• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1. Studi Literatur E-book 2.1.1. Tinjauan E-book

E-book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E- book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format htm, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe. Pada kebanyakan e-book menggunakan bentuk format pdf. Karena lebih mudah dalam mempergunakannya dan mudah dalam mengolah security (Nissaajah, par.1)

2.1.2. Format e-Book 1. Teks polos

Teks polos adalah format paling sederhana yang dapat dilihat hampir dalam setiap piranti lunak menggunakan komputer personal. Untuk beberapa mobile device, format dapat dibaca menggunakan piranti lunak yang harus lebih dahulu diinstal.

2. PDF

Format pdf memberikan kelebihan dalam hal format yang siap untuk dicetak.

Bentuknya mirip dengan bentuk buku sebenarnya. Selain itu terdapat pula fitur pencarian, daftar isi, memuat gambar, pranala luar dan juga multimedia.

3. JPEG

Seperti halnya format gambar lainnya, format JPEG memliki ukuran yang besar dibandingkan informasi teks yang dikandungnya, oleh karena itu format ini umumnya populer bukan untuk buku elektronik yang memilki banyak teks akan tetapi untuk jenis buku komik atau manga yang proporsinya lebih didominasi oleh gambar.

(2)

4. LIT

Format LIT merupakan format dari Microsoft Reader yang memungkinkan teks dalam buku elektronik disesuaikan dengan lebar layar mobile device yang digunakan untuk membacanya. Format ini memiliki kelebihan bentuk huruf yang nyaman untuk dibaca.

5. Docx

Format Docx merupakan format dari Microsoft Word yang sangat banyak ditemui sekarang dan tersebar di internet, format ini sangat banyak digunakan karena banyaknya pengguna MS Word dan file keluaran yang cukup kecil, selain itu huruf yang lebih variatif membuatnya sangat digemari.

6. HTML

Dalam format HTML ini gambar dan teks dapat diakomodasi. Layout tulisan dan gambar dapat diatur, akan tetapi hasil dalam layar kadang tidak sesuai apabila dicetak (“Pengertian Buku Digital”, par.4)

2.2. Studi Literatur Fotografi 2.2.1. Tinjauan Fotografi

Fotografi [...] berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Fos” yang artinya cahaya dan “Grafo” yang artinya melukis atau menulis. Arti fotografi dalam bahasa Ingrris (photography) adalah sebuah seni, ilmu pengetahuan dan praktik menciptakan gambar yang tahan lama dengan merekam cahaya atau tradisi elektromagnetik lain, baik secara kimia dengan menggunakan film fotografi atau secara elektronik melalui sebuah sensor gambar. Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia, arti fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film (IDS, par. 1).

Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai dalam fotografi (“Teknik Dasar Menggunakan DSLR”, par. 6), yaitu:

1. White Balance

Untuk melakukan pengaturan white balance kita memerlukan benda berwarna putih, bisa menggunakan kertas, baju ataupun dinding. Anggap saja kita menggunakan kertas maka caranya adalah menempatkan kertas pada bidang

(3)

tertentu, gunakan pencahayaan yang sedang (tidak kurang atau kelebihan), gunakan manual fokus dan usahakan seluruh frame foto terisi dengan kertas tersebut.

2. Fokus

Pengaturan fokus secara manual dapat dilakukan dengan cara menggeser ke mode Manual (M) panel fokus yang ada di lensa. Dengan begitu fokus dapat diatur ketajamannya secara manual dengan cara memutar ring fokus pada lensa.

Gunakan mode auto apabila tidak ingin repot mengaturnya, fokus akan bergerak otomatis untuk menyesuaikan zoom. Beberapa teknik pengambilan gambar yang berkaitan dengan jarak adalah:

a. Extreme Long Shot (pandangan sangat luas) b. Long Shot (pandangan lebih dekat dari ELS)

c. Medium Long Shot (manusia dari lutut sampai kepala) d. Medium Shot (objek diatas pinggang sampai kepala)

e. Medium Close Up (objek manusia dari dada sampai kepala) f. Close Up (Wajah)

g. Big Close Up (hidung/ mata)

h. Extreme Close Up (pori-pori kulit) yang mempunyai detail sangat jelas.

