ANALISIS MINAT BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SISTEM
PERIODIK UNSUR DI SMA CENDANA PEKANBARU
OLEH:
SINNONI ANGRAINI NIM. 11810720212
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
1444 H / 2023 M
ANALISIS MINAT BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SISTEM
PERIODIK UNSUR DI SMA CENDANA PEKANBARU
Skripsi
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )
OLEH:
SINNONI ANGRAINI NIM. 11810720212
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
1444 H / 2023 M
i
ii
iii
iv KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillahirobbil „alamiin, sedalam syukur dan setinggi puji peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat dan salam tidak lupa peneliti doakan semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabiyullah, Habibullah Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam jahiliyah kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dengan izin dan rahmat Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul, “Analisis Minat Belajar Siswa Menggunakan Discovery Larning Pada Materi Sistem Periodik Unsur Di SMA Cendana Pekanbaru ”, merupakan karya ilmiah yang disusun guna untuk memenuhi semua persyaratan untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Kimia Fakuktas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, peneliti mendapat banyak bantuan, dorongan, bimbingan dan petunjuk serta dukungan dari berbagai pihak secara moril maupun materi baik secara langsung maupun tidak langsung. Terutama keluarga besar penulis. Khususnya yang penulis cintai, sayangi dan hormati yaitu Ayahanda Nasir, ibunda Zainab yang dengan tulus memberikan doa dan dukungan sepenuh hati selama penulis menempuh pendidikan di UIN Suska Riau. Serta abang tersayang Toni Agustian yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyatakan dengan penuh hormat ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Hairunnas, M.Ag., selaku Rektor UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Prof. Dr. Hj. Helmiati, M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Dr. H. Mas‟ud Zein, M.Pd., selaku Wakil Rektor II, Prof. Edi Erwan, S.Pt., M.SC., Ph.D., selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
v
2. Dr. Kadar, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr.H.
Zarkasih M.Ag. selaku Wakil Dekan I, Dr. Zubaidah Amir, MZ, M.Pd., selaku Wakil Dekan II, Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., Kons., selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Dr. Kuncoro Hadi, S.Si., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau., Sofiyanita, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Serta seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, yang telah memberikan ilmu bahkan selalu memberikan dukungan yang luar biasa dan tak ternilai selama peneliti berkuliah dan menuntut ilmu di Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Ibu Heppy Okmarisa, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi dan nasehat selama masa perkuliahan ini dan selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu, petunjuk, nasehat, masukan, beserta dukungan dan motivasi selama awal penyusunan skripsi ini hingga selesai.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Kimia yaitu Bapak Dr. Kuncoro Hadi, S.Si., M.Sc., Bapak Pangoloan Soleman R, S.Pd., M.Si., Bapak Lazulva, M.Si., Bapak Arif Yasthophi, S.Pd., M.Si., Bapak Ardiansyah, M.Pd., Ibu Dra. Fitri Refelita, M.Si., Ibu Dr. Yenni Kurniawati, M.Si., Ibu Sofiyanita, M.Pd., M.Si., Ibu Elvi Yenti, S.Pd., M.Si., Ibu Yeni Fatisa, M.Si., Ibu Zona Octarya, M.Si., Ibu Heppy Okmarisa, M.Pd., Ibu Lisa Utami, M.Si, Ibu Dr.
Miterianifa, M.Pd. Ibu Dr. Yusbarina, M.Si., Ibu Neti Afrianis, M.Pd., dan Ibu Ira Mahartika, M.Pd., yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan
6. Bapak Dr. H. Mazuardi, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Cendana
vi
vii PERSEMBAHAN
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Al-Alaq : 1-5) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S Ar-Rahman :13)
Alhamdulillahrabbil‟alamin. Sujud syukurku ku persembahkan kepada Mu, Atas takdir Mu telah Engkau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir,
berilmu, beriman, dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini.
Harapan Ananda kelak semoga dapat membahagiakan, membalas kebaikan, dan selalu memberikan milyaran terima kasih kepada mereka yang Ananda cinta dan
bersama karya sederhana ini Ananda persembahkan kepada:
Ayahanda Nasir Ibunda Zainab
Rasa terima kasih Ananda ucapkan pula kepada:
Seluruh Ibu dan Bapak Dosen Pendidikan Kimia
yang selalu membimbing hamba, memberikan ilmu yang bermanfaat, mulai dari ilmu agama hingga ilmu duniawi. Dengan ilmu dan bimbinigan itu Ananda dapat
menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
“...Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain), dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap” (Q.S. Al-Insyirah : 6-8).
viii
ABSTRAK
Sinnoni Angraini, (2022) : Analisis Minat Belajar Siswa Menggunakan Discovery Learning Pada Materi Sitem Periodik Unsur Di SMA Cendana Pekanbaru Minat belajar siswa memiliki pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa, dan pemilihan model juga sangat penting dalam pembelajaran karena akan mempengaruhi minat belajar siswa dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar siswa menggunakan Discovery Learning pada materi sistem periodik unsur di kelas X IPA SMA Cendana Pekanbaru.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2022/2023 di SMA Cendana Pekanbaru dengan materi Sistem Periodik Unsur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan sampel 30 siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara untuk memperkuat data yang diperoleh dari indikator angket minat belajar yaitu, perasan senang, perhatian siswa, ketertarikan siswa, dan keterlibatan siswa. Hasil analisis data menunjukkan terdapat 22 siswa pada kategori sangat tinggi dengan presentase 73% dan 8 siswa berada pada kategori tinggi dengan presentase 27%. Empat indikator yang diuji menujukkan bahwa perasaan senang 88,5%, ketertarikan siswa 85,6%, perhatian siswa 87,7%, dan keterlibatan siswa 87%. Minat belajar siswa menggunakan Discovery Learning pada materi sistem periodik unsur untuk keempat indikator termasuk kategori sangat tinggi dengan rata-rata 87,2%.
Kata Kunci: Minat belajar, Diszcovery Learning, Sistem Periodik Unsur
ix
ABSTRACT
Sinnoni Angraini, (2022): Analysis of Student Learning Interests Using Discovery Learning on Periodic Elements System Material at Senior High School Cendana Pekanbaru.
Students‟ learning interests have an effect to students learning activities and achievement. Model selection is very important in learning because it will affect students' learning interest. This research aimed at knowing student learning interests using discovery learning on periodic elements system material at X IPA grade of Senior High School Cendana Pekanbaru. This research was conducted at Senior High School Cendana Pekanbaru 2022/2023 academic year. Descriptive quantitative was used in this research with 30 samples. The instruments of this research were questionnaires and interviews to strengthen the data obtained from the questionnaire indicators of learning interest such as feelings of pleasure, student attention, student interest, and student involvement. The findings of this research showed that there were 22 students in very high category (73%) and 8 students were in high category (27%). The four indicators tested showed that feeling happy (88.5%), student interest (85.6%), student attention (87.7%), and student involvement (87%). Students' learning interest using discovery learning on periodic elements system material for the four indicators was in very high category (87.2%).
