• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. KONSEP DAN TRANSFORMASI DESAIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "6. KONSEP DAN TRANSFORMASI DESAIN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

6. KONSEP DAN TRANSFORMASI DESAIN

6.1 Tema dan Ide Dasar Perancangan

Tema perancangan yang digunakan pada kafe dan restoran ini adalah cerita rakyat yang ada di Blitar yaitu cerita rakyat Asal Usul Nama Blitar dan Jaka Kandung dan Burung Perkutut serta Masyarakat Blitar. Kedua cerita yang dipilih sebagai tema perancangan memiliki hubungan dan saling berlanjut. Karakter tokoh, dan suasana pada kedua cerita diatas diaplikasikan dalam pengolahan ruang.

Disini penulis ingin menghadirkan sebuah restoran yang menghadirkan mengaplikasikan elemen yang ada pada cerita rakyat tersebut dalam desain restoran yang ada pada masa sekarang. Sehingga muncuah perpaduan antara dua waktu yang berbeda yaitu setting Kerajaan Majapahit (jaman dahulu) dan jaman modern yang ada saat ini. Dari ide dan pernyataan yang diangkat diatas maka muncul konsep Time Travel yang perjalanan waktu.

Gambar 6.1. Konsep perancangan

(2)

6.2 Suasana dan Gaya Desain

Dari konsep “Time Travel”, suasana yang ingin dihadirkan yaitu suasana informal sehingga menimbulkan kenyamananan dan suasana santai kedalam nuansa percampuran antara nuansa modern dan tradisional. Sedangkan gaya yang digunakan pada perancangan restoran ini adalah eklektik yang menghadirkan dua suasana dan dipadukan menjadi satu yaitu suasana modern dan tradisional.

Suasana modern menunjukan masa modern yang ada saat ini sedangkan suasana tradisional menunjukan masa masa atau jaman dahulu. Penulis ingin menghadirkan suasana dimana pengunjung diharapkan bisa melihat asal mula kota Blitar dengan perjalanan waktu (Time Travel) dari resto ini.

6.3 Pola Penataan Ruang

Penataan ruang mengaplikasikan jalan cerita dari dua cerita yaitu cerita Asal Usul Nama Blitar dan Jaka Kandung. Setelah masuk ke dalam restoran terdapat 2 jalan yang berbeda, jalan utama yaitu menuju resto hall awal dimana digambarkan sebagai memasuki cerita Asal Usul Nama Blitar, sedangkan jalan yang kedua menggambarkan dimana pengunjung memasuki cerita Jaka Kandung dan Burung Perkutut. Kedua jalan ini nantinya akan terhubung dan menjadi satu kesatuan dimana menggambarkan keterkaitannya antara dua cerita yang diangkat.

Semakin kedalam bangunan, menggambarkan bagaimana akhir dari cerita yang diangkat.

Pengaplikasian cerita rakyat pada penataan ruang terlihat pada area depan yang terdapat dua cerita, Yang pertama adalah cerita Asal Usul Nama Blitar yang menunjukkan kemegahan dan kerumitan pada area depan, kemudian secara bertahap menjadi satu dengan cerita Jaka Kandung di area tengah sampai akhir ruangan. Sedangkan yang kedua pada cerita Jaka Kandung pada area depan menunjukkan awal cerita dimana strata ruang masih rendah, kemudian seiring berjalannya cerita, karakter Jaka Kandung semakin meningkat hingga ke area akhir bangunan.

(3)

6.4 Aplikasi Desain pada Elemen Interior 6.4.1 Lantai

Pada lantai area main entrance dan reseptionist menggunakan rock puzzle tile untuk menciptakan kesan rough (awal dari usaha perjuangan mencari kota Blitar) pada awal cerita.Lantai yang digunakan pada area kasir dan ruang tunggu menggunakan granit warna dan menciptakan motif yang menggambarkan kemegahan sekaligus kerumitan untuk cerita yang disajikan. Granit tile digunakan sebagai elemen lantai dominan. Sedangkan lainnya ada beberapa ruang yaitu VIP room yang menggunakan lantai vinil motif kayu parkit. Penggunaan vinyl dengan motif kayu untuk memberikan nuansa alami sekaligus hangat. Pada area makan, corner shop menggunakan granit glossy berwarna hitam untuk memberikan kesan elegan dan megah. Lantai pada area Dapur menggunakan granit tile berwarna putih agar terlihat lebih bersih dan luas dan bila ada lantai yang kotor terlihat dan mudah dibersihkan juga.

