• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akhirnya kami berharap kajian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Bandar Lampung, 10 Mei 2021 Kepala Kantor Wilayah, Sofandi Arifin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Akhirnya kami berharap kajian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Bandar Lampung, 10 Mei 2021 Kepala Kantor Wilayah, Sofandi Arifin"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-Nya, Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan I Tahun 2021 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung dapat diselesaikan tepat waktu.

Kajian Fiskal Regional (KFR) disusun secara periodik oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung untuk memotret kebijakan fiskal di Provinsi Lampung dan dampaknya terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Kajian ini diharapkan menjadi salah satu masukan dalam menyusun kebijakan ekonomi di Provinsi Lampung.

Perekonomian Provinsi Lampung triwulan I-2021 masih terdampak pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi terkontraksi -2,10 persen (y-on-y). Namun kontraksi ini tidak sedalam pada triwulan IV-2020 dimana perekonomian Lampung terkontraksi -2,26 persen (y-on-y). Hal ini mengindikasikan perbaikan kondisi ekonomi yang perlahan bangkit. Meski demikian, realisasi pertumbuhan ini jauh lebih rendah dari capaian triwulan I-2020 yaitu 1,74 persen (y-on-y). Kontraksi perekonomian Lampung juga tercatat paling dalam di Sumatera (-0,86 persen) dan jauh lebih dalam daripada kontraksi perekonomian nasional sebesar -0,74 persen (y-on-y). Dari sisi penawaran sumber utama kontraksi adalah sektor transportasi dan pergudangan, sedangkan dari sisi permintaan adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Tekanan inflasi pada triwulan ini cukup rendah yaitu 0,70 persen (year-to-date) karena daya beli masyarakat belum pulih. Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga diantaranya cabai merah. Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Lampung juga kian membaik ditandai dengan turunnya Tingkat Pengangguran Terbuka menjad 4,54 persen. Penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 juga telah berkurang sebanyak 315,6 ribu orang dibanding periode Agustus 2020.

Kebijakan fiskal pemerintah melalui APBN dan APBD belum optimal menstimulus perekonomian Lampung. Pengeluaran pemerintah justru menyumbang -0,2 persen kontraksi pertumbuhan ekonomi Lampung. Belanja APBN baru terealisasi 21,2 persen dari pagu. Sementara APBD lingkup Provinsi Lampung secara agregat mencatatkan surplus 1,80 triliun sampai triwulan I 2021 dengan rincian realisasi pendapatan sebesar 4,8 triliun dan belanja sebesar 3,08 triliun.

(3)

Program Smart Village sebagai salah satu program unggulan Provinsi Lampung dipilih dalam berita fiskal regional. Program ini diharapkan makin memberdayakan masyarakat desa, meningkatkan usaha kreatif di perdesaan berbasis teknologi digital, serta membuka jaringan pemasaran UMKM di desa. Selain itu dibahas pula upaya Pemerintah Provinsi Lampung dalam program pemulihan ekonomi nasional dengan mendorong pertumbuhan sektor potensial unggulan, yaitu pertanian dan pariwisata. Akhirnya kami berharap kajian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 10 Mei 2021 Kepala Kantor Wilayah,

(4)

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………. i

Daftar isi………..……... iii

Daftar Grafik……….. iv

Daftar Tabel………... vi

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ……….……….. 1

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)………...…… 1

B. Inflasi………. 3

C. Indikator Kesejahteraan………...…… 4

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ………. 5

A. Pendapatan Negara………...…. 6

B. Belanja Negara………... 9

C. Prognosis Realisasi APBN………...… 12

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ……….. 13

A. Pendapatan Daerah………...…. 14

B. Belanja Daerah………...…. 16

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2020…....… 17

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ………... 18

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian…………...……….. 18

B. Pendapatan Konsolidasian………... 18

C. Belanja Konsolidasian………...… 20

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional.... 21

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ………..………... 22 A. Program Smart Village Provinsi Lampung ... ....

B. Percepat PEN akibat pandemi Covid-19, Menkop dan UKM dukung Program Gubernur Lampung …...

22

(5)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (yoy),

2017-2020 ...………... 1

Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (q-to-q), 2017-2020……….. 2

Grafik 1.3. Inflasi Bulanan Bandar Lampung, Metro, dan Gabungan (m-to-m), Januari-September 2020 ………..… 3

Grafik 1.4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Lampung, 2018 - 2020 ……….. 4

Grafik 2.1. Perkembangan PPh (Miliar Rupiah) ………...… 6

Grafik 2.2. Perkembangan PPN (Miliar Rupiah) ... 7

Grafik 2.3. Perkembangan PPnBM (Miliar Rupiah) ..……….. 7

Grafik 2.4. Perkembangan Penerimaan Cukai (Juta Rupiah) ……….. 8

Grafik 2.5. Perkembangan PNBP Triwulan III 2017 - 2020 (Miliar Rupiah).. 8

Grafik 2.6. Perbandingan Realisasi Belanja 2019-2021 (Miliar Rupiah).... 9

Grafik 3.1. Realisasi PAD Lingkup Provinsi Lampung triwulan I tahun 2019 - 2021 (Miliar Rupiah) ...………….. 14

Grafik 3.2. Realisasi Dana Transfer Lingkup Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2019 - 2021 (Miliar Rupiah) ...………….. 15

Grafik 3.3. Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah Pemda Prov Lampung TA 2019 - 2021 ………..…….. 15

Grafik 3.4. Realisasi Belanja Pegawai, Barang & Jasa, dan Modal Triwulan I 2021 (Miliar Rupiah) ...……….. 15

Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Lampung Triwulan I 2019 - 2021 (Miliar Rupiah) ... 18

Grafik 4.2. Perbandingan Pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Pendapatan Konsolidasian Provinsi Lampung Triwulan I 2020 ...………. 19

Grafik 4.3. Perbandingan Pendapatan Konsolidasian Provinsi Lampung Triwulan I 2019 - 2021 (Milyar Rupiah) 19 Grafik 4.4. Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian Provinsi Lampung Triwulan I 2021 ... 20

(6)

v

Grafik 4.5. Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Lampung Triwulan I 2019 - 2021………….………....……… 21

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBD Lampung 2020 … 1 Tabel 1.2. Andil dan Tingkat Inflasi (m-to-m) Gabungan Juli-September

2020 ………... 3

Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung (Miliar Rupiah), ...…. 5 Tabel 2.2. Penerimaan PNBP Kontribusi Terbesar di Provinsi Lampung .. 9 Tabel 2.3. Alokasi Pagu dan Realisasi TKDD 2019 - 2021 (Miliar Rupiah) 10 Tabel 2.4. Pagu dan Realisasi Satker BLU (Miliar Rupiah) …..………... 11 Tabel 2.5. Penyaluran Kredit Program/ KUR Tahun 2019 - 2021 (Miliar

Rupiah) …..…...……... 11 Tabel 2.6. Perkiraan Realisasi APBN Provinsi Lampung 2021 (Miliar

Rupiah) …..…...……... 12 Tabel 3.1. APBD Lingkup Provinsi Lampung s.d Triwulan I Tahun 2019 -

2021 (Miliar Rupiah) ...………….. 12 Tabel 3.2. Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja

Modal Lingkup Pemda Lampung TA 2020 dan 2021 ... 16 Tabel 3.3. Proyeksi Realisasi APBD lingkup Pemerintah Daerah

Lampung s.d triwulan IV 2021 ... 17 Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah

Provinsi Lampung Triwulan I 2019 - 2020 (Milyar Rupiah) ... 18 Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di

Wilayah Provinsi Lampung Triwulan I 2019 - 2021... 19 Tabel 4.3. Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah

Provinsi Lampung Triwulan I 2021 ...…….……….... 21 Tabel 5.1. Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional Provinsi

(8)

RP4,8 T

BELANJA

Pendapatan

4,8 T

INFLASI

Jan Feb Mar

0.8 0.6 0.4 0.2 0 -0.2 Nasional

PERKEMBANGAN EKONOMI

REGIONAL

KONSOLIDASIAN

(APBN & APBD)

APBN

2021

2,798 T

Naik 11,94% dibanding tahun 2020 Naik 35,87% dibanding tahun 2019

Naik 6,89% dibanding tahun 2020 Naik 29,32% dibanding tahun 2019

Naik 2,96% dibanding tahun 2020 Naik 24,22% dibanding tahun 2019

Total Pagu Belanja sebesar 31,92 T Total Realisasi Belanja s.d Triwulan I Tahun 2021 sebesar 6,78 T

