INTERNET OF THINGS (IoT) BASED TEXTBOOK CHECKER TOOL
1
Irfan Ramadhan,
2Kunto Eko Susilo
1,2Program Studi Sistem komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya
Jl. Arief Rahman Hakim no. 51 Surabaya 60117 Email: 1[email protected]
Abstrak. This research is aimed at developing a tool that can examine textbooks carried in a bag. This tool is intended to make it easier for parents who are busy or unable to stay close to their children. That way parents can check the child's preparation without having to always accompany their child. By adapting the theory of the Internet of Things (IoT), which is the interaction of tools with the internet with / without human intermediaries. The Internet of Things (IoT) used here is the use of an ecosystem of relationships between tools, databases, and applications on smartphones. The design of this tool uses a Wemos D1 R2 connected to an RFID reader placed in a bag by attaching an RFID card in books and books to the RFID reader that is integrated with Wemos D1 R2 to send book data to Firebase. The result is data from Firebase that is sent to the application that receives book data is matched and displays the book inserted in the child's bag to the parent's smartphone.
Kata Kunci: Wemos D1 R2, RFID, Firebase, IoT, Textbook
I. Pendahuluan
Salah satu penyebab anak kurang mendapat nilai baik adalah tertinggalnya salah satu atau beberapa buku pelajaran. Ada banyak orang tua bahkan anak-anak yang menganggap remeh saat tertinggalnya buku pelajaran tersebut. Padahal saat salah satu saja buku pelajaran tertinggal, si anak akan sangat dirugikan karena tidak bisa mengukuti pelajaran dengan baik. Apalagi yang tertinggal adalah buku tugas pelajaran tertentu yang saat itu waktunya untuk dikumpulan. Pasti si anak tidak bisa mendapatkan nilai dan mendapat hukuman dari gurunya.
Dengan penjelasan diatas maka saya sebagai penulis tertarik untuk membuat alat pemeriksa buku pelajaran sekolah. Alat ini akan ditaruh pada tas si anak untuk mendeteksi apakah semua buku pelajaran dan buku tugasnya sudah dimasukkan ke dalam tasnya atau belum. Alat ini akan terintegrasi langsung maupun buku tugasnya. Semoga alat ini dapat membantu para orang tua khususnya yang jarang berada di rumah karena urusan pekerjaan untuk lebih memperhatikan si anak agar buku yang digunakan untuk pelajaran di sekolah tidak tertinggal lagi.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana merancang alat pemeriksa buku pelajaran pada tas sekolah anak berbasis arduino dan Internet of Things?
2. Bagaimana membuat aplikasi yang dapat menerima data dari Wemos D1 R2?
3. Bagaimana memasukkan data dari smartphone android ke database?
4. Bagaimana cara agar orang tua bisa mencocokkan buku pelajaran yang dimasukkan ke tas anak dengan mata pelajaran yang diajarkan keesokan harinya?
III. Batasan Masalah
Penelitian yang terarah, fokus, dan menghindari pembahasan yang meluas dari hasil penelitian ini, maka saya sebagai penulis perlu membatasi penelitian ini. Berikut batasan yang telah saya buat:
1. Alat ini hanya dapat mendeteksi buku pelajaran dan buku tugas yang didalamnya telah terpasang kartu atau stiker RFID.
2. Alat ini tidak bisa mendeteksi alat tulis dan barang bawaan lain yang dibawa didalam tas.
3. Alat ini menggunakan arduino, alat pendeteksi RFID, kartu RFID, XAMPP sebagai penyimpan database, koneksi internet dan smartphone android.
4. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah Arduino untuk Wemos D1 R2 dan Java untuk Android Studio.
5. Batas efektivitas alat ini dengan pemancar untuk terhubung ke internet adalah 10 x 10 meter persegi.
6. Tas yang digunakan untuk menguji alat ini adalah tas yang berbahan dasar kain.
7. Alat ini hanya digunakan untuk anak dengan jenjang pendidikan Sekolah Dasar(SD) dan Sekolah Menengah Pertama(SMP).
8. Pengguna aplikasi ini belum bisa memasukkan daftar pelajaran ke dalam sistem, melainkan admin yang memasukkan daftar pelajaran ke dalam program aplikasi.
