• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN PADA PERILAKU PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO SINDROMA METABOLIK DISERTASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN PADA PERILAKU PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO SINDROMA METABOLIK DISERTASI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i

MODEL PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN PADA PERILAKU PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO

SINDROMA METABOLIK

DISERTASI

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Gelar Doktor Program Studi Penyuluhan Pembangunan / Pemberdayaan Masyarakat

Minat Utama Promosi Kesehatan

Oleh

Edy Bachrun NIM. T641508001

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DISERTASI

Yang bertanda tangan di bawah ini, penulis:

Nama : Edy Bachrun NIM : T641508001

Program Studi : Penyuluhan Pembangunan / Pemberdayaan Masyarakat

Minat Studi : Promosi Kesehatan

Tempat & Tanggan lahir : Ponorogo/15 Februari 1955

Alamat : Jln. Manyar 12 Mojopurno, Wungu, Madiun HP : 085736667164

Email : edybachrun55@gmail.com

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa disertasi dengan judul Model Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Pada Perilaku Pencegahan Faktor Risiko Sindroma Metabolik, ini adalah asli (bukan jiplakan) benar benar karya sendiri, serta belum pernah diajukan oleh penulis lain untuk memperoleh gelar akademik tertentu.

Semua temuan, pendapat maupun gagasan orang lain yang penulis kutip dalam disertasi ini, penulis tempuh melalui tradisi akademik yang berlaku secara umum dan penulis cantumkan dalam sumber rujukan atau daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka penulis bersedia untuk menerima klarifikasi dan sanksi yang berlaku.

Surakarta, 2021 Yang membuat pernyataan

Edy Bachrun NIM. T641508001

(5)

v

Edy Bachrun.T641508001. Model Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Pada Perilaku Pencegahan Faktor Risiko Sindroma Metabolik. Disertasi. Pembimbing:

(Promotor: Prof. dr. Bhisma Murti, M.P.H., M.Sc., Ph.D), (Co. Promotor I: Prof.

Dr. Mahendra Wijaya, M.Si), (Co.Promotor II: Prof. Dr. Endang Sutisna Sulaeman, dr., M.Kes., F.I.S.P.H., F.S.C.M). Program Studi Penyuluhan Pembangunan/

Pemberdayaan Masyarakat. Minat Utama Promosi Kesehatan. Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

RINGKASAN

Sindroma Metabolik (SM) adalah sekumpulan disfungsi tubuh yang dipicu adanya perubahan gaya hidup, berupa aktifitas fisik rendah yang cenderung santai dan bermalas-malasan, pola makan tinggi karbohidrat dan rendah serat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya obesitas. Peningkatan prevalensi SM akan diikuti meningkatan komponen-komponen SM seperti hipertensi, diabetes millitus, obesitas sentral dan penyakit kardiovaskuler. Data menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi hipertensi secara nasional dari 29.8% tahun 2007 menurun menjadi 25.8% tahun 2013, kemudian naik menjadi 34.1% pada tahun 2018, diabetes melitus meningkat dari 5.7% tahun 2007 menjadi 6.9% tahun 2013, menjadi 8.5% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018). Tujuan penelitian ini adalah merumuskan model promosi kesehatan dan pemberdayaan pada perilaku pencegahan faktor risiko SM.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross sectional). Populasi sasaran adalah orang dewasa umur 26-55 tahun sebanyak 300 orang dengan pembagian 100 orang kasus dan 200 kontrol. Sampel merupakan fixed disease samling. Desain pencuplikan purpoif sampling. Teknik analisis menggunakan path analisis.

Karakteristik subyek penelitian: usia rata-rata 38 tahun, pendaratan rata-rata Rp.1.900.000, jumlah anggota keluarga rata-rata 4 orng, jenis kelamin sebagian besar perempuan (65.0%), tempat tinggal sebagian besar kelurahan (63.3%), pendidikan sebagian besar SMA (43.0%), pekerjaan sebagian besar pedagang (21.0%).

