1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan menempati urutan kelima di dunia karena lebih dari 80% penduduk di Indonesia beragam Islam. Kondisi tersebut juga memberikan dampak pada perilaku konsumen dalam pemilihan produk, salah satunya adalah kebutuhan akan produk fashion. Hadirnya e-commerce sebagai salah satu media perdagangan online
menimbulkan dampak terhadap pola konsumsi masyarakat termasuk dalam produk fashion. Perubahan pola konsumtif masyarakat ini memiliki peluang yang baik bagi
pengusaha produk fashion.
Berdasarkan data Industry Research, tren pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi dalam 3 tahun terakhir mengalami kenaikan, hal ini seperti yang ditunjukan gambar 1.1. Pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah pertumbuhan industri tekstil yang disebabkan pandemi covid-19, tetapi pada tahun 2021 pertumbuhan industri tekstil membaik. Pada kuartal 1 tahun 2021 pertumbuhan industri tekstil membaik hingga 2% hingga pada kuartal 3 pada tahun 2021.
Gambar 1.1 Data Pertumbuhan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Sumber: Data Industry Research, 2021
Fashion juga merupakan salah satu subsektor Ekonomi Kreatif yang
berpengaruh terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) suatu negara.
Berdasarkan data Focus Economy Outlook 2020, ekonomi kreatif menyumbang sebesar Rp1.100 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sepanjang tahun 2020. Dari 17 subsektor terdapat tiga sub sektor ekonomi kreatif yang memberikan konstribusi terbesar pada PDB dan ekspor adalah fashion, kuliner dan kriya. Adapun subsektor fashion berkontribusi sebesar 17% terhadap PDB.
-10,0%
-5,0%
0,0%
5,0%
10,0%
- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2019 2020 2021
Tren Data Pertumbuhan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, Q1 2019 - Q3 2021 (Per Kuartal)
PDB Industri Tekstil dan Pakaian (Miliar rupiah) Pertumbuhan IndustriTekstil dan Pakaian Triwulanan
Gambar 1.2 Data Kontribusi Subsektor Ekonomi Kreatif terhadap PDB Tahun 2020
(Sumber: Hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK), 2020)
Sejalan dengan dengan perkembangan pada sub sektor fashion tersebut berdampak pula pada tingkat persaingan sehingga mendorong para pelaku usaha untuk dapat menarik minat beli konsumen. Timbulnya minat beli konsumen diharapkan dapat berdampak pada keputusan pembelian ulang.
Minat beli ulang merupakan hasrat yang timbul untuk melakukan pembelian ulang pada produk atau jasa yang sama karena kepuasan yang pernah dirasakan (Amroni dkk, 2019). Kepuasan dalam hal ini dapat di pengaruhi oleh kualitas produk maupun kualitas layanan yang dirasakan oleh konsumen. Menurut Hasan (2018) bahwa minat beli ulang merupakan minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman pembelian yang telah dilakukan dimasa lalu. Minat beli ulang konsumen sangatlah penting bagi perusahaan, karena suatu perusahaan bisa terus
bertahan apabila respon dari konsumen dalam keputusan pembelian produk mendapat respon yang positif. Respon konsumen yang positif dapat membantu kemajuan usaha perusahaan. Terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi minat beli ulang seperti experiental marketing, kualitas produk dan kualitas pelayanan. Dijelaskan dalam penelitian Maulana (2016) semua pelanggan berharap akan pelayanan yang baik dari produk yang dia beli, baik dari segi promosinya, harganya, kualitas pelayananya dan juga pelayanan sebelum dan sesudah membeli produk tersebut, dan pelanggan berhak akan informasi yang benar dan kesesuaian produk dengan iklan, lalu kesesuaian produk dengan harga dan kesesuaian produk dengan pelayanan.
Experiential Marketing adalah suatu pendekatan pemasaran agar konsumen
memiliki pengalaman yang tidak terlupakan ketika akan, sedang, dan telah membeli suatu produk atau jasa pada suatu unit bisnis (Yulian dkk, 2016). Menurut Yufizar (2017) experiental marketing adalah sebuah pendekatan pemasaran yang melibatkan emosi dan perasaan konsumen dengan menciptakan pengalaman- pengalaman positif yang tidak terlupakan sehingga konsumen mengkonsumsi dan fanatik terhadap produk. Experiental marketing dapat membuat konsumen membedakan produk atau jasa yang mereka rasakan karena pada setiap bisnis akan memberikan pengalaman yang tentu akan berbeda-beda. Penting bagi perusahaan untuk memberikan pengalaman yang berkesan agar dapat menarik minat konsumen melakukan pembelian ulang.