IV. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan suatu rancangan alat yang bisa membantu mencocokkan buku pelajaran yang akan dibawa dengan mata pelajaran yang akan dipelajari keesokan harinya.
2. Menghasilkan aplikasi untuk menerima data yang dikirimkan dari alat tersebut.
3. Meminimalisir ketertinggalan buku pelajaran dan buku tugas anak saat berangkat ke sekolah.
V. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diinginkan penulis adalah sebagai berikut:
Manfaat bagi penulis:
1. Mengetahui bagaimana cara memeriksa buku pelajaran yang akan dibawa anak sekolah.
2. Menerapkan konsep Internet of Things pada siswa dan orang tua dalam menyiapkan buku pelajaran sekolah.
Manfaat masyarakat umum:
1. Membantu orang tua khususnya yang sibuk untuk mempersiapkan buku yang akan dibawa saat pelajaran keesokan harinya.
2. Meminimalisir tertinggalnya buku pelajaran dan buku tugas anak sekolah untuk meningkatkan nilai dan prestasi.
VI. Landasan Teori
1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa acuan yang berupa teori-teori maupun temuan-temuan pada penelitian sebelumnya untuk dijadikan sebagai data pendukung dalam penelitian yang penulis lakukan. Berikut penelitian terdahulu yang penulis gunakan, yaitu:
1. Penerapan RFID untuk Pencatatan Inventory Barang di dalam Gudang, yang dilakukan oleh Kelvin Sebastian, Sinung Suakanto, dan Maclaurin Hutagalung mahasiswa Program Studi Sistem Komputer, Institut Teknologi Harapan Bangsa.
2. Pemanfaatan RFID sebagai Pemeriksa Jumlah Ban di Gudang Penyimpanan Berbasis Arduino dengan SMS Sebagai Media Transmisi Data, oleh Freedy Christiawan, Raden Arief Setyawan, ST., MT. Dan Ir. Ponco Siwindato, M.Eng.Sc.
3. Internet of Things (IoT) sebagai Green City Economic Pengembangan Sistem Transportasi Cerdas, oleh Slamet Winardi S.T.,M.T., Made Kamisutara, Tubagus Purworusmiadi, Agus Sukoco, dan Sri Wiwobo Mudjanarko Dosen Universitas Narotama.
Pada penelitian 1 dan 2 terdapat persamaan yaitu RFID sebagai pencacatan dan pemeriksaan barang yang dapat digunakan sebagai acuan. Sistem yang digunakan adalah, pertama alat memindai barang yang akan di data. Setelah dipindai, Wemos D1 R2 mulai menerjemahkan kode yang tertera, Hasil penerjemahan itulah yang dijadikan pencocokkan dengan data di database. Dan pada penelitian nomor 3 penulis mengambil acuan dalam pengelolaan database dan koneksinya ke smartphone.
Teori-teori Dasar
Dalam pengerjaan laporan ini, penulis juga menggunakan teori-teori dasar tentang komponen-komponen pendukung dari Alat Pemeriksa Buku Pelajaran pada Tas Berbasis Internet of Things (IoT).
a. Peran Orang Tua Terhadap Anak Terdapat dua hal yang akan membentuk kepribadian dan karakter anak seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu kedua orang tua yang melahirkannya dan lingkungan tempat membesarkannya.
Sebagaimana sabda Nabi: “setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang membuat dia (memiliki karakter), Yahudi, Nasrani, Majusi. Sebagai orang tua harus berusaha dengan sungguh-sungguh dalam merawat dan mendidik anaknya dalam pembentukan karakter yang sebenarnya. (HR. Bukhori no. 1296).
b. Anak pada dasarnya memiliki kebiasaan sebagaimana kebiasaan dari orang tuanya.
