• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDUGAAN POTENSI KARBON JENIS-JENIS TANAMAN BERKAYU DI PEKARANGAN DESA TEGALWARU, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR MAULANA MUSTHOFA RASYIID GUNAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENDUGAAN POTENSI KARBON JENIS-JENIS TANAMAN BERKAYU DI PEKARANGAN DESA TEGALWARU, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR MAULANA MUSTHOFA RASYIID GUNAWAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENDUGAAN POTENSI KARBON JENIS-JENIS TANAMAN BERKAYU DI PEKARANGAN DESA TEGALWARU,

KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

MAULANA MUSTHOFA RASYIID GUNAWAN

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2016

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK

CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Potensi Karbon Jenis-Jenis Tanaman Berkayu Di Pekarangan Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2016 Maulana Musthofa Rasyiid Gunawan NIM E44120033

(4)

ABSTRAK

MAULANA MUSTHOFA RASYIID GUNAWAN. Pendugaan Potensi Karbon Jenis-Jenis Tanaman Berkayu Di Pekarangan Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh NURHENI WIJAYANTO.

Isu lingkungan yang terkait dengan kehutanan adalah terjadinya pemanasan global. Cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca adalah dengan adaptasi dan mitigasi. Salah satu contoh upaya mitigasi adalah agroforestri. Salah satu bentuk sistem agroforestri yang terdapat di masyarakat adalah pekarangan. Pekarangan merupakan suatu sistem penggunan lahan yang terletak di sekitar tempat tinggal.

Penelitian ini bertujuan untuk menduga total potensi simpanan karbon yang terdapat pada seluruh jenis tanaman berkayu di pekarangan Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Penelitian ini adalah metode alometrik.

Penelitian dilakukan di 30 pekarangan Desa Tegalwaru yang dipilih secara acak.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 31 jenis tanaman berkayu. Tanaman yang mendominasi, yaitu: rambutan (Nephelium lappaceum), jambu air (Syzygium aqueum), mangga (Mangifera indica), dan nangka (Artocarpus heterophyllus).

Jumlah total biomassa dan kandungan karbon untuk tanaman berkayu di pekarangan Desa Tegalwaru sebesar 14.98 ton ha-1 dan 7.04 ton ha-1. Stok karbon tersebut masuk dalam kategori stok karbon rendah.

Kata kunci: alometrik, Desa Tegalwaru, pekarangan, potensi karbon, tanaman berkayu

ABSTRACT

MAULANA MUSTHOFA RASYIID GUNAWAN. Estimate Carbon Potential In Woody Plant At Home Garden Tegalwaru Village, Ciampea Sub districts, Bogor District. Supervised by NURHENI WIJAYANTO.

Global warming is an environmental issue that related to the forestry. The strategy to reduce greenhouse gases emissions can be done by mitigation and adaptation. Agroforestry is one of excellent step for mitigation. One example of agroforestry form is home garden. Home garden is a system of land use which is located around the home. This research aims to estimate total carbon stock potential in all of kinds of woody plants in home garden at Tegalwaru Village, Ciampea, Bogor. This research use allometric method. The study was conducted in 30 home gardens of Tegalwaru Village selected by randomly. The results showed that there were 31 species of woody plants. Plants that dominates, namely: rambutans (Nephelium lappaceum), rose apple (Syzygium aqueum), mango (Mangifera indica), and jackfruit (Artocarpus heterophyllus). The total amount of biomass and carbon stocks for woody plants there is 14.98 ton ha-1 and 7.04 ton ha-1. Carbon stocks in woody plants at home garden of Tegalwaru Village is low carbon stocks.

Keywords: allometric, carbon potential, home garden, Tegalwaru Village, woody plants

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

PENDUGAAN POTENSI KARBON JENIS-JENIS TANAMAN BERKAYU DI PEKARANGAN DESA TEGALWARU,

KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

MAULANA MUSTHOFA RASYIID GUNAWAN

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2016

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2016 ialah agroforestri, dengan judul Pendugaan Potensi Karbon Jenis- Jenis Tanaman Berkayu Di Pekarangan Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak, Ummi, dik Aza, dik Salsa, dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan serta motivasi, baik secara moril maupun finansial. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan sabar sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima Kasih kepada Dr Ir Lukman Mohammad Baga, MAec yang telah menjadi mentor selama penulis kuliah di IPB. Terima kasih kepada Prima, Wafi, Fajar, Haekal, Farras, Fauzan, Alfan, Marvie, Haris, Heri, Achmad, Eki, Zaky, dan Jauhari yang telah menyemangati dalam suka ataupun duka. Terima kasih kepada Yesi, Kareena, dan Alin yang telah berjuang bersama dalam satu bimbingan. Terima kasih kepada Faaruq, Yuda, Yamin, Mukid, Maulana, Baskoro Olga, dan Okta yang telah membantu dalam penelitian. Terima kasih kepada Bidik Misi yang telah memberikan beasiswa selama penulis kuliah. Terima kasih kepada pemerintah Desa Tegalwaru yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih kepada seluruh teman-teman Silvikultur angkatan 49, Dramaga Learning Center, rumah pintar, dan juga seluruh teman- teman di IPB yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2016

Maulana Musthofa Rasyiid Gunawan

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Alat dan Bahan 2

Prosedur Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Kondisi Umum Desa Tegalwaru 5

