Universitas Kristen Petra
49 6.1. Rencana Pengujian Konsep
6.1.1. Tujuan dan Sasaran Pengujian Konsep
Sebelum konsep produk dikembangkan menjadi produk yang siap diluncurkan ke pasar maka terlebih dahulu dilakukan penelitian sebagai pengujian konsep produk. Penelitian ini khalayak sasaran utamanya adalah orang-orang berusia 20-60 tahun yang berlatar belakang pendidikan minimal SMP, yang beretnis tionghoa keturunan, baik laki-laki maupun perempuan. Spesifikasi sasaran ini ditujukan demi memperoleh hasil yang akurat sehubungan dengan peluncuran produk nantinya. Tujuan dari pengujian konsep produk balsem ini adalah mengetahui seberapa besar minat konsumen terhadap konsep produk balsem serta seberapa besar pula potensi pasar untuk menerima baru produk balsem di kota Surabaya.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada orang-orang yang dianggap mewakili khalayak sasaran produk balsem ini.
Adapun sasaran dari pengujian konsep ini adalah : - Jumlah responden : 100 orang
- Jenis kelamin : laki-laki maupun perempuan - Usia responden : 20-60 tahun
6.1.2. Metode Pengujian Konsep
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengujian konsep produk, yaitu :
a. Exploratory test, yaitu metode untuk menguji dan mengetahui potensi dari desain konsep dan jawaban dari beberapa pertanyaan dasar tentang konsep yang ditawarkan.
b. Assessment test, metode ini bertujuan untuk memastikan apakah konsep produk dapat diterapkan secara efektif oleh konsumen.
Universitas Kristen Petra
c. Validation test, metode ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah dalam kenyataannya konsep yang dibuat dapat berfungsi seperti apa yang diharapkan sebelumnya.
d. Comparison test, metode ini bertujuan untuk membandingkan konsep, produk atau elemen produk dengan alternatif lainnya.
Dalam pengujian konsep balsem ini, penulis menggunakan metode Assessment karena penulis berusaha untuk mengetahui seberapa besar minat
konsumen terhadap konsep yang tawarkan, oleh karena itu dilakukan penyebaran kuisioner kepada responden untuk diisi sesuai dengan pendapat responden, teknik pengambilan sample yang digunakan adalah teknik judgement sampling, tim survey memilih sendiri responden yang menjadi pengguna atau pemakai balsam ini yaitu baik laki-laki maupun perempuan dewasa muda dan tua, yang berusia 20 sampai 60 tahun.
6.1.3. Kerangka Uji Konsep
Gambar 6.1 Kerangka Uji Konsep 1. Concept Statement
Concept Statement yang digunakan oleh penulis untuk produk
balsem ini adalah menggunakan jenis narrative (verbal) format dengan tujuan yaitu agar calon konsumen mengetahui kelebihan atribut yang ditawarkan oleh Tiger Balm Stik, serta differensiasi yang terdapat dalam produk Tiger Balm Stik yang tidak dimiliki oleh pesaing-pesaing lain khususnya di bidang produk obat oles berbasis balsam.
Adapun concept statement dari Tiger Balm Stik adalah sebagai berikut:
"Ada berbagai jenis produk balsam dipasaran. Tiger Balm melakukan
Konsep produk balsam dalam bentuk stik
Melakukan survei kepada konsumen
Mengkaji ulang konsep produk
Melakukan Uji Produk
Universitas Kristen Petra
inovasi pengembangan kemasan lama (botol kaca) menjadi bentuk stik dengan kelebihan pada isi yang lebih padat sehingga pemakaian lebih hemat, kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan serta harga yang lebih ekonomis. Produk Tiger Balm Stik ini ditujukan untuk segala usia dengan dikemas secara modern tanpa meninggalkan ciri khas desain yang lama yang berukuran 23 gram, sehingga mudah dibawa kemana aja.