3. Diafragma

Diafragma disimbolkan dengan f (pengaturan bukaan lensa), [...] semakin kecil nilai f nya maka semakin besar bukaan lensanya. Angka f yang kecil (bukaan besar) akan menyebabkan Depth of Field (DOF)/ area tajam lebar meliputi objek utama dan background akan nampak jelas, sedangkan semakin besar pengaturan f (bukaan kecil) Depth of Fieldnya akan sempit yakni objek didepan jelas, sedangkan objek dibelakang/ backgorund buram. Ukuran f sendiri terdiri dari f/1,4 (yang terkecil) hingga f/16 (yang terbesar). Diaframa termasuk 1 dari 3 komponen eksposur yang sangat bermanfaat mengatur intensitas cahaya yang masuk ke lensa.

4. Shutter Speed

Shutter speed adalah pengaturan kecepatan buka dan tutup rana atau jendela kamera. Pengaturan shutter speed adalah dalam satuan detik misalnya 1/125 atau 1/1000, jadi semakin besar angka satuannya misal 1/1000 maka semakin cepat

(4)

pula waktu buka dan tutup rana/ jendela sehingga cahaya yang masuk ke image sensor lebih sedikit. Sebaliknya apabila angka satuannya semakin kecil misal 1/125 maka semakin lama pula kecepatan buka dan tutup rana/ jendela kamera sehingga cahaya yang masuk ke image sensor lebih banyak. Untuk membekukan objek bergerak misalnya orang sedang berselancar atau baling-baling pada helikopter diperlukan settingan shutter speed yang tinggi. Biasanya teknik pegambilan gambar tersebut dinamakan panning atau freeze. Jadi semakin cepat gerakan objek yang ingin kita tangkap maka semakin besar pula satuan shutter speednya. Set pengaturan shutter speed diatas 1/250 untuk membekukan aksi, serta gunakan shutter speed dibawah 1/25 untuk memburamkan objek seperti air yang sedang jatuh/ air terjun. Shutter speed yang rendah akan memperbanyak cahaya yang masuk yang sangat berguna apabila dilakukan dimalam hari. Pada shutter speed yang rendah diperlukan bantuan Camera stand (monopod/ tripod), agar mampu meredam goyangan dan gambar yang dihasilkan tidak kabur. Lebih baik lagi apabila menggunakan shutter release/ aksesori kamera untuk menggantikan peran tangan kanan dalam menekan tombol shutter. Alat ini juga bisa dikendalikan dari jarak jauh sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih tajam.

5. ISO

ISO merupakan tingkat kesensitifan sensor kamera. Semakin tinggi ISO maka semakin sensitif pula sensor sehingga gambar yang dihasilkan akan memiliki lebih banyak cahaya, sebaliknya semakin rendah setingan ISO maka semakin minim pula cahaya yang masuk ke sensor kamera. Semakin rendah ISO semakin rendah pula noise, sebaliknya semakin tinggi ISO maka semakin tinggi pula noisenya. ISO tinggi biasanya digunakan saat malam hari atau saat cahaya benar benar minim. Sebaiknya menggunakan ISO 100 agar gambar yang dihasilkan dapat maksimal dan menaikkan ISO apabila dibutuhkan saja.

2.2.2. Tinjauan Food Photography

Food Photograpy masih bagian dalam fotografi komersial yang bertujuan untuk menghasilkan foto-foto yang menarik dari foto makanan untuk dipasang atau digunakan dalam iklan, majalah makanan, kemasan makanan.

(5)

Seorang photographer ditantang untuk berpikir kreatif dalam menerapkan konsep photo dan membuat agar makanan terlihat menarik sehingga menggugah hasrat untuk mencoba makanan tersebut dengan hanya melihat fotonya saja. Hal ini sudah banyak kita temui di jalan, dimana kita melihat iklan menu makanan hotel berbintang ataupun menu cafe, menampilkan foto contoh makanannya yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dan membuat orang-orang tertarik untuk mencoba. Itulah kenapa food photography digolongkan sebagai fotografi komersial.