Jenis-Jenis Tanaman di Pekarangan 6

Kandungan Biomassa dan Karbon di Pekarangan 8

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 13

RIWAYAT HIDUP 14

(10)

DAFTAR TABEL

1 Rumus pengolahan data 3

2 Berat jenis tanaman 4

3 Konstanta pohon 5

4 Rumus konversi biomassa 5

5 Hasil inventarisasi jenis tanaman berkayu di pekarangan 7 6 Hasil analisis data inventarisasi semua jenis tanaman berkayu 9

DAFTAR GAMBAR

1 Peta Desa Tegalwaru 6

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil perhitungan analisis vegetasi tanaman berkayu 13

(11)

1

PENDAHULUAN

Isu lingkungan yang terkait dengan kehutanan yang sampai saat ini masih marak dibahas adalah terjadinya pemanasan global. Emisi gas rumah kaca meningkat menyebabkan terjadinya pemanasan global (Manahan 2000).

Menurut Hairiah dan Rahayu (2007) karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu komponen gas rumah kaca yang berperan sebagai perangkap panas di atmosfer, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim Informasi mengenai kandungan karbon (C) diperlukan untuk merancang strategi menanggulangi pemanasan global.

Cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca adalah dengan adaptasi dan mitigasi. Adaptasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim yang sudah atau mungkin akan terjadi. Mitigasi adalah upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan sumber penyebab terjadinya pemanasan global (Heriansyah 2005). Salah satu contoh mitigasi adalah agroforestri. Kontribusi agroforestri terhadap upaya mitigasi gas rumah kaca di udara cukup besar melalui banyaknya karbon yang tersimpan dalam sistem tersebut (Hairiah dan Rahayu 2007;

Lestari dan Pramono 2014). Besarnya karbon yang tersimpan pada sistem agroforestri tidak bisa sebanyak hutan alam, namun masih jauh lebih banyak dari pada sistem pertanian monokultur. Hal yang terpenting adalah agroforestri dapat memperkecil ancaman terjadinya alih fungsi lahan di masa yang akan datang.

Salah satu bentuk sistem agroforestri yang terdapat di masyarakat adalah pekarangan. Pekarangan merupakan suatu sistem penggunan lahan yang terletak sekitar tempat tinggal (Arifin 2010). Salah satu fungsi pekarangan yaitu terkait kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca, yakni sebagai siklus karbon dan yang kedua sebagai penyimpan karbon (Arifin et al. 2009). Penelitian mengenai simpanan karbon pada sistem agroforestri khususnya pekarangan masih sedikit dilakukan, padahal dapat memberikan informasi dalam simpanan karbon dan upaya mitigasi pemanasan global.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian pengukuran terhadap jumlah karbon yang tersimpan pada sistem agroforestri terutama pekarangan.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja jenis tanaman berkayu yang terdapat di pekarangan Desa Tegalwaru?

2. Berapakah jumlah total biomassa dari jenis-jenis tanaman berkayu yang ada di pekarangan?

3. Berapakah jumlah total potensi simpanan karbon dari jenis-jenis tanaman berkayu yang ada di pekarangan?

(12)

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menduga jumlah total biomassa dan kandungan simpanan karbon dari seluruh jenis tanaman berkayu pada sistem agroforestri berbentuk pekarangan di Desa Tegalwaru.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi simpanan karbon di pekarangan. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan di Desa Tegalwaru.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Kegiatan pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016. Kegiatan pengolahan data dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2016.

Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman berkayu mulai dari diameter di atas 5 cm. Beberapa alat yang dipakai dalam penelitian antara lain peta, tally sheet, alat tulis, meteran jahit, walking stick, parang, dan tali raffia serta mengunakan perangkat lunak (software) Microsoft Excel.

Prosedur Percobaan Penentuan sampel

Pemilihan sampel memperhatikan kondisi rata-rata tanaman berkayu di pekarangan. Orientasi lapang secara lengkap dan pengumpulan data kepemilikan dan riwayat pengelolaan pekarangan kepada pemilik untuk menentukan sampel. Pengukuran pekarangan yang terpilih dilakukan secara acak dan tersebar pada 30 unit sampel pekarangan di Desa Tegalwaru.

Masing-masing unit sampel diambil identitas pemilik (nama pemilik lahan, luas lahan, lokasi, dan jenis tanaman berkayu) (ARuPA 2014).

(13)

3 Pengamatan di pekarangan

Pengamatan dilakukan di pekarangan adalah pengumpulan data luas, pencatatan semua jenis tanaman berkayu, perhitungan jumlah tanaman berkayu di setiap petak ukur, pengukuran diameter tanaman berkayu, dan tinggi tanaman berkayu (Purwanto 2012).

Metode pengumpulan data biomassa pohon

Pengumpulan data dilakukan secara sensus terhadap semua jenis tanaman berkayu yang memiliki diameter ≥ 5 cm. Data biomassa tegakan pohon yang diamati adalah diameter dan tinggi total. Data pendukung yang perlu dicatat adalah nomor pohon, nama jenis pohon, dan informasi lahan.

