RAHMAYANI BR SEMBIRING NIM. 075102035
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN KTI
JUDUL : HUBUNGAN KEMAMPUAN DOSEN DALAM PBM DENGAN PENCAPAIAN KEMAMPUAN MAHASISWA PADA PRAKTEK KLINIK I DI AKBID SEHATI MEDAN TAHUN 2007.
NAMA : RAHMAYANI BR. SEMBIRING NIM : 075102035
PROGRAN STUDI : D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU
PEMBIMBING,
penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah ini. Yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik.
Adapun judul Karya tulis ilmiah ini adalah : “Hubungan Kemampuan Dosen Dalam PBM Dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I di Akbid Sehati Medan Tahun 2008”.
Tidak sedikit kesulitan penulis dalam menyelesaikan Karya tulis ilmiah ini, namun karena berkat dan rahmat Allah SWT disertai usaha dan bimbingan serta bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah ini sebagaimana mestinya. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. dr. Gontar A.Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2 dr. Murniati Manik, MSc. SpKK, selaku ketua pelaksana Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.
3. Hj. Djumiati, SKM, MKes, selaku pembimbing Penulis yang telah meluangkan waktu untuk membimbing mulai sejak awal hingga telah selesainya Karya tulis ilmiah ini. 4. dr. Rina Amelia, selaku penguji I dan dr. Zulkifli, MSi selaku penguji II yang telah
banyak memberikan saran dan masukan dalam perbaikan Karya tulis ilmiah ini. 5. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda M. Saleh Sembiring dan Ibunda Mariana Br.
6. Seluruh Staff, bapak/ibu dosen D-IV Bidan pendidik yang telah membantu dan mendidik saya dalam masa menjalani pendidikan.
7. Direktris Akbid Sehati Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Abangda dan kakanda khususnya Leni ervina AMK, SKM serta adik-adikku yang kusayangi selalu memberikan dukungan baik moril dan mental serta memberikan do’a yang tidak pernah putus buat penulis sehingga Karya tulis ilmiah ini dapat selesai.
9. Rekan-rekan Mahasiswa D-IV Bidan pendidik yang telah membantu dalam penyelesaian Karya tulis ini khususnya dinda Ayu.
Atas bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua pihak yang belum penulis sebutkan yang terkait dalam penyelesaian Karya tulis ilmiah ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmad dan ridhon Nya kepada kita semua. Amin ya Robbal Alamin.
Penulis menyadari bahwa dalam Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya demi kesempurnaan Karya tulis ilmiah ini.
Medan, Juni 2008
Pembimbing Mahasiswa
11-02-08 Konsul BAB V Hasil dan pembahasan sesuaikan dengan variabel penelitian 17-03-08 Konsul BAB V Perbaiki dan lanjutkan
LEMBAR PENGESAHAN KTI
Judul : Hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I di akbid sehati medan tahun 2008.
Nama : Rahmayani br. Sembiring NIM : 075102035
Program : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara
Pembimbing Tim Penguji
(Hj. Djumiati SKM, MKes) (dr. Rina Amelia) NIP.140 049 232 Penguji I
(dr. Zulkifli, Msi) Penguji II
(Hj. Djumiati SKM, MKes) Penguji III
Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.
(Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS) (dr. Murniati Manik, MSc. SpKK) NIP. 132 239 2629 NIP. 130 810 201
Koordinator Ketua Pelaksana
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 7 dari 11 Bersaudara Agama : Islam
Pekerjaan : Staf Pegawai/dosen Akbid
Alamat : Dusun I Negara Beringin Samping SLTP Negeri I Kec. STM Hilir Kab. Deli Serdang
- SD Inpres Negeri I Limau Mungkur Kec. STM Hilir, Berijazah, Tamat tahun 1993.
- SLTP Negeri I Kec. STM Hilir, Berijazah, Tamat tahun 1996. - SPK YTP Arjuna Laguboti Tapanuli Utara, Tamat tahun 1999. - Akademi Kebidanan Helvetia Medan, Berijazah, Tamat tahun 2006. - Tahun 2007-2008: Program D-IV Bidan Pendidik FK. USU.
IV. Pekerjaan
- Tahun 1999-2004 Pernah bekerja Di Klinik Bersalin Cendera Kasih Jl. Mangaan Psr. II Mabar.
DAFTAR ISI
2.2.2. Peran Dosen Dalam Pembelajaran ... 11
2.2.3. Hubungan Kemampuan Dosen dalam PBM dengan
4.2. Populasi dan Sampel ... 24
4.2.1. Populasi ………. 24
4.2.2. Sampel ………... 24
4.3. Lokasi Penelitian ... 24
4.4. Pertimbangan Etik ... 24
4.5. Instrumen Penelitian ... 25
4.6. Pengumpulan Data ... 27
4.7. Analisa Data ... 28
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
5.1. Hasil Penelitian………... 30
5.2. Pembahasan……… 37
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN……… 42
6.1. Kesimpulan ... 42
6.2. Saran ... 43
HUBUNGAN KEMAMPUAN DOSEN DALAM PBM DENGAN PENCAPAIAN KEMAMPUAN MAHASISWA PADA PRAKTEK KLINIK I DI AKBID SEHATI MEDAN TAHUN 2008.
OLEH : RAHMAYANI BR. SEMBIRING NIM : 075102035
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Pendidikan Bidan bermutu diperlukan tenaga dosen yang berkualitas, sarana dan prasarana, kurikulum lahan praktek, serta pelaksanaan pembelajaran yang baik. Tenaga dosen (SDM) dari segi kwalitas harus memiliki kemampuan pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional sesuai standart sarana dan prasarana untuk mendukung proses belajar mengajar. Pembelajaran praktek klinik secara umum bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dalam halmenerapkan ilmu dan keterampilan yang dipelajari dikelas dari berbagai disiplin ilmu secara terintegrasi dalam situasi nyata.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I tahun 2008. Rancanga penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi seluruh mahasiswa semester II dan dalam pengambilan sampel digunakan tehnik total
sampling berjumlah 62 orang mahasiswa. Analisis yang digunakan adalah bivariat,
dengan uji statistic.Instrumen pengumpulan data kemampuan dosen dalam PBM digunakan kuesioner dan kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I dari dokumen akademi kebidanan sehati medan.
