• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risiko Kredit sebagai Pemoderasi Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Risiko Kredit sebagai Pemoderasi Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

RISIKO KREDIT SEBAGAI PEMODERASI

PENGARUH LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

SKRIPSI

Oleh:

KOMANG ADIK HARI RAHARJA

NIM: 1215351059

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

RISIKO KREDIT SEBAGAI PEMODERASI

PENGARUH LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

SKRIPSI

Oleh:

KOMANG ADIK HARI RAHARJA

NIM: 1215351059

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal 19 April 2016.

Tim Penguji: Tanda Tangan

1. Ketua : Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE, M.Si, Ak. ………...

2. Sekretaris : I Made Pande Dwiana Putra, SE, MM, Ak. ………

3. Anggota : I Wayan Pradnyantha Wirasedana, M.Com. ………

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, April 2016

Mahasiswa,

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Risiko Kredit sebagai Pemoderasi Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai

Perusahaan” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada

kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.Si., Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. A. A. G. P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak dan Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si, Ak masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si., dan Drs. I Made Jember, M.Si masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si, sebagai Koordinator Jurusan Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

6. Dr. I Gusti Ketut Agung Ulupui, SE., M.Si, Ak., sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

7. I Made Pande Dwiana Putra, SE., MM., Ak sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, masukan serta motivasi selama penyelesaian skripsi ini.

8. Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., M.Si., Ak, sebagai Dosen Penguji skripsi atas masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

9. I Wayan Pradnyantha Wirasedana, M.Com., sebagai Dosen Pembahas skripsi atas masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

10. Keluarga tercinta Ayah, Ibu, kakak dan keponakan tercinta atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama penyelesaian laporan ini.

11. Sahabat-sahabat tercinta Adi Suartawan, Ikayanthi, Wahyu Utami, Newa Yudisita, Diska Karita.

12. Teman-teman seperjuangan Ade Krisna, Agustina Windasari, Andira, Arya Dharma, Dian Indah, Shinta Widhiasari.

13. Teman-teman Mantan E.II.2 Akuntansi Ekstensi 2012 yang telah memberi dukungan dan motivasi.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi laporan. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

(6)

v

Judul : Risiko Kredit sebagai Pemoderasi Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Nama : Komang Adik Hari Raharja NIM : 1215351059

Abstrak

Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah selalu berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan. Begitu pula bagi setiap perusahaan perbankan, nilai perusahaan merupakan hal yang mutlak untuk dipertahankan agar dapat menjaga kontinuitas operasional perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh leverage, ukuran perusahaan dan risiko kredit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan serta kemampuan risiko kredit dalam memoderasi pengaruh leverage dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 27 perusahaan, dengan metode penentuan sampel purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi non partisipan. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dan moderated regression analysis.

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Risiko kredit memperlemah pengaruh negatif leverage terhadap nilai perusahaan. Risiko kredit tidak memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

(7)

vi

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 12

2.1.8 Ukuran Perusahaan ... 22

2.1.9 Risiko Kredit ... 22

2.2 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 30

3.3 Obyek Penelitian ... 30

3.4 Identifikasi Variabel ... 30

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 31

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.6.1 Jenis Data ... 33

3.6.2 Sumber Data ... 33

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 34

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 34

(8)

vii

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ... 39

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 39

4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 40

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 43

4.4.1 Hasil Uji Normalitas... 43

4.4.2 Hasil Uji Autokorelasi ... 44

4.4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

4.4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.5 Hasil Uji Hipotesis ... 46

4.5.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 46

4.5.2 Hasil Moderated Regression Analysis... 48

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

4.6.1 Pengaruh Leverage pada Nilai Perusahaan ... 52

4.6.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan ... 53

4.6.3 Risiko Kredit Memoderasi Pengaruh Leverage pada Nilai Perusahaan ... 54

4.6.4 Risiko Kredit Moderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

DAFTAR RUJUKAN ... 58

(9)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Klasifikasi Variabel Moderasi ... 36

4.1 Seleksi Jumlah Sampel Penelitian ... 40

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 41

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 44

4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 45

4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 46

4.7 Ringkasan Koefisien Regresi Linear Berganda ... 47

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1.1 Indeks Harga Saham Sektor Keuangan di Bursa Efek

