• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir. RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Akhir. RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 1.

(2) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. 4.1. Geografis dan Administratif Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan ibukota Muara Sabak merupakan. salah satu kabupaten baru dari 9 kabupaten di Provinsi Jambi. Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbentuk sebagai daerah pemekaran baru berdasarkan UndangUndang Nomor 54 tahun 1999. Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Tanjung Jabung yang terbagi menjadi Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara geografis terletak pada 0°53’ - 1°41’ LS dan 103°23 - 104°31 BT dengan luas 5.445 Km² dengan ketinggian ibukota-ibukota kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur berkisar antara 1-5 m dpl. Batas geografi : . Sebelah utara. : Laut Cina Selatan. . Sebelah selatan. : Kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi Sumatra Selatan. . Sebelah barat. : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Muaro Jambi. . Sebelah timur. : Laut Cina Selatan. Secara administratif Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan Ibukota Muaro Sabak terdiri dari 11 Kecamatan, 73 Desa dan 20 Kelurahan. Adapun namanama Kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah sebagai berikut : 1). Kecamatan Muara Sabak Timur dengan Ibu Kota Muara Sabak Ilir. 2). Kecamatan Muara Sabak barat dengan Ibu Kota Nibung Putih. 3). Kecamatan Kuala Jambi dengan Ibu Kota Kampung Laut. 4). Kecamatan Dendang dengan Ibu Kota Rantau Indah. 5). Kecamatan Mendahara dengan Ibu Kota Mendahara Ilir. 6). Kecamatan Mendahara Ulu dengan Ibu Kota Pematang Rahim. 7). Kecamatan Geragai dengan Ibu Kota Pandan Jaya. 8). Kecamatan Rantau Rasau dengan Ibu Kota Bandar Jaya. 9). Kecamatan Berbak dengan Ibu Kota Simpang. 10). Kecamatan Nipah Panjang dengan Ibu Kota Nipah Panjang II. 11). Kecamatan Sadu dengan Ibu Kota Sungai Lokan.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 2.

(3) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 3.

(4) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa rata-rata kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki 8-9 desa/ kelurahan. Kecamatan Muara Sabak Timur merupakan kecamatan yang memiliki desa/kelurahan terbanyak yaitu 10 desa dan 2 kelurahan. Sedangkan Kecamatan Kuala Jambi dan Berbak merupakan kecamatan yang paling sedikit memiliki desa/kelurahan yaitu masing-masing 4 desa 2 kelurahan dan 5 desa 1 kelurahan. Perlu kita pahami bahwa sebaran desa dan kelurahan bisa sangat mempengaruhi berkaitan tingkat sebaran. pelayanan. pelayanan administrasi. administrasi. pada masyarakat. Secara ideal,jangkauan. pada masyarakat harus sedekat mungkin berada. disekitar masyarakat. Namun tentu saja hal ini harus dikaitkan dengan tingkat sebaran dan tingkat kepadatan masyarakat pada suatu wilayah. Kondisi topografi wilayah daratan Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara umum berada di dataran yang sangat bervariasi mulai dari dataran rendah terdiri dari rawa / gambut dengan ketinggian antara 0 - 5 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah / gambut ini biasanya ditandai dengaan permukaan tanah yang banyak dialiri pasang surut air laut. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Jabung Timur ke beberapa Ibu Kota Kabupaten / kota dalam Provinsi Jambi : Muara Sabak : . Jambi lewat Sangeti. = 124 Km. . Kuala Tungkal lewat Simpang Tuan. = 129 Km. . Muara Bulian lewat Bajubang Laut. = 172 Km. . Sengeti lewat Simpang Tuan. = 94 Km. . Muara Bungo lewat Muara Bulian. = 374 Km. . Muara Tebo lewat Muara Bulian. = 299 Km. . Sarolangun lewat Muara Bulian. = 290 Km. . Bangko lewat Sarolangun. = 364 Km. . Sungai Penuh Lewat Bangko. = 534 Km. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 4.

(5) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara administrasi terbagi menjadi 11 kecamatan dengan total seluruh wilayah 5.445 Km2. Kecamatan yang memiliki luas paling besar adalah Kecamatan Sadu yaitu 1.821,2 Km2 dan yang paling kecil adalah Kecamatan Kuala Jambi yaitu 120,25 Km2. Berikut ini adalah Jumlah dan Luas Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Wilayah di Kab Tanjung Jabung Timur sepanjang tahun 2011 mempunyai curah hujan tahunan sekitar 2231 mm, dimana 4 bulan basah, 8 bulan kering. Ratarata curah hujan bulan basah 179 – 279 mm dan bulan kering 71 – 103 mm. Curah hujan terbanyak di tahun 2011 yaitu pada bulan desember 2011 sekitar 352 mm. Sebaliknya curah hujan terendah terjadi pada bulan mei yaitu sektar 123 mm. Bentuk wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Kecamatan Muara Sabak Timur, Rantau Rasau, Berbak, Nipah Panjang dan Kecamatan Sadu) merupakan dataran landai. Wilayah ini merupakan cekungan yang membentuk rawa belakang yang jenuh air sehingga air tidak dapat menembus tanah atau mengalir sebagai run off, sehingga air terjebak berupa rawa. Air permukaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur menjadi masalah terutama pada musim penghujan yang menggenangi areal permukiman dan lahan pertanian. Berdasarkan bentuk wilayah tersebut Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pola aliran permukaan air menjadi daerah yang tergenang periodic dan selalu tergenang. Berdasarkan daerah tangkapan hujan atau daerah Aliran Sungai (DAS), Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbagi atas 5 DAS, yaitu DAS Mendahara, DAS Lagan, DAS Batanghari, DAS Air Hitam dan DAS Benuh. DAS Batanghari mencakup seluruh Provinsi Jambi. Sungai ini merupakan sungai terbesar dan terpanjang di kawasan pantai timur. Dibagian hilir sungai bercabang dua yaitu Sungai Batanghari yang arahnya ke Muara Sabak dan cabang satu lagi yaitu Sungai Berbak mengarah ke Nipah Panjang. Sungai ini merupakan urat nadi transportasi di Provinsi Jambi maupun di kawasan pantai timur. Beberapa sungai besar lain yang mengalir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah Sungai Pamusiran, Sungai Sadu, Sungai Simpang Jelita, Sungai Simpang Datuk sedangkan berdasarkan geometric sungai berbentuk meandering. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 5.

(6) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. (berkelok-kelok) dan pada sepanjang kedua tanggulnya dimanfaatkan sebagai pemukiman dan lahan pertanian. Adapun nama, luas wilayah yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.1.1. Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan. Nama Kecamatan. Luas Wilayah. Jumlah Kelurahan /Desa. Administrasi (%) thd (Ha) total 91.115 17 38.130 7 28.535 5 47.817 9 41.028 8. Kecamatan Mendahara 9 Kecamatan Mendahara Ulu 7 Kecamatan Geragai 8 Kecamatan Dendang 7 Kecamatan Muara Sabak 7 Barat Kecamatan Muara Sabak 12 25.175 Timur Kecamatan Kuala Jambi 6 12.052 Kecamatan Rantau Rasau 11 35.612 Kecamatan Berbak 6 19.446 Kecamatan Nipah Panjang 10 23.470 Kecamatan Sadu 9 182.120 Sumber :Bappeda Kab.Tanjung Jabung Timur, 2012. Terbangun (Ha) (%) thd total 1.268 12 596 6 852 8 883 8 1.822 17. 5. 653. 6. 2 7 4 4 33. 657 1.173 509 1.469 676. 6 11 5 14 6. Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan ibukota Muara Sabak sejak akhir tahun 1999 telah menjadi Kabupaten baru yang terpisah dari Kabupaten Tanjung Jabung (Berdasarkan UU RI No.54 tahun 1999 tanggal 4 Oktober1999). Setelah pemekaran, luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur menjadi 5.445,0 Km2 dan menempati urutan kelima diantara Kabupaten / Kota yang ada di Propinsi Jambi atau seluas 9,97 persen dari total wilayah Propinsi Jambi. Dari keseluruhan luas wilayah tersebut sekitar 125.002 hektar merupakan kawasan pelestarian Taman Nasional Berbak. Namun sejalan dengan berlakunyaUndang-undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil serta Peraturan Menteri Dalam Administrasi Pulau Berhala,. Negeri. No.. setidaknya. 44 luas. Tahun. 2011. Tentang. Wilayah. Kabupaten. Tanjung. Jabung. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 6.

(7) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Timur termasuk perairan menjadi 9.506,7 Km2 disamping itu memiliki panjang pantai sekitar191 Km atau 90,5% dari panjang pantai Provinsi Jambi. 4.2. Kondisi Fisik Dasar Wilayah. A.. Topografi dan Morfologi Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan daerah dimana. sebagian merupakan dataran rendah yang landai dan pantai, yang ditandai dengan seringnya permukaan lahan tertutup oleh air pasang. Daerah pasang surut seperti ini ditandai pula dengan didapatinya aliran sungai yang relatif banyak, diantaranya yakni. sungai Batang Hari, Batang Berbak, Batang Mendahara dan Batang. Lagan dan Batang Air Hitam. Sedangkan lokasi wilayahnya berada pada ketinggian 1 m – 5 m dpl, beriklim tropfis dan hawa yang panas dengan suhu ratarata berkisar diseputar 22,90 C – 31,40 C. derajat Celcius. Karakter wilayahnya berdataran rendah yang sangat luas dan sebahagian ditutupi hutan lahan gambut yang alami. Tabel IV.2.1. Ketinggian tempat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dirinci menurut Ketinggian Tempat dari Permukaan Air Laut NO. KECAMATAN. KETINGGIANTEMPAT(Mdpl) 1–5. 5-10. 1. Mendahara. 1–5. -. 2. Mendahara Ulu. 1–5. -. 3. Geragai. 1–5. -. 4 5 6 7 8 9 10 11. Dendang Muara Sabak Barat Muara Sabak Timur Kuala Jambi Rantau Rasau Berbak. 1–5 1–5 1–5 1–5 1–5. -. Nipah Panjang. 1–5. -. Sadu. 1–5. -. 1–5 Sumber :Bappeda Tanjung Jabung Timur (profil kabupaten). PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 7.