Hasil analisis univariat: sebagian besar persepsi kerentanan tinggi (53.0%), sebagian besar persepsi keseriusan tinggi (57.0%), sebagian besar persepsi manfaat kuat (59.0%), sebagian besar persepsi hambatan lemah (50.6%), sebagian besar isyarat untuk bertindak kuat (54.4%), sebagian besar efikasi diri kuat (55.4%), sebagian besar ada imitasi (51.4%), sebagian besar efikasi kolektif kuat (58.0%), sebagian besar harapan hasil positif (58.0%), sebagian besar modal sosial lemah (58.3%), sebagian besar dukungan pemerintah kuat (57.4%), sebagian besar dukungan teman sebaya kuat (68.7%), dan sebagian besar melakukan pencegahan faktor risiko SM (68.7%).

Hasil analisis bivariat: ada pengaruh antara persepsi kerenatan individu terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM p = 0.032, ada pengaruh antara

(6)

vi

persepsi keseriusan penyakit terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM p = 0.003, ada pengaruh antara persepsi manfaat individu terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM p = 0.045, ada pengaruh antara persepsi hambatan individu terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM p = 0.024, ada pengaruh antara isyarat untuk bertindak individu terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM p = < 0.001, ada pengaruh antara efikasi diri individu terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM p = 0.038, ada pengaruh antara dukungan pemerintah terhadap perilaku pengendalian faktor risiko SM p = 0.044, ada pengaruh antara dukungan teman sebaya terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM p = 0.017, ada pengaruh antara modal sosial terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM p

= 0.004, ada pengaruh antara efikasi kolektif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM p = 0.020, ada pengaruh antara harapan hasil terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM p = < 0.001.

Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda: didapatkan nilai OR terbesar yang diperoleh yaitu modal sosial sebesar 2.084 yang artinya modal sosial individu mempunyai peluang 2,084 kali untuk melakukan perilaku pencegahan faktor risiko SM. Sehingga dengan demikian modal sosial berpengaruh dominan terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM.

Hasil analisis multivariat dengan menggunakan path analisis menunjukkan efikasi diri berpengaruh langsung dan positif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM. Individu yang memiliki efikasi diri kuat memiliki logodd untuk berperilaku pencegahan faktor risiko sindroma metabolik sebesar 0.47 unit lebih tinggi (b= 0 .47; CI 95%= -.06 hingga 101; p= 0.087), daripada individu dengan efikasi diri rendah. Persepsi manfaat pencegahan penyakit berpengaruh secara langsung dan positif terhadap perilaku pencegahan faktor risko SM. Individu yang memiliki persepsi manfaat pencegahan penyakit yang kuat memiliki logodd untuk berperilaku pencegahan faktor risiko SM sebesar 0.82 unit lebih tinggi (b= 0.82; CI 95%= 0.28 hingga 1.36; p= 0.003.) daripada individu dengan persepsi manfaat lemah. Persepsi hambatan berpengaruh secara langsung dan negatif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM. Individu yang memiliki persepsi hambatan perilaku yang lemah memilki logodd untuk berperilaku pencegahan faktor risiko SM sebesar -.64 unit lebih tinggi (b= -.64; CI 95%= -1.17 hingga -.11; p= 0.016) daripada individu yang mempunyai persepsi hambatan kuat.

Persepsi keseriusan penyakit berpengaruh secara langsung dan positif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM. Individu yang mempunyai persepsi keseriusan penyakit yang tinggi memiliki logodd untuk berperilaku pencegahan factor risiko SM sebesar 1.07 unit lebih tinggi (b= 1.07; CI 95%= 0.54 hingga 1.60; p= <0.001) daripada individu yang mempunyai persepsi keseriusan penyakit rendah.

Persepsi kerentanan penyakit berpengaruh secara tidak langsung dan positif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM melalui persepsi keseriusan penyakit. Individu yang mempunyai persepsi kerentanan penyakit tinggi dan persepsi keseriusan penyakit tinggi memiliki logodd untuk melakukan pencegahan factor risiko SM sebesar 1.02 unit lebih tinggi

(7)

vii

(b= 1.02; CI 95%= 0.54hingga 1.49; p= <0.001) daripada individu yang mempunyai persepsi kerentanan penyakit rendah. Persepsi kerentanan penyakit berpengaruh secara tidak langsung dan positif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM melalui persepsi keseriusan penyakit. Individu yang mempunyai persepsi kerentanan penyakit tinggi dan persepsi keseriusan penyakit tinggi memiliki logodd untuk melakukan pencegahan faktor risiko SM sebesar 1.02 unit lebih tinggi (b=

