STRATEGI PEMASARAN KACANG ASIN
KELOMPOK WANITA TANI SINAR REJEKI DESA
JUMPAI, KECAMATAN KLUNGKUNG,
KABUPATEN KLUNGKUNG
SKRIPSI
Oleh :
NI MADE HENY SUANDANI
KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
i
STRATEGI PEMASARAN KACANG ASIN
KELOMPOK WANITA TANI SINAR REJEKI DESA
JUMPAI, KECAMATAN KLUNGKUNG,
KABUPATEN KLUNGKUNG
SKRIPSI
Skripsi ini Diajukan untuk Penyelesaian Studi pada Fakultas Pertanian Universita Udayana
Oleh :
NI MADE HENY SUANDANI NIM. 1205315099
KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sangsi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Denpasar, Juni 2016 Yang menyatakan,
iii
ABSTRACT
Ni Made Henny Suandani. NIM 1205315099. Marketing Strategy Salted Peanut Women Farmers Group Sinar Rejeki the village of Meet, District Klungkung, Klungkung. Supervised by: Prof. Dr. Ir.Dwi P. Darmawan, MP. and Ida Ayu Dewi Listia, SP, M.Agb.
The marketing strategy is a fundamental statement about the impact expected to be achieved in terms of demand on the specified target market. Oriented marketing strategy to create added value for customers and establish cooperative relationships with customers. The marketing strategy has a broad scope in the field of marketing include the strategy in the face of competitors, pricing strategy, product strategy, and so on. This study aims to determine the strengths, weaknesses, opportunities, threats, and strategies that must be done by the Women Farmers Group SinarRejeki in the village of Meet, District Klungkung, Klungkung on the marketing of salted peanuts.
This research was conducted in November to June 2016 held at the Women Farmers Group SinarRejeki in the village of Meet, District Klungkung, Klungkung. Source of research data from primary and secondary data. The key informants of this study classified a key informant for the weights (KWT board SinarRejeki and Agriculture, Plantation and Forestry Klungkung) and key informants for the rating (customers and competitors) .This method of analysis used in this research is the analysis of the enterprise environment consisting from IFAS matrix (Internal Strategy factors) and matrix analysis EFAS (External Strategic factors), and SWOT matrix.
The analysis showed that the matrix IFAs earn a score of 2.9 and EFAS matrix given a score of 3.55 this position illustrates that factors external strategy gives a great influence on marketing in Women Farmers Group SinarRejeki in the village encountered. SWOT analysis resulted in several alternative strategies contained in columns such strategies SO strategies produce four alternative strategy, ST generate two alternative strategy, WO produce two alternative strategies and strategies WT produce two alternative strategies.
iv
ABSTRAK
Ni Made Heny Suandani. NIM 1205315099. Strategi Pemasaran Kacang Asin Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Dibimbing oleh: Prof. Dr. Ir Dwi P. Darmawan,MP. dan Ida Ayu Listia Dewi, SP,M.Agb.
Strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan. Strategi pemasaran berorientasi menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan membangun hubungan kerjasama dengan pelanggan. Strategi pemasaran mempunyai ruang lingkup yang luas dalam bidang pemasaran diantaranya adalah strategi dalam menghadapi pesaing, strategi harga, strategi produk dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, dan strategi yang harus dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung pada pemasaran kacang asin.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November s.d Juni 2016 bertempat di Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Sumber data penelitian ini dari data primer dan sekunder. Informan kunci penelitian ini digolongkan menjadi informan kunci untuk bobot (pengurus KWT Sinar Rejeki dan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutan Kabupaten Klungkung) dan informan kunci untuk rating (konsumen dan pesaing).Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan perusahaan yang terdiri dari matriks IFAS (Faktor Strategi Internal) dan analisis matriks EFAS (Faktor Strategi Eksternal), dan matriks SWOT.
Hasil analisis menunjukkan bahwa matriks IFAS memperoleh nilai skor sebesar 2,9 dan matriks EFAS memperoleh skor sebesar 3,55 posisi ini menggambarkan bahwa faktor strategi eksternal memberi pengaruh yang besar terhadap pemasaran di Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa jumpai. Analisis SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi yang terdapat dalam kolom strategi diantaranya strategi SO menghasilkan empat alternatif strategi, strategi ST menghasilkan dua alternatif strategi, strategi WO menghasilkan dua alternatif strategi dan strategi WT menghasilkan dua alternatif strategi.
v
RINGKASAN
Kacang adalah camilan favorit semua lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang tua. Cita rasanya yang bervariasi serta banyak jenisnya turut mempengaruhi daya beli masyarakat. Selain itu kacang juga multiguna yang mana bisa dipergunakan sebagai camilan hari raya, arisan, acara keluarga, makanan ringan dalam perjalanan hingga suvenir. Klungkung khususnya di Desa Jumpai merupakan salah satu daerah pengolahan kacang tanah menjadi kacang asin, salah satunya adalah KWT Sinar Rejeki. KWT Sinar Rejeki menjalankan usaha pengolahan kacang tanah menjadi kacang asin dengan maksud dapat memenuhi permintaan konsumen dan juga dapat menembus pasar ekspor. Bukan hanya itu perkembangan kacang asin dapat dilihat dari segi pemasarannya. Pengembangan kacang asin salah satunya dapat dilihat dari segi pemasarannya, dimana memerlukan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan kacang asin tersebut.
vi
adalah agar olahan kacang asin yang dipasarkan tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya yang merusak kesehatan konsumennya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan, peluang, kelemahan, ancaman dan strategi pemasaran seperti apa yang relevan digunakan oleh Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung.
