ANALYSIS
TRANSAKSIONAL (ERIC BERNE) PSIKOTERAPI
MAI TIZA HUSNA, M. Psi., Psikolog
Dosen Pengampu
Zah’ra Haura 1915040052
Indah Andani 1915040054
Annisa Ul Karimah 1915040066
PRESENTER
Arina Syafitri 1915040047
Tania Septia Putri
1915040088
Konsep Dasar Teori Terapi
Analysis Transaksional
Unsur-Unsur Terapi
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR TEORI
TERAPI ANALYSIS TRANSAKSIONAL
A
Sejarah Analysis Transaksional
Eric Berne (1910-1970) kelahiran Montreal, Canada, adalah pelopor Analisis Transaksional (AT) yang ditulisnya dalam buku Games People Play. Ia mulai mengembangkan AT ini sebagai terapi ketika ia bertugas dalam Dinas Militer Amerika Serikat dan diminta untuk membuka program terapi kelompok bagi para serdadu yang mendapat gangguan emosional sebagai akibat Perang Dunia ke-2. Pada mulanya Berne adalah seorang pengikut Freud dan melakukan praktik psikoanalisis dalam terapi. Sebab, saat itu psikoanalisis tengah mendapat perhatian yang luar biasa. Bahkan Berne sendiri pernah mendapat kuliah psikoanalisis di Yale Psychiatric Clinic (1936-1938) dan New York Psychoanalitical Institute (1941-1943).
Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam
komunikasi antarpribadi-pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal
maupun non-verbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara mendalam
proses transaksi (siapa-siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan).
Perilaku komunikasi seseorang merupakan cerminan posisi hidup (life Positions) yang dipilihnya
Posisi hidup yang dipilih berkaitan langsung dengan
struktur kepribadian atau egostages yang bersangkutan Manusia pada dasarnya relatif memilih
keleluasaan untuk memilih posisi hidup yang dikehendakina, dengan begitu
manusia juga memiliki kemampan untuk mengontrol perilaku
komunikasiny
ASUMSI DASAR SEBAGAI LANDASAN TEORI
Setiap tindakan komunikasi dipandang seagai sebuah transaksi yang di dalamnya melibatkan egostages
1 2 3
4
Analisis transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami keputusan-keputusannya
pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah
pernah diambil. Berne dalam pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih dan dalam tingkat
kesadaran tertentu individu dapat menjadi mandiri dalam menghadapi persoalanpersoalan hidupnya.
1 2 3 4
Saya Oke, Kamu Oke (I’m Okay, You’re Okay)
POSISI IDEAL
Saya tidak Oke, Kamu Oke (I’m not Okay, You’re
Okay)
TTIDAK YAKIN PADA DIRI SENDIRI
Saya Oke, Kamu Tidak Oke (I’m Okay, You’re not Okay)
TIPE POSESIF
Saya tidak Oke, Kamu tidak Oke (I’m not Okay, You’re not Okay)
BERMASALAH, CENDERUNG MEMANDANG HIDUP TIDAK
BERGUNA
POSISI HIDUP
(Life Posision)
Ego State Anak-anak (Child)
Pengolah data dan informasi yang merupakan bagian objektif dari kepribadian dan juga menjadi bagian dari kepribadian yang mengetahui apa yang terjadi, dimana seseorang menerima, menyimpan, memproses, dan mengirim informasi kembali berdasarkan fakta, bukan opini atau pendapat.
Ego orang dewasa tidak emosional, tidak menghakimi, tetapi menangani fakta-fakta dan kenyataan eksternal, bersifat rasional, sesuai nalar, ekspresi wajah tenang dan nada suara datar
Ego State Dewasa (Adult)
Berisi perasaan-perasaan, dorongan, dan tindakan spontan. Ego anak dibagi menjadi “Anak alamiah, Profesor cilik, dan Anak yang disesuaikan”. Anak alamiah (free / natural child) adalah anak yang implusif, tidak terlatih, spontan dan ekspresif
Ego State Orang Tua (Parent)
Bagian kepribadian yang merupakan introyeksi dari orang tua atau substitut orang tua. Ego orang tua jika dialami seseorang, ia akan merasakan perasaan- perasaan orang tua ke dalam situasi tertentu atau ia akan merasakan bertindak terhadap orang lain dengan cara yang sama dengan perasaan dan tindakan orang tua kita kepada kita. Ego orang tua berisikan perintah “harus” dan “semestinya”, atau dengan kata lain ego orang tua dalam diri seseorang bisa “orang tua pemelihara” dan
“orang tua pengkritik”.
EGO STATES
Analisis Transaksional memiliki asumsi bahwa perilaku komunikasi seseorang dipengaruhi oleh ego state yang dipilihnya,
setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai sebuah transaksi yang di dalamnya melibatkan ego state sebagai hasil
pengalaman masa kecil, dan seseorang cenderung memilih kemungkinan salah satu posisi hidup. Analisis Transasional (AT)
merupakan sistem terapi yang menggunakan teori kepribadian. AT memetakan ego state menjadi tiga pola, yaitu:
Transaksi Silang (Crossed Transactions) Transaksi ini terjadi jika
berita/perilaku yang diperlihatkan oleh suatu
ego state mendapatkan reaksi yang tidak diharapkan oleh ego
state tersebut
Transaksi Tersembunyi
(Ulterior Transactions)
Transaksi ini menghambat kelancaran hubungan komunikasi. Seseorang
mengatakan sesuatu yang menurut diringya merefleksikan “egostages dewasa”, namun
pernerima menanggapinya sebagai
“egostages orang tua”, atau sebaliknya.