Hasil penelitian ini memperlihatkan ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I di Akbid Sehati Medan dengan nilai Chi-Square 4,692.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi dosen, mahasiswa, Ketua yayasan Akbid Sehati, Direktur Akbid Sehati, dalam kebijakan pengembangan kemampuan dosen dan kualitas proses belajar mengajar agar menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan berkompeten.
OLEH : RAHMAYANI BR. SEMBIRING NIM : 075102035
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Pendidikan Bidan bermutu diperlukan tenaga dosen yang berkualitas, sarana dan prasarana, kurikulum lahan praktek, serta pelaksanaan pembelajaran yang baik. Tenaga dosen (SDM) dari segi kwalitas harus memiliki kemampuan pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional sesuai standart sarana dan prasarana untuk mendukung proses belajar mengajar. Pembelajaran praktek klinik secara umum bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dalam halmenerapkan ilmu dan keterampilan yang dipelajari dikelas dari berbagai disiplin ilmu secara terintegrasi dalam situasi nyata.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I tahun 2008. Rancanga penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi seluruh mahasiswa semester II dan dalam pengambilan sampel digunakan tehnik total
sampling berjumlah 62 orang mahasiswa. Analisis yang digunakan adalah bivariat,
dengan uji statistic.Instrumen pengumpulan data kemampuan dosen dalam PBM digunakan kuesioner dan kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I dari dokumen akademi kebidanan sehati medan.
Hasil penelitian ini memperlihatkan ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I di Akbid Sehati Medan dengan nilai Chi-Square 4,692.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi dosen, mahasiswa, Ketua yayasan Akbid Sehati, Direktur Akbid Sehati, dalam kebijakan pengembangan kemampuan dosen dan kualitas proses belajar mengajar agar menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan berkompeten.
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Pendidikan adalah pembangunan manusia dengan upaya manusia tersebut
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu memajukan dan
mengembangkan suatu Negara. Pembangunan sumber daya atau potensi-potensi
kemanusiaan terebut dapat digali melalui proses belajar (SKN, 2000).
Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan Harkat dan Martabat manusia. Seseorang yang
memasuki dunia Pendidikan formal dalam mencapai tujuan tersebut tentu banyak
menjumpai rintangan-rintangan tertentu. Untuk dapat mengatasi haruslah melalui
suatu proses yang berkesinambungan.
Pendidikan yang dalam penyelenggaraannya tidak cukup hanya dilakukan
melalui transportasi ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi harus didukung oleh
peningkatan profesionalisasi dan sitem manejemen tenaga pendidikan serta
pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri untuk
memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Pendidikan di Indonesia masih dihadapi pada banyak masalah yakni
penguasaan kualitas relevansi dan efisiensi dan efektifitas. Mutu yang rendah
merupakan masalah utama. Pendidikan yang bermutu adalah institusi pendidikan
yang memiliki keunggulan kompetitif, memenuhi visi, misi, tujuan yang jelas,
cara kerja efektif, efisien, sumber daya manusia berkualitas, integritas tinggi,
transparan, memiliki pengetahuan kemampuan sesuai bidang teknologi yang
canggih dan mempunyai networking.
Visi pendidikan tenaga kesehatan adalah dihasilkannya tenaga kesehatan
yang profesional sesuai kebutuhan program pelayanan kesehatan merata dalam
mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Misinya adalah meningkatkan mutu lulusan,
mewujudkan pengelolaan pendidikan yang profesional. Tujuan pendidikan
dihasilkan tenaga kesehatan berkualitas dan profesional, jumlah dan jenisnya
sesuai dengan kebutuhan program pelayanan kesehatan dan Era global
(Pusdiknakes Kurnas Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2003).
Pendidikan Bidan yang bermutu diperlukan tenaga dosen yang berkualitas,
sarana dan prasarana, kurikulum, lahan praktek, serta pelaksanaan pembelajaran
yang baik. Tenaga dosen (SDM) dari segi kwalitas harus memiliki kemampuan
pedagogik, kemampuan kepribadian, kemampuan social dan kemampuan
profesional sesuai standard sarana prasarana untuk mendukung proses belajar
mengajar.
Lahan praktek dan pembimbing klinik masih kurang memberikan peluang
kepada peserta didik untuk melaksanakan tindakan secara profesional. Issu terkini
pembelajaran praktek klinik menunjukkan keadaan; Pengawasan minim, kurang
monitoring kemampuan belajar, jumlah dan jenis kasus masih kurang.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan
disekolah. Agar tujuan Pendidikan dan Pengajaran berjalan dengan benar, maka
perlu mengadministrasikan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang lajim disebut
3
mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran
sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa (Subroto, 2002).
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta
didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai
pencari, penerima pengajaran yang dibutuhkanya, sedang pendidik adalah
seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan
belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kegiatan belajar mengajar
melibatkan beberapa komponen yaitu peserta didik, dosen (pendidik), tujuan
pembelajaran, isi pembelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi (Adrian,
2007).
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan dosen dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Subroto,
2002).
Pembelajaran praktek klinik secara umum bertujuan agar mahasiswa
memperoleh pengalaman belajar dalam hal menerapkan ilmu dan keterampilan
yang dipelajari dikelas dari berbagai disiplin yang dipelajari dari berbagai disiplin
ilmu secara terintegrasi dalam situasi nyata.Hal ini agar mahasiswa lebih siap dan
percaya diri dalam melakukan peran kemandirian, pelayanan kesehatan. Tatanan
pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit (RS) , Puskesmas,
Rumah Bersalin (RB) , Bidan Praktek Swasta (BPS) , dan pelayanan kesehatan
Kurikulum yang dipergunakan pada pandidikan dijurusan kebidanan
maupun diprogram studi kebidanan adalah kurikulum berdasarkan paradigma
competent-based approach yaitu kemampuan komprehensif profesional
menggantikan paradigma content-based approach yaitu penguasaan kognitif,
afektif dan psikomotor.
Hasil survei pendahuluan Penulis memperoleh data nilai akhir mata kuliah
pada praktek klinik I Mahasiswa Akbid Sehati Medan Semester II Tahun Ajaran
2006/2007 dimana dari 53 orang (100%), Nilai diatas 3,00 sebanyak 30 orang
(56%), sedangkan dibawah 3,00 sebanyak 22 orang (41%) bahkan dari 53 orang
mahasiswa tersebut ditemukan 2 orang (3%) dengan nilai terendah yaitu 2,16.