Penelitian ini menggunakan dua tahapan yaitu tahap pertama mengetahui Strategi umum pemasaran kacang asin pada Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung dengan menggunakan analisis matriks IFAS analisis matriks EFAS. Analisis matriks IFAS dengan skor total 2,9 analisis matriks EFAS dengan skor total 3,55. Tahap kedua untuk mengetahui strategi alternatif pemasaran kacang asin pada Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung menggunakan analisis Matriks SWOT yang dihasilkan dari kombinasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Analisis matriks SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi yang terdapat dalam kolom strategi diantaranya strategi SO (Strengths Opportunities) meenghasilkan empat alternatif strategi, strategi ST (Strengths Threaths) menghasilkan dua alternatif strategi, strategi WO (Weaknesses Opportunities)
vii
viii
STRATEGI PEMASARAN KACANG ASIN
KELOMPOK WANITA TANI SINAR REJEKI DESA
JUMPAI, KECAMATAN KLUNGKUNG,
KABUPATEN KLUNGKUNG
Ni Made Heny Suandani NIM. 1205315099
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr.Ir Dwi Putra Darmawan,MP Ida Ayu Listia Dewi,SP.M.Agb NIP. 19621116 198702 1 001 NIP. 19801009 200501 2 003
Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
Prof.Dr.Ir.I Nyoman Rai,M.S. NIP. 1963051519881001
ix
STRATEGI PEMASARAN KACANG ASIN
KELOMPOK WANITA TANI SINAR REJEKI DESA
JUMPAI, KECAMATAN KLUNGKUNG,
KABUPATEN KLUNGKUNG
Dipersiapkan dan diajukan oleh
Ni Made Heny Suandani NIM. 1205315099
Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji Pada tanggal 21 Juni 2016
Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No: 115/UN14.1.23/DL/2016
Tanggal: 21 Juni 2016 Tim Penguji Skripsi adalah:
Ketua: Prof.Dr.Ir. I Made Narka Tenaya,MS Anggota:
x
RIWAYAT HIDUP
Ni Made Heny Suandani lahir di Denpasar pada tanggal 01 Juni 1994. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Drs. I Ketut Rantau, Msi dan Ni Wayan Suanti.
Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-Kanak Dharma Putra (1999-2000). Pendidikan dasar ditempuh di SD 9 Sumerta (2000-2006). Kemudian penulis melanjutkan ke SMP PGRI 2 Denpasar (2006-2009). Pendidikan menengah atas ditempuh di SMA (SLUA) SARASWATI 1 Denpasar (2009-2012). Penulis kemudian diterima melalui Jalur Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK) Tahun 2012 pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Pada saat pemilihan konsentrasi, penulis memilih Konsentrasi Pengembangan Bisnis.
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Kacang Asin Kelompok
Wanita Tani Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung” merupakan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
bagaimana strategi umum pemasaran kacang asin ditinjau dari lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman).
Penelitian ini dilakukan sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi imi, anatara lain :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana atas segala fasilitas dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama pembuatan skripsi.
2. Bapak Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi,. MSi., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana telah mendidik penulis dari awal hingga akhir perkuliahan.
xii
4. I Dewa Ayu Sri Yudhari, SP.,MSi., selaku Pembimbing Akademi yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama perkuliahaan.
5. Bapak dan Ibu Pegawai Dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang telah mengajar dan mendididk penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Ni Nengah Mudriawati (Ketua KWT Sinar Rejeki), Ibu Ni Nyoman Murniawati (Sekretaris KWT Sinar Rejeki), Ibu Ni Wayan Rumiari (Bendahara KWT Sinar Rejeki), dan anggota KWT Sinar Rejeki yang telah memberikan kesempatan dan ijin untuk mengadakan penelitian di KWT ini, serta memberikan banyak informasi terkait penelitian ini.
7. Ir. I Wayan Durma, MP (Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Klungkung), Ibu Ni Made Artini (Kepala Bidang Sarana dan Prasarana), Ibu Dra. Ni Wayan Kariadi (Kepala Bidang Pasca Panen dan Pengolahan Hasil), Bapak I Made Suparsa (Kasi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil) yang telah membantu proses penelitian serta memberikan banyak informasi terkait dengan penelitian penulis.
8. Orang tua, Bapak (Drs. I Ketut Rantau, MSi), Ibu (Ni Wayan Suanti), Kakak (Ni Putu Sri Wulan Handayani, SP) Adik Pertama (Ni Nyoman Desy Mas Endrawati), Adik Kedua (I Ketut Krisnanda Pratama Yoga) yang telah mendukung baik moral maupun material yang sanagat besar, agar dapat menyelesaikan perkuliahaan dan skripsi ini dalam rangka mendapatkan gelar Sarjana Pertanian.
xiii
dan teman-teman agribisnis angkatan 2012 lainnya dan keluarga besar KKN Penglumbaran periode X, terimaksih atas segala semanagat, kerja keras, keceriaan, kekeluargaan, dan segala motivasi yang telah diberikan.
10.Terakhir tidak lupa penulis ucapkan terima kasih untuk segenap keluarga besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu juga penulis ucapkan terima kasih.
Sebagai akhir kata, dengan kerendahan hati penulis akan selalau menghormati dan menerima segala kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya di bidang pertanian serta dapat menjadi bahan kajian yang berarti nantinya.
