Bambang Pudjoatmodjo, Mokhamad Hendayun, Kehandalan Software Berdasarkan Data
Sekunder Menggunakan Distribusi Poisson dan Kualifikasi Cronbach’s Alpha 57 Sentagi S. Utami, Mojtaba Navvab, Randy F. Fela, Sinkronisasi Sensasi Pendengaran dan
Visual di dalam Dunia Simulasi Komputer 63
Yudi Restu Adi, Oky Dwi Nurhayati, Eko Didik Widianto, Perancangan Sistem Cluster
Server untuk Jaminan Ketersediaan Layanan Tinggi pada Lingkungan Virtual 69 Agus Urip Ari Wibowo, Rizki Dian Rahayani, Arif Gunawan, Wahyuni Khabzli, Sistem
Deteksi Posisi Gajah Berbasis Frekuensi Radio 78
Budi Setiyanto, Risanuri Hidayat, I Wayan Mustika, Sunarno, Identifikasi Pengaruh
Lintasan-Jamak pada DVB-T2 Berdasar Uji Penerimaan Siaran 83
Henry M. Manik, Liva Junaedi, Gentio Harsono, Pemrosesan Citra Side Scan Sonar untuk
Pemetaan Dasar Laut Pelabuhan Benoa 93
Is Mardianto, Teknik Koreksi Posisi dan Bentuk Objek Citra dalam Basis Waktu-Bilangan
Gelombang 101
Oman Somantri, Catur Supriyanto, Algoritme Genetika untuk Peningkatan Prediksi
Kebutuhan Permintaan Energi Listrik 108
Pranowo, Pemodelan Awal Ground Penetrating Radar dengan Metode Discontinuous
Galerkin dan PML Berenger 115
Rizky Ardiansyah, M. Aziz Muslim, Rini Nur Hasanah, Analisis Metode Fuzzy Analytical
Network Process untuk Sistem Pengambilan Keputusan Pemeliharaan Jalan 122 Siswo Wardoyo, Arya Prasetyo Habibie, Romi Wiryadinata, Wireless Data Logger Suhu
Multi Channel Menggunakan Labview 129
Harnoko Stephanus, Pengaruh Panjang Elektrode Sangkar Delta pada Nilai Resistans
Pentanahan di Lokasi Sempit 135
MEI 2016 VOL. 5 NO. 2 (ISSN : 2301-4156)
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Dewan Redaksi
Pelindung
Ketua Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT-UGM
Pemimpin Redaksi
Risanuri HidayatAnggota Redaksi
M.Isnaeni B.S.F. Danang Wijaya Hanung Adi Nugroho Noor Akhmad Setiawan
Oyas Wahyunggoro Teguh Bharata Adji
Igi Ardiyanto
Administrasi/Sirkulasi
SuyantoIndria Purnamasari Lilik Suyanti Nanang Dani Widyanto
Alamat Redaksi
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT-UGM Jl. Grafika No.2 , Kampus UGM Yogyakarta 55281 INDONESIA
Telp. (0274) 552305, Fax. (0274) 552305 email: jnteti@jteti.gadjahmada.edu
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (JNTETI) adalah jurnal terbuka berbasis penelitian ilmiah. JNTETI terbit 4 kali dalam setahun. Secara berkala JNTETI terbit setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Batas penerimaan paper:
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (JNTETI) untuk edisi Mei 2016 telah terbit sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
JNTETI menerima masukan artikel lebih banyak sejak terakreditasi. Kami tekankan bahwa tidak ada perubahan kebijakan dalam hal proses penerbitan artikel dan proses penyampaian jurnal ini kepada masyarakat ilmiah di bidang Teknik Elektro dan Teknologi Informasi. Hanya untuk menjaga kestabilan penerbitan, maka batas penerimaan naskah diubah menjadi lebih awal. Dan agar proses review dan penyuntingan lebih cepat, kami mengingatkan agar para penulis mengikuti template dan/atau Petunjuk Penulisan secara ketat. Artikel yang tidak mengikuti template akan kami kembalikan sebelum masuk proses review. Hal ini untuk membantu mempercepat proses penyuntingan ketika artikel dinyatakan diterima.
Untuk edisi ini, JNTETI memuat dua belas artikel. Ada tiga artikel bidang Teknologi Informasi, delapan artikel bidang Sistem Isyarat dan Elektronis, dan satu artikel bidang Sistem Tenaga Listrik. Artikel-artikel tersebut berasal dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di seluruh Indonesia.