Sebagai seorang anak tentunya dia akan selalu mengikuti perilaku induknya yaitu kebiasaan orang tua. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan kedua orang tua dan para pendidik di sekitar anak waktu kecil itulah yang akan mempengaruhinya. Maka ketika kedua orang tua dan orang-orang di sekitarnya membiasakan dengan pendidikan atau hal-hal yang baik, maka akan seperti itulah dia akan menjadi, dan demikian sebaliknya (Juwariyah, 2010: 72).
Oleh karena itu sebagai orang tua yang telah dianugerahi kenikmatan berupa anak oleh Allah SWT, hendaknya orang tua memiliki kewajiban untuk mensyukuri kenikmatan tersebut dengan cara mendidik anak-anaknya denagn baik sesuai ketentuan dan perintahNya.
Buku Pelajaran
Dalam berbagai literatur, buku pelajaran diistilahkan dengan textbook. Sementara itu, dalam Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Pelajaran, istilah yang digunakan adalah buku teks pelajaran (selanjutnya istilah yang seiring digunakan adalah buku pelajaran). Buku pelajaran didefinisikan sebagai alat atau media pembelajaran (terinstruksi) yang kebanyakan peranannya di kelas, media penyampaian materi kurikulum, dan bagian sentral dalam suatu sistem pendidikan (Rusyana, 1984).
Buku pelajaran merupakan bagian dari perangkat pembelajaran yang sangat penting dan bermakna dalam memacu, memajukan, dan mencerdaskan siswa. Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa buku pelajaran berperan terhadap prestasi belajar siswa. Laporan World Bank (1989) di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas lainnya berkorelasi dengan prestasi belajarnya. Hal ini sesuai dengan temuan Supriadi (1997) yang menyatakan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku berkorelasi positif dan bermakna terhadap prestasi belajar. Laporan World Bank tahun 1995 menunjukkan pula bahwa di Filipina peningkatan rasio buku siswa dari 1 : 10 menjadi 1 : 2 di kelas 1 dan 2, secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa. Alasan tersebut menyebabkan banyak negara di dunia berinvestasi besar-besaran dalam pengadaan
buku pelajaran, termasuk Indonesia. Laporan Supriadi (2000) menyatakan bahwa Indonesia mencetak 500 juta eksemplar buku pelajaran antara 1969-1988. Pada tahun 2000, dicetak sebanyak 85,1 juta eksemplar buku.
Internet of Things (IoT)
Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep/skenario dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer.
IoT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan Internet. "A Things"
pada Internet of Things dapat didefinisikan sebagai subjek misalkan orang dengan monitor implant jantung, hewan peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil yang telah dilengkapi built-in sensor untuk memperingatkan pengemudi ketika tekanan ban rendah. Sejauh ini, IoT paling erat hubungannya dengan komunikasi machine-to- machine (M2M) di bidang manufaktur dan listrik, perminyakan, dan gas. Produk dibangun dengan kemampuan komunikasi M2M yang sering disebut dengan sistem cerdas atau
"smart". (contoh: smart label, smart meter, smart grid sensor). Meskipun konsep ini kurang populer hingga tahun 1999, namun IoT telah dikembangkan selama beberapa dekade. Alat Internet pertama, misalnya, adalah mesin Coke di Carnegie Melon University di awal 1980-an.