6.4.2 Dinding

Dinding dominan menggunakan rock tile yang terdapat pada sepanjang resto hall lantai 1 sedangkan untuk sub dominan menghunakan wallpaper bertekstur dan bermotif batu bata. Pada restoran ini terdapat dinding dan juga dinding partisi yang diolah sebagai aksen yaitu menggunakan batang-batang dengan finishing HPL coklat tua sehingga memberi kesan natural. Selain itu terdapat dinding dengan pengolahan bentuk stilasi dari sulur tanaman menggunakan finishing cat dengan terdapat hidden LED pada area booth.

Sedangkan pada area tunggu terdapat dinding dengan penambahan laci sebagai elemen dekoratif.

6.4.3 Plafon

Plafon yang digunakan dominan gypsum dan kayu multipleks yang di buat masuk ke atas dan di finishing dengan duco warna coklat tua dan coklat muda.

Sedangkan pada bagian VIP room, plafon gantung terbuat dari kayu tidak terpakai dan terdapat space untuk lampu sehingga dapat diberi lampu di dalamnya atau hidden lamp. Pada bagian plafon void menggunakan GFRC (Glassfibre

(4)

Reinforced Cement) Board dengan finishing WPC (Wood Plastic Composite) dengan warna coklat tua dan coklat muda.

6.4.4 Perabot

Bentuk perabot yang digunakan berbentuk geometris dengan menggunakan material yang mengekspose kesan alami seperti penggunaan finishing HPL motif kayu dngan warna coklat, finishing politur, dan finishing dengan cat menggunakan warna-warna hangat. Untuk beberapa perabot menggunakan aksen finishing HPL warna silver atau dengan menggunakan plat besi untuk menunjukkan kesan modern. Kesan modern juga didapat dengan penambahan lampu LED pada beberapa perabot.

Gambar 6.2. Elemen Perabot 1

(5)

Gambar 6.4. Elemen Perabot 3

6.5 Sistem Interior 6.5.1 Pencahayaan

Pencahayaan menggunakan pencahayaan buatan yaitu menggunakan fixture lampu downlight, uplight, lampu gantung. Untuk pencahayaannya menggunakan lampu LED dengan temperature warna soft white (2700K) dan daylight (5000K). Untuk beberapa ruangan seperti area makan, smoking room, dan area tunggu yang berbatasan dengan kordior akan terkena sedikit pencahayaan alami.

6.5.2 Penghawaan

Penghawaan pada restoran ini menggunakan penghawaan buatan dan alami. Terdapat tiga jenis penghawaan buatan yaitu AC Cental, AC Cassette dan Exhaust Fan. AC Cassette digunakan pada ruangan yang tertutup seperti VIP room, ruang karyawan dan kamar ganti. Sedangkan AC central di gunakan pada corner shop, kasir, area tunggu, balkon, dapur lantai 2, dan area wastafel/kamar mandi. Sedangkan pada dapur utama dan menggunakan exhaust fan dan kipas angin. Penghawaan alami terletak di area reservasi.

(6)

6.5.3 Proteksi Kebakaran

Proteksi kebakaran menggunakan smoke detector, sprinkler dan APAR.

Smoke detector diletakan di area yang memiliki potensi besar yang dilalui oleh asap yaitu area yang dekat pada area dapur, area shop corner dan counter minuman. Sedangkan sprinkler dominan diletakkan di area yang lebih banyak terjadi potensi kebakaran dan di area yang merupakan sirkulasi untuk menyelamatkan diri. Area tersebut yaitu pada keseluruhan area pernacangan dengan mengutamakan peletakan pada area sirkulasi. Sedangkan APAR diletakkan di area yang dekat dengan potensi kebakaran dan lokasi yang dapat diketahui oleh pengunjung.

6.5.4 Keamanan

Keamanan yang ada terdapat dua macam yaitu keamanan aktif dan pasif.

Keamanan aktif adalah penjagaan oleh satpam. Keamanan pasif berupa CCTV yang dipasang di setiap area yang dapat menjangkau pandangan yang luas dan area kontorl CCTV yaitu berada di kantor pos satpam. Selain itu keamanan pasif salah satunya adalah sistem kunci sebagai pengaman ketika restoran tutup di malam hari.

6.5.5 Akustik

Akustik restoran menggunakan pemutaran suara atau lagu yang lembut dan bernuansa pedesaan seperti musik instrumental Jawa baik menggunakan kendang, gending, saxophone dan juga seruling.