Penghargaan setinggi-tingginya kami haturkan kepada para Mitra Bestari, Redaktur, Penulis, dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan JNTETI edisi ini. Untuk peningkatan mutu, baik dari segi isi maupun tampilan, kami mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan di edisi berikutnya.
Redaktur
1, 2, 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Jenderal Sudirman KM 03 Cilegon, Banten, INDONESIA, 42435, (tlp: 0254-395502; fax: 0254-395502; e-mail: siswo@untirta.ac.id1 aprasetyohabibie@gmail.com2, romi@wiryadinata.web.id3)
Wireless Data Logger Suhu Multi Channel Menggunakan Labview
Siswo Wardoyo1, Arya Prasetyo Habibie2, Romi Wiryadinata3
Abstract --Temperature is one of the physical quantities which are often used in control systems. The process of monitoring temperature in the form of a data logger is an important thing that is needed in the industry. This paper designs a wireless temperature data logger with multichannel input. Thermocouple is used as sensor input on this system. The results of this research indicate that the system is able to work wirelessly with a range of 300 meters until 800 m. Result of temperature measurement accuracy of the designed system is 99.419% or error temperature measurement against a reference temperature is 0.581%. Accuracy of voltage measurement towards Labview is 99.316% or error of 0.684%. The output file from data logger is file.tdms, which can be accessed by Microsoft Excel to be printed or processed further.
Intisari --Temperatur merupakan salah satu besaran fisis yang sering digunakan dalam sistem control. Proses monitoring temperatur dalam bentuk data logger merupakan hal penting yang dibutuhkan pada industri. Pada makalah ini dirancang sebuah data logger suhu secara wireless dengan masukan yang multichannel. Termokopel digunakan sebagai input sensor pada sistem ini. Hasil dalam makalah ini menunjukkan bahwa sistem mampu bekerja secara wireless dengan jangkauan 300 meter sampai dengan 800 m. Hasil akurasi pengukuran suhu dari sistem yang dirancang adalah 99,419% atau error pengukuran suhu terhadap suhu acuan adalah 0,581%. Akurasi pengukuran tegangan terhadap tampilan Labview adalah 99,316 % atau error sebesar 0,684 %. Output file dari data logger ini berupa file .tdms, yang dapat diakses oleh Microsoft Excel untuk dicetak atau diolah lebih lanjut.
Kata Kunci: Termokopel, wireless, data logger, multichannel.
I. PENDAHULUAN
Salah satu parameter penting pada peleburan baja adalah stabilitas suhu untuk pembentukan baja sesuai yang diinginkan. Monitoring stabilitas suhu di perusahaan ada yang masih konvensional, yaitu melalui pengamatan operator dari monitor, belum menggunakan data logger suhu. Sedangkan yang telah menggunakan data logger suhu, harga per unitnya sangat mahal, padahal dari sinilah digunakan sebagai basis analisis, meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses monitoring [1] untuk proses tindak lanjut hasil produksi.
Setiap tungku peleburan dipantau menggunakan pengukur suhu yang menggunakan kabel panjang untuk menghubungkan ke ruang kendali. Semakin banyak titik monitor yang diinginkan, tentu akan semakin banyak pula
termokopel dan panjang kabel yang digunakan. Hal ini bisa mengakibatkan peluang gangguan teknis baik terhadap sistem maupun terhadap kerapian lingkungan.
Di sisi lain, sistem instrumentasi yang berbentuk akuisisi data telah digunakan secara luas dalam kegiatan perindustrian untuk proses monitoring dan kendali [2],[3]. Biasanya pada suatu plant atau area produksi pada industri dengan skala besar diperlukan banyak pemantuan dalam proses monitoring temperaturnya, sehingga diperlukan lebih dari satu sensor atau transduser untuk mendukung proses monitoring ini. Dengan kata lain diperlukan suatu perangkat multichannel.
Dewasa ini sering dijumpai pusat pengumpulan dan pengolahan data jarak jauh (remote) secara realtime/online, atau yang lebih dikenal dengan istilah remote online monitoring system [4]. Penelitian awal tentang rancang bangun data logger suhu pada PT. Krakautau Steel sudah dilaksanakan [5] dengan akurasi 97,48%. Namun demikian, sistem data logger ini masih single channel dan belum wireless.
Oleh karena itu pada makalah ini dirancang sistem untuk mengembangkan penelitian terdahulu yang masih single channel menjadi multichannel dan yang masih menggunakan kabel diganti menjadi wireless. Penelitian ini juga melakukan perekaman data suhu sehingga terdokumentasi untuk bahan analisis hasil produksi. Sensor utama yang digunakan adalah termokopel tipe K karena mudah didapat, murah, dan dapat beroperasi dengan rentang suhu yang besar.