Program Smart Village Lampung

Percepat PEN akibat pandemi

Covid-19, Menkop dan UKM

dukung Program Gubernur

Lampung

APBD

PENDAPATAN

2019 2020 RP5,7 T RP5,9 T 2019 2020 2021 RP3,07 T RP3,41 T RP3,08 T

SURPLUS/DEFISIT

surplus

1,8 T

Belanja

3,08 T

2019 2020 2021 RP2,69 T RP2,57 T RP1,80 T

PENERIMAAN

NEGARA

RP7,7 T RP1,88 T Target Penerimaan Realisasi Penerimaan s.d Triwulan I 2021

BELANJA NEGARA

RP21,59 T RP10,34 T RP4,76 T RP2,02 T s.d Triwulan I 2021

PENDAPATAN NEGARA

BELANJA NEGARA

6,1 T

DEFISIT

3,301 T

DEFISIT

atau sebesar -20,1% 4,91 T PAGU REALISASI

KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN I TAHUN 2021

LAMPUNG

PERTUMBUHAN

EKONOMI

-2,10

(y-on-y) Kontraksi terdalam di Sumatera Sumber Kontraksi: Transportasi dan pergudangan (0,79%) Konsumsi sektor rumah tangga (-2,42%) Pengeluaran Pemerintah (-0,20%)

KETENAGAKERJAAN

TPT 4,54%

=209,91 ribu (turun 15,92 ribu)

TPT kedua terendah di Sumatra Mayoritas penduduk bekerja pada sektor informal (71,96%)

Lampung 0,26 0,76 0,14 -0.2 0,1 0,08

(9)

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

Provinsi Lampung masih melanjutkan upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Di tahun 2021 perekonomian diharapkan tumbuh positif seiring stimulus fiskal yang diberikan pemerintah pusat dan daerah. Untuk itu, kebijakan pembangunan dan keuangan Provinsi Lampung tahun 2021 diarahkan untuk “meningkatkan kualitas SDM dan penguatan infrastruktur dalam rangka pemulihan ekonomi dan sosial masyarakat menuju Lampung Berjaya”.

Perekonomian Lampung di tahun 2021 diproyeksikan meningkat didorong peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat. Dukungan kinerja investasi yang terus tumbuh positif juga diharapkan makin meningkatkan geliat perekonomian di Provinsi Lampung.

A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Pandemi Covid-19 masih berdampak pada perekonomian Lampung di kuartal 1-2021. PDRB Provinsi Lampung yang dihitung atas dasar harga berlaku mencapai Rp88,39 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp59,11 triliun. Perekonomian Lampung masih terkontraksi -2.10 persen (y-on-y), melemah dibandingkan triwulan I tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,74 persen. Pada periode ini, Provinsi Lampung tercatat mengalami kontraksi terdalam di wilayah Sumatera yang secara rata-rata terkontraksi -0.86 persen dan jauh lebih dalam dari nasional -0.74 persen. Hal ini perlu menjadi perhatian agar Provinsi Lampung dapat terus meningkatkan kinerja perekonomian pada periode selanjutnya.

Struktur perekonomian Provinsi Lampung menurut lapangan usaha masih didominasi 3 lapangan usaha utama, yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (29,15 persen); industri pengolahan (19,23 persen); dan Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (11,43 persen). Lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan menjadi sumber utama kontraksi pertumbuhan terdalam yaitu 0,79 persen. Sektor ini terdampak besar kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat selama pandemi Covid-19 yang berakibat turunnya balas jasa angkutan darat (-45,82

Tabel 1.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBD Lampung 2021

No. Uraian Target Capaian Q1

1 Pertumbuhan Ekonomi 5.0-5,7% -2.10% 2 Inflasi 3 ± 1% 0.70% 3 TPT 4-5% 4.54 % 4 Pendapatan perkapita Rp.44-45 juta - 5 Penduduk miskin 11.5-12.1% - 6 IPM 70.86 - 7 Indeks Gini 0,32-0.33 -

(10)

2 persen y-ony), penurunan jumlah penumpang kereta api (-76,71 persen), dan penurunan jumlah penumpang pesawat (-81,49 persen y-on-y). Tiga sector utama yaitu pertanian terkontraksi 1,73 persen (y-on-y), industri pengolahan tumbuh 0,02 persen (y-on-y) dan PBE Reparasi, mobil dan motor terkontraksi 5,93 persen (y-on-y).

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (y-o-y), 2017-2021

Sumber: BPS Provinsi Lampung

Sementara itu, dari sisi permintaan, sumber utama kontraksi pertumbuhan adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar -2.42 persen dan pengeluaran pemerintah -0.20 persen karena turunnya realisasi belanja pegawai dan belanja barang pada APBD dan APBN. Adapun komponen lainnya tumbuh positif dan berhasil menahan laju kontraksi sebesar 0.53 persen. Ekspor tumbuh 12,6 persen (y-on-y) dan PMTB tumbuh 1,22 persen (y-on-y). Struktur PDRB Provinsi Lampung masih didominasi konsumsi Rumah Tangga (63,76 persen dari PDRB). Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerintah perlu terus mendorong peningkatan daya beli masyarakat dan mempercepat penyerapan APBN maupun APBD.

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (q-to-q), 2017-2021

Sumber: BPS Provinsi Lampung

5.12 5.03 5.2 5.3 5.09 5.35 5.19 5.38 5.21 5.61 5.16 5.07 1.73 -3.57 -2.41 -2.26 -2.1 5.01 5.01 5.06 5.19 5.06 5.27 5.17 5.18 5.07 5.05 5.02 4.97 2.97 -5.32 -3.49 -2.19 -0.74 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2017 2018 2019 2020 2021 Lampung Nasional 6.62 4.27 3.52 -8.5 6.42 4.52 3.36 -8.34 6.22 4.92 2.92 -8.42 2.88 -0.55 4.16 -8.28 3.04 -0.3 4.013.19 -1.7 0.41 4.21 3.09 -1.69 -0.52 4.2 3.06 -1.74 -2.41 -4.19 5.05 -0.42 -0.96 -10 -5 0 5 10 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2017 2018 2019 2020 2021 Lampung Nasional

(11)

Apabila dibandingkan kuartal empat tahun 2020 (q-to-q), pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan I 2021 tumbuh cukup baik sebesar 3.04 persen, lebih tinggi dari capaian triwulan I-2020 sebesar 2.87 persen. Hal ini menunjukkan perekonomian Lampung bergerak lebih baik dibanding triwulan IV-2020. Pertumbuhan pada triwulan ini terutama disumbang oleh sektor pertanian yang tumbuh 18,31 persen (q-to-q) didorong kenaikan produksi tanaman pangan (jagung dan pisang) dan peternakan. Di sisi pengeluaran, komponen PK-RT dan PMTB tumbuh 0.03 persen dan 0.07 persen.

B. INFLASI

Perhitungan inflasi di Provinsi Lampung (Gabungan) dilakukan di dua kota yaitu Bandar Lampung dan Metro. Pada Maret 2021, inflasi tahun kalender (y-to-d) tercatat sebesar 0,70 persen dan inflasi tahunan (y-on-y) 1.75 persen. Tekanan inflasi sampai triwulan I-2021 masih rendah karena belum pulihnya daya beli masyarakat selama pandemi.

Grafik 1.3 Inflasi Bulanan Gabungan Lampung dan Nasional (m-to-m), Januari-Maret 2021

Sumber: BPS Provinsi Lampung

Inflasi gabungan pada Januari 2021 sebesar 0.76 persen (m-to-m) dengan komoditas utama penyumbang inflasi adalah cabe rawit, cabe merah, dan tempe. Sementara di Februari 2021, inflasi gabungan sebesar 0,14 persen (m-to-m) yang disumbang oleh kenaikan beberapa barang kebutuhan seperti cabe rawit (0.084 persen), mobil (0.042 persen), dan bawang merah (0.019 persen). Maret 2021, Lampung mengalami deflasi -0.20 persen didorong turunnya harga beras dan turunnya harga mobil setelah berlakunya kebijakan insentif pajak berupa PPnBM 0% untuk beberapa jenis mobil.