Dari hasil survey ini bisa dikatakan proses belajar mengajar masih kurang
memuaskan karena masih ditemukan 2 orang (3%) dengan nilai 2,16.
Berdasarkan dari hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Kemampuan Dosen Dalam PBM
Dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I di Akbid
Sehati Medan Tahun 2008”.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini
adalah “ Apakah ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan
pencapaian kemampuan mahasiswa pada Praktek Klinik I di Akbid Sehati Medan
5
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada
Praktek Klinik I di Akbid Sehati Medan tahun 2008.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan pedagogik dosen dalam PBM
pada praktek klinik I di Akbid Sehati Medan.
b. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan kepribadian dosen dalam PBM
pada praktek klinik I di Akbid Sehati Medan.
c. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan sosial dosen dalam PBM pada
praktek klinik I di Akbid Sehati Medan.
d. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan profesional dosen dalam PBM
pada praktek klinik I di Akbid Sehati Medan.
e. Untuk mengetahui pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek
klinik I di Akbid Sehati Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.2 Manfaat Teoritis
Secara umum penelitian ini diharapkan dijadikan salah satu upaya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu pendidik bidan dalam
mengkaji bagaimana kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian
1.4.3 Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi instansi pendidikan khususnya di Akbid
Sehati Medan.
b. Sebagai saran dan bahan masukan bagi dosen dalam meningkatakan
proses belajar mengajar di Akbid Sehati Medan.
c. Sebagai bahan informasi yang berarti untuk pencapaian kemampuan
mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
d. Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan
Kemampuan/kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan
bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dimiliki (Perencanaan pengajaran, 2007).
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan mengelola proses belajar
mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para dosen dalam menciptakan
suasana komunikasi yang edukatif antara dosen dan peserta didik yang mencakup
segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu
berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar
tercapai tujuan pengajaran (Subroto, 2002).
Menurut Wibowo kemampuan Dosen mengacu PP No 19 Tahun 2005
tentang standart Nasional Pendidikan dan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, meliputi :
a. Kemampuan Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai
pembelajaran:
- Mampu memahami karakteristik peserta didik
- Menerapkan teori belajar, teori pembelajaran yang relevan dengan
peserta didik dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
- Mampu mengelola pembelajaran yang sesuai dengan karateristik
peserta didik
- Mampu merancang pembelajaran secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
. b. Kemampuan kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan bijaksana, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, berahlak
mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara
berkelnjutan;
- Mampu bertindak secara konsisten yang sesuai dengan norma
agama, hukum ,sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia
- Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, setabil,
dewasa arif, berwibawa, dan berakhlak mulia
- Mempunyai rasa bangga menjadi dosen, dapat bekerja mandiri,
mempunyai etos kerja, rasa percaya diri, dan tanggung jawab yang
tinggi
- Mampu bersikap dan berprilaku yang disegani
- Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
- Mempunyai kejujuran
9
c. Kemampuan Sosial, adalah kemampuan dosen yang meliputi kemampuan
untuk:
- Berkomunikasi lisan, tulisan, dan / atau isyarat
- Mengunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
- Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan bergaul secara
santun denga masyarakat sekitar.
d. Kemampuan profesional ada yang meliputi :
- Penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
- Kemamapuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan
penelitian
- Kemampuan mengembangkan dan menyebar luaskan inovasi dalam
bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi dan / atau seni; dan
- Kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian
kepada masyarakat.
Kemampuan dosen diatas merupakan profil kemampuan dasar yang harus
dimiliki dosen. Kemampuan tersebut dikembangkan berdasarkan analisis
tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh dosen. Oleh karena itu kemampuan dosen
tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan dalam
membelajarkan anak didik. Melalui pengembangan kompetensi profesi
diusahakan agar penguasaan Akademis cepat terpadu secara serasi dengan
2.2 Pengertian Dosen
Dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dosen adalah orang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya dia
dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas (Djamarah, 2006).
Dosen adalah salah satu komponen Manusiawi dalam proses belajar, yang
ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di
bidang pembangunan.
2.2.1Persyaratan Dosen
Untuk dapat melaksanakan peranan dan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, dosen memerlukan syarat-syarat tertentu. Adapun syarat-syarat
menjadi dosen, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok :
1. Persyaratan administratif.
Syarat-syarat administatif ini antara lain : tentang kewarganegaraan (Warga
Indonesia), umur (minimal 18 tahun), berkelakuan baik, mengajukan
permohonan.
2. Persyaratan teknis
Dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal, harus berijazah
pendidikan dosen.
3. Persyaratan psikis
Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan psikis antara lain : sehat
11
sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani,
bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian.
4. Persyaratan Fisik
Persyaran fisik meliputi : berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang
mungkin mengganggu pekerjaanya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit
yang menular. Dalam persyaratan fisik ini juga menyangkut kerapian dan
kebersihan termasuk bagaimana cara berpakaian. Sebab bagaimanapun dosen
akan selalu dilihat/diamati dan bahkan dinilai oleh para siswa/anak didiknya
(Sardiman, 2007).
2.2.2 Peran dosen dalam pembelajaran
Semua orang yakin bahwa dosen memiliki andil yang sangat besar
terhadap keberhasilan pembelajaran disekolah. Dosen sangat berperan dalam
membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya
secara optimal.
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta
didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.Dalam kaitan ini
guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu
peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
Dengan memperhatikan kajian Pullias dan Young (1998), Manan (1990),
serta Yelon and Weinstein (1997), dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran
dosen, yakni dosen sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat,
pembaharu (innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong
ceritera, actor, emancipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator
(Mulyasa, 2007).
2.2.3 Hubungan Kemampuan Dosen dalam PBM Dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi
komponen-komponen belajar-mengajar, sebagai contoh bagaimana
mengorganisasikan materi, metode yang diharapkan, media yang digunakan, dan
lain-lain. Tetapi disamping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan
belajar-mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa, yaitu soal hubungan antara dosen dan mahasiswa.
Hubungan dosen dengan siswa/anak didik didalam proses belajar mengajar
merupakan faktor yang sangat menentukan. Jika hubungan dosen-siswa
merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil
yang tidak diinginkan (Sardiman, 2007).