II. KONSEP DASAR PERANGKAT DATA LOGGER
A. Termokopel
Termokopel merupakan sensor yang paling umum digunakan untuk mengukur suhu karena relatif murah namun akurat dan dapat beroperasi pada suhu panas maupun dingin[6]. Termokopel merupakan sebuah tranduser aktif yang digunakan untuk mengkonversi perubahan panas suatu objek menjadi energi listrik [7]. Prinsip kerja dari termokopel terlihat seperti pada Gbr. 1. Sebuah termokopel terdiri atas dua buah kawat yang kedua ujungnya disambung sehingga menghasilkan gaya gerak listrik.
B. Data Logger
Data logging merupakan historical data files untuk setiap kejadian yang terjadi pada sistem, yang berguna untuk keperluan pemeliharaan ataupun review data-data sebelum dan sesudah kejadian. Saat ini periode waktu penyimpanan data-data harus mampu dilakukan selama berbulan-bulan atau dalam orde tahunan.
Data logger (perekam data) adalah suatu alat rekam elektronik yang dapat merekam data pada saat waktu yang
J
NTETI, Vol. 5, No. 2, Mei 2016
berlalu, biasanya digunakan untuk penyimpanan data real time [5]. Fungsi utama data logger suhu salah satunya adalah untuk memonitor suhu secara terus-menerus [2]. Untuk sistem yang besar kemampuan sistem storage saat ini dapat mencapai ratusan gigabyte bahkan sudah sampai terabyte.
Mengumpulkan data-data historis berarti merekam data-data atau hasil perhitungan real time dan menyimpan data-data tersebut ke dalam database sebagai time logged data.
Gbr. 1 Prinsip kerja termokopel [5].
C. Modem Radio Frekuensi KYL-1020
Modem radio frekuensi KYL-1020 adalah suatu alat transmitter sekaligus receiver untuk komunikasi data serial wireless multichannel yang mendukung TTL, RS232, dan RS485, ditunjukkan pada Gbr. 2. Modem radio ini berfungsi untuk mengirim dan menerima (komunikasi data) data digital secara wireless[8] dengan jarak jauh. Modem ini memiliki rentang jarak antara 100-800 m [9].
Gbr. 2 Modem radio frekuensi KYL-1020 [9].
D. Pengkondisi Sinyal AD595
Kebanyakan sensor tidak bisa terhubung secara langsung ke dalam instrument yang melakukan record, monitor, atau proses. Ini merupakan sinyal yang mungkin terlalu lemah ataupun terlalu kuat. Oleh karena itu sinyal elektronik dari sensor memerlukan pengkondisian terlebih dahulu sebelum masuk pada mikrokontroler [5].
Pengkondisi sinyal yang digunakan dalam makalah ini adalah AD595 dengan Close Loop Gain sebesar 247,3 [10], sedangkan termokopel yang digunakan adalah termokopel jenis K. Gbr. 3 menunjukkan diagram blok pada IC AD595.
Termokopel pada umumnya mempunyai tegangan keluaran yang sangat kecil, yaitu 40,8 μV/ ºC sesuai dengan yang dikeluarkan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST), sedangkan termokopel tipe K memiliki keluaran antara -5,9 sampai 50,6mV.
Gbr. 3 Diagram blok pada IC AD595 [10],[7].
E. Sistem Minimum Mikrokontroler
Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMega16 yang dirancang menggunakan clock eksternal dengan pembangkit clock berupa oscillatorcrystal (XTAL) 16 MHz.
Pembangkit clock berfungsi sebagai detak bagi mikrokontroler dengan komponen lain berupa dua buah kapasitor keramik 22pF. Sistem minimum ini juga terhubung dengan AD595 yang berfungsi sebagai pengkondisi sinyal dan amplifier dari termokopel jenis K.
Di dalam sistem minimum juga terdapat rangkaian reset yang berfungsi untuk me-reset mikrokontroler, dan port ISP (In-System Programming) yang digunakan sebagai jalur untuk mengunduh program ke IC mikrokontroler. Port yang terdapat pada ATMega16 digunakan untuk saluran input- output atau saluran komunikasi antara mikrokontroler dengan komponen-komponen lainnya seperti push button, LCD, komunikasi serial dengan modem radio KYL1020.