Karena transaksi ini menyangkut pikiran yang terdalam (inner thought) seseorang,
maka transaksi ini sangat sulit untuk diidentifikasi
Transaksi yang saling melengkapi/ mengimbangi
(Complementery Transactions)
Transaksi dikatakan saling melengkai jika berita atau perilaku yang diperlihatkan oleh suatu egostages
menerima respons yang tepat dan sesuai dengan yang diharapkan oleh
egostages itu
BENTUK TRANSAKSI
Stroke
Life Script Games People Play
Contract s
kontak dan pengakuan yang dibutuhkan semua orang untuk bertahan hidup dan menjadi lebih kuat secara psikologis
naskah hidup seseorang yang dibentuk dari pengalaman awal di masa kanak-kanak
konsep yang mengatakan bahwa manusia memainkan sebuah permainan dalam hidupnya
manusia pada dasarnya memiliki kemampuan memutuskan apa yang dia mau untuk kehidupannya, yang dilakukan lewat kontrak bersama untuk perubahan
KONSEP-KONSEP LAINNYA
Disamping konsep posisi hidup, egostages, dan transaksi yang menjadi elemen
terpenting dalam Analisis Transaksional, terdapat pula tiga konsep penting lainnya
UNSUR-UNSUR TERAPI
B
Berne (1961) menyebutkan pola transaksi yang sudah terbentuk pada individu adalah sebagai ‘ego state’ (status ego). Status ego terjadi silih berganti sebagai hasil transaksi manusia dengan lingkungannya, melalui skenario kehidupan sepanjang hidup. Pemahaman akan peran yang dipelajari secara sadar maupun tidak, yang pada akhirnya membentuk menusia sehingga ia akan memilih pola status ego tertentu. Manusia yang dibesarkan dalam kehangatan dan saling percaya akan menumbuhkan posisi “I’m OK, You’re OK” dalam kehidupannya. Ia dapat melihat sisi baik dari orang-orang yang signifikan dan membina kehidupan bersama dengan orang lain akan membentuk transaksi yang saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
MASALAH / GANGGUAN
Namun, manusia yang hidup dengan ancaman dan penuh tekanan akan melihat lingkungannya sebagai lingkungan yang ‘merusak’ sehingga muncul posisi “ I’m OK, you’re not OK”. Akibatnya, akan muncul masalah seperti ia akan menyalahkan orang lain dan bersikap agresif terhadap lingkungan. Sementara itu, kehidupan yang membentuk manusia sebagai orang yang tanpa makna, diabaikan, selalu direndahkan dan akhirnya merasa tidak berdaya akan menempatkan dirinya pada posisi “ I’m no OK, you’re OK”. Akibatnya, manusia akan cendrung untuk menyalahkan diri dan menghukum dirinya secara tidqk seimbang.
Sementara itu, kondisi yang serba salah akan mengarah kepada keterpurukan akan membentuk posisi “ I’m not OK, you’re not OK”, tidak ada yang ‘OK’ baik diri maupun orang lain, semuanya buruk.
.
Tujuan dasar dari Analisis Transaksional adalah membantu klien dalam membuat putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah dibatasi oleh keputusan-keputusan dini mengenai posisi hidupnya dan oleh pilihan terhadap cara-cara hidup mandul dan deterministic. Inti dari terapi ini yaitu mengubah gaya hidup yang ditandai oleh permainan yang manipulative dan oleh skenario-skenario hidup yang mengalahkan diri, dengan gaya hidup otonom yang ditandai oleh kesadaran, spontanitas, dan keakraban
James dan Jongeward (1971) melihat pencapaian otonomi sebagai tujuan utama dari Analisis Transaksional, yang bagi mereka berarti “mengatur diri, menentukan nasib sendiri, memikul tanggung jawab atas tindakan-tindakan dan perasaan-perasaan sendiri”.
Mereka menandaskan bahwa keberanian diperlukan oleh individu agar menjadi “pemenang sejati” dalam menjawab tantangan hidup. Juga memerlukan keberanian untuk menerima kebebasan yang mentertai otonomi, keberanian untuk menerima tanggung jawab memilih, dan keberanian untuk menjadi pribadi yang unik.
TUJUAN TERAPI
OPTION 01
OPTION 02 OPTION 03
OPTION 04 OPTION 05
Membantu klien menemukan suasana masa lampau yang merugikan dan menyebabkan klien membuat keputusan-keputusan awal tertentu,
mengindentifikasikan rencana hidup dan mengembangkan strategi- strategi yang telah digunakannya dalam menghadapi orang lain yang
sekarang mungkin akan dipertimbangkannya
Membantu klien memperoleh kesadaran yang lebih realitas dan mencari alternatif-alternatif untuk menjalani kehidupan yang lebih
mandiri
Berusaha meletakkan tanggung jawab pada klien. Karena pada hakekatnya setiap individu hendaknya bertanggung jawab atas kehidupannya, maka AT juga mengarahkan agar pada diri klien tumbuh rasa tanggung jawab dan kemampuan untuk mengambil
tanggung jawab atas kehidupannya
Menyediakan lingkungan yang menunjang. Untuk mencapai perubahan klien atau keseimbangan klien,
konselor berusaha sebagai penyedia fasilitas yang mendorong terjadinya perubahan klien
Melakukan Konfrontasi atas keanehan yang tampak.
Keanehan atau keadaan ego state klien yang tidak seimbang dapat diperbaiki konselor dengan melakukan
konfrontasi.Konselor hendaknya bisa membentuk dan merekonstruksi menjadi seimbang