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Daftar Populasi Penelitian ... 65

2 Daftar Sampel Penelitian ... 67

3 Daftar Total Aset Perusahaan Perbankan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 68

2 Tabulasi Hasil Perhitungan Variabel Leverage, Ukuran Perusahaan, Risiko kredit, Interaksi antara Leverage dan Risiko Kredit, Interaksi antara Ukuran Perusahaan dan Risiko Kredit serta Nilai Perusahaan ... 71

3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 74

4 Hasil Uji Normalitas ... 75

5 Hasil Uji Autokorelasi ... 76

6 Hasil Uji Multikolinearitas... 77

7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 78

8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 79

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi dewasa ini mengakibatkan semakin kompleksnya sektor kelembagaan dan inovasi ekonomi. Keberadaan sektor perbankan sebagai sub sistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagian besar terlibat dalam jasa sektor perbankan. Melalui sebuah bank dapat dihimpun dana dari masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan, dimana dana tersebut kemudian akan disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada sektor bisnis atau pihak lain yang membutuhkan. Semakin berkembang kehidupan masyarakat dan transaksi perekonomian suatu negara, maka akan dibutuhkan pula peningkatan peran sektor perbankan melalui pengembangan produk-produk jasanya (Hempel, 1994 dalam Bachruddin, 2006).

(13)

2

tahun 2008 relatif stabil. Meningkatnya fungsi pengawasan dan kerjasama dengan otoritas terkait yang disertai penerbitan beberapa peraturan oleh Bank Indonesia dan pemerintah cukup efektif menjaga ketahanan perbankan dari dampak negatif gejolak pasar keuangan. Perbankan berhasil meningkatkan fungsi intermediasinya dan melaksanakan proses konsolidasi perbankan dengan hasil yang positif (Laporan Pengawasan Perbankan, 2008). Pada dasarnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah selalu berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan. Begitu pula bagi setiap perusahaan perbankan, nilai perusahaan merupakan hal yang mutlak untuk dipertahankan agar dapat menjaga kontinuitas operasional perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan dapat diukur dari tinggi rendahnya harga saham bersangkutan.

Gambar 1.1 Indeks Harga Saham Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014 Indeks 491,77 549,90 547,12 550,09 588,75 542,61 540,33 710,39 720,99 731,64 Trend 11,86% 7,06% -0,82% -1,77% 20,66% 32,87% 35,41%

(14)

3

Gambar 1.1 menunjukkan perkembangan indeks harga saham sektor keuangan di Indonesia pada tahun 2011-2014. Pergerakan harga saham sektor keuangan mengalami kondisi yang pasang surut selama beberapa kali karena menyesuaikan kondisi kestabilan perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012, pertumbuhan indeks harga saham sektor keuangan mengalami trend yang positif sebesar 11,86% dari tahun 2011, sementara tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 1,77% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini menunjukan harga saham di sektor keuangan sedang merosot akibat keadaan pasar yang sedang lesu. Sepanjang tahun 2014, kinerja saham sektor keuangan menjadi urutan kedua terbesar setelah sektor property & real estate. Hal tersebut ditandai dengan kenaikan trend indeks harga saham sektor keuangan sebesar 35,41% dari tahun 2013. Kenaikan indeks sektor keuangan terutama didorong oleh lonjakan harga saham perbankan. Didukung sentiment positif ekonomi global, perbaikan ekonomi dalam negeri dan masih tingginya margin bunga bersih, tercatat kinerja sub sektor perbankan masih menjadi tumpuan cemerlangnya kinerja saham sektor keuangan.

Seiring dengan meningkatnya harga saham, maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai perusahaan mencerminkan ukuran reaksi pasar saham terhadap perusahaan. Semakin besar nilai perusahaan mencerminkan publik telah menilai harga pasar saham di atas nilai bukunya, sehingga ketika nilai perusahaan meningkat berarti bahwa publik menilai kinerja performa perusahaan tersebut memiliki prospek yang bagus.

Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

(15)

4

Soebiantoro, 2007; serta Rizqia dkk, 2013). Sesuai dengan signaling theory, perusahaan akan memberikan informasi keuangan kepada pihak luar yang akan ditangkap sebagai sinyal positif atau negatif oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan dapat meliputi posisi utang dan aset perusahaan. Apabila nilai utang dan aset perusahaan dianggap baik oleh investor, maka akan ditangkap sebagai sinyal pofitif sehingga harga saham sebagai salah satu indikator nilai peusahaan akan meningkat, dan begitupun sebaliknya.

Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajiban finansial yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Leverage merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya bekerja sementara di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut adalah utang, yang pada saatnya harus dikembalikan. Semakin tinggi utang yang dimiliki, maka semakin kecil kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham berupa dividen dan semakin buruk penilaian investor sehingga berdampak pada penurunan nilai perusahaan (Dj, dkk 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Ramadan (2015), Putra dan Wiagustini (2012), Rachmawati dan Triatmoko (2007), serta Sujoko dan Soebiantoro (2007) menemukan bahwa leverage berpengaruh negatif pada nilai perusahaan. Hal tersebut menunjukan bahwa investor akan lebih berhati-hati untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi, karena semakin tinggi rasio

(16)

5

penelitian yang dilakukan oleh Gamayuni (2015), Juliardi (2013), Putra dan Wiagustini (2013), serta Rizqia, dkk (2013) menemukan leverage berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Hasil studi ini menunjukan bahwa leverage yang semakin tinggi mampu secara nyata meningkatkan nilai perusahaan, sebab jumlah modal yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan investor dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Faktor lainnya yang berpengaruh pada nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan yang besar menjadi salah satu pemicu tingginya harga saham. Preferensi investor untuk berinvestasi pada perusahaan besar lebih tinggi karena investor memilih saham perusahaan besar cenderung menginginkan tingkat laba yang stabil dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh perusahaan besar memiliki ketahanan yang lebih baik, sehingga harga saham akan naik karena minat investor untuk berinvestasi lebih tinggi.

(17)

6

Penelitian lain yang dilakukan oleh Romadhoni (2015), Hasnawati dan Sawir (2015), serta Putu, dkk (2014) menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya, sehingga pasar akan membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya dengan keyakinan memperoleh return yang tinggi. Ukuran perusahaan yang besar menunjukan perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan berdapak pada peningkatan nilai perusahaan. Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian.

Sebagai suatu badan usaha, bank memiliki tujuan untuk memperoleh pendapatan. Dari pendapatan yang diperoleh diharapkan akan mendapatkan laba dengan syarat biaya-biaya digunakan secara efisien. Pendapatan bank antara lain diperoleh dari fee-based income dan interest income (Kasmir, 2012:136). Fee-based income merupakan pendapatan non bunga dari transaksi perbankan atas jasa-jasa yang diberikan seperti jasa transfer, inkaso, safe deposit box, credit card, dan rekening titipan (payment point). Sementara itu interest income merupakan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit.

(18)

7

Sementara itu interest income memiliki risiko yang lebih besar yaitu risiko kredit macet, sehingga berdampak pada tingkat kesehatan bank.

Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 mewajibkan bank umum untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko (risk-based bank rating) baik secara individual maupun secara konsolidasi dengan formulasi atau matriks penilaian berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank terdiri dari risk profile, good corporate governance, earnings, dan capital. Secara umum risiko bank adalah potensi terjadinya peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian pada perbankan. Adapun jenis risiko yang dikelola oleh perbankan di Indonesia adalah risiko kredit.

Penelitian ini menguji kembali pengaruh leverage dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan dengan mengoperasionalkan risiko kredit sebagai pemoderasi. Risiko kredit dipilih sebagai variabel moderasi karena menjadi pusat perhatian banyak pihak seperti pemegang saham maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Risiko kredit mengandung informasi kinerja perbankan dalam mengelola dan menjaga kualitas kredit yang disalurkan kepada masyarakat.

(19)

8

dapat dijadikan acuan oleh investor dalam menganalisa suatu perusahaan sebelum berinvestasi. Semakin besar kredit yang diberikan, maka semakin banyak bank memperoleh pendapatan bunga, sehingga nilai perusahaan pun akan meningkat.