III. PERANCANGAN SISTEM
Perancangan sistem meliputi sistem minimum mikrokontroler AVR ATMega16, rangkaian pengkondisi sinyal, dan rangkaian antarmuka (interface) dengan PC.
Rangkaian mikrokontroler ATMega16 yang dirancang menggunakan clock eksternal dengan pembangkit clock berupa oscillator crystal (XTAL) 16 MHz yang berfungsi sebagai detak bagi mikrokontroler dengan komponen lain berupa dua buah kapasitor keramik 22pF.
Sistem minimum ini juga terhubung dengan AD595 yang berfungsi sebagai pengkondisi sinyal dan amplifier dari termokopel jenis K. Rangkaian pengkondisi sinyal AD595 berfungsi untuk mengolah sinyal dari transduser termokopel berupa tegangan yang cukup kecil, yaitu 40,8 μV/ ºC menjadi tegangan yang lebih besar, sehingga output dari rangkaian ini dapat dibaca oleh ADC internal mikrokontroler ATMega8535.
AD595 merupakan sebuah IC pengkondisi sinyal termokopel yang menyediakan kompensasi sambungan dingin (cold junction compensation) beserta penguatan. Kaki-kaki termokopel dihubungkan pada pin 1 dan pin 14 IC AD595 seperti pada Gbr. 4. Rangkaian pengkondisi sinyal ini memerlukan suplai tegangan sebesar 12 V DC. Keluaran dari rangkaian pengkondisi sinyal berupa tegangan sebesar 0,01 V/
ºC yang dapat dibaca oleh saluran ADC pada mikrokontroler.
Perancangan sistem data logger suhu secara lengkap akan dilaksanakan seperti pada Gbr. 5.
ISSN 2301 - 4156 Siswo Wardoyo: Wireless Data Logger Suhu ...
130
Gbr. 4 Rangkaian pengkondisi sinyal AD595 [6].
Gbr. 5 Diagram blok wireless data logger suhu multichannel.
Perancangan perangkat lunak pemrograman interface menggunakan software Labview 2009, sebagai monitoringnya[11]. Sedangkan untuk program compiler mikrokontroler menggunakan bantuan software Code Vision AVR yang menggunakan bahasa C dalam pemrogramannya.
Perancangan program pada CodeVisionAVR meliputi perancangan Analog Digital Converter (ADC) dan menampilkan hasil ADC melalui LCD serta perancangan pengirim data melalui radio modem.
Perencanaan Human Machine Interface (HMI) merupakan suatu frontpanel di mana user dapat berhubungan dengan program tanpa mengetahui kerumitan program itu sendiri [3].
Gbr. 6 Tampilan antarmuka pada panel depan Labview.
HMI dibuat user-friendly di mana front panel seperti panel kontrol yang menyerupai instrumen sebenarnya. Dari perencanaan tersebut, interface dibuat sedemikian rupa agar menyerupai instrumen sebenarnya yang user-friendly. Gbr. 6 menunjukkan tampilan antarmuka pada panel depan Labview.
Gbr. 7 Diagram blok pemrograman Labview [5].
Program dibuat untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Inisialisasi port komunikasi serial sebagai input sensor termokopel dan membaca data dari sensor termokopel.
2. Menampilkan penyajian data dalam bentuk grafik, tabel, maupun indikator lain.
3. Menampilkan data serial ADC keseluruhan channel.
4. Menampilkan data suhu, tegangan, dan arus dari hasil sensor termokopel dan mengatur waktu pencuplikan data tiap detik (time sampling).
5. Menyimpan hasil pengukuran berupa file dengan format .tdms.
Diagram blok merupakan bagian pemrograman dalam Labview. Realisasi diagram blok seperti yang ditunjukkan oleh Gbr. 7.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Karakteristik Termokopel
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah termokopel yang digunakan dapat berfungsi dengan baik.
Selain itu juga untuk menguji apakah termokopel telah sesuai dengan teori, dalam hal ini karakteristiknya sesuai dengan datasheet yang dikeluarkan oleh Yokogawa Electric Corporation Jepang. Pengujian dilakukan dengan memberikan sumber panas dengan derajat yang di atur bervariasi. Perbandingan tegangan output termokopel dangan pengkondisi sinyal ditunjukkan pada Tabel I.
Selanjutnya dilakukan pengujian pembacaan termokopel yang akan dibandingkan dengan termometer digital.
