DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA
KONSUMSI MASYARAKAT DESA PESISIR DI KABUPATEN
DELI SERDANG DAN SERDANG BEDAGAI
SKRIPSI
Oleh :
HASANIA ISMA
060304045
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA KONSUMSI MASYARAKAT DESA PESISIR KABUPATEN DELI SERDANG DAN KABUPATEN SERDANG
BEDAGAI
SKRIPSI
HASANIA ISMA 060304045 AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
(Ir. Thomson Sebayang, MT) (Ir. Iskandarini, MM)
Ketua Anggota
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
HASANIA ISMA: Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai, dibimbing oleh THOMSON SEBAYANG dan ISKANDARINI.
Perbedaan pendapatan dalam setiap rumah tangga yang berbeda lapangan usahanya dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan antara rumah tangga yang satu dengan lainnya. Perbedaan pendapatan tersebut mencerminkan adanya ketidakmerataan pendapatan. Perbedaan pendapatan tersebut juga mengakibatkan perbedaan pola konsumsi dan pengeluaran konsumsi suatu rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan, pola konsumsi, dan elastisitas pendapatan terhadap konsumsi pangan masyarakat desa pesisir di kabupaten Deli Serdang dan di kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dilakukan di desa Percut, dan desa Pantai Labu Pekan kabupetan Deli Serdang serta desa Bogak Besar, dan desa Pekan Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai (± 8 mdpl) pada Februari – Maret 2010. Penentuan sampel menggunakan metode ”Proportional Stratified Random Sampling” yaitu pemilihan sampel secara acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada, dimana setiap strata diwakili oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional. Strata dibagi atas tiga kelompok lapangan usaha yakni petani, pedagang, dan nelayan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 KK, diambil sebanyak 30 sampel di desa pesisir kabupaten Deli Serdang, dan 30 sampel di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ”Koefisien Gini Ratio”, ”Pola Konsumsi” dan ”Elastisitas Pendapatan”.
Hasil penelitian mnunjukkan bahwa (1) Ketimpangan pendapatan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang tergolong tinggi dan ketimpangan pendapatan di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai tergolong sedang. (2) Di desa pesisir kabupaten deli Serdang dan Serdang bedagai didominasi oleh pola konsumsi pangan. (3) Konsumsi barang pangan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai adalah elastis.
ABSTRACT
HASANIA ISMA: Distribution of Income and Consumption Patterns of Rural Coastal Communities in the District od Deli Serdang and Serdang Bedagai, supervised by THOMSON SEBAYANG and ISKANDARINI.
Differences in household income in each different business field can cause income inequality among households with each other. Income differences reflect the existence of inequality in income. The income differences also lead to different patterns of consumption and consumption expenditure of a household. This research aims to measure the level of income inequality, consumption patterns, and income elasticity of food consumption of coastal villagers in the district of Deli Serdang and Serdang Bedagai. This research was conducted in the village percut and the village of Pantai Labu Pekan Deli Serdang Regency and Bogak Besar village, and village of Pekan Tanjung beringin Serdang Bedagai (± 8 mdpl) in February – March 2010. Sampling method use “Proportional Strafied Random Sampling” is stratified random sample selection of the overall population that exists, where each stratum is represented by a sample of the amount determined proportionately. Strata are divide into three groups of field effort are farmers, traders, and fishermen. Number of samples was 60 families, as many as 30 samples taken in the coastal village of Deli Serdang district, and 30 samples in the coastal village Serdang Bedagai. Data obtained were analyzed by using the “Gini Coefficient Ratio”, “Consumption Patterns”, and “Income Elasticity”.
Results showed that (1) Inequality in income in the coastal village of Deli Serdang district is high and income inequality in the coastal village Serdang Bedagai is middle. (2) In the coastal village of the district of Deli Serdang and Serdang Bedagai dominated by food consumption patterns. (3) Consumption of food items in the coastal village of Deli Serdang regency and Serdang Bedagai is elastic.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 27 Nopember 1987 dari ayahanda Harmen Matondang dan ibunda Syamsiah Lubis. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara.
Tahun 2006 penulis lulus dari SMA Al-azhar Medan, pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur pemanduan minat dan prestasi (PMP). Penulis memilih program studi Agribisnis, Departemen Agribisnis.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Ir. Thomson Sebayang, MT dan ibu Ir. Iskandarini, MM selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai pada ujian akhir.
Penulis juga menghaturkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis ayahanda Harmen Matondang dan ibunda Syamsiah Lubis yang telah memberikan dorongan dan semangat serta dukungan materil dan moril kepada penulis, juga kepada adinda Hasnan Hidayat, dan Hafiz Salim yang telah memberi semangat kepada penulis, serta kepada Yoga Lesmana yang selalu memberikan dorongan dan semangat tiada henti kepada penulis.
Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program studi Agribisnis Departemen Agribisnis, serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK………... i
ABSTRACT………... ii
RIWAYAT HIDUP……… iii
KATA PENGANTAR………... iv
DAFTAR TABEL……….. vii
DAFTAR GAMBAR………... viii
DAFTAR LAMPIRAN……….. IX PENDAHULUAN Latar Belakang………... 1
Identifikasi Masalah………... 4
Tujuan Penelitian………... 4
Kegunaan Penelitian……….. 4
TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori………... 9
Koefisien gini………. 9
Pola Konsumsi………... 10
Elastisitas Pendapatan……… 12
Kerangka Pemikiran………... 14
Hipotesis Penelitian………... 16
METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian……… 17
Metode Penentuan Sampel………. 19
Metode Pengumpulan Data……… 19
Metode Analisis Data………. 20
Definisi dan Batasan Operasional……….. 22
Definisi………...…………. 22
Batasan operasional………. 23
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian………... 25
Letak geografis daerah penelitian………... 25
Karakteristik Sampel………... 29
Karakteristik sampel di desa Percut Sei Tuan………... 29
Karakteristik sampel di desa Pantai Labu Pekan………... 32
Karakteristik sampel di desa Bogak Besar………... 34
Karakteristik sampel di desa Pekan Tanjung Beringin………... 37
Tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat desa peisisir di kabupaten
Deli Serdang ………... 40
Tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat desa peisisir di kabupaten
Serdang Bedagai 41
Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir………... 43
Pola konsumsi masyarakat desa pesisir kabupaten Deli Serdang……... 43 Pola konsumsi masyarakat desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai….... 47 Tingkat Elastisitas Pendapatan terhadap Konsumsi Barang Pangan di Desa
Pesisir………...………...