Prosedur Analisis Data

Perhitungan biomassa dan karbon pohon pada pekarangan Tabel 1 Rumus pengolahan data

No Item Rumus Sumber

1 Luas Bidang Dasar (LBDS) 𝐿𝐵𝐷𝑠 = 𝜋 × 𝐷2

4 Indriyanto 2006

2

Biomassa setiap jenis pohon bercabang yang belum tersedia persamaan allometrik

𝑌 = 0.11 × 𝜌 × 𝐷2+𝑐 Katterings et al. 2001

3

Biomassa setiap jenis pohon bercabang yang sudah tersedia persamaan allometrik

𝑌 = 𝑎 × 𝐷𝑏 Sutaryo 2009

4 Jumlah total karbon tegakan

keseluruhan Ctots = ∑ Cs ARuPA 2014

5 Karbon Tegakan keseluruhan Cs=0.47× Ys BSN 2011

6 Biomassa jenis lainnya Bt = 0.0219(D2.H)1,0102 ARuPA 2014

7 Kerapatan Individu 𝐾 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ Indriyanto 2006

8 Kerapatan Relatif 𝐾𝑅 =

𝐾

𝐾 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑋 100% Indriyanto 2006

9 Frekuensi 𝐹 =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 Indriyanto 2006

10 Frekuensi relatif 𝐹𝑅 =

𝐹

𝐹 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑋 100% Indriyanto 2006

11 Dominasi 𝐷 =

𝐿𝐵𝐷𝑆 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ Indriyanto 2006

12 Dominasi Relatif 𝐷𝑅 = 𝐷

𝐷 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑋 100% Indriyanto 2006 13 Indeks Nilai Penting 𝐼𝑁𝑃 = 𝐾𝑅 + 𝐹𝑅 + 𝐷𝑅 Indriyanto 2006

(14)

4

Tahapan analisis data dilakukan dengan cara mengetahui komposisi tanaman di pekarangan, menghitung biomassa tanaman berkayu, dan menghitung karbon tanaman berkayu. Komposisi jenis diketahui dengan menghitung kerapatan tanaman berkayu, frekuensi tanaman berkayu, dominasi, dan INP. Potensi biomassa tanaman berkayu yang ada pada pekarangan diduga menggunakan persamaan alometrik yang sudah ada sebelumnya. Rumus-rumus yang digunakan terdapat pada Tabel 1. Jika persamaan alometrik tidak ada maka mengunakan persamaan alometrik pada Tabel 1 nomor 2 dan untuk berat jenis terdapat pada Tabel 2.

Jika mengunakan nilai volume maka harus dikonversi menjadi nilai biomassa pohon. Beberapa nilai konstanta untuk penghitungan biomassa dengan rumus alometrik yang sudah diketahui pada Tabel 3 (Balitbanghut 2013).

Keterangan di Tabel 1:

LBDS = Luas bidang dasar

Y = Biomassa tegakan (kg/pohon) A = Konstanta a

b = Konstanta b

Ctots = Karbon total tanaman ..keseluruhan (ton ha-1) Cs = Karbon tanaman keseluruhan ..(kg ha-1) D = Diameter

H = Tinggi total K = Kerapatan individu KR = Kerapatan relatif F = Frekuensi FR = Frekuensi relatif D = Dominasi DR = Dominasi relatif INP = Indeks Nilai Penting

Tabel 2 Berat jenis tanaman berkayu (Seng 1990)

No Jenis Tanaman Nama Latin Jenis BJ (g cm-3)

1 Mangga Mangifera indica 0.64...

2 Rambutan Nephelium lappaceum 0.91...

3 Jambu biji Psidium guajava 0.75...

4 Petai cina Leucaena glauca 0.82...

5 Sawo Manilkara kauki 1.03...

6 Bunga kamboja Plumeria rubra 0.63...

7 Belimbing Averrhoa bilimbi 0.52...

8 Petai Parkia speciosa 0.45...

9 Nangka Artocarpus heterophyllus 0.61...

10 Jambu air Syzygium aqueum 0.84...

11 Sirsak Annona muricata 0.36...

12 Durian Durio zibethinus 0.57...

13 Duku Lansium domesticum 0.85...

14 Kapuk Ceiba pentandra 0.47...

15 Sukun Artocarpus altilis 0.54...

16 Trembesi Samanea saman 0.61...

(15)

5

Konversi data biomassa total tanaman berkayu ke dalam ton ha-1

Perhitungan konversi data biomassa total ke dalam ton/ha dapat menggunakan persamaan yang sudah dikembangkan oleh ARuPA (2014).

Persamaan yang dipakai terdapat pada Tabel 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Desa Tegalwaru

Desa Tegalwaru terletak pada 106°42'04.3" - 106°41'26.9” Bujur Timur dan 6°33'53.3" - 6°34'39.4" Lintang Selatan. Desa Tegalwaru secara administrasi terletak di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Desa Tegalwaru berbatasan dengan desa lainnya. Batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Bojong Jengkol. Batas selatan berbatasan dengan Desa Cinangka. Batas barat berbatasan dengan Desa Bojong Rangkas dan Desa Cicadas. Batas timur berbatasan dengan Desa Bojong Jengkol. Peta Desa Tegalwaru terdapat pada Gambar 1. Desa Tegalwaru mempunyai penduduk sejumlah 13 254 jiwa yang terbagi dalam tiga dusun. Desa Tegalwaru terdiri dari tiga dusun, yaitu: Dusun Tegalwaru, Dusun Cikarawang, Dusun Ciampea Hilir (Desa Tegalwaru 2015).