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan pembacaan alat data logger termokopel dengan termometer terhadap empat kondisi suhu yang berbeda-beda, agar mendapatkan suhu yang aktual. Gbr. 8 adalah perbandingan tegangan output datasheet dengan termokopel.
Hasil perbandingan dapat dilihat pada Tabel II di mana data perbandingan pengukuran alat data logger termokopel dengan termometer masih terdapat kesalahan pengukuran dibawah 5%.
J
NTETI, Vol. 5, No. 2, Mei 2016
TABEL I
PERBANDINGAN TEGANGAN OUTPUT TERMOKOPEL DENGAN PENGKONDISI SINYAL
Suhu (oC)
Output Tegangan Termokopel (mV)
Output Tegangan Pengkondisi Sinyal (mV)
0 0 2,720
1 0,039 12,36
5 0,198 51,686
10 0,397 100,898
15 0,597 150,358
20 0,798 200,066
25 1 250,020
30 1,203 300,222
35 1,407 350,671
40 1,612 401,368
45 1,817 452,064
50 2,023 503,008
55 2,230 554,199
60 2,436 605,143
65 2,644 656,582
70 2,851 707,773
75 3,059 759,211
80 3,267 810,649
85 3,474 861,841
90 3,682 913,279
95 3,889 964,47
100 4,096 1015,661
Gbr. 8 Perbandingan tegangan output datasheet dengan termokopel.
TABEL II
PENGUJIAN SUHU DATA LOGGER TERHADAP TERMOMETER
Kondisi Pengujian
Suhu (ºC)
Persentase Kesalahan Termometer
Digital
Data logger Termokopel K
Suhu Freezer -15,3 -16 4,40 %
Suhu Lemari Es 7,7 8 3,79 %
Suhu Ruangan 31,8 32 0,62 %
Air Mendidih 100 100 0%
B. Pengujian Pengkondisi Sinyal AD595
Pengkondisi sinyal yang digunakan pada makalah ini adalah AD595 [10]. Rangkaian pengkondisi sinyal selain mempunyai fungsi untuk menguatkan sinyal dari sensor termokopel berupa tegangan yang cukup kecil menjadi tegangan yang lebih besar, juga berfungsi untuk memperkecil sinyal-sinyal noise termokopel. Output dari rangkaian ini dapat dibaca oleh ADC.
Pada suhu kalibrasi ini, koefisien Seebeck atau laju perubahan tegangan thermal terhadap suhu pada suhu tertentu adalah 40,8 mV / ° C untuk tipe K. Hal ini terkait dengan gain dari AD595 yaitu 247,3 untuk mewujudkan keluaran 10 mV/°C. Meskipun keluaran perangkat dipangkas 250 miliVolt pada +25°C kesalahan berimbang pada input diinduksi dalam penguat output yang menghasilkan 11 mV AD595. Untuk menentukan output aktual tegangan dari pengkondisi sinyal AD595, maka harus digunakan
AD595 Output = (Type K Voltage + 11 µV) × 247,3 (1)
Gbr. 9 Grafik perbandingan suhu terhadap tegangan AD595.
TABEL III
PERBANDINGAN OUTPUT TEGANGAN AKTUAL AD595 DENGAN PERHITUNGAN
Suhu (ºC)
Tegangan Keluaran AD595 Multimeter (mV)
Tegangan Keluaran AD595
Rumus (mV)
% Kesalahan
1 12,36 11,1 1,113
5 50,3 51,686 2,68
10 99,5 100,898 1,385
15 149 150,358 0,903
20 199 200,066 0,533
25 249 250,020 0,408
30 298 300,222 0,740
35 349 350,671 0,476
40 400 401,368 0,341
45 451 452,064 0,235
50 502 503,008 0,200
55 553 554,199 0,216
60 604 605,143 0,189
65 656 656,582 0,089
70 705 707,773 0,391
75 758 759,211 0,159
80 809 810,649 0,203
85 860 861,841 0,213
90 912 913,279 0,140
95 963 964,47 0,152
100 1001 1015,661 1,444
% Rata-rata Kesalahan
0,581%
Sesuai dengan datasheet Yokogawa Electric Corporation, tegangan keluaran termokopel tipe K yang diperoleh, lalu data diolah dan dibandingkan dengan tegangan keluaran AD595 yang diukur menggunakan multimeter digital. Data tegangan
ISSN 2301 - 4156 Siswo Wardoyo: Wireless Data Logger Suhu ...
132
keluaran termokopel tipe K yang berasal dari datasheet kemudian masuk ke dalam (1) dan dihitung, kemudian dibandingkan apakah rancangan alat yang sudah dibuat sudah sesuai dengan karakteristik termokopel tipe K.