1.02; CI 95%= 0.54hingga 1.49; p= <0.001) daripada individu yang mempunyai persepsi kerentanan penyakit rendah. Dukungan pemerintah berpengaruh secara tidak langsung dan negatif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM melalui persepsi hambatan. Individu yang mendapat dukungan tinggi dari pemerintah dan mempunyai persepsi hambatan rendah memilki logodd untuk melakukan pencegahan faktor risiko SM sebesar -.24 unit lebih tinggi (b= -.24; CI 95%= -.75 hingga 0.20; p=0.255) daripada individu yang mendapat dukungan rendah dari pemerintah.

Dukungan teman sebaya berpengaruh secara tidak langsung dan positif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM melalui imitasi. Individu yang mendapat dukungan kuat dari teman sebaya dan ada imitasi memiliki logodd untuk melakukan perilaku pencegahan faktor risiko SM sebesar 0.96 unit lebih tinggi (b= 0.96; CI 95%= 0.41 hingga 1.47; p= 0.<001) daripada individu yang tidak ada dukungan dari teman sebaya. Efikasi kolektif berpengaruh secara tidak langsung dan positif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM melalui efikasi diri.

Individu yang mempunyai efikasi kolektif kuat dan efikasi diri kuat memiliki logodd untuk melakukan perilaku pencegahan faktor risiko SM sebesar 0.91 unit lebih tinggi (b= 0.91; CI 95%= 0.41 hingga 1.41; p= 0.<001) daripada individu dengan efikasi kolektif lemah. Imitasi berpengaruh secara tidak langsung dan positif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM melalui efikasi diri individu.

Individu yang ada imitasi dan efikasi diri kuat memiliki logodd untuk melakukan perilaku pencegahan factor risiko SM sebesar 1.04 unit lebih tinggi (b= 1.04; CI 95%= 0.53 hingga 1.54; p= 0.<001) daripada individu yang tidak ada imitasi. Harapan hasil berpengaruh secara tidak langsung dan positif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM melalui efikasi diri. Individu yang mempunyai harapan hasil positif dan efikasi diri kuat memiliki logodd untuk melakukan perilaku pencegahan faktor risiko SM sebesar 0.53 unit lebih tinggi (b= 0.53; CI 95%= 0.03 hingga 1.03; p= 0.035) daripada individu dengan harapan hasil negatif.

Dukungan pemerintah berpengaruh secara tidak langsung dan positif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM melalui persepsi manfaat. Individu yang mendapat dukungan tinggi dari pemerintah dan mempunyai persepsi manfaat kuat memiliki logodd untuk melakukan perilaku pencegahan faktor risiko SM sebesar 0.64 unit lebih tinggi (b= 0.64; CI 95%= 0.18 hingga 1.11; p= 0.007) daripada individu yang mendapat dukungan rendah dari pemerintah. Modal sosial berpengaruh secara tidak langsung dan negatif terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM melalui efikasi kolektif. Individu dengan modal sosial tinggi dan efikasi kolektif kuat memiliki logodd untuk melakukan perilaku pencegahan faktor risiko SM sebesar -.42 unit lebih tinggi (b= -.42; CI 95%= -.90 hingga 0.05; p=0.084)

(8)

viii

daripada individu dengan modal sosial rendah. Imitasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM melalui efikasi kolektif.

Individu yang mempunyai ada imitasi memiliki logodd untuk melakukan perilaku pencegahan faktor risiko SM sebesar 1.11 unit lebih tinggi (b= 1.11; CI 95%= 0.64 hingga 1.59; p= <0.001) daripada individu yang tidak ada imitasi.

Adapun temuan model promosi kesehatan untuk mengatasi masalah perilaku beresiko terhadap SM adalah merupakan bentuk gabungan dari berbagai variabel yaitu dukungan teman sebaya, modal sosial, imitasi, efikasi kolektif, harapan hasil, persepsi kerentanan, efikasi diri, persepsi manfaat, dukungan pemerintah, persepsi keseriuasan, persepsi hambatan dan perilaku pencegahan faktor risiko SM.