Keywords: Learning Interests, Discovery Learning, Periodic Elements System
x
صّخلم
( ،نييارنجأ نيونيس ٢٢٢٢
ةدام في فاشتكلابا ملعتلا مادختسبا ذيملاتلا ملعت ةبغر ليلتح :) ل يرودلا ماظنلا ورابنكب ةيوناثلا ناادنيس ةسردبم رصانعل
ميلعتلا ةيلمع في جذومنلا رايتخا .وتجيتنو مهملعت ةطشنأ ىلع يرثتأ اله ذيملاتلا ملعت ةبغر
ذيملاتلا ملعت ةبغر ةفرعم ثحبلا اذى نم فدلهاو .ذيملاتلا ملعت ةبغر ىلع رثؤي ونلأ ةياغلل مهم لا مسقل رشاعلا لصفلا في رصانعلل يرودلا ماظنلا ةدام في فاشتكلابا ملعتلا مادختسبا مولع
يساردلا ماعلا في هؤارجإ تمو .ورابنكب ةيوناثلا ناادنيس ةسردبم ةيعيبطلا ٢٢٢٢
/ ٢٢٢٢ ةسردم في
ةقيرط ثحبلا اذى في ةمدختسم ةقيرطو .رصانعلل يرودلا ماظنلا ةدام في ورابنكب ةيوناثلا ناادنيس وتانيع ددعو ،يمكلا فصولا ٢٢
تناايبلا عملج ناتمدختسم نتاادأ كانىو .اذيملت نايبتسا اهمو
يىو ملعتلا ةبغر تارشؤم للاخ نم اهيلع لوصلحا تم تيلا تناايبلا ةيوقتل ةلباقمو رعاشم
رورسلا
مامتهاو ذيملاتلا ةبغرو ذيملاتلا
ةكراشمو كانى نأ ىلع تلد تناايبلا ليلتح ةجيتنو .ذيملاتلا
٢٢
ةبسنب ادج لاع ىوتسم في اذيملت ٣٢
و ،٪
٦ سنب لاع ىوتسم في ذيملات ةب
٢٣ ملعت ةبغرف .٪
في نوكت ةعبرلأا تارشؤملل رصانعلل يرودلا ماظنلا ةدام في فاشتكلابا ملعتلا مادختسبا ذيملاتلا ةبسنب ادج لاع ىوتسم ٢٣.٢
.٪
يرشت تارشؤلما ةعبرلأا
تيلا تم اهرابتخا لىإ
نأ رعاشم رورسلا
غلبت ٢٢.٨
٪
، مامتهاو ذيملاتلا ٢٨.٦
٪
، ذيملاتلا ةبغرو ٢٣.٣
٪
، شمو ةكرا ذيملاتلا ٢٣
.٪
ةيساسلأا تاملكلا
رصانعلل يرودلا ماظنلا ،فاشتكلابا ملعتلا ،ملعتلا ةبغر :
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ...i
PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ...iv
PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Penegasan Istilah ... 4
C. Permasalahan ... 5
1. Identifikasi Masalah ... 5
2. Batasan Masalah ... 5
3. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 6
1. Tujuan Penelitian... 6
2. Manfaat Penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Tinjauan Pustaka ... 8
1. Minat Belajar ... 8
2. Discovery Learning ... 12
3. Sistem Periodik Unsur ... 14
B. Penelitian yang Relevan ... 25
C. Konsep Operasional ... 27
D. Kerangka Berpikir ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Metode Penelitian ... 32
B. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 32
xii
C. Objek Dan Subjek Penelitian ... 32
1. Subjek Penelitian ... 32
2. Objek Penelitian ... 32
D. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ... 33
1. Angket ... 33
2. Wawancara ... 34
F. Teknik Analisis Data ... 35
1. Analisis Instrumen... 35
2. Analisis Data Penelitian ... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 40
B. Analisis Vliditas Isi Instrumen Penelitian ... 41
C. Hasil Penelitian ... 43
D. Pembahasan ... 63
BAB V PENUTUP ... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 132
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Daftar Unsur Triade Dobereiner ... 15
Tabel II. 2 Daftar Unsur Oktaf Newlands ... 15
Tabel II. 3 Periodik Mendeleev ... 16
Tabel II. 4 Perbedaan Cara Penomoran Golongan ... 18
Tabel II. 5 Konfigurasi Elektron Beberapa Unsur Dalam SPU ... 19
Tabel III. 1 Skala Likert ... 34
Tabel III. 2 Nilai Reliabilitas ... 36
Tabel III. 3 Presentase Skala ... 38
Tabel IV. 1 Rangkuman Analisis Validitas Isi ... 41
Tabel IV. 2 Rangkuman Analisis Validitas Empirisi Butir Pernyataan ... 42
Tabel IV. 3 Hasil Presentase Minat Belajar Siswa... 61
Tabel IV. 4 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa ... 62
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Tabel Periodik Modern ... 18
Gambar II. 2 Jari-Jari Atom ... 22
Gambar II. 3 Nomor Atom ... 23
Gambar II. 4 Kerangka Berpikir ... 31
Gambar IV. 1 Pernyataan 1 Indikator Perasaan Senang ... 43
Gambar IV. 2 Pernyataan 2 Indikator Perasaan Senang ... 44
Gambar IV. 3 Pernyataan 3 Indikator Perasaan Senang ... 45
Gambar IV. 4 Pernyataan 4 Indikator Perasaan Senang ... 45
Gambar IV. 5 Pernyataan 5 Indikator Perasaan Senang ... 46
Gambar IV. 6 Pernyataan 6 Indikator Ketertarikan Siswa ... 47
Gambar IV. 7 Pernyataan 7 Indikator Ketertarikan Siswa ... 47
Gambar IV. 8 Pernyataan 8 Indikator Ketertarikan Siswa ... 48
Gambar IV. 9 Pernyataan 9 Indikator Ketertarikan Siswa ... 49
Gambar IV. 10 Pernyataan 10 Indikator Ketertarikan SIswa ... 49
Gambar IV. 11 Pernyataan 11 Indikator Ketertarikan Siswa ... 50
Gambar IV. 12 Pernyataan 12 Indikator Ketertarikan Siswa ... 51
Gambar IV. 13 Pernyataan 13 Indikator Ketertarikan Siswa ... 51
Gambar IV. 14 Pernyataan 14 Indikator Perhatian SIswa ... 52
Gambar IV. 15 Pernyataan 15 Indikator Perhatian Siswa ... 53
Gambar IV. 16 Pernyataan 16 Indikator Perhatian Siswa ... 53
Gambar IV. 17 Pernyataan 17 Indikator Perhatian Siswa ... 54
Gambar IV. 18 Pernyataan 18 Indikator Perhatian Siswa ... 55
Gambar IV. 19 Pernyataan 19 Indikator Keterlibatan Siswa ... 55
Gambar IV. 20 Pernyataan 20 Indikator Keterlibatan Siswa ... 56
Gambar IV. 21 Pernyataan 21 Indikator Keterlibatan Siswa ... 57
Gambar IV. 22 Pernyataan 22 Indikator Keterlibatan Siswa ... 57
Gambar IV. 23 Pernyataan 23 Indikator Keterlibatan Siswa ... 58
Gambar IV. 24 Pernyataan 24 Indikator Keterlibatan Siswa ... 59
xv
Gambar IV. 25 Pernyataan 25 Indikator Keterlibatan Siswa ... 59 Gambar IV. 26 Kategori Minat Belajar Siswa ... 60
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Program Tahunan... 77
Lampiran B Program Semester ... 80
Lampiran C Silabus ... 81
Lampiran D RPP ... 90
Lampiran E Kisi-Kisi Angket ... 98
Lampiran F Instrumen Angket ... 100
Lampiran G Kisi-Kisi Wawancara ... 105
Lampiran H Instrumen Wawancara ... 106
Lampiran I Kisi-Kisi Observasi ... 107
Lampiran J Instrumen Observasi ... 108