Kegiatan pembelajaran di kelas, di laboratorium/praktek dan praktek klinik
yang dipersiapkan, dilaksanakan secara profesional oleh dosen yang
berpengalaman yang memiliki kemampuan sebagai seorang dosen akan
menumbuhkan semangat belajar mahasiswa. Mahasiswa ikut bertanggung jawab,
belajar aktif untuk pencapaian tujuan pembelajaran, akhirnya prestasi belajar
mahasiswa tinggi.
Dengan demikian pencapaian kemampuan dosen dalam PBM secara
bersama-sama berhubungan dengan pencapaian kemampuan mahasiswa
13
2.3 Proses Belajar Mengajar (PBM)
Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Perlu ditegaskan bahwa setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses
belajar-mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari.Dari
proses belajar-mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya
disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil
belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar-mengajar
harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik.
2.3.1 Pengertian
Belajar adalah “penambahan pengetahuan” Belajar itu senantiasa merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan,dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya
bertumpu pada struktur kognitif yakni penataan fakta, konsep serta
prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek
didik.
Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek belajar dalam membentuk
pengetahuan, dan membuat makna, mencari kejelasan dan menentukan
justifikasi.Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Subroto, 2002).
Bagi pengukuran suksesnya pengajaran, memang syarat utama adalah
“hasilnya”. Tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menerjemahkan
“hasil” itu pun harus secara cermat dan tepat, yaitu dengan memerhatikan
bagaimana “prosesnya”. Dalam proses inilah siswa akan beraktivitas. Dengan
proses yang tidak baik/benar, mungkin hasil yang dicapainya pun tidak akan baik,
atau kalau boleh dikatakan hasil itu adalah hasil semu.
Adapun hasil pengajaran itu dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.
b. Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”. Pengetahuan hasil
proses belajar-mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian
kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga dapat mempengaruhi pandangan
dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan
penuh makna bagi dirinya (Sardiman, 2007).
2.4 Kemampuan Mahasiswa
Keinginan seorang siswa perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan
mencapainya. Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar
disekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, merespon
15
belajar. Berkat informasi dosen tentang sasaran belajar, maka siswa mengetahui
apa arti bahan belajar baginya.
Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut, siswa
menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.
Kemampuan-kemampuan bahan kognitif, afektif, psikomotorik yang dibelajarkan
dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi
tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan
keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan
dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri.
Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik terhadap lingkungannya.
I. Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut:
(1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari
dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,
peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode.
(2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal
yang dipelajari.
(3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapakan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, mengunakan prinsip.
(4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya
(5) Sintesis,mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program kerja.
(6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan criteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil karangan.
Keenam jenis perilaku ini bersifat hierarkis, artinya perilaku pengetahuan
tergolong terendah dan perilaku evaluasi tergolong tertinggi. Perilaku yang
terendah merupakan perilaku yang “ harus ” dimiliki terlebih dahulu sebelum
mempelajari perilaku yang lebih tinggi. Untuk dapat menganalisis misalnya, siswa
harus memiliki pengetahuan, pemahaman, penerapan tertentu.
II. Rana afektif (Krathwohl & Bloom, dkk) terdiri dari lima perilaku-perilaku
sebagai berikut :
(1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan
memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya
perbedaan-perbedaan.
(2) Partisipasi,yag mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan
berpartisipasi dalam satu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan, dan
berpartisipasi dalam satu kegiatan.
(3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai,
menghargai,mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya menerima suatu
pendapat orang lain.
(4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu system nilai
sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam
17
(5) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai
danmembentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya
kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan yang berdisiplin.
Kelima jenis perilaku tersebut tampak mengandung tumpang tindih dan juga
berisi kemampuan kognitif. Perilaku penerimaan merupakan jenis perilaku
terendah danperilaku pembentukan pola hidup merupakan jenis perilaku tertinggi
III. Ranah psikomotor (Simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku:
(1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan
(mendeskriminasikan) hal-hal secara khas dan menyadari adanya perbedaan
yang khas tersebut.
(2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan
dimana akan terjadi suatu gerakan atau serangkaian gerakan. Kemampuan
ini mencakaup jasmani dan rohani.
(3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai
contoh atau gerakan peniruan.
(4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan
tanpa contoh.
(5) Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau
keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien, dan tepat.
(6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan persyaran khusus yang
(7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak gerik yang baru
atas dasar prakarsa sendiri.
Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung urutan taraf yang berangkaian.
Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan ururtan fase-fase dalam proses
belajar motorik (Mudjiono & Dimyati, 2006).
2.5 Praktek Klinik
Pembelajaran praktik klinik secara umum bertujuan agar mahasiswa
memproleh pengalaman belajar dalam hal menerapkan ilmu dan keterampilan
yang dipelajari di kelas dari berbagai disiplin ilmu secara terintegrasi dalam
situasi nyata. Hal ini agar mahasiswa lebih siap dan percaya diri dalam melakukan
peran kemandirian, kolaborasi, serta merujuk dengan tepat dalam manajemen
kasus di semua tatanan disemua pelayanan kesehatan. Tatanan pelayanan yang
dimaksud adalah Rumah sakit, Puskesmas, Rumah bersalin, Bidan praktek swasta,
dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Posyandu.
Pada pelaksanaan praktek klinik, mahasiswa diwajibkan mencapai target
keterampilan kompetensi inti tepat waktu. Yang dimaksud kompetensi inti adalah
keterampilan kritikal yang harus dimiliki oleh seorang bidan profesional meliputi
Asuhan Kebidanan Ibu, Askeb pada bayi baru lahir, Asuhan pada balita sehat,
Askeb pada gangguan kesehatan reproduksi, pelayanan KB ( Netti, 2006 ).
2.5.1 Pelaksanaan proses pembelajaran di laboratorium.
Proses pembelajaran di laboratorium adalah suatu wahana untuk melakukan
suatu keterampilan dengan mensimulasikan, demonstrasi, role play dengan
19
menjadi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah laboratorium kelas
dimana mahasiswa melakukan proses pembelajaran yang berlangsung di institusi
dengan menggunakan alat peraga. Sedangkan kelompok kedua adalah
laboraorium klinik, dimana proses pembelajaran dilaksanakan dilahan praktek.
Disini mahasiswa menjalani praktikum di bawah bimbingan dosen pengasuh mata
kuliah. Dengan demikian mahasiswa mampu melaksanakan praktikum pada
kondisi yang sebenarnya (Netti, 2006).