(8) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Secara umum wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dikelompokkan dalam beberapa satuan morfologi yaitu dataran rendah dan perbukitan yang begelombang halus. Dari bentuk morfologi dan peyebaran batuannya, maka orientasi kearah barat akan dijumpai morfologi yang lebih tinggi yaitu morfologi perbukitan gelombang halus, yang diikuti dengan variasi dan jenis batuan. yang. ada, sedangkan pada. orientasi kearah timur akan dijumpai. morfologi dataran rendah dan batuan yang relatif sejenis. Kondisi tofografi dan morfologi demikian, menyebabkan wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki potensi sumber daya yang besar dengan keindahan cagar alam dan pantainya. Penyebaran tanah di kawasan Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara makro pada umumnya adalah tanah yang selalu dipengaruhi oleh air, yaitu tanahtanah yang berumur muda dan tanah organik atau tanah gambut. Beberapa jenis tanah yang terdapat di kawasan perencanaan menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor (1983), yaitu : Aluvial Tionik, Aluvial Gleik, Aluvial Humik, Organosol Fibrik, Organosol Saprik, Organosol Humik, dan Gleisol Humik. B.. Iklim Iklim merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh cukup besar. terhadap berhasil tidaknya pembangunan pertanian maupun non pertanian. Kondisi iklim secara makro sangat sulit untuk dikendalikan karakteristiknya, karena dipengaruhi oleh letak geografis dan bentuk kawasan. Dalam hal ini kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Berdasarkan Zona Agroklimat B 1 dengan 8 bulan basah (bulan dengan curah hujan > 200 mm) dan 2 bulan kering (bulan dengan curah hujan < 100 mm) berturut-turut. Bulan basah terjadi pada bulan Oktober sampai April, sedangkan bulan kering terjadi mulai bulan Juni sampai Agustus. Rata-rata keadaan iklim di wilayah perencanaan dan sekitarnya disajikan pada Tabel berikut:. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 8.

(9) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Tabel IV.2.2. Rata-rata Iklim di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Sekitarnya Tahun 2013. NO. UNSUR IKLIM. BULAN CH (MM). HH (HR). Suhu (0C). 1. Januari. 164. 15. 27,1. 2. Februari. 214. 13. 26,0. 3. Maret. 144. 17. 27,1. 4. April. 148. 15. 27,2. 5. Mei. 133. 16. 27,1. 6. Juni. 328. 9. 27,1. 7. Juli. 209. 9. 26,2. 8. Agustus. 45. 8. 26,5. 9. September. 178. 11. 26,6. 10. Oktober. 134. 22. 26,6. 11. November. 237. 20. 26,7. 12. Desember. 399. 20. 26,3. 19442. 14,58. 26,71. Rata - Rata. Sumber : Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, 2014.. 1). Curah Hujan Untuk semua wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sepanjang 2011 – 2013 mempunyai curah hujan tahunan sekitar 2.231 mm, dimana 4 bulan basah dan 8 bulan kering. Rata – rata curah hujan bulan basah 179 – 279 mm dan bulan kering 71 – 103 mm. Curah hujan terbanyak pada bulan Desember 2013 sekitar 399 mm. Sebaliknya curah hujan terendah pada bulan Agustus sekitar 45 mm.. 2). Jumlah hari hujan Sedangkan jumlah hari hujan pada tahun 2013 berkisar antara 8 – 22 hari setiap bulannya dengan rata-rata 14,58 hari perbulannya. Paling banyak terdapat hari hujan yaitu pada bulan Oktober sekitar 22 hari dan paling sedikit pada bulan Agustus sekitar 8 hari. .. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 9.

(10) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. 3). Temperatur Udara Sepanjang tahun 2013, udara rata-rata 26,71 0C, dengan temperatur tertinggi tercatat sebesar 27,20 C yang terjadi pada bulan April, terendah tercatat sebesar 26,000 C terjadi pada bulan Februari.. C.. Geologi Lingkungan Geologi Lingkungan pada hakekatnya merupakan ilmu geologi terapan. yang ditujukan sebagai upaya memanfaatkan sumber daya alam dan energi secara efisien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan perikehidupan manusia masa kini dan masa mendatang dengan seminimal mungkin mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkannya Geologi Lingkungan dapat diartikan sebagai penerapan informasi geologi dalam pembangunan terutama untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk meminimalkan degredasi lingkungan sebagai akibat perubahan-perubahan yang terjadi dari pemanfaatan sumberdaya alam.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 10.

(11) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 11.

(12) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Informasi geologi lingkungan yang diperlukan untuk melakukan analisis adalah : Data Sumber Daya Geologi : -. Lahan (bentang alam, daya dukung tanah, sifat fisik tanah/batuan dll). -. Sumber daya air. -. Sumber daya mineral dan energi. Data Pembatas Lingkungan : -. Pembatas alami : potensi bencana geologi. -. Pembatas yang ditimbulkan oleh ulah manusia : pencemaran, erosi, menurunnya air tanah Adapun data kondisi geologi lingkungan masing-masing aspek adalah. sebagai berikut : 1). MORFOLOGI Berdasarkan criteria topografi, litologi dan aspek geologinya, bentang alam (geomorfologi) daerah penyelidikan dapat dibedakan menjadi tiga satuan (Gb.2) sebagai berikut : Satuan morfologi perbukitan bergelombang kuat Satuan morfologi ini meliputi bagian barat daya-timur dan memanjang dari utara ke selatan dengan puncak tertinggi seperti perbukitan Talanguncang di bagian utara, sementara di bagian selatan terdapat beberapa perbukitan dengan aliran sungai antara lain Sungai Kenali, Sungai Air Hitam, Sungai Landasumbatang dan Sungai Antaui. Satuan ini umumnya ditutupi sebarab endapan vulkanik dan sekis hablur. Daerah satuan morfologi ini merupakan daerah imbuhan air tanah dangkal (recharge area). Penggunaan lahan morfologi ini pada umumnya masih berupa hutan lebat, setempat perkebunan dan pemukiman. Satuan morfologi perbukitan bergelombang lemah Satuan morfologi ini meliputi bagian utara dan menerus kea rah timur laut daerah penyelidikan. Puncak perbukitan di daerah ini adalah Bukit Telur yang. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 12.

(13) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. meliputi daerah Geragai, Pangkalan durian dan Nibung Putih di bagian utara. Sementara itu di bagian selatan meliputi daerah Pematang Rotan, Sego Sebatang, Rawang Padang Burung dan Pematang Cempadak Tiga. Satuan morfologi perbukitan lemah ini pada umumnya ditutupi endapan vulkanik dan granit-diorit. Kemiringan lereng morfologi ini antara 2 – 4%, dengan ketinggian antara 10 – 40 m diatas permukaan laut (dpl).Penggunaan pada morfologi ini dipakai sebagai lahan perkebunan kopi, cengkeh, kelapa, pertanian serta pemukiman dan pembangunan prasarana pelengkap lainnya. Satuan morfologi dataran Satuan morfologi ini terdiri atas dataran pantai, dataran sungai dan berawa. Pada umumnya daerah ini cukup luas, meliputi bagian tengah sampai timur daerah penyelidikan dan juga di sekitar pantai Selat Berhala yang dilalui oleh aliran Sungai Batanghari. Daerah ini ditutupi oleh endapan alluvium. Morfologi pedataran ini umumnya dipakai sebagai lahan pemukiman dan pertanian. Sebagian morfologi ini merupakan rawa-rawa yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. 2) POLA ALIRAN SUNGAI Sungai-sungai di daerah penyelidikan umumnya bersifat efluen, yaitu sungai yang mendapat pasokan air tanah. Lembah sungai umumnya berbentuk huruf V pada daerah perbukitan dan sebagian besar berbentuk U yang menunjukkan erosi bekerja kearah horizontal lebih dominan. Secara umum pola aliran sungai daerah penyelidikan dapat dibedakan menjadi pola aliran subdendritik dan parallel-meandering. . Pola aliran subdendritik terdapat di bagian barat daerah penyelidikan dengan morfologi perbukitan bergelombang lemah dan kuat. Sungai-sungai tersebut hamper semuanya mempunyai penampang berbentuk V, dengan derajat kemiringan yang relative kecil sehingga air mengalir relative lambat. Umumnya sungai-sungai tersebut bersifat influen dan setempat berair pada musim hujan, membentuk sungai musiman (intermitten). Pada bagian. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 13.

(14) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. puncak perbukitan, aliran permukaan umumnya berupa torehan-torehan lembah kering. . Pola aliran subparalel dan meandering terdapat pada morfologi pedataran. Pola ini menunjukkan adanya control litologi serta kemiringan topografi yang relative datar kea rah timur. Umumnya sungai ini bersifat influen dengan lembah berbentuk U. Pada morfologi dataran alluvial, gradient sungai sangat kecil dan penampang sungai berbentuk U, agak lebar, dan alirannya relative lambat. Sungai di daerah ini bersifat influen yakni aliran permukaan mengisi ke dalam rejim aliran air tanah.. Aliran sungai utama yaitu sungai Batanghari umumnya dipengaruhi pasang surut sampai ke daerah Jambi. 3) TATANAN GEOLOGI Geologi daerah penyelidikan termasuk dalam peta geologi Blad I, Lembar Jambi skala 1 : 250.000 yang dipetakan oleh S. Andi Mangga, S Santosa, S. Gafoer dan B. Hermanto pada tahun 1982 dan 1990. Secara stratigrafi daerah Jambi dan Sekitarnya dapat dibagi tujuh satuan batuan berikut ini (lihat Gambar 1). Aluvium Satuan ini terdiri dari Jenis kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lempung sekis. Penyebaran batuan ini yaitu daerah Pematang Kito, Pematang Sungai nau, Kuala Jambi, Pematang Rotan Sego sebatang, Pulau Tengah dan membentang dari Sungai Niur dan Sungai Berbak di bagian utara sampai Sungai Batanghari di bagian selatan. Satuan batuan ini terdiri atas pasir, lanau, lempung, lumpur dan gambut. Penyebaran batuan terdapat di Pulau Alang antang, Pulau Betet, sepanjang Sungai Stupa Besar sampai Kuala Sadu dalam di bagian utara dan membentang dari Pulau Mudo sampai Muara Sungai Lagan di bagian barat.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 14.

(15) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Batuan Gunung api Kuarter Satuan batuan ini terdiri atas perselingan breksi gunung api dan batu pasir konglomeratan. Penyebarannya terdapat di sekitar Lagan dan Manunggal. Lava Basal Satuan batuan ini berupa basal dan andesit. Andesit sebagai breksi gunung api terdapat di antara daerah Sungai Jumamen dan Sungai Geragai, sekitar Bukit Telur. Batubara dan oksida besi, sebarannya yaitu di daerah Pematang Cemperdak Tiga, Pematang Padang Perlawan, Rawang Padang Munjang, Rawang Minrung dan Pematang Jungutingik. Formasi Air Benakat Formasi ini berupa perselingan batu lempung dan batu pasir, lanau, serpih dan lapisan tipis pasir kuarsa atau lanau kuarsa. Sebarannya terdapat di sekitar Talang nebeng kuku, Tempino Kecil dan sekitar Bukit Talang untang.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 15.

(16) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 16.

