin hubungan kedekatan baik sesama anggota dalam Yayasan Jendela Ide maupun dengan Yayasan dengan cara sering melakukan pertemuan antar komunitas yang ada di dalam Yayasan.

2) Bagi anggota Yayasan Jendela Ide Bandung

(28)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, analysis, and use. United States of America: Allyn & Bacon

Friedman, H. S. & Schuctack M. W. 2006. Kepribadian: Teori klasik dan riset modern (edisi ketiga). Jakarta: Erlangga.

Guilford, J. P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology and Education. Tokyo:

McGraw-Hill Kogakusha Company Ltd. Gulo, W. 2002. “ Metode Penelitian”., Grasindo, Jakarta

Luthans, Fred. 2002. Organizational Behavior 9th Edition. New York : McGraw-Hill Higher Education.

Meyer, J.P dan Allen, N.J. 1997. Commitment in the workplace: Theory, research, and application. London: SAGE Publications Ltd.

Meyer, J. P., Stanley, D. J., Herscovitch, L., & Topolnytsky, L. 2002. Affective, Continuance, and Normative Commitment: A Meta-analysis of Antecedents, Correlates, and Consequences. Journal of Vocational Behavior Vol. 61, 20-52. Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Santrock, J.W. 2006. Life-Span Development. Tenth Edition New York: The McGraw-Hill Companies, Inc

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono, 2012. Statistika untuk Penelitian Cetakan ke-21. Bandung: ALFABETA

(29)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

2012. “Pengertian, Definisi dan Arti Organisasi- organisasi Formal dan Informal – Belajar Online Lewat Internet Ilmu Manajemen” (online)

(http://lorentfebrian.wordpress.com/definisi-organisasi-macam-macam-organisasi/, diakses pada tanggal 17 Oktober 2014)

Hendarty, Sulistya. 2014. Studi Deskriptif Mengenai Komitmen pada Atlet Cheerleaders Indonesian Cheerleading Assosiation (ICA). Usulan Penelitian.

Karina, S.Psi. 2009. “Komitmen organisasi” (online)

(http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/area-terapan-mainmenu-30/organisasi-mainmenu-66/komitmen-organisasi-mainmenu-70, di akses pada tanggal 20 September 2014)

Margareta, Ricka. 2013. Studi Deskriptif Mengenai Profil Komitmen Organisasi

Pada Karyawan Bagian Produksi Pabrik “X” di Kota Tasikmalaya. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Sari, Astriyani. 2013. Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada Karyawan Bagian Mekanik Auto2000 Cabang Cibiru di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Kanya, Gisela. 2015. Studi Deskriptif Mengenai Dominansi Komponen Komitmen Organisasi pada Anggota Maranatha Christian University Choir di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan

Referensi

Dokumen terkait

Rasio solvabilitas variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai signifikansi 0,000 < 5%, berarti secara parsial variabel debt to equity ratio memiliki pengaruh signifikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinasi yang signifikan persepsi guru pada kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi profesional dan etos kerja guru

Model pembelajaran yang dimaksud adalah penerapan model means ends analysis (MEA) sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari

Alat yang dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan dengan baik dengan trafik yang dibangkitkan

Pada siklus II diperoleh peningkatan yang cukup signifikan, pada aspek afektif yang paling tinggi ditemukan pada aspek kerja sama dengan teman, keberanian dalam melakukan

Salah satu kaidah-kaidah yang baik dalam membangun situs internet sebagai media pemasaran adalah bagaimana isi dari situs internet tersebut terindex dengan baik di mesin

LEICESTER, tt, pg.. Wilayah Islam yang semakin meluas di bawah kepemimpinan Umar ibn al-Khattab, menimbulkan perubahan dalam berbagai aspek, terutama berkaitan dengan ketatanegaraan,