51 Tingkat elastisitas pendapatan terhadap konsumsi barang pangan di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang………...………...
51 Tingkat elastisitas pendapatan terhadap konsumsi barang pangan di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai
54
KESIMPULAN DAN SARAN 57
Kesimpulan………...………... 57
Saran………...………...
DAFTAR PUSTAKA………...………... 58
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1 Rata-rata pengeluaran per bulan kabupaten Deli Serdang 5
2 Elastisitas pendapatan dari beberapa komoditi 8
3 Jumlah rumah tangga di kabupaten Deli Serdang 18
4 Jumlah rumah tangga di kabupaten Serdang Bedagai 18
5 Kelompok sampel di desa pesisir kabupaten Deli Serdang dan Serdang
Bedagai 19
6 Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Percut Sei
Tuan 27
7 Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Pantai Labu
Pekan 27
8 Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Bogak Besar 28 9 Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Pekan
Tanjung Beringin 28
10 Karakteristik petani sampel di desa Percut Sei Tuan 29
11 Karakteristik pedagang sampel di desa Percut Sei Tuan 30
12 Karakteristik nelayan sampel di desa Percut Sei Tuan 31
13 Karakteristik petani sampel di desa Pantai Labu Pekan 32
14 Karakteristik pedagang sampel di desa Pantai Labu Pekan 33
15 Karakteristik nelayan sampel di desa Pantai Labu Pekan 33
16 Karakteristik petani sampel di desa Bogak Besar 34
17 Karakteristik pedagang sampel di desa Bogak Besar 35
18 Karakteristik nelayan sampel di desa Bogak Besar 36
19 Karakteristik petani sampel di desa Pekan Tanjung Beringin 37 20 Karakteristik pedagang sampel di desa Pekan Tanjung Beringin 38 21 Karakteristik nelayan sampel di desa Pekan Tanjung Beringin 39 22 Rata-rata pengeluaran konsumsi barang pangan di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang (Rp/KK/bulan) 43
23 Rata-rata pengeluaran konsumsi non pangan di desa pesisir kabupaten
Deli Serdang (Rp/KK/bulan) 44
24 Persentase rata – rata pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan
di desa pesisir Deli Serdang 46
25 Rata-rata pengeluaran konsumsi pangan di desa pesisir kabupaten
Serdang Bedagai 47
26 Rata-rata pengeluaran konsumsi non pangan di desa pesisir kabupaten
Serdang Bedagai 48
27 Persentase rata – rata pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 49
28
Total rata-rata pengeluaran seluruh sampel terhadap konsumsi barang pangan (Rp/KK/bulan) di desa pesisir Deli Serdang dan Serdang Bedagai
50
29
Total rata-rata pengeluaran seluruh sampel terhadap konsumsi barang non pangan (Rp/KK/bulan) di desa pesisir Deli Serdang dan Serdang Bedagai
30 Tingkat elastisitas pendapatan terhadap barang pangan di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang 52
31 Tingkat elastisitas pendapatan barang pangan di desa pesisir
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1 Skema kerangka pemikiran 15
2 Kurva Lorenz di desa pesisir kabupten Deli Serdang 40
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal. 1. Karakteristik sampel petani di desa pesisir kabupaten Deli Serdang tahun
2010 60
2. Karakteristik sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Deli Serdang
tahun 2010 60
3. Karakteristik sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang tahun
2010 61
4. Karakteristik sampel petani di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai
tahun 2010 61
5. Karakteristik sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai
tahun 2010 61
6. Karakteristik sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai
tahun 2010 62
7. Pendapatan petani bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang 63
8. Pendapatan pedagang bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 63
9. Pendapatan nelayan bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 64
10. Pendapatan petani bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 64
11. Pendapatan pedagang bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 64
12. Pendapatan nelayan bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 65
13. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 66
14. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (sayuran) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 66
15. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng) di
desa pesisir kabupaten Deli Serdang 66
16. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 67
17. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 67
18. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang 67
19. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 68
20. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang 68
21. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang 68
22. Pengeluaran petani terhadap konsumsi Barang Pangan (gula) di desa pesisir
23. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (kopi) di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang 69
24. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang 69
25. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 70
26. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (sayuran)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 70
27. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 70
28. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 71
29. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu) di
desa pesisir kabupaten Deli Serdang 71
30. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 71
31. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 72
32. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 72
33. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 72
34. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (gula) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 73
35. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (kopi) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 73
36. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang 73
37. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 74
38. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (sayuran) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 74
39. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 74
40. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 75
41. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 75
42. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang 75
43. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 76
44. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 76
45. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 76
46. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (gula) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang
48. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir
kabupaten Deli Serdang 77
49. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan) di
desa pesisir kabupaten Deli Serdang 78
50. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (kesehatan) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 78
51. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (perumahan)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 79
52. Pengeluaran petani terhadap jumlah konsumsi barang non pangan (pakaian)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 79
53. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (transportasi)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 80
54. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (uang saku anak)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 80
55. Utang sampel petani per bulan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 81 56. Tabungan sampel petani per bulan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 81 57. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 82
58. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan
(kesehatan) di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 82
59. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan
(perumahan) di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 83
60. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (pakaian)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 83
61. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (transportasi) di
desa pesisir kabupaten Deli Serdang 84
62. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (uang saku anak)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 84
63. Utang sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 85 64. Tabungan sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 85 65. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan) di
desa pesisir kabupaten Deli Serdang 86
66. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (kesehatan)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 86
67. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan
(perumahan) di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 86
68. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (pakaian) di desa
pesisir kabupaten Deli Serdang 87
69. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (transportasi)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 87
70. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (uang saku anak)
di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 87
71. Utang sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 88 72. Tabungan sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 88 73. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 89
74. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (sayuran) di desa
75. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 89
76. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 89
77. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 90
78. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 90
79 Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 90
80. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 90
81. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 91
82. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (gula) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 91
83. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (kopi) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 91
84. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 91
85. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 92
86. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (sayuran)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 92
87. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 92
88. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 93
89. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 93
90. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 93
91. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 94
92. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 94
93. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 94
94. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (gula) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 95
95. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (kopi) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 95
96. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 95
97. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 96
98. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (sayuran) di desa
99. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 97
100. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 97
101. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 98
102. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 98
103. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 99
104 Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 99
105. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 100
106. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (gula) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 100
107. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (kopi) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 101
108. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 101
109. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 102
110. Pengeluaran petani terhadap konsumsi non pangan (kesehatan) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 102
111. Pengeluaran petani terhadap konsumsi non pangan (perumahan) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 102
112. Pengeluaran petani terhadap konsumsi non pangan (pakaian) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 103
113. Pengeluaran petani terhadap konsumsi non pangan (transportasi) di desa pesisir
kabupaten Serdang Bedagai 103
114. Pengeluaran Petani terhadap konsumsi non pangan (uang saku anak) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 103
115. Utang sampel petani di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 104 116. Tabungan sampel petani di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 104 117. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 104
118. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (kesehatan)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 105
119. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (perumahan)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 105
120. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (pakaian)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 105
121. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (transportasi)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 106
122. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (uang saku anak)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 106
123. Utang sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 107 124. Tabungan sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 107 125. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan) di desa
126. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (kesehatan) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 109
127. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (perumahan)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 109
128. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (pakaian) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 110
129. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (transportasi) di desa
pesisir kabupaten Serdang Bedagai 110
130. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (uang saku anak)
di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 111
131. Utang sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 112 132. Tabungan sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 112 133. Perubahan jumlah konsumsi pangan (beras) di desa pesisir kabupaten
Deli Serdang dan Serdang Bedagai 113
134. Perubahan jumlah konsumsi pangan (sayuran) di desa pesisir kabupaten Deli
Serdang dan Serdang Bedagai 114
135. Perubahan jumlah konsumsi pangan (minyak goreng) di desa pesisir kabupaten
Deli Serdang dan Serdang Bedagai 115
136 Perubahan jumlah konsumsi pangan (lauk pauk) di desa pesisir kabupaten Deli
Serdang dan Serdang Bedagai 116
137. Perubahan jumlah konsumsi pangan (minyak lampu) di desa pesisir kabupaten
Deli Serdang dan Serdang Bedagai 117
138. Perubahan jumlah konsumsi pangan (gas) di desa pesisir kabupaten Deli Serdang
dan Serdang Bedagai 118
139. Perubahan jumlah konsumsi pangan (kayu bakar) di desa pesisir kabupaten Deli
Serdang dan Serdang Bedagai 119
140. Perubahan jumlah konsumsi pangan (susu) di desa pesisir kabupaten Deli
Serdang 120
141. Perubahan jumlah konsumsi pangan (susu) di desa pesisir kabupaten Serdang
Bedagai 121
142. Perubahan jumlah konsumsi pangan (buah) di desa pesisir kabupaten Deli
Serdang dan Serdang Bedagai 122
143. Perubahan jumlah konsumsi pangan (gula) di Desa Pesisir kabupaten Deli
Serdang dan Serdang Bedagai 123
144. Perubahan jumlah konsumsi pangan (kopi) di desa pesisir kabupaten Deli
Serdang dan Serdang Bedagai 124
145. Perubahan jumlah konsumsi pangan (teh) di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 125 146. Perubahan jumlah konsumsi pangan (teh) di Desa Pesisir kabupaten Serdang
Bedagai 126
147. Analisis gini ratio di Deli Serdang 127
148. Analisis gini ratio di Serdang Bedagai 128
149. Analisis pola konsumsi di Deli Serdang dan Serdang Bedagai 129
150. Analisis perhitungan elastisitas pendapatan di desa pesisir kabupaten Deli
Serdang 131
151. Analisis perhitungan elastisitas pendapatan di desa pesisir kabupaten Serdang
ABSTRAK
HASANIA ISMA: Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai, dibimbing oleh THOMSON SEBAYANG dan ISKANDARINI.
Perbedaan pendapatan dalam setiap rumah tangga yang berbeda lapangan usahanya dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan antara rumah tangga yang satu dengan lainnya. Perbedaan pendapatan tersebut mencerminkan adanya ketidakmerataan pendapatan. Perbedaan pendapatan tersebut juga mengakibatkan perbedaan pola konsumsi dan pengeluaran konsumsi suatu rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan, pola konsumsi, dan elastisitas pendapatan terhadap konsumsi pangan masyarakat desa pesisir di kabupaten Deli Serdang dan di kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dilakukan di desa Percut, dan desa Pantai Labu Pekan kabupetan Deli Serdang serta desa Bogak Besar, dan desa Pekan Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai (± 8 mdpl) pada Februari – Maret 2010. Penentuan sampel menggunakan metode ”Proportional Stratified Random Sampling” yaitu pemilihan sampel secara acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada, dimana setiap strata diwakili oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional. Strata dibagi atas tiga kelompok lapangan usaha yakni petani, pedagang, dan nelayan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 KK, diambil sebanyak 30 sampel di desa pesisir kabupaten Deli Serdang, dan 30 sampel di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ”Koefisien Gini Ratio”, ”Pola Konsumsi” dan ”Elastisitas Pendapatan”.
Hasil penelitian mnunjukkan bahwa (1) Ketimpangan pendapatan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang tergolong tinggi dan ketimpangan pendapatan di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai tergolong sedang. (2) Di desa pesisir kabupaten deli Serdang dan Serdang bedagai didominasi oleh pola konsumsi pangan. (3) Konsumsi barang pangan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai adalah elastis.
ABSTRACT
HASANIA ISMA: Distribution of Income and Consumption Patterns of Rural Coastal Communities in the District od Deli Serdang and Serdang Bedagai, supervised by THOMSON SEBAYANG and ISKANDARINI.
Differences in household income in each different business field can cause income inequality among households with each other. Income differences reflect the existence of inequality in income. The income differences also lead to different patterns of consumption and consumption expenditure of a household. This research aims to measure the level of income inequality, consumption patterns, and income elasticity of food consumption of coastal villagers in the district of Deli Serdang and Serdang Bedagai. This research was conducted in the village percut and the village of Pantai Labu Pekan Deli Serdang Regency and Bogak Besar village, and village of Pekan Tanjung beringin Serdang Bedagai (± 8 mdpl) in February – March 2010. Sampling method use “Proportional Strafied Random Sampling” is stratified random sample selection of the overall population that exists, where each stratum is represented by a sample of the amount determined proportionately. Strata are divide into three groups of field effort are farmers, traders, and fishermen. Number of samples was 60 families, as many as 30 samples taken in the coastal village of Deli Serdang district, and 30 samples in the coastal village Serdang Bedagai. Data obtained were analyzed by using the “Gini Coefficient Ratio”, “Consumption Patterns”, and “Income Elasticity”.