C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

1. Kondisi Ketenagakerjaan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Lampung pada Februari 2021 sebesar 71,73 persen, meningkat 0.14 persen dibanding Februari 2020, dan 1,58

0.26 0.1 0.08 0.76 0.14 -0.2 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

Jan Feb Mar

(12)

4 persen dibanding Agustus 2020. Hal ini mengindikasikan peningkatan presentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di Provinsi Lampung. Penduduk bekerja terutama bekerja pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (45,16 persen). Namun mayoritas penduduk yang bekerja adalah pekerja informal yang mencapai 71,96 persen.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Provinsi Lampung pada periode Februari 2021 turun sebesar 0.13 poin menjadi 4.54 persen dibandingkan Agustus 2020 sebesar 4.67 persen. Jumlah pengangguran di Lampung kini 209,91 ribu orang atau meningkat 15,92 ribu orang dibandingkan posisi Februari 2020. TPT Lampung masih lebih rendah dari nasional (6.26 persen) serta menempati posisi kedua TPT terendah di regional Sumatera, dibawah Bengkulu. Pemerintah daerah perlu melanjutkan dan meningkatkan program kerja yang terbukti menurunkan pengangguran di masa pandemi seperti bantuan permodalan bagi UMKM dan program magang.

Kantong utama pengangguran adalah daerah perkotaan dengan TPT mencapai 8.05 persen, terpaut jauh dengan TPT perdesaan yang hanya sebesar 2.97 persen. Dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, TPT tertinggi adalah lulusan Diploma I/II/III/Unversitas) yang mencapai 8.07 persen. Hal ini karena banyaknya perusahaan yang menyesuaikan jumlah pekerjanya dan tidak menambah pekerja baru selama masa pandemi.

Sementara penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 pada Februari 2021 sebanyak 340,3 ribu orang, turun 315,6 ribu orang dibanding Agustus 2020. Komposisinya adalah11,1 ribu bukan Angkatan Kerja; 21,4 ribu orang menganggur; 27.5 ribu orang sementara tidak bekerja, dan 280,3 ribu orang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid. Dibanding Agustus 2020, jumlah penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 turun 269,3 ribu orang. Hal ini menunjukkan beberapa perusahaan/instansi/lapangan usaha mulai memberlakukan jam kerja normal selama pandemi.

Grafik 1.4 TPT Lampung, 2019-2021

Sumber: BPS Provinsi Lampung 7.48 5.55 5.78 7.58 8.05 2.48 3.37 3.59 3.4 2.97 3.96 4.03 4.28 4.67 4.54 0 2 4 6 8 10

Feb-19 Agt-19 Feb-20 Agt-20 Feb-21 Kota Desa Lampung

(13)

II. PERKEMBANGAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

APBN tahun anggaran 2021 Provinsi Lampung mendapat alokasi belanja negara sebesar Rp31,92 triliun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya baik tahun 2020 maupun tahun 2019 mengalami penurunan, dengan rincian alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp10,34 triliun dan belanja transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp21,58 triliun. Belanja TKDD masih mendominasi yaitu sebesar 67,60 persen sedangkan belanja pemerintah pusat mendapat alokasi sebesar 32,40 persen dari total alokasi belanja negara di Provinsi Lampung.

Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Lampung (dalam miliar rupiah)

Sumber LKBUN Kanwil DJPb Prov. Lampung dan OMSPAN (data diolah)

Realisasi belanja negara pada triwulan I 2021 sebesar Rp6,78 triliun atau 21,25 persen dari total alokasi pagu, sedangkan penerimaan mencapai sebesar Rp1,88 triliun atau

(14)

6

24,18 persen dari target penerimaan. Penerimaan perpajakan masih menjadi sumber utama pendapatan negara di Provinsi Lampung dengan kontribusi sebesar 88,18 persen dari total pendapatan atau sebesar Rp1,66 triliun, sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hanya memberikan kontribusi 11,82 persen yaitu sebesar Rp221,93 miliar. Sementara pada triwulan I 2021 terjadi penurunan angka defisit apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

A. Pendapatan Negara

Penerimaan negara pada triwulan I 2021 di Provinsi Lampung sebesar Rp1,88 triliun, meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2019 maupun tahun 2020 pada periode yang sama, tahun 2019 penerimaan sebesa Rp1,61 triliuan dan tahun 2020 sebesar Rp1,52 triliun. Penerimaan pajak perdagangan internasional yaitu sebesar Rp433,82 miliar mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 32,25 persen apabila dibandingkan tahun 2020 yang hanya mencapai sebesar Rp182,07 miliar, untuk sektor penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah mencapai sebesar Rp221,93 miliar atau 30,71 persen dari target penerimaan PNBP sebesar Rp722,65 miliar, juga mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya baik tahun 2019 maupun 2020.

1. Penerimaaan Perpajakan

Penerimaan perpajakan pada triwulan I 2021 mencapai Rp1,66 tirliun, naik 4,58 persen dibandingkan tahun 2020 pada periode yang sama mencapai Rp1,33 triliun.

a) Pajak Penghasilan (PPh)

Grafik 2.1. Perkembangan PPh (dalam miliar rupiah)

Sumber OMSPAN data diolah

Penerimaan PPh pada triwulan I 2021 sebesar Rp556,34 miliar mengalami penurunan 20,02 persen dibandingkan dengan penerimaan pada triwulan I 2020

(15)

yang telah mencapai Rp695,63 miliar, meskipun secara total penerimaan perpajakan pada triwulan I 2021 terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun 2020 maupun 2019, hal ini sebagai dampak dari adanya wabah virus corona (Covid-19) yang mulai melanda pada awal bulan Maret 2020.

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Grafik 2.2. Perkembangan PPN (dalam miliar rupiah)

Sumber OMSPAN data diolah

Penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) sampai Triwulan I 2021 sebesar Rp623,26 miliar, meningkat 46,53 persen dibandingkan triwulan I 2020 yang mencapai Rp425,36 miliar, peningkatan penerimaan terjadi pada pendapatan PPN dalam negeri yang mencapai Rp622,72 miliar.

c) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Grafik 2.3. Perkembangan PPnBM (dalam miliar rupiah)

Sumber OMSPAN data diolah

Penerimaan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) di Provinsi Lampung pada triwulan I 2021 terjadi penurunan hanya mencapai Rp0,76 miliar, lebih rendah 56,32 persen dari penerimaan triwulan I 2020 yang mencapai Rp1,74 miliar.

(16)

8

d) Penerimaan Cukai

Grafik 2.4. Perkembangan Penerimaan Cukai (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN data diolah

Pendapatan Cukai pada triwulan I 2021 sebesar Rp41,96 juta, naik 47,33 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020 yang mencapai Rp24,48 juta. Penerimaan cukai di Provinsi Lampung meliputi penerimaan cukai tembakau, penerimaan administrasi cukai, cukai ethyl alkohol, dan penerimaan cukai lainnya. 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Grafik 2.5. Perkembangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (dalam miliar rupiah)

Sumber OMSPAN data diolah

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada triwulan I 2021 Provinsi Lampung sebesar Rp221,93 miliar, meningkat 16,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang mencapai sebesar Rp190,69 miliar. Pendapatan biaya pendidikan merupakan kontribusi terbesar dalam penerimaan PNBP baik tahun 2021 maupun tahun sebelumnya tahun 2019 dan 2020, penerimaan PNBP biaya pendidikan triwulan I 2021 mencapai Rp65,31 miliar atau 29,43 persen dari total penerimaan PNBP sebesar Rp221,93 miliar, meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2020

(17)

pada periode yang sama, sedangkan jasa kepelabuhan pada triwulan I 2021 kontribusi kedua dengan penerimaan sebesar Rp12,19 miliar atau 5,49 persen dari total penerimaan PNBP juga meningkat dari penerimaan tahun 2020 pada periode yang sama.