2.5.2 Pelaksanaan proses pembelajaran di lahan praktek
Pelaksanaan proses pembelajaran di lahan praktek mata kuliah praktek
klinik I memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik yang diarahkan
kepada pencapaian keterampilan dalam mengkaji kondisi dan sarana pelayanan
kesehatan di masyarakat.
Diharapkan dengan adanya praktek klinik dalam praktek mahasiswa yang
telah melewati masa proses pembelajaran di kelas dan laboratorium dapat
menguasai kompetensi yang diharapkan, meningkatkan mutu pendidikan dan akan
menambah nilai tersendiri bagi institusi pendidikan dimata masyarakat (Netti,
2006).
2.5.3 Pembelajaran Praktek Klinik I
Pada pembelajaran praktek klinik I ini memberikan kemampuan untuk
melaksanakan keterampilan dasar praktek kebinan terhadap ibu , bayi dan anak
balita dengan pokok-pokok bahasan pemenuhan kebutuhan dasar manusia,
pemberian obat, perawatan bedah kebidanan, asuhan pada klien yang mengalami
kehilangan, menghadapi kematian dan setelah kematian.
Tujuan pembelajaran praktek klinik I adalah memenuhi kebutuhan dasar
manusia, melakukan pencegahan infeksi, melakukan pemeriksaan fisik,
menyiapkan untuk pemeriksaan diagnostik, menerapkan prosedur pemberian obat,
melakukan perawatan bedah kebidanan dan melakukan asuhan pada klien yang
kehilangan, menghadapi kematian dan setelah kematian (Depkes RI, 2002).
BAB III
KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lain dari masalah yang diteliti (Notoadmodjo, 2002). Dalam
kerangka konsep dibawah ini menjelaskan bahwa variabel independen yaitu,
Pedagogik, kepribadian, sosial dan frofesional mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen yaitu pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I.
Untuk lebih dipahami dapat dilihat dari bagan 3.1 berikut:
Bagan 3.1
Kerangka Penelitian
Variabel independen Variabel dependen
3.2. Defenisi Operasional 3.2.1 Pedagogik
Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran.
3.2.2 Kepribadian
Adalah unsur yang menentukan keakrapan hubungan dosen dengan
mahasiswa. Kepribadian dosen akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya
dalam membina dan membimbing mahasiswa.
-Alat ukur: Kuesioner
-Skala ukur: Skala likert
3.2.3 Sosial
Adalah kemampuan dosen dalam membina dan mengembangkan interaksi
social baik sebagai tenaga profesional maupun sebagai warga masyarakat.
-Alat ukur: Kuesioner
-Skala ukur: Skala likert
3.2.4 Profesional
Adalah kemampuan profesional yang harus dimiliki dosen agar dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan merupakan profil kemampuan dasar
yang harus dimiliki dosen.
-Alat ukur: Kuesioner
-Skala ukur: Skala likert
3.2.5 Kemampuan Mahasiswa
Adalah dimana keinginan seorang siswa perlu dibarengi dengan
kemampuan atau kecakapan mencapainya. Dalam hal ini dilihat dari segi
pengetahuan, keterampilan dan sikap mahasiswa pada praktek klinik I, yang dapat
23
Dengan kriteria penilaian: (1) Nilai 2.0-2.75 = Cukup, (2) Nilai 2.76-2.99
Memuaskan, (3) Nilai 3.00-3.50 = Sangat Memuaskan, (4) Nilai 3.51-4.00 =
Cumlaude (Terpuji).
Alat ukur: Nilai akhir mata kuliah keterampilan dasar praktek klinik I
Skala ukur: Skala interval
3.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan kemampuan dosen dalam
PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek Klinik I di Akbid
Penelitian ini bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid Sehati Medan
Semester II dengan jumlah mahasiswa 62 orang.
4.2.2 Sampel
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid Sehati
Medan Semester II yaitu total sampling dimana semua populasi yang ada
dijadikan sampel sejumlah 62 orang.
4.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Akbid Sehati Medan, dengan pertimbangan
adanya subjek yang tersedia dengan sasaran penelitian, lokasi yang mudah
dijangkau dan belum ada penelitian orang lain sebelumnya.
4.4 Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan dengan mendapat surat rekomendasi dari ketua
program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU dan permintaan izin dari
Direktur Akbid Sehati Medan untuk mendapat persetujuan dalam penelitian.
Kuesioner diberikan kepada subjek yang akan diteliti dengan menekankan
25
4.5 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk Kuesioner dengan skala likert,
terdiri dari empat opsi berupa kata-kata “selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak
pernah”. Untuk pernyataan positif dengan skala 4, 3, 2, 1, dan untuk pernyataan
negatif dengan skala 1, 2, 3, 4. Kuesioner dibagikan dan diisi oleh mahasiswa
yang terdiri dari 40 item pernyataan. Dalam kuesioner tersebut di buat pernyataan
untuk mendapat data tentang kemampuan pedagogik, kepribadian, sosial,
profesional dosen dalam PBM pada praktek klinik I.
Adapun skor tertinggi adalah : 40 X 5 = 200, skor terendah 40 X 1 = 40,
rentang skor adalah 200 – 40 = 160. Jadi kategori yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan dosen dalam PBM yang diberikan dosen dengan
pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I adalah:
Skor 40-80 = Kurang
Skor 81-120 = Cukup
Skor 121-160 = Baik
1. Tabel Kisi-Kisi Kuesioner
No. Variabel
Jumlah pernyataan Total
+ -
1 Pedagogik 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9 2, 3, 10 10
2 Kepribadian 11, 13, 14, 15, 17, 19 12, 16, 18, 20 10
3 Sosial 21, 22, 24, 25, 27 23, 26, 28, 29, 30 10
4 Profesional 31, 32, 34, 36, 37, 39 33, 35, 38, 40 10
Jumlah 24 16 40
Dari 40 pernyataan pada kuesioner ada 24 item yang merupakan
pernyataan positif dan 16 item pernyataan negatif.
