iv
STATUS HUKUM TANAH SEKOLAH MASTER DEPOK DALAM PENGADAAN TANAH SECARA LANGSUNG UNTUK PEMBANGUNAN
TERMINAL DITINJAU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK
AGRARIA DAN PERATURAN TERKAIT LAINNYA ABSTRAK
Pengadaan tanah secara langsung terhadap 2.000 m2 lahan
Sekolah Master, sekitar 680 m2 dari lahan tersebut merupakan tanah
hibah. Bentuk dan besaran ganti rugi yang disepakati berupa penggantian kelas baru di lahan lain milik Sekolah Master dan diganti sebelum pengadaan dilaksanakan, namun selama prosesnya ganti rugi tidak diberikan sesuai kesepakatan dan belum dianggap layak. Tolak ukur ganti rugi dapat didasarkan pada status hukum tanah pemegang hak dan bukti atas kepemilikan tanahnya. Oleh karena itu diteliti mengenai status hukum tanah Sekolah Master Depok dan upaya penyelesaian ganti rugi atas pengadaan tanah secara langsung untuk pembangunan terminal terpadu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dan bersifat deskriptif analitis. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dalan 2 (dua) tahapan yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa status hukum tanah Sekolah Master yang digunakan pengadaan tanah secara legal formil tidak sah kepemilikan dan beralihnya karena pengalihan hibah tanpa menggunakan Akta Hibah Notaris/PPAT. Penyelesaian sengketa ganti rugi pengadaan tanah kepada Sekolah Master dilakukan secara musyawarah melalui negosiasi. Sekolah Master akan dapat menerima besaran ganti rugi yang lebih layak melalui hitungan setengah harga total perhitungan NJOP dikurangi PPh jika mencantumkan Akta Hibah Notaris/PPAT bukan akta hibah di bawah tangan, namun apabila membuktikan pencantuman sertifikat tanah maka ganti rugi didapatkan secara harga keseluruhan. Perlu adanya kesadaran hukum masyarakat untuk melakukan pendaftaran tanah, kelak terjadi suatu sengketa maka pemilik tanah berhak mendapat ganti rugi yang layak sesuai dengan tolak ukur sertifikat tanah atau bukti kepemilikan lainnya.