Tabel 2.2 Penerimaan PNBP Kontribusi Terbesar di Provinsi Lampung (dalam miliar rupiah)

JENIS PENERIMAAN PNBP TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021

KONTRIBUSI % KONTRIBUSI % KONTRIBUSI % Pendapatan Biaya Pendidikan 39,13 29,13 50,87 26,68 65,31 29,43 Pendapatan Jasa Kepelabuhan 12,25 9,12 8,76 4,59 12,19 5,49 Pendapatan Jasa Bandar Udara

Kepelabuhan dan Kenavigasian 11,53 8,58 4,18 2,19 3,41 1,54 Pendapatan Peneribitan Surat

STNK 8,01 5,96 9,36 4,91 8,06 3,63

Pendapatan Buku Pemilik

Kendaraan Bermotor 7,46 5,55 9,19 4,82 8,15 3,67

JUMLAH TOTAL PNBP 134,33 190,69 221,93

Sumber OMSPAN data diolah B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Grafik 2.6. Perbandingan Realisasi Belanja 2019-2021 (dalam miliar rupiah)

Sumber LKBUN Kanwil DJPb Prov. Lampung dan OMSPAN (data diolah)

Realisasi belanja pemerintah pusat sampai dengan triwulan I 2021 mencapai Rp2,02 triliun atau 19,52 persen dari total alokasi pagu sebesar Rp10,34 triliun, lebih tinggi 7,95 persen dari realisasi periode yang sama tahun 2020 yang mencapai 17,50 persen dari total alokasi pagu belanja pemerintah pusat sebesar Rp10,69 triliun. Realisasi tertinggi belanja modal 25,79 persen atau sebesar

(18)

10

Rp858,82 miliar dari pagu sebesar Rp3,33 triliun, belanja pegawai 19,37 persen atau sebesar Rp708,72 miliar dari pagu Rp3,66 triliun, belanja barang 13,47 persen atau sebesar Rp448,55 miliar dari pagu sebesar Rp3,33 triliun, sedangkan realisasi terendah belanja bantuan sosial sebesar Rp3,48 miliar atau 13,24 persen dari alokasi pagu sebesar Rp26,26 miliar.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Tabel 2.3. Alokasi Pagu dan Realisasi TKDD 2019 - 2021 (dalam miliar rupiah)

Sumber OMSPAN data diolah

Realisasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) triwulan I 2021 di Provinsi Lampung mencapai sebesar Rp4,76 triliun atau 22,08 persen dari total alokasi pagu sebesar Rp21,58 triliun, sedikit lebih rendah persentase realisasi TKDD dari tahun sebelumnya baik tahun 2019 maupun 2020. Persentase realisasi tertinggi DBH sebesar 53,98 persen atau sebesar Rp256,20 miliar dari alokasi pagu Rp474,65 miliar, DAU realisasi sebesar 27,13 persen atau sebesar Rp3,37 triliun dari alokasi pagu Rp12,41 triliun, DAK Non Fisik dengan realisasi 18,69 persen dari alokasi pagu sebesar Rp4,15 triliun, dan realisasi untuk Dana Desa sebesar 14,96 persen atau sebesar Rp365,19 miliar dari alokasi pagu Rp2,44 triliun, sedangkan DAK Fisik dan DID belum ada realisasinya.

3. Pengelolaan Satker BLU

Satuan kerja pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) di wilayah Provinsi Lampung sebanyak 5 Satker BLU yaitu UIN Raden Intan Bandar Lampung, Baristand Industri Lampung, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Rumah Sakit Bhayangkara Bandar Lampung, dan Universitas Lampung. Total alokasi pagu bersumber dari BLU pada tahun 2021 sebesar Rp450,41 miliar, terjadi kenaikan 27,45 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2020 dengan alokasi pagu

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi DBH 548,95 78,98 590,55 76,50 474,65 256,20 DAU 13.361,96 4.432,10 13.554,95 4.352,41 12.413,07 3.367,12 DAK Fisik 2.020,67 - 2.261,65 - 1.821,13 -DAK Non Fisik 4.149,78 394,76 4.161,97 574,65 4.153,92 776,41 DID 203,18 88,21 404,58 - 276,39 -Dana Desa 2.427,11 288,90 2.454,05 333,54 2.441,16 365,19

JUMLAH TOTAL 22.711,67 5.282,95 23.427,76 5.337,10 21.580,33 4.764,92

(19)

sebesar Rp353,41 miliar, Universitas Lampung mendapat alokasi pagu tertinggi yaitu sebesar Rp254,13 miliar, dan UIN Radin Intan Bandar Lampung sebesar Rp131,50 miliar, sedangkan terkecil yaitu Baristand Industri Lampung Rp7,23 miliar.

Tabel 2.4. Pagu dan Realisasi Satker BLU (dalam miliar rupiah)

Sumber OMSPAN data diolah

Total realisasi sampai dengan triwulan I 2021 sebesar Rp20,43 miliar, lebih rendah 16,87 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2020 pada periode yang sama yang mencapai sebesar Rp24,58 miliar. Persentase realisasi tertinggi Rumah Sakit Bhayangkara Bandar Lampung mencapai 16,05 persen atau sebesar Rp3,27 miliar dari alokasi pagu sebesar Rp20,38 miliar, sedangkan terkecil Universitas Lampung 3,10 persen atau sebesar Rp7,88 miliar dari alokasi pagu sebesar Rp254,13 miliar.

4. Manajemen Investasi Pusat.

Pemerintah Pusat menggunakan instrumen pembiayaan berupa Kredit Program dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Usaha Mikro (UMi), KUR terdapat 4 skema yaitu kecil, mikro, supermi, dan TKI (tenaga kerja Indonesia)

Tabel 2.5. Penyaluran Kredit Program/ KUR Tahun 2019 - 2021 (dalam miliar rupiah)

Sumber aplikasi SIKP data diolah

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

UIN Raden Intan Bandar Lampung 135,98 - 86,28 16,98 131,50 5,90 Baristand Industri Lampung 7,40 0,22 7,41 0,28 7,23 0,45 Poltekes Tanjungkarang 34,38 1,73 37,70 3,24 37,18 2,93 Rumkit Bhayangkara Bandar Lampung 14,31 - 8,57 4,08 20,38 3,27 Universitas Lampung 362,53 - 213,45 - 254,13 7,88 JUMLAH TOTAL 554,61 1,95 353,41 24,58 450,41 20,43

Satker BLU TA. 2019 TA. 2020 TA. 2021

Debitur Jml Penyaluran Debitur Jml Penyaluran Debitur Jml Penyaluran

KECIL 2.383 297,71 2.092 335,94 2.768 449,47 MIKRO 36.311 696,63 47.581 1.122,59 42.956 1.221,03 SUPERMI - - - - 6.396 57,86 TKI 1.050 16,50 1.633 26,69 92 1,34 UMI 4.785 21,04 3.822 16,99 4.827 23,34 JUMLAH TOTAL 44.529 1.031,87 55.128 1.502,21 57.039 1.753,03

NAMA SKEMA KUR/ KREDIT PROGRAM

(20)

12

Realisasi penyaluran kredit program/ KUR sampai dengan triwulan I 2021 di Provinsi Lampung sebesar Rp1,75 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 57.039 debitur, lebih besar apabila dibandingkan dengan periode yang sama baik tahun 2020 sebesar Rp1,50 triliun dengan debitur 55.128 orang maupun tahun 2019 dengan penyaluran sebesar Rp1,03 triliun jumlah debitur 44.529. Skema Mikro jumlah penyaluran terbesar yaitu Rp1,22 triliun dengan jumlah debitur 42.956, sedangkan penyaluran terkecil yaitu skema TKI sebesar Rp1,34 miliar dengan jumlah debitur 92 orang.

C. Prognosis Realisasi APBN

Tabel 2.6 Perkiraan Realisasi APBN Provinsi Lampung 2021 (dalam miliar rupiah)

Sumber OMSPAN data diolah

Prognosis realisasi triwulan II sampai IV 2021, menggunakan tren realisasi APBN yang terjadi mulai 2012 sampai dengan 2020. Perkiraan pendapatan negara sampai akhir triwulan IV 2021 kemungkinan besar hanya mencapai 83,75 persen. Pendapatan negara diperkirakan menurun 9,48 persen di dorong oleh penurunan pendapatan pajak sebagai dampak dari COVID-19 yang belum pulih., penerimaan perpajakan diperkirakan sebesar 77,18 persen sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar 147,79 persen terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020, dari sisi pengeluaran realisasi belanja negara diperkirakan mencapai sebesar 96,12 persen mengalami penurunan sebesar 1,16 persen dibandingkan dengan tahun 2020, sedangkan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) diperkirakan akan terealisasi sebesar 97,21 persen mengalami penurunan sebesar 1,13 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2020 yang mencapai sebesar 99,01 persen.