Denpasar, Juni 2016
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .………... i
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .……… ii
ABSTRACT .………... iii
ABSTRAK .………... iv
RINGKASAN .………... v
HALAMAN PERSETUJUAN .………... ix
TIM PENGUJI .………... x
RIWAYAT HIDUP ………... xi
KATA PENGANTAR ………... xii
DAFTAR ISI .………... xiv
DAFTAR TABEL .………... xvii
DAFTAR GAMBAR ………... xviii
I. PENDAHULUAN ………... 1
1.1. Latar Belakang ………... 1
1.2. Rumusan Masalah ………... 7
1.3. Tujuan Penelitian ………... 7
1.4. Manfaat Penelitian ………... 7
1.5. Ruang Lingkup ………... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 9
2.1 Konsep Strategi ………... 9
2.2 Konsep Pemasaran ………... 10
2.3 Strategi Pemasaran ………... 12
xv
2.4.1 Pengertian kelompok ………... 13
2.4.2 Peran wanita ………... 15
2.4.3 Kelompok wanita tani ………... 16
2.5 Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal …….... 17
2.6 Analisis SWOT (Stregth Weaknesses Opportunities Treats). 18 2.7 Kacang Tanah ………... 20
2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu …………... 21
2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian …………... 24
III. METODE PENELITIAN …………... 27
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian... 27
3.2.1 Jenis data ... 27
3.2.2 Sumber data ... 28
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 29
3.4 Responden ... 30
3.5 Variabel Penelitian dan Pengukuran Indikator ... 31
3.6 Batasan Operasional ... 32
3.7 Metode Analisis Data ... 33
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 38
4.1 Sejarah Berdirinya Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki. 38 4.2 Struktur Organisasi ... ... 38
4.3 Pembagian Tugas ... ... 41
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
5.1 Karakteristik Responden ... 42
5.1.1 Umur Responden... .... 42
5.1.2 Tanggungan Responden... 42
5.1.3 Pendidikan Responden... 43
5.2 Kekuatan dan Kelemahan (Faktor Internal) dalam Pemasaran Kacang Asin KWT Sinar Rejeki ... 43
5.2.1 Parameter kekuatan pada KWT Sinar Rejeki ... 44
5.2.2 Parameter kelemahan pada KWT Sinar Rejeki ... 46
xvi
5.3 Ancaman dan Peluang (Faktor Eksternal) dalam Pemasaran
Kacang Asin di KWT Sinar Rejeki ... 52
5.3.1 Parameter peluang pada KWT Sinar Rejeki ... 53
5.3.2 Parameter ancaman pada KWT Sinar Rejeki ... 55
5.3.3 Analisis matriks faktor strategi eksternal (EFAS).... 57
5.4 Strategi yang Harus Dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Dessa Jumpai pada Pemasaran Kacang Asin .. 59
VI. SIMPULAN DAN SARAN ... ... 62
6.1 Simpulan ... ... 62
6.2 Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... . 64
xvii
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
2.6 Tabel Matriks SWOT... 19
3.5 Tabel Variabel dan Pengukuran ……….... 31
3.7 Tabel Matriks IFAS (Internal Strategi Factors Analisis Summary).. 33
3.8 Tabel Matriks EFAS (Eksternal Strategi Factors Analisis Summary). 35
3.9 Tabel Matriks SWOT... 36
4.3 Tabel Tugas Karyawan Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung... 41
5.1.1 Tabel Umur Responden...………... 42
5.1.2 Tabel Tanggungan Responden...………... 43
5.1.3 Tabel Pendidikan Responden...………... 43
5.2 Tabel Analisis Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) …... 51
5.3 Tabel Analisis Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) ... 58
xviii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
2.9 Gambar Kerangka Pemikiran KWT Sinar Rejeki Desa Jumpai,
Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung ……... 26 4.2 Gambar Struktur Organisasi Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Kuisioner Penelitian ...………... 67
2. Perhitungan Nilai Bobot ………... 77
3. Perhitungan Nilai Rating ...……... 81
1
I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam
perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap Produk
Domestik Bruto yaitu 19,41%., penyerapan tenaga kerja dan devisa negara. Sub
sektor pertanian tanaman pangan selama ini telah memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap peningkatan produksi pangan, penyiapan bahan baku
industri, Pertanian, dan Perdagangan pada tahun 1999 sebesar 25,78%., 19,41%.,
dan 16,51% (Gumbira, 2001).
Salah satu upaya untuk meningkatkan kontribusi sub sektor pertanian tanaman
pangan ini adalah dengan mengembangkan produksi hortikultura (Adji 1995).
Menurut Setiajie dan Adiyoga (1997), kondisi mutu, produksi serta pemasaran
merupakan bagian dari permasalahan yang kerap kali dihadapi sektor pertanian.
Di samping itu, juga terkait dengan beberapa sifat produk pertanian, termasuk
beberapa faktor yang mungkin jadi kendala dalam kegiatan produksi dan
penanganan hasil ke konsumen.
Memperhatikan fenomena yang terjadi selama ini, pemerintah telah
menetapkan kebijakan baru yaitu kebijakan program “revitalisasi pertanian”
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004 sd 2009 (Peraturan
Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005, dalam Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, 2005). Melalui program ini dicanangkan sasaran pertumbuhan
2
Oleh sebab itu, di dalam kebijakan ini mengharuskan pertanian menjadi fokus
sentral dalam usaha mencapai berbagai sasaran pembangunan nasional Indonesia.
Kehidupan agraris juga masih terlihat di Bali sekalipun adanya pergeseran
orientasi profesi dari sektor pertanian ke arah sektor jasa (pariwisata), Bali masih
memiliki jumlah lahan yang cukup besar di sektor pertanian. Dari keseluruhan
luas pulau Bali yaitu 5.632,86 km2, terdapat 52,40% areal sawah dan perkebunan
(Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bali, 2001). Sebagaimana
diketahui bahwa dalam menjalankan pembangunan pertanian tidak terlepas dari
beberapa faktor yang merupakan modal pembangunan pertanian seperti, lahan,
air, sarana dan prasarana, sumberdaya manusia, iptek, dan permodalan. Sementara
itu, Suparta (2005) mengatakan bahwa sumber daya manusia adalah modal utama
pembangunan, tanpa SDM yang memadai maka laju pertumbuhan ekonomi tidak
akan bisa sebagaimana yang diharapkan.
Perempuan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, perlu
diperhitungkan keikutsertaannnya sebagai sumberdaya pembangunan,
sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 25/2000 tentang Program
Pembangunan Nasional, telah memasukkan program-program pemberdayaan
perempuan. Walaupun dalam kehidupan sehari-hari memiliki peran ganda,
perempuan di Indonesia umumnya masih memiliki potensi untuk ikut serta dalam
pembangunan perekonomian. Situasi ini lebih nampak di pedesaan, karena sejak
kecil mereka telah dididik oleh orang tua mereka untuk dapat melakukan segala
pekerjaan baik pekerjaan rumah tangga maupun pekerjaan lain di luar rumah
tangga untuk mendukung keluarga. Keadaan ini juga tampak di Bali, di mana
3
Astiti (2006), bahwa perempuan Bali selain aktif dalam kegiatan rumah tangga,
perempuan pedesaan juga berperan dalam kegiatan usahatani.
Wanita Bali di pedesaan sebenarnya memiliki potensi untuk diberdayakan
melalui sektor pertanian, walaupun bagi usaha pertanian rakyat yang mereka
miliki masih menghadapi kendala permodalan. Menurut Anoraga (2004), ada
beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pembiayaan sebagai
modal dasar untuk langkah-langkah pengembangan usaha agribisnis. Alternatif
tersebut yaitu melalui kredit perbankan KKP, pinjaman lembaga keuangan bukan
bank, modal ventura, pinjaman dari dana penyisihan sebagian laba BUMN, dan
pembiayaan lainnya. Namun demikian, kenyataannya bagi wanita tani juga masih
mendapatkan kesulitan dalam mengakses pinjaman kredit melalui lembaga
keuangan tersebut, dan lebih memprihatinkan banyak wanita yang terjebak oleh
tawaran para rentenir yang justru menimbulkan masalah baru. Hal ini bisa
disebabkan karena kurangnya informasi atau juga karena tidak memenuhi kriteria
yang disyaratkan oleh lembaga keuangan tersebut.