Setidaknya ada 9 aspek penting yang diperuntukkan dalam membuat food photography (“Fotografiana”, par. 765), yaitu :

1. Menggunakan latar belakang bersih sehingga antara latar belakang dan makanan terdapat kontras warna.

2. Mengatur white balance agar sesuai dengan objek yang akan difoto.

3. Menggunakan pencahayaan alami, misalnya untuk mengambil foto di siang hari sebaiknya dilakukan di dekat jendela agar mendapatkan banyak sinar matahari dan menghindari penggunakan flash langsung ketika mengambil foto pada malam hari karena akan membuat foto makanan terlihat kasar. Untuk pengambilan foto pada malam hari dapat menggunakan diffuser flash/ lampu kilat yang dipantulkan ke langit-langit atau ke dinding.

4. Untuk pengambilan foto di ruangan minim cahaya dapat menggunakan bantuan tripod, dimana kita bisa mendapatkan hasil foto yang jelas dan tidak goyang dalam waktu yang lama.

5. Memperhatikan detail-detail kecil ketika akan mengambil foto karena hal ini dapat memberikan perbedaan yang besar.

6. Mengambil foto dengan jarak dekat dengan subjek akan membuat tekstur dan rincian terlihat halus sehingga dapat menghasilkan foto yang lebih menarik.

7. Membuat berbagai jenis potongan yang berbeda agar terdapat variasi irisan di atas makanan, hal ini dapat membuat hasil foto menjadi lebih bagus.

8. Memotret makanan dari semua sudut dan jangan ragu untuk mengambil foto makanan dari komposisi dan sudut pandang yang berbeda.

(6)

9. Penggunaan alat peraga dapat ditambahkan untuk meramaikan objek dan mendapatkan hasil foto yang lebih menarik, namun usahakan untuk tetap sederhana dan tidak menggunakan alat peraga yang terlalu banyak karena dapat mengganggu objek utama.

2.3. Studi Literatur Kuliner

Kuliner merupakan serangkaian kegiatan pengolahan makanan dimulai dari memilih bahan yang berkualitas, menyiapkan, dan mengolahnya secara tepat untuk menghasilkan makanan yang aman, sehat, dan nikmat.

Sejarah kuliner di Indonesia

Lahir tahun 1990 oleh Lembaga Kuliner Indonesia, yang didirikan oleh : 1. William W Wongso

2. Hiang Marahimin 3. Tuti Soenardi

Dengan bantuan dana Bapak Handoko Winata, seorang pengusaha yang mendanai lembaga ini melalui Lembaga Kuliner Indonesia, makanan Indonsia diangkat disebarkan melalui pendidikan kursus dari sisi kuliner dan gizi mengimbangi maraknya pangan global diantisipasi dengan penyuluhan sisi bisnis dari makanan tradisional dalam mempertahankan makanan Indonesia tetap sebagai tuan rumah di rumah sendiri.

Menurut Tuti Soenardi (“Aspek Kuliner dan Citarasa Makanan Pada Pelayanan Gizi”, par. 6) makanan tradisional Indonesia perlu kita angkat lebih menarik untuk diminati masyarakat maupun para wisatawan asing untuk lebih mempunyai daya jual, dengan:

1. Merubah penampilan lebih menarik dalam memperhatikan pengolahan tepat 2. Penyajian dalam piring dapat menggugah selera melalui indera mata,

penciuman atau aroma

3. Bentuk makanan menarik menyatu dengan paduan yang ditampilkan dalam penyajian

4. Sentuhan memasak tepat akan mempertahankan warna dari sisi penampilan dan ditata menarik dalam piring merupakan trend baru dari kuliner yang mendunia.

(7)

2.4. Studi Literatur Kabupaten Purworejo 2.4.1. Tinjauan Tentang Kabupaten Purworejo

Hamparan wilayah yang subur di Jawa Tengah Selatan antara Sungai Progo dan Cingcingguling sejak jaman dahulu kala merupakan kawasan yang dikenal sebagai wilayah yang masuk Kerajaan Galuh. Oleh karena itu menurut Profesor Purbocaraka, wilayah tersebut disebut sebagai wilayah Pagaluhan dan kalau diartikan dalam bahasa Jawa dinamakan Pagalihan. Dari nama “Pagalihan”

ini lama-lama berubah menjadi Pagelen dan terakhir menjadi Bagelen. Di kawasan tersebut mengalir sungai yang besar, yang waktu itu dikenal sebagai sungai Watukuro. Nama “Watukuro“ sampai sekarang masih tersisa dan menjadi nama sebuah desa terletak di tepi sungai dekat muara, masuk dalam wilayah Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Di kawasan lembah sungai Watukuro masyarakatnya hidup makmur dengan mata pencaharian pokok dalam bidang pertanian yang maju dengan kebudayaan yang tinggi.