(17) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. 4) KEADAAN TANAH Tanah di daerah penelitian pada umumnya berkembang dari bahan endapan sungai dan endapan marin, dengan atau tanpa endapan organik di atasnya. Proses pembentukannya selain ditentukan oleh komponen bahan induk juga oleh keadaan vegetasi dan letak tempat yang dipengaruhi oleh air. Tanah di daerah penelitian berkembang dari bahan induk endapan sungai berupa campuran liat, debu dan bahan organik. Endapan sungai umumnya terdapat di bagian tanggul sungai (levee) yang topografinya agak tinggi sehingga tanahnya agak kering, sedangkan dibelakang tanggul sungai (backswamp) sedikit agak rendah, selalu tergenang air dan berawa. Endapan organik yang menutupi endapan sungai biasanya terdapat di daerah kubah gambut. Menurut “Key to Soil Taxonomy”, (Soil Survey Staff, 1998) dengan nama padanan dari Puslittan (1983), tanah ini diklasifikasikan ke dalam Typic Endoaquepts (Gleiso Distrik) untuk tanah yang mempunyai rejim kelembaban akuik dan telah mengalami perkembangan profil. Tanah yang mempunyai kandungan bahan organik tinggi (Corganik) 12-18 persen dengan ketebalan > 40 cm diklasifikasikan kedalam Haplohemists (OrganosolHemik). Tanah-tanah di daerah yang berkembang dari campuran endapan sungai dan endapan marin, umumnya tanah belum berkembang dan agak melumpur, mengandung bahan sulfidik pada kedalaman <50 cm. diatas permukaan tanah. Menurut “Key to Soil Taxonomy”, (Soil Survey Staff, 1998) dengan padanan dari Puslittan (1983), tanah ini diklasifikasikan kedalam Typic (Sulfic) Endoaquepts (Gleisol Tionik) untuk tanah-tanah yang bahan sufidik 50 – 75 cm. di bawah permukaan tanah, sedangkan tanah-tanah yang mengandung bahan sulfidik <50 cm di golongkan kedalam Typic Sulfaquents (GleisolTionik).. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 17.

(18) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 18.

(19) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 19.

(20) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. D.. HIDROGEOLOGI Sistem Akuifer Berdasarkan pada jenis batuan dan kesarangannya, maka akuifer di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu: 1). Sistem akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir.. Sistem akuifer ini terdapat pada sedimen lepas, yaitu endapan alluvial dan rawa yang disusun oleh material lepas berukuran lempung sampai kerakal. Permeabilitas pada umumnya bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Material halus pada umumnya mempunyai kelulusan 10-5 s/d 10-2 m/h dan material kasar antara 10-1 – 10-2 m/h. Sebaran akuifer ini menempati daerah yang luas dengan ketebalan bervariasi mulai 5 s/d 40 m. Dari kondisi tersebut akuifer ini termasuk kedalam akuifer produktif sedang. 2) Sistem akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir dan rekahan. Sistem akuifer ini terjadi dari berbagai jenis batuan yang bersifat padu dan kurang padu, menempati sebagian kecil daerah penyelidikan. Batuan yang termasuk dalam sistem akuifer ini dapat dikelompokan menjadi 2 akuifer sebagai berikut : . Satuan batuan vulkanik muda, terdiri atas breksi gunungapi, lava, dan tufa bersusun andesit-basalt. Satuan ini berbentuk morfologi perbukitan bergelombang lemah dengan penyebaran terbatas meliputi daerah Geragai dan sekitarnya.. . Formasi Muara Enim dan Formasi Air Benakat, terdiri atas batupasir, batulempung, serpih, batulanau dan napal. Dijumpai setempatsetempat dengan luas singkapan relative sempit.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 20.

(21) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Tatanan Air Tanah Sumber air tanah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur meliputi air tanah bebas, air tanah tertekan dan mata air. Air tanah tersebut tersimpan dalam berbagai sistem akuifer dan litologi yang berbeda-beda, muncul kepermukaan sebagai mata air maupun hasil budi daya manusia dalam bentuk sumur gali dan sumur bor. Penyelidikan ini masih bersifat umum, penelitian hidrogeologi lanjut mutlak diperlukan guna memperoleh data secara kuantitatif mengenai sumber air tanah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini. 1) Air tanah tak tertekan Dari pengamatan muka air tanah dari beberapa sumur gali dapat diketahui bahwa kedudukan muka air tanah bebas dikontrol oleh bentuk topografi setempat, sehingga pola garis kesamaan muka air tanah bebas memperlihatkan kecenderungan yang sama dengan pola kontur topografi. Air tanah bebas di daerah dataran alluvial disimpan dalam akuifer yang tersusun oleh material lepas berukuran pasir hingga bongkahan. Sementara di daerah perbukitan bergelombang, air tanah bebas tersimpan dalam zona pelapukan dan rekahan dari batuan sedimen padu, batu malihan maupun batuan beku. Lava dan batuan vulkanik lepas atau setengah padu berupa breksi dan tufa merupakan litologi utama dari akuifer tak tertekan pada daerah perbukitan bergelombang lemah. Muka air tanah bebas sangat dikontrol oleh bentuk topografi, di daerah gunung api strato umumnya dangkal kurang dari 6 m bmt. 2) Air tanah tertekan Adanya akuifer tertekan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur di duga mengacu pada komposisi dan sebaran litologi penyusunnya yang teramati di lapangan serta dari data beberapa sumur bor.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 21.

(22) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Litologi penyusunnya di daerah alluvial terdiri atas material lepas berukuran lempung hingga bongkah, maka pasir dan kerikil dapat bertindak sebagai akuifer air tanah tertekan, sementara lempung dan lanau sebagai penyekatnya. Namun dataran alluvial ini di Kabupaten Tanjung Jabung Timur penyebarannya relative sempit dan tipis, sehingga kemungkinan hanya air tanah bebas tersimpan dalam akuifer ini, sedang air tanah dalam akan dijumpai di bawahnya pada batuan sedimen Tersier. Hasil pengeboran air tanah di daerah Muara Sabak, air tanah tertekan dijumpai di bawah endapan alluvial, dengan akuifer yang tersusun oleh batu pasir kuarsa berukuran halus sampai kasar (Formasi Muara enim) serta satuan batu pasir berselingan dengan konglomerat dan batu pasir kerikilan (Formasi Kasai). Akuifer Formasi Kasai dijumpai pada interval kedalaman 18 – 44 dan 76 -95 m bmt. Mutu air tanah jelek, jumlah konsentrasi zat padat terlarut mencapai 1-92 mg/l, DHL mencapai 1250 umhos/cm, dan PH berkisar 7,6 – 9,6. Sementara akuifer Formasi Muara Enim dijumpai pada interval kedalaman 30-40 m dan 90-120 m bmt. Mutu air tanah umumnya baik, jumlah konsentrasi zat padat terlarut kurang dari 500 mg/l, DHL kurang dari 550 umhos/cm dan PH berkisar 6,5 – 7,9. Pada daerah perbukitan bergelombang kuat, air tanah tertekan dapat dijumpai pada batuan gunungapi yang berlapis-lapis dan leleran lava hingga batuan piroklastik berukuran kasar sampai halus. Air Tanah tertekan di daerah ini tersimpan pada akuifer tufa lapili ataupun leleran lava vesikuler atau scoria pada zona rekahan sesar yang kemudian tertutup oleh tufa halus sampai lapisan penyekatnya. 3) Mata air Di daerah penyelidikan tidak ditemukan pemunculan mata air dengan debit lebih dari 1 l/dtk. Pemunculan mata air dijumpai pada morfologi perbukitan bergelombang sedang yaitu mata air Selincah sebesar 0,6 l/dtk.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 22.

(23) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Kualitas Air Tanah Kualitas air diketahui dari sifat kimia air berdasarkan hasil analisis laboratorium. Selama penyelidikan lapangan telah dikumpulkan sebanyak 19 percontoh air tanah berasal dari akuifer tak-tertekan yang diambil dari sumur gali dan akuifer tertekan, diambil sumur bor dan mata air. Percontoh air tanah tersebut kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui sifat kimia air tanah daerah penyelidikan (Analisa Kimia Terlampiran). Hasil analisis kimia di laboratorium mencakup beberapa unsure terpilih, yang digunakan untuk mengetahui komposisi kimia air tanah, serta mutu air tanah untuk kebutuhan air minum dan irigasi. 1). Komposisi Kimia Air tanah Analisis terhadap kandungan dominant dari kation dan anion tertentu dapat dilakukan dengan beberapa metoda, di antaranya yang dikenal adalah: - Metode Diagram Stiff, untuk mengetahui kesamaan pola dan tipe airtanah berdasarkan evaluasi kandungan kation tertentu (Ca, Mg, Na, K, dan Fe) dan anion tertentu (HCO3, CO3, SO4, CI, dan CO3). Kandungan kandungan kation dan anion yang dominant akan menentukan tipe airtanah, sedangkan kesamaan pola diagram akan menunjukkan sumber dan arah aliran airtanah secara umum. Adanya penyimpangan pola diagram dapat disebabkan oleh perubahan lingkungan lainnya seperti terjadinya pencemaran airtanah ataupun intrusi air laut. - Metode. Diagram. Piper,. untuk. mengelompokkan. kimai. airtanah. berdasarkan kandungan yang dominant dari kation tertentu (Ca, Mg, Na, dan k)dan anion tertentu (HCO3, CO3, SO4, dan CI) dengan diagram trilinier. Dalam penggunaannya diagram inijuga dikaitkan dengan sifat fisika airtanah, yakni berupa telah jumlah zat padat terlarut (ZPT atau Total Dissolved Solid – TDS) dengan batasan lebih kecil dari 1000 mg/l atau lebih besar dari 1000 mg/l. Ketiga jenis metode analisis tersebut dilakukan dengan komputerisasi, memakai program groundwater. for Windows –Gww (United Nation,. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 23.

(24) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. 1995).Hasil analisis airtanah diagram Stiff sebanyak 19 perconto (Diagram Stiff Terlampir), secara umum menunjukkan komposisi kalsium bikarbonat (26,3%), sodium bikarbonat (47,4%), MagnisiumBikarbonat (21,0%), Sodium Chlorit (5,3%).Umumya kandungan ion besi (Fe) 0,0- 2,7 mg/l, kandungan klorida (CI) 2,9 – 40mg/l dan zat padat terlarut 16 – 636 mg/l, kandungan mangan (Mn) 0,00 – 0,15 mg/l. Berdasarkan diagram Piper, pengelompokan air tanah menghasilkan tiga kelompok air tanah, yaitu : -. Kelompok I, sebanyak 63% dengan kekerasan karbonat (alkalinitas sekunder) lebih dari 50%, yaitu sifat kimia didominir alkali tanah (Ca ++, Mg++) dan asam lemah (HCO3-, CO3-). Sebarannya sebagian besar menempati daerah tinggian (perbukitan) meliputi Simpang Tiga, Sembubuk, Geragal, dan Pematang Jungutingik.. -. Kelompok II, sebanyak 26,3% yang dicirikan oleh kandungan kation dan anion tidak melebihi dari 50% . Sebarannya meliputi daerah Muara Sabak, Simpang Tiga, Nipah Panjang dan Puding.. -. Kelompok III, yang dicirikan oleh kandungan non karbonat alkali (kegaraman primer) lebih dari 50% yaitu kandungan air tanah didominasi oleh alkali dan asam kuat. Sebarannya terbatas di sekitar Muara sabak dan Simpang Tiga.. 2). Kualitas air tanah untuk air minum Penilaian terhadap kualitas air tanah untuk air minum didasarkan pada persyaratan standard mutu air minum yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui Keputusan menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990. Beberapa parameter terpilih dari Standard Menkes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 24.