Kebijakan pengembangan agroindustri menuju: (1) Peningkatan nilai tambah
diprioritaskan kepada kelompok pedesaan yang berpendapatan rendah (petani,
pengusaha, industri kecil dan lainnya), (2) Pemilihan agroindustri yang
dikembangkan lebih mengutamakan bidang usaha yang dapat menciptakan
lapangan usaha baru yang padat karya, dan (3) Lebih mendorong tersebarnya
agroindustri ke pusat-pusat produksi pertanian di pedesaan, yang didasarkan atas:
(1) Prinsip keuntungan komparatif (comparative advantage), (2) Tingkat
keterampilan masyarakat setempat atau memanfaatkan jenis industri pengolahan
4
berkesinambungan, dan (4) Lebih mendorong perubahan struktur ekspor dari
komoditi pertanian ke komoditi olahan. Keberhasilan industri pengolahan yang
menggunakan bahan baku produk pertanian sangat ditentukan oleh ketersediaan
bahan baku, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas.
Bahan baku pada kegiatan agroindustri perlu penanganan secara tepat
karena produk pertanian memiliki sifat musiman, menyita banyak ruang
penyimpanan, dan mudah rusak (Antara, 2005). Memproduksi kacang asin selain
memerlukan bahan baku kacang tanah, garam, dan bahan-bahan lainnya sebagai
bahan penunjang seperti bumbu (bawang putih, dan penyedap), atau barang
penolong yang dipergunakan dalam proses penyangraian supaya kacang matang
dengan rata.
Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji
kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan
lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino
yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun
penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk
menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin)
sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan
tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik,
tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai (Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor, 1981) Kacang
asin merupakan makanan ringan dengan bahan baku kacang tanah yang diawetkan
5
terlalu sulit karena bahan-bahan dan alat yang digunakan mudah didapatkan di
warung-warung atau pasar tradisional terdekat.
Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai Kabupaten Klungkung
berdiri tanggal 12 Juni 2005 dengan jumlah anggota sebanyak tujuh orang dan
pada tahun 2009 jumlah anggota meningkat menjadi sepuluh orang. Berdasarkan
Keputusan Bupati Klungkung Nomor 297 tahun 2003 tanggal 20 Agustus 2003
tentang Pembentukan Unit Pelayanan Pengembangan dan Pengolahan Hasil
Pertanian (UP3HP) Kabupaten Klungkung, semenjak berdiri telah dilaksanakan
pembinaan secara intensif baik menyangkut kelembagaan kelompok maupun
kegiatan usaha kelompok. Modal awal kelompok sebesar Rp 1.200.000,00 yang
bersumber dari iuran anggota. Kelompok Wanita Tani Sinar Rejeki mendapat
bantuan dari pihak Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Klungkung pada tahun 2008 memberikan bantuan peralatan berupa kompor gas
satu paket dan molen satu paket yang bersumber dari dana APBN. Mengingat
terbatasnya modal usaha sebelumnya, maka diupayakan untuk bisa mengakses
bantuan modal. Harapan ini terwujud pada tahun 2006 telah dibantu dana sebesar
Rp 16.700.000,00 yang bersumber dari dana Dekonsentrasi Pusat berupa Bantuan
Langsung Masyarakat dan pada tahun 2007 kelompok ini lagi menerima dana
BLM-UP3HP sebesar Rp 10.000.000,00. Dana tersebut telah dimanfaatkan
dengan baik sehingga perkembangan usaha kelompok semakin berkembang.
Kelompok wanita tani Sinar Rejeki di Desa Jumpai Kabupaten Klungkung
termasuk salah satu pelopor di dalam usaha pemasaran Kacang Asin di
Kecamatan Klungkung yang mempunyai pengalaman yang cukup di dalam
6
meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Namun saat KWT Sinar Rejeki berhasil
memasuki pasar dengan harga yang stabil, muncul kelompok-kelompok wanita
tani (KWT) yang bergerak di bidang usaha yang sama seperti KWT Tunas Mekar
dan KWT Laksmi Devi dengan harga yang berfluktuasi, sehingga KWT Sinar
Rejeki perlu lebih memperhatikan strategi bisnis yang sudah dilakukan dengan
mempertahankan produknya di pasaran dan dapat mencapai target penjualan.
Konsep yang ingin diterapkan oleh KWT Sinar Rejeki ini berfokus pada produk
atau komoditi yang sesuai dengan selera konsumen, serta untuk memperoleh
penjualan yang mampu mendatangkan laba agar masyarakat di Desa Jumpai lebih
mengenal produk kacang asin ini.
Banyaknya pesaing yang bermunculan membuat KWT Sinar Rejeki
berstrategi agar kacang asin yang mereka pasarkan tidak kalah saing dengan
KWT-KWT yang lain. Walaupun dari segi kualitas kacang asin yang dipasarkan
KWT Sinar Rejeki lebih baik dibandingkan KWT yang lain, serta dari kemasan
yang dipasarkan lebih bervarian dari kemasan satu kilogram, lima kilogram, dan
sepuluh kilogram dan sudah memiliki merek yang jelas dibandingkan KWT-KWT
yang lain. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka di perlukan penelitian
7
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dalam pemasaran
kacang asin di KWT Sinar Rejeki?
2. Bagaimana peluang dan ancaman (faktor eksternal) yang dihadapi oleh KWT
Sinar Rejeki dalam pemasaran kacang asin?
3. Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh KWT Sinar Rejeki dalam
pemasaran kacang asin?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.
1. Kekuatan dan kelemahan dalam pemasaran kacang asin di KWT Sinar
Rejeki.
2. Peluang dan ancaman yang dihadapi oleh KWT Sinar Rejeki dalam
pemasaran kacang asin.
3. Strategi yang harus dilakukan oleh KWT Sinar Rejeki dalam pemasaran
kacang asin.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu dan sebagai
informasi awal dalam memahami permasalahan diatas.