Lampiran K Validasi Empiris ... 109
Lampiran L Data Angket ... 113
Lampiran M Data Observasi ... 115
Lampiran N Dokumentasi ... 117
Lampiran O Surat-Surat ... 120
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antarsiswa, antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Lailiah et al., 2021). Kurikulum merdeka memberikan kebebasan pada guru untuk dapat mengelola proses pembelajaran secara efektif dan efisien (Rahimah, 2022). Ada berbagai jenis strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, siswa, tim dan lembaga pendidikan sebagai strategi yang relevan dan interaktif pada merdeka belajar. Strategi itu meliputi Discovery Learning (DL), Inquiri Learning (IL), Problem Based Learning
(PBL), Project Based Learning (PBL) dan Saitific Learning (SL) (A. E. R.
Dewi, 2022).
Pemilihan model tentu sangat penting dalam pembelajaran karena akan mempengaruhi minat siswa dalam pembelajaran (Junita, 2019). Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Tinggi rendahnya minat siswa terhadap satu pelajaran berbanding lurus terhadap tinggi rendah hasil belajar siswa. Siswa kurang berminat saat belajar disebakan penggunaan model konvensional yang membuat siswa merasa bosan akan pembelajaran apabila minat belajar rendah maka hasil belajar juga akan rendah (Meyanti et al., 2019). Sehingga guru dan pihak sekolah penting memperhatikan minat siswa, karena memiliki dampak pada proses
pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru lebih mengelola pembelajaran yang siswanya memiliki minat tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat rendah terhadap pembelajaran (Widiawati, 2019).
Penggunaan model Discovery Learning dapat memunculkan minat belajar siswa. Dengan adanya unsur minat pada diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya pada kegiatan pembelajaran tersebut. Hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, yaitu minat pada diri siswa memungkinkan akan berpengaruh pula terhadap aktivitas belajar siswa, karena minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa. Model pembelajaran Discovery Learning adalah model yang mampu meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas serta melatih keterampilan keterampilan kognitif siswa, sehingga siswa merasa lebih suka atau merasa tertarik terhadap proses pembelajaran di kelas. Sehingga penggunaan model Discovery Learning dapat memunculkan minat belajar siswa yang didukung
oleh indikator minat dan hubungannya dengan aktivitas belajar (Junita, 2019).
Penggunaan model Discovery Learning ini juga pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Diantaranya dilakukan oleh Imam Ma‟aruf dengan hasil penelitian yang diperoleh bahwa penggunaan model Discovery Learning dapat meningkatkan minat belajar siswa (Nugraha & Sari, 2017). Beberapa penelitian menjelaskan bahwa Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa (Puspitadewi et al., 2016). Salah satunya penelitian Sutrisno, dkk menyimpulkan prestasi dan minat belajar siswa yang menggunakan model
Discovery Learning lebih baik daripada model pembelajaran konvensional
(Sutrisno et al., 2020).
Minat belajar merupakan faktor pendorong siswa dalam belajar yang didasari atas ketertarikan atau rasa senang dan keinginan siswa untuk belajar.
Nurhasanah & Sobandi (2016) Jika seseorang yang berminat dengan suatu pelajaran maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Dan akan rajin belajar serta memahami semua ilmu yang berhubungan dengan bidang tersebut, mengikuti pelajaran dengan antusias dan tanpa beban dalam dirinya (Sutrisno et al., 2020). Dalam pelajaran sains, kegiatan, yang didasarkan pada penyelidikan menggunakan metode Discovery Learning, dapat digunakan dengan tujuan menarik perhatian siswa dan
mengaktifkan mereka untuk lebih berpartisipasi dalam kelas. Sehingga kegiatan pembelajaran dengan model Discovery Learning dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar salah satunya pembelajaran kimia, dengan cara yang lebih menyenangkan dari pada metode konvensional (Puspitadewi et al., 2016).
Kimia diketahui sebagai salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian siswa SMA yang ditunjukkan dari hasil belajar siswa yang relatif rendah pada pelajaran kimia (Hemayanti et al., 2020). Dinyatakan pada penelitian Akram, dkk bahwa tidak semua siswa SMA memiliki minat belajar yang tinggi pada pelajaran kimia (Akram et al., 2017). Pada penelitian Sudiana, dkk yang menyatakan bahwa siswa yang tidak memiliki minat untuk belajar kimia akan menyebabkan siswa malas belajar dan beranggapan materi
tersebut susah (Sudiana et al., 2019). Salah satu materi yang di pelajari di SMA adalah sifat keperiodikan unsur. Sistem periodik adalah materi dasar yang sangat penting dalam mempelajari kimia karena dalam sistem periodik unsur siswa dituntut untuk menghafal simbol, nomor atom, nomor massa serta sifat dari suatu unsur (Manggabarani & Masri, 2016) Materi ini juga menggabungkan tingkat pemahaman konsep dalam menyelesaikan masalah- masalah yang ditemukan dalam materi sifat keperiodikan unsur. Selain itu, pemahaman sebagian besar siswa pada sifat keperiodikan unsur tergolongan sangat rendah (Murdiati & Yerimadesi, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, pemilihan model pembelajaran berpengaruh terhadap minat belajar siswa dalam proses pembelajaran tak terkecuali pembelajaran kimia. Sehingga peneliti ingin menganalisis minat belajar siswa menggunakan Discovery Learning pada materi sistem periodik unsur.