(9)

ix

Edy Bachrun. T641508001. Model of Health Promotion and Empowerment on Preventive Behavior of Metabolic Syndrome Risk Factors. Dissertation.

Supervisor: (Promoter: Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, M.Sc., Ph.D), (Co. Promoter I: Prof. Dr. Mahendra Wijaya, M.Si), (Co. Promoter II: Prof. Dr. Endang Sutisna Sulaeman, dr., M.Kes., FISPH, FSCM). Development Extension/Community Empowerment Study Program. Main Interests Health Promotion. Postgraduate program at Sebelas Maret University, Surakarta.

SUMMARY

Metabolic syndrome (SM) is a collection of body dysfunctions that are triggered by lifestyle changes, in the form of low physical activity that tends to be relaxed and lazy, a high-carbohydrate and low-fiber diet that causes obesity. The increase in the prevalence of SM will be followed by an increase in components of SM such as hypertension, diabetes mellitus, central obesity and cardiovascular disease. Data shows an increase in the prevalence of hypertension nationally from 29.8% in 2007 decreased to 25.8% in 2013, then increased to 34.1% in 2018, diabetes mellitus increased from 5.7% in 2007 to 6.9% in 2013, to 8.5% in 2018 ( Riskesdas 2018). The purpose of this study is to formulate a model of health promotion and empowerment in the prevention behavior of SM risk factors.

This research is a quantitative research with a cross sectional study design. The target population is adults aged 26-55 years as many as 300 people with the division of 100 cases and 200 controls. The sample is a fixed disease sampling. Sampling design purpoif sampling. The analysis technique uses path analysis.

Characteristics of research subjects: average age 38 years, average landing Rp.

1,900,000, average number of family members 4 people, gender mostly women (65.0%), where most of them live in urban villages (63.3%), education is mostly high school (43.0%), most of the occupations are traders (21.0%).

Results of univariate analysis: most perceptions of vulnerability were high (53.0%), most perceived seriousness was high (57.0%), most perceived benefits were strong (59.0%), most perceived barriers were weak (50.6%), most cues to act were strong (54.4%), mostly strong self-efficacy (55.4%), mostly imitation (51.4%), most strong collective efficacy (58.0%), most positive outcome expectations (58.0%), mostly weak social capital ( 58.3%), most government support is strong (57.4%), most peer support is strong (68.7%), and most do prevention of SM risk factors (68.7%).

The results of bivariate analysis: there is an influence between the perception of individual susceptibility to risk factor prevention behavior SM p = 0.032, there is an influence between perceptions of seriousness of the disease on prevention behavior SM risk factors p = 0.003, there is an influence between perceptions of

(10)

x

individual benefits on risk factor prevention behavior SM p = 0.045, there is an influence between the perception of individual barriers to risk factor prevention behavior SM p = 0.024, there is an influence between cues for individual action on SM risk factor prevention behavior p = < 0.001, there is an influence between individual self-efficacy on SM risk factor prevention behavior p = 0.038, there is an influence between government support on risk factor control behavior SM p = 0.044, there is an influence between peer support on SM risk factor prevention behavior p = 0.017, there is an influence between social capital on SM risk factor prevention behavior p = 0.004, there is an influence between collective efficacy on pen behavior SM risk factor prevention p = 0.020, there is an influence between expected outcomes on SM risk factor prevention behavior p = < 0.001.

The results of multivariate analysis with multiple logistic regression: the largest OR value obtained is social capital of 2.084, which means that individual social capital has 2.084 times the opportunity to carry out risk factor prevention behavior for SM. Thus, social capital has a dominant effect on prevention behavior for SM risk factors.