2. Bagi KWT Sinar Rejeki, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam
8
3. Bagi pemerintah, diharapkan agar dapat mengambil kebijakan untuk memberi
ijin usaha dan permodalan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ”Strategi Pemasaran Kacang Asin Kelompok Wanita Tani Sinar
Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung” dengan
mengkaji: (1) kekuatan dan kelemahan yang dimiliki KWT Sinar Rejeki misalnya
bentuk kacang lebih besar dari pada kacang lainnya, sarana dan prasarana
menunjang, dan kerjasama yang baik dengan konsumen, sedangkan
kelemahannya meliputi kurangnya tenaga pemasaran produk tersebut, kurangnya
kegiatan promosi, letak perusahaan kurang strategis, dan kurangnya modal usaha,
(2) peluang dan ancaman dari lingkungan luar ancaman yang dihadapi pada KWT
Sinar Rejeki ini misalnya kemajuan teknologi pengolahan makanan dan produk
mudah ditiru oleh pesaing, dan (3) alternatif strategi yang bisa diterapkan oleh
KWT Sinar Rejeki untuk memenangkan persaingan dengan meningkatkan
kualitas serta kuantitas dari kacang asin ini agar tidak kalah oleh pesaing-pesaing
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Strategi
Menurut Craig dan Grant (1996) pengertian strategi adalah penetapan sasaran dan
tujuan jangka panjang (targeting and long-term goals) sebuah perusahaan dan arah
tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan
(achieve the goals and objectives). Proses penyusunan strategi lebih banyak
menggunakan proses analisis.
Oxford (2002 dalam Craig dan Robert 2002) mengungkapkan strategi adalah seni
perang khususnya perencanaan gerakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi
yang layak, rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya.
Strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang paling tidak
selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan.
Menurut Siagian (2004) menyatakan bahwa pengertian strategi adalah serangkaian
keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi. Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang
untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari
kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Johnson dan Scholes (2002) mengatakan, bahwa pengertian strategi adalah arah dan
ruang lingkup sebuah organisasi dalam jangka panjang: yang mencapai keuntungan bagi
organisasi melalui konfigurasi sumber daya dalam lingkungan yang menantang, untuk
10
strategis lebih terfokus pada bagimana manajemen puncak menentukan visi, misi,
falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan jangka panjang
Ohmae (2002 dalam Craig dan Robert 2002) strategi bisnis itu adalah, dalam satu
kata keunggulan bersaing satu-satunya maksud perencanaan strategi adalah untuk
menunjukkan suatu perusahaan memperoleh seefisien mungkin, kedudukan paling akhir
yang dapat dipertahankan dalam menghadapi pesaing-pesaingnya jadi strategi
perusahan merupakan upaya mengubah kekuatan perencanaan yang sebanding dengan
kekuatan pesaing-pesaing dengan cara yang paling efisien.
2.2 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler (1986) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Pemasaran
adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran, untuk mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen pemasaran meliputi mengatur permintaan, yang selanjutnya mencakup
mengatur hubungan dengan pelanggan.
Chandra (2002) mendefinisikan pemasaran mencangkup proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran barang dan jasa yang bernilai
satu sama lain. Pemasaran dapat diartikan sebagai proses perencanaan dan pelaksanaaan
konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan barang dan jasa dalam
rangka memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Fullbrook (2001 dalam Amir, 2000) mengemukakan bahwa pemasaran adalah
11
maupun jasa dari produsen kepada konsumen. Dengan bertitik tolak dari definisi
pemasaran tersebut, dapat diambil kesimpulan adanya tiga fungsi atau tugas yang perlu
dilakukan dalam kegiatan pemasaran, yaitu pengadaan (procurement), transportasi, dan
penentuan konsumen atau pasar sasaran.
1. Fungsi pengadaan
Yang termasuk dalam fungsi pengadaan diantaranya menyangkut penentuan jenis,
kuantum komoditi yang akan diproduksi yang sesuai dengan perkiraan selera
konsumen, dan mencari sumber dimana komoditi dapat dibeli bila kita sendiri tidak
menjadi produsen dari komoditi itu.
2. Fungsi transportasi
Yang termasuk dalam fungsi transportasi diantaranya adalah pemilihan alat angkut
yang cocok dengan sifat komoditi, dan tersedianya alat angkut yang sesuai dengan
kubutuhan konsumen. Sementara tanggung jawab transportasi adalah menyediakan
komoditi tepat sesuai keinginan konsumen. Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan
oleh transportasi antara lain: (1) jarak yang akan ditempuh antara produsen dengan
konsumen, (2) nilai komoditi, (3) tingkat kemungkinan rusaknya komoditi selama
perjalanan, (4) daya tahan komoditi dalam perjalanan, dan (5) daya tahan dalam muat
bongkar.
3. Fungsi menentukan konsumen atau pasar sasaran
Menentukan konsumen atau pasar sasaran ekspor merupakan tugas utama
pemasaran ekspor. Tugas itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun demikian, tugas
itu dapat dilakukan dengan baik bila kita melakukan pendekatan dengan sistematis.
12
yang perlu dilakukan sehingga komoditi yang kita tawarkan untuk di ekspot sampai ke
tangan konsumen.
Pudjosumarto (1998) mengatakan pemasaran juga dapat berarti seluruh kegiatan
yang diarahkan pada usaha-usaha untuk memperlancar arus barang dan jasa dari
produsen ke konsumen secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk merumuskan
keinginan dan kebutuhan kedua belah pihak. Kemunculan konsep pemasaran dan
kesadaran akan kebutuhan dan keinginan konsumen membuat tenaga-tenaga pemasaran
berpikir dari segi pasar sasarann kelompok orang-orang yang memiliki keinginan dan
kebutuhan yang sama. Menyeleksi langkah pasar sasaran merupakan langkah awal
strategi pemasaran.
2.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran menurut Kotler (2004) strategi pemasaran adalah pola pikir
pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi
pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran
pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran.
Menurut Husnan (2000) strategi pemasaran merupakan sebagai usaha yang perlu
dilakukan oleh calon investor dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian hasil produksinya. Dalam hal ini perlu dibedakan antara usaha
pemasaran yang dilakukan ketika pertama kali memasuki pasar dan usaha pemasaran
lanjutan sesuai dengan kedudukan produk pada siklus usia produk.