Pagu TA 2021

Rp Rp % Rp %

PENDAPATAN NEGARA 7.769,45 1.878,33 24,18% 6.506,65 83,75% Penerimaan Perpajakan 7.046,80 1.656,40 23,51% 5.438,64 77,18% Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 722,65 221,93 30,71% 1.068,01 147,79% BELANJA NEGARA 31.924,83 6.784,49 21,25% 30.687,24 96,12% Belanja Pegawai 3.658,86 708,72 19,37% 3.571,71 97,62% Belanja Barang 3.328,75 448,55 13,47% 3.007,75 90,36% Belanja Modal 3.330,64 858,82 25,79% 3.103,83 93,19% Belanja Bansos 26,26 3,48 13,24% 25,53 97,20% Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) 21.580,33 4.764,92 22,08% 20.978,43 97,21% Defisit/Surplus (24.155,38) (4.906,16) (24.180,59) URAIAN Realisasi Triwulan I TA 2021 Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV TA 2021

(21)

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Realisasi Pendapatan APBD sampai dengan Triwulan I tahun 2021 adalah sebesar Rp4.882 milyar turun dibanding dengan triwulan I tahun 2020 sebesar Rp5.983 milyar dan 2019 sebesar Rp5.770 milyar, sedangkan realisasi Belanja sampai dengan Triwulan I tahun 2020 adalah sebesar Rp3.082 milyar turun dibanding dengan triwulan I tahun 2020 sebesar Rp3.402 milyar, namun naik dibanding tahun 2019 sebesar Rp3.079 milyar

Tabel 3.1. APBD Lingkup Provinsi Lampung s.d Triwulan I Tahun 2019 - 2021 (dalam milyar rupiah)

Uraian 2019 2020 2021

PAGU REAL % PAGU REAL % PAGU REAL % PENDAPATAN DAERAH 30,965 5,770 19 30,021 5,983 20 30,770 4,882 16

Pendapatan Asli Daerah 5,710 444 8 5,893 984 17 6,211 815 13

Pajak Daerah 3,775 289 8 3,772 716 19 4,065 628 15

Retribusi Daerah 130 19 14 177 24 14 115 16 14

Hasil Pengel Kek. Daerah yang Dipisahkan 103 4 4 132 90 68 294 85 29 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 1,702 131 8 1,813 154 9 1,736 86 5 Pendapatan Transfer 23,566 5,249 22 22,282 4,985 22 23,287 4,048 17 Transfer Pemerintah Pusat 21,489 5,049 23 20,929 4,749 23 22,048 3,853 17

Transfer Antar Daerah 2,078 200 10 1,353 236 17 1,238 195 16

Pendapatan Bagi Hasil 1,962 200 10 1,299 236 18 0 0 -

Bantuan Keuangan 116 0 0 54 0 0 0 0 -

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 1,689 77 5 1,846 14 1 1,272 20 2

Hibah 946 44 5 1,133 13 1 381 8 2

Lain-lain Pendapatan 743 33 4 714 1 0 892 12 1

BELANJA DAERAH 31,504 3,079 10 31,532 3,409 11 31,137 3,082 10 Belanja Operasi 20,782 2,623 13 21,609 2,767 13 22,022 2,368 11 Belanja Pegawai 12,073 1,817 15 12,271 1,967 16 11,682 1,735 15

Belanja Barang dan Jasa 6,732 525 8 6,929 582 8 7,718 567 7

Belanja Bunga 61 13 22 44 15 34 68 15 22

Belanja Subsidi 22 0 0 1 1 50 2 0 23

Belanja Hibah 1,799 263 15 2,303 200 9 2,415 46 2

Belanja Bantuan Sosial 96 4 4 60 3 5 137 6 4

Belanja Modal 5,870 140 2 4,392 151 3 3,963 228 6

Belanja Modal 5,870 140 2 4,392 151 3 3,963 228 6

Belanja Tidak Terduga 36 1 2 558 7 1 157 16 10

Belanja Tidak Terduga 36 1 2 558 7 1 157 16 10

Belanja Transfer 4,816 315 7 4,973 483 10 4,995 470 9

Belanja Bagi Hasil 1,321 263 20 1,337 217 16 1,404 368 26

Belanja Bantuan Keuangan 3,495 52 1 3,636 266 7 3,591 102 3

SURPLUS/(DEFISIT) -539 2,691 -500 -1,510 2,574 -170 -366 1,801 -491 Sumber : LRA TA 2019, 2020, 2021 Pemda Lingkup Prov. Lampung

Komposisi Pendapatan Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung masih didominasi pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat, pada Triwulan I Tahun 2021 realisasi dana transfer mencapai Rp4.048 milyar (89.91 persen dari total pendapatan).

(22)

14

Surplus APBD triwulan I Tahun 2021 lingkup Provinsi Lampung menurun Rp1.725 milyar dibanding triwulan I tahun 2020 sebesar Rp2.574 milyar. Penurunan tersebut disebabkan realisasi dana transfer dan lain-lain pendapatan yang sah lebih rendah dibanding dengan realisasi triwulan I 2020, sementara realisasi belanja juga meningkat dibanding realisasi triwulan I tahun 2020.

A. Pendapatan Daerah

Realisasi Pendapatan Daerah lingkup Provinsi Lampung triwulan I tahun 2021 mencapai Rp4.882 milyar, terdiri dari Pendapatan Asli Daerah Rp815 milyar, Pendapatan Transfer Rp4.048 milyar dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah Rp20 milyar.

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Realisasi PAD triwulan I tahun 2021 Rp815 milyar pada periode yang sama turun dibanding tahun 2020 Rp984 milyar, namun naik jika dibanding tahun 2019 Rp444 milyar. Penurunan tersebut karena realisasi penerimaan pajak, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah rata mengalami penurunan dibanding realisasi triwulan I tahun 2020.

Grafik 3.1. Realisasi PAD Lingkup Provinsi Lampung triwulan I tahun 2019 - 2021 (dalam milyar rupiah)

Sumber : LRA lingkup Pemda Lampung 2019 sd 2021

2. Pendapatan Transfer

Pendapatan transfer terdiri dari Transfer Pemerintah Pusat dan Transfer Antar Daerah, realisasi Pendapatan Transfer sampai dengan triwulan I Rp4.048 milyar lebih rendah daripada periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp4.985 milyar, sedangkan tahun 2019 sebesar Rp5.249 milyar. Komposisi Pendapat transfer pada triwulan I tahun 2021 adalah Transfer Pemerintah Pusat sebesar Rp3.853

(23)

milyar, sedangkan Transfer Antar Daerah sebesar Rp195 milyar. Kontribusi Pendapatan Transfer terhadap pendapatan daerah di wilayah Provinsi Lampung untuk triwulan I tahun 2021 sebesar 82.91 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah daerah masih sangat bergantung kepada dana transfer dalam mendanai APBD-nya.

Grafik 3.2. Realisasi Dana Transfer Lingkup Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2019 - 2021 (dalam milyar rupiah)

Sumber : LRA Pemda Lingkup Provinsi Lampung TA 2019 s.d 2021

3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah pada triwulan I adalah Rp20 milyar, meningkat dibanding periode yang sama tahun 2020 Rp14 milyar, dan menurun jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp77 milyar. Lain-lain pendapatan Daerah yang Sah pada triwulan I tahun 2021 terdiri dari Hibah Rp8 milyar dan lain-lain pendapatan Rp12 milyar.

Grafik 3.3 Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah Pemda Prov Lampung TA 2019 - 2021 (dalam milyar rupiah)

Sumber : LRA Pemda Lingkup Provinsi Lampung TA 2019 s.d 2021 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Hibah Lain-lain Pendapatan

(24)

16 B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang. Dan Belanja Modal

Realisasi Belanja Pegawai pada triwulan I sebesar Rp1.735 milyar, dibanding periode yang sama tahun 2020 menurun yaitusebesar Rp1.967 milyar dan tahun 2019 sebesar Rp1.817 milyar, sedangkan Belanja Barang sebesar Rp567 milyar turun dibanding tahun 2020 sebesar Rp582 milyar, naik dibanding tahun 2019 sebesar Rp525 milyar, untuk realisasi belanja modal triwulan I Tahun 2021 sebesar Rp228 milyar, naik dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp151 milyar, dan tahun 2019 sebesar Rp140 milyar. Prosentase realisasi Belanja Pegawai 14.85% dan Belanja Barang 7.34% menurun dibanding tahun 2020, sedangkan Belanja Modal 5.74% naik dibanding tahun 2020 2.96%

Tabel 3.2. Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal Lingkup Pemda Lampung TA 2020 dan 2021

Jenis Belanja

Realisasi sd Triwulan I

2020 2021

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

Belanja Pegawai 11,383,369,048,428 1,840,108,781,007 16.16 11,681,879,793,919 1,735,116,937,223 14.85 Belanja Barang 7,089,872,294,046 581,782,921,125 8.21 7,717,743,288,897 566,602,725,253 7.34 Belanj Modal 5,110,240,280,816 151,144,238,559 2.96 3,963,176,520,273 227,545,429,685 5.74

Sumber : LRA Pemda Lingkup Provinsi Lampung TA 2020 s.d 2021

Sampai dengan triwulan I tahun 2021 pada lingkup Pemerintah Daerah Lampung tingkat serapan tertinggi adalah Pemerintah Provinsi Lampung disusul Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.