TigerBalm-Stik ini dapat dibeli di swalayan, apotek dan supermarket terdekat di kota Anda dengan harga Rp. 9.400,-"
2. Procedure Concept Testing
Uji konsep tersebut dilakukan oleh penulis dengan cara membagikan kuisioner dengan tipe tes assessment karena, dengan pertimbangan bahwa jenis kuisioner inilah yang paling efektif bagi penulis untuk mengetahui seberapa besar animo/minat konsumen terhadap konsep yang tawarkan dari produk Tiger Balm. Adapun hasil yang telah diperoleh penulis setelah.penyebaran kuisioner ini adalah sebesar 86% dari calon konsumen menyatakan bahwa mereka bersedia untuk membeli produk Tiger Balm jika produk ini diluncurkan, dan sebesar 14% menyatakan bahwa mereka tidak bersedia untuk membeli produk ini jika diluncurkan dengan alasan bahwa mereka biasa menggunakan/memakai produk lain dengan konsep yang lama.
3. Siapa
Responden dari uji konsep ini adalah laki-laki dan perempuan yang beretnis tionghoa, pendidikan minimal SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan berusia antara 20 - 60 tahun.
4. Dimana
Disebarkan di pusat perbelanjaan dan swalayan-swalayan di kota Surabaya, contohnya seperti Pasar Atom, ITC Mall dan toko-toko obat seperti misalnya daerah Jl. Jagalan, Surabaya. Hal ini dilakukan mengingat bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang sebagian besar berpenduduk etnis tionghoa yang merupakan target pasar dari produk Tiger Balm.
5. Kapan
Penyebaran kuisioner dilakukan pada tanggal 24 November 2006 yang
Universitas Kristen Petra
jatuh pada hari Selasa, antara pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.
6. Lamanya waktu
Jangka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penyebaran kuisioner dilakukan dalam waktu 2 hari, hal ini dikarenakan karena keterbatasan waktu yang tersedia bagi penulis.
Ketentuan yang penulis tetapkan adalah jika responden diatas 70%
mengatakan tertarik dan ingin mencoba maka uji kegunaan dapat dijalankan.
Berdasarkan hasil survey uji konsep, hampir seluruh responden (86%) tertarik dan berminat untuk mencoba dan membeli Tiger Balm Stik karena nilai ekonomis dan kepraktisan dalam pengunaannya. Dari data yang diperoleh dapat di simpulkan bahwa konsep balsem Tiger Balm Stik mampu menarik minat konsumen yang ingin kepraktisan dan keekonomisan produk ini lebih dari 70% dari total responden.
6.2. Rencana Pengujian Kegunaan Produk
Pada tahap uji kegunaan produk rencana yang dilakukan oleh penulis adalah membagikan sampel produk pada konsumen dengan melakukan blind test untuk mengetahui tanggapan dan masukan untuk menyesuaikan dengan selera konsumen, setelah itu penulis mengumpulkan informasi hasil uji kegunaan produk tersebut dari konsumen melalui tanya jawab secara langsung maupun via telepon.
1. Rencana
Akan dilakukan rencana uji produk dengan menggunakan bentuk blind test, yang bertujuan untuk menentukan apakah produk tersebut sudah
dengan selera konsumen ataukah masih memiliki kekurangan, yang akan diadakan di berbagai daerah di kota Surabaya. Sampling ini dilakukan agar produsen dapat mengetahui apakah produk Tiger Balm Stik dapat diterima oleh para konsumen atau tidak. Dengan meminta pendapat masyarakat berupa saran dan kritik mengenai produk tersebut baik secara lisan maupun dengan menggunakan kuisioner uji produk untuk diisi.
2. Kapan
Dilakukan satu minggu setelah contoh produk dibuat dan disetujui oleh semua pihak.
Universitas Kristen Petra
3. Dimana
Disebarkan di daerah pusat perbelanjaan dan swalayan seperti Pasar Atum, ITC Mall, toko-toko obat di daerah Jl.Jagalan, Surabaya.
4. Evaluasi
Dengan mengetahui hasil uji produk yang dilakukan di beberapa pusat perbelanjaan di atas, diharapkan perusahaan dapat mengetahui dan mendapatkan informasi atau masukan sehubungan dengan selera konsumen.
Setelah hasil test sampling ini diterima penulis dapat mengetahui memposisikan secara tepat produk tersebut yang nantinya akan di pasarkan.