B. Penegasan Istilah 1. Analisis
Penyelidikan terhadap peristiwa dengan tujuan mengetahui keadaan yang sesungguhnya (Sugono, 2008).
2. Minat Belajar
Keadaan dimana siswa memiliki rasa suka serta ketertarikan yang membangkitkan semangat diri saat melakukan kegiatan, minat dapat diukur melalui indikator perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, keterlibatan siswa dalam suatu kegiatan (Friantini & Winata, 2021).
3. Discovery Learning
Pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan dan ketrampilan (Yuliana, 2018).
4. Sistem Periodik Unsur
Sistem yang mengelompokkan unsur-unsur dengan berdasarkan hukum periodik yang di dalamnya membahas mengenai periode dan golongan (Saraha et al., 2017).
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Belum diketahui minat belajar siswa pada model pembelajaran rujukan K-13 yaitu Discovery Learning pada materi sistem periodik unsur.
b. Siswa beranggapan pelajaran kimia itu pelajaran yang sulit.
c. Kurangnya keterlibatan dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran kimia.
d. Pemahaman sebagian besar siswa pada sifat keperiodikan unsur tergolong sangat rendah
2. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini, dilakukan pada siswa kelas X IPA SMA Cendana Pekanbaru pada semester ganjil, model pembelajaran yang digunakan yaitu Discovery Learning, materi yang
digunakan sistem periodik unsur, dan aspek yang diukur minat belajar siswa.
3. Rumusan Masalah
Maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana minat belajar siswa menggunakan Discovery Learning pada materi sistem periodik unsur di kelas X IPA SMA Cendana Pekanbaru?”
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar siswa menggunakan Discovery Learning pada materi sistem periodik unsur di kelas X IPA SMA Cendana Pekanbaru.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat bagi Siswa
Sebagai pengalaman untuk menambah wawasan dan mengetahui bagaimana menumbuhkan minat belajar dalam belajar yang didapatkan dalam proses pembelajaran Discovery Learning.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran dan menumbuhkan minat belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
Sebagai salah satu pedoman untuk memilih kebijakan pembelajaran mengenai model pembelajaran terhadap minat belajar siswa.
d. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dan pengetahuan mengenai model pembelajaran dan menumbuhkan minat belajar siswa.
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1. Minat Belajar
Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Anggorowati, 2020).
Minat belajar bisa mempengaruhi aspek-aspek lainnya seperti motivasi belajar, prestasi belajar dan hasil belajar siswa. Penelitian yang telah dilakukan oleh Adodo & Gbore (2012) menyatakan bahwa minat merupakan salah satu aspek terpenting dalam mendorong keberhasilan pembelajaran karena dapat memunculkan ingatan yang baik bagi siswa. Saat siswa kehilangan minat dalam belajar maka materi pelajaran tersebut akan mudah untuk dilupakan (Hemayanti et al., 2020).
Banyak faktor yang dapat merubah minat siswa terhadap suatu materi pembelajaran yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti kemampuan awal, siswa yang memiliki kemampuan awal yang baik cenderung memiliki minat yang tinggi terhadap materi pembelajaran tersebut.
Selain itu, kecerdasan emosional, siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang baik cenderung memiliki minat belajar yang tinggi. Faktor internal lainnya yakni persepsi siswa. Siswa cenderung memiliki persepsi atau mengembangkan persepsinya terhadap suatu materi pembelajaran. Persepsi demikian ternyata berpengaruh terhadap minat belajar siswa, persepsi yang baik terhadap suatu materi pembelajaran cenderung membuat siswa memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi yang akan mempengaruhi minat belajarnya terhadap materi tersebut.
Selain faktor internal dalam diri siswa, terdapat faktor internal perhatian orang tua yang dapat mempengaruhi minat belajar seorang siswa.
Orang tua yang cenderung cuek terhadap proses pembelajaran di sekolah atau proses pembelajaran suatu materi yang telah dibelajarkan dapat menurunkan minat anak dalam belajar. Dan ada faktor internal kehadiran guru yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Semakin profesional seorang guru, maka guru tersebut dapat menciptakan proses pembelajaran berpusat pada siswa dengan baik. Proses pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dan kompetensi pedagogik, semakin baik guru menguasai kompetensi pedagogik maka guru tersebut dapat menstimulus siswa untuk belajar. Stimulus tersebut dapat meningkatkan minat siswa terhadap suatu materi. Selain kompetensi, kreativitas mengajar guru dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Semakin tinggi kreativitas guru dalam mengajar akan menstimulus rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin tahu yang tinggi akan meningkatkan minat belajar siswa terhadap suatu materi. Selain kreativitas, gaya mengajar guru dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Sikap adil, profesional, dan penuh perhatian cenderung meningkatkan minat belajar siswa terhadap suatu materi pembelajaran.
Faktor eksternal yaitu faktor yang sangat sulit dikontrol dalam upaya peningkatan minat belajar siswa. Lingkungan adalah faktor eskternal dominan
yang mempengaruhi minat belajar siswa baik lingkungan sekolah maupun lingkungan bermasyarakat. Lingkungan kumuh dan tidak ramah anak berkontribusi signifikan terhadap rendahnya minat belajar siswa (Harefa et al., 2020). Minat sangat berpengaruh terhadap aktifitas belajar siswa . Ciri- ciri siswa yang berminat dalam belajar adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai kecenderungan yang tetap dalam memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.
2) Terdapat rasa suka dan senang terhadap hal yang diminatinya.
3) Mendapat suatu kebanggaan dan kepuasan pada hal yang diminati.
4) Lebih menyukai hal yang menjadi minatnya dari pada hal yang lainnya.
5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan (Anggorowati, 2020).
Dalam menumbuhkan minat siswa dalam belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan memberikan metode dan media pembelajaran kepada siswa agar minat siswa meningkat dan siswa yang memiliki bakat dalam dirinya akan lebih mudah mencapai keberhasilan dalam kegiatan belajar. Minat dapat menjadi motivasi yang mendorong seorang untuk melakukan apa yang diinginkan. Indikator minat sendiri memiliki empat indikator, yaitu:
1. Perasaan senang
Perasaan senang yang dimaksud adalah perasaan yang dimiliki siswa terhadap suatu mata pelajaran, sehingga membuat siswa terus mempelajari ilmu yang disenanginya tanpa adanya paksaan.