Pada bulan Asuji tahun Saka 823 hari ke 5, paro peteng, Vurukung, Senin Pahing (Wuku) Mrgasira, bersamaan dengan Siva, atau tanggal 5 Oktober 901 Masehi, terjadilah suatu peristiwa penting, pematokan Tanah Perdikan (Shima).

Peristiwa ini dikukuhkan dengan sebuah prasasti batu andesit yang dikenal sebagai prasasti Boro Tengah atau Prasasti Kayu Ara Hiwang.

Prasasti yang ditemukan di bawah pohon Sono di dusun Boro tengah, sekarang masuk wilayah desa Boro Wetan Kecamatan Banyuurip dan sejak tahun 1890 disimpan di Museum Nasional Jakarta Inventaris D 78 Lokasi temuan tersebut terletak di tepi sungai Bogowonto, seberang Pom Bensin Boro.

Dalam Prasasti Boro tengah atau Kayu Ara Hiwang tersebut diungkapkan, bahwa pada tanggal 5 Oktober 901 Masehi, telah diadakan upacara besar yang dihadiri berbagai pejabat dari berbagai daerah, dan menyebut-nyebut nama seorang tokoh, yakni Sang Ratu Bajra, yang diduga adalah Rakryan Mahamantri/

Mapatih Hino Sri Daksottama Bahubajrapratipaksaya atau Daksa yang diidentifikasi sebagai adik ipar Rakal Watukura Dyah Balitung dan dikemudian hari memang naik tahta sebagai raja pengganti iparnya itu.

(8)

Pematokan (peresmian) tanah perdikan (Shima) Kayu Ara Hiwang dilakukan oleh seorang pangeran, yakni Dyah Sala (Mala), putera Sang Bajra yang berkedudukan di Parivutan.

Pematokan tersebut menandai, desa Kayu Ara Hiwang dijadikan Tanah Perdikan (Shima) dan dibebaskan dari kewajiban membayar pajak, namun ditugaskan untuk memelihara tempat suci yang disebutkan sebagai

“parahiyangan”, atau para hyang berada.

Dalam peristiwa tersebut dilakukan pensucian segala sesuatu kejelekan yang ada di wilayah Kayu Ara Hiwang yang masuk dalam wilayah Watu Tihang.

Wilayah yang dijadikan tanah perdikan tersebut juga meliputi segala sesuatu yang dimiliki oleh desa Kayu Ara Hiwang antara lain sawah, padang rumput, para petugas (Katika), guha, tanah garapan (Katagan), sawah tadah hujan (gaga).

Disebut-sebutnya “guha” dalam prasasti Kayu Ara Hiwang tersebut ada dugaan, bahwa guha yang dimaksud adalah gua Seplawan, karena di dekat mulut gua Seplawan memang terdapat bangunan suci Candi Ganda Arum, candi yang berbau harum ketika yoninya diangkat. Sedangkan di dalam gua tersebut ditemukan pula sepasang arca emas dan perangkat upacara. Sehingga lokasi kompleks gua Seplawan di duga kuat adalah apa yang dimaksud sebagai “parahyangan” dalam prasasti Kayu Ara Hiwang.

Upacara 5 Oktober 901 M di Boro Tengah tersebut dihadiri sekurang- kurangnya 15 pejabat dari berbagai daerah, antara lain disebutkan nama-nama wilayah: Watu Tihang (Sala Tihang), Gulak, Parangran Wadihadi, Padamuan (Prambanan), Mantyasih (Meteseh Magelang), Mdang, Pupur, Taji (Taji Prambanan) Pakambingan, Kalungan (Kalongan, Loano).

Peristiwa 5 Oktober 901 M tersebut akhirnya pada tanggal 5 Oktober 1994 dalam sidang DPRD Kabupaten Purworejo dipilih dan ditetapkan untuk dijadikan Hari jadi Kabupaten Purworejo.