Adanya pengaruh experiental marketing terhadap terhadap minat beli ulang didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muharam, dkk
(2018) menunjukkan bahwa Experiental marketing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli ulang konsumen. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin baik experiental marketing yang dirasakan oleh konsumen maka akan semakin meningkatkan minat beli ulang. Penelitian yang dilakukan oleh Hendarsono, dkk (2013) menunjukkan bahwa experiental marketing yang terdiri dari dimensi sense, feel, think dan relate memiliki pengaruh yang positif terhadap minat beli ulang, sedangkan pada dimensi act tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang. Namun pada penelitian yang dilakukan Rizky, dkk (2018) menunjukkan bahwa Experiental Marketing tidak berpengaruh signifikan terhadap minat membeli ulang. Perbedaan temuan hasil penelitian tersebut menunjukan adanya celah penelitian yang perlu dikaji lebih lanjut oleh peneliti untuk menguji pengaruh experiental marketing terhadap minat beli ulang.
Selain experiental marketing, minat beli ulang juga dapat dipengaruhi oleh kualitas produk dan layanan yang ditawarkan kepada konsumen (Sartika, 2017).
Menurut Kotler dan Armstrong (2014), kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Apabila pelanggan memiliki pengalaman yang positif terhadap suatu produk yang pernah mereka gunakan, maka pelanggan tersebut tentunya akan melakukan pemakaian yang sama terhadap produk tersebut, begitu pula sebaliknya.
Kualitas produk adalah sejauh mana produk memenuhi spesifikasi-spesifikasinya (Sunyoto, 2015). Dengan dampak positif yang di berikan dari kualitas produk yang baik, akan menghasilkan sebuah persepsi yang baik dari konsumen terhadap produk
tersebut, dan akan secara otomatis membentuk sebuah kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk tersebut (Irawan, 2018).
Kualitas produk yang semakin baik akan memiliki dampak yang signifikan terhadap minat beli ulang konsumen terhadap produk. Sehingga penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kualitas produk, karena kualitas suatu produk yang baik dapat berpengaruh pada tingkat pembelian ulang konsumen terhadap produk tersebut.
Adanya pengaruh kualitas produk terhadap terhadap minat beli ulang didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vinda (2015) yang menunjukan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Penelitian Ramadhan, dkk (2017) hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Artinya jika kualitas produk semakin baik maka minat beli ulang konsumen akan meningkat. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin baik kualitas produk maka akan semakin meningkatkan minat beli ulang konsumen terhadap produk tersebut. Namun dari penelitian Kusumastuti (2014) hasil penelitian mengatakan bahwa pengaruh kualitas produk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang. Perbedaan temuan hasil penelitian tersebut menunjukan adanya celah penelitian yang perlu dikaji lebih lanjut oleh peneliti untuk menguji pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang.
Selanjutnya faktor pendorong minat beli ulang adalah kualitas layanan.
Kualitas layanan juga memiliki pengaruh penting pada minat beli ulang konsumen
terhadap suatu produk (Maulana, 2016). Kualitas pelayanan adalah bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat pelayanan yang diterima dengan tingkat pelayanan yang diharapkan (Kotler, 2019). Menurut Abdullah dan Tantri (2019) kualitas layanan adalah keseluruhan ciri dan karakteristik suatu barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Sejatinya konsumen adalah raja yang perlu diberikan pelayanan dengan baik tanpa melihat status sosial, agama ataupun gender. Kualitas pelayanan yang baik dapat mempengaruhi kepuasan konsumen
untuk melakukan pembelian ulang (Bahar & Herman, 2015). Artinya jika kualitas pelayanan semakin baik maka minat beli ulang juga akan semakin baik, apabila kualitas pelayanannya buruk maka minat beli ulang konsumen terhadap suatu produk juga akan menurun. Sehingga penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kualitas pelayanan mereka terhadap pelanggan.
Pernyataan tersebut memiliki relevansi yang sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Faradiba (2013) dengan hasil penelitian yang menunjukkan kualitas pelayanan meiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Windarta (2015) juga menunjukkan kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif dan signifikan secara simultan maupun parsial terhadap minat beli ulang. Artinya kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan minat beli ulang konsumen. Sedangkan dalam penelitian Vinda (2015) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang. Perbedaan temuan hasil penelitian tersebut
menunjukan adanya celah penelitian yang perlu dikaji lebih lanjut oleh peneliti untuk menguji pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang.