2. Ketertarikan siswa
Siswa merasa tertarik atau adanya dorongan dalam diri siswa akan pembelajaran, kegiatan atau berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan teersebut.
3. Perhatian siswa
Siswa yang minat terhadap suatu objek akan memperhatikan objek tersebut dengan sendirinya, yang merupakan sebuah konsentrasi terhadap pengamatan dan pengertian dalam pembelajaran.
4. Keterlibatan siswa
Karena adanya ketertarikan siswa dalam suatru objek atau pembelajaran yang akan membuat siswa tersebut senang dan tertarik untuk terlibat dalam melakukan kegiatan tersebut (Situmorang, 2021).
Mengingat pentingnya minat belajar dalam proses pembelajaran, pengembangan minat belajar kimia yang baik perlu ditumbuhkan pada siswa.
Guru harus memperhatikan dan mengembangkan minat belajar kimia siswa.
Karena minat dapat mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar kimia (Hemayanti et al., 2020). Dibutuhkan upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa pada materi saintek termasuk kimia. Upaya-upaya yang dapat dilakukan diantaranya pengimplementasian Science Technology Society, pemanfaatan media pembelajaran, penerapan model pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran, pengintegrasian dengan aspek keterampilan proses sains, dan memanfaatkan multimedia pada proses pembelajaran. (Harefa et al., 2020).
2. Discovery Learning
Discovery Learning adalah strategi pembelajaran yang cenderung
meminta siswa untuk melakukan observasi, eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga mendapatkan kesimpulan dari hasil tindakan ilmiah tersebut. Melalui model ini siswa diajak untuk menemukan sendiri apa yang dipelajari kemudian mengkonstruk pengetahuan itu dengan memahami maknanya.
Dalam model ini guru hanya sebagai fasilitator. Ciri utama dari model Discovery Learning adalah:
2. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan
3. Berpusat pada siswa
4. Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada (Kristin, 2016).
Model Discovery Learning merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan dan ketrampilan (Yuliana, 2018). Discovery Learning merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri dan reflektif. Model pembelajaran Discovery Learning memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Menambah pengalaman siswa dalam belajar
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih dekat lagi dengan sumber pengetahuan selain buku
3. Menggali kreatifitas siswa
4. Mampu meningkatkan rasa percaya diri pada siswa 5. Meningkatkan kerja sama antar siswa.
Hal tersebut lebih didukung lagi berdasarkan beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning (Najmi et al., 2020).
Pembelajaran discovery learning memiliki kelebihan yang bisa di manfaatkan guru dalam proses pembelajaran:
1. Siswa menjadi aktif kreatif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 2. Mengembangkan ingatan dalam belajar dengan melibatkan akalnya bakat
dan kecakapan sendiri
3. Peran guru dam siswa bersama sama aktif dalam mengeluarkan gagasan dalam berdiskusi
4. Mengarahkan siswa pada kegiatan pembelajaran yang melibatkan akalnya dan motivasi sendiri
5. Siswa dapat mengerti konsep dasar atau ide ide yang baik.
Adapun kelemahan yang apabila menggunakan pembelajaran Discovery Learning:
1. Bagi siswa yang memilki pengetahuan yang kurang dapat membuat kebingungan untuk menemukan pengetahuan sendiri
2. Tidak mengakibatkan siswa berfikir sendiri tidak memberikan kesempatan pemikiran yang di temukan sendiri oleh siswa karena sudah di temukan oleh guru.
3. Pembelajaran discovery learning cocok pada pengembangan aspek pengetahuan, untuk aspek konsep dan ketrampilan kurang mendapat perhatian
4. Untuk guru yang mengajar dengan jumlah siswa yang banyak dapat menimbulkan kesulitan karena tidak semua siswa paham dan waktu yang di gunakan tidak efektif.
Prosedur aplikasi model pembelajaran Discovery leraning, stimulus atau rangsangan yang menimbulkan peseta didik pada sesuatu yang menimbulkan pertanyaan. Pernyataan atau identifikasi masalah, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah masalah yang berkaitam dengan pembelajaran. Pengumpulan data, guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Pengelolaan data, semua data yang di cari melalui observasi, wawancara diolah di klarifikasi oleh siswa. Pembuktian, siswa diminta unutk melakukan pembuktian dengan memrikasa mencermati tentang benar atau tidaknya data yang siswa cari. Menarik kesimpulan, siswa diminta unutk menarik kesimpulan dari hasil data untuk dijadikan prinsip yang dapat di peralakukan (Siswanti, 2019).
3. Sistem Periodik Unsur
Di era tahun 1661, terdapat banyak ahli yang berpendapat mengenai unsur merupakan suatu zat yang tidak mungkin bisa diuraikan. Pada waktu itu, hanya beberapa unsur yang baru dikenal yaitu antimon, arse, bismut, tembaga, karbon, timbal, emas, perak, air raksa, seng, belerang, dan timah.
Lalu, pada abad ke 18 ditemukan 11 unsur baru yang dipublikasikan oleh Lavoiser, yaitu hidrogen, kobalt, klorin, molibdat, mangan, initrogen, ioksigen, niken, iplatina, ifosfor, idan iwolfram. iSetelah iitu, iterus iditemukan idua ihingga tiga iunsur isetiap tahunnya sampai saat ini yang sudah diketahui 118 macam unsur.
a. Perkembangan Sistem Periodik Unsur 1. Triade Dobereiner
Triade Dobereiner merupakan kelompok unsur-unsur yang didasari oleh persamaan sifat dan diurutkan massa atomnya, disetiap kelompok terdapat tiga unusr dimana unusr tengah merupakan rata-rata dari massa unsur yang ditepi. Penemu pengelompokkan unsur-unsur tersebut ialah Johan Wolfgang Dobereiner.
Tabel II. 1 Daftar Unsur Triade Dobereiner Triade 1 Triade 2 Triade 3 Triade 4 Triade 5
Li Ca S Cl Mn
Na Sr Se Br Cr
K Ba Te I Fe
3. Teori oktaf Newlands
John Newland membentuk susunan Newlands berdasarkan kenaikan massa atomnya maka setelah atom ke delapan akan diperoleh unsur yang mirip dengan unsur pertama, unsur kesembilan sifatnya mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya, disebut juga Hukum Oktaf Newlands.