Para programer dapat terhubung ke mesin melalui Internet, memeriksa status mesin dan menentukan apakah ada atau tidak minuman dingin yang menunggu mereka, tanpa harus pergi ke mesin tersebut. Istilah IoT (Internet of Things) mulai dikenal tahun 1999 yang saat itu disebutkan pertama kalinya dalam sebuah presentasi oleh Kevin Ashton, cofounder and executive director of the Auto-ID Center di MIT.(Limantara, Winardi, & Mudjanarko, 2017)
Wemos D1 R2
Mikrokontroler ini berbasis ESP8266 yaitu sebuah modul mikrokontroler nirkabel (Wifi) 802.11 yang kompatibel dengan Arduino IDE. Tata letak mikrokontroler ini didasarkan pada desain hardware Arduino standar dengan proporsi yang sama dengan Arduino Uno dan Leonardo. Mikrokontroler ini juga sudah termasuk satu set header Arduino standar yang
artinya kompatibel dengan beragam Arduino shield.(Supegina & Eka, 2017)
Mikrokontroler ini juga mencakup sebuah CH340 USB to serial interface seperti kabel USB micro yang umum digunakan.Selain itu microcontroller ini dapat diprogram menggunakan IDE arduino dengan bantuan library yang banyak disediakan para pengembang proyek IoT dan komunitas di internet.
Gambar 1. Arduino Wemos D1 R2
Android
Android adalah sistem operasi mobile berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat bergerak layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005.
Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler Ponsel Android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008.(Hamdi
& Krisnawati, 2011)
RFID
RFID adalah singkatan dari Radio Frequency Identification. Sebuah metode yang memperkenalkan pengenalan objek menggunakan sinyal gelombang radio. Ada dua elemen untuk menggunakan metode ini, yaitu RFID tranponder yang berfungsi sebagai pengirim sinyal dan RFID reader sebagai pembaca dan penerima sinyal. Keunggulan teknologi ini adalah pembacaannya yang tidak harus ditempel atau di scan dengan menggunakan kamera, pengguna hanya mendekatkan dengan jarak baca RFID reader
dan alat akan segera mengenalinya.
Cara kerja teknologi ini sama dengan teknologi identifikasi pada umumnya yaitu dengan memasukkan kode pada tag RFID dan pembaca RFID akan menerima kode yang dikirimkan dari tag RFID. Dalam suatu sistem RFID yang sederhana, benda atau objek yang diberi tag RFID yang berisi transponder dengan suatu chip digital yang di dalamnya berisi kode unik. Pembaca RFID akan memancarkan sinyal yang mengaktifkan RFID tag untuk kemudian tag tersebut memberikan sinyal lagi ke pembaca yang berisi kode tersebut. (Rio Deny Setiadi, 2015)
Gambar 2. Pembacaan RFID
Firebase
Firebase adalah API yang disediakan google untuk penyimpanan dan penyelarasan data ke dalam aplikasi Android, iOS, atau web. Realtimedatabase adalah salah satu fasilitas yang menyimpan data ke database dan mengambil data darinya dengan sangat cepat tetapi firebase bukan hanya realtime database, jauh lebih dari itu. Firebase memiliki banyak fitur seperti authentication, database, storage, hosting, pemberitahuan dan lain-lain.(Radius Tanone, 2018).
Gambar 3. Database Firebase
Firebase Realtime Database merupakan database yang tersimpan di cloud dan support multiplatform seperti Android, iOS dan Web.
Data pada firebase akan disimpan dalam struktur JSON (Java Script Object Notation).
Database firebase akan melakukan sinkronisasi
secara otomatis terhadap aplikasi client yang terhubung kepadanya. Aplikasi multiplatform yang menggunakan SDK Android, iOS dan JavaScript akan menerima update data terbaru secara otomatis pada saat aplikasi terhubung ke server firebase.(Sudiartha, Indrayana, Suasnawa, )
Arduino IDE
Arduino Integrated Development and Environment atau Arduino IDE adalah sebuah editor teks yang digunakan untuk menulis program untuk dimasukkan kedalam arduino.
Dalam hal ini saya akan menggunakannya untuk menulis program untuk digunakan pada wemos d1 mini. Seperti IDE pemrograman pada umumnya, IDE ini menyediakan fitur menulis kode, message area, konsol teks dan toolbar, dengan beberapa fungsi umum dan serangkaian menu ditambah yang bersifat open source (Arduino, 2015).