Perlu dicatat bahwa sejak jaman dahulu wilayah Kabupaten Purworejo lebih dikenal sebagai wilayah Tanah Bagelen. Kawasan yang sangat disegani oleh wilayah lain, karena dalam sejarah mencatat sejumlah tokoh. Misalnya dalam pengembangan agama Islam di Jawa Tengah Selatan, tokoh Sunan Geseng

(9)

dikenal sebagai muballigh besar yang meng-Islam-kan wilayah dari timur sungai Lukola dan pengaruhnya sampai ke daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang.

Dalam pembentukan kerajaan Mataram Islam, para Kenthol Bagelen adalah pasukan andalan dari Sutawijaya yang kemudian setelah bertahta bergelar Panembahan Senapati. Dalam sejarah tercatat bahwa Kenthol Bagelen sangat berperan dalam berbagai operasi militer sehingga nama Begelen sangat disegani.6

Paska Perang Jawa, kawasan Kedu Selatan yang dikenal sebagai Tanah Bagelen dijadikan Karesidenan Bagelen dengan Ibukota di Purworejo, sebuah kota baru gabungan dari 2 kota kuno, Kedungkebo dan Brengkelan.

Pada periode Karesidenan Begelen ini, muncul pula tokoh muballigh Kyai Imam Pura yang punya pengaruh sampai ke Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hampir bersamaan dengan itu, muncul pula tokoh Kyai Sadrach, penginjil Kristen plopor Gereja Kristen Jawa (GKJ).

Dalam perjalanan sejarah, akibat ikut campur tangannya pihak Belanda dalam bentrokan antara para bangsawan kerajaan Mataram, maka wilayah Mataram dipecah mejadi dua kerajaan. Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Tanah Bagelen akibat Perjanjian Giyanti 13 pebruari 1755 tersebut sebagai wilayah Negara Gung juga dibagi, sebagian masuk ke Surakarta dan sebagian lagi masuk ke Yogyakarta, namun pembagian ini tidak jelas batasnya sehingga oleh para ahli dinilai sangat rancu diupamakan sebagai campur baur seperti “rujak”.

Dalam Perang Diponegoro abad ke XIX, wilayah Tanah Bagelen menjadi ajang pertempuran karena pangeran Diponegoro mendapat dukungan luas dari masyarakat setempat. Pada Perang Diponegoro itu, wilayah Bagelen dijadikan karesidenan dan masuk dalam kekuasaan Hindia Belanda dengan ibukotanya Kota Purworejo. Wilayah karesidenan Bagelen dibagi menjadi beberapa kadipaten, antara lain Kadipaten Semawung (Kutoarjo) dan Kadipaten Purworejo dipimpin oleh Bupati Pertama Raden Adipati Cokronegoro Pertama. Dalam perkembangannya, Kadipaten Semawung (Kutoarjo) kemudian digabung masuk wilayah Kadipaten Purworejo.

(10)

Dengan pertimbangan strategi jangka panjang, mulai 1 Agustus 1901, Karesienan Bagelen dihapus dan digabungkan pada karesidenan kedu. Kota Purworejo yang semula Ibu Kota Karesidenan Bagelen, statusnya menjadi Ibukota Kabupaten. (“Sejarah Purworejo”, par. 1)

2.4.2. Kondisi Geografis Kabupaten Purworejo 1. Letak Geografis

Kabupaten Purworejo terletak pada posisi 109o 47’28” – 110o 8’20” Bujur Timur dan 7o 32’ – 7o 54 Lintang Selatan

2. Iklim

Secara topografis merupakan wilayah beriklim tropis basah dengan suhu antara 19 C – 28 C, sedangkan kelembaban udara antara 70% - 90% dan curah hujan tertinggi pada bulan Desember 311 mm dan bulan Maret 289 mm

3. Luas Wilayah

Kabupaten Purworejo memiliki luas 1.034,81752 km2 dengan batas wilayah - Sebelah Barat: Kabupaten Kebumen

- Sebelah Utara: Kabupaten Magelang dan Wonosobo - Sebelah Timur: Kabupaten Kulonprogo (DIY) - Sebelah Selatan: Samudra Indonesia