Grafik 3.4. Realisasi Belanja Pegawai, Barang & Jasa, dan Modal Triwulan I 2021 (dalam milyar rupiah)

Sumber : LRA Pemda Lingkup Provinsi Lampung TA 2021

P ro vi ns i L a m p un g La m pu n g B a ra t T an gg a m us La m pu n g S e la ta n La m pu n g T im ur La m pu n g T e ng a h La m pu n g U ta ra W a y K an an T ul a ng B aw a n g P es aw a ra n P rin gs e w u T ul a ng B aw a n g B ar at Mes u ji P es is ir B a ra t B an da r L am p u ng M et ro

Belanja Pegawai Belanja Barang dan jasa Belanja Modal 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0

(25)

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Secara agregat APBD lingkup Provinsi Lampung dialokasikan untuk membiayai 49 urusan. Urusan Pendidikan mendapatkan alokasi tinggi yaitu 29.55 persen, berikutnya adalah Urusan Keuangan 20.61 persen, Urusan Kesehatan 13.65 persen, Urusan Pekerjaan Umum 11.27 persen. Sedangkan urusan Pertanian dialokasikan 1.76 persen dari total APBD. Dilihat dari alokasi anggaran berdasarkan klasifikasi urusan, kebijakan Pemerintah Daerah lebih menitik beratkan pada pelayanan masyarakat, pembangunan sumber daya manusia melalui Pendidikan, Kesehatan, dan Pembangunan infrastruktur untuk menunjang perekonomian di wilayah provinsi Lampung.

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2021

Untuk memproyeksikan realisasi APBD dihitung dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, perkembangan indikator ekonomi makro dan kebijakan fiskal yang telah, sedang dan akan dilaksanakan. Adapun proyeksi realisasi APBD sampai dengan triwulan IV TA 2021 dengan memperhitungkan rata-rata persentase penambahan realisasi dari triwulan I hingga akhir tahun sejak tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3. Proyeksi Realisasi APBD lingkup Pemerintah Daerah Lampung s.d triwulan IV 2021 Uraian Pagu 2021 Realisasi tw 1 % Perkiraan real tw 4 % PENDAPATAN 30,770,063,556,880 4,882,126,402,659 15.87 28,877,704,648,132 93.85 PAD 6,210,950,963,084 814,526,471,946 13.11 5,828,977,478,854 85.24 Dana Perimbangan 23,286,724,942,330 4,047,726,077,696 17.38 21,854,591,358,377 89.15 Lain2 PYS 1,272,387,651,466 19,873,853,017 1.56 1,194,135,810,901 121.97 BELANJA 31,136,555,962,427 3,081,580,063,711 9.90 29,221,657,770,738 89.68 Belanja Pegawai 8,634,617,527,621 1,310,829,604,498 15.18 8,103,588,549,672 102.36 Belanja Barang 7,717,743,288,897 566,602,725,253 7.34 7,243,102,076,630 89.85 Belanja Modal 3,963,176,520,273 227,545,429,685 5.74 3,719,441,164,276 80.41 Belanja Lainnya 10,821,018,625,636 976,602,304,275 9.03 10,155,525,980,159 83.00 Surplus/Defisit -366,492,405,547 1,800,546,338,948 -343,953,122,606

Sumber : LRA Pemda Lingkup Provinsi Lampung TA 2021

Realisasi pendapatan sampai dengan triwulan IV Tahun 2021 diperkirakan akan tercapai sebesar kurang lebih Rp28.878 milyar, sedangkan Belanja Daerah diperkirakan terealisasi sebesar kurang lebih Rp29.222 milyar

(26)

18

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian dalam periode tertentu. LKPK Tingkat Wilayah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung periode triwulan I tahun 2021 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Lampung Triwulan I 2019 - 2021 (Dalam Milyar Rupiah) Uraian

2021 Konsolidasi

Pusat Daerah Konsolidasi 2020 Kenaikan 2019 2020 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Pendapatan Negara 1.878,33 5.467,64 2.798,48 11,94% 35,87% 2.500,03 2.059,73 Pendapatan Perpajakan 1.656,40 659,55 2.315,95 13,02% 30,87% 2.049,17 1.769,66 Pendapatan Bukan Pajak 221,93 260,68 482,53 7,02% 66,35% 450,86 290,07 Hibah 0,00 19,07 0,00 0,00% -100,00% 0,00 0,58 Transfer 0,00 4.528,34 0,00 0,00% -100,00% 0,00 0,10 Belanja Negara 6.784,49 3.863,04 6.100,04 6,89% 29,32% 5.706,76 4.716,86 Belanja Pemerintah 2.019,57 3.550,26 5.569,82 16,20% 22,57% 4.793,20 4.544,35 Transfer 4.764,92 312,79 530,22 -41,96% 207,36% 913,57 172,51 Surplus(Defisit) -4.906,16 1.604,60 -3.301,56 2,96% 24,25% -3.206,73 -2.657,12 Pembiayaan -53,07 -53,07 84,72% -530,61% -28,73 12,32 Penerimaan Pembiayaan Daerah 41,45 41,45 -4,40% -57,97% 43,36 98,63 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 94,52 94,52 31,12% 9,52% 72,09 86,30 Sisa Lebih (Kurang)

Pembiayaan Anggaran -4.906,16 1.551,53 -3.354,63 3,68% 26,84% -3.235,46 -2.644,80

Sumber: LKPK-TW Kanwil DJPb Provinsi Lampung Triwulan I Tahun 2020 (Per 30 April 2021)

B. Pendapatan Konsolidasian

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konslidasian di Provinsi Lampung Triwulan I 2019 - 2021 (Dalam Milyar Rupiah)

Grafik 4.1 Pendapatan Konsolidasian triwulan I 2021 adalah Rp2,798 triliun yang meliputi Pendapatan Perpajakan Rp2,315 triliun, dan Pendapatan Bukan Pajak Rp482,53 milyar. Pendapatan perpajakan dan pendapatan bukan pajak konsolidasian triwulan I 2021 dibandingkan dengan triwulan I 2020 naik 13,02

2.315,95 482,53 2.049,17 450,86 1.769,66 290,07 0,58 0,10 Pendapatan Perpajakan Pendapatan Bukan Pajak Hibah Transfer 2021 2020 2019

(27)

persen dan 7,02 persen dan jika dibandingkan dengan triwulan I 2019 terjadi kenaikan 30,87 persen dan 66,35 persen.

Grafik 4.2 Perbandingan Pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Pendapatan Konsolidasian Provinsi LampungTriwulan I 2020 (Dalam Milyar Rupiah)

Grafik 4.2 terlihat bahwa pendapatan perpajakan pemerintah pusat sebesar Rp1,656 triliun sedangkan untuk pemerintah daerah sebesar Rp659,55 miliar. Pendapatan Bukan Pajak pemerintah daerah sebesar Rp260,68 milyar lebih tinggi dibandingkan dengan pemerintah pusat yang hanya sebesar Rp221,93 milyar. Dari Total pendapatan triwulan I 2021 terlihat bahwa pendapatan daerah provinsi lampung sebesar Rp5,467 triliun lebih besar dibandingkan dengan pendapatan pemerintah pusat sebesar Rp1,878 triliun.

2. Analisis Perubahan

Grafik 4.3 Perbandingan Pendapatan Konsolidasian Provinsi Lampung Triwulan I 2019 - 2021 (Dalam Milyar Rupiah)

Pendapatan Konsolidasian triwulan I 2021 dibandingkan triwulan I 2020 dan 2019 naik 11,94 persen dan 35,87 persen. Kenaikan tersebut terjadi akibat meningkatnya penerimaan perpajakan dan pendapatan bukan pajak pada triwulan I 2021 yang mencapai Rp2,315 trilyun dan Rp482,53 milyar.

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan realisasi pendapatan konsolidasian.

Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi Lampung Triwulan I 2019 - 2021 (Dalam Milyar Rupiah)

Uraian Realisasi Kenaikan Realisasi Kenaikan Realisasi 2019 2020 2021 Kenaikan Penerimaan Perpajakan 1.769,66 -17,54% 2.049,17 15,79 2.315,95 13,02 PNBP 290,07 -95,15% 450,86 55,43 482,53 7,02 Total 2.059,73 2.500,03 2.798,48 PDRB/Pertu. Ekonomi 87,19T 5,18% 90,40T 1,73% 88,39T -2,27%

Sumber: BPS Lampung dan LKPK Kanwil DJPb Provinsi Lampung

Berdasarkan data tersebut, di Provinsi Lampung terjadi peningkatan penerimaan perpajakan dan PNBP namun disisi lain pertumbuhan ekonomi

1.878,33 1.656,40 221,93 5.467,64 659,55 260,68 19,07 4.528,34 Pendapatan Negara Pendapatan Perpajakan Pendapatan Bukan Pajak Hibah Transfer Pempus Pemda 2.798,48 2.500,03 2.059,73 Pendapatan Negara 2021 2020 2019

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi Lampung

(28)

20

Provinsi Lampung di triwulan I 2021 mengalami kontraksi sebesar 2,27 persen berbeda bila dibandingkan dengan triwulan I 2020 dan 2019 yang mengalami pertumbuhan positif 1,73 persen dan 5,18 persen. Kontraksi pertumbuhan ekonomi triwulan I 2021 tidak terlepas dari dampak negatif Covid-19 yang menyebabkan banyak pembatasan di pergerakan orang dan pergerakan barang sehingga ikut menghambat produksi, dan distribusi dunia usaha. Dari sisi produksi (y-on-y), kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 14,49 persen. Dari sisi pengeluaran (y-on-y), kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 3,89 persen.

C. Belanja Konsolidasian

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Grafik 4.4 Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian Provinsi Lampung Triwulan I 2021 (Dalam Milyar Rupiah)

Secara agregat belanja dan transfer konsolidasian triwulan I 2021 meningkat dibanding periode triwulan I 2020 dan 2019 sebesar 6,89 persen dan 29,32 persen. Berdasarkan jenis belanja

konsolidasian belanja operasional masih didominasi oleh belanja pegawai sebesar Rp2,8 triliun terjadi kenaikan 7,16 persen dan 15,68 persen dibanding triwulan I 2020 dan 2019, dan belanja barang sebesar Rp1,3 triliun dengan kenaikan 17,62 persen dan 21,20 persen dibandingkan triwulan I 2020 dan 2019. Sedangkan porsi belanja modal jumlahnya lebih kecil dibanding dengan porsi belanja pegawai dan belanja barang yaitu sebesar Rp1,2 triliun namun terjadi kenaikan 65,57 persen dan 83,99 persen dibandingkan dengan triwulan I 2020 dan 2019. Peningkatan porsi belanja modal triwulan I 2021 dibanding tahun 2020 dan 2019 dikarenakan pelaksanaan pekerjaan yang tertunda pada tahun 2020 sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

2. Analisis Perubahan

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi Lampung

708,72 448,55 858,82 0,00 0,00 0,00 3,48 0,00 4.764,92 2.151,47 907,21 372,92 15,17 1,00 72,08 11,13 19,28 312,79 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pemb. Bunga Utang Subsidi Hibah Belanja Bansos Belanja Tak Terduga Transfer Pemda Pempus

(29)

Grafik 4.5 terlihat bahwa porsi belanja konsolidasian untuk triwulan I tahun 2021, 2020 dan 2019 didominasi belanja pegawai sebesar 46,89 persen, 46,77 persen dan 52,42 persen dan belanja barang sebesar 22,23 persen, 20,20 persen dan 23,72 persen selanjutnya belanja modal sebesar 20,19 persen, 13,04 persen dan 14,19 persen. Porsi terbesar untuk belanja pegawai dan belanja barang berada di tahun 2019, sedangkan belanja modal berada di 2021.

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional

Berdasarkan data tersebut, kontribusi belanja pemerintah terhadap PDRB Triwulan I 2021 sebesar 4,68 persen lebih tinggi 0,55 persen dibanding Triwulan I 2020, sedangkan kontribusi investasi pemerintah terhadap PDRB Triwulan I 2020 sebesar 1,4 persen lebih tinggi 0,6 persen dibanding Triwulan I 2020. Kondisi perekonomian yang melambat dampak dari pandemi Covid-19, kontribusi belanja pemerintah lebih dibutuhkan untuk dapat segera memperbaiki kondisi perekonomian, karena belanja pemerintah memiliki efek jangka pendek dalam perekonomian dibandingkan dengan investasi terutama terkait dengan pengadaan aset tetap.

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi Lampung

Tabel 4.3 Laporan Statistik Keuangan Tingkat Wilayah Provinsi Lampung Triwulan I 2021

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi Lampung

46,89% 22,23% 20,19% 0,25% 0,02% 1,18% 0,24% 0,32% 8,69% 46,77% 20,20% 13,04% 0,26% 0,01% 3,52% 0,07% 0,13% 16,01% 52,42% 23,72% 14,19% 0,28% 0,00% 5,58% 0,14% 0,01% 3,66% Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pemb. Bunga Utang Subsidi Hibah Belanja Bansos Belanja Tak Terduga Transfer 2021 2020 2019

Grafik 4.5 Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi LampungTriwulan I 2019 - 2021

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan netto 2021 2020

Pendapatan 9.671,86 9.879,95 a. Pajak 2.315,93 2.049,15 b. Kontribusi sosial 0 0 c. Hibah 5,58 171,33 d. Pendapatan lain 7.350,35 7.659,47 Beban 4.957,19 5.134,87 a. Kompensasi pegaw ai 2.874,80 2.687,50

b. Penggunaan barang dan jasa 1.247,85 1.041,74

c. Konsumsi aset tetap 0 0

d. Bunga 15,17 14,60

e. Subsidi 1,00 0,50

f. Hibah 691,18 1.286,21

g. Manfaat sosial 14,61 4,27

h. Beban lainnya 112,58 100,06

Keseimbangan operasi bruto/neto 4.714,66 4.745,07

Transaksi Aset Non Keuangan Neto 1.231,73 743,92

a. Aset tetap 1.230,85 743,54

b. Persediaan 0 0

c. Barang berharga 0 0

d. Aset nonproduksi 0,88 0,37

Net Lending/Borrowing 3.482,93 4.001,16

Transaksi Aset Keuangan dan Kew ajiban

a. Akuisisi Neto Aset Keuangan 3.391,91 3.932,67

- Domestik 3.391,91 3.932,67

- Luar Negeri

b. Keterjadian Kew ajiban -91,02 -68,49

- Domestik -91,02 -68,49

(30)

22

V. BERITA FISKAL REGIONAL TERPILIH

Pandemi COVID-19 belum berakhir meski sebagian daerah melaporkan lebih sedikit kasus baru yang terinfeksi. Beberapa melaporkan sebaliknya, adanya grafik naik disuatu daerah, lebih disebabkan oleh semakin banyaknya PCR test yang dilakukan, terutama di kantor-kantor dan tempat umum yang rawan penyebaran.

Sementara, kebijakan yang diterapkan Pemerintah dalam menangani Covid-19, dan memulihkan ekonomi nasional secara bertahap membawa Indonesia ke arah yang lebih baik di tahun kedua pandemi Covid-19 ini.

Dari segi penanganan Covid-19, kebijakan yang telah diterapkan Pemerintah saat ini memperlihatkan kasus aktif yang terus mengalami penurunan. Total vaksinasi yang sudah disuntikkan mencapai lebih dari 17,98 juta dosis. Sedangkan dari segi pemulihan ekonomi nasional kebijakan-kebijakan yang diterapkan Pemerintah membuat ekonomi Indonesia diprediksikan rebound di tahun 2021 dengan pertumbuhan dalam kisaran 4,5 hingga 5,3 persen (y-o-y). Hal ini sejalan dengan berbagai leading indicator yang menunjukkan perbaikan.

A. Program Smart Village Provinsi Lampung

Di masa pandemi Covid-19 saat ini, hampir semua sektor mengalami kelesuan terutama sektor industri mikro, kecil dan menengah seperti akomodasi, penyediaan makan minum dan jasa pariwisata. Banyaknya usaha yang tutup dan mengurangi pegawai sebagai imbas dari kelesuan ekonomi turut berdampak besar terhadap tingginya angka pengangguran dan kemiskinan. Namun, dibalik hal itu semua, kondisi ini banyak menjadi momentum UMKM untuk naik kelas dengan memanfaatkan teknologi dalam memasarkan produk, jasa pengantaran barang/jasa, hingga akses perluasan pasar kepada generasi muda atau biasa disebut millennial. Hal ini didasari oleh semakin cepatnya proses transformasi teknologi yang berkembang saat ini.

Provinsi Lampung sebagai pintu gerbang pulau Sumatera menjadi sebuah daerah yang memiliki potensi ekonomi dan pariwisata yang luar biasa. Dengan ditopang oleh industri jasa dan pariwisata, Provinsi Lampung terus berusaha melebarkan akses jaringan informasi dan teknologi yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Lampung.