Arduino IDE ini bisa langsung terhubung ke hardware yang digunakan dan akan langsung memasukkan kode yang dibuat IDE ke hardware. Program yang sudah dibuat di arduino IDE dinamakan skteches. Skteches inilah yang berisi program dan disimpan dalam bentuk file berekstensi .ino. IDE ini juga memiliki fitur untuk mengecek apakah penulissan program kita sudah benar atau ada kesalahan. Konsol akan menampilkan keluaran dari hasil teks arduino IDE termasuk kesalahan kode dan informasi lainnya secara lengkap.
Pada toolbar terdapat tombol yang berisi beberapa menu untuk mobilitas arduino IDE.
Contoh :verifikasi (compile) dan mengunggah program, membuat dan membuka, serta tombol untuk memunculkan serial monitor.
Gambar 4. IDE Arduino
App Inventor
Aplikasi berbasis mobile yang dipasang di Operating System (OS) untuk perangkat mobile seperti Android, iOS, dan Windows Phone menjadi salah satu jenis aplikasi yang berkembang cepat dewasa ini. Hal ini ditambah dengan tersedianya pasar aplikasi yang mendukung distribusi aplikasi secara mudah.
Kondisi diatas mendorong lahirnya banyak programmer baru yang mencoba terjun di permrograman berbasis mobile. Mendesain aplikasi yang akan dipasang di perangkat mobile jauh lebih sulit dibandingkan dengan aplikasi desktop Hal ini dikarenakan karakteristik dari perangkat mobile yang memiliki sejumlah keterbatasan perangkat keras. Secara umum perangkat mobile memiliki karakteristik: Central processing unit (CPU) dan Graphical Processor Unit (GPU) yang terbatas, layar yang kecil, lingkungan kerja yang beragam (mobile context), dan koneksi jaringan yang tidak reliable (Zhang & Adipat, 2005).
Gambar 5. App Inventor
VII. Metode Penelitian
Metode penelitian diperlukan guna mendapatkan hasil penelitian yang terarah dan valid sertas sistematis diperlukan agar dapat dipertanggung jawabkan dan dapat menjadi sumber pustaka bagi pengembang penelitian ini selanjutnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi studi literatur, analisa masalah, perancangan hardware, penulisan program, implementasi sistem dan alat, pengujian sistem dan alat, evaluasi dan dokumentasi.
Gambar 6. Metode Penelitian
VIII. Perancangan Sistem
Pada tahap ini penulis akan melakukan beberapa tahapan mengenai perencanaan sistem. Sebuah perancangan awal pada penelitian diperlukan untuk menerangkan alur sistem. Perancangan ini menggunakan sistem Internet of things (Iot) yang lebih tepatnya interaksi antara alat dan internet dengan perantara manusia. Pada bagian alat untuk mengirimkan data ke database, sedangkan aplikasi menerima data dari database untuk digunakan dan ditampilkan pada smartphone user. Berikut ini gambar tentang penerapan Internet of Things pada sistem yang penulis buat:
Gambar 7. Sistem Internet of Things ada Alat ini
Perancangan ini meliputi 2 bagian, yaitu perancangan hardware dan aplikasi Berikut tahapan yang penulis rancang:
Sistem Aplikasi
Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem dari aplikasi yang akan penukis buat.
Pada bagian ini, dijelaskan cara kerja aplikasi dan komukasinya terhadapat hardware.
Aplikasi ini digunakan oleh orang tua selaku admin dan user untuk mengmasukkan data dan menerima data dari server. Rancangan awal dari sistem aplikasi adalah sebagai berikut:
Gambar 8. Sistem Aplikasi
Terdapat satu tahapan saja dalam sistem ini, yaitu admin dan user sebagai penginput dan penerima data ke/dari database.
Admin ini menginputkan datajaringa WiFi yang digunakan, serta mata pelajaran ke dalam hardware yang akan dikirim ke database.
Setelah diinputkan, data disimpan di database, setelah itu hardware melakukan pengiriman data ke database dan database menyimpan data tersebut sebagai nama buku. Nama buku inilah yang nantinya akan diterima oleh aplikasi dan dimasukkan pada list mata pelajaran hari ini. Pada akhir diagram tersebut data hasil pencocokkan dikirimkan ke smartphone user.