2.4.3. Tinjauan Kuliner Kabupaten Purworejo 1. Kue Lompong

(11)

Gambar 2.1 Kue Lompong

“Kue Lompong King”

Alamat: Jl. P. Diponegoro 159, Kutoarjo (0275) 641320 – Esther

Sumber: dokumentasi pribadi

Kue Lompong adalah kue yang terbuat dari adonan tepung ketan dan londo oman (gagang padi) sebagai pewarna hitam alami. Isi dari kue lompong adalah kacang tumbuk yang disangreh dan diberi gula pasir, sedangkan bahan pembungkus Kue Lompong adalah daun klaras/ daun pisang kering. Makanan khas Kutoarjo ini biasanya dijadikan sebagai camilan ataupun oleh-oleh dan dapat dipesan terlebih dahulu karena Kue Lompong tidak tahan lama sehingga hanya dibuat sesuai orderan saja.

2. Jongkong

Gambar 2.2 Jongkong

“Jongkong Pak Jo”

Alamat: Jl. KHA Dahlan No. 103A, Brengkelan, Purworejo 08156811371 – Pak Jo (pesanan via telepon)

“Jongkong Wulan Sari”

Alamat: Pasar Kutoarjo sisi selatan, lantai dasar Blok B03, Kutoarjo 085225508199 – Suyoko

Sumber: dokumentasi pribadi

(12)

Jongkong merupakan makanan yang berbahan dasar tepung beras, santan, gula pasir, jahe, sere, tepung kanji. Makanan ini menggunakan abu merang sebagai pewarna untuk membuat makanan berwarna hitam.

3. Sego Megono

Gambar 2.3 Sego Megono

“Sego Megono Bu Sejo”

Alamat: alun-alun Purworejo sisi Barat, seberang Masjid Agung Darrul Mutaqim, Purworejo

085228510032 – Bu Sejo/ Mbak Rus

“Sego Megono Mbak Tik (Bu Sutarti)”

Alamat: pasar Kongsi, Jl. Ahmad Yani (gang depan pasar Baledono lama), Purworejo

Sumber: dokumentasi pribadi

Nasi urap yang dicampur dengan daun singkong, mbayung/ nangka mentah, kelapa muda serta sayur-sayuran kuluban dan diberi ikan asin sebagai pelengkap.

Sego Megono biasa dikonsumsi oleh masyarakat untuk sarapan/ bekal di kantor maupun sekolah.

(13)

4. Mie Jowo

Gambar 2.4 Mie Jowo

“Bakmi Pak Paino”

Alamat: Jl. Mardi Utomo (alun-alun Kutoarjo sisi barat), serong Masjid Besar, Kutoarjo

085640942924 – Sulastri Sumber: dokumentasi pribadi

Mie Jowo merupakan makanan yang berbahan dasar mie kuning, kol, daun bawang, telor, ayam, dan kekian yang diberi taburan brambang goreng yang dimasak secara tradisional menggunakan anglo yang dikipasi secara manual.

(14)

5. Geblek Bumbu

Gambar 2.5 Geblek Bumbu

“Warung Nunut Ngiyup”

Alamat: Jl. KHA Dahlan (gang sebelah Puskesmas Puworejo), Kampung Sebomenggalan, Purworejo

087727646156 – Suryati Sumber: dokumentasi pribadi

Makanan yang terbuat dari tepung singkong yang dibentuk seperti cincin, digoreng gurih biasa disajikan panas dengan bumbu pecel.

(15)

6. Kupat Tahu

Gambar 2.4 Kupat Tahu

“Kupat Tahu Peturunan”

Alamat: Jl. Tentara Pelajar No. 25, Kutoarjo (0275) 3141242

Sumber: dokumentasi pribadi

Masakan yang berbahan dasar tahu, kecambah, gula jawa, kupat, kayu manis, salam, sere, dan laos yang ditaburi brambang goreng dan seledri.

7. Growol

Gambar 2.7 Growol

“Growol Bu Ruminah”

(16)

Alamat: Pasar Kutoarjo sisi selatan (lantai dasar), Kutoarjo Sumber: dokumentasi pribadi

Makanan mirip nasi dari bahan dasar gaplek (ketela yang dikeringkan), Growol dimakan sebagian warga kalangan atas yang tengah menjalani diet dan juga dikonsumsi oleh mereka yang menderita sakit diabetes melitus atau penyakit gula.