The results of multivariate analysis using path analysis showed that self- efficacy had a direct and positive effect on the prevention behavior of SM risk factors. Individuals who have strong self-efficacy have a logodd for behavioral prevention of metabolic syndrome risk factors by 0.47 units higher (b= 0.47; 95%

CI= -.06 to 101; p= 0.087), than individuals with low self-efficacy. The perception of the benefits of disease prevention has a direct and positive effect on the behavior of preventing SM risk factors. Individuals who have a strong perception of the benefits of disease prevention have a logodd for risk factor prevention behavior for SM which is 0.82 units higher (b= 0.82; 95% CI= 0.28 to 1.36; p= 0.003) than individuals with a weak perception of benefits. Perceptions of barriers have a direct and negative effect on the prevention behavior of SM risk factors. Individuals who have a weak perception of behavioral barriers have a logodd to behave in prevention of SM risk factors by -.64 units higher (b = -.64; 95% CI = -1.17 to -.11; p = 0.016) than individuals who have a perception strong obstacle. The perception of seriousness of the disease has a direct and positive effect on the prevention behavior of SM risk factors. Individuals who have a high perception of seriousness of the disease have a logodd for risk factor prevention behavior for the metabolic syndrome which is 1.07 units higher (b= 1.07; 95% CI= 0.54 to 1.60; p= <0.001) than individuals who have a low perception of seriousness of the disease.

The perception of disease susceptibility has an indirect and positive effect on the prevention behavior of SM risk factors through the perception of the seriousness of the disease. Individuals who have a high perception of disease susceptibility and a high perception of disease seriousness have a logodd for preventing SM risk factors by 1.02 units higher (b= 1.02; 95% CI= 0.54 to 1.49; p= < 0.001) than individuals who have a perception of disease susceptibility low. The perception of disease susceptibility has an indirect and positive effect on the prevention behavior of SM risk factors through the perception of the seriousness of the disease.

(11)

xi

Individuals who have a high perception of disease susceptibility and a high perception of disease seriousness have a logodd for preventing SM risk factors by 1.02 units higher (b= 1.02; 95% CI= 0.54 to 1.49; p= <0.001) than individuals who have a perception of disease susceptibility low. Government support has an indirect and negative effect on the behavior of preventing SM risk factors through the perception of obstacles. Individuals who receive high support from the government and have a low perception of barriers have a logodd to prevent SM risk factors by - .24 units higher (b= -.24; 95% CI= -.75 to 0.20; p=0.255) than individuals who received low support from the government

Peer support has an indirect and positive effect on the behavior of preventing SM risk factors through imitation. Individuals who received strong support from peers and had imitations had a 0.96 unit higher logodd for risk factor prevention behavior (b= 0.96; 95% CI= 0.41 to 1.47; p= 0.<001) than individuals without peer support. Collective efficacy has an indirect and positive effect on the behavior of preventing SM risk factors through self-efficacy. Individuals who have strong collective efficacy and strong self-efficacy have a logodd to perform risk factor prevention behavior for SM which is 0.91 units higher (b= 0.91; 95% CI= 0.41 to 1.41; p= 0.<001) than individuals with weak collective efficacy. . Imitation has an indirect and positive effect on the behavior of preventing SM risk factors through individual self-efficacy. Individuals with strong imitation and self-efficacy had a logodd to perform risk factor prevention behavior for SM by 1.04 units higher (b=

1.04; 95% CI= 0.53 to 1.54; p= 0.<001) than individuals without imitation.

Expected results have an indirect and positive effect on the behavior of preventing SM risk factors through self-efficacy. Individuals who have positive outcome expectations and strong self-efficacy have a logodd to perform risk factor prevention behaviors for SM by 0.53 units higher (b= 0.53; 95% CI= 0.03 to 1.03;

p= 0.035) than individuals with negative outcome expectations.

Government support has an indirect and positive effect on the behavior of preventing SM risk factors through the perception of benefits. Individuals who received high support from the government and had a strong perception of benefits had a logodd to perform risk factor prevention behavior for SM by 0.64 units higher (b= 0.64; 95% CI= 0.18 to 1.11; p= 0.007) than individuals who received low support from government. Social capital has an indirect and negative effect on the behavior of preventing SM risk factors through collective efficacy. Individuals with high social capital and strong collective efficacy have a logodd to perform SM risk factor prevention behavior by -.42 units higher (b= -.42; 95% CI= -.90 to 0.05;

p=0.084) than individuals with capital low social. Imitation has an indirect effect on the behavior of preventing SM risk factors through collective efficacy.

Individuals who had imitations had a logodd to perform risk factor prevention behavior for SM by 1.11 units higher (b= 1.11; 95% CI= 0.64 to 1.59; p= <0.001) than individuals without imitations.