Sistem Hardware
Gambar 9. Sistem Hardware
Tahapan ini menunjukkan alur dari hardware memindai dan mengirimkan data.
Pertama, RFID reader memindai buku yang sudah ditempel oleh kartu RFID yang didekatkan ke alat dan memasukkan buku pelajaran kedalam tas. Setelah itu data yang diproses diterjemahkan dan dikirim dari hardware ke database. Data yang dkirimkan sudah dalam bentuk string nama buku. Data nama buku inilah yang akan digunakan untuk
mencocokkan buku pelajaran yang dibawa dengan mata pelajaran hari ini. Dan kemudian data hasil pencocokkan inilah yang akan diterima oleh user dan dimasukkan kedalam list pelajaran hari ini.
Gambar 10 Pemasangan Hardware
IX. Hasil dan Pembahasan
Dilakukan pengujian pada alat dan aplikasi untuk mengetahui apakah alat dan aplikasi ini dapat berjalan dengan baik atau tidak. Pada berikut ini saya akan memisahkan pengujian menjadi dua, yaitu pengujian hardware dan pengujian aplikasi. Pengujian hardware untuk menguji apakah alat ini bisa memindai buku dan mengirimkan data nama buku ke firebase, sedangkan pengujian aplikasi adalah menguji apakah aplikasi dapat mngambil data nama buku dan menyajikannya dalam bentuk daftar pelajaran yang akan digunakan nantinya.
Pengujian Hardware
Pada sub bab ini menjelaskan tentang bagaimana hardware bisa memindai dan melakukan pengiriman data buku ke firebase.
Ada beberapa komponen elektronika yang digunakan untuk membangun hardware ini, yang terdiri dari modul RFID MFRC522, led, buzzer, dan Wemos D1 R2.
MFRC522 adalah modul rfid yang digunakan untuk memindai buku. Buku yang sudah diberi kartu rfid pada sampulnya di scan, dan dibaca kodenya. Lalu dikirmkan ke firebase menggunakan Wemos D1 R2. Dua lampu LED berwarna hijau dan merah merupakan indikator apakah buku tersebut bisa dipindai atau tidak. Berikut adalah penjelasannya:
Buku yang sudah ditempel kartu rfid di
dekatkan ke bagian modul rfid, dan modul
Gambar 11 Kode untuk masuk jaringan WiFi rfid mulai membaca kode yang terdapat di
dalam kartu rfid tersebut.
Gambar diatas adalah kode bagian untuk memulai menghubungkan dari Wemos ke jaringan WiFi yang tersedia yang sebelumnya sudah dimasukkan nama wifi dan passwordnya. Jaringan WiFi yang digunakan adalah wifi yang hanya menggunakan ssid dan password untuk terhubung ke internet. Alat ini tidak bisa terhubung ke internet ketika ada autentikasi tambahan dengan login menggunakan broswer. Dikarenakan hanya terhubung ke WiFi dengan menggunakan ssid dan password, di dalam kode arduino harus dimasukkan terlebih dahulu kode ssid dan passwordnya.
Gambar 12 Serial Monitor emnunjukkan Wemos terhubung ke Jaringan WiFi
Gambar diatas adalah serial monitor yang terhubung dengan wemos yang sudah terhubung. Indikator ketika Wemos sudah tersambung ke jaringan wifi adalah ketika serial monitor sudah menampilkan IP address dari wemos. Dilanjutkan dengan pemindaian buku yang sudah ditempeli oleh kartu rfid.
Gambar 13 Wemos berhasil memindai buku
Gambar diatas adalah hasil memindai buku yang sudah ditempel oleh kartu rfid.