Bank yang baik adalah bank yang memberikan sinyal kepada investor mengenai risiko kredit yang dimiliki bank tersebut, baik berupa bad news yaitu kenaikan risiko kredit maupun good news yaitu penurunan nilai risiko kredit yang dimiliki bank. Ratih (2011) dan Nursatyani (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa risiko kredit yang dimiliki perusahaan perbankan memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin kecil risiko kredit yang dimiliki bank akan meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut tentang pentingnya pengelolaan leverage dan ukuran perusahaan, maka penelitian ini menguji pengaruh dari variabel-variabel tersebut terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014 dengan mengoperasionalkan risiko kredit sebagai variabel moderasi.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1) Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3) Apakah risiko kredit mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan?

(20)

9

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

2) Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. 3) Untuk mengetahui kemampuan risiko kredit memoderasi pengaruh leverage

terhadap nilai perusahaan.

4) Untuk mengetahui kemampuan risiko kredit memoderasi pengaruh ukuran perusahaanterhadap nilai perusahaan.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memperluas wawasan dan pengetahuan tentang risiko kredit sebagai pemoderasi pengaruh

leverage dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan masukan bagi penelitian sejenis untuk menyempurnakan penelitian sebelumnya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

(21)

10

membuat keputusan investasi yang dapat memberikan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan.

1.5Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan satu sama lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan skripsi. Sistematika dari masing-masing bab dapat dirinci sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah beserta pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan dasar-dasar teoritis yang mendasari penelitian dan berhubungan dengan pembahasan di dalam penulisan skripsi ini serta hasil penelitian sebelumnya yang akan digunakan untuk membangun rumusan hipotesis sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan penelitian.

Bab III: Metode Penelitian

(22)

11 Bab IV: Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil analisis penelitian dan pembahasan tentang permasalahan yang diteliti melalui gambaran umum daerah atau wilayah penelitian, pengujian statistik, dan analisis terhadap hasil penelitian. Pada bab ini juga diuraikan interpretasi dari hasil penelitian yang memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.

Bab V : Simpulan dan Saran

(23)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HOPITESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory

Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), signaling theory

menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor). Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi asimetri informasi. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar. Salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

(24)

13

Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi (Jogiyanto, 2010:392). Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada saat informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

2.1.2 Trade Off Theory

Trade off theory merupakan model struktur modal yang mempunyai asumsi bahwa struktur modal perusahaan merupakan kesinambungan antara keuntungan penggunaan utang dengan biaya financial distress dan agency cost. Esensi trade

off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan

pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan utang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan utang sudah lebih besar, maka tambahan utang tidak diperkenankan.

(25)

14

tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi penting yaitu:

1) Perusahaan yang memiliki aset tinggi, sebaiknya menggunakan sedikit utang. 2) Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak

menggunakan utang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah.

2.1.3 Pengertian Bank

Ditinjau dari asal mulanya dikenal, bank berasal dari sebuah kata Italia

banco” yang artinya meja atau tempat menukarkan uang. Pengertian ini

kemudian berkembang menjadi tempat penyimpanan uang sesuai dengan kegiatan bank pada saat itu. Pengertian bank mulai berubah seiring dengan semakin modernnya perkembangan dunia perbankan.

Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

(26)

15

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, pengertian bank telah mengalami evolusi, sesuai dengan perkembangan bank itu sendiri. Kedua, fungsi bank pada umumnya adalah 1) menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat; 2) memberikan kredit bagi masyarakat yang membutuhkan; serta 3) memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

2.1.4 Jenis-jenis Bank

Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2012:20):

1) Dilihat dari segi fungsinya

Berdasarkan UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari: a) Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

(27)

16

2) Dilihat dari segi kepemilikannya, di bagi menjadi:

a) Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

b) Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Dalam Bank Swasta Milik Nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.

c) Bank Milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.

d) Bank Milik Campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. 3) Dilihat dari segi status

a) Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya misalnya transfer ke luar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C).