(25) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Tabel IV.2.3. Standar Kualitas Air Minum Golongan A No.. Unsur Fisika dan Kimia. Batas Maksimum yang Diperbolehkan. 1 2 3 4 5 6 7 8 9. PH ZPT / TDS Fe Mn Na Cl SO4 NO2 NO3. 6,5 – 8,5 1000 mg/l 0,3 mg/l 0,1 mg/l 200 mg/l 250 mg/l 400 mg/l 1 mg/l 10 mg/l. *) Persyaratan kualitas air minum unsure yang ada dalam tabel ini hanya sebagian dari unsurunsur yang di persyaratkan.. Berdasarkan perbandingan hasil analisis kimia. air tanah baik dari data. primer maupun data sekunder terhadap baku mutu kualitas air tersebut, ternyata air tanah dari akuifer tak-tertekan maupun akuifer tertekan khususnya di daerah pebukitan dan sekitarnya umumnya memnuhi standard kualitas tersebut. Di samping mengandung ZPT < 1000 mg/l, juga kandungan Cl < 100 mg/l. Harga Daya Hantar Listrik (DHL) yang rendah, kecuali di beberapa tempat yang terpengaruh air laut atau kandungan mineralnya, mempunyai harga DHL yang tinggi lebih dari 200 mg/l.Derajat keasaman (pH) hasil analisis menunjukkan bahwa umumnya air tanah bersifat agak asam hingga netral (pH 3,99 – 7,0). Prospek pengembangan dan pemanfaatan air tanah Seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan pembangunan di berbagai sector di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, maka kebutuhan akan air bersih untuk berbagai keperluan, baik untuk komsumsi rumah tangga maupun untuk industri semakin meningkat pula oleh karena itu, untuk memenuhi kekurangan kebutuhan akan air bersih tersebut, kiranya sumberdaya air tanah yang ada di daerah. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 25.

(26) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. penyelidikan dapat dijadikan salah satu alternative sumber bahan baku air bersih yang dapat diandalkan. Berdasarkan uraian bab-bab dimuka, maka ada beberapa daerah yang mempunyai prospek untuk dikembangkan sumber air tanahnya, baik dari air tanah dangkal, air tanah dalam, maupun mata air, yang potensinya cukup tinggi dan mampu mendukung peningkatan kemampuan air bersih. di. wilayah penyelidikan. Beberapa daerah yang prospek pengembangan dan pemanfaatan sumber air tanahnya paling menjanjikan adalah sepanjang dataran sungai Batanghari yang merupakan subcekungan air tanah. Pembahasan tentang prospek dan pemanfaatan sumber air tanah di daerah pemetaan dapat dikemukakan sebagai berikut. 1). Sesumber Air tanah Tak-Tertekan Pemanfaatan air tanah tak-tertekan melalui pembuatan sumur gali pada akuifer endapan permukaan, telah banyak dikembangkan penduduk baik didaerah pedesaan Maupun perkotaan. untuk. memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Hal ini terutama dilakukan di daerah dataran seperti didaerah dataran hingga daerah pantai, karena pada umumnya permukaan air tanahnya dangkal sehingga proses pengambilannya cukup mudah. Seperti disajikan pada Peta hidrogeologi, potensi air tanah tak-tertekan dengan luas sumur kurang dari 5 l/detik menyebar di daerah dataran yang ditutupi batuan dengan perselingan antara batu pasir dan batu lempung bersifat tufaan hingga dataran alluvial yang ditempati oleh batuan bersifat urai terdiri atas pasir, kerikil dan kerakal hingga dataran pantai. Daerah ini cukup potensial bagi pengembangan dan pemanfaatan air tanah bebas tersebut. Namun demikian, khususnya dua daerah dataran yaitu sekitar rawa dan sekitar pantai dengan elevasi umumnya kurang 5 m air tanah ini umumnya telah menjadi payau–asin. Kondisi ini tidak dapat diharapkan sebagai sumber air baku untuk sistem penyediaan air bersih. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 26.

(27) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Pada daerah pebukitan terjal. air tanah tak-tertekan umumnya. mempunyai produktivitas kecil dan air tanah langka.. Prospek. pengembangan air tanah tak tertekan secara terpadu pada daerah ini secara umum kurang ekonomis, kedudukan muka air tanah cukup dalam antara 5 – 10 mbmt. Namun demikian secara terbatas potensi air tanah ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk seharihari melalui pembuatan sumur gali penduduk. 2). Sesumber Air tanah Tertekan Didaerah dataran rendah dan dataran rawa/banjir mulai dari daerah Muara Sabak, Simpang dan pantai utara. Penduduk memanfaatkan air tanah tertekan melalui pembuatan sumur bor. Pada dekade akhir-akhir ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan air bagi berbagai peruntukan, pemanfaatan air tanah melalui pengeboran semakin intensif dilakukan terutama untuk keperluan air bersih, maupun industri. Dari fenomena tersebut prospek pengembangan dan pemanfaatan air tanah di daerah penyelidikan cukup potensial. Pada peta Hidrogeologi daerah dengan luas sumur < 5 l/detik tersebar cukup luas terutama pada perselingan batu pasir dan batu lempung bersifat tufan, dan dataran aluvial. Umumnya kedudukan akuifer bagian bawah antara 142152 m bmt. Daerah ini cukup prosfektif untuk pengembangan air tanah bagi keperluan penyediaan air bersih.. 3). Sesumber Mata air Pada dasarnya pemanfaatan dan pengembangan mata air bagi berbagai jenis kebutuhan sangat efektif, efisien, dan ekonomis. Hal ini wajar disamping sistem penambangannya relatif mudah dan murah, juga secara kualitas pada umunya baik sampai sangat baik.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 27.

(28) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Di. daerah. lereng-lereng. pebukitan,. masih. dijumpai. beberapa. pemunculan mata air dengan luas kurang dari 1 l/det. Umumnya mata air ini telah diturap untuk memenuhi kebutuhan penduduk air minum sehari-hari. E.. POTENSI GAMBUT Gambut terbentuk karena pengaruh iklim terutama curah hujan yang. merata sepanjang tahun dan topografi yang tidak merata sehingga terbentuk daerah-daerah cekungan. Pada daerah cekungan dengan genangan air terdapat longgokan bahan organik.. Hal ini disebabkan suasana yang langka oksigen. menghambat oksidasi bahan organik oleh jasad renik, sehingga proses hancurnya jaringan tanaman berlangsung lebih lambat daripada proses tertimbunnya. Dengan demikian terbentuklah gambut. Dengan demikian gambut terdiri dari tumpukan bahan organik yang belum terdekomposisi (tidak terdekomposisi dengan baik), yang memerangkap dan menyerap karbon di dalamnya dan membentuk lahan dengan profil yang disusun oleh bahan organik dengan ketebalan mencapai lebih dari 20 meter. Tanaman-tanaman yang tumbuh di atas gambut membentuk ekosistem hutan rawa gambut yang mampu menyerap karbondioksida dari atmosfer untuk berfotosintesis dan menambah simpanan karbon dalam ekosistem tersebut. Berdasarkan tempat tumbuhnya, gambut dibedakan dalam tiga jenis yaitu gambut Payau, gambut Rawa dan gambut Bog. Sementara berdasarkan tingkat dekomposisinya, gambut dibedakan dalam empat jenis. Gambut Seratan, gambut Lembaran, gambut Hemik dan gambut Saprik. Gambut memiliki kakateristik yang tidak dimiliki oleh jenis tanah alin. Sifat fisik yang dimiliki adalah mampu menyerap air yang sangat tinggi. Sebaliknya apabila dalam kondisi yang kering (kering berkelanjutan), gambut sangat ringan dengan berat volume yang sangat rendah (0,1-0,2 g/cm3) dan mempunyai sifat hidrofobik (sulit) menyerap air dan akan mengambang apabila terkena air. Pada kondisi demikian gambut dapat mengalami amblesan (subsidensi) dan mudah terbakar. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 28.

(29) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Sedangkan beradasakan sifat kimianya, gambut sangat tergantung pada jenis tumbuhan yang membentuk gambut. Baik itu keadaan tanah dasarnya, maupun pengauh luar, seperti endapan sungai/banjir, endapan vulkanis) dan sebagainya. Ada dua kriteria utama yang mempengaruhi sifat kimia gambut yaitu sifat dan asal tanaman yang terombak dan kemudian tingkat dekomposisi. Gambut merupakan sumber daya energi tak terbarukan (non renewable energy). Hal ini dinyatakan dalam Resolusi PBB Nomor 33/148 tanggal 20 Desember 1978 (United Nations Conference on New and Renewable Sources of Energy, 33rd Session), begitu juga dalam Memorandum for the Establishment of an International Renewable Energy Agency (IRENA). Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 507 K/20/M.PE/1989, menetapkan gambut sebagai Bahan Galian Golongan Vital (B) dan pengusahaannya diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan Kuasa Pertambangan. engan adanya SK Menteri tersebut, posisi gambut disejajarkan dengan bahan galian pada beberapa jenis mineral logam seperti besi, bauksit, emas, tembaga dan sebagainya. Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, sejak tahun 1983, telah melakukan penyelidikan endapan gambut dimulai dari tahapan survai tinjau sampai dengan eksplorasi umum dengan menggunakan bor inti. Penyelidikan ini dilaksanakan untuk memperoleh data dan infomasi mengenai kualitas, kuantitas dan sebaran endapan gambut baik lateral maupun vertikal di Indonesia dari hasil penyelidikan pendahuluan yang dilakukan oleh DESDM sejak 1983-2006, bahwa lahan gambut yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi,- dengan ketebalan lebih dari 2 meter, sebesar 7,855 juta hektar atau sekitar 30% dari total lahan gambut Indonesia namun dalam perjalanananya, gambut sempat terhadang oleh Keppres Nomor 32 tahun 1990, tentang pengolahan kawasan hutan lindung yang mengatakan gambut masuk dalam kategori kawasan lindung dengan demikian, gambut tidak boleh diekploitasi atau ditambang. Sementara itu potensi gambut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tersebar di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Mendahara dan Kecamatan Dendang.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 29.