Nampak UID tag menampilkan kode yang akan diterjemahkan oleh Wemos untuk mengenali buku yang terdapat pada kode tersebut. Kode berbentuk array yang sudah diterjemahkan oleh library dan diudah dalam bentuk kode unik. Kode inilah yang kemudian dicocokkan terlebih dahulu untuk mengetahui buku apa yang digunakan oleh tag tersebut.
Pencocokkan id tag dan data buku dilakukan pada program Wemos. Setelah mendapat kecocokan dengan data buku, maka data buku tersebut dikirim ke firebase untuk kemudian disimpan sementara oleh firebase menunggu aplikasi dibuka oleh user smartphone.
Gambar 14 Firebase Menerima Data dari Wemos
Kode yang sudah diterjemahkan oleh Wemos lalu dikirimkan ke firebase dalam bentuk “string” nama buku. Gambar diatas adalah nama buku yang dikirimkan oleh Wemos ke firebase. Nama buku itulah yang akan diambil oleh aplikasi untuk ditampilkan pada aplikasi pemeriksa buku pelajaran.
Gambar 15 Hardware yang sudah dirakit Pengujian Aplikasi
Gambar 16 Tampilan Awal Aplikasi dan Tampilan Plih Jenjang pendidikan
Fungsi utama aplikasi ini adalah untuk mengambil data buku dari firebase dan ditampilkan untuk mencocokkan apakah buku yang dimasukkan benar dengan daftar pelajaran yang akan digunakan. Aplikasi ini mengambil data secara realtime setelah dibuka. Pada aplikasi ini pengguna dapat memilih untuk Anak SD atau SMP. Tombol tersebut akan mengarahkan pengguna pada daftar pelajaran untuk anak sesuai jenjang.
Dimulai dengan menginputkan nama dan kelas anak. Fitur pilih hari ditambahkan agar ketika smartphone tidak menunjukkan hari yang sama atau ketika fungsi jam rusak agar pengguna tidak merasa kesulitan dan langsung memilih hari.
Kita ambil contoh untuk pengecekan anak sekolah dasar pada hari sabtu, Dimulai dengan memasukkan nama anak. Jika nama anak tidak dimasukkan maka aplikasi tidak melanjutkan ke halaman menata buku. Setelah mengisi nama anak dan kelas anak, Lalu dismpan dengan tombol simpan. Nama dan kelas anak akan otomatis muncul saat masuk
ke halaman daftar pelajaran. Buku-buku yang harus dimasukkan adalah buku IPA, Bahasa Inggris dan Matematika.
Gambar 17 Tampilan Daftar Pelajaran
Buku IPA dipindai pada alat, dan firebase menerima data dari wemos bahwa buku yang dipindai adalah buku IPA. Lalu aplikasi mengambil data tersebut dan akan menceklis pada bagian kolom IPA.
Gambar 18 Buku IPA terceklis
Terlihat bahwa bagian IPA sudah terceklis. Dan dilakukan pengulangan pada buku selnjutnya yaitu buku Bahasa Inggris dan Matematika. Setelah ketiga buku selesai dipindai dan terceklis pada aplikasi, aplikasi ini akan merubah tulisan yang ada di bagian bawah daftar pelajaran dengan kalimat “Buku Sudah Lengkap”. Tombol reset digunakan untuk mengembalikan daftar buku dan tulisan notifikasi kedalam keadaan kosong dan belum terceklist.
III. Simpulan
Setelah melakukan perancangan dan realisasi dari desain alat dan aplikasi Alat Pemeriksa Buku Pelajaran Berbasis IOT serta
melakukan pengujian maka dapat diambil beberapa kesimpulan :
Dengan adanya alat pemeriksa buku pelajaran ini, masyarakat khususnya orang tua bisa dipermudah dalam melakukan melakukan pengecekan buku kepada anak mereka agar tidak ada lagi buku yang tertinggal. Alat ini dapat mengubah tas yang biasa menjadi terlihat lebih modern dengan menerapkan Internet of Things di dalam. Serta menjadikan tas lebih fungsional dengan bisa melakukan pengecekan tanpa harus diambil ulang barang yang ingin di cek.