8. Bakso Mas Sandy

Gambar 2.8 Bakso Sandy

“Bakso Mas Sandy”

Alamat: Jl. Kantor Pos No. 8, Kutoarjo 085643101616 – Yustina Sumber: dokumentasi pribadi

Bakso ini memiliki ciri khas kuah yang bening tanpa lemak yang merupakan kaldu dari tulang sapi buatan sendiri.

(17)

9. Nasi Godog

Gambar 2.9 Nasi Godog

“Nasi Godog Aldino”

Alamat: Jl. Kliwonan 1 No. 1 (belakang Paroki, selatan Gereja St. Yohannes Paulus), Kutoarjo

081392737176/ 087837767370 Sumber: dokumentasi pribadi

Makanan ini mirip dengan Mie Jowo, bedanya adalah Nasi Godog tidak menggunakan kekian dan menggunakan nasi yang dicampurkan jadi satu ketika dimasak.

10. Clorot

(18)

Gambar 2.10 Clorot Alamat: Pasar Kutoarjo Sumber: dokumentasi pribadi

Makanan khas Grabag yang terbuat dari tepung beras, kanji dan gula merah yang dimasak dan dipilin menggunakan daun kelapa. Clorot sangat digemari masyarakat untuk dikonsumsi sebagai camilan.

11. Sop Pak Giyo “Kondang Rasa”

Gambar 2.11 Sop Pak Giyo Sop Pak Giyo “Kondang Rasa”

Alamat: Jl. Urip Sumoharjo 89, Purworejo 081328486879

Sumber: dokumentasi pribadi

Makanan yang berbahan dasar daging sapi nomor 2 Purworejo, wortel, kubis, daun bawang, seledri, tomat, dan bihun yang dibuat dengan resep keluarga dan dapat dinikmati dengan berbagai gorengan sebagai pelengkap (sate telor puyuh, sate ati rempelo, tempe goreng, tahu bacem, dan lain-lain)

(19)

12. Sate Ambal

Gambar 2.12 Sate Ambal

“Sate Ambal Pak Solikhin”

Alamat: Jl. Raya Kutowinangun (depan Warung Asli), Kebumen 082221723353/ 081328566118 – Hasim

Sumber: dokumentasi pribadi

Merupakan jenis sate ayam yang menggunakan ayam babon/ betina yang dagingnya mengandung banyak gajih/ lemak sehingga ayamnya cenderung sangat empuk. Ciri khas dari Sate Ambal adalah penyajiannya yang menggunakan saus dengan sambel tempe dan dilengkapi dengan potongan ketupat.

13. Dawet Ireng

Gambar 2.13 Dawet Ireng

(20)

“Dawet Hitam Asli Wetan Jembatan Butuh”

Alamat: Jl. Kutoarjo Km. 6, Butuh 085878480188 – Pak Sugeng Sumber: dokumentasi pribadi

Dawet berwarna hitam yang berbahan dasar sagu dan abu merang yang diberi kuah santan dan gula jawa.

14. Sate Winong

Gambar 2.14 Sate Winong Sate Kambing Winong “Mustofa”

Alamat: Winong Lor Kec. Gebang, Purworejo 0865292841283 – Bapak Mustofa

Sumber: dokumentasi pribadi

Sate Winong merupakan kuliner khas Purworejo dan ciri khas dari sate ini adalah penggunaan sambel bau jeruk purut dan kecap yang merupakan asli racikan sendiri. Selain menjual Sate Winong, rumah makan ini juga menyediakan gule kambing yang tidak kalah lezatnya.

(21)

15. Mie Goreng Kekian “Suka”

Gambar 2.15 Mie Goreng Kekian “Suka”

Rumah Makan “Suka”

Alamat: Jl. KHA Dahlan 103, Purworejo (0275) 324944 – Ibu Darina/ Peny

Sumber: dokumentasi pribadi

Rumah makan ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Purworejo karena kelezatan dan porsinya yang banyak, didukung oleh harganya yang murah. Menu andalannya adalah Mie Goreng Kekian, dimana kekian yang digunakan merupakan hasil olahan sendiri. Rumah makan ini buka mulai pukul 12.00 dan tutup pukul 19.00. Biasanya konsumen memesan terlebih dahulu via telepon dan diambil ke rumah makan karena antrian yang begitu banyak dan seringnya kehabisan bahan makanan apabila tidak memesan sebelumnya.