The findings of the health promotion model to overcome the problem of risky behavior towards SM are a combination of various variables, namely peer support, social capital, imitation, collective efficacy, outcome expectations, perceived

(12)

xii

vulnerability, self-efficacy, perceived benefits, government support, perceived seriousness, perception of barriers and prevention behavior of SM risk factors.

(13)

xiii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT atas dilimpahkannya Rahmad dan HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul ̋ Model Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Pada Perilaku Pencegahan Faktor Risiko Sindroma Metabolik ̏.

Disertasi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar doktor di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Disertasi ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH. M. Hum. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret yang telah menerima penulis menjadi mahasiswa S3 Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat.

2. Prof. Drs Sutarno, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran selama masa studi kepada penulis.

3. Dr. Sapja Anantanyu. M.Si selaku Kepala Sekolah Program Studi S3 Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan masukan, sehingga disertasi ini menjadi lebih sempurna.

4. Prof. A.A. Subiyanto, dr., MS selaku penguji yang telah banyak memberikan arahan, masukan demi sempurnanya disertasi ini.

5. Dr. Hanung Prasetya, S.Kp., M.Si selaku penguji yang telah banyak memberkan arahan, masukan demi sempurnanya disertasi ini.

6. Prof. dr. Bhisma Murti., MPH.,M.Sc.,PhD selaku Promotor yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis, sehingga disertasi ini dapat tersusun dengan baik.

7. Prof. Dr. Mahendra Wijaya, MS. Selaku Co. Promotor pertama yang telah memberikan pengarahan dan masukan sehingga disertasi ini menjadi lebih sempurna.

(14)

xiv

8. Prof. Endang Sutisna Sulaeman, dr., M.Kes., FISPH., FISCM. selaku Co.

Promotor kedua yang telah memberikan masukan, sehingga disertasi ini menjadi lebih sempurna.

9. Bupati Ponorogo yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian di wilayah Kabupaten Ponorogo.

10. dr. Made Jeren, Sp. THT selaku direktur RSUD dr. Harjono Ponorogo, yang telah memberikan ijin penelitian di RSUD dr. Harjono.

11. dr. Rahayu Kusdarini M.Kes. selaku Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo yang telah memberikan ijin pengambilan data sekunder dan ijin penelitian di wilayahnya.

12. dr. Barunanto Ashadi selaku Kepala Puskesmas Ponorogo Utara yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk penelitian di wilayahnya.

13. dr. Ani Damayanti selaku Kepala Puskesmas Ponorogo selatan yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk penelitian di wilayahnya.

14. Istri, Hj. Nurmani Cahyawati S.Kep.,Ns., anak - anak Dyah Surya Kusumawati S.Kep.,Ns., dr. Dyah Ayu Kartika Rukmi, menantu Lestika Nor Rizal, Wreda Prana Widagdo dan cucu-cucu Dinara Agnya Alfatiha, Dhirham Omar Al Ihsan, Dinara Safina Rahayu, dengan penuh keikhlasan selalu memberikan semangat dan motivasi untuk maju terus menyelesaikan perkuliahan.

15. Teman-teman dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah memberikan semangat kepada penulis untuk melanjutkan studi.

16. Mbak Karina, Bu Riska, Bu Retno, Mas Cris dan Mas Ahya yang dengan senang hati, selalu membantu penulis baik saat mengolah data maupun bantuan Information technology (IT) saat ujian.

17. Teman-teman Pengurus Yayasan Bhakti Husada Mulia Madiun yang selalu memberi dorongan, motivasi dan fasilitas untuk studi lanjut S3.

18. Pengelola Program Studi S3 Penyuluhan Pembangunan / Pemberdayaan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, atas kerja sama yang baik selama studi.

(15)

xv

19. Teman - teman seperjuangan Prodi S3 Penyuluhan Pembangunan / Pemberdayaan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan tahun 2015 suka duka telah kita lalui bersama, dengan penuh keceriaan bahu membahu saling tolong menolong, saling memberikan motivasi dan do’a untuk bisa lulus.