Desa Tegalwaru berada dalam ketinggian 200 - 500 mdpl. Keadaan topografinya berbukit-bukit kecil. Suhu di Desa Tegalwaru berkisar antara 25 - 35 0C. Desa Tegalwaru memiliki tanah yang subur, kondisi tersebut dimanfaatkan oleh penduduk. Penduduk sebagian besar berprofesi pada Tabel 4 Rumus Konversi biomassa (ARuPA 2014)

No Item Rumus

1 Total Biomassa pada seluruh plot (ton) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1 000 𝑘𝑔 2 Total Biomassa (per plot) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑡𝑜𝑛)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑙𝑜𝑡 3 Total Biomassa (per ha)

𝐵𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑙𝑜𝑡) × 10 000 𝑚 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑙𝑜𝑡

Tabel 3 Konstanta pohon (Balitbanghut 2013)

Jenis Tanaman Nama Latin Jenis a b

Puspa Schima wallichi i 0.4590 1.3640

Akasia Acacia mangium 0.1990 2.1480

Sonokeling Dalbergia latifolia 0.7458 0.6394

Gmelina Gmelina arborea 0.0600 0.8800

Pinus Pinus merkusii 0.0936 2.4323

Meranti Shorea laprosula 0.0320 2.7808

Mahoni Switenia mahagoni 0.9030 0.6840

Jati Tectona grandis 0.0540 2.5790

(16)

6

bidang pertanian. Peruntukan lahan juga sebagian besar untuk pertanian.

Sekitar 220 ha dipergunakan untuk persawahan. Luas lahan yang digunakan untuk pemukiman seluas 80.5 ha (Desa Tegalwaru 2015). Pekarangan berada dalam luasan tanah yang dijadikan pemukiman, karena pekarangan merupakan merupakan taman rumah, halaman rumah, dan ruang terbuka di sekeliling rumah. Penduduk sebagian besar memiliki pekarangan.

Pekarangan di Desa Tegalwaru sebagian besar dimiliki oleh penduduk yang rumahnya berada tidak di pinggir jalan utama desa. Pekarangan menurut Sopiah (2006) dan Galhena et al. (2013) pada umumnya ditanami oleh tanaman hortikultur, tanaman kehutanan, tanaman perkebunan, tanaman pagar tanaman hias, tanaman berkhasiat obat, dan tanaman sayur- sayuran. Pernyataan tersebut sesuai kondisi pekarangan yang berada di Desa Tegalwaru. Tanaman yang terdapat di pekarangan juga dikombinasikan dengan ternak, seperti ayam, bebek, sapi, dan kambing milik penduduk.

Penduduk memiliki pekarangan pada umumnya untuk menjaga suasana rumah agar asri, tempat bersosialisasi dengan warga lain, dan mendapatkan hasil pangan dari tanaman. Hal tersebut sesuai dengan fungsi pekarangan menurut Sopiah (2006) dan Arifin et al. (2009).

Pekarangan di Desa Tegalwaru memiliki berbagai luasan, dari kecil hingga besar. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 tahun 2008 pekarangan kecil merupakan pekarangan yang luasnya kurang dari 200 m2, pekarangan sedang memiliki luas antara 200 m2 hingga 500 m2, pekarangan besar memiliki luas lebih dari 500 m2.

Jenis-Jenis Tanaman Berkayu di Pekarangan

Penelitian ini dilakukan di 30 pekarangan milik penduduk Desa Tegalwaru. Pekarangan dipilih dari berbagai luasan pekarangan mulai dari 45 m2 sampai 8 000 m2. Hasil dari pengamatan terdapat pada Tabel 5. Pola

Gambar 1. Peta Desa Tegalwaru

106041’30E 106042’0E 106042’30E

6033’30E

6034’0E

6035’0E 6034’30E

Desa Bojong Jengkol Desa Bojong Rangkas

Desa Cicadas

Desa Bojong Jengkol

(17)

7

Tabel 5 Hasil inventarisasi jenis tanaman berkayu di pekarangan

No Pola penanaman

Luas lahan (m2)

Jenis tanaman

Jumlah pohon (individu)

1 Menyebar 163 Mangga, coklat, rambutan 4...

2 Menyebar 1460 Mangga, jambu biji, rambutan, petai

cina, sawo 16...

3 Menyebar 120 Rambutan 3...

4 Menyebar 150 Jambu biji, bunga kamboja, belimbing 6...

5 Menyebar 370 Jeruk, nangka, petai, namnam,

belimbing, rambutan, melinjo 11...

6 Menyebar 100 Jambu air, jambu biji, mengkudu 4...

7 Menyebar 200 Mangga, kelengkeng 3...

8 Menyebar 225 Mangga, rambutan 4...

9 Menyebar 120 Jambu monyet, jeruk bali, 3...

10 Menyebar 150 Jambu air, nangka, belimbing, mangga,

rambutan 8...

11 Menyebar 200 Rambutan 2...

12 Menyebar 100 Jeruk, rambutan, jambu biji, jambu

monyet, jambu air, sirsak 7...

13 Menyebar 300 Jambu air 2...

14 Menyebar 100 Mangga, nangka 2...

15 Mengelompok 240 Rambutan, nangka 11...

16 Menyebar 600 Rambutan, mangga 3...

17 Menyebar 720 Belimbing, jambu biji, rambutan,

gmelina, petai cina 9...