Data dari pengkondisi sinyal AD595 yang masuk ke dalam ADC internal mikrokontroler dalam bentuk tegangan selanjutnya diolah menjadi data suhu sesuai dengan (1).
Masih terdapat sedikit error dari yang ditampilkan tapi masih di bawah ambang kesalahan relatif dan tidak melebihi 0,581%. Gbr. 9 menunjukkan grafik perbandingan suhu terhadap tegangan AD595, dan Tabel III menampilkan perbandingan output tegangan aktual dengan hasil perhitungan.
C. Pengujian Wireless Modem Radio KYL-1020
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berapa jarak maksimal yang dapat dijangkau oleh modem KYL-1020 dengan ada hambatan atau tanpa hambatan. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan perangkat data logger sebagai transmitter dan perangkat PC sebagai receiver data secara bertahap berjauhan. Data hasil pengujian ditunjukkan oleh Tabel IV.
TABEL IV
JARAK KEMAMPUAN JANGKAUAN MODEM KYL-1020 Jarak
(Meter)
Ada Hambatan
Tanpa Hambatan
100 v v
200 v v
300 v v
500 x v
800 x v
1000 x x
D. Pengujian Pembacaan Tegangan Labview
Sinyal yang dikeluarkan oleh pengkondisi sinyal AD595 sangat baik karena sinyal yang dihasilkan linier dengan suhu.
Ini berarti mudah mengkonversi dari pembacaan sinyal analog keluaran AD595 ke dalam satuan suhu yang nyata.
Pertama, data analog yang terbaca dikonversi menjadi tegangan, selanjutnya untuk mendapat suhu dalam satuan celsius, dikalikan 100.
Voltage = analog Read(X)×5
1024 (2)
𝐶𝑒𝑙𝑠𝑖𝑢𝑠 = 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒 × 100 (3)
Voltage = analog Read(X)×5×100
1024 (4)
Sebagai contoh, tegangan yang diperoleh dari pembacaan analog pengkondisi sinyal adalah 0.05 µV. Maka, agar terbaca pada interface Labview dilakukan cara berikut.
Celsius = 0.05 µV × 100
= 5 ºC
Data dari pengkondisi sinyal AD595 yang masuk ke dalam ADC internal mikrokontroler dalam bentuk tegangan yang selanjutnya diolah menjadi data suhu sesuai dengan (3). Lalu
data diterima oleh interface Labview, kemudian diolah menjadi data berupa suhu dalam celsius dan tegangan dalam miliVolt.
Gbr. 10 Grafik perbandingan suhu terhadap tegangan AD595.
TABEL V
PERBANDINGAN PEMBACAAN TEGANGAN KELUARAN ANTARA MULTIMETER DAN INTERFACE LABVIEW
Suhu
Tegangan
AD595 Tegangan
% Kesalahan Multimeter
(mV)
Labview (mV)
1 11,1 10 1,11
5 50,3 50 0,6
10 99,5 100 0,5
15 149 150 0,67
20 199 200 0,5
25 249 250 0,4
30 298 300 0,67
35 349 350 0,286
40 400 400 0
45 451 450 0,22
50 502 500 0,4
55 553 550 0,54
60 604 600 0,67
65 656 650 0,923
70 705 700 0,714
75 758 750 1,067
80 809 800 1,125
85 860 850 1,176
90 912 900 1,333
95 963 950 1,368
100 1001 1000 0,1
% Rata-rata Kesalahan
0.684
Dari Gbr. 10 terlihat perbandingan hasil pembacaan tegangan keluaran AD595 dari multimeter dan yang ditampilkan oleh Labview. Masih terdapat sedikit error dari yang ditampilkan tapi masih di bawah ambang kesalahan relatif yaitu sekitar 0,684%. Tabel V menyajikan data perbandingan pembacaan tegangan keluaran antara multimeter dan interface Labview.
V. KESIMPULAN
Hasil perancangan dan pembuatan sistem data logger suhu multichannel mampu terhubung dengan perangkat komputer
J
NTETI, Vol. 5, No. 2, Mei 2016
melalui komunikasi wireless dengan menggunakan modem radio KYL 1020. Perangkat ini bekerja secara wireless dengan spesifikasi jika ada hambatan jangkauannya 300 meter dan jika tanpa hambatan maksimal jangkauan adalah 800 m.
Perangkat data logger yang dirancang mampu terhubung secara plug and play melalui port USB.