6.5.6 Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan yaitu menggunakan sistem telepon interkom parallel yang terpasang di area resepsionis, dapur lantai 1 maupun 2, area kasir, gudang, VIP room, ruang karyawan, pos satpam.

(7)

6.6 Transformasi Desain

(8)

Gambar 6.5. Tranformasi layout

(9)

Gambar 6.6. Layout terpilih

(10)

Gambar 6.7. Layout lantai 1

(11)

Gambar 6.8. Layout lantai 2

(12)

Gambar 6.9. Pola lantai 1

(13)

Gambar 6.10. Pola lantai 2

(14)

Gambar 6.11. Main Entrance

(15)

Gambar 6.12. Pola plafon lantai 1

(16)

Gambar 6.13. Pola plafon lantai 2

(17)

Gambar 6.14. Potongan A-A’

(18)

Gambar 6.15. Potongan B-B’

(19)

Gambar 6.16. Potongan C-C’

(20)

Gambar 6.17. Elemen interior 1

Gambar 6.18. Elemen interior 2

(21)

Gambar 6.19. Elemen interior 3

Gambar 6.20. Elemen interior 4

(22)

Gambar 6.21. Elemen interior 5

6.7 Perspektif

Area makan VIP menggambarkan tokoh Nila Suwarna dimana setelah Nila Suwarna meninggal namun dikenang hingga saat ini dan dikenal sebagai pendiri Kota Blitar dengan gelar Adipati Aryo Blitar I. Area VIP menggambarkan strata yang lebih tinggi sehingga sesuai dengan sifat ruang yaitu VIP.

(23)

Gambar 6.22. VIP Room

Area Resepsionis berada di area depan restoran yang menjadi tujuan utama sebelum memasuki area makan. Penggunaan dinding yang sederhana, partisi kaca mati dan penggunaan warna-warna cerah, di ambil dari karakteristik tokoh Jaka Kandung yang sederhana, gagah, dan tegas.

Gambar 6.23. Area Resepsionis

(24)

Area tunggu sekaligus kasir ini menggunakan karakter tokoh Ki Sengguruh. Dimana karakter yang licik ditampilkan dalam banyak penggunaan elemen dekoratif , dan sifat yang sebenarnya patuh digambarkan melalui penggunaan warna dan material yang senada dengan area lain.

Gambar 6.24. Area Tunggu dan Kasir

(25)

Tokoh Ki Tumpuk dan Nyi Tumpuk yang membantu Dewi Rayung Wulan dan Jaka Kandung memiliki karakter yang sederhana, ramah dan baik hati.

Karakter tersebut di gambarkan melalui penggunaan warna hangat seperti coklat dan krem pada resto hall lantai 2 atau area kafe. Untuk menunjang suasana yang hangat dan homey pencahayaan menggunakan warna yang hangat yaitu warm white.

Gambar 6.25. Resto Hall lantai 2 (kafe)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, masalah penelitian dibatasi pada belum adanya inventori yang mengungkap dan mengukur kesiapan kerja siswa sekolah menengah kejuruan

Hasil perhitungan yang diperoleh segmen sosial tua bahasa Selayar-Labuhan Burung mengadakan adaptasi linguistik terhadap bahasa Indonesia dengan persentasi 19%

Apabila guru diberi tanggungjawab untuk mengajar sesuatu matapelajaran, tanggungjawab tersebut bukanlah hanya setakat mengajar semata-mata, malah seseorang guru perlu

Dalam mengarungi permasalahan ini, kita tentu tetap harus mengawal segala kebijakan dan kerja sama yang baik dengan berbagai pihak untuk bisa meminimalisir perkembangan

Terutama bila dihubungkan dengan kerangka cita hukum (recht ide) bangsa Indonesia yang berakar dalam Pancasila yang oleh para Bapak Pendiri Negara Republik Indonesia ditetapkan

Analisa dan konsep ARAH PANDANG KEDALAM TAPAK adalah sebuah analisa untuk mengoptimalkan potensi posisi tapak yang terbaik saat kita berada di luar tapak dalam

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT serta atas segala rahmat dan karunia-Nya pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tesis yang

TRANSFORMASI KONSEP 111 eksplorasi karakter keretekan tanah liat pada ruang pembelajaran PARKIR PENGUNJUNG DAS ENTRANCE ENTRANCE MAIN EHTRANCt: I ENTRANCE I A I b!e -UNO ruang