Tabel II. 2 Daftar Unsur Oktaf Newlands H 1 F 8 Cl 15 Co &
Ni 22
Br 29 Pd 36 I 42 Pt & Ir 50 Li 2 Na 9 K 16 Cu 23 Rb 30 Ag 37 Cs 44 Os 51
Be 3 Mg 10 Ca 17 Zn 24 Sr 31 Cd 38 Ba & V 45
Hg 52 B 4 Al 11 Cr 19 Y 25 Ce &
La 33
U 40 Ta 46 Ti 53 C 5 Si 12 Ti 18 In 26 Zr 32 Sn 39 W 47 Pb 54 N 6 P 13 Mn 20 As 27 Di &
Mo 34
Sb 41 Nb 48 Bi 55 O 7 S 14 Fe 21 Se 8 Rh &
Ru 35
Te 43 Au 49 Th 56 4. Sistem periodik Mendeleev
Dmitri Ivanovich Mendeleev menyusun berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Diperoleh hukum periodik, yaitu jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka sifat usur akan berulang secara periodik. Lajur tegak ialah golongan dan lajur mendatar adalah periode. Walaupun sistem p[eriodik Mendeleev sudah cukup baik tetapi masih mendapat beberapa kekurangan yaitu:
a. Panjang periode yang tidak sama
b. Beberapa unsur tersusun dengan urutan massa atom yang terbalik, tidak naik, tetapi turun.
c. Unsur golongan Lantanida yang jumlahnya 14 ditempatkan dalam satu golongan.
Tabel II. 3 Periodik Mendeleev Reihe
n
Grupp e I - R2O
Grupp e II - RO
Grupp e III - R2O3
Grupp e IV RH4
RO2
Grupp e V RH3
R2O5
Grupp e VI RH2
RO3
Grupp e VII RH R2O7
Grupp e VIII - RO4
1 H = 1
2 Li = 7 Be = 9,4
B = 11 C = 12 N = 14 O = 16 F = 19 3 Na =
23
Mg = 24
Al = 27,3
Si = 28 P = 31 S = 32 Cl
=35,5
Reihe n
Grupp e I - R2O
Grupp e II - RO
Grupp e III - R2O3
Grupp e IV RH4 RO2
Grupp e V RH3 R2O5
Grupp e VI RH2 RO3
Grupp e VII RH R2O7
Grupp e VIII - RO4
4 K = 39 Cs = 40
- = 44 Ti = 48
V = 51 Cr = 52
Mn = 55
Fe = 56, Co
= 59 Ni=
59, Cu
= 53
5 (Cu =
63)
Zn = 65
- = 68 - = 72 As = 75
Se = 78
Br = 80 6 Rb =
85
Sr = 87
?Yt = 88
Zr = 90
Nb = 94
Mo = 96
- = 100 Ru = 104, Rh = 104 Pd
= 106, Ag = 108
7 (Ag =
108)
Cd = 117
In = 113
Sn = 118
Sb = 122
Te = 126
J = 127 8 Cs =
133
Ba = 137
?Di = 138
?Ce = 140
- - - ----
9 (-) - - - ----
10 - - ?Er=
178
?La = 180
Ta = 182
W = 184
- Os =
195. Ir
=197 Pt = 198.
Au = 199 11 (Au =
199)
Hg = 200
Ti = 204
Pb = 207
Bi = 208
- -
12 - - - Th =
231
- U =
240
- ----
5. Sistem periodik modern
H.G.J. Moseley menemukan bahwa keperiodikan sifat didasarkan pada nomor atom atau muatan inti. Susunan inilah yang berkembang lebih
baik sehingga diperoleh bentuk seperti sekarang yang dikenal juga dengan sistem periodik bentuk panjang.
Gambar II. 1 Tabel Periodik Modern
Jumlah golongan ada 8 ditandai dengan angka romawi. Terdapat dua kelompok besar pada golongan, ialah golongan utama atau golongan A dan golongan B.
Tabel II. 4 Perbedaan Cara Penomoran Golongan Nama
golongan
Lama Baru (IUPAC
AC 1995) Gaya amerika IUPAC lama
Alkali IA IA 1
Alkali tanah IIA IIA 2
Boron- aluminium
IIIA IIIB 13
Karbon IVA IVB 14
Nitrogen- fosfor
VA VB 15
Oksigen- belerang
VIA VIB 16
Halogen VIIA VIIB 17
Gas mulia VIIIA VIIIB 18
Transisi IIIB IIIA 3
Transisi IVB IVA 4
Transisi VB VA 5
Transisi VIB VIA 6
Nama golongan
Lama Baru (IUPAC
AC 1995) Gaya amerika IUPAC lama
Transisi VIIB VIIA 7
Transisi VIIIB VIIIA 8
Transisi VIIIB VIIIA 9
Transisi VIIIB VIIIA 10
Transisi IB IB 11
Transisi IIB IIB 12
b. Hubungan Konfigurasi Elektron dan Sistem Periodik
Terdapat keterkaitan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam sistem periodik.
Tabel II. 5 Konfigurasi Elektron Beberapa Unsur Dalam SPU No. Lambang
Unsur
Konfigurasi Elektron Letak Pada SPU Golongan Periode
1. 3Li 1s2 2s1 IA 2
2. 11Na 1s2 2s2 2p6 3s1 IA 3 3. 12Mg 1s2 2s2 2p6 3s2 IIA 3 4. 20Ca 1s2 2s2 2p6 3s2 3 p6 4s2 IIA 4 5. 31Ga 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p1 IIIA 4 6. 49In 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 4d10 5p1
IIIA 5
7. 15P 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 VA 3 8. 33As 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p3 VA 4
9. 8O 1s2 2s2 2p4 VIA 2
10. 34Se 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4 VIA 4
11. 9F 1s2 2s2 2p5 VIIA 2
12. 17Cl 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 VIIA 3
13. 10Ne 1s2 2s2 2p6 VIIIA 2
14. 36Kr 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 VIIIA 4
Dari tabel, dapat dilihat bahwa konfigurasi elektron unsur-unsur golongan IA memiliki elektron valensi ns1 dan golongan IIA elektron valensinya ns2, n disini adalah nomor periode dalam sistem periodik tempat unsur berada. Sehingga unsur-unsur yang terdapat pada golongan IA dan IIA ialah unsur blok s. Unsur golongan IIIA hingga VIIA semuanya memiliki elektron valensi ns2npx, sehingga unsur-unsur golongan IIIA-VIIA disebut
blok p.dan golongan IIIB sampai dengan IIB elektron valensinya nsx(n - 1)dy disebut unsur blok d. Unsur-unsur pada deret Lantanida dan Aktinida memiliki elektron valensi pada subkulit f disebut unsur blok f (Sudarmo, 2013).
c. Sifat Keperiodikan Unsur
Sifat keperiodikan ialah sifat-sifat unsur yang berubah secara periodik sesuai dengan bertambahnya nomor atom. Unsur-unsur yang terdapat pada golongan yang sama memiliki kemiripan konfigurasi elektron sehingga mmemiliki kemiripan sifat, dan iunsur-unsur iyang iterdapat idalam isatu
iperiode idari ikiri ike ikanan memiliki sfat yang berubah secara teratur. Sifat keperiodikan unsur adalah sebagai berikut:
1. Logam dan Non Logam
Unsur dikelompokkan menjadi dua yaitu, unsur-unsur logam dan unsur-unsur non logam. Unsur-unsur logam memiliki sifat dapat menghantarkan listrik dengan baik, warna mengkilap, ikeras, idan iulet.
iSedangkan iunsur-unsur inon ilogam imemiliki isifat itidak imenghantarkan
ilistrik, ititik ididih idan ititik ilelehnya irendah.