Tjiptono (2002) mengatakan strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang
direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan
bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran
13
berupaya membentuk suatu rintangan pengalihan, sehingga pelanggan merasa enggan,
rugi, atau mahal untuk berganti pemasok (vendor, took, dan lain-lain). Rintangan
pengalihan ini dapat berupa biaya pencarian, biaya transaksi, biaya pemahaman,
potongan harga khusus bagi pelanggan yang loyal.
Suatu strategi pemasaran merupakan suatu perangkat asas-asas yang konsekuen,
tepat dan layak, yang oleh suatu perusahaan tertentu diharapkan akan
memungkinkannya untuk mencapai tujuan sasarannya dalam hal pelanggan dan
penghasilan laba dalam suatu lingkunagan persaingan tertentu.
2.4 Kelompok Wanita Tani
2.4.1 Pengertian kelompok
Kelompok mempunyai peranan penting sebagai tempat berkomunikasi antar
anggota. Dengan bekerjasama dalam kelompok maka pekerjaan dapat diselesaikan
dengan lebih cepat dan lebih ringan. Pertemuan-pertemuan rutin dalam kelompok akan
memberikan semangat bagi individu-individu dalam akibat mendapat
informasi-informasi dalam pertemuan tersebut. Dengan demikian, kelompok tani mempunyai
cirri-ciri sebagai berikut: (1) Merupakan kumpulan petani yang berorientasi dan
berperan sebagai pengelola usaha tani, baik pria/wanita dewasa maupun pria/wanita
muda, (2) Kelompok dibentuk oleh, dari dan untuk petani, (3) Bersifat non formal
dalam arti tidak berbadan hukum, akan tetapi mempunyai pembagian tugas dan
tanggung jawab atas dasar kesepakatan bersama, baik tertulis maupun tidak, (4)
Mempunyai pengurus yang dipilih dari anggota secara demokratis, terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara dan pengurus lainnya sesuai kebutuhan, (5) Mempunyai
14
percaya mempercayai, dan (7) Kelompok tani bergerak dalam memanfaatkan sumber
daya pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan. Anoraga (2004)
Di Bali kelompok-kelompok yang terkenal adalah kelompok tradisional.
Kelompok tradisional yaitu kelompok masyarakat yang hidup dan berkembang menurut
aturan-aturan yang telah diikuti secara turun-temurun. Kelompok tersebut mempunyai
corak yang khas menurut ketentuan hukum yang diciptakannya dan sekaligus
melandasinya. Kekhasan kelompok tersebut ialah adanya pandangan magis religius
yang melandasi kelompok tersebut, serta individu-individu sebagai anggota merasakan
kedudukan dalam kelompoknya sebagai hal yang wajar (Suyatna dan Soewardi, 1982)
menyatakan bahwa kelompok tradisional di Bali merupakan kelompok yang sifatnya
mandiri beranggotakan jelas dan permanen serta mempunyai otonomi terutama dalam
penyelenggaraan adat. Kelompok tradisional ini hidup dan berkembang menurut aturan
yang telah diikuti secara turun-temurun dan mempunyai faktor pengikat keagamaan
yang kuat, berbeda dengan kelompok-kelompok bentukan baru.
2.4.2 Peran wanita
Wanita Indonesia di pedesaan mempunyai peran ganda, pertama peran sebagai
istri, ibu, dan pengurus rumah tangga yang mengharuskan mereka melakukan pekerjaan
rumah tangga. Kedua peran sebagai pencari nafkah yang menghasilkan pendapatan
untuk keluarganya. Dengan melihat lamanya waktu kerja mereka, secara empiris dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan pedesaan bekerja rata-rata lebih dari 11
jam setiap hari, dibandingkan dengan laki-laki yang bekerja rata-rata hanya 8,7 jam per
hari (Hadinoto, 2005). Namun demikian menurut Sutrisno (1997) peran ganda
perempuan Indonesia, khususnya yang tergolong miskin, bukanlah menjadi
15
melestarikan kesempatan mereka untuk tetap dapat berperan ganda namun mendapat
pengakuan yang sama. Keadaan ini juga terjadi di Bali dimana menurut hasil penelitian
menunjukkan, bahwa curahan tenaga kerja perempuan adalah 84,75 jam (60,96%) dari
total curahan tenaga kerja pada usaha tani padi satu musim tanam (139,04 jam) dengan
rata-rata luas lahan 0,38 ha (Astiti, 2006).
Di samping potensi yang dimiliki oleh wanita, ada satu kendala yang dihadapi
oleh wanita khususnya wanita tani di Bali sebagaimana yang dilaporkan bahwa laki-laki
adalah yang mengambil keputusan dominan dalam berusahatani, sedangkan perempuan
(istri) hanya bersifat membantu (Pemerintah Provinsi Bali, 2003). Di samping itu,
wanita tani amat terbatas untuk dapat mengembangkan usahanya karena keterbatasan
modal yang mereka miliki. Pernyataan ini dihubungkan dengan apa yang diungkapkan
oleh Windia (2006), sedikitnya ada dua hal yang menarik perhatian kalangan pemerhati
perempuan terkait dengan keberadaan perempuan Bali yaitu semangat kerja dan hak
perempuan Bali atas harta warisan. Tingginya semangat kerja wanita Bali tidak
didukung oleh penguasaan harta (control) dan ini berkaitan dengan jaminan dalam
mengakses ke pihak perbankan.
2.4.3 Kelompok wanita tani
Wanita tani sebagai bagian komponen masyarakat memiliki peran dan fungsi
strategis karena merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembangunan
pertanian. Mempercepat pelaksanaan pembangunan pertanian maka menurut Saragih
(1996) akan lebih efektif apabila dibentuk kelompok-kelompok tani. Kelompok tani
merupakan kumpulan petani yang terbentuk berdasarkan keakraban dan keserasian serta
kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian, untuk
16
wadah bagi wanita tani dalam arti luas untuk mengembangkan usahataninya sebagai
upaya pemberdayaan perempuan yang menekankan pada upaya-upaya peningkatan
peranan wanita tani yang bermuara pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
(Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, 2004). Menurut Sutrisno (1997) ada
suatu persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh tiap strategi pengembangan
kelompok wanita apabila program-program pengembangan kualitas hidup kelompok
wanita ingin berhasil, persyaratan tersebut harus didasarkan pada dua hal yakni
perbaikan ekonomi dan perbaikan strategi para wanita dalam perbaikan status para
perempuan (hak perempuan).