(30) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. ari hasil penyelidikan diketahui bahwa kandungan kalori gambut berkisar antara 4000-5500 kalori/gram dengan tebal maksimum berkisar antara 5-13 meter. Kandungan abu berkisar antara 2,13-4,19 persen, sedangkan kandungan sulfur berkisar antara 0,27-0,63 persen. Karena adanya Keppres Nomor 32 tahun 1990 tersebut, pemanfaatan lahan gambut sebagai sumber energi belum dapat dilaksanakan namun seharusnya dengan makin majunya teknologi ekplorasi dan eksploitasi sumber energi maka berbagai dampak terhadap lingkungan dapat dikurangi dan lahan bekas tambang dapat direklamasi dengan baik dan benar sehingga fungsi-fungsi lingkungan dapat dikembalikan semaksimal mungkin namun demikian manfaat gambut bagi pembangunan nasional, perlu kerjasama yang sinergis dan terpadu antar berbagai sektor terkait dalam pengelolaan lahan gambut. Perlu dilakukan pengelolaan dalam pemanfaatan lahan gambut misalkan, untuk lahan gambut dengan ketebalan kurang dari 1 meter dapat digunakan untuk lahan pertanian dan pemukiman.Sementara untuk lahan gambut yang memiliki ketebalan antara 1 hingga 2 meter, dapat dipakai untuk perkebunan tanaman keras dan yang memiliki ketabalan lebih dari 2 meter dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya energi dan bahan baku industri.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 30.

(31) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 31.

(32) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. F.. Hidrologi. Wilayah timur Provinsi Jambi merupakan bagian dari kawasan pantai timur Sumatera yang ditunjukan dengan ciri-ciri tenggelamnya dataran rendah dibawah permukaan pada zaman Quarter Tua oleh sebab itu wilayah ini agak datar dan keadaan tata airnya dikendalikan oleh gradient sangat kecil sehingga drainase terhambat dengan akibat penggenangan yang luas dan bersifat permanen membentuk rawa-rawa. Bentuk wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Kecamatan Muara Sabak Timur, Rantau Rasau, Berbak, Nipah Panjang dan Kecamatan Sadu) merupakan dataran landai. Wilayah ini merupakan cekungan yang membentuk rawa belakang yang jenuh air sehingga air tidak dapat menembus tanah atau mengalir sebagai run off, sehingga air terjebak berupa rawa. Air permukaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur menjadi masalah terutama pada musim penghujan yang menggenangi areal permukiman dan lahan pertanian. Berdasarkan bentuk wilayah tersebut Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pola aliran permukaan air menjadi daerah yang tergenang periodic dan selalu tergenang. Berdasarkan daerah tangkapan hujan atau daerah Aliran Sungai (DAS), Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbagi atas 5 DAS, yaitu DAS Mendahara, DAS Lagan, DAS Batanghari, DAS Air Hitam dan DAS Benuh, sedangkan wilayah perencanaan termasuk dalam DAS Batanghari dan DAS Benuh. DAS Batanghari mencakup seluruh Provinsi Jambi. Sungai ini merupakan sungai terbesar dan terpanjang di kawasan pantai timur. Dibagian hilir sungai bercabang dua yaitu Sungai Batanghari yang arahnya ke Muara Sabak dan cabang satu lagi yaitu Sungai Berbak mengarah ke Nipah Panjang. Sungai ini merupakan urat nadi transportasi di Provinsi Jambi maupun di kawasan pantai timur. Beberapa sungai besar lain yang mengalir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah Sungai Pamusiran, Sungai Sadu, Sungai Simpang Jelita, Sungai Simpang Datuk sedangkan berdasarkan geometric sungai berbentuk meandering (berkelokkelok) dan pada sepanjang kedua tanggulnya dimanfaatkan sebagai pemukiman dan lahan pertanian.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 32.

(33) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. A. Pasang Air Laut. Tinggi muka air di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ditentukan oleh pasang surut air laut, air pasang sepanjang pantai Selat Berhala dibedakan atas tipe pasang kecil dan pasang besar. - Pasang Kecil (Pasang perbani) - Pasang Besar (Pasang purnama) Tinggi muka air di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini ditentukan oleh pasang surut air laut. Selama pasang kecil (pasang perbani, neap-tide) pasang surut di kawasan perencanaan berpola semi diurnal, dengan 2 kali air pasang dan 2 kali air surut setiap harinya, sedangkan selama pasang besar (pasang purnama, spring-tide) pasang surut menjadi diurnal, dengan hanya satu kali pasang dan surut pada setiap hari. Perbedaan elevasi air tertinggi dan air terendah (tidal range) bervariasi antara 2 meter pada pasang kecil sampai 3,5 meter pada pasang besar. Pada musim hujan, muka air rata-rata di muara sungai adalah 10-30 cm lebih tinggi dari muka air pada musim kemarau. Variasi musiman ini akan bertambah lebih tinggi dari muara ke hulu sungai. Berdasarkan tata air, kawasan perencanaan dapat dibedakan menjadi kawasan tergenang 33eriodic dan tergenang terus-menerus. Sebagian besar wilayah di kawasan perencanaan merupakan kawasan yang tergenang terus-menerus. B. Fluktuasi Pasang Surut di Sungai dan Saluran. Fluktuasi pasang surut di sungai berangsur-angsur melemah semakin jauh dari pantai. Elevasi air rendah harian bertambah, sedangkan elevasi air tinggi tidak banyak berpengaruh. Selama waktu aliran tinggi (banjir) di Sungai Batanghari hamper tidak ada fluktuasi pasang yang terjadi di sebelah hulu (Simpang).. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 33.

(34) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. C. Tinggi Muka Air Banjir. Perkiraan tinggi muka air tertinggi di Sungai Batanghari, Pamusiran, dan Berbak berdasarkan data pengamatan pendek tahun 1995/1996 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel IV.2.4. Tinggi Muka Air (dalam M + PRL). Sungai & Lokasi. Jarak dr Muara Sungai. Sungai Batanghari Pertemuan 61 km Berbak. Pertemuan Pamusiran. 41 km. Sungai Pamusiran Pamusiran 31 km AWLR. Sungai Berbak Nipah Panjang. 0 km. Musim Hujan Pasang Surut. Range. Pasang. Rata2. Surut. Range. + 2,50 + 1,90 + 1,00 + 1,50 + 2,30 + 1,90 + 1,20 + 1,10 + 2,20 + 1,90 + 1,50 + 0,70 Tinggi Banjir Maksimum : + 3,30 + 2,50 + 1,60 + 0,20 + 2,30 + 2,30 + 1,60 + 0,50 + 1,80 + 2,20 + 1,60 + 1,00 + 1,20 Tinggi Banjir Maksimum : + 3,10. + 2,40 + 2,20 + 2,10. + 1,50 + 1,50 + 1,50. + 0,30 + 0,50 + 0,90. + 2,10 + 1,70 + 1,20. + 2,40 + 2,20 + 2,10. + 1,30 + 1,30 + 1,30. - 0,40 - 0,10 + 0,50. + 2,80 + 2,30 + 1,60. Purnama Rata2 Perbani. + 2,30 + 1,50 + 0,00 + 2,30 + 2,20 + 1,50 + 0,30 + 1,90 + 2,10 + 1,50 + 1,80 + 1,30 Tinggi Banjir Maksimum : + 2,80. + 2,20 + 2,00 + 1,90. + 1,20 + 1,20 + 1,20. - 0,60 - 0,30 + 0,30. + 2,80 + 2,30 + 1,60. Purnama Rata2 Perbani. + 2,50 + 2,30 + 2,20. + 2,40 + 2,20 + 2,10. + 1,10 + 1,10 + 1,10. - 0,10 - 0,70 + 0,00. + 3,50 + 2,90 + 2,10. Purnama Rata2 Perbani Purnama Rata2 Perbani. Pasang. Rata2. Musim Kemarau. + 1,30 + 1,30 + 1,30. Surut. - 0,80 - 0,40 + 0,30. + 3,30 + 2,70 + 1,90. Sumber : Pedoman O & P Buki II Jaringan Reklamasi Rawa Rantau Rasau, 1998. D. Kualitas Air dan Rembesan Air Laut. Selama musim kemarau, rembesan air laut mencapai areal Kabupaten Tanjung Jabung Timur melalui Sungai Berbak, Sungai Batanghari, dan Sungai Pamusiran serta saluran-saluran drainase/irigasi. Selama hal tersebut berlangsung, air tidak dapat dipergunakan untuk air minum atau untuk air tanaman tetapi air asin tidak berbahaya untuk tanaman yang tidak di irigasi dan juga tidak mempengaruhi air tanaman. Akibat pencucian dan drainase lahan, kualitas air saluran menjadi asam dan berwarna hitam, khususnya di awal musim hujan. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 34.

(35) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. antara Bulan September-Oktober. Air ini kurang cocok untuk keperluan air minum dan juga tidak baik dipakai untuk irigasi tanaman.. F.1. Hidro-topografi dan Drainabilitas. Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang sebagian besar wilayahnya berada di Delta Berbak yang dipengaruhi oleh pasang surut dalam pengembangan budidaya pertaniannya, selain jenis tanah yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yaitu tanah alluvial, gleisol, dan organosol dengan tingkat kesuburan rendah juga sangat dipengaruhi oleh kondisi hidro-topografi dan drainabilitas. A. Hidro-topografi Hidro-topografi adalah elevasi keadaan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dikaitkan dengan ketinggian muka air pasang surut di saluran terdekat dengan kawasan ini. Hidro-topografi menetapkan apakah irigasi pasang surut dimungkinkan di kawasan ini atau tidak dan sangat dipengaruhi oleh cara-cara pengelolaan air yang diperoleh di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Terdapat 4 kategori dari hidro-topografi yang dapat dibedakan, yaitu : 1. Kategori A : Daerah ini terluapi air pasang paling sedikit 4 atau 5 kali selama 14 hari siklus pasang purnama baik musim hujan maupun musim kemarau. Umumnya daerah ini merupakan daerah yang paling rendah yang dekat dengan sungai atau saluran besar. Daerah ini cocok untuk padi sawah. Jika air saluran tidak dipengaruhi intrusi air laut/asin pada musim kemarau, maka kemungkinan dapat bertanam padi sebanyak 2 kali. 2. Kategori B : Sama dengan Kategori A, tetapi daerah ini terluapi air pasang surut hanya pada musim hujan saja, sehingga umumnya tidak mungkin dapat menanam padi 2 kali dalam setahun, karena di musim kemarau akan kekurangan air.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 35.