Dalam sistem periodik unusr, sebelah kiri di isi oleh unsur-unsur logam sedangkan sebelah kanan terisi oleh unsur-unsur non logam. Dalam satu golongan dari atas ke bawah memiliki sifat kelogaman yang semakin besar.
Dan dalam satu periode dari kiri ke kanan memiliki sifat kelogaman yang semakin berkurang. Diantara ilogam idan inon ilogam iterdapat iunsur isemi-
logam atau metaloid, yang merupakan unsur non logam yang mempunyai sifat-sifat kelogaman secara terbatas.
2. Titik Leleh dan Titik Didih
Kecenderungan titik leleh dan titik didih pada sistem periodik unsur adalah sebagai berikut:
a. Dalam satu golongan unsur logam dari atas ke bawah memiliki titik leleh dan titik didih yang semakin irendah. iSedangkan iunsur inon ilogam cenderung imemiliki ititik ileleh idan ititik ididih iyang isemakin itinggi.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan titik leleh inaik isampai
imaksimum ipada igolongan iIVA idan iturun isecara iteratur, idan ititik
ididih iakan inaiksampai maksimum pada golongan IIIA kemudian turun secara teratur.
3. Jari Jari Atom
Jari-jari iatom iadalah ijarak ielektron iterluar ike iinti iatom idan menunjukan iukuran suatu iatom.Panjang pendeknya jari-jari atom ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
a) Jumlah kulit elektron
Jari-jari atom akan semakin panjang jika jumlah kulit yang dimiliki suato atom semakin banyak.
b) Muatan inti atom
Bila ijumlah ikulit idari idua iatom isama ibanyak, imaka iyangberpengaruh
iterhadap ipanjangnya ijari-jari iatom iadalah imuatan iinti iatom.Semakin ibesar
muatan intinya, gaya tarik inti atom terhadap elektron lebih kuat sehingga elektron lebih mendekat ke inti atom
Gambar II. 2 Jari-Jari Atom Berdasarkan gambar di atas dapat diamati bahwa:
a. Dalam satu golongan, makin kebawah jumlah kulitnya makin banyak.
Meskipun dalam hal ini jumlah muatan inti makin banyak, tetapi pengaruh bertambahnya jumlah kulit lebih besar daripada pengaruh muatan inti. Akibatnya jarak elektron kulit terluar terhadap inti makin jauh.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan muatan inti makin bertambah sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap. Akibatnya, gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin kuat sehingga menyebabkan jarak elektron kulit terluar dengan inti makin dekat.
4. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepas suatu elektron paling luar (yang terikat paling lemah) membentuk ion positif. Pelepasan elektron kedua (dari ion
positif satu) disebut energi ionisasi kedua, pelepasan elektron ketiga disebut energi ionisasi ketiga, dan seterusnya. Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh jari-jari atom dan jumlah elektron valensi atau muatan inti. Semakin kecil jari-jari atom, harga energi ionisasi akan semakin besar. Semakin besar muatan inti, energi ionsasi cenderung akan semakin besar. Nilai energi ionisasi bertambah dari Na ke Ar, penyimpangan terjadi pada Mg ke Al dan dari P ke S. Peningkatan energi ionisasi ini berkaitan dengan bertambahnya muatan inti, sehingga daya tarik inti terhadap elektron terluar makin kuat, sehingga energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron pada kulit terluar semakin besar. Data dari gambar juga menunjukkan adanya penyimpangan, yaitu energi ionisasi Mg lebih besar dari energi ionisasi Al, dan energi ionisasi P lebih besar dari S. Penyimpangan ini terkait dengan kestabilan konfigurasi elektron, yaitu unsur golongan IIA (Mg) dan golongan VA (P) mempunyai konfigurasi elektron yang relatif stabil, yaitu konfigurasi penuh dan setengah penuh sehingga membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepaskan elektronnya. Sedangkan Al dan S mempunyai satu elektron yang terikat agak lemah sehingga lebih mudah dilepaskan.
Gambar II. 3 Nomor Atom
3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan oleh suatu atom dalam wujud gas untuk menangkap elektron dari luar membentuk ion negatif.
Dengan kata lain afinitas elektron merupakan kebalikan dari energi ionisasi.
Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif, berarti mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron, maka makin besar kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion negatif). Peningkatan afinitas elektron berkaitan dengan muatan inti yang semakin positif dan jari – jari atom semakin kecil. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik menarik antara inti dengan elektron yang ditambahkan semakin kuat sehingga afinitas elektronnya bertambah.
Sifat keperiodikan afinitas elektron dalam sistem periodik adalah sebagai berikut:
a. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron semakin kecil b. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar 4. Keelektronegatifan (Elektronegatifitas)
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatuatom untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Konsep keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling pada tahun 1932. Pauling memberikan skala keelektronegatifan 4 untuk unsur yang memiliki energi ionisasi dan energi afinitas elektron tinggi, yaitu pada florin,
sedangkan unsur yang lainnya di bawah nilai 4. Energi ionisasi dan afinitas elektron berkaitan dengan besarnya daya tarik elektron. Jadi, suatu unsur
yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar akan mempunyai keelektronegatifan yang besar. Semakin besar keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudah membentuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung makin sulit membentuk ion negatif, dan cenderung semakin mudah membentuk ion positif. Adapun sifat periodik keelektronegatifan dalam sistem periodik adalah sebagai berikut:
a. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah keelektronegatifan semakin kecil
b. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin besar (Sudarmo, 2013).