Hanya dengan melihat smartphone, pengguna dapat melakukan pengecekan terhadap barang bawaan mereka dengan hanya menempelkan alat ini di dalam tas ketika alat ini dikembangkan nantinya. Wemos D1 R2 tidak terdapat eprom seperti yang ada dimicrocontroler arduino Atmega328P sehingga tidak bisa menyimpan data secara permanen dan harus segera dikirim ke database.
Implementasi perancangan hardware dan software Internet of Things ini sudah sesuai dengan sistem yang penulis buat dan dilakukan pengecekan. Hasil pengecekan sistem ini berhasil dan dapat berfungsi dengan baik
Ke depannya, pengembangan alat pemeriksa buku pelajaran berbasis internet of things ini nantinya bisa dikembangkan untuk perpusatakaan. Dengan memindai buku petugas perpustakaan bisa dipermudah saat ada peminjaman. Perbaikan pada sistem hardware yang tidak hanya mampu mengirim kode rfid tetapi juga mampu membuat daftar beberapa buku ke firebase. Serta perbaikan pada sistem agar wemos bisa diinputkan ssid dan password wifi tanpa harus memprogram dan aplikasi yang bisa dimasukkan daftar buku pelajaran.
IV. Daftar Pustaka
[1]
Erzad, A. M., & Tengah, J. (n.d.).
Peran orang tua dalam mendidik anak sejak dini di lingkungan keluarga.
[2]
Hamdi, G., & Krisnawati. (2011).
Membangun Aplikasi Berbasis AndroidD “ Pembelajaran Psikotes .” Jurnal Dasi, 12(4), 37–41.
[3]
Putri, D. M. (2008). Mengenal
Wemos D1 Mini Dalam Dunia Iot.
Retrieved from http://ilmuti.org/wp-
content/uploads/2017/02/dianmusti ka ptr-
MENGENAL_WEMOS_D1_MIN I_ DALAM_DUNIA_IOT.pdf
[4]Rahmi, A., Piarsa, I. N., & Buana,
P. W. (2017). FinDoctor – Interactive Android Clinic
Geographical Information System Using Firebase and Google Maps API. International Journal of New
Technology and Research, 3(7), 8–12. Retrieved from
https://www.ijntr.org/download_dat a/ IJNTR03070047.pdf
[5]
Reto Meier. (2012). Professional Android 4 Application
Development. Indianapolis:
WROX., 513-565,701- 739,95-165. Retrieved from
http://yuliana.lecturer.pens.ac.id/An droid/Buku/professional_android_4 _ap plication_development.pdf
[6]Supegina, F., & Elektro, T. (2017).
Jurnal Teknologi Elektro , Universitas Mercu Buana RANCANG BANGUN IOT TEMPERATURE CONTROLLER UNTUK ENCLOSURE BTS BERBASIS
MICROCONTROLLER WEMOS DAN ANDROID ISSN : 2086 ‐ 9479, 8(2), 145–150.
[7]
Wihidayat, E. S., & Maryono, D.
(2017).PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID
MENGGUNAKAN INTEGRATED DEVELOPMEN ENVIRONMENT ( IDE ) APP, 4(1), 1–12.
[8]
Safaat, Nazruddin. 2014. Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android. Bandung:
Informatika.
[9]
Google Firebase, (2018).
Pengembangan Google Firebase sebagai Firebase Internet of Things.
https:/firebase.google.com/produc ts/
[10]
Omar Almootassem, Syed Hamza Husain, Denesh Parthipan, Qusay h.
[11]
Mahmoud. A Cloud-based Service for Real-Time Performance Evaluation of NoSQL Databases
[12]
Limantara, A. D., Winardi, S., & Mudjanarko, S. W.
(2017). Pemanfaatan Internet of Things (IoT) Sebagai Solusi Manajemen Transportasi Kendaraan Sepeda Motor, (October).
https://doi.orf/ISSBN 2301- 6752
[13]