2. Uji validitas dan uji realibilitas
Instrumen indikator dari masing-masing variabel sebelumnya dianalisis,
terlebih dahulu diuji validitasnya. Pengujian validitas digunakan korelasi pearson
dan uji r- kritisnya( Arikunto, 2002 ) yaitu:
rxy = n∑ XY-(∑X )(∑Y) √[n ∑ X²-∑ (X)²│n∑ Y²-∑(Y)²]
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara Variabel bebas X dengan variabel terikat Y
∑ X = Jumlah skor variabel X
∑ Y = Jumlah skor variabel Y
27
Setiap instrumen dari masing-masing variabel dikatakan valid apabila r
dihitung lebih besar dari nilai r kritisnya pada taraf signifikan 5 %.
Dari perolehan uji validitas, selanjutnya kuesioner yang disajikan diuji
dengan menggunakan uji realibilitas yang tujuannya untuk mengarahkan data
yang realibel agar peneliti tidak mengalami kesulitan saat mengadakan penelitian.
Uji realibilitas menggunakan rumus alpha ( Arikunto, 2002 ). Yaitu:
Keterangan : k = Banyaknya butir pertanyaan
s2i= Jumlah varians skor totali
s2 = Varians responden untuk item ke i
Dimana r<0.80 dinyatakan gugur (tidak reliabel)
Hasil yang diterapkan dalam penentuan keterhandalan instrument dalam
penelitian ini adalah, apabila r hitung > r table batas signifikan 5%.
4.6 Pengumpulan data
Data yang digunakan adalah jenis data primer untuk kemampuan dosen yaitu
data yang langsung di peroleh/diambil oleh peneliti terhadap setiap penelitian.
Sedangkan untuk kemampuan praktek klinik I data sekunder yaitu merupakan
komponen penting untuk keperluan penelitian yang diambil dari nilai akhir mata
kuliah tersebut. Data tersebut di peroleh dengan teknik pengumpulan data yaitu :
a. Analisa dokumen yaitu dengan cara mengunjungi dan mengamati langsung
b. Kuesioner yaitu dengan menyebarkan beberapa pernyataan kepada responden
sehubungan dengan judul penelitian kemudian responden memilih option.
Kuesioner digunakan untuk pengumpulan data pada variabel kemampuan dosen
dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I.
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah secara manual dengan langkah
sebagai berikut :
1. Proses editing yaitu dilakukan untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar
data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data ada
memberikan hasil, kemudian data dikelompokkan dengan menggunakan aspek
pengukuran.
2. Proses coding yaitu dengan membuat kode dalam langkah mempermudah
perhitungan.
3. Proses tabulating yaitu proses pengelompokan data dalam master tabel untuk
mempermudah pendistribusian data berdasarkan tabel.
4.7 Analisa data
Analisa data yang digunakan adalah analisa Bivariat yaitu untuk melihat
hubungan akibat variabel independent dengan variabel dependen. Adapun uji
29
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum angket disampaikan kepada responden, terlebih dahulu angket
diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut sejauh
mana dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini. Dari 40 item angket kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yang
diuji cobakan terdapat 3 item yang tidak valid dan 37 item yang valid, nomor item
soal yang tidak valid adalah no 5, 31 dan 33.
Untuk menghitung reliabilitas soal angket kemampuan dosen dalam proses
belajar mengajar digunakan rumus Alpha Cronbatc (Arikunto, 2006). Dari hasil
perhitungan diperoleh r hitung untuk kemampuan dosen dalam proses belajar
mengajar yaitu 0,934 yang dapat disimpulkan dalam kategori sangat tinggi dan
untuk menghitung reliabilitas soal angket digunakan rumus Alpha Cronbatc
(Arikunto, 2006).
Dengan menggunakan instrumen penelitian diperoleh data variabel
penelitian yaitu kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan pencapaian
kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Berdasarkan pengolahan data akan
diuraikan berturut-turut tentang deskripsi data masing-masing variabel, pengujian
5.1 Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini akan diuraikan mengenai kemampuan dosen
dalam proses belajar mengajar baik itu dalam pedagogik, kepribadian, sosial
profesional dan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I.
Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap angket
kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar, akhirnya penulis melakukan
penelitian yang dilakukan di Akademi Kebidanan Sehati Medan dimana sampel
yang digunakan adalah 62 orang.
5.1.1 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Pedagogik Tabel 5.1.1
Distribusi Frekuensi Skor Variabel
Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Pedagogik
No Kategori Frekuensi %
1 Sangat Baik 21 33,9
2 Baik 23 37,1
3 Cukup 14 22,6
4 Kurang 4 6,5
Jlh 62 100
Dari tabel 5.1.1 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses
belajar mengajar pada pedagogik dengan kategori sangat baik sebanyak 21
mahasiswa (33,9%), kategori baik sebanyak 23 mahasiswa (37,1%), pada ketegori
cukup sebanyak 14 mahasiswa (22,6 %) dan pada kategori kurang sebanyak 4
mahasiswa (6,5%).
31
5.1.2 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Kepribadian Tabel 5.1.2
Distribusi Frekuensi Skor Variabel
Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Kepibadian
No Kategori Frekuensi %
Dari tabel 5.1.2 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses
belajar mengajar pada kepribadian dengan kategori sangat baik sebanyak 14
cukup sebanyak 18 mahasiswa (29%) dan pada kategori kurang sebanyak 3
mahasiswa (4,8%).
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam
diagram di bawah ini.
5.1.3 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Sosial. Tabel 5.1.3
Distribusi Frekuensi Skor Variabel
Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Sosial
33
Dari tabel 5.1.3 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses
belajar mengajar pada sosial dengan kategori sangat baik sebanyak 19 mahasiswa
(30,6%), kategori baik sebanyak 25 mahasiswa (40,3%), pada ketegori cukup
sebanyak 10 mahasiswa (16,1%) dan pada kategori kurang sebanyak 8 mahasiswa
(12,9%).
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam
diagram di bawah ini.
sangat baik baik cukup kurang sosial
0 5 10 15 20 25
Freq
uenc
y
Cases weighted by frekuensi
5.1.4 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Profesional Tabel 5.1.4
Distribusi Frekuensi Skor Variabel
Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Profesional
No Kategori Frekuensi %
1 Sangat Baik 25 37,7
2 Baik 16 22,2
3 Cukup 12 16,7
4 Kurang 19 26,4
Jlh 62 100
Dari tabel 5.1.4 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses
belajar mengajar pada profesional dengan kategori sangat baik sebanyak 25
mahasiswa (34.7%), kategori baik sebanyak 16 mahasiswa (22,2%), pada ketegori
cukup sebanyak 12 mahasiswa (16,7%) dan pada kategori kurang sebanyak 19
mahasiswa (26,4%).