Results showed that (1) Inequality in income in the coastal village of Deli Serdang district is high and income inequality in the coastal village Serdang Bedagai is middle. (2) In the coastal village of the district of Deli Serdang and Serdang Bedagai dominated by food consumption patterns. (3) Consumption of food items in the coastal village of Deli Serdang regency and Serdang Bedagai is elastic.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa pesisir merupakan desa perbatasan laut yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut. Secara normatif, kekayaan sumberdaya pesisir dikuasai oleh Negara untuk dikelola sedemikian rupa guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat, memberikan manfaat bagi generasi sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang. Ironisnya, sebagian besar tingkat kesejahteraan masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir justru menempati strata ekonomi yang paling rendah bila dibandingkan dengan masyarakat darat lainnya (Dahuri, 2001). Penduduk yang tinggal di daerah pantai secara umum dapat dikatakan tingkat pendapatannya relatif belum mencukupi dan memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan bahwa rumah tangga pantai sumber pendapatannya lebih mengandalkan sektor pertanian dengan subsektor perikanan, peternakan, dan lainnya. Disamping itu daerah pantai merupakan lokasi yang terpencil, untuk itu perlu diperhatikan dan diukur seberapa besar tingkat pendapatan penduduk pantai. Dengan mengukur dan memperhatikan hal tersebut diharapkan dapat diketahui peningkatan kesejahteraan penduduk desa pantai (BPS Sumut, 2007).
dari segi pendapatan yang relatif kurang menguntungkan dan mendukung kebutuhan kehidupan rumah tangga (BPS Sumut, 2004).
Pada dasarnya pembangunan ekonomi bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan pendapatan yang meningkat, maka kebutuhan hidup semakin tercukupi, kesejahteraan penduduk akan meningkat (Munandir, 2002).
Salah satu indikator untuk melihat sejauh mana keberhasilan program pemerataan pembangunan yang telah dilaksanakan, adalah dengan melihat kesenjangan distribusi pendapatan penduduk. Kesenjangan pendapatan yang tinggi menggambarkan tingkat pemerataan pembangunan yang rendah. Sebaliknya kesenjangan pendapatan yang rendah menggambarkan tingkat pemerataan pembangunan yang tinggi
(BPS Deli Serdang, 2006).
Pendapatan masyarakat yang merata sebagai suatu sasaran merupakan masalah yang sulit dicapai, namun berkurangnya kesenjangan adalah salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan. Indikator yang cukup baik untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan masyarakat adalah distribusi pendapatan masyarakat diantara golongan pendapatan penduduk (Yustika, 2002).
Pengeluaran untuk konsumsi pangan dan non pangan berkaitan erat dengan tingkat pendapatan masyarakat. Di negara yang sedang berkembang, pemenuhan kebutuhan makanan masih menjadi prioritas utama, karena untuk memenuhi kebutuhan gizi (Suryana, 2002).
kebutuhan non pangan seperti: perumahan, barang dan jasa, pakaian, dan barang tahan lama (kendaraan, perhiasan dan sebagainya) biasanya lebih besar dibanding masyarakat dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah (Santosa, 2008).
Indikator lainnya adalah kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat yang baik dapat disebabkan oleh karena gizi yang semakin membaik. Pemenuhan konsumsi, karbohidrat, dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Penduduk yang cukup makan adalah penduduk yang relatif sejahtera. Kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilihat dari pengeluarannya (Smith, 2005).
Struktur pengeluaran juga merupakan indikator kesejahteraan yang sama pentingnya dengan indikator lainnya pada rumah tangga. Tingkat pemerataan pengeluaran rumah tangga dapat dilihat dari distribusi antar komponen pengeluaran yang dapat dikelompokkan menjadi pengeluaran untuk pangan dan non-pangan. Dalam kondisi yang berimbang, total pendapatan seharusnya merupakan total dari pengeluaran dan tabungan. Dengan kata lain bila total pengeluaran rumah tangga lebih rendah dari total pendapatan, maka ini mencerminkan bahwa rumah tangga tersebut memiliki tabungan (Suhaeti, 2005).
1.2 Identifikasi Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat desa peisisir di kabupaten Deli Serdang dan di kabupaten Serdang Bedagai, bagaimana pola konsumsi masyarakat desa pesisir di daerah penelitian, dan bagaimana tingkat elastisitas pendapatan terhadap konsumsi barang pangan di daerah penelitian.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
Mengukur tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat desa pesisir di kabupaten Deli Serdang dan di kabupaten Serdang Bedagai, mengidentifikasi pola konsumsi masyarakat desa pesisir di daerah penelitian, dan mengukur tingkat elastisitas pendapatan terhadap konsumsi barang pangan di daerah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dilakukan penelitian ini adalah:
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis besar kebutuhan rumah tangga dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu kebutuhan pangan dan non pangan. Dengan demikian pada tingkat pendapatan tertentu, rumah tangga akan mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Secara alamiah kuantitas pangan yang dibutuhkan seseorang akan mencapai titik maksimum sementara kebutuhan non pangan, tidak akan ada batasnya. Dengan demikian, besaran pendapatan yang dibelanjakan untuk pangan dari suatu rumah tangga dapat digunakan sebagai petunjuk tingkat kesejahteraan rumah tangga tersebut. Dengan kata lain semakin tinggi pengeluaran untuk pangan, berarti semakin kurang sejahtera rumah tangga yang bersangkutan. Sebaliknya, semakin kecil pangsa pengeluaran pangan maka rumah tangga tersebut semakin sejahtera (Mulyanto, 2005).
Tabel 1. Rata-rata pengeluaran per bulan kabupaten Deli Serdang
Pengeluaran 2001 2003 2006
Pangan 102.649 129.356 163.475
Non Pangan 49.479 64.052 114.103
Rata-rata pengeluaran 152.128 193.408 277.578
Sumber : Susenas Deli Serdang, 2001, 2003, dan 2006
Pola pengeluaran konsumsi penduduk merupakan informasi untuk melihat kesejahteraan penduduk. Besarnya nilai nominal (dapat diukur dalam satuan uang) yang dibelanjakan baik dalam bentuk pangan maupun non pangan, secara tidak langsung dapat mencerminkan kemampuan ekonomi rumah tangga, untuk mencukupi kebutuhan yang mencakup barang dan jasa (Aminuddin, 2006).
Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar dan peningkatan kehidupan juga menjadi berubah (Sumardi, 2003).
Setiap orang atau keluarga mempunyai tingkat kebutuhan konsumsi yang dipengaruhi oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat konsumsinya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak jumlah barang yang dikonsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin berkurang jumlah barang yang dikonsumsi. Bila konsumsi ingin ditingkatkan sedangkan pendapatan tetap, terpaksa tabungan digunakan akibatnya tabungan berkurang (Prayudi, 2000).