(28)

17 4) Dilihat dari segi cara menentukan harga

a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, menetapkan bunga sebagai harga jual baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.

b) Bank berdasarkan prinsip syariah, yang menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2.1.5 Pendapatan Bank

Tujuan utama bank melaksanakan kegiatan penggunaan atau penanaman dana adalah untuk memperoleh penghasilan berupa pendapatan. Pendapatan bank mutlak harus ada untuk menjamin kontinuitas bank bersangkutan. Menurut Hasibuan (2009:99) bank dikatakan memperoleh pendapatan apabila jumpah penghasilan yang diterima lebih besa daripada jumlah pengeluaran (biaya) yang dikeluarkan.

Pendapatan yang diperoleh bank akan bepeluang meningkatkan perolehan laba dan akan mempengaruhi persentase kinerja yang dicapai suatu bank. Pendapatan yang diperoleh bank atas produk dan jasa yang diberikan kepada masyarakat menurut Kasmir (2012:136) dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: 1) Pendapatan bunga (interest income)

(29)

18

kepada masyarakat baik perorangan maupun bandan usaha serta pendapatan dana kepada bank lain.

2) Pendapatan non bunga (fee-based income)

Pendapatan yang diperoleh dari pendapatan provisi, fee atau komisi non bunga dan pemasaan produk maupun transaksi jasa perbankan.

2.1.6 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004), nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Keown et al. (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli diartikan sebagai harga pasar atas perusahaan itu sendiri. Di bursa saham, harga pasar berarti harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap lembar saham perusahaan. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan dengan harga saham.

(30)

19

Menurut Kallapur dan Trombley (1999) nilai perusahaan merupakan variabel yang tidak dapat diobservasi, sehingga untuk mengukur nilai perusahaan diperlukan suatu proksi. Proksi nilai perusahaan ada 3 (tiga) di antaranya:

1) Proksi Berdasarkan Harga (Price Based Proxies)

Proksi berbasis harga mendasarkan pada perbedaan antara aset dan nilai perusahaan sehingga proksi ini sangat tergantung pada harga saham. Proksi berbasis harga dapat berupa:

a) Tobin’s Q yang merupakan perbandingan antara nilai pasar perusahaan terhadap nilai buku total aset.

b) Price to Book Value (PBV). PBV merupakan perbandingan antara harga

pasar per lembar saham terhadap nilai bukunya.

c) Return on Asset (ROA). ROA merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak terhadap total aset perusahaan.

d) Return on Equity (ROE). ROE merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak terhadap total ekuitas perusahaan.

2) Proksi Berdasarkan Investasi (Investment Based Proxies)

(31)

20

3) Proksi Berdasarkan Pengukuran Varians (Variance Measurement)

Proksi berbasis varians mendasarkan pada ide bahwa pilihan akan menjadi lebih bernilai sebagai variabilitas dari return dengan mendasarkan pada peningkatan aset. Proksi berbasis varians dapat berupa variance return dan

beta asset.

Di dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q. Tobin’s Q atau yang biasa juga disebut Q ratio diperkenalkan pertama kali oleh James Tobin pada tahun 1969. Tobin adalah ekonom Amerika yang berhasil meraih nobel di bidang ekonomi dengan mengajukan hipotesis bahwa nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya penggantian aset perusahaan tersebut sehingga menciptakan keadaan ekuilibrium.

2.1.7 Leverage

Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang, atau mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang (Wiagustini, 2010:76). Aspek leverage

mempunyai beberapa implikasi diantaranya:

1) Kreditur mengharapkan dana yang disediakan pemilik perusahaan sebagai margin keamanan, bila pemilik menyediakan sebagian kecil modalnya maka risiko bisnis sebagian besar ditanggung oleh kreditur.

(32)

21

3) Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan lebih dari dana yang dipinjamnya dibanding bunga yang harus dibayar, maka pengembalian kepada pemilik dapat diperbesar.

Perusahaan yang memiliki rasio leverage rendah menghadapi risiko kerugian yang lebih kecil pada saat perekonomian sedang menurun, tetapi memiliki tingkat

return yang rendah pada saat perekonomian tinggi. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi menghadapai risiko kerugian besar tetapi kesempatan mendapatkan keuntungan juga tinggi.

Konsep leverage dapat dibagi menjadi 3 (Sartono, 2008) yaitu:

1) Operating Leverage

Perusahaan dapat dikatakan menggunakan operating leverage apabila memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap. Perusahaan yang menggunakan operating leverage mengharapkan bahwa penjualan akan meningkatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak.