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam
35
5.1.5 Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I
Nilai variabel pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I
yang terkumpul dari 62 sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5.1.5
Distribusi Frekuensi Skor Variabel
Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I
No Kelas Frekuensi % Kategori
(61,29%), kategori memuaskan sebanyak 9 mahasiswa (14,51%) dan dengan
kategori cukup sebanyak 15 mahasiswa (24,20%). Berdasarkan hal tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik
I tergolong sangat memuaskan.
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam
diagram di bawah ini
sangat memuaskan memuaskan cukup kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I 0
10 20 30 40
Freq
uenc
y
Cases weighted by frekuensi
kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I
5.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yaitu untuk melihat hubungan variabel bebas (X)
dengan variabel terikat (Y). Variabel bebas kemampuan dosen dalam proses
belajar mengajar dan variabel terikat adalah pencapaian kemampuan mahasiswa
pada praktek klinik I. Nilai variabel bebas merupakan hasil total dari indikator
37
variabel terikat diperoleh dari bagian evaluasi akbid Sehati Medan pada
pencapaian kemampuan mahasiswa praktek klinik I.
a. Uji Chi-Square
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Chi-Square. Dimana nilai
Chi-Square ialah 4,692. Syarat dipenuhi jika Asymp. Sig < taraf nyata. Dalam
penelitian ini ditetapkan syarat signifikan 0,05. Dari hasil perhitungan yang
dilakukan, terdapat nilai Asymp. Sig 0,041 dan pada taraf nyata 0,05 = 0,041
<0,05 ini menunjukkan bahwa ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM
dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Dan dapat kita
lihat pada tabel di bawah ini.
Chi – square test
Value df Sig.(P)
Pearson Chi - square 4,692 6 0,041
5.3 Pembahasan
Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara
konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dimiliki (Perencanaan pengajaran, 2007).
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan mengelola proses belajar
mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para dosen dalam menciptakan
suasana komunikasi yang edukatif antara dosen dan peserta didik yang mencakup
segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu
berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar
Dari hasil yang di dapat maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada kategori pedagogik adalah
kategori baik sebanyak 23 orang (37,1%). Kita ketahui bahwa kemampuan
Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran.
Kemampuan pedagogik dosen yang baik maka akan terciptanya sumber daya
manusia yang memiliki potensi yang besar. Tetapi walaupun demikian diharapkan
bahwa kemampuan dosen dalam pedagogik pada kategori Sangat baik untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
Kategori kepribadian dari hasil yang di dapat maka disimpulkan bahwa
berada pada baik sebanyak 27 orang (43,5%). Kita ketahui bahwa Kemampuan
kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bijaksana,
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, berahlak mulia, mengevaluasi
kinerja sendiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan. Dan hasil yang
didapati juga memuaskan sehingga dengan keadaan yang demikian dapat
dipastikan bahwa dosen tersebut dapat memberikan contoh atau role model yang
baik untuk anak didiknya.
Hasil yang didapat pada kategori sosial adalah baik sebanyak 25 orang
(40,3%). Dan kita ketahui bahwa kemampuan Sosial, adalah kemampuan dosen
yang meliputi kemampuan untuk berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat, juga
mengunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Dan ini
sesuai dengan pendapat (Djamarah, 2006) ,dosen adalah tenaga pendidik yang
39
adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan
yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas,
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan bergaul secara santun denga
masyarakat sekitar dan kemampuan dalam sosial sangat dibutuhkan seorang
pendidik.
Hasil yang di dapat pada kategori profesional adalah sangat baik sebanyak
25 orang (37,7%). Kemampuan profesional meliputi penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, kemamapuan merancang, melaksanakan,
dan menyusun laporan penelitian, kemampuan mengembangkan dan menyebar
luaskan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi dan / atau seni; dan
kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian kepada
masyarakat.
Kemampuan dosen diatas merupakan profil kemampuan dasar yang
harus dimiliki dosen. Kemampuan tersebut dikembangkan berdasarkan analisis
tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh dosen. Oleh karena itu kemampuan
dosen tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan dalam
membelajarkan anak didik. Melalui pengembangan kompetensi profesi
diusahakan agar penguasaan Akademis cepat terpadu secara serasi dengan
kemampuan mengajar (Subroto, 2002).
Hubungan dosen dengan siswa/anak didik didalam proses belajar mengajar
merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil
yang tidak diinginkan (Sardiman, 2007).
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi
komponen-komponen belajar-mengajar, sebagai contoh bagaimana
mengorganisasikan materi, metode yang diharapkan, media yang digunakan, dan
lain-lain. Tetapi disamping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan
belajar-mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa, yaitu soal hubungan antara dosen dan mahasiswa.
Dari hasil penelitian dan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa
kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar juga mempengaruhi pencapaian
kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Dengan kata lain dosen hendaknya
memiliki kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar baik itu pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional yang dapat meningkatkan pencapaian
kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I.
5.4 Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti telah berupaya semaksimal
mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang
berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai
kendala tak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada
saat melaksanakan penelitian ini, antara lain adalah :
1. Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan angket yang disebarkan
kepada responden. Sehingga dapat menimbulkan keenganan responden dalam
41
responden bahwa penelitian dilakukan untuk pengembangan ilmu, tentang
dan tentang jati diri responden akan dijaga.
2. Instrumen penelitian tentang kemampuan dosen dalam proses belajar
mengajar diisi pada saat jam makan siang sehingga kemungkinan besar
responden tidak konsentrasi dalam pengisiannya.
3. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal, peneliti telah berupaya
membuat rencana penelitian, mulai dari penyusunan instrumen, pelaksanaan
uji coba instrumen dalam rangka menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
Akan tetapi, mungkin hasilnya akan memberikan gambaran yang sebenarnya
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kemampuan pedagogik dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada
kategori baik sebanyak 23 orang (37,1%).
2. Kemampuan kepribadian dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada
kategori baik sebanyak 27 orang (43,5%).
3. Kemampuan sosial dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori
baik sebanyak 25 orang (40,3%).
4. kemampuan profesional dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada
kategori Sangat baik sebanyak 25 orang (34,7%).
5. Kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I paling dominan terdapat pada
kategori sangat memuaskan sebanyak 37 orang (59,7%).