18 Menyebar 420 Rambutan, nangka 3...

19 Menyebar 400 Nangka 1...

20 Menyebar 45 Mangga 1...

21 Menyebar 400 Pala, rambutan 3...

22 Menyebar 250 Jambu air, jambu biji 3...

23 Menyebar 250 Durian, jambu biji 2...

24 Menyebar 450 Jambu biji, mangga, nangka, rambutan 5...

25 Menyebar 210 Jambu biji, duku 3...

26 Menyebar 150 Rambutan, durian, nangka, jati 11...

27 Menyebar 8000 Mengkudu, sirsak, kelor, sukun,

trembesi, alpokat, kapuk, belimbing 15...

28 Menyebar 100 Kersen, petai cina 4...

29 Menyebar 100 Jeruk , jambu air, mangga 9...

30 Menyebar 2500 Kamboja, sawo duren, jambu air,

mangga 21...

penanaman pada pekarangan tersebut sebagian besar secara menyebar, namun ada juga yang secara mengelompok.

Sistem penanaman dilakukan secara agroforestri dengan cara menggabungkan antara tanaman berkayu dengan tanaman lain atau tumbuhan bawah. Namun pada penelitian ini hanya diambil data tanaman berkayu dari tingkat pancang yang memiliki diameter ≥ 5 cm sampai pohon.

Pekarangan di Desa Tegalwaru rata-rata memiliki tanaman berkayu dari

(18)

8

tingkat pancang sampai pohon berjumlah 6 tanaman pada setiap pekarangan, dengan luas rata-rata di setiap pekarangan 611 m2.

Pada Tabel 6 diketahui bahwa terdapat 31 jenis tanaman berkayu.

Jenis-jenis tanaman berkayu yang terdapat di pekarangan Desa Tegalwaru disajikan pada Tabel 6. Jenis tanaman yang paling dominan di pekarangan Desa Tegalwaru diketahui dengan menghitung nilai INP suatu jenis (Indriyanto 2006). Hasil analisis vegetasi terdapat pada Lampiran 1.

Pemilihan jenis tanaman pada pekarangan Desa Tegalwaru sesuai dengan pernyataan Irwan (2015), yaitu dipengaruhi oleh tingkat kesukaan dari pemilik lahan, nilai ekonomi, serta kemudahan mendapatkan bibit.

Jenis tanaman kehutanan seperti jati dan gmelina yang tumbuh di lahan pekarangan relatif sedikit. Hal itu karena jenis tanaman kehutanan sebagian besar ditanam dan tumbuh di hutan rakyat Desa Tegalwaru. Pekarangan di Desa Tegalwaru sebagian besar hanya berada di depan rumah. Menurut Arifin et al. (2009) pekarangan yang berada di halaman depan pada umumnya merupakan lahan untuk menanam tanaman hias dan tanaman buah.

Kandungan Biomassa dan Karbon di Pekarangan Desa Tegalwaru Tabel 6 merupakan hasil analisis data hasil inventarisasi pekarangan di Desa Tegalwaru dari 30 responden. Hasil yang diperoleh adalah rekapitulasi jumlah pohon, biomassa per hektar dan karbon per hektar untuk masing-masing jenis.

Jumlah total biomassa pada pekarangan Desa Tegalwaru sebesar 14.98 ton ha-1. Jumlah total biomassa per jenis terdapat pada Tabel 6. Jenis rambutan mengandung biomassa sebesar 5.57373 ton ha-1. Jenis mangga mengandung biomassa sebesar 2.71638 ton ha-1. Jenis nangka mengandung biomassa sebesar 2.60437 ton ha-1. Jenis jati mengandung biomassa sebesar 0.02573 ton ha-1, dan jenis-jenis lainnya (Tabel 6).

Karbon merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam biomassa.

Karbon ditaksir sekitar 0.47 dari kandungan biomassa pada suatu tanaman (BSN 2011). Penelitian ini didapatkan hasil jumlah total simpanan karbon tanaman berkayu di pekarangan Desa Tegalwaru sebesar 7.04 ton ha-1.

Jenis rambutan menjadi jenis tanaman yang paling banyak ada di pekarangan Desa Tegalwaru. Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa baik simpanan biomassa dan simpanan karbon untuk jenis-jenis tanaman berkayu yang tumbuh di pekarangan Desa Tegalwaru yang tertinggi adalah jenis rambutan.

Hasil di atas sesuai dengan kondisi yang ada di pekarangan.

Penduduk Desa Tegalwaru lebih suka mengembangkan jenis tanaman rambutan dibanding jenis lain. Penduduk juga memanfaatkan buah rambutan untuk dikonsumsi atau dijual.

Bappenas (2010) membagi 3 kriteria simpanan karbon. Stok karbon tinggi (> 100 ton C ha-1), stok karbon sedang (35 – 100 ton C ha-1), dan stok karbon rendah (< 35 ton C ha-1).

(19)

9

Tabel 6 Hasil analisis data inventarisasi semua jenis tanaman berkayu

No Jenis

tanaman Nama Latin

Jumlah tanaman (individu)

INP (%)

Biomassa per ha (ton ha -1)

Karbon per ha (ton ha -1) 1 Mangga Mangifera indica 19.... 38.34 2.71638. . 1.276701...

2 Cokelat Theobroma

cacao. 1.... 1.63 0.00187. . 0.000876...

3 Rambutan Nephelium

appaceum 35.... 59.97 5.57373. . 2.619651...

4 Jambu biji Psidium guajava 16.... 22.48 0.53293. . 0.250475...

5 petai cina Leucaena glauca 4.... 6.91 0.23987. . 0.112739...

