TINJAUAN YURIDIS TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA (BKD) MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) ATAU LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
PERBANKAN DAN UNDANG-UNDANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
ABSTRAK
Badan Kredit Desa (BKD) merupakan lembaga keuangan yang beroperasi di wilayah pedesaan. Pada tahun 1992 melalui Undang-Undang Perbankan BKD diberikan status sebagi BPR namun dengan karakteristik yang unik. BKD hingga sekarang tidak berbentuk badan hukum ataupun badan usaha dan dikecualikan dari setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi BPR. Untuk menjaga keberlangsungan operasional BKD, POJK BKD lahir dan mengatur bahwa BKD wajib memenuhi ketentuan BPR. POJK BKD pun memberikan jalan keluar bagi BKD yang tidak mampu memenuhi seluruh ketentuan bagi BPR dengan mengubah kegiatan usaha atau badan usahanya menjadi Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Namun ketentuan jumlah modal disetor untuk bertransformasi menjadi BPR atau LKM yang besar dan anggota BKD yang belum menjalani fit and proper test sulit untuk dipenuhi oleh BKD. Oleh karena itu, penelitian mengenai akibat hukum yang diterima BKD apabila tidak bertransformasi menjadi BPR atau LKM dan perlindungan nasabah BKD apabila BKD tidak dapat melaksanakan kewajiban menjadi BPR atau LKM menjadi krusial untuk diteliti.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dan bersifat deskriptif analitis. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dalan 2 (dua) tahapan yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan (wawancara). Metode analisa yang digunakan adalah analisis yuridis kualitatif dan memperhatikan hukum positif baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkaitan dengan objek penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, BKD tetap harus berusaha untuk bertransformasi menjadi BPR dengan melakukan merger dengan BKD lainnya. Namun jika menggabungkan BKD dengan BKD lainnya masih belum memenuhi ketentuan, BKD dapat mengubah kegiatan usaha atau badan usaha manjadi Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Jika BKD tidak dapat bertransformasi menjadi keduanya maka BKD akan dicabut izin usahanya oleh OJK dan diikuti dengan pemberesan BKD. Perlindungan terhadap simpanan nasabah BKD apabila BKD tidak dapat memenuhi ketentuan menjadi BPR atau LKM mengacu pada ketentuan umum perjanjian dalam KUHPerdata. Kerugian yang timbul dari dilanggarnya perjanjian dapat diatasi dengan pembayaran ganti rugi dari proses pemberesan BKD yang menjual harta kekayaan dan aset BKD.