1.5 Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal
Menurut Swastha (1996) lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan
internal dan lingkungan eksternal.
1. Lingkungan internal
Lingkungan internal adalah lingkungan dalam perusahaan yang dapat dikendalikan oleh
pihak manajemen. Perusahaan mempunyai tujuan untuk mencapai pasar yang dituju dan
memuaskan konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen dapat
menggunakan kelompok faktor internal, yaitu:
(a) sumber-sumber bukan pemasaran (non marketing) seperti kemampuan produksi,
keuangan, personalia, lingkungan perusahaan, dan lain-lain dan (b) komponen bauran
pemasaran, yaitu produksi, harga, promosi, dan tempat. Salah satu cara yang paling
sederhana untuk memahami dan menganalisis lingkungan organisasi, khususnya
lingkungan internal adalah melalui analisis fungsional yang meliputi fungsi produksi,
fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi sumber daya manusia, dan fungsi R&D
17
2. Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan eksternal makro
dan lingkungan eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro adalah lingkungan diluar
yang berkaitan dan berpengaruh erat dengan kegiatan perusahaan. Faktor-faktor
lingkungan makro perusahaan terdiri dari faktor kependudukan, ekonomi, teknologi,
politik, hukum, sosial budaya, dan fisik alamiah. Terdapat tiga cara dalam melakukan
analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan yaitu: (1) Pengumpulan informasi
verbal dan tertulis dari berbagai sumber, (2) Merancang sistem informasi manajemen
dalam organisasi, dan (3) Melakukan Perkiraan Secara Formal, proses diagnosis
lingkungan eksternal pada prinsipnya merupakan kelanjutan dari proses analisis. Dalam
arti luas proses diagnosis memberi penilaian yang signifikan terhadap berbagai
kesempatan dan ancaman yang ditemukan selama proses analisis lingkungan. Elemen
kunci diagnosis adalah kemampuan manager puncak untuk menentukan informasi yang
dapat diabaikan kemudian mengevaluasi jenis informasi yang dipandang relevan dengan
kepentingan organisasi. Hanya saja yang diperlukan dalam proses diagnosis saat ini
adalah pemahaman atas berbagai faktor penentu hasil diagnosis lingkungan yang
diantaranya adalah karakteristik individu dari seorang strategi manager, pengaruh
pekerjaan, dinamika kelompok, dan faktor lingkungan fisik lain yang mempengaruhi
keputusan managerial.
1.6 Analisis SWOT (Stregth Weaknesses Opportunities Threats)
Menurut Start dan Ingie (2007), analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan
strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan
serta peluang dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk
18
menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka.
Rangkuti (2001) menungkapkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini berdasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses)
dan ancaman (threats). Alat yang diapakai untuk menyusun faktor-faktor strategi
perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaiman peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan
19
Sumber: Rangkuti (2001)
Keterangan:
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran KWT, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebersar-besarnya. 2. Strategi ST
Strategi ST merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki KWT untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi WO dibuat berdasarkan untuk meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahaan yang ada serta menghindari ancaman.
2.7 Kacang Tanah
Kacang tanah atau yang dikenal dengan nama latin Arachis hypogaea L,
merupakan tumbuhan yang dimasukkan dalam daftar kekerabatan polong-polongan atau
Fabaceae. Kacang tanah pada permulaannya ditanam secara luas oleh suku Indian.
Kacang tanah telah dibudidayakan hampir di seluruh penjuru dunia termasuk di
Indonesia. Menurut statistik jumlah, pemasok kacang tanah terbesar saat ini adalah
Brasil. Kacang tanah memiliki rasa serta aroma yang khas, karena itu tak heran jika
banyak yang menggemarinya. Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, klasifikasi kacang tanah
cukup kompleks. Meski secara awam kita menandai kacang tanah tak lebih dari satu
jenis, namun pada faktanya, kacang dengan cangkang unik ini dibagi lagi ke dalam
20
Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Kacang tanah tumbuh secara
perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil.
Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor,
Voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan
tanah. (Suryana, 2006)
Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang
bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Kacang-kacangan dan
biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain
merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting
peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak
selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau
menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut (Suryana,
2006).
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur aflatoksin
sehingga mudah menjadi layu dan busuk, mengatasi masalah ini bahan tersebut perlu
diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta
minuman seperti bubuk dan susu kedelai (PPPTP IPB, 1981) Kacang asin merupakan
makanan ringan dengan bahan baku kacang tanah yang diawetkan dengan garam.
Mengolah kacang tanah ini menjadi kacang asin memerlukan bahan baku kacang tanah,
garam, dan bahan-bahan lainnya sebagai bahan penunjang seperti bumbu (bawang
putih, dan penyedap), atau barang penolong yang dipergunakan dalam proses
penyangraian supaya kacang matang dengan rata dan untuk pemasaran biasanyanya di
pasarkan pada warung-warung atau pasar tradisional di Klungkung dan Gianyar.
21
Pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti
sebelumnya sangat perlu dilakukan mengingat pentingnya bagi peneliti untuk menelaah
masalah yang dihadapi peneliti untuk penelitiannya. Adapun penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu sebagai berikut.
Setiawan (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pemasaran Beras pada
Unit Usaha Bulogmart di Perum Bulog Divisi Regional Bali menggunakan metode
analisis SWOT untuk mengetahui matriks faktor strategi internal (IFAS) dan matriks
faktor strategi eksternal (EFAS). Hasil penelitian menunjukkan identifikasi dan analisis
faktor internal pada variabel kekuatan yang dimiliki nilai terbesar adalah harga lebih
murah jumlah skor 1,15., sedangkan pada variabel kelemahan yang memiliki nilai
terbesar adalah tenaga pemasaran terbatas dengan jumlah skor 0,76., Identifikasi dan
analisis faktor eksternal pada variabel peluang yang memiliki nilai terbesar adalah
ekspansi dengan jumlah skor 0,76., sedangkan pada variabel ancaman yang memiliki
nilai tebesar adalah persaingan dengan jumlah skor 0,76.