Berdasarkan kajian faktor yang mempengaruhi minat beli ulang yang telah dipaparkan diatas, maka dalam penelitian ini akan mengambil objek penelitian produk fashion Wearmoura yang diproduksi oleh PT Yoshugi Media Group. Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen yang sudah membeli produk fashion Wearmoura.
PT Yoshugi Media Group merupakan perusahaan yang bergerak dibisnis digital marketing. PT Yoshugi Media Group menaungi beberapa anak perusahaan.
Diantaranya Armoura yang bergerak dalam bidang kecantikan & Wearmoura yang bergerak dalam bidang fashion. Banyak produk yang telah dipasarkan oleh PT Yoshugi Media Group ini diantaranya yang masih berjalan saat ini adalah produk fashion dengan brand Wearmoura. Wearmoura menjadi brand fashion sejak tahun
2019 dengan varian homedress, tunik dan hijab. Untuk pemasaran dari produk Wearmoura ini menggunakan online marketing. Online marketing yang di lakukan PT Yoshugi Media Group ini dengan memanfaatkan e-commerce, Instagram, dan iklan dari Fb-ads yang akan terhubung secara langsung kepada customer service untuk melayani pembelian customer. Dari hasil pra-survei yang dilakukan sebelumnya terdapat beberapa hal yang mempengaruhi konsumen enggan untuk melakukan pembelian ulang pada produk Wearmoura diantaranya, pengiriman
produk lama dan adanya salah pengiriman barang seperti salah ukuran ataupun warna produk yang diinginkan.
Adanya gap penelitian yang ditemukan pada penelitian sebelumnya, menunjukkan masih terdapat celah penelitian yang perlu dikaji lebih lanjut mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli ulang. Selain itu telah dijelaskan bahwa minat pembelian ulang menjadi salah satu faktor yang penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, karena dapat membantu kemajuan usaha perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji lebih dalam mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi minat pembelian ulang. Adapun penelitian ini mengangkat judul “Pengaruh Experiental Marketing, Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Digital Terhadap Minat Beli Ulang Pada Produk Fashion Muslim”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh experiental marketing terhadap minat pembelian ulang pada produk fashion muslim Wearmoura?
2. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap minat pembelian ulang pada fashion muslim Wearmoura?
3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan digital terhadap minat pembelian ulang pada fashion muslim Wearmoura?
4. Bagaimana pengaruh experiental marketing, kualitas produk dan kualitas layanan digital secara simultan terhadap minat beli ulang pada fashion muslim Wearmoura?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh experiental marketing terhadap minat pembelian ulang pada produk fashion muslim Wearmoura.
2. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap minat pembelian ulang pada produk Wearmoura.
3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan digital terhadap minat pembelian ulang pada produk Wearmoura.
4. Untuk menganalisis pengaruh experiental marketing, kualitas produk dan kualitas layanan digital terhadap minat beli ulang produk Wearmoura.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis yang meliputi :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkuat teori dan hasil – hasil penelitian sebelumnya yang menguji adanya pengaruh experiental marketing, kualitas produk dan kualitas layanan digital terhadap minat
beli ulang. Disamping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya khususnya yang mengkaji tentang minat pembelian ulang.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Perusahaan PT Yoshugi Media Grub
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi PT Yoshugi Media Grub untuk merumuskan strategi pemasaran guna meningkatkan minat beli ulang konsumen, serta sebagai pertimbangan untuk menetapkan kebijakan dalam mengatur strategi pemasaran selanjutnya. Disamping itu pihak manajemen perusahaan dapat mengevaluasi perilaku konsumen dan penilaian konsumen
terhadap experiental marketing, kualitas produk dan kualitas pelayanan digital.
2. Bagi Konsumen Fashion Muslim Wearmoura.id
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan pengetahuan bagi konsumen sebelum melakukan pembelian secara online.
1.5. Batasan Masalah
Untuk menghindari perluasan pembahasan, penelitian ini dilakukan berfokus pada experiental marketing, kualitas produk dan kualitas pelayanan digital terhadap minat beli ulang pada produk fashion muslim pada merk Wearmoura
1. Responden dalam penelitian ini dibatasi pada konsumen yang membeli produk fashion muslim merk Wearmoura.
2. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang telah menggunakan produk fashion muslim Wearmoura dan melakukan pembelian secara online.
3. Penelitian ini dilakukan di wilayah Yogyakarta