6 Sawo Manilkara kauki 1.... 1.67 0.01055. . 0.004958...

7 Bunga

kamboja Plumeria rubra

6.... 5.84 0.02888. . 0.013575...

8 Petai Parkia speciose 1.... 2.40 0.07724. . 0.036305...

9 Jeruk Citrus aurantium 9.... 10.52 0.12988. . 0.061044...

10 Nangka Artocarpus.heter

ophyllus 19.... 35.67 2.60437. . 1.224222...

11 Namnam Cynometra

cauliflora 2.... 2.23 0.00188. . 0.000844...

12 Melinjo Gnetum gnemon 1.... 1.71 0.00347. . 0.001631...

13 Jambu air Syzygium aqueum 21.... 26.60 1.20833. . 0.568152...

14 Mengkudu Morinda citrifolia 2.... 4.20 0.04939. . 0.023214...

15 Kelengkeng Dimocarpus

longan 2.... 2.31 0.00595. . 0.002796...

16 Jambu monyet

Anacardium

.occidentale 3.... 4.69 0.03751. . 0.017629...

17 Jeruk bali Citrus maxima 1.... 2.03 0.01652. . 0.007764...

18 Gmelina Gmelina arborea 3.... 5.72 0.00001. . 0.000003...

19 Sirsak Annona muricata 2.... 3.65 0.02736. . 0.012858...

20 Pala Myristica

fragrans 2.... 5.78 0.28890. . 0.135782...

21 Durian Durio zibethinus 2.... 4.77 0.19170. . 0.090099...

22 Jati Tectona grandis 2.... 2.29 0.02573. . 0.012093...

23 Duku Lansium

domesticum 1.... 3.51 0.44936. . 0. 211198...

24 Kelor Moringa oleifera 3.... 4.34 0.06119. . 0.028761...

25 Sukun Artocarpus altilis 1.... 2.09 0.05090. . 0.023923...

26 Trembesi Samanea saman 6.... 6.99 0.27415. . 0.128850...

27 Kapuk Ceiba pentandra 1.... 2.27 0.06509. . 0.030590...

28 Kersen Muntingia

calabura 2.... 2.32 0.00620. . 0.002914...

29 Sawo duren Chrysophyllum

cainito 3.... 3.26 0.02811. . 0.013213...

30 Belimbing Averrhoa bilimbi 7.... 11.48 0.24429. . 0.114816...

31 Alpukat Persea

americana 1.... 12.35 0.02644. . 0.012425...

Total 179.... 300.00 14.98... . 7.04...

Rata-Rata 0.48. ... 0.23...

(20)

10

Berdasarkan hasil analisa data inventarisasi yang dilakukan di pekarangan Desa Tegalwaru menunjukkan bahwa stok karbon tanaman berkayu di pekarangan Desa Tegalwaru termasuk dalam kategori stok karbon rendah.

Rendahnya nilai simpanan karbon ini cukup wajar karena simpanan karbon yang dihitung dalam penelitian masih belum lengkap. Komponen biomassa yang dihitung hanya dari bagian atas permukaan tanah yaitu tanaman berkayu ukuran diameter batang ≥ 5 cm, dan berfokus tanaman yang masih hidup. Sementara menurut Balitbanghut (2010) menjelaskan bahwa 5 sumber karbon yang harus diukur di dalam ekosistem hutan, yaitu 1) biomassa di atas tanah (above ground biomass), 2) biomassa di bawah tanah (below ground biomass), 3) pohon yang mati (dead wood), 4) serasah (litter), dan 5) tanah (soil).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pekarangan di Desa Tegalwaru terdiri dari 31 jenis tanaman berkayu.

Jenis tanaman yang mendominasi adalah tanaman rambutan, tanaman mangga, dan tanaman nangka. Tanaman berkayu yang memiliki diameter ≥ 5 cm di pekarangan Desa Tegalwaru memiliki jumlah total biomassa sebesar 14.98 ton C ha-1. Jumlah total kandungan karbon pada tanaman berkayu yang memiliki diameter ≥ 5 cm di pekarangan Desa Tegalwaru sebesar 7.04 ton C ha-1. Jumlah total simpanan karbon sebesar 7.04 ton C ha-1 tergolong stok karbon rendah.

Saran

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan tentang perhitungan simpanan karbon di sumber karbon lainnya, yaitu di bagian tumbuhan bawah, pohon yang mati, serasah, dan tanah. Penelitian itu perlu dilakukan agar hasil yang didapatkan lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin HS. 2010. Kearifan Lokal dalam Sistem Agroforestri Tradisional di Pekarangan Untuk Mendukung Konservasi Agrobiodiversity dan Ketahanan Pangan Keluarga. Di dalam: Budiadi, Wulandari C, Wijayanto N, editor. Prosiding Agroforestri Tradisional di Indonesia;

2010 Desember; Lampung, Indonesia. Lampung (ID): Universitas Lampung. hlm. 35-49.

Arifin HS, Munandar A, Arifin NHS dan Kaswanto. 2009. Pemanfaatan Pekarangan di Pedesaaan. Bogor (ID): Biro Perencanaan Sekjen

(21)

11 Deptan bekerjasama dengan Departemen Arsitektur Lanskap, Faperta IPB. Bahan penyuluhan

[ARuPA] Aliansi Relawan Untuk Penyelamatan Alam. 2014. Proyeksi Cadangan Karbon di Hutan Rakyat Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Yogyakarta (ID): Biro Penerbit ARuPA.