2) Financial Leverage

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

3) Combined Leverage

Combined leverage terjadi apabila perusahaan memiliki operating leverage

(33)

22

2.1.8 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain logaritma natural total aset (Nasution dan Setiawan, 2007 dan Kimathi et al., 2015), logaritma natural total penjualan (Nuryaman, 2008), kapitalisasi pasar (Halim, dkk. 2005). Foedz (1994) dalam Mardiyah (2001) menjelaskan bahwa pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firms), perusahaan sedang (medium firms), perusahaan kecil (small firms). Penentuan ukuran perusahaan ini adalah berdasarkan kepada total aset perusahaan.

Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan dengan perusahaan kecil. Bagi investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek

cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektivitas peran pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum.

2.1.9 Risiko Kredit

(34)

23

Pengertian risiko kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Risiko kredit timbul akibat debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada bank yang mengakibatkan bank menderita kerugian.

Aset perbankan yang diperhitungkan dengan bobot persentase tertentu sebagai faktor risiko adalah Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Ketentuan persentase faktor risiko pada masing-masing aset sebagai dasar perhitungan ATMR telah ditentukan melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/23/DPNP tanggal 29 September 2003. Pada aturan tersebut, kredit yang diberikan kepada pihak lain termasuk ke dalam kelompok aset yang mempunyai bobot risiko 100 persen. Hal ini berarti bahwa risiko kredit merupakan risiko tertinggi dalam perbankan.

Pengukuran risiko berhubungan dengan pengukuran return, karena bank menghadapi risiko yang mungkin timbul disebabkan dalam rangka mendapatkan

(35)

24

Kesehatan Bank Umum menyatakan bahwa apabila nilai NPL lebih tinggi dari 5%, maka bank dikatakan tidak sehat.

2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang diajukan, tinjauan pustaka, dan penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini, maka dapat dinyatakan rumusan hipotesis sebagai berikut:

2.2.1 Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan

Leverage merupakan kebijakan perusahaan dalam menentukan proporsi

pendanaan utang untuk membiayai kebutuhan perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2007:523) semakin bertambahnya utang maka risiko keuangan yaitu biaya kebangkrutan juga akan meningkat, namun masih bisa ditutupi dengan penghematan pajak apabila pemanfaatan utang tersebut belum mencapai titik optimal. Berdasarkan trade off theory posisi utang yang optimal adalah penambahan manfaat dari utang yang seimbang dengan biaya kebangkrutan yang timbul, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi apabila jumlah utang masih bertambah, sehingga manfaat dari utang lebih kecil seiring semakin meningkatnya biaya kebangkrutan, akan memperbesar risiko keuangan dan akan menimbulkan kondisi kesulitan serta menurunnya nilai perusahaan.

(36)

25

Penggunaan utang dalam membiayai investasi perusahaan akan memunculkan risiko keuangan. Risiko keuangan merupakan kemungkinan yang akan terjadi apabila perusahaan tidak dapat menutupi biaya yang timbul akibat utang yang berupa bunga (Susanti, 2010:33). Penggunaan utang pada tingkat dimana pembayaran angsuran dan beban bunga lebih besar daripada manfaat utang, maka akan menurunkan nilai perusahaan karena akan meningkatkan risiko perusahaan dan dapat menyebabkan financial distress (Agustina, 2008:66). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H1: Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan

2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Moh’d et al. (1998) mengemukaan bahwa perusahaan yang berukuran besar akan lebih mudah mengakses pendanaan melalui pasar modal. Kemudahan ini merupakan informasi baik bagi pengambilan keputusan investasi dan juga dapat merefleksikan nilai perusahaan di masa yang akan datang. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aset atau total penjualan bersih. Semakin besar total aset maupun total penjualan, maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan.