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nelius Harefa, Gayus Sadarman Tafonao, dan Samsul Hiar pada tahun 2020 yang berjudul “Analisis Minat Belajar Kimia Siswa Melalui Pembeljaran Berbasis Multimedia”, dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan minat belajar siswa dipengaruhi faktor internal seperti kemampuan awal siswa, kecerdasan emosional siswa, persepsi siswa, dan faktor eksternal.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian relevan adalah menganalisis minat belajar kimia siswa dengan menggunakan instrumen angket. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian relevan ialah pada model pembelajaran, peneliti menggunakan model
pembelajaran discovery lerning dan menggunakan metode deskriptif (Harefa et al., 2020).
2. Dari hasil penelitan yang dilakukan oleh Sutrisno, Nurina Happy, dan Wiwik Susanti pada tahun 2020 dengan judul “Eksperimentasi Model Discovery Learning Terhadap Prestasi dan Minat Belajar Matematika
Siswa” menyatakan bahwa minat belajar siswa yang menggunakan model Discovery Learning lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional. Persamaan dengan penelitian relevan adalah peneliti juga menggunakan model Discovery Learning dengan variabel terikat minat belajar. Perbedaannya peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif (Sutrisno et al., 2020).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Puspitadewi, Agung Nugroho Catur Saputro, dan Ashadi pada tahun 2016 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan minat dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI MIA 3 Semester Genap SMA N 1 Teras tahun Pelajaran 2015/2016” menyatakan bahwa model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian relevan ialah meneliti minat dengan model pembelajaran Discovery Learning.
Perbedaannya peneliti tidak meneliti prestasi belajar dan materi yang diteliti oleh peneliti adalah sistem periuodik unsur.
C. Konsep Operasional 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua variabel, yaitu:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Discovery Learning
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa dengan empat indikator minat belajar yaitu,
1) Indikator perasaan senang yang terdiri dari 3 penyataan positif dan 2 pernyatan negatif dengan sub indikatornya ialah, perasaan siswa terhadap pembelajaran, dan semangat belajar siswa.
2) Indikator ketertarikan siswa yang teridiri dari 3 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif dengan sub indikator ialah, penerimaan siswa saat diberi tugas dan penerimaan siswa saat mengerjakan tugas.
3) Indikator keterlibatan siswa terdiri 2 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif dengan sub indikatornya ialah, perhatian siswa dalam pembelajaran, mengamati guru menjelaskan, dan mengindahkan instruksi guru.
4) Indikator ketertarikan siswa teridiri 2 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif dengan sub indikatornya ialah, mau
berpendapat,mau bertanya, mau menjawab pertanyaan guru, dan menanggapi diskusi kelompok.
2. Prosedur Penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan 1) Studi Awal
Studi awal dilakukan untuk mengetahui masalah awal yang ada pada sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian sehingga diketahui masalah yang terjadi serta langkah yang akan dilakukan selanjutnya. Untuk mengetahui masalah awal maka dilakukan wawancara dengan guru kimia di sekolah tempat penelitian. Hasil wawancara inilah yang kemudian akan disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan.
2) Studi Pustaka
Studi pustaka yang dilakukan adalah mengenai minat belajar siswa serta dipilih beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan. Melalui kegiatan studi pustaka ini, akan dilihat apa saja tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian mendukung minat belajar siswa.
3) Menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar pada standar isi mata pelajaran kimia kelas X sesuai yang digunakan
saat ini, dan membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran lainnya.
4) Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data yaitu berupa angket, lembar wawancara dan lembar observasi yang dibuat oleh peneliti dan dibimbing langsung oleh dosen pembimbing
b. Tahap Pelaksanaan
1) Guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning kepada kelas eksperimen.
2) Mengisi lembar observasi saat proses pembelajaran
3) Menyebarkan angket, Angket diberikan pada pertemuan akhir materi sistem periodik unsur untuk mengetahui minat belajar siswa setelah menerima pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.
4) Melakukan wawancara sesuai dengan lembar wawancara untuk mengetahui minat belajar siswa.
c. Tahap Akhir
1) Mengolah data hasil penelitian yang berupa angket, wawancara dan lembar observasi.
2) Membahas hasil dari analisis data angket, wawancara dan lembar observasi selama penelitian
3) Menarik kesimpulan dari penelitian yang sudah dilaksanakan
D. Kerangka Berpikir
Kurangnya minat belajar siswsa dalam pelajaran kimia yang disebabkan beberapa hal salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan. Minat belajar ternyata berpengaruh besar dalam keinginan atau ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran serta memahami pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan minat siswa dapat dilakukan dengan penggunaan media pembelajaran, model pembelajaran maupun strategi dan metode pembelajaran. Penggunaan model yang tepat dalam proses pembelajaran tentunya akan berdampak baik bagi minat belajar siswa.
Pada penelitian ini, menggunakan model Discovery Learning. Model Discovery Learning ini adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan dan ketrampilan.
Selain itu, kegiatan pembelajaran dengan model Discovery Learning dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar kimia dengan cara yang lebih menyenangkan dari pada metode konvensional. Dalam pelajaran sains, kegiatan, yang didasarkan pada penyelidikan menggunakan metode Discovery Learning, dapat digunakan dengan tujuan menarik perhatian siswa
dan mengaktifkan mereka untuk lebih berpartisipasi dalam kelas
Dari penjabaran diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui minat belajar siswa dalam pembelajaran kimia terutama pada materi sistem periodik unsur dengan menggunakan Discovery Learning.
Peneliti akan menyebarkan angket kepada kelas X di SMA Cendana
Pekanbaru yang sudah melakukan pembelajaran menggunakan Discovery Learning, dan peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa kelas X
Indikator Minat 1. Perasaan senang 2. Perhatian siswa 3. Ketertarikan siswa 4. Keterlibatan siswa
Terdapat minat belajar siswa menggunakan model Discovery
Learning pada materi sistem periodik unsur
Gambar II. 4 Kerangka Berpikir Analisis Minat Belajar
Model pembelajaran Discovery Learning
Minat belajar siswa
Kenyataan:
1. Belum diketahuinya minat belajar siswa
2. Pembelajaran berpusat pada guru 3. Kurangnya variasi model
pembelajaran Harapan:
a. Pembelajaran berpusat pada siswa
b. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi
c. Memiliki minat belajar tinggi
32 BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala peristiwa atau fenomena yang terjadi pada waktu sekarang. Penelitian deskriptif untuk memaparkan gejala, fakta, atau kejadian secara sistematis dan akurat (Kurniawati, 2019).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain (Hulu &
Telaumbanua, 2022).
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Cendana Pekanbaru. Adapun waktu penelitian ini dilakukan pada semester ganjil 15 September – 5 Oktober 2022.
C. Objek Dan Subjek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 SMA Cendana Pekanbaru.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah analisis minat belajar siswa menggunakan Discovery Learning pada materi sistem periodik unsur.