[Balitbanghut] Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 2013.

Pedoman Penggunaan Model Alometrik Untuk Pendugaan Biomassa dan Stok Karbon Hutan di Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

[Balitbanghut] Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 2010.

Pedoman Pengukuran Karbon untuk Mendukung Penerapan REDD+

di Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010. Strategi nasional REDD+. Jakarta (ID). Bappenas-Kemenhut-UN-REDD Programme Indonesia.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2011. Pengukuran dan Perhitungan Cadangan Karbon-Pengukuran Lapangan untuk Penaksiran Cadangan karbon Hutan (ground based forest carbon accounting). Jakarta (ID):

BSN.

Galhena DH, Freed R, Maredia KM. 2013. Home gardens: a promising approach to enhance household food security and wellbeing.

Agriculture and Food Security 2013. 2(8). Hal 2-13. doi:

10.1186/2048-7010-2-8.

Hairiah K dan Rahayu S .2007. Pengukuran Karbon Tersimpan Di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. Bogor (ID): World Agroforestry Centre (ICRAF) Bogor.

Heriansyah I. 2005. Potensi hutan tanaman indsutri dalam mensequester karbon : studi kasus di hutan tanaman akasia dan pinus. Inovasi Online, Vol.3/XVII/Maret 2005. PPI Jepang.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta (ID): Bumi Aksara

Irwan SNR dan Sarwadi A. 2015. Lanskap Pekarangan Produktif Di Permukiman Perkotaan dalam Mewujudkan Lingkungan Binaan Berkelanjutan. Di dalam : [Editor tidak diketahui]. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi; 2015 Nov 17; Jakarta, Indonesia.

Jakarta (ID): Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Hlm 1-11; [diunduh pada 2016 Agustus 18]. Tersedia pada htttp;//www.jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Lestari S dan Pramono BT. 2014. Penguatan Agroforestri Dalam Upaya Mitigasi Perubahan Iklim: Kasus Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan.

11(1) :1-12.doi: 10.20886/jsek.2014.11.1.1-12

[Kementerian Pekerjaan Umum] Departemen Pekerjaan Umum. 2008.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor:

P.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan

(22)

12

Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.Jakarta(ID):

Kementerian Pekerjaan Umum.

Ketterings QM, Coe R, Van Noordwijk M, Ambagau Y, Palm CA. 2001.

Reducing Uncertainty in The Use of Allometric Biomass Equations for Predicting Above-Ground Tree Biomass in Mixed Secondary Forests. For. Ecol. & Manage 146: 199-209

Manahan ES. 2000. Environmental Chemistry. Boca Raton (US). Lewis Publishers.

Purwanto RH, Rohman, Maryudi A, Yuwono T, Permadi DB, Sanjaya M.

2012. Potensi Biomassa Dan Simpanan Karbon Jenis-Jenis Tanaman Berkayu Di Hutan Rakyat Desa Nglanggeran, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kehutanan. 6(2):128-141

Seng OD. 1990. Berat Jenis dari Jenis-Jenis Kayu Indonesia dan Pengertian Beratnya Kayu untuk Keperluan Praktek. Soewarsono PH, penerjemah. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Terjemahan dari: Specific Gravity of Indonesian Woods and its Significance for Practical Use.

Sopiah P. 2006. Menghijaukan Pekarangan Dengan Tanaman yang Bermanfaat . Jakarta (ID): PT Sinergi Pustaka.

Sutaryo D. 2009. Penghitungan Biomassa Sebuah Pengantar untuk Studi Karbon dan Perdagangan Karbon. Bogor (ID). Wetlands International Indonesia Programme.

(23)

13 Lampiran 1 Hasil perhitungan analisis vegetasi tanaman berkayu

No Jenis tanaman Nama Latin KR

(%) FR (%)

DR (%)

INP (%) 1 Mangga Mangifera indica 10,61 11,12 16,62 38,34 2 Cokelat Theobroma cacao L. 0,56 1,01 0,06 1,63 3 Rambutan Nephelium lappaceum 19,55 15,15 25,27 59,97 4 Jambu biji Psidium guajava 8,94 9,09 4,45 22,48 5 petai cina Leucaena glauca 2,23 3,03 1,65 6,91

6 Sawo Manilkara kauki 0,56 1,01 0,10 1,67

7 Bunga kamboja Plumeria rubra L 3,35 2,02 0,47 5,84

8 Petai Parkia speciosa 0,56 1,01 0,83 2,40

9 Jeruk Citrus Aurantium L 5,03 3,03 2,46 10,52 10 Nangka Artocarpus heterophyllus 10,61 8,08 16,98 35,67 11 Namnam Cynometra cauliflora L 1,12 1,01 0,10 2,23

12 Melinjo Gnetum gnemon 0,56 1,01 0,14 1,71

13 Jambu air Syzygium aqueum 11,73 7,07 7,80 26,60 14 Mengkudu Morinda citrifolia 1,12 2,02 1,06 4,20 15 Kelengkeng Dimocarpus longan 1,12 1,01 0,18 2,31 16 Jambu monyet Anacardium occidentale 1,68 2,02 0,99 4,69 17 Jeruk bali Citrus maxima 0,56 1,01 0,47 2,03