(37)

26

perhatian pada perusahaan tersebut, sehingga menjadi penyebab naiknya harga saham perusahaan di pasar modal. Sesuai dengan signaling theory, investor akan menangkap sinyal dari perusahaan yang mempublikasikan informasi keuangan, sehingga investor menganggap, perusahaan memiliki nilai yang lebih besar. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.2.3 Kemampuan Risiko Kredit Memoderasi Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan

Risiko kredit merupakan suatu risiko yang timbul akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima beserta bunganya sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Risiko ini akan semakin tinggi apabila bank tidak mampu meningkatkan atau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan, karena pada dasarnya bank menanamkan sejumlah dana dalam bentuk kredit dengan harapan dapat meningkatkan laba. Apabila risiko kredit yang dimiliki suatu bank semakin tinggi, maka hal tersebut akan dianggap sebagai sinyal negatif bagi investor karena bank tidak mampu mengelola kredit yang disalurkan dengan baik, sehingga akan berdampak pada nilai perusahaan.

(38)

27

struktur modal perusahaan. Trade off theory menyatakan bahwa penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya sampai titik tertentu, setelah melewati titik tersebut penggunaan utang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan laba dari penggunaan utang tidak sebanding dengan biaya financial distress dan cost agency.

Penelitian yang dilakukan oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011), Fitri (2010), serta Sujoko dan Soebiantoro menemukan bahwa leverage berpengaruh negatif pada nilai perusahaan. Hasil ini mendukung trade off theory yang menyatakan bahwa jumlah utang yang semakin meningkat akan menurunkan nilai perusahaan. Apabila leverage perusahaan tinggi, kemudian risiko kredit yang dimiliki juga tinggi, maka nilai perusahaan akan semakin merosot karena investor akan menganggap terlalu berisiko apabila berinvestasi pada perusahaan yang memiliki leverage dan risiko kredit tinggi. Hal ini disebabkan oleh risiko kredit yang merupakan risiko terbesar dalam perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H3: Risiko kredit mampu memperkuat pengaruh leverage terhadap nilai

perusahaan

2.2.4 Kemampuan Risiko Kredit Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

(39)

28

Ukuran perusahaan merupakan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aset. Apabila aset yang dimiliki pihak bank mengalami peningkatan, maka terdapat peluang dalam penempatan dana di sektor kredit. Ukuran perusahaan yang besar akan lebih diperhatikan oleh investor, karena perusahaan besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil. Kestabilan tersebut akan menarik investor untuk memiliki saham perusahaan yang bersangkutan. Peningkatan permintaan saham akan memacu peningkatan harga saham di pasar modal, sehingga akan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Maryam (2014), Tanuwijaya (2014) serta Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Hasil ini menunjukan bahwa investor mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam membeli saham. Ukuran perusahaan dapat dijadikan patokan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus. Namun apabila investor juga mempertimbangkan risiko kredit sebagai salah satu faktor dalam berinvestasi, maka hal ini dapat memperlemah pengaruh ukuran perusahaan pada nilai perusahaan. Meskipun aset tinggi namun apabila perusahaan juga memiliki risiko kredit yang tinggi, makan investor akan lebih berhati hati dalam menginvestasikan dananya. Risiko kredit yang tinggi menunjukan bahwa kualitas kredit yang dilakukan semakin buruk, sehingga berdampak pada penurunan nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H4: Risiko kredit mampu memperlemah pengaruh ukuran perusahaan terhadap

Gambar

Gambar 1.1 Indeks Harga Saham Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dikarenakan media tanam pada perlakuan limbah ampas teh, kardus dan serbuk gergaji (P1) terdapat campuran ampas teh yang berpengaruh pada warna tudung

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika Bank memiliki hak yang

Note: Although the Prism Library can be easily used to build new composite WPF or Silverlight applications (or applications that target both), you can also use Prism with

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada suatu perbedaan yang penting antara kemampuan pengucapan kata-kata bahasa Inggris siswa kelas tujuh SMP

[r]

a) Observasi/pengamatan, yaitu metode pengumpulan data dengan mengulas dan mencatat secara sistematis kejadian atau fenomena yang sedang diteliti. 26 Pengamatan ini

 Permainan ini mengkhususkan kepada anak-anak, namun banyak pelajar di jenjang yang lebih tinggi ternyata juga masih mengalami kesulitan ketika mempelajari materi tenses,

Melihat hasil penelitian yang menunjukkan sarana informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk, mengetahui tingkat Faktor Kualitas Pelayanan dan Brand Image terhadap