(36) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. 3. Kategori C : Daerah ini tidak secara tetap terluapi oleh pasang tinggi. Elevasi lahan sampai maksimum 50 cm di atas ketinggian air pasang. Muka air tanah masih dipengaruhi oleh fluktuasi muka air saluran. Daerah ini cukup baik untuk tanaman keras tetapi agak kurang cocok untuk padi. 4. Kategori D : Daerah ini sama sekali tidak terpengaruh oleh air pasang surut. Paling cocok untuk tanam keras. Dikarenakan belum adanya data dan peta yang lengkap mengenai hidro-topografi di kawasan perencanaan, maka Peta Hidro-topografi belum dapat disajikan. B. Drainabilitas Drainabilitas adalah kedalaman di bawah permukaan tanah sampai dimana permukaan air tanah dapat di-drain selama musim pertumbuhan (kecuali selama masa curah hujan yang sangat tinggi). Drainabilitas khususnya penting untuk menentukan kesesuaian lahan untuk tanaman lahan kering dan tanaman perkebunan, tetapi padi sawah juga memerlukan drainase dari waktu ke waktu. Ada 3 kelas drainabilitas, yaitu : 1. Drainabilitas < 30 cm : drain yang sangat buruk, jika tidak ada peningkatan area ini, maka tidak dapat dipakai untuk pertanian dan padi. 2. Drainabilitas 30 – 60 cm : cukup untuk tanaman padi dan palawija, tetapi tidak cukup untuk tanaman perkebunan (kecuali yang ditanam di tanah gundukan). 3. Drainabilitas > 60 cm : cukup untuk tanaman padi, palawija, dan tanaman perkebunan. F.2. Tanah. Kebanyakan tanah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah tanah liat rawa dengan tekstur tanah yang halus sampai sedang dan ditutupi oleh lapisan tanah organic yang tebalnya bervariasi dari dangkal sampai dalam. Pada umumnya tanah. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 36.

(37) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. liat mengandung bahan asam sulfat atau pirit pada berbagai kedalaman. Untuk perkembangan pertanian karakteristik tanah yang paling penting adalah :  Kedalaman Pirit Di sebagian besar Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat tanah dengan bahan sulfat atau pirit pada kedalaman < 1 meter di bawah permukaan. Dalam keadaan terendam, pirit tidak membahayakan pertanian, namun jika elevasi muka air tanah turun hingga di bawah batas permukaan pirit akan terkena udara dan mulai teroksidasi. Proses ini akan melepas sebagian besar asam, besi beracun (Fe2+) dan alumunium.  Kedalaman Bahan Organik : Tanah Bergambut (Muck Soil) dan Tanah Gambut (Organosol) Lapisan tanah organic sebagian besar sangat tidak terduga dan mempunyai karakteristik fisik yang merugikan. Di samping kedalaman juga kualitas lapisan organic menjadi penting, demikian juga jumlah mineral yang dikandungnya. Pada umumnya tanah bergambut dapat ditanami padi atau palawija, tetapi tanah gambut mempunyai kesuburan terlalu rendah untuk tanaman tahunan dan hanya dapat ditanami tanaman perkebunan.  Permeabilitas dan Derajat Kematangan Kebanyakan lahan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sedang dalam proses reklamasi dan berangsur-angsur matang. Tanah lapisan atas hanya sebagian atau setengah matang dan sangat mudah ditembus (permeabilitas tinggi). Sulit untuk mempertahankan lapisan air di atas lahan ini untuk keperluan pertumbuhan padi, khususnya di daerah yang tinggi dimana air mudah merembes dari sawah ke saluran drain. Lahan dengan lapisan atas yang hanya setengah matang juga kurang efektif untuk penyiapan lahan. Perlu dipertimbangkan bahwa pada kedalaman yang lebih besar di bawah permukaan, permeabilitas akan berkurang.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 37.

(38) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019.  Jenis Tanah Penyebaran tanah di kawasan Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara makro pada umumnya adalah tanah yang selalu dipengaruhi oleh air, yaitu tanahtanah yang berumur muda dan tanah organic atau tanah gambut. Beberapa jenis tanah yang terdapat di kawasan perencanaan menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor (1983), yaitu : Aluvial Tionik, Aluvial Gleik, Aluvial Humik, Organosol Fibrik, Organosol Saprik, Organosol Humik, dan Gleisol Humik.  Ketebalan Gambut Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dibedakan antara kawasan bergambut dan kawasan tidak bergambut. Kawasan bergambut dapat diklasifikasikan : 1. Ketebalan gambut < 1 meter 2. Ketebalan gambut antara 1-2 meter 3. Ketebalan gambut 2-3 meter 4. Ketebalan gambut > 3 meter. 4.3. Karakteristik Kawasan. Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dibagi ke dalam dua kawasan yaitu Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Budidaya. Pembagian ini pada satu sisi didasarkan atas karakteristik sumber daya yang ada dan mengacu pada UndangUndang Nomor 4 tahun 1984 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pembangunan. harus. memperhatikan kelestarian sumberdaya alam atau berwawasan Pada sisi lain, lahan. merupakan. selalu. lingkungan.. tempat berlangsungnya berbagai aktivitas. ekonomi terutama aktivitas sektor pertanian yang berfungsisebagai sumber penghidupan masyarakat. Persoalan dilematisini berimplikasi. pada. perlunya. pengaturan pola penggunaan lahan yang mampu menjamin terciptanya sumber. penghidupan. masyarakat. dan. sekaligus. dapat. mewujudkan. kesinambungan penghidupan tersebut secara berkelanjutan bagi generasi mendatang. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 38.

(39) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. A.. Kawasan Lindung. Kawasan Lindung atau non budidaya adalah kawasan yang memiliki fungsi utama untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan. budaya. pembangunan. serta secara. sejarah,. sehingga. berkelanjutan.. dapat. Kawasan. menjamin lindung. berlangsungnya harus. mendapat. perlindungan dari kegiatan-kegiatan produksidan kegiatan manusia lainnya yang dapat merusak kelestarian lingkungan. Kawasan lindung dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut: a. Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, meliputi hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan air. b. Kawasan perlindungan setempat, seperti sempadan sungai, kawasan sekitar danau, atau waduk dan kawasan sekitar mata air ; c. Kawasan zuaka alam dan cagar alam terdiri dari kawasan suaka alam, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan d.. Kawasan rawan bencana, yaitu kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami kebencanaan.. Kawasan lindung di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah kawasan yang termasuk di dalamnya areal Taman Nasional Berbak (TNB) Tanjung Jabung Timur dengan luas mencapai 225.047,6 Ha atau 41,33 persen dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. B.. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan fungsi utamanya untuk. dibudidayakan atas dasar kondisi atau potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan serta merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang kondisi fisik dan potensi sumber daya alamnya dapat dan perlu dimanfaatkan secara optimal baik bagi kepentingan produksi atau kegiatan usaha maupun pemenuhan kebutuhan kebutuhan manusia. Oleh sebab itu penetapan. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 39.

(40) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk memberikan dan menunjang pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi yang ada dengan memperhatikan pemanfaatan yang efisien dan efektif. Kawasan budidaya tersebut dapat dikelompokkan menjadi5 bagian sebagai berikut: a.. Kawasan hutan produksi meliputi kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap dan kawasan hutan produksi konversi.. b.. Kawasan pertanian meliputi kawasan yang aman. pangan lahan basah,. kawasan tanaman pangan lahan kering, kawasan tanaman tahunan atau perkebunan, kawasan peternakan dan kawasan perikanan. c.. Kawasan pertambangan, yaitu kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun yang segera akan dilakukan kegiatan pertambangan.. d.. Kawasan pariwisata, yaitu kawasan yang diperuntukkan. bagi kegiatan. wisata. e.. Kawasan permukiman, yaitu kawasan yang diperuntukan bagi kawasan permukiman.. C.. Kawasan Rawan Bencana Alam. Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan bencana banjir, gelombang pasang dan kawasan rawan bencana puting beliung. Disamping itu untuk wilayah pemukiman padat dan crowded di wilayah yang terletak disepanjang sungai dan pantai sangat rawan terhadap bahaya kebakaran Informasi ini sangat berguna dalam penentuan strategi pembangunan di wilayah kabupaten Tanjung Jabung Timur. a.. Kawasan rawan bencana banjir meliputi: 1.. Kecamatan Sadu. 2.. Kecamatan Nipah Panjang. 3.. Kecamatan Mendahara. 4.. Kecamatan Kuala Jambi. 5.. Kecamatan Muara Sabak Timur. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 40.

(41) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. b.. c.. 4.4. Kawasan rawan bencana gelombang pasang 1.. Kecamatan Sadu. 2.. Kecamatan Nipah Panjang. 3.. Kecamatan Mendahara. 4.. Kecamatan Kuala Jambi. 5.. Kecamatan Muara Sabak Timur. 6.. Kecamatan Muara Sabak Barat. Kawasan rawan bencana puting beliung 1.. Kecamatan Sadu. 2.. Kecamatan Nipah Panjang. 3.. Kecamatan Mendahara Ilir. 4.. Kecamatan Kuala Jambi. Sosial Kependudukan Penduduk merupakan subjek atau sasaran dan sekaligus sebagai objek atau. pelaku kegiatan ekonomi yang melaksanakan proses pembangunan. Keberadaan peran ganda demikian menempatkan penduduk pada posisi sentral dalam setiap langkah kebijakan dan strategi pembangunan. Jumlah penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas yang tinggi sehingga keberadaannya dapat menjadi modal dasar proses pembangunan, bukan sebaliknya penduduk justru dipandang sebagai beban pembangunan. Pemikiran demikan harus menjadi dasar pijakan dalam perumusan. kebijakan dibidang. kependudukan. dan peningkatan. kualitas. sumberdaya manusia. Jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2011 tercatat sebesar 210.420 jiwa terdiri atas 102.303 jiwa perempuan dan 108.117 jiwa laki-laki yang tersebar di 11 kecamatan. Total jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Muara Sabak Timur, Mendahara dan Nipah Panjang, sementara jumlah penduduk paling sedikit ditemukan di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Proporsi penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap wilayah kecamatan relatif berimbang, namun pada sebagian besar kecamatan, PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 41.