18 Gmelina Gmelina arborea 1,68 1,01 3,04 5,72

19 Sirsak Annona muricata 1,12 2,02 0,51 3,65

20 Pala Myristica fragrans 1,12 1,01 3,65 5,78

21 Durian Durio zibethinus 1,12 2,02 1,63 4,77

22 Jati Tectona grandis 1,12 1,01 0,16 2,29

23 Duku Lansium domesticum 0,56 1,01 1,94 3,51

24 Kelor Moringa oleifera 1,68 1,01 1,65 4,34

25 Sukun Artocarpus altilis 0,56 1,01 0,53 2,09

26 Trembesi Samanea saman 3,35 1,01 2,63 6,99

27 Kapuk Ceiba pentandra 0,56 1,01 0,70 2,27

28 Kersen Muntingia calabura L 1,12 1,01 0,19 2,32 29 Sawo duren Chrysophyllum cainito 1,68 1,01 0,57 3,26 30 Belimbing Averrhoa bilimbi L 3,91 5,05 2,51 11,48 31 Alpukat Persea americana 0,56 11,11 0,68 12,35

Total 100 100 100 300,00

(24)

14

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Maulana Musthofa Rasyiid Gunawan, di panggil Maulana. Penulis lahir di Klaten 24 November 1994. Penulis merupakan putra dari bapak Ihsan Samchan Otong Gunawan dan ibu Rurik Yudhani. Penulis merupakan putra pertama dari tiga bersaudara. Penulis menuntut ilmu di Madrasah Ibtidaiyah Kahuman, SMP Negeri 1 Klaten, dan SMA Muhammadiyah 1 Klaten. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN undangan pada tahun 2012 di Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. Penulis selama menjadi mahasiswa menerima beasiswa bidik misi.

Selama menuntut ilmu di IPB penulis juga aktif mencari bekal ilmu untuk menunjang softskill dan lifeskill. Cara penulis mencari bekal ilmu lainnya, diantaranya dengan mengikuti organisasi dan lomba. Pada semester pertama dan kedua penulis aktif di Islamic Student Center IPB dan Ikatan Keluarga Muslim TPB. Pada semester tiga dan empat penulis aktif di Islamic Student Center IPB dan DKM Ibaadurrahman Fahutan IPB. Pada semester lima dan enam penulis aktif di DKM Ibaadurrahman Fahutan IPB dan anggota grup Pathology Tree Grower Community. Pada tingkat semester tujuh dan delapan penulis aktif di JIMMKI (Jaringan Intelektual Mahasiswa Muslim Kehutanan Indonesia). Penulis selama menjadi mahasiswa juga mengukir prestasi, diantaranya: Juara 2 Menulis Cerpen di Lomba FIF Forsia tahun 2012, Juara 2 Fotografi Islami LPQ tahun 2013, PKM didanai pada tahun 2014, Juara 2 di Festival Ide tahun 2015, Juara 1 di lomba Bussines Model Canvas IPB tahun 2015, Finalis di lomba Bussines Model Canvas nasional tahun 2015, menjadi presentator dan moderator dalam acara konferensi internasional INTCESS (International Conference on Education and Social Science) di Istanbul Turki pada 2015. Penulis mempresentasikan karya tulisnya yang berjudul Early Education about Agroforestry for Children of Hegarmanah Village, Sukabumi, West Java, Indonesia.

Selama kuliah di IPB penulis melakukan praktik lapang. Penulis melakukan praktik pengenalan ekosistem hutan (PPEH) di jalur Gunung Papandayan dan Sancang Timur pada tahun 2014. Penulis melakukan praktik pengelolaan hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, KPH Cianjur, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Pabrik gondorukem dan terpentin Sindang Wangi Perum Perhutani III, CV Intan Kayu, dan Wooden Toys pada tahun 2015. Penulis melakukan praktik kerja profesi di PT Jorong Barutama Greston, Kalimantan Selatan pada tahun 2016.

Penulis menulis skripsi yang berjudul Pendugaan Potensi Karbon Jenis-Jenis Tanaman Berkayu Di Pekarangan Desa Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor. Penulis dibimbing oleh Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS.

Referensi

Dokumen terkait

Event kepariwisataan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lebak Banten merupakan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan kunjungan

Penelitian ini bertujuan untuk mendes- kripsikan peran pemerintah daerah Kabupaten Manokwari melalui petugas penyuluh lapangan dalam menyebarkan inovasi dan peran masyarakat

Hubungan hukum perewalian yang timbul antara panti asuhan Al Jam’iyatul Washliyah Binjai dengan anak asuh dalam hal jika anak telah dewasa maka hubungan

T pada anak-anak di desa Boyongpante Dua 1,53 termasuk kategori rendah dan nilai rerata kadar fluor air sumur di desa Boyongpante Dua 3,54 ppm,dari hasil

tersebut dimasukkan ke dalam kurva IMT CDC ( overweight bila IMT &gt; persentil 85, obesitas bila IMT &gt; persentil 95), data faktor keturunan (status gizi ayah, status

Seiring waktu berjalan terkadang dapat dijumpai dalam praktek dilapangan, pada saat surat perjanjian pemborongan pembangunan rumah huni telah terjadi perubahan

Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada perbedaan penggunaan metode Make A Match dan metode Snowball Throwing terhadap hasil belajar sosiologi siswa kelas XI IPS

Pada satu sisi, praktisi penyiaran termasuk pengelola stasiun televisi swasta berupaya untuk menjaga program sebagai asset utama jualan mereka terhadap berbagai kemungkinan