6.2.1. Tujuan dan Sasaran Pengujian Kegunaan Produk
Tujuan dari uji produk adalah mencari tahu manfaat-manfaat yang ditawarkan dari produk Tiger Balm Stik ini. Apakah sesuai dengan kebutuhan konsumen untuk mengatasi sakit, nyeri pada badan, capek-cakep, mabuk perjalanan, dll saat ini. Dan mencari tahu masalah-masalah serta kelemahan yang timbul dari penggunaan balsem tersebut dan mengevaluasi permasalahan tersebut.
6.2.2. Metode Pengujian Kegunaan Produk
Dalam pengujian kegunaan produk ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu :
a. Alpha Test, yaitu suatu pengujian yang dilakukan dilokasi produsen yang bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin masalah-masalah yang timbul dari suatu produk baru.
b. Beta Test, yaitu pengujian yang dilakukan dengan cara membuat daftar sekelompok pelanggan yang diminta untuk menggunakan prototipe dan memberikan umpan balik mengenai pengalaman penggunaan mereka. suatu pengujian jangka panjang yang dilakukan di lokasi tempat konsumen. (89%
menyatakan tidak mengalami masalah dalam tes penggunaan, 11%
menyatakan bermasalah yaitu dengan alas an masih belum terbiasa)
c. Gamma Test, yaitu suatu pengujian kegunaan produk secara lengkap yang bertujuan agar produk yang dikembangkan ini benar-benar bebas dari masalah.
Universitas Kristen Petra
Penulis pertama menggunakan metode Alpha Test dilakukan uji oleh penulis sendiri. Setelah itu penulis menggunakan metode Beta Test dengan melibatkan teman-teman dan kerabat penulis, dalam hal ini penulis mencoba mendata permasalahan yang dihadapi dalam uji beta test dan mengatasi dengan cepat permasalahan yang dihadapi. Setelah itu penulis mencoba melakukan metode Gamma Test dengan melibatkan konsumen atau orang-orang secara langsung agar tidak terdapat permasalahan mendasar dan produk siap di promosikan.
6.2.3. Kerangka Uji Kegunaan Produk
Gambar 6.2 Kerangka Uji Produk Pada tahap Alpha test:
- Menguji packaging pada produk Tiger Balm (Menguji dari segi estetik, efisiensi dalam penggunaan produk, keamanan kemasan menjaga kualitas produk, dan lain-lain).
- Mendaftarkan masalah-masalah yang timbul pada saat penggunaan packaging produk balsem Tiger Balm.
- Kemudian memperbaiki masalah-masalah yang ada pada daftar masalah.
Uji kegunaan produk
Beta test membagikan sampel
ke kerabat
Uji Pasar Masalah-masalah
yang muncul Memperbaiki
masalah Alpha test menguji produk
sendiri
Gama test membagikan sampel ke konsumen langsung
Universitas Kristen Petra
- Menguji kembali produk hingga produk tersebut tidak menimbulkan permasalahan.
Pada tahap Beta Test:
- menyebarkan kuisioner kepada orang-orang yang dianggap mewakili khalayak sasaran produk ini.
- Mendata permasalahan yang di sampaikan.
- Mengatasi permasalahan yang di hadapi dalam metode uji beta test
- Mendeteksi manfaat yang dirasakan dengan menghubunginya dalam beberapa hari kemudian.
Pada tahap Gamma Test:
- Menyebarkan sampel dan meminta keterangan sekaligus nomor telpon yang dapat dihubungi selanjutnya kepada pemakai sampel yang memenuhi syarat dalam penyebaran sampel.
- Mendata nomor telpon pengguna sampel yang menerima sampel produk.
- Menghubungi orang-orang tersebut dan menanyakan pertanyaan sehari setelah penyebaran sampel. Dengan mengajukan pertanyaan mengenai masalah yang dihadapi dalam menggunakan Tiger Balm Stik.