(22)

2.5. Analisa Data 2.5.1. Data Primer - Survei

Survei kuliner Kabupaten Purworejo dilakukan di sekitar Kabupaten Purworejo untuk melihat potensi kuliner yang bisa di eksplor dan didokumentasikan. Survei meliputi wawancara dengan penjual makanan serta konsumen makanan khas. Selain itu survei tentang wisata kuliner juga dilakukan di Surabaya khususnya di daerah sekitar wilayah Siwalankerto, untuk mengetahui sejauh mana masyarakat mengetahui tentang kuliner Kabupaten Purworejo, hal ini dikarenakan masyarakat yang berada di wilayah tersebut berusia 16 tahun ke atas dan berasal dari berbagai daerah.

2.5.2. Data Sekunder - Internet

Internet merupakan sumber data yang membantu dalam mengumpulkan informasi mengenai food photography dan wisata kuliner yang terdapat di wilayah Kabupaten Purworejo.

2.6. Kesimpulan Analisa Data

Hasil analisa data dari wawancara dengan berbagai pihak terkait, dapat ditemukan bahwa Kabupaten Purworejo memiliki potensi wisata kuliner yang dapat dipromosikan dan terbilang unik. Hal tersebut belum dapat maksimal dikarenakan kurangnya informasi tentang Kabupaten Purworejo sehingga wisatawan kurang mendapatkan petunjuk tentang kuliner apa saja yang terdapat di Kabupaten Purworejo.

Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan penjual makanan khas, diketahui bahwa promosi kuliner yang dilakukan oleh para penjual makanan masih sangat minim, yaitu hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut saja.

Tidak ada penjual yang mempromosikan makanannya melalui media cetak maupun internet, padahal masyarakat modern kini sangat erat hubungannya

(23)

dengan gadget dan teknologi, sehingga masyarakat di luar Kabupaten Purworejo masih jarang menemui informasi seputar wisata kuliner tersebut.

2.6.1. Solusi Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil analisa data diperlukan sebuah media yang dapat memperkenalkan wisata kuliner Kabupaten Purworejo pada masyarakat di luar Purworejo khususnya masyarakat daerah perkotaan, serta adanya keterangan seputar lokasi sehingga memudahkan masyarakat penggemar wisata kuliner untuk menemukan lokasi.

Diharapkan dengan adanya solusi ini dapat memperkenalkan kuliner Kabupaten Purworejo dan dapat membuat wisatawan tergugah untuk mengunjungi Kabupaten Purworejo, juga agar wisatawan yang ingin mengunjungi Kabupaten Purworejo dapat memperoleh informasi yang memadai tentang wisata kuliner di Kabupaten Purworejo.

Gambar

Gambar 2.1 Kue Lompong
Gambar 2.3 Sego Megono
Gambar 2.4 Mie Jowo
Gambar 2.5 Geblek Bumbu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pandangan tersebut apabila dikaitkan dengan resepsi pernikahan yang sering dilaksanakan oleh masyarakat kota Kendari, jika diuraikan menurut pandangan hukum

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan seperti yang diterapkan dalam penelitian Farook et

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi Konvensi Anti Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of all forms of Discrimination

Berdasarkan hasil penelitian Machali (2014) dengan judul “Dimensi Kecerdasan Majemuk dalam Kurikulum 2013” memberikan kesimpulan dalam penelitiannya bahwa Kurikulum

Berdasarkan hasil penelitian genotipe 'B415', embrio yang dihasilkan dari kultur mikrospora meningkat sekitar 1,2 kali lipat dan 2,5 kali lipat setelah  penambahan 10

Djuga perang dunia kedua memper- lihatkan dengan djelas pada kita, bahwa keadaan dan „latihan psychis” dapat mendorong banjak orang, jang tidak begitu sadja

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model

Berdasarkan teori dan penjelasan dari penelitian terdahulu, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tentang “Membangun Deteksi Dini Terhadap Krisis Pasar Saham