(42) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. jumlah penduduk laki-laki sedikit melebihi jumlah penduduk perempuan. Kecenderungan ini berkatian langsung dengan karakteristik angka harapan hidup kaum laki-laki yang umumnya lebih tingi daripada kaum perempuan. Variasi jumlah penduduk pada setiap kecamatan dan variasi luas wilayahnya menyebabkan terjadinya ketimpangan kepadatan penduduk antar kecamatan dengan kepadatan tertinggi ditemukan di Kecamatan Kuala Jambi diikuti Kecamatan Nipah Panjang, sementara kecamatan dengan kepadatan terendah adalah Kecamatan Sadu dan Kecamatan Mendahara. Secara rata-rata tingkat kepadatan penduduk adalah sebesar 37,70 jiwa per Km persegi. Tabel IV.4.1. Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 tahun terakhir. Tin g k a t. N a m a K e c a m a ta n. J u m la h P e n d u d u k. J u m la h K K. P e rtu m b u h a n. Ta h u n. Ta h u n. Ta h u n. M EN D AH AR A. 2010 25581. 2011 26223. 2012 2010 26119 6340 15019 3119. M EN D AH AR A U LU. 14440. 14803. GER AGAI. 20919. 21445. 21690. D EN D AN G. 14895. 15269. M a. SABAK BAR AT. 15233. M a . S A B A K T IM U R. K e p a d a ta n p d d k Ta h u n 2011. 2012. 2011 6467. 2012 6 .5 1 5. 2010 0 .6 9. 2011 2 .5 1. 2012 -0 .4 0. 3663. 4 .2 7 6. 0 .7 0. 2 .5 1. 1 .4 6. 3 8 ,8 2. 4413. 5369. 5 .8 4 5. 0 .6 9. 2 .5 1. 1 .1 4. 7 5 ,1 5. 15269. 4526. 3897. 0 .6 9. 2 .5 1. 0 .0 0. 3 1 ,9 3. 16010. 3571. 3888. 0 .6 9. 2 .5 1. 2 .5 3. 3 1 .9 3. 15615. 4 .9 8 3 3 .5 8 7. 3 8 ,0 6. 31680. 31688. 9314. 7845. 2 .5 0. 0 .0 3. 1 2 5 ,8 4. 14003. 14354. 14362. 3401. 3358. 0 .7 0. 2 .5 1. 0 .0 6. 7 7 .2 4. K U A L A JA M B I. 9 .7 7 9 3 .5 7 9. 0 .6 9. 6 3 .5 9. 30906. 1 1 9 ,1. R AN T AU R ASAU. 22078. 22631. 22914. 5980. 6 .1 4 9. 2 .5 0. 1 .2 5. 6 3 ,5 5. 9805. 10050. 10049. 2664. 2 .6 6 9. 0 .7 0. 2 .5 0. -0 .0 1. 6 4 .3 4. BER BAK. 6 .7 6 6 3 .0 1 6. 0 .6 9. 1 1 9 .1 7. 5 1 ,6 8. 25326. 25961. 25992. 7345. 6 .1 9 5. 6 .4 5 4. 0 .6 9. 2 .5 1. 0 .1 2. 5 1 .6 8. N IP A H. 1 1 0 ,6 1. SAD U. 12086. 12389. 12410. 3389. 2 .9 2 6. 3 .4 6 6. 0 .7 0. 2 .5 1. 0 .1 7. 1 1 0 .7 5. 6 ,8. 6 .8 1. 2 8 ,7 8. 2 8 .6 7 3 9 .3 9 7 6 .0 1. Sumber: BPS Kab.Tanjung Jabung Timur, 2012. Gambaran penduduk miskin Kemiskinan masih merupakan masalah utama pembangunan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang ditunjukkan dengan besarnya jumlah penduduk miskin. Menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K RI) dalam publikasi Indikator Kesejahteraan Daerah Propinsi Jambi (Edisi Pertama Maret 2011), tingkat kemiskinan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2010 mencapai 12,40%. Pada tahun 2011, tingkat kemiskinan di Kabupaten Tanjung. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 42.

(43) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Jabung Timur menurun menjadi 11,60%. Potret kemiskinan ini terutama banyak dijumpai pada petani dan nelayan yang merupakan 69,34% dari angkatan kerja. Kemiskinan pada petani terutama dijumpai pada petani pangan, karena hanya menghasilkan panen satu kali dalam satu tahun dengan produksi rata-rata 3,45 ton per hektar. Kelompok lain adalah masyarakat nelayan yang acap terperangkap pada kondisi, ketidakmampuan menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya laut dan wilayah pesisir untuk kehidupan mereka. Kemiskinan dapat terjadi karena kekurangan modal, rendahnya produktivitas, dan lemahnya penguasaan teknologi. Jumlah penduduk miskin yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.4.2. Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11. Kecamatan. Jumlah keluarga miskin (KK). Mendahara Mendahara Ulu Geragai Dendang Muara Sabak Barat Muara Sabak Timur Kuala Jambi Rantau Rasau Berbak Nipah Panjang Sadu JUMLAH. 1.976 1.090 865 1.034 724 1.802 773 1.479 1.080 1.086 892 12.801. Sumber:BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2012. 4.5. Keuangan dan Perekonomian Daerah Secara umum, peningkatan pendapatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. dan realisasinya melampui proyeksi yang ditargetkan dalam APBD. Peningkatan pendapatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur seiring dengan peningkatan pendapatan yang diperoleh semua pos pendapatan baik melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 43.

(44) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Kontribusi terbesar pendapatan dalam pendapatan APBD Kabupaten Tanjung Jabung Timur selama empat tahun bersumber dari pos dana perimbangan yang setiap tahunnya mengalami trend naik. Tabel IV.5.1. Rekapitulasi Realisasi APBD Kab. Tanjung Jabung Timur Tahun 2009-2013. No A. a1 a11. R e a lis a s i A n g g a ra n P e n d a p a ta n (a 1 + a 2 + a 3 ) P e n d a p a ta n As li D a e ra h (P AD ). a3. P a ja k d a e ra h R e trib u si d a e ra h H a sil p e n g o la h a n ke ka y a a n d a e ra h y a n g d ip isa h ka n L a in -la in p e n d a p a ta n d a e ra h y a n g sa h D an a P e rim b a n g a n (Tra n s fe r) D ana bagi h a sil D a n a a lo ka si u mu m D a n a a lo ka si kh u su s L a in -la in P e n d a p a ta n yan g S ah. a31. H ib a h. a32. D a n a d a ru ra t D ana bagi h a sil p a ja k d a ri p ro v in si ke p a d a ka b /ko ta. a12. a13. a14. a2 a21 a22 a23. a33. Tahun 2009. 2010. 3 3 2 ,2 3 6 ,6 4 7 ,6 3 8. 2011. 3 3 5 ,0 8 3 ,8 1 2 ,6 4 4. 2012. 3 5 2 ,0 5 9 ,9 0 0 ,0 4 3. 2013. 4 6 0 ,1 8 6 ,6 3 9 ,8 7 8. R ata2 p ertu m b u h an. 1 2 .2 1 5 .6. 1 9 ,2 3 6 ,4 7 8 ,9 6 7. 1 9 ,7 7 5 ,6 9 4 ,5 3 1. 2 4 ,6 2 2 ,9 5 5 ,3 6 0. 2 9 ,4 3 5 ,6 8 4 ,0 6 0. 2 ,0 1 5 ,7 1 6 ,0 7 7. 1 ,8 0 5 ,7 0 3 ,1 9 8. 2 ,8 4 7 ,6 8 6 ,8 7 1. 6 ,1 8 3 ,7 5 7 ,8 8 3. 2 ,3 9 2 ,3 1 4 ,3 8 2. 2 ,4 2 2 ,9 4 1 ,6 1 3. 1 ,8 2 3 ,2 5 0 ,8 8 5. 2 ,9 7 6 ,5 8 9 ,9 2 5. 5 4 .8 1 3 .3 3 7 .0. 2 ,4 6 3 ,7 3 6 ,9 2 2. 2 ,5 4 3 ,6 0 8 ,3 8 6. 5 ,5 3 3 ,2 3 4 ,9 4 2. 4 ,9 9 1 ,8 3 1 ,5 6 3 7 .3. 1 2 ,3 6 4 ,7 1 1 ,5 8 6. 1 3 ,0 0 3 ,4 4 1 ,3 3 3. 1 4 ,4 1 8 ,7 8 2 ,6 6 2. 1 5 ,2 8 3 ,5 0 4 ,6 8 8 1 2 .6. 2 6 6 ,9 7 9 ,9 0 4 ,0 0 0. 2 8 9 ,0 0 4 ,4 3 6 ,0 0 0. 2 8 9 ,8 6 3 ,9 1 0 ,0 0 0. 3 7 4 ,7 9 2 ,7 0 3 ,0 0 0. 2 1 8 ,7 1 7 ,9 0 4 ,0 0 0. 2 3 9 ,7 0 5 ,2 3 6 ,0 0 0. 2 8 1 ,5 3 7 ,7 1 0 ,0 0 0. 3 5 6 ,3 2 3 ,4 4 3 ,0 0 0. 4 8 ,2 6 2 ,0 0 0 ,0 0 0. 4 9 ,2 9 9 ,2 0 0 ,0 0 0. 8 ,3 2 6 ,2 0 0 ,0 0 0. 1 8 ,4 6 9 ,2 6 0 ,0 0 0. 1 7 .9 1 3 .6 1 6 .3. 4 6 ,0 2 0 ,2 6 4 ,6 7 1. 2 6 ,3 0 3 ,6 8 2 ,1 1 4. 3 7 ,5 7 3 ,0 3 4 ,6 8 3. 5 5 ,9 5 8 ,2 5 2 ,8 1 8. 3 2 ,7 4 5 ,0 0 0 ,0 0 0. 8 ,5 8 1 ,1 0 7 ,4 5 8. 1 4 ,7 0 9 ,9 0 6 ,0 0 0. -. -. -. -. -. -3 4 .1 2 0 .2. 1 3 ,2 7 5 ,2 6 4 ,6 7 1. 1 7 ,7 2 2 ,5 7 4 ,6 5 6. 2 2 ,8 6 3 ,1 2 8 ,6 8 3. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 2 2 ,4 0 5 ,0 9 9 ,4 9 8. 44.