Dalam realitanya tingkat pengeluaran akan berbanding lurus dengan tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan masyarakat maka akan semakin besar tingkat pengeluaran. Asumsi ini menjadi acuan dalam kajian untuk mengukur distribusi pendapatan masyarakat (Rosida, 2007).
Distribusi pendapatan menjadi ukuran yang relatif cukup mewakili untuk menggambarkan kesejahteraan penduduk atau rumah tangga. Pengukuran distribusi pendapatan dimaksudkan agar pemerintah dapat melihat ada tidaknya peningkatan kesejahteraan penduduk dalam suatu wilayah dan dalam periode tertentu
Ukuran yang lebih umum digunakan untuk melihat tingkat pemerataan pendapatan adalah dengan menggunakan koefisien gini ratio. Nilai koefisien gini ratio mempunyai interval 0 sampai dengan 1. Dari data susenas 2006 di kabupaten Deli Serdang, diperoleh koefisien gini ratio sebesar 0.49. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2006 di Serdang Bedagai, terlihat sedikit ada kenaikan yang tidak begitu besar, yaitu koefisien gini ratio nya sebesar 0.45 (Susenas, 2006).
Pengeluaran rumah tangga dapat menjadi ukuran kesejahteraan, makin besar pengeluaran untuk bahan non pangan menandakan semakin sejahtera kehidupan rumah tangga tersebut (BPS Sumut, 2004).
Proporsi pengeluaran masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi terhadap kebutuhan non pangan seperti: perumahan, barang dan jasa, pakaian, dan barang tahan lama (kendaraan, perhiasan, dan sebagainya) biasanya lebih besar dibanding masyarakat dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah (Royyan, 2006).
Pergeseran pola pengeluaran dari pangan ke non pangan terjadi karena elastisitas permintaan terhadap pangan pada umumnya rendah, sebaliknya permintaan terhadap barang non pangan pada umumnya tinggi. Keadaan ini terlihat jelas pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi pangannya mencukupi maksimal, sehingga peningkatan pendapatan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang non pangan, ditabung, ataupun investasi (Kuncoro, 2007).
(Sondang, 2005).
Elastisitas pendapatan merupakan perubahan jumlah konsumsi suatu barang disebabkan adanya perubahan penghasilan konsumen. Untuk mengetahui tingkat elastisitas barang pangan, disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Elastisitas pendapatan dari beberapa komoditi Barang pangan Elastisitas pendapatan
susu 0.07
beras 0.42
telur 0.37
daging 0.35
Buah-buahan 0.7
Margarine - 0.2
Sumber : Wold, 2000
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa barang pangan merupakan barang yang bersifat inelastis, tetapi untuk daerah yang berbeda, waktu yang berbeda, kelas masyarakat yang berbeda, besar kemungkinan elastisitas pendapatan dari beberapa komoditi tersebut tidak sama. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa klasifikasi barang-barang itu sifatnya relatif. Dalam arti, bagi rumah tangga lain di tempat, waktu, dan kelas masyarakat dengan penghasilan tertentu merupakan barang necessities, tetapi mungkin bagi masyarakat lain, di tempat, dan waktu yang berbeda merupakan barang
luxuries (Sudarman, 2000).
2.1Landasan Teori
Koefisien Gini (Gini Ratio)
yang sedang berkembang berkisar antara 0,50 hingga 0,70. Untuk negara-negara yang distribusi pendapatannya dikenal relatif paling baik (paling merata), berkisar antara 0,20 sampai 0,35 Distribusi pendapatan makin merata jika nilai Koefisien gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai koefisien gininya makin mendekati satu
(Kadariah, 2004).
Rumus untuk mencari gini ratio adalah :
GR = 1 – ∑ fi ( Yi + Yi – 1 ), 0 < GR< 1
dimana :
GR : gini ratio
fi : persentase kumulatif jumlah rumah tangga Yi : persentase kumulatif jumlah pendapatan
Kriteria uji ketimpangan pendapatan sebagai berikut : Bila GR = 0 ketimpangan sempurna (perfect quality)
Bila GR = 1 ketimpangan tidak sempurna (perfect inequality)
Kriteria uji gini ratio :
Pola Konsumsi
Konsep konsumsi, yang merupakan konsep yang di Indonesiakan dari bahasa inggris ”Consumption”. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang - barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi
(Cahyono, 2003).
Seorang ahli ekonomi yang bernama Christian Lorent Ernst Engel mengemukakan sebuah ”hukum konsumsi”. Hukum ini didasarkan pada hasil penelitiannya yang dilakukan pada abad 19 di Eropa. Menurut pendapat Engel, semakin miskin suatu keluarga atau bangsa, akan semakin besar pula persentase pengeluaran yang digunakan untuk barang pangan (Sudarman, 2004).
Rumus untuk mencari pengeluaran konsumsi pangan adalah sebagai berikut : % rata – rata pengeluaran : Jumlah pengeluaran konsumsi pangan konsumsi pangan x 100% Jumlah total pengeluaran rumah tangga
Rumus untuk mencari pengeluaran konsumsi non makanan adalah sebagai berikut : % rata – rata pengeluaran : Jumlah pengeluaran konsumsi non pangan
konsumsi non pangan x 100% Jumlah total pengeluaran rumah tangga
Kriteria Uji :
• Bila % rata – rata pengeluaran konsumsi pangan > % pengeluaran konsumsi
non pangan : pola konsumsi keseluruhan rumah tangga dominan terhadap pengeluaran konsumsi pangan (kebutuhan pokok).
• Bila % rata – rata pengeluaran konsumsi pangan < % pengeluaran konsumsi
non pangan : pola konsumsi keseluruhan rumah tangga dominan terhadap pengeluaran konsumsi non pangan (kebutuhan sekunder) (Purwitasari, 2007).
Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai akibat perubahan pendapatan dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau elastisitas pendapatan.
Konsep elastisitas ini mengukur sejauh mana kuantitas permintaan berubah mengikuti perubahan pendapatan. Elastisitas pendapatan dari permintaan didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas barang yang dikonsumsi dibagi persentase perubahan pendapatan (Lipsey, 2000).
elatisitas pendapatan kecil disebut barang kebutuhan pokok, di lain pihak, komoditi yang mempunyai elastisitas pendapatan lebih besar dari satu diklasifikasikan sebagai barang luks (Mankiw, 2001)
Besarnya elastisitas pendapatan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Persentase perubahan pendapatan
Pendapatan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %
Persentase perubahan pendapatan
Pendapatan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %
Kriteria uji elastisitas pendapatan :
• Bila Ep < 1 (inelastis) untuk barang kebutuhan pokok : apabila terjadi
perubahan pendapatan akan menimbulkan perubahan jumlah barang yang dikonsumsi dalam jumlah yang kecil.