Penulis menyadari walaupun banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak dalam menyusun disertasi ini, namun disertasi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan masukan dan saran pembaca untuk lebih menyempurakan disertasi ini

Madiun, Juni 2021

Penulis

(16)

xvi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN……….... ii

HALAMAN PENGESAHAN………... iii

HALAMAN PERNYATAAN………... iv

RINGKASAN... v

SUMMARY ………... ix

KATA PENGANTAR.………... xiii

DAFTAR ISI………..………... xvi

DAFTAR TABEL ……..………... xix

DAFTAR GAMBAR ………... xxi

DAFTAR LAMPIRAN... xxii

DAFTAR SINGKATAN……… xxii

DAFTAR PUBLIKASI... xxiv

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah……….. 11

C. Tujuan Penelitian ……….. 12

D. Manfaat Penelitian ……… 13

E. Kebaruan Penelitian ………. 14

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……….. …. 31

A. Landasan Teori………. 31

1. Teori Perubahan Sosial……….... 31

2. Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Perubahan Sosial.... 33

3. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan ... 35

(17)

xvii

4. Rujukan Teori Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Pada

Perilaku Pencegahan Faktor Risiko SM. ... 44

5. Sidroma Metabolik (SM)... 61

6. Determinan Perilaku Pencegahan Faktor Risiko SM….. 69

B. Kerangka Berfikir……….. 77

C. Hipotesis……… 79

BAB III. METODE PENELITIAN………. 81

A. Rancangan Penelitian………. 81

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian………. 82

C. Populasi , Sampel dan Desain Pencuplikan……… 82

D. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional……… 84

E. Instrumen Penelitian……… 89

F. Data Dan Sumber Data……… 100

G. Teknik Pengumpulan Data……….. 100

H. Teknik Analisis Data………... 101

I. Etika Penelitian... 104

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 106

A. Hasil Penelitian……… 106

1. Gambaran Umum Kabupaten Ponorogo... 106

2. Demografi... 107

3. Sarana Pelayanan Kesehatan……….. 108

4. Monitoring Penyakit Tidak Menular………. 109

5. Karakteristik Subyek Penelitian... 110

B. Hasil Analisis... 112

1. Analisis Univariat... 112

2. Analisis Bivariat... 119

3. Analisis Multivariat... 125

a. Regresi Logistik Ganda... 125

b. Analisis Jalur... 127

C. Pembahasan……… 136

(18)

xviii

D. Keterbatasan Penelitian... 168

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN………... 169

A. Simpulan……….. 169

B. Implikasi……….. 170

C. Saran……… 172

DAFTAR PUSTAKA………. 174

LAMPIRAN……… 188

(19)

xix

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Tabel 3.15

Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Penskoran skala………...

Hasil uji validitas dan reliabelitas korelasi item total bulir pernyataan variabel………

Instrumen pengukuran variabel persepsi kerentanan

terhadap penyakit………...

Instrumen pengukuran variabel persepsi keseriusan……...

Instrumen pengukuran variabel persepsi manfaat………….

Instrumen pengukuran variabel persepsi hambatan………..

Instrumen pengukuran variabel isyarat untuk bertindak…...

Instrumen pengukuran variabel efikasi diri………...

Instrumen pengukuran variabel dukungan pemerintah…...

Instrumen pengukuran variabel dukungan teman sebaya….

Instrumen pengukuran variabel modal sosial………

Instrumen pengukuran variabel imitasi……….

Instrumen pengukuran variabel efikasi kolektif………

Instrumen pengukuran variabel harapan hasil………...

Instrumen pengukuran variabel perilaku pencegahan faktor risiko………..

Data pendidikan Kabupaten Ponorogo Tahun 2019/2020….

Data PTM di Kabupaten Ponorogo 98 Tahun 2019……...

Karakteristik subyek penelitian berdasarkan umur,

pekerjaan, jumlah anggota keluarga………..

Karakteristik subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan………

Karakteristik subyek penelitian berdasarkan konstruk Health Belief Model……….

Karakteristik subyek penelitian berdasarkan konstruk Social Cognitive Theory………

91

96

98 98 98 98 98 99 99 99 99 99 99 100

100 108 110

110

111

112

113

(20)

xx Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13

Karakteristik subyek penelitian berdasarkan Social Support Karakteristik subyek penelitian berdasarkan perilaku……..

pencegahan faktor risiko SM………...