- Mengevaluasi masalah-masalah yang didapatkan dari hasil wawancara secara langsung maupun via telepon dengan orang-orang yang menggunakan Tiger Balm Stik tersebut. Dari hasil uji kegunaan produk ini diharapkan pihak produsen Tiger Balm Stik mampu menyempurnakan produk sebelum di- launching ke pasar.
- Memperbaiki masalah-masalah yang ada pada daftar masalah.
Dalam hal ini penulis tidak melakukan Gamma Test, karena faktor biaya yang cukup besar serta waktu yang cukup terbatas.
6.3. Rencana Pengujian Pasar
Rencana Pengujian pemasaran merupakan tahap pengembangan produk yang dirancang untuk mengukur reaksi konsumen terhadap program pemasaran perusahaan di daerah pasar tertentu. Apakah konsumen selalu membeli produk pada penyalur. Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan masalah tersebut didasarkan pada faktor ketidakpastian, yaitu seberapa jauh produk baru itu akan
Universitas Kristen Petra
diterima atau diakui oleh konsumen.
Pengujian pemasaran ini sering dilakukan apabila produk baru tersebut sangat berbeda dari produk yang ada dan perusahaan tidak mengetahui bagaimana mempromosikannya. Selain itu perusahaan juga belum mengetahui apakah konsumen bersedia membeli (Swastha dan Irawan, 2002, p. 212).
6.3.1.Tujuan dan Sasaran Pengujian Pasar
Metode Controlled Test Marketing tersebut diatas sebagai dasar untuk mencapai tujuan dan bahan dalam pengujian pemasarannya, antara lain:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan atau mengetahui lebih dalam tentang potensi penjualan produk.
2. Dipakai sebagai tes pendahuluan terhadap alternatif rencana pemasarannya.
3. Memberikan kemungkinan bagi perusahaan untuk menemukan kesalahan- kesalahan yang terjadi pada tahap-tahap sebelumnya.
4. Untuk memahami lebih jauh mengenai berbagai segmen yang ada dalam pasar.
5. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat awareness masyarakat terhadap produk Tiger Balm Stik.
6. Untuk mengetahui bentuk saluran distribusi, pemasaran dan kemampuan produksi yang baik agar dapat bersaing dengan merek-merek lain yang kemudian selanjutnya menjadi sasaran produk Tiger Balm Stik.
6.3.2. Metode Pengujian Pasar
Ada beberapa metode pengujian pasar yang dikemukakan oleh Kotler (2000, p. 396) yaitu :
a. Penelitian gelombang penjualan (Sales Wave Research)
Yaitu pertama-tama memberikan produk secara gratis kemudian menawarkan kembali produk tersebut dengan harga yang sedikit diturunkan, hingga penawaran dilakukan berulang-ulang tiga sampai lima kali. Setelah itu mencatat berapa banyak konsumen yang melakukan pembelian ulang pada produk perusahaan itu lagi dan laporan tingkat kepuasan mereka.
Universitas Kristen Petra
b. Pengujian pasar dengan simulasi (Simulated Test Marketing)
Yaitu pengujian pasar yang dilakukan dengan cara melakukan simulasi pasar tentang perilaku pembelian produk kepada pembeli potensial.
Tahap-tahap simulasi:
- menanyakan konsumen tentang produk.
- menunjukan iklan.
- memberi uang untuk dibelanjakan.
- me-review barang yang dibelanjakan oleh konsumen.
- jika tidak membeli produk yang ditawarkan maka konsumen akan mendapatkan sampling.
- melihat sikap konsumen terhadap produk.
c. Uji pemasaran terkendali (Controlled Test Marketing)
Yaitu pengujian pasar yang dilakukan dengan mengharuskan distributor melakukan pembelian terhadap suatu produk, yang kemudian dilakukan pengawasan terhadap pembelian konsumen. Metode ini menggunakan tenaga penjual yang dilengkapi dengan produk yang sudah jadi dan alat penjualan yang diperlukan seperti katalog produk.