• Bila Ep > 1 (elastis) untuk barang mewah : apabila terjadi perubahan
pendapatan menimbulkan pertambahan konsumsi dalam jumlah yang lebih besar.
• Bila Ep = 1 (unitary) : besarnya perubahan pendapatan akan sama dengan
perubahan jumlah barang yang dikonsumsi.
Persentase perubahan jumlah barang pangan yang dikonsumsi Ep =
= Konsumsi pangan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %
Persentase perubahan jumlah barang non pangan Ep =
Keterangan kriteria uji elastisitas pendapatan :
• Bila Ep = positif untuk barang normal : peningkatan dalam jumlah barang
yang dikonsumsi apabila pendapatannya bertambah.
• Bila Ep = negatif untuk barang inferior : pengurangan dalam jumlah barang
yang dikonsumsi apabila pendapatannya bertambah (Danny, 2002).
2.2 Kerangka Pemikiran
Rumah tangga petani, pedagang, dan nelayan memiliki pendapatan yang berbeda. Perbedaan pendapatan setiap rumah tangga tersebut disebabkan karena lapangan usaha yang digeluti berbeda. Perbedaan pendapatan rumah tangga ini mengakibatkan ketimpangan pendapatan antara satu dan lainnya. Perbedaan pendapatan tersebut juga dapat mengakibatkan perubahan pola konsumsi dan pengeluaran konsumsi.
Secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Skema kerangka pemikiran : Menyatakan sebab
Gini ratio Persentase
rata-rata
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), yakni suatu cara pemilihan daerah penelitian berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan rencana pengembangan agromarinpolitan yang merupakan kawasan yang mempunyai pantai dan laut serta sektor ekonomi yang dominan seperti perikanan tangkap dan selanjutnya akan dikembangkan menjadi objek pariwisata laut, dan ke-4 daerah tersebut berbatasan dengan laut serta mempunyai KK terbanyak.
Daerah penelitian adalah kecamatan Percut Sei Tuan dan kecamatan Pantai Labu di kabupaten Deli Serdang serta kecamatan Teluk Mengkudu dan kecamatan Tanjung Beringin di kabupaten Serdang Bedagai. Penentuan ke-4 kecamatan ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan lokasi pusat pengembangan daerah pesisir di kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai (Barita, 2008).
Tabel 3. Jumlah rumah tangga di kabupaten Deli Serdang kabupaten Deli Serdang
kecamatan Percut Sei Tuan kecamatan Pantai Labu
No. Desa Jumlah RT Desa Jumlah RT
13. Saentis 3,526 Perkebunan Ramunia 496
14. Cinta Rakyat 2,832 Ramunia I 181
Sumber : Deli Serdang dalam angka, 2009
Tabel 4. Jumlah rumah tangga di kabupaten Serdang Bedagai kabupaten Serdang Bedagai
kecamatan Teluk Mengkudu kecamatan Tanjung Beringin
No. Desa Jumlah RT Desa Jumlah RT
3.2 Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode Proportional Stratified Random Sampling yaitu pemilihan sampel secara acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada dimana setiap strata diwakili oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional (Nazir, 2005).
Strata dibagi atas tiga kelompok lapangan usaha yakni petani, pedagang, dan nelayan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 KK. Dalam penelitian ini diambil sebanyak 30 sampel di desa pesisir kabupaten Deli Serdang, dan 30 sampel di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai, hal ini sesuai dengan teori Bailey yang menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan analisis statistik, ukuran responden paling minimal adalah 30 sampel (Hasan, 2002).
Untuk melihat pendapatan dan pola konsumsi rumah tangga, distribusinya sebagai berikut :
Tabel 5. Kelompok sampel di desa pesisir kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai No. Kelompok
sampel
kab. Deli Serdang
desa Percut dan desa Pantai Labu Pekan
kab. Serdang Bedagai desa Bogak Besar dan desa
Pekan Tanjung Beringin
Populasi Sampel Populasi Sampel
1. Petani 1,088 1,088/3,014 x 30 = 11 323 323/2,638 x 30= 4 2. Pedagang 1,245 1,245/3,014 x 30 = 12 512 512/2,638 x 30= 6
3. Nelayan 681 681/3,014 x 30 = 7 1,803 1,803/2,638 x 30=20
Total 3,014 30 2,638 30
Sumber : BPS kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai, 2009
3.3 Metode Pengumpulan Data
melalui kantor BPS kabupaten Deli Serdang, kantor BPS Serdang Bedagai, kantor camat, kantor kepala desa, Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dan instansi lain yang terkait.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk menganalisis hipotesis 1 digunakan alat ukur gini ratio dengan formulasi sebagai berikut :
GR = 1 – ∑ fi ( Yi + Yi – 1 ), 0 < GR< 1 dimana :
GR : gini ratio
fi : persentase kumulatif jumlah rumah tangga Yi : persentase kumulatif jumlah pendapatan
Kriteria uji ketimpangan pendapatan sebagai berikut : Bila GR = 0 ketimpangan sempurna (perfect quality)
Bila GR = 1 ketimpangan tidak sempurna (perfect inequality)
Kriteria uji gini ratio :
Untuk menganalisis hipotesis 2 digunakan dengan formulasi sebagai berikut :
% rata – rata pengeluaran : Jumlah pengeluaran konsumsi pangan konsumsi pangan x 100 % Jumlah total pengeluaran rumah tangga
% rata – rata pengeluaran : Jumlah pengeluaran konsumsi non pangan konsumsi non pangan x100 %
Jumlah total pengeluaran rumah tangga
Kriteria Uji :
• Bila % rata – rata pengeluaran konsumsi pangan > % pengeluaran konsumsi
non pangan : pola konsumsi keseluruhan rumah tangga dominan terhadap pengeluaran konsumsi pangan (kebutuhan pokok).
• Bila % rata – rata pengeluaran konsumsi pangan < % pengeluaran konsumsi
non pangan : pola konsumsi keseluruhan rumah tangga dominan terhadap pengeluaran konsumsi non pangan (kebutuhan sekunder) (Purwitasari, 2007).