Perangkat data logger memiliki error pengukuran terhadap data yang diperoleh dari datasheet termokopel dan perhitungan menggunakan (4) sebesar 0,581%. Secara keseluruhan sistem data logger dengan interface Labview ini memiliki kesalahan pengukuran 0,684 %. Output file dari sistem data logger berupa file dengan format .tdms, yang dapat diakses oleh Microsoft Excel untuk dicetak atau diolah lebih lanjut.
Untuk pengembangan selanjutnya, perangkat data logger sebaiknya dapat menyimpan data langsung ke dalam memori internal berupa SD Card dan dengan menggunakan sumber backup daya dari baterai.
REFERENSI
[1] D. Nurmalasari, R. T. Wahyuni, and Y. Palapa, “Informational Dashboard untuk Monitoring Sistem Drainase secara Real-Time,” J.
Nas. Tek. Elektro dan Teknol. Inf. UGM, vol. 4, no. 3, 2015.
[2] R. S. Vivek Kumar Sehgal, Nitin, Durg Singh Chauhan, “Smart
Wireless Temperature Data Logger Using,” IEEE Region 10 Conference (TENCON) - Hyderabad, India, 2008, pp. 1–6.
[3] I. A. R. Djambiar, “Aplikasi labview pada sistem akuisisi data berbasis mikrokontroler,” Prosiding Seminar Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir, 2008, pp. 406–410.
[4] H. D. Wahjono, “Sistem Manajemen Komunikasi Data Jarak Jauh Berbasis Teknologi Sms Dan Radio Telemetry,” J. Air Indones. BPPT, vol. 4, no. 1, pp. 88–96, 2008.
[5] S. Wardoyo, R. Munarto, and P. Putra, “Rancang Bangun Data Logger Suhu Menggunakan Labview,” Elit. Tek. Elektro PNJ, vol. 4, no. 1, pp.
23–30, 2013.
[6] S. K. Estiko Rijanto, Rachman Soleh, “Rancang Bangun Pengkondisi Sinyal Termokopel Tipe K yang Mudah Di Tuning,” PPI-KIM LIPI, Serpong, pp. 201–211, 2004.
[7] J. Marcin, “An-369 application note,” http://www.analog.com, 1998.
[8] I. Dinata and W. Sunanda, “Implementasi Wireless Monitoring Energi Listrik Berbasis Web Database,” JNTE Univ. Andalas, vol. 4, no. 1, pp. 83–88, 2015.
[9] R. Anugrah, “Sistem Pelacak Bus Kampus Dengan Menggunakan Modul DT-15 LCMS dan Wireless YS 1020 RF Data Transceiver,”
Universitas Indonesia, 2008.
[10] A. D. One Technology Way, “Monolithic Thermocouple Amplifiers with Cold Junction Compensation,” http://www.analog.com, 1999. . [11] S. Sawidin, O. E. Melo, and T. Marsela, “Monitoring Kontrol
Greenhouse untuk Budidaya Tanaman Bunga Krisan dengan LabView,” J. Nas. Tek. Elektro dan Teknol. Inf. UGM, vol. 4, no. 4, 2015.
ISSN 2301 - 4156 Siswo Wardoyo: Wireless Data Logger Suhu ...
134
Tulisan harus diserahkan menurut batasan-batasan berikut:
1. Naskah harus diserahkan secara online melalui situs web jurnal. Penulis harus log in untuk menyerahkan naskah. Pendaftaran online tidak dipungut biaya.
2. Panjang naskah antara 6 sampai 10 halaman A4 (210 x 297 mm) dengan format naskah sesuai template yang disediakan, termasuk di dalamnya gambar, tabel, tidak mengandung apendiks. Naskah ditulis menggunakan Microsoft Word (.doc/.docx) dengan batas atas 19 mm, kiri dan kanan 14,32 mm, serta 43 mm untuk batas bawah.