Rahayuningsih (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran Buah
Segar Di UD Wika Mitra di Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabuapaten
Badung, Provinsi Bali” menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui
lingkungan internal perusahan dengan kajian IFE (internal faktor evaluasi), lingkungan
eksternal perusahaan dengan kajian EFE (eksternal faktor evaluasi), dan pertumbuhan
pasar dengan kajian boston consulting group (BCG). Hasil penelitian menunjukkan
faktor internal dari perusahaan UD Wika Mitra yang dapat diidentifikasi merupakan
kekuatan dan kelemahaan perusahaan. Kekuatan perusahaan adalah citra perusahaan
yang dimiliki baik, letak yang strategis, memiliki pelanggan tetap, kualitas produk yang
22
distributor. Kelemahan yang dimiliki kegiatan promosi yang dilakukan kurang, jaringan
pemasaran yang terbatas, manajemen masih fokus pimpinan, dan tingkat pendidikan
SDM. Peluang perusahaan adalah tingkat pertumbuhan penduduk, jumlah wisatawan
yang berkunjung, dan pertumbuhan ekonomi bali baik. Adapun ancamannya adalah
perusahaan pesaing, kenaikan harga BBM dan tarif listrik, dan harga bahan baku
meningkat.
Pambudi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran Jamur
Kancing (Agaricus sp) PT Adib Food Suplies Denpasar Selatan” menggunakan metode
analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan menggunakan matriks
faktor strategi internal (IFAS), untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman
menggunakan matriks faktor strategi eksternal (EFAS), analisis matriks internal
eksternal, dan analisis matriks profit kompetitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berdasarkan faktor internal dari PT Adib food suplies maka dapat dijelaskan mengenai
kekuatan dan kelemahaan yang dimiliki oleh PT Adib food suplies kualitas produknya,
sistem penyimpanan yang telah memenuhi standart, dan pengalaman perusahaan
sedangkan kelemahan yang dimilki oleh perusahaan adalah posisi perusahaan dalam
bisnis jamur yang masih kurang, sifat dari produk jamur, dan harga yang relatif tinggi
kurangnya melakukan kegiatan promosi. Berdasarkan pada analisis faktor eksternal dari
PT Adib food suplies maka dapat diidentifikasi mengenai peluang dan ancaman bagi PT
Adib food suplies. Peluang yang dimiliki adalah meningkatnya pertumbuhan sektor
pariwisata, pola pikir masyarakat yang makin maju, dan lancarnya jalur transportasi.
Adapun ancaman bagi PT Adib food suplies yaitu perusahaan pesaing, peraturan
23
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada penelitian pertama
juga menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui matriks faktor strategi
internal (IFAS), dan dengan matriks faktor strategi eksternal (EFAS), pada penelitian
yang kedua menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui lingkungan
internal perusahaan dengan kajian IFE (internal faktor evaluasi), dengan kajian EFE (
eksternal faktor evaluasi), dan pertumbuhan pasar dengan kajian boston consulting
group (BCG), pada penelitian ketiga mempergunakan analisis matriks profit kompetitif.
Sedangkan perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian pertama, kedua, dan ketiga
terletak pada lokasi dan komoditi yang diambil. Pada penelitian pertama mengenai
“Strategi Pemasaran Beras Pada Unit Usaha Bulogmart Di Perum Bulog Divisi
Regional Bali”, pada penelitian kedua mengenai “Strategi Pemasaran Buah Segar Di
UD Wika Mitra desa Kerobokan Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Provinsi
Bali”, dan penelitain ketiga mengenai “Strategi Pemasaran Jamur Kancing (agaricus sp)
PT. Adib food suplies Denpasar Selatan”.
2.9 Kerangka Pemikiran
Kabupaten Klungkung khususnya, di Desa Jumpai merupakan salah satu daerah
yang sangat berpotensi untuk membudidayakan tanaman kacang tanah. Kelompok
Wanita Tani (KWT) Sinar Rejeki adalah salah satu KWT di Desa Jumpai yang bergerak
di bidang agribisnis dan memanfaatkan tanaman kacang tanah yaitu dengan melakukan
pengolahan kacang tanah menjadi kacang asin. Kacang asin yang di produksi oleh KWT
tersebut untuk saat ini hanya di pasarkan warung-warung atau pasar tradisional di
Klungkung dan Gianyar berdasarkan pesanan dari pelanggannya. Selain KWT tersebut,
masih ada pesaing-pesaing lainnya seperti KWT Tunas Mekar dan KWT Laksmi Devi
24
dengan yang ditawarkan pada KWT Sinar Rejeki serta ukuran dan rasanya sangat enak.
Oleh karena adanya perusahan lain yang juga bergerak dibidang yang sama, kegiatan
pemasaran yang belum begitu luas dan menjangkau semua wilayah maka diperlukan
strategi pemasaran yang tepat. Untuk mengetahui ketepatan strategi yang digunakan
pada KWT Sinar Rejeki, maka diidentifikasi terlebih dahulu faktor lingkungan internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Dari
faktor lingkungan internal dan eksternal pada KWT Sinar Rejeki tersebut, akan
dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS, kemudian dilakukan analisis
lagi dengan menggunakan matriks SWOT yang pada akhirnya akan didapatkan
alternatif strategi pemasaran.
Semua formulasi matriks ini menghasilkan rekomendasi yang diharapkan mampu
mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal dengan
menetapkan strategi yang tepat. Rekomendasi ini akan menjadi acuan untuk KWT Sinar
Rejeki dalam mengolah dan memasarkan kacang asin.
25
Gambar 2.9
Kerangka Pemikiran Penelitian tentang Strategi Pemasaran Kacang Asin di KWT Sinar Rejeki Desa Jumpai, Kecamatan Klungkung
Kabupaten Klungkung Pengolahan Kacang Tanah menjadi
Kacang Asin di KWT Sinar Rejeki di Desa Jumpai, Kabupaten Klungkung
Pesaing
Strategi Pemasaran
Matriks EFAS Matriks IFAS
Lingkungan Eksternal (Peluang dan
ancaman) Lingkungan Internal
(Kekuatan dan kelemahan)
Matriks SWOT