Untuk menganalisis hipotesis 3 digunakan elastisitas pendapatan dengan formulasi sebagai berikut :
% Perubahan jumlah barang pangan yang dikonsumsi Ep =
% Perubahan pendapatan
= Konsumsi barang pangan bulan Maret-Februari / Februari x 100 % Pendapatan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %
% Perubahan jumlah barang non pangan Ep =
% Perubahan pendapatan
= Konsumsi barang non pangan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %
Kriteria uji elastisitas pendapatan :
• Bila Ep < 1 (inelastis) untuk barang kebutuhan pokok : apabila terjadi
perubahan pendapatan akan menimbulkan perubahan jumlah barang yang dikonsumsi dalam jumlah yang kecil.
• Bila Ep > 1 (elastis) untuk barang mewah : apabila terjadi perubahan
pendapatan menimbulkan pertambahan konsumsi dalam jumlah yang besar. • Bila Ep = 1 (unitary) : apabila perubahan pendapatan sama dengan perubahan
jumlah barang yang dikonsumsi
Keterangan kriteria uji elastisitas pendapatan :
• Bila Ep = positif untuk barang normal : peningkatan dalam jumlah barang
yang dikonsumsi apabila pendapatannya bertambah.
• Bila Ep = negatif untuk barang inferior : pengurangan dalam jumlah barang
yang dikonsumsi apabila pendapatannya bertambah (Danny, 2002).
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Definisi
1. Petani sampel adalah individu yang sumber mata pencaharian utamanya dari usaha pertanian.
2. Nelayan sampel adalah individu yang sumber mata pencaharian utamanya dari kegiatan menangkap ikan.
4. Pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh dari hasil mata pencaharian utamanya ditambah hasil dari mata pencaharian non utamanya dari keluarganya dalam satuan Rupiah.
5. Ketimpangan pendapatan adalah perbedaan pendapatan antar keluarga yang satu dengan yang lainnya.
6. Pengeluaran konsumsi adalah biaya yang dikeluarkan rumah tangga sebulan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga.
7. Pola konsumsi adalah pola mengkonsumsi pangan dan non pangan dalam suatu keluarga yang dilihat dari pengeluaran barang pangan dan non pangan. 8. Gini ratio adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan pendapatan secara
agregat (secara keseluruhan).
9. Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan jumlah barang yang dikonsumsi akibat persentase perubahan pendapatan.
10.Persentase rata-rata pengeluaran konsumsi adalah jumlah pengeluaran konsumsi (pangan/non pangan) dibagi dengan jumlah total pengeluaran rumah tangga (pangan + non panagn) dikalikan seratus persen.
11.Distribusi pendapatan mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya
Batasan Operasional
Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, maka dibuat batasan operasional sebagai berikut :
2. Tempat penelitian adalah desa Pantai Labu Pekan kecamatan Pantai Labu, desa Percut kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang dan desa Pekan Tanjung Beringin kecamatan Tanjung Beringin, desa Bogak Besar kecamatan Teluk Mengkudu kabupaten Serdang Bedagai.
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Percut kecamatan Percut Sei Tuan dan di desa Pantai Labu Pekan kecamatan Pantai Labu di kabupaten Deli Serdang serta desa Bogak Besar kecamatan Teluk Mengkudu dan desa Pekan Tanjung Beringin kecamatan Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai. Daerah ini merupakan lokasi pusat pengembangan daerah pesisir.
4.1.1 Letak Geografis Daerah Penelitian
4.1.1.1 Letak geografis desa Percut Sei Tuan
Letak geografis desa Percut Sei Tuan berada pada ketinggian tanah 2 meter diatas permukaan laut, banyaknya curah hujan 0 – 278 mm/tahun. Terletak di dataran rendah dengan suhu udara rata-rata 23-30ºC.
Secara administratif desa Percut Sei Tuan mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan selat malaka
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Cinta Rakyat 3. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Tanjung Rejo
4.1.1.2 Letak geografis desa Pantai Labu Pekan
Secara administratif desa Pantai Labu Pekan mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Rugemuk/selat malaka 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Ramunia
3. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Pematang Biara/desa Kubah Sentang 4. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Pantai Labu Baru/Paluh Sibaji (Kepala Desa Pantai Labu Pekan, 2010)
4.1.1.3 Letak geografis desa Bogak Besar
Secara administratif desa Pekan Tanjung Beringin mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Nagur 3. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Sentang
4. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Pematang Kuala (Wawancara Kepala Desa Bogak Besar, 2010).
4.1.1.4 Letak geografis desa Pekan Tanjung Beringin
Secara administratif desa Pekan Tanjung Beringin mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sei Bedagai
Tabel 6. Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang
desa Percut Sei Tuan
PNS 86
Sumber : Kepala desa Percut Sei Tuan, 2009
Dari tabel diatas diketahui bahwa selain bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, dan nelayan, ada juga rumah tangga di desa Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang yang bermata pencaharian sebagai PNS, ABRI, karyawan, tukang, buruh tani, dan jasa. Rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai pedagang menempati posisi yang paling banyak jumlahnya yaitu sebesar 1170 KK (43.5 %), PNS 86 KK (3.2 %), karyawan dan tukang 35 KK (1.3 %), petani 598 KK (22.2 %), buruh tani 54 KK ( 2 %), nelayan 658 KK (24.5 %), jasa 46 KK (1.7 %), dan rumah tangga yang menempati posisi yang paling sedikit jumlahnya yaitu ABRI 8 KK (0.3 %).
Tabel 7. Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Pantai Labu Pekan kabupaten Deli Serdang
desa Pantai Labu Pekan
Jasa 37
Sumber : Kepala desa Pantai Labu Pekan, 2009
yang memiliki mata pencaharian bergerak dibidang jasa, industri, transportasi, dan pertukangan. Rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai petani menempati posisi yang paling banyak jumlahnya yaitu sebesar 490 KK (71 %), jasa dan transportasi 37 KK (5.5 %), pedagang 75 KK (11.2 %), nelayan 23 KK (3.4 %), dan rumah tangga yang menempati posisi yang paling sedikit jumlahnya yaitu tukang dan industri 4 KK (0.6 %). Dari kedua tabel diatas dapat diketahui bahwa di desa pesisir kabupaten Deli Serdang sumber penghasilan rumah tangga tidak terbatas hanya pada sektor pertanian saja tetapi menyebar ke sektor-sektor lapangan usaha lainnya.