Adapun metode yang penulis gunakan untuk market testing dari produk Tiger Balm adalah dengan menggunakan tipe Controlled Test Marketing. Yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Kota yang akan di tes
Tes akan dilakukan di Surabaya, dengan cara melihat Unit sales yang mampu dijual oleh penjual distributor yang berdomisili di Surabaya, seperti Pasar Atum, toko obat daerah Jagalan, Giant, Hypermart, Carrefour, Alfa, Hero, Papaya, Bonnet, Sinar Bintaro dengan pertimbangan bahwa di pusat perbelanjaan diatas diperkirakan memiliki jumlah omzet yang besar.
2. Lamanya waktu pengujian
Lamanya waktu pengujian adalah selama satu bulan, dengan harapan bahwa dalam tiga bulan mendatang dapat diketahui siklus pembelian produk Tiger Balm Stik.
3. Mengumpulkan data
Data yang dibutuhkan untuk tes pemasaran adalah data yang berhubungan
Universitas Kristen Petra
dengan penjualan pada tingkat eceran, data tentang karakteristik konsumen, data tentang sikap pembeli. Data-data tersebut akan dikumpulkan dengan melakukan wawancara dengan penjual produk Tiger Balm Stik.
4. Menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan setelah mengadakan tes.
Tes dilakukan dengan menyeleksi toko atau swalayan yang menjadi distributor maupun outlet untuk memasarkan produk balsem kemudian menempatkan produk Tiger Balm Stik pada rak-rak, tempat display barang apakah mempengaruhi hasil penjualan melalui tingkat pembelian kembali (repeat purchase) produk oleh konsumen menjadi meningkat atau menurun dari target
penjualan, sehingga saluran distribusi yang digunakan tepat sasaran.
Tolak ukur dari pengujian pasar adalah tingkat coba-coba dan tingkat pembelian ulang. Dari kedua kriteria tersebut terdapat empat kemungkinan seperti tabel berikut :
Tingkat coba-coba
Tingkat Pembelian Ulang
Tindakan
Tinggi Tinggi Komersialisasi produk tersebut Tinggi Rendah Rancang kembali atau tinggalkan
Rendah Tinggi Tingkatkan periklanan dan promosi penjualan Rendah Rendah Tinggalkan produk tersebut
Tabel 6.1 Tabel Alternatif Setelah Pengujian
Sumber : Manajemen Pemasaran Modern (2002), (Swastha & Irawan, 2005, p.
215)
Universitas Kristen Petra
6.3.3. Kerangka Uji Pasar
Gambar 6.3 Kerangka Uji Pasar
Komersialisasi
Komersialisasi adalah proses memperkenalkan produk baru kepada para penyalur dan kemudian kepada pembeli akhir dari produk tersebut.
Adapun tujuan dari tahap komersialisasi ini seperti yang telah diuraikan dalam buku Manajemen Pemasaran Modern (Swastha dan Irawan, 2002, p. 215) antara lain:
1. Mencari penyalur yang bersedia menyalurkan beserta memelihara sejumlah persediaan dari produk tersebut.
2. Menawarkan kepada beberapa penyalur dengan memberikan bonus-bonus setiap pembelian kelipatan 5 karton.
3. Membujuk konsumen akhir untuk bersedia membeli produk tersebut.
Memasarkan produk dengan harga special atau potongan harga sebesar 10%.
Uji pasar
Controlled Test Marketing by minimarket
Hasil uji pasar
Tingkat coba-coba : tinggi Tingkat beli ulang : tinggi
Tingkat coba-coba : tinggi Tingkat beli ulang : rendah
Tingkat coba-coba : rendah Tingkat beli ulang : tinggi
Tingkat coba-coba : rendah Tingkat beli ulang : rendah
Komersialisasi
Rancang kembali / tinggalkan
Tingkatkan periklanan&promosi
Tinggalkan produk tersebut
Universitas Kristen Petra
Dengan mengetahui hasil uji produk hingga uji pasar diatas, maka diharapkan dapat diketahui kelebihan dan kelemahan produk dan dapat diperbaiki sehingga produk akan benar-benar siap untuk di komersialisasikan di pasar.
Komersialisasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode promosi media lini atas (Above The Line), yaitu pemasangan iklan di surat kabar, majalah kesehatan dan siaran radio. Tahap ini akan dilakukan ketika semua persiapan dalam pengembangan produk telah selesai.