(45) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. a35. D ana p e n y e su a ia n dan dana o to n o mi kh u su s B a n tu a n ke u a n g a n d a ri p ro v in si/p e me r in ta h d a e ra h la in n y a. B. B e la n ja (b 1 + b 2). a34. -. -. -. 3 3 ,5 5 3 ,1 5 3 ,3 2 0. 6 1 0 ,9 3 4 ,1 3 5 ,3 6 9. 6 3 3 ,0 2 2 ,2 2 4 ,2 3 6. 6 9 9 ,6 5 2 ,3 9 7 ,0 4 6. 8 1 3 ,0 6 3 ,9 2 4 ,2 1 4. 1 0 .1 2 1 .3. b11. B e la n ja Tid a k L an g su n g B e la n ja pegaw ai. b12. Bunga. b13. S u b sid i. b14. H ib a h. b15. b22. B a n tu a n so sia l B e la n ja b a g i h a sil B a n tu a n ke u a n g a n B e la n ja tid a k te rd u g a B e la n ja L an g su n g B e la n ja pegaw ai B e la n ja b a ra n g d a n ja sa. 1 0 8 ,5 9 3 ,7 4 7 ,7 4 5. 9 5 ,8 7 5 ,5 4 4 ,2 1 1. 1 1 5 ,7 0 0 ,7 7 9 ,5 2 6. 1 1 7 ,1 7 3 ,1 3 1 ,5 3 0. b23. B e la n ja mo d a l. 2 9 0 ,4 3 8 ,5 3 4 ,6 2 6. 2 8 2 ,9 4 6 ,3 6 1 ,4 4 4. 2 7 6 ,8 8 4 ,0 6 0 ,6 7 8. 3 1 7 ,3 2 1 ,2 8 0 ,2 3 5. 3 .3. C. P e m b ia y a a n. 1 7 9 ,8 0 5 ,2 7 3 ,3 8 4. 1 3 6 ,0 2 0 ,1 7 2 ,3 1 3. 1 6 7 ,1 8 3 ,1 8 1 ,8 1 6. 1 2 5 ,8 5 8 ,9 8 4 ,9 1 7. -1 0 0 .0. b1. b16 b17 b18 b2 b21. S u rp lu s /D e fis it A n g g a ra n. 2 1 1 ,9 0 1 ,8 5 2 ,9 9 8. 2 5 4 ,2 0 0 ,3 1 8 ,5 8 2. 3 0 7 ,0 6 7 ,5 5 6 ,8 4 2. 3 7 8 ,5 6 9 ,5 1 2 ,4 4 9. 1 8 3 ,2 9 9 ,4 8 7 ,7 8 3. 2 1 6 ,1 5 5 ,7 4 1 ,6 3 1. 2 5 9 ,9 9 1 ,5 8 8 ,1 0 4. 3 1 6 ,2 2 3 ,7 6 3 ,9 9 0 -. 1 9 .9. -. -. -. 7 9 0 ,6 2 5 ,3 0 0. 1 8 7 ,5 9 6 ,0 0 0. -. -. 1 0 ,6 7 1 ,9 8 1 ,2 5 0. 1 9 ,8 6 0 ,7 3 7 ,8 3 1. 1 6 ,2 9 5 ,8 5 9 ,7 0 0. 1 5 ,1 8 4 ,6 3 1 ,7 8 0. 2 0 .4. 1 ,0 1 3 ,5 0 8 ,6 6 5. 6 6 4 ,0 0 8 ,4 0 0. 1 ,6 6 5 ,3 1 0 ,0 0 0. 1 9 ,2 0 3 ,8 6 5 ,9 0 0. 3 8 9 .8. 1 5 ,5 4 2 ,7 5 0 ,0 0 0. 1 7 ,1 4 9 ,8 7 9 ,7 2 0. 2 7 ,4 4 2 ,2 8 5 ,0 3 8. 2 7 ,6 3 6 ,9 7 1 ,0 2 9. 5 8 3 ,5 0 0 ,0 0 0. 1 8 2 ,3 5 5 ,0 0 0. 1 ,6 7 2 ,5 1 4 ,0 0 0. 3 2 0 ,2 7 9 ,7 5 0. 3 9 9 ,0 3 2 ,2 8 2 ,3 7 1. 3 7 8 ,8 2 1 ,9 0 5 ,6 5 5. 3 9 2 ,5 8 4 ,8 4 0 ,2 0 4. 4 3 4 ,4 9 4 ,4 1 1 ,7 6 5. -8 8 .1. 2 3 .7 2 2 2 .5 3 .1. 3 .4. -1 0 0 .0. (4 5 8 ,5 0 2 ,7 6 1 ,1 1 5 ) (4 3 3 ,9 5 8 ,5 8 3 ,9 0 5 ) (5 1 4 ,7 7 5 ,6 7 8 ,8 1 9 ) (4 7 8 ,7 3 6 ,2 6 9 ,2 5 3 ). Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja tahun 2009 - 2012, Buku Putih Sanitasi 2013. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 45.

(46) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. 4.6. Sumberdaya Buatan. 4.6.1. Fasilitas Pendidikan Sampai dengan tahun 2012, sarana pendidikan formal yang tersedia di. Kabupaten Tanjung Jabung Timur sudah tersebar diseluruh kecamatan mulai tingkat SD sampai dengan tingkat SMU/SMK, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.6.1.. Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jumlah Sarana Pendidikan Nama Kecamatan. Umum TK SD SLTP Mendahara 5 19 4 Mendahara Ulu 3 7 3 Geragai 4 22 4 Dendang 3 18 4 Muara Sabak Barat 2 14 2 Muara Sabak Timur 6 26 6 Kuala Jambi 3 11 2 Rantau Rasau 2 30 3 Berbak 4 11 4 Nipah Panjang 3 28 7 Sadu 3 19 4 JUMLAH 38 207 43 Sumber: Diknas Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2012. SMA. SMK. 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 13. 1 1 1 1 1 1 1 1 8. MI. Agama MTs. 7 3 2 1 1 1 2 2 3 1 22. 9 1 1 1 2 7 5 2 1 1 1 31. MA 2 2 2 1 1 3 4 2 1 1 19. Secara umum ketersediaan sarana dan prasarana untuk kondisi eksisting jumlah siswa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sudah relatif memadai. Namun demikian jika dilihat dari jumlah keseluruhan dari penduduk usia sekolah (terutama untuk jenjang pendidikan SLTP dan SLTA) jumlah sarana dan prasarana yang ada secara nyata belum mencukupi, dimana kondisi ideal ratio murid dan guru di jenjang SLTP adalah 1 :15 dan di jenjang SLTA adalah 1:29, sementara itu kondisi eksisting ratio murid dan guru di jenjang SLTP dan SLTP hanya sebesar 1 : 11. Hal ini menjadi tantangan kedepan bagi Kabupaten Tanjung Jabung Timur dihadapkan dengan perkiraan jumlah usia sekolah yang akan melanjutkan pendidikan. Banyaknya anak-anak usia sekolah yang tidak melanjutkan pendidikan disebabkan jauhnya lokasi sekolah juga menjadi tantangan tersendiri bagi PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 46.

(47) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. kebijakan pemerintah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang telah membebaskan biaya pendidikan mulai dari jenjang SD sampai dengan SLTA memberikan motivasi kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan. Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur juga konsisten mengalokasikan anggaran pendidikan lebih dari 20% melalui APBD 2011-2013. 4.6.2 Fasilitas Kesehatan Tabel berikut ini menyajikan gambaran umum infrasruktur kesehatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur: Tabel IV.6.2. Infrastruktur Kesehatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jumlah (Unit) 1 Rumah Sakit Umum Pemerintah 1 2 Puskesmas 17 3 Puskesmas Pembantu 61 4 Puskesmas Keliling 11 5 Polindes 34 6 Posyandu 267 7 Klinik Bersalin Swasta 1 8 Balai Pengobatan 2 9 Toko Obat 10 10 Instalasi Farmasi Kabupaten 1 Sumber: Dinkes Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2012. No.. Fasilitas. Keterangan RSUD Nurdin Hamzah Setiap Kecamatan Setiap Kecamatan Setiap Kecamatan Setiap Kecamatan. Setiap Kecamatan. Sampai dengan saat ini Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah memiliki beberapa fasilitas pelayanan kesehatan baik yang dimiliki oleg pemerintah maupun swasta seperti 1 Rumah Sakit Umum Daerah yang berada di Kecamatan Muara Sabak Barat. Selain itu disetiap Kecamatan terdapat fasilitas-fasilitas kesehatan berupa Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Posyandu.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 47.

(48) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. 4.6.3 Perumahan Tabel berikut ini menyajikan jumlah rumah yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur: Tabel IV.6.3. Jumlah Rumah per Kecamatan No. Kecamatan. Jumlah Rumah. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11. Mendahara Mendahara Ulu Geragai Dendang Muara Sabak Barat Muara Sabak Timur Kuala Jambi Rantau Rasau Berbak Nipah Panjang Sadu Total Sumber: BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2012.. 3.745 3.354 3.529 4.344 2.691 8.645 2.453 6.766 3.016 6.454 3.470 45.014. Dari tabel diatas dapat dilihat sampai dengan tahun 2012 jumlah rumah yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berjumlah 45.014 rumah, dan jumlah rumah terbanyak terdapat di Kecamatan Muara Sabak Timur sekitar 8.645 rumah dan yang paling sedikit di Kecamatan Kuala Jambi sekitar 2.453 rumah .. 4.6.4 Fasilitas Ekonomi Sarana dan prasarana ekonomi merupakan piranti bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat, baik untuk kegiatan dasar/ primer, pengolahan/sekunder, maupun jasa atau tersier. Bentuk pengelolaan atau pemilikan, dikelola/dimiliki secara perorangan/individual, kelompok/lembaga baik secara formal tercatat di lembaga terkait, maupun non formal atau tidak terdaftar.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 48.

(49) Laporan Akhir RPI2-JM Kab.Tanjung Jabung Timur 2014-2019. Bentuk dari prasarana dan sarana ekonomi terdiri dari: a.. Pasar, berupa pasar tradisional dengan kegiatan harian dan mingguan/pekan, dan dengan komoditas campuran atau komoditas khusus ( ikan dan sayurmayur ).. b.. Pertokoan ( grosirdan eceran ) dan pasar modern/ pasar swalayan. c.. Perbankan ( Bank Pemerintah, Bank Pemerintah provinsi, dan Bank Swasta ). d.. Koperasi ( KUD, dan unit-unit kerja/usaha ) Penyebaran sarana dan prasarana ekonomi di kawasan Kabupaten Tanjung. Jabung Timur, hingga tingkat Kecamatan secara berjenjang adalah sebagai berikut: a). Pasar Tradisional Sarana dan prasarana ekonomi berupa pasar di kawasan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dijumpai diseluruh Ibukota Kecamatan terutama pasar tradisional, baik dengan kegiatan harian maupun mingguan, sedangkan untuk pasar dengan komoditas khusus, banyak dipengaruhi oleh geografi wilayah dari Kabupaten bersangkutan, seperti halnya dengan Kecamatan yang mempunyai garis pantai, dan dijumpai kegiatan nelayan/ produk ikan tangkap, akan didapati pasar ikan berupa TPI. Begitu juga halnya Kecamatan yang wilayahnya secara geografis berupa dataran tinggi/pegunungan akan dijumpai pasar sayur-mayur. Keberadaan pasar tradisional merupakan salah satu kebutuhan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan usahanya atau pemenuhan kebutuhan pokok ( sembilan bahan pokok ) se hari-hari, disamping pemenuhan kebutuhan sekunder yang masih terbatas. Jumlah pasar desa terus berkembang, jika pada tahun 2006 terdapat 12 pasar desa maka pada tahun 2011 terdapat 25 pasar desa, Secara keseluruhan jumlah sarana pasar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mencapai 34 unit berupa pasar desa dan pasar kecamatan yang tersebar di 11 Kecamatan. Penyebaran jumlah pasar ditiap Kecamatan tidak merata.. PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dinas Pekerjaan Umum. 49.

Referensi

Dokumen terkait

Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.. Ikhsan,Arfan

Mengingat : Pasal 11 ayat 2 Undang-undang Keadaan Bahaya tahun 1946 pasal 5 ayat 1, pasal 20 ayat 1 dan pasal IV Aturan Peralihan Undang-undang Dasar serta Maklumat Wakil

Jumlah penumpang pesawat udara yang datang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II pada bulan Jumlah kunjungan pesawat udara di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II

Semuabadan yang bergerak dalam bidang keuangan bukan bank yang menghimpun dana dari masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung atau dalam bentuk penyertaan disebut

Knowledge, attitudes, and practice of dental infection control Occupational safety in India: 1999 and 2010. Universitas

Kode sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi antara dua penutur atau lebih yang berupa sebuah. dialek atau

[r]

Setelah penulis mendapatkan gambaran umum tentang siswa atau pelajar yang melanggar lalu lintas, selanjutnya penulis mengajukan rancangan penelitian yang terdiri dari