6. Hubungan Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar dengan
Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I di Akademi
Kebidanan Sehati Medan Tahun 2008 dengan nilai Chi-Square = 4,692
43
6.2 Saran
1. Bagi Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi Institusi
pendidikan, yang berkaitan dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada
praktek klinik.
2. Bagi Dosen
Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan dosen dalam proses
belajar mengajar yang berperan dalam pencapaian kemampuan mahasiswa
pada praktek klinik I baik, maka disarankan kepada pihak Institusi terutama
dosen pendidik agar meningkatkan kemampuan dosen dalam proses belajar
mengajar.
3. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan
praktek klinik I, dan menambah wawasan dan pengetahuannya.
4. Bagi Penulis
Agar dapat menambah pengetahuan penulisi tentang pentingnya pencapaian
kemampuan pada praktek klinik I.
5. Saran Untuk Peneliti Berikutnya
Dalam rangka upaya pengembangan ilmu pengetahuan maka perlu adanya
Arikunto S, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta.
Depkes RI, 2002, Kurikulum Nasional Pendidikan Diploma III Kebidanan, Jakarta. _________, 1998, Laporan Hasil Kegiatan Pengembangan Kurikulum Diploma III
Kebidanan Jalur Umum, Jakarta.
Djamarah B & Aswan Z, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah BS, 2002, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati & Mudjiono, 2006, Belajar Dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Hutagalung T & Purba E, 2006, Evaluasi Pengajaran, Fakultas ilmu pendidikan Universitas Negeri Medan.
Ibrahim R & Nana Syaodih S, 2003, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Mulyasa E, 2007, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Notoatmodjo S, 2002, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Cetakan kedua edisi revisi,
Rineka Cipta, Jakarta.
Popham J, & Eva L. Baker, 2005, Teknis Mengajar Secara Sistematis, Rineka Cipta, Jakarta.
Pusdiknakes, Depkes R.I 2003. Pengembangan Program Pendidikan Khusus Tenaga Kesehatan Akreditasi. Makalah Pusdiknakes dalam pertemuan konsultasi nasional pendidikan tenaga kesehatan, Mataram.
Sardiman A.M, 2007, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo persada, Jakarta.
Sahertian W Demaja Christiana, 2004, Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar, Artikel.
Suryo Subroto B, 2002, Proses Belajar Mengajar Disekolah, Rineka Cipta, Jakarta. Tim Dosen, 2007, Perencanaan Pengajaran, Fakultas Ilmu pendidikan Universitas
Negeri Medan.
___ Pengajar, 2003, Strategi Belajar Mengajar, Fakultas ilmu pendidikan Universitas Negeri Medan.
Wibowo Eddy M, Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Anggota BSNP. Netti & Herlina, 2006, Rencana Operasional Pembelajaran Praktek Klinik, www.
n
: bai
k
U
n
iv
e
r
s
ita
s
Su
m
a
te
r
a
U
ta
r
no.34 112.70 173.597 .480 .933
no.35 112.47 172.189 .603 .932
no.36 112.43 172.875 .601 .932
no.37 112.60 170.593 .634 .932
no.38 112.40 171.352 .509 .933
no.39 112.90 169.610 .789 .931
N Valid 62 Missin
g 0
pedagogik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid sangat
baik 21 33.9 33.9 33.9
baik 23 37.1 37.1 71.0
cukup 14 22.6 22.6 93.5
kurang 4 6.5 6.5 100.0
Total 62 100.0 100.0
sangat baik baik cukup kurang pedagogik
0 5 10 15 20 25
Frequency
Cases weighted by frekuensi
kepribadian
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid sangat
baik 14 22.6 22.6 22.6
baik 27 43.5 43.5 66.1
cukup 18 29.0 29.0 95.2
kurang 3 4.8 4.8 100.0
Total 62 100.0 100.0
sangat baik baik cukup kurang kepribadian
0 5 10 15 20 25 30
Frequency
Cases weighted by frekuensi
baik 25 40.3 40.3 71.0
cukup 10 16.1 16.1 87.1
kurang 8 12.9 12.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
sangat baik baik cukup kurang sosial
0 5 10 15 20 25
Frequency
Cases weighted by frekuensi
profesional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid sangat
baik 25 34.7 34.7 34.7
baik 16 22.2 22.2 56.9
cukup 12 16.7 16.7 73.6
kurang 19 26.4 26.4 100.0
Total 72 100.0 100.0
sangat baik baik cukup kurang profesional
0 5 10 15 20 25
Frequency
Cases weighted by frekuensi
memuaskan
memuaskan 17 27.4 27.4 87.1
cukup 8 12.9 12.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
sangat memuaskan memuaskan cukup kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I 0
10 20 30 40
Frequency
Cases weighted by frekuensi
LAMPIRAN 3
Pearson
Chi-Square 4.692(a) 6 .041
Likelihood Ratio 4.792 6 .041 Linear-by-Linear
Association .023 1 .879
N of Valid Cases 62
7 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 27 3 2 3 2 3 2 1 2 3 3 24 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 25 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27
8 3 2 2 3 4 3 2 3 2 2 26 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 27 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 25 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27
9 3 2 2 3 1 3 2 2 2 2 22 3 2 3 2 3 2 2 1 3 3 24 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 25 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27
10 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 29 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 25 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 27 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 25
11 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 34 3 2 3 4 3 3 2 2 4 3 29 4 3 1 3 2 3 2 3 4 3 28 4 3 2 4 3 4 3 1 3 2 29
12 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 25 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 26 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 26 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 26
13 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 27 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 26
14 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 32 4 3 3 3 3 2 1 3 3 3 28 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 33 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 30
15 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 33 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 34 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 33 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 30
16 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 31 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 29 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 33 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 30
17 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 28 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 29 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 28 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 27
18 3 2 2 2 4 3 2 3 2 3 26 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 28 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 26 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27
19 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 26 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 27 3 2 2 4 2 3 2 3 2 3 26 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 26
20 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 25 2 3 2 2 2 3 1 3 2 2 22 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 26 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 26
21 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 25 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
22 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 28 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 27 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 25 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 25
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
24 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
25 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 34 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 26 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 30 3 2 2 2 4 3 3 3 3 4 29
26 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 27 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 31 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 26 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31
27 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 31 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
28 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 30 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
29 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30