(31)

Namun, tantangan yang dihadapi dalam era digitalisasi cukup besar. Tantangan pertama adalah masih cukup banyak daerah yang belum terjangkau sinyal (blind-spot) sehingga akses jaringan belum banyak dirasakan oleh masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan infrastruktur yang belum memadai, sulitnya akses untuk pembangunan serta populasi yang masih sedikit di daerah tersebut sehingga valuasi ekonomi rendah.

Tantangan berikutnya adalah kecepatan atau bandwidth internet rata-rata di Indonesia masih rendah. Dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia atau Thailand, kecepatan internet di Indonesia rata-rata hanya sebesar 17,26 Mbps, bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 33,9 Mbps dan Thailand sebesar 47,35 Mbps (Ookla Speedtest Global Index, 2018).

Tantangan lain adalah literasi digital masyarakat yang cenderung masih rendah sehingga pemanfaatan teknologi masih sebatas sosial media maupun hiburan saja.. Masyarakat perlu diedukasi tentang bpengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan peralatan digital (terutama smartphone), untuk membantu mereka menganalisa pasar, memasarkan hasil produksi serta memanfaatkan data sebagai rencana mengembangkan bisnisnya.

Pemerintah harus hadir dalam mengatasi permasalahan diatas agar pengoptimalan ekonomi digital dapat optimal dan dirasakan oleh masyarakat. Peran serta pemerintah ini juga dapat diwujudkan dengan inovasi-inovasi terbaru yang berkaitan dengan kemudahan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi. Masih banyak transaksi-transaksi di masyarakat di Provinsi Lampung yang seharusnya sudah berdasarkan platform digital, seperti transakasi parkir, pengisian bahan bakar minyak di SPBU, juga pembayaran pajak kendaraan bermotor. Juga perlu disiapkan sarana dan prasarana sistem pembayaran digital di pasar-pasar tradisional. Inovasi ini tentu saja akan memberikan dampak yang sangat baik dalam efisiensi transaksi di masyarakat.

Daerah pun tidak mau kalah dalam mengadopsi berbagai macam bentuk transformasi teknologi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerahnya. Berbagai macam terobosan, mulai dari pelayanan satu pintu, akses keterbukaan data melalui laman daring hingga kemudahan pelayanan masyarakat berbasis digital. Sejalan dengan transformasi tersebut, daerah membangun banyak infrastruktur pendukung guna meluaskan jaringan hingga

(32)

24

pelosok-plosok pedesaan, agar masyarakat dapat menikmati teknologi yang modern.

Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Lampung juga menggiatkan peningkatan transformasi digital melalui program “Smart Village” yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Lampung Berjaya. Program ini merupakan sebuah terobosan baru dalam era keterbukaan data yang dapat diakses publik guna meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah.

Dengan hadirnya program “Smart Village”, Pemerintah Provinsi Lampung dapat meningkatkan produktifitas usaha-usaha kreatif di pedesaan, meningkatkan nilai tambah, membuka jaringan pemasaran global bagi UMKM serta bagi Pemerintah Desa dapat memberikan pelayanan instan yang optimal bagi warga berbasiskan pelayanan digital. Selain itu Pemerintah dapat memilih alternatif kebijakan terbaik yang didasari analisa big data (evidence-based policy) yang terintegrasi antara Kabupaten/Kota dengan Provinsi. Hal ini menjadi salah satu contoh bagaimana transformasi teknologi dapat menjangkau ranah kebijakan publik dan turut mengikutsertakan masyarakat sebagai pihak yang secara aktif dapat berpartisipasi dalam setiap pengambilan kebijakan berbasis bukti.

Terbit pada Harian Lampung Post, Kamis 8 April 2021

https://feb.unila.ac.id/id/peluang-dan-tantangan-pengembangan-ekonomi-digital-di-lampung/

B. Percepat PEN akibat pandemi Covid-19, Menkop dan UKM dukung Program Gubernur Lampung

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mendukung penuh program pembangunan yang dilakukan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi untuk mempercepat pemulihan perekonomian nasional akibat pandemic Covid-19. Hal itu disampaikan saat kunjungannnya di Provinsi Lampung.

Menurut Teten, Lampung berpotensi di sektor pertanian dan pariwisata, yang mampu memberi sumbangsih bagi pemulihan ekonomi nasional. Di sektor pertanian, Lampung adalah kekuatan pangan Indonesia.

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Koperasi dan UKM memiliki agenda mengunjungi tiga Kabupaten di Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Pringsewu pada 27-28 Februari 2021.

(33)

Salah satu tujuan kunjungan Beliau di Provinsi Lampung yaitu Koperasi Tani Hijau Makmur (Koperasi Pisang Mas) di Kabupaten Tanggamus. Di wilayah tersebut menjadi model korporatisasi petani dengan melakukan konsolidasi petani-petani perorangan dalam lahan yang sempit menjadi korporasi dalam skala ekonomi. Menurutnya “Kita ingin mengembangkan ini, dan sudah ada model ini rupanya yang dikembangkan Great Giant Pineapple (GGP) di Kabupaten Tanggamus”.

Selain sektor Koperasi dan UKM, pihaknya juga akan memperkuat pangan termasuk sektor pariwisata. Beliau mendukung penuh Gubernur dalam pembangunan Pengembangan Kawasan Pariwisata Terintegrasi Bakauheni.

Karena Lampung pesona alamnya bagus, makananya enak, dan pelabuhannya juga bersih, sehingga Lampung bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia, ujarnya.

Gubernur juga menyatakan siap bersinergi dengan Pemerintah Pusat dalam rangka mempercepat program pemulihan ekonomi nasional akibat pandemic Covid-19. Lampung sebagai penghasil komoditi pertanian yang cukup besar baik ternak, pangan, maupun perkebunan meski dalam posisi pandemic Covid-19 tetap mampu mensuplay kebutuhan Provinsi DKI Jakarta. Peternakan Provinsi Lampung merupakan produsen daging sapi satu-satunya di Indonesia.

Beliau meminta Menteri Koperasi dan UMKM untuk terus mendukung dan mensirnegikan program pembangunan yang dilakukan di Provinsi Lampung, seperti program Kartu Petani Berjaya (KPB) dan Pembangunan kawasan Pariwisata Terintegrasi Bakauheni.

Gubernur berharap kunjungan Menteri tersebut dapat membawa kemajuan. Beberapa destinasi yang dilakukan Menteri Koperasi dan UKM adalah lokasi Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UW Lampung) dan Tambak Udang Dipasena Tulang Bawang. Selain itu juga akan mengunjungi Kebun kopi di Kabupaten Tanggamus, serta menuju Koperasi Mina Sinar Mas (ikan air tawar) di Kabupaten Pringsewu.

https://mitrapol.com/2021/04/03/percepat-pemulihan-ekonomi-nasional-akibat-pandemi-covid-19-menteri-koperasi-dan-ukm-dukung-program-gubernur-lampung/

Gambar

Tabel  1.1.  Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBD Lampung 2020 …  1  Tabel  1.2.  Andil dan Tingkat Inflasi (m-to-m) Gabungan Juli-September
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Lampung dan Nasional (q-to-q), 2017-2021
Grafik 1.3 Inflasi Bulanan Gabungan Lampung dan Nasional    (m-to-m), Januari-Maret 2021
Grafik 1.4 TPT Lampung, 2019-2021
+7

Referensi

Dokumen terkait

Siswanto 2006). Kota Semarang memiliki daya tarik wisata alam yang masih alami dan menarik, begitu juga Kabupaten Semarang yang merupakan salah satu wilayah Jawa

Asocial Cognitive Eviewof Self- Regulated Academic Learning. Journal of

role playing (Bermain peran) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi cerita fiksi. Hasil belajar siswa dengan menggunakan

• tapak harus satu kesatuan, tidak terbagi oleh jalan, saluran dan lain-lain yang dapat

kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan

Data hubungan makanan pokok dengan lama hari rawat pada Tabel 4 tersebut dapat diketahui responden dengan sisa makanan pokok >20% dengan lama rawat > 9 hari

Dari ketiga pendapat di atas, maka pengertian pajak menurut penulis adalah kontribusi wajib pajak baik orang pribadi maupun badan kepada negara yang bersifat memaksa

Pada proses Open-Hearth ( dapur Siemens Martin ) digunakan campuran besi mentah (pig iron) padat atau cair dengan baja bekas (steel scrap) sebagai bahan isian (charge).. Pada