Tabel 8. Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Bogak Besar kabupaten Serdang Bedagai
desa Bogak Besar
Petani 303
Pedagang 195
Nelayan 453
PNS 33
Total 984
Sumber : Kepala desa Bogak Besar, 2009
Dari tabel diatas diketahui bahwa hanya terdapat 4 sumber mata pencaharian di desa Bogak Besar kabupaten Serdang Bedagai yaitu sebagai petani, pedagang, nelayan, dan PNS. Rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai nelayan menempati posisi yang paling banyak jumlahnya yaitu sebesar 453 KK (46 %), petani 303 KK (30.8 %), pedagang 195 KK (19.8 %), dan rumah tangga yang menempati posisi yang paling sedikit jumlahnya yaitu PNS 33 KK (3.4 %).
Tabel 9. Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Pekan Tanjung Beringin
desa Pekan Tanjung Beringin
Petani 20
Pedagang 317
Nelayan 1350
PNS 152
Total 1839
Dari tabel diatas diketahui bahwa hanya terdapat 4 sumber mata pencaharian di desa Bogak Besar kabupaten Serdang Bedagai yaitu sebagai petani, pedagang, nelayan, dan PNS. Rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai nelayan menempati posisi yang paling banyak jumlahnya yaitu sebesar 1350 KK (73.4 %), pedagang 317 KK (17.3 % ), PNS 152 KK (8.3 %), dan rumah tangga yang menempati posisi yang paling sedikit jumlahnya yaitu petani 20 KK (1.09 %).
Dari kedua tabel diatas dapat diketahui bahwa di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai sumber penghasilan rumah tangga hanya terbatas pada sektor pertanian saja tidak menyebar ke sektor-sektor lapangan usaha lainnya.
4.2 Karakteristik Sampel
4.2.1. Karakteristik sampel di desa Percut Sei Tuan
4.2.1.1 Karakteristik petani sampel di desa Percut Sei Tuan
Petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik petani sampel disajikan pada tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10. Karakteristik petani sampel di desa Percut Sei Tuan No.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur petani adalah 49 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.
Rata-rata pendidikan petani adalah rendah (SD). Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan petani di daerah tersebut.
Rata-rata petani di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan selain bertani. Ini berarti bahwa petani sangat tergantung dengan pekerjaan utamanya.
Rata-rata jumlah tanggungan (anak) petani adalah 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.
4.2.1.2 Karakteristik pedagang sampel di desa Percut Sei Tuan
Pedagang yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik pedagang sampel disajikan pada tabel 11 dibawah ini.
Tabel 11. Karakteristik pedagang sampel di desa Percut Sei Tuan No.
Sumber : Wawancara sampel, 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur pedagang adalah 37 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pedagang ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.
Rata-rata pedagang di daerah tersebut memiliki usaha sampingan yaitu bertani. Ini berarti bahwa pedagang di daerah tersebut memilki tambahan penghasilan selain pekerjaan utamanya.
Rata-rata jumlah tanggungan (anak) petani adalah 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.
4.2.1.3 Karakteristik nelayan sampel di desa Percut Sei Tuan
Nelayan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik nelayan sampel disajikan pada tabel 12 dibawah ini.
Tabel 12. Karakteristik nelayan sampel di desa Percut Sei Tuan No.
Sumber : Wawancara sampel, 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur nelayan adalah 51 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nelayan ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.
Rata-rata pendidikan nelayan adalah rendah (SD). Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan nelayan di daerah tersebut
4.2.2. Karakteristik Sampel di desa Pantai Labu Pekan
4.2.2.1 Karakteristik petani sampel di desa Pantai Labu Pekan
Petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik petani sampel disajikan pada tabel 13.
Tabel 13. Karakteristik petani sampel di desa Pantai Labu Pekan No.
Sumber : Wawancara sampel, 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur petani adalah 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.
Rata-rata pendidikan petani adalah rendah (SD). Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan petani di daerah tersebut.
Rata-rata petani di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan selain bertani. Ini berarti bahwa petani sangat tergantung dengan pekerjaan utamanya.
Rata-rata jumlah tanggungan (anak) petani adalah 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.
4.2.2.2 Karakteristik pedagang sampel di desa Pantai Labu Pekan
Tabel 14. Karakteristik pedagang sampel di desa Pantai Labu Pekan No.
sampel
Umur (tahun)
Pendidikan Pekerjaan utama Usaha sampingan
Jumlah tanggungan (orang)
1 62 SMA Pedagang Rental PS
Pulsa
2
2 50 SMP Pedagang pecel Punya perahu 4
3 40 SMP Pedagang - 2
4 56 SMP Pedagang lontong - 5
5 28 STM Pedagang - 1
6 37 STM Pedagang - 2
Rata-rata 46 SMP Pedagang - 3
Sumber : Wawancara sampel, 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur pedagang adalah 46 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pedagang ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.
Rata-rata pendidikan pedagang adalah menengah (SMP). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang di daerah tersebut adalah menengah.
Rata-rata pedagang di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan. Ini berarti bahwa pedagang di daerah tersebut sangat tergantung pada pekerjaan utamanya.
Rata-rata jumlah tanggungan (anak) petani adalah 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.
4.2.2.3 Karakteristik nelayan sampel di desa Pantai Labu Pekan
Tabel 15. Karakteristik nelayan sampel di desa Pantai Labu Pekan
Sumber : Wawancara sampel, 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur nelayan adalah 35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nelayan ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.
Rata-rata pendidikan nelayan adalah rendah (SD). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan nelayan di daerah tersebut adalah menengah.
Rata-rata nelayan di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan selain mencari ikan di laut. Ini berarti bahwa nelayan sangat tergantung dengan pekerjaan utamanya. Rata-rata jumlah tanggungan (anak) nelayan adalah 2 orang. Hal ini menunjukkan bahwa nelayan didaerah tersebut masih mengikuti program keluarga berencana.
4.2.3. Karakteristik Sampel di desa Bogak Besar
4.2.3.1 Karakteristik petani sampel di desa Bogak Besar
Tabel 16. Karakteristik petani sampel di desa Bogak Besar
Sumber : Wawancara sampel, 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur petani adalah 48 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.
Rata-rata pendidikan petani adalah menengah (SMA). Hal ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan petani di daerah tersebut dibandingkan daerah lainnya. Rata-rata petani di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan selain bertani. Ini berarti bahwa petani sangat tergantung dengan pekerjaan utamanya.
Rata-rata jumlah tanggungan (anak) petani adalah 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.
4.2.3.2 Karakteristik pedagang sampel di desa Bogak Besar
Pedagang yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik pedagang sampel disajikan pada tabel 17.
Tabel 17. Karakteristik pedagang sampel di desa Bogak Besar No.
sampel
Umur (tahun)
Pendidikan Pekerjaan utama Usaha sampingan