3. Judul dan Kata Kunci dituliskan dalam Bahasa Indonesia, sedangkan Intisari dan Abstract, harus dituliskan dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
a. Jumlah kata judul maksimal 12 kata dengan ketentuan:tipe huruf Times New Roman (TNR) dengan ukuran huruf 20, spasi tunggal, rata tengah, cetak tebal (Bold). Apabila judul terlalu panjang, editor berhak mengedit judul tanpa mengubah makna judul, tanpa persetujuan penulis naskah, ketika naskah akan naik cetak.
b. Penulisan judul artikel disarankan menggunakan Bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Apabila terdapat kata-kata dalam Bahasa Inggris, ditulis dengan format miring (Italic).
c. Artikel dimulai dengan Abstract dan Intisari. Abstract dan Intisari tidak boleh mengandung gambar maupun tabel. Abstract ditulis dalam Bahasa Inggris dan Intisari ditulis dalam Bahasa Indonesia. Abstract dan Intisari ditulis di awal paragraf, rata kanan-kiri, cetak tebal, huruf TNR 9 dan spasi tunggal. Abstract dan Intisari tidak boleh lebih dari 250 kata. Abstract dan Intisari harus menggambarkan esensi isi artikel keseluruhan.
d. Kata Kunci mengandung empat hingga delapan kata, dipisahkan dengan koma, rata kanan-kiri, huruf TNR 9, dan spasi tunggal. Kata kunci dipilih secara cermat, sehingga mampu mencerminkan konsep yang dikandung artikel dan membantu peningkatan keteraksesan artikel yang bersangkutan.
4. Tubuh naskah harus mengikuti kaidah berikut:
a. Ditulis dalam format dua kolom dengan ruang 4,22 mm (0,17") antar kolom, rata kanan-kiri, TNR 10, spasi 1. Batas margin ditetapkan sebagai berikut: atas = 19 mm (0,75") ; bawah = 43 mm (1,69"); kiri = kanan = 14,32 mm (0,56").
b. Sistematika penulisan artikel harus mengandung empat bagian utama: (1) Pendahuluan, (2) Konten Utama (Metodologi dan lain-lain), (3) Hasil dan Pembahasan, dan (4) Kesimpulan. Ucapan Terima Kasih boleh ditampilkan setelah Kesimpulan. Referensi diletakkan pada bagian paling belakang. Judul bab yang harus ada adalah Pendahuluan dan Kesimpulan. Judul bab Konten Utama menjelaskan metode penilitian, tetapi tidak dengan judul Metode atau Metodologi.
Hasil dan Pembahasan boleh ditulis dalam satu bab, atau ditulis dalam bab yang terpisah.
5. Heading maksimum dibuat dalam 3 tingkat:
a. Heading 1: Heading tingkat 1 harus dalam small caps, terletak di tengah-tengah dan menggunakan penomoran angka Romawi huruf besar. Heading tingkat 1 yang tidak boleh menggunakan penomoran adalah "Ucapan Terima Kasih" dan
b. Heading 2: Heading tingkat 2 harus miring (Italic), merapat ke kiri dan dinomori menggunakan abjad huruf besar. Sebagai contoh, "C. Bagian Heading".
c. Heading 3: Heading tingkat 3 harus diberi spasi, miring, dan dinomori dengan angka Arab diikuti dengan tanda kurung kanan. Heading tingkat 3 harus diakhiri dengan titik dua. Isi dari bagian tingkat 3 bersambung mengikuti judul heading dengan paragraf yang sama. Sebagai contoh, bagian ini diawali dengan heading tingkat 3.
6. Gambar dan tabel harus terletak di tengah (centered). Gambar dan tabel yang besar dapat direntangkan pada kedua kolom. Setiap tabel atau gambar yang mencakup lebar lebih dari 1 kolom harus diposisikan di bagian atas/bawah halaman. Gambar diperbolehkan berwarna.
Gambar diberi nomor dengan menggunakan angka Arab. Keterangan gambar dalam huruf TNR 8. Keterangan gambar dalam satu baris diletakkan di tengah (centered), sedangkan multi-baris rata kanan-kiri. Keterangan gambar ditempatkan setelah gambar terkait.
7. Persaman matematika harus ditulis secara jelas, dinomori secara berurutan, dan dilengkapi dengan informasi yang dibutuhkan.
8. Nomor halaman, header, dan footer tidak dipakai. Semua hypertext link dan bagian bookmark akan dihapus. Jika paper perlu merujuk ke alamat email atau URL di artikel, alamat atau URL lengkap harus diketik dengan font biasa.
9. Kutipan dan Referensi ditulis mengikuti standar IEEE (lihat template di situs web JNTETI UGM)
a. Kutipan dinomori dalam format [1], [2], [3], ... sesuai urutan muncul.
b. Wikipedia, blog pribadi, dan situs web non ilmiah tidak diperbolehkan.
c. Referensi utama harus diambil paling lama 5 tahun.
10. Petunjuk penulisan lebih rinci dapat dilihat dan diunduh pada situs web JNTETI UGM di www.jnteti.te.ugm.ac.id bagian template.