Uji Chi-Square pengaruh variabel independen terhadap perilaku pencegahan faktor risiko SM………...

Uji Hosmos dan Lemeshow’s………

Hasil analisis regresi logistik ganda………..

Hasil seleksi kandidat………

Hasil akhir seleksi model akhir……….

113

113

120 125 126 126 127

(21)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 2.1

Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4

Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3

Kerangka Konsep Health Belief Model………

Skema Model Social Cognitive Theory………

Jalur pengaruh dalam teori kognitif social…………..….

Kerangka berfikir model promosi kesehatan dan pemberdayaan pada pencegahan faktor risiko SM……...

Peta Wilayah Kabupaten Ponorogo………..

Spesifikasi Model Analisis Jalur………..

Model promosi kesehatan dan pemberdayaan pada

perilaku pencegahan faktor risiko SM………...

51 53 53

79 107 128

130

(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar permohonan menjadi responden

2 Lembar persetujuan sebagai responden 3 Kuisioner penelitian

4 Output karakteristik subyek penelitian 5 Output chi squre

6 Output path analisis 7 Output analisis regresi

(23)

xxiii

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome ASI : Air susu ibu

BPS : Badan Pusat Statistik COVID : Corona Virus Diases Dapodik : Data Pokok Pendidikan DF : Degree Of Freedon

GEEM : Generalized Estimating Equetion Model Hb A1c : Hemoglobin A

HBM : Health Belief Model HDL : High Density Lipoprotein HIV : Human Immunodeficiency Virus HPV : Human Papilloma Virus

KK : Kartu Keluarga

LDL : Low Density Lipoprotein MET : Metabolik ekuivalen NFI : Normed Fit Index

NGO : Non Guvement Organization SM : Sindroma Metabolik

OR : Odd Ratio

PKV : Penyakit Kardiovaskular POSBINDU : Pos Pembinaan Terpadu RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

RMSEA : Root Mean Squre Error of Aprrroximation RPJPN : Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional SRMR : Standardized Root Mean Squre Residual

TB : Tubercolosis

WHO : World Health Organitation

(24)

xxiv

DAFTAR PUBLIKASI

1. Health Promotion Model On Preventive Behaviors Of Risk Factors For Adults’ Metabolic Syndrome in Ponorogo, Indonesia

Global Journal of Health Science, Vol. 13 No. 4;2021 ISSN 1916-9736 E-ISSN 1916-9744

Published by Canadian Center of Science and Education

2. The Effect Of Peer Suport And Social Capital On Preventive Behaviors Of Risk Factors For Metabolic Syndrome

Turkish Journal Of Physiotherapy And Rehabilitation; 32(3) Issn 2651-4451 E-ISSN 2651-446X

3. Influential Factors On Preventive Behaviours Of Risk Factors For Adults’

Metabolic Syndrome In Ponorogo, East Java, Indonesia

2nd International Conference Of Health, Science and Technology 2021 ISBN: 978-623-92207-1-6

Referensi

Dokumen terkait

Semisal agama lain memiliki kegiatan dengan pendeta-pendeta nya kita juga memberikan toleransi.52 Hal ini disampaikan juga oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri

Soetomo Surabaya tahun 2014, diketahui bahwa salah satu variabel yang diduga mempengaruhi ketahanan hidup penderita kanker serviks yaitu stadium bergantung pada waktu

Lampiran 1: Kode Pemrograman Visualisasi Lubang Hitam Schwarzschild pada Ruang-.

Budaya Organisasi merupakan data primer yang diukur dengan instrumen non. tes yang berbentuk kuisioner dengan model skala likert yang

Pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), konselor dapat berperan secara produktif sebagai konselor kunjung (Roving Counselor) yang perlu diangkat pada tiap

Baik persepsi klien tentang dirinya sendiri maupun persepsi terhadap dunia luar yang disesuaikan dengan gambaran dirinya atau dengan kata lain yaitu konseling yang berpusat

Perancangan alat yang dilakukan telah berhasil direalisasikan alat pencucian galon dengan kendali PLC dengan perbandingan dalam melakukan pencucian galon

Good and Clean Governance dan Kinerja Birokrasi Pelayanan Publik Pelayanan umum atau pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama