• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PRODUK DAN PENGEMASAN KUE BASAH KERAJINAN IBU-IBU PKK KECAMATAN CINERE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN PRODUK DAN PENGEMASAN KUE BASAH KERAJINAN IBU-IBU PKK KECAMATAN CINERE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3, No. 2, Oktober 2020, hal. 10-15 P-ISSN: 2615-4889

E-ISSN: 2615-8782

10

PENGEMBANGAN PRODUK DAN PENGEMASAN KUE BASAH KERAJINAN IBU-IBU PKK KECAMATAN CINERE

Syafa’atun1, Tiara2, Surya Perdana3

123Universitas Indraprasta PGRI syafadyfapesek220490@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan kue basah di pasar semakin baik, namun hal tersebut membuat persaingan semakin ketat.

Perkemabangan yang terlihat jelas dari segi bentuk, rasa maupun kemasan. Sehingga masyarakat khususnya Ibu-ibu PKK harus mampu bersaing dalam menciptakan produk yang kreatif dan bervariasi sehingga tidak kalah oleh penjual kue yang lebih modern. Permasalahan yang dihadapi ibu-ibu PKK diantaranya belum adanya variasi baru dari segi rasa pada kue basah dan kurang menariknya pengemasan produk kue basah. Karena varian rasa dan pengemasan kue yang kurang menarik berdampak kepada pemasaran dan persaingan harga dipasaran. Untuk menanggulangi permasalahan yang dihadapi oleh mitra maka akan dilakukan pelatihan mengenai pengembangan produk kue basah. Dalam pelatihan tersebut akan disampaikan strategi yang harus dilakukan agar kue basah hasil karya ibu-ibu PKK di Kecamatan Cinere tidak kalah bersaing. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Antusias warga dalam mengikuti kegiatan ini patut diapresiasi. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan sangat diperlu dan dirasakan langsung manfaatnya oleh Ibu-ibu PKK.

Kata Kunci : Pegembangan produk, Ibu-ibu PKK, variasi baru, kue basah.

ABSTRACT

The development of wet cakes on the market is getting better, but this makes competition even tighter.

Development that is clearly visible in terms of shape, taste and packaging. So that the community, especially PKK Mothers, must be able to compete in creating creative and varied products so that they are not inferior to the more modern cake sellers. The problems faced by PKK mothers include the absence of new variations in terms of taste in wet cakes and the less attractive packaging of wet cake products. Because the less attractive flavors and packaging of the cake have an impact on marketing and price competition in the market. To overcome the problems faced by partners, training will be conducted on the development of wet cake products. In the training, a strategy must be carried out so that the wet cakes produced by PKK mothers in Cinere Subdistrict are no less competitive. The implementation of this activity is carried out in three stages, namely: the stages of preparation, implementation and evaluation. The enthusiasm of the residents in participating in this activity should be appreciated. The community service activities carried out are greatly needed and the benefits directly felt by PKK women.

Keywords: Product development, PKK ladies, new variations, wet cakes.

(2)

11

PENDAHULUAN

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah organisasi yang beranggotakan perempuan dalam usaha mewujudkan keluarga sejahtera. Tujuan utama organiasasi yaitu berdasarkan 10 program pokok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) (Pakudek et al., 2018). Organisasi PKK merupakan mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan dimana fungsinya sebagai fasilitator kegiatan, perencana kegiatan, pelaksana kegiatan, pengendali kegiatan dan penggerak kegiatan disetiap bidang agar Sepuluh Program PKK dapat terlaksana dengan baik. Manfaat dari kegiatan PKK dapat dimanfaatkan langsung oleh anggota diseluruh tingkatan yang aktif dalam organisasi PKK (Jovani, 2016).

Pengembangan produk merupakan langkah perusahaan untuk tetap bertahan dan meningkatkan daya saing perusahaannya. Dalam pengembangan produk terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya: penentuan kualitas, ukuran, bentuk, daya tarik, labeling, cap tanda (branding), pembungkus (packaging), dan sebagainya (Wijaya & Maghfiroh, 2018).

Selain rasa dan tampilan makanan, kemasan merupakan faktor yang sangat penting yang perlu diperhatikan. Kemasan harus menghasilkan pengalaman positif bagi konsumen, agar konsumen dapat loyal kepada produk yang dijual. Untuk memberikan efek tersebut perlu dilakukan pemenuhan kebutuhan konsumen dalam kemasan tersebut (Theopilus et al., 2018).

Kue basah yang dibuat oleh ibu-ibu PKK di Kecamatan Cinere memiliki peluang usaha yang dapat dikembangkan. Saat ini industri kue basah tersebut perlu diberikan pendampingan untuk pengemasan produk agar dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Produksi yang dilakukan ibu-ibu PKK di Kecamatan Cinere masih tergolong sederhana. Produk dikemas dengan cara sederhana yaitu hanya menggunakan kemasan plastik yang direkatkan dengan lilin.

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, ibu-ibu PKK di Kecamatan Cinere dapat menuangkan kreatifitasnya melalui pemberian label pada masing-masing produk.

Kemasan suatu produk saat ini mempunyai peranan penting dalam penjualan. Bukan hanya sebagai pembungkus, kemasan juga dijadikan media promosi yang efektif. Kemasan dapat memberikan informasi bagi konsumen mengenai produk yang dijual (Saputro et al., 2019).

Kemasan adalah sebuah wadah untuk membungkus makanan dan dapat juga digunakan untuk media promosi bagi konsumen. Kemasan dapat mempengaruhi konsumen terhadap produk yang akan dibeli, hal tersebut dikarenakan kemasan merupakan bagian pertama yang dilihat oleh konsumen (Alsuhendra & Ridawati, 2017). Kemasan merupakan daya tarik pertama bagi

(3)

12

konsumen dikarenakan kemasan berhadapan langsung dengan konsumen. Kemasan harus bisa memberikan respon positif bagi konsumen, sehingga membeli produk, hal tersebut sesuai dengan tujuan dari pengemasan yaitu menciptakan penjualan (Qonita et al., 2016). Kemasan yang dibuat sebagai bagian dari promosi bertujuan untuk mendukung pemasaran, penjualan dan pengiriman. Kemasan merupakan alat komunikasi pemasaran, serta digunakan sebagai ’alat pendongkrak’ nilai tambah agar memiliki daya saing (Samodro, 2018).

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dari mengurus perizinan dan peninjauan daerah mitra yang dilakukan bulan Maret 2019. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dari bulan Maret 2019 ampai dengan bulan Agustus 2019. Adapun peserta kegiatan pengabdiaan masyarakat ini adalah Ibu-ibu PKK Kecamatan Cinere Kota Depok, Jawa Barat.

Adapun jumlah pesertanya yaitu 20 orang.

Metode yang akan dilakukan dalam kegiatan ini adalah melalui beberapa tahap:

1. Observasi langsung.

Observasi langsung yaitu: pengabdi langsung datang ke lokasi pengabdiaan untuk memperoleh data. Hal ini kami lakukan pada saat menjelang maupun saat kegiatan berlangsung. Observasi berguna untuk mengetahui kondisi Ibu-ibu PKK di Kecamatan Cinere: Kelurahan Cinere dan Kelurahan Gandul, menentukan materi apa yang diperlukan dalam memberikan pemahaman dari pengembangan produk dan pemasaran produk itu sendiri. Observasi sangat penting untuk mewujudkan kesuksesan kegiatan pengabdiaan masyarakat itu sendiri.

2. Work Shop

Memberikan pemahaman dan materi-materi yang berkaitan dengan pengembangan produk dan pemasaran produk itu sendiri kepada ibu-ibu PKK di Kecamatan Cinere: Kelurahan Cinere dan Kelurahan Gandul agar mempunyai semangat untuk mengembangkan dan memajukan organisasi tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan rencana yang telah dijadwalkan dengan pihak kelurahan Cinere dan Gandul, persentasi mengenai pengembangan produk kue basah dilaksanakan pada tanggal Sabtu 4 Mei 2019, Sabtu 11 Mei 2019 dan Sabtu 18 Mei 2019. Persentasi dan pembelajaran dilaksanakan di

(4)

13

Kantor Kecamatan Cinere pada pukul 09:00 sampai dengan pukul 12:00. Waktu yang diberikan oleh pihak kecamatan sangat baik, semua Ibu-ibu PKK yang datang mendengarkan penjelasan dari tim pengabdian masyarakat.

Tahap selanjutnya adalah penjelasan materi yang disampaikan oleh tim abdimas yang bertugas sebagai moderator, adapun materi yang disampaikan adalah sebagai berikut: (1) Menjelaskan tentang pengembangan produk, (2) Menjelaskan kelebihan kemasan moderen terhadap produk kue basah ibu-ibu PKK. Tahap berikutnya adalah tahap penutupan, namun sebelum acara pengabdian masyarakat ditutup, kami memberikan kesempatan kepada para peserta untuk sesi tanya jawab dan ternyata peserta sudah menyiapkan beberapa pertanyaan kepada tim abdimas. Setiap pertanyaan dari peserta, tim abdimas bisa menjelaskan dengan baik dan melakukan umpan balik kepada peserta yang bertanya mengenai kepuasan dari jawaban tim abdimas. Setelah sesi tanya jawab selesai maka giliran tim abdimas memberikan pertanyaan kepada peserta pelatihan, yang bertujuan untuk memastikan bahwa peserta memahami materi yang disampaikan, dengan memberikan 5 pertanyaan kepada peserta pelatihan pada selembar kertas, hasilnya adalah peserta pelatihan sudah memahami mengenai materi yang disampaikan oleh tim abdimas.

Tiga tahap persentasi telah dilakukan, persentasi berakhir dan ditutup, semoga materi yang diberikan dapat secara konsisten diaplikasikan dengan baik pada kue basah oleh Ibu-ibu PKK.

Sebelum meninggalkan ruangan tempat pelatihan, foto bersama pun dilakukan sebagai bentuk dokumentasi guna melengkapi lampiran pada laporan kegiatan abdimas.

Kegiatan pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan melibatkan Ibu-ibu PKK di Cinere Kota depok, sangat didukung oleh ketua masing-masing kelurahan dan ketua kecamatan Cinere dan dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan ilmu pengetahuan yang baru kepada Ibu-ibu PKK dalam mengembangkan produk yang akan dibuat. Antusias warga dalam mengikuti kegiatan ini patut diapresiasi.

Dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini, dapat diketahui materi yang telah disampaikan dimengerti dan bermanfaat bagi warga dan khususnya bagi Ibu-ibu PKK Kecamatan Cinere Kota Depok melalui nilai yang dihasilkan saat menjawab pertanyaan.

Sehingga dapat diketahui kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman dan motivasi Ibu-ibu PKK untuk menggali ilmu sebagai wujud dari pengembangan dalam melakukan usaha yang inovatif, kreatif dan mandiri.

(5)

14

Gambar 1. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Pengembangan Produk

KESIMPULAN

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan ini sangat perlu dan dirasakan manfaatnya oleh Ibu-ibu PKK, karena menambah peningkatan wawasan, pengalaman. Adapun simpulan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil pelatihan mengenai pengembangan produk kue basah kepada Ibu-ibu PKK menunjukkan kategori baik dengan skor rata-rata yaitu sebesar 8. Hal ini juga dapat dilihat dari semangat para peserta pada saat pemberian materi yang diberikan oleh tim abdimas.

2. Peserta telah memahami bahwa kegiatan pengembangan produk dapat meningkatkan daya jual produk kue basah khususnya yang dibuat oleh Ibu-ibu PKK.

REKOMENDASI

Dari simpulan di atas, tim abdimas mengajukan saran dan rekomendasi dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, perlu diintensifkan dengan komunikasi yang baik. Agar para peserta khususnya Ibu-ibu PKK memiliki kesadaran bahwa mereka mampu menciptakan dan mengembangkan sesuatu yang bermanfaat dan menghasilkan produk baru dengan berbagai kreativitas dan inovasi yang baru pada produk.

UCAPAN TERIMAKASIH

Tim pengabdian mengucapkan banyak terima kasih kepada LPPM Univesitas Indraprasta PGRI Jakarta yang telah menerima dan membiayai proposal pengabdian ini. Selanjutnya, kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kecamatan CInere yang telah bekerja sama dengan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu-ibu PKK kelurahan Cinere dan Gandul atas kerjasama sebagai mitra kami sekaligus sebagai peserta dalam pelatihan pengembangan produk kue basah.

(6)

15

DAFTAR PUSTAKA

Alsuhendra, & Ridawati. (2017). Pelatihan Pembuatan Kemasan dan Label Makanan Bagi Pelaku Usaha Makanan Di Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Sarwahita, 14(02), 85–93. https://doi.org/10.21009/sarwahita.142.01

Jovani, A. (2016). Belajar Dari Desa: PKK Sebagai Organisasi Gerakan Perempuan. ARISTO, 4(1), 146–157.

Pakudek, M., Wangke, W. M., & Susana, B. O. L. (2018). Peran Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dalam Peningkatan Kapasitas Perempuan Desa Sea Kecamatan Pineleng Kabupaten Minhasa. Agri-SosioEkonomi, 14(3), 213–222.

Qonita, R. A., Parnanto, N. H. R., & Harisudin, M. (2016). Pengembangan Kemasan yang Marketable Pada UKM Sofi dan Ukm Wida Di Desa Sendangagung Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Seminar Nasional Universitas Islam Batik Surakarta, 64–75.

Samodro. (2018). Upaya Meningkatkan Daya Tarik Produk Makanan dan Minuman Oleh-Oleh Di Tempat Destinasi Wisata Melalui Kajian Tanda Pada Desain Kemasan. Widyakala, 5(1), 66–76.

Saputro, A., Avirsa, E. M. N., Sari, E. N., Erlitasari, N., Suyitno, I., & Hariri, A. (2019).

Pengemasan Produk Sebagai Upaya Pengembangan Pemasaran Industri Kerupuk Impala.

Jurnal Graha Pengabdian, 1(1), 71–77.

Theopilus, Y., Damayanti, K. A., Yogasara, T., & Ariningsih, P. K. (2018). Pengembangan Kemasan Makanan untuk Menghasilkan User Experience yang Positif: Studi Kasus pada Salah Satu UMKM Makanan di Kota Bandung. Jurnal Ergonomi Dan K3, 3(2), 9–16.

Wijaya, T., & Maghfiroh, A. (2018). Strategi Pengembangan Produk Untuk Meningkatkan Daya Saing Produksi (Studi Pada Tape “Wangi Prima Rasa” Di Binakal Bondowoso). Jurnal

Kajian Ekonomi Dan Perbankan, 2(1), 87–98.

https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/profit

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal pada test awal (pre test) yaitu 23,33% digolongkan dalam kriteria masih rendah

Kegiatan yang mendukung kegiatan penelitian/pengkajian BPTP Sulawesi Tenggara adalah kegiatan Program Pengembangan Agribisnis dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan.

Pengabdian kepada masyarakat yang kami laksanakan yaitu memberi pelatihan pembuatan batik jumputan dengan teknik ikat celup meskipun pembuatan batik jumputan ada pula

Oleh karena bentuk akar yang terbentuk berbeda dan kadar artemisinin yang meningkat dapat disimpulkan bahwa telah terjadi transformasi genetik pada tanaman yang telah

Adapun hasil penelitian ini adalah pertama, strategi dakwah yang dikembangkan oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah dalam membentuk pribadi yang islami yaitu; (1)

Permendikbud 15/2018 – Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Pasal 5 (1): Ekuivalensi 12 jam tatap muka / minggu bagi Guru mata pelajaran.. PP 19/2017

Hal ini tidak sejalan menurut teori Engel dalam fungsi memelihara atau mengasuh (nurturing) 60 bahwa proses pastoral ini adalah tugas utama Gereja khususnya pelayan

Penggunaan tanah merupakan suatu bagian dari tata ruang, untuk tetap menjaga keseimbangan, keserasian, kelestarian lingkungan, serta memperoleh manfaat tata ruang kota, maka