• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLUASAN TEOREMA KONVERGENSI UNTUK DERET TAK NEGATIF KARYA ILMIAH OLEH INTAN SITI NURFATIMAH NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERLUASAN TEOREMA KONVERGENSI UNTUK DERET TAK NEGATIF KARYA ILMIAH OLEH INTAN SITI NURFATIMAH NIM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERLUASAN TEOREMA KONVERGENSI UNTUK DERET TAK NEGATIF

KARYA ILMIAH

OLEH

INTAN SITI NURFATIMAH NIM. 1603114521

PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU 2020

(2)

PERLUASAN TEOREMA KONVERGENSI UNTUK DERET TAK NEGATIF

Intan Siti Nurfatimah

Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya, Pekanbaru 28293

intan.siti4521@student.unri.ac.id

ABSTRACT

This article discusses a decreasing sequence (an) of nonnegative terms, there exist subsequences (nk) of (n) such that P

k=1(nk+1− nk)ank andP

n=1an have the same convergence. Then for P

n=1an converges if and only if P

k=1qkaqk converges for 1 < q ∈ N. Using these results, an extension of the ratio test is formed.

Keywords: Sequence, series, convergency, divergency ABSTRAK

Artikel ini membahas bahwa untuk barisan menurun (an) tak negatif, terdapat barisan bagian (nk) sedemikian rupa sehingga P

k=1(nk+1 − nk)ank dan P

n=1an

memiliki konvergensi yang sama. Selanjutnya dibahas bahwa P

n=1an konvergen jika dan hanya jika P

k=1qkaqk konvergen untuk 1 < q ∈ N. Dengan menggunakan hasil ini, dibentuk perluasan uji rasio.

Kata kunci: Barisan, deret, konvergensi, divergensi

1. PENDAHULUAN

Teori barisan bilangan real dikembangkan oleh matematikawan Jerman, George Cantor (1845–1918). George Cantor sangat terkenal sebagai pencipta teori him- punan yang merupakan dasar matematika modern. Adapun temuannya yaitu ten- tang barisan bilangan rasional. Masih banyak matematikawan lain yang memberikan sumbangan konsep dan teori mengenai barisan bilangan real yang terkenal, di- antaranya adalah Agustin-Louis Cauchy (1789–1857) yang terkenal dengan barisan Cauchy, Bernard Bolzano (1781–1848) dan Karl Weierstrass (1815–1897).

Pada buku teks [2–3, 5–11] telah diberikan macam-macam uji untuk menen- tukan konvergensi suatu deret. Diantaranya adalah teorema konvergensi monoton, teorema Bolzano-Weierstrass, kriteria Cauchy, uji banding limit, uji akar, uji rasio

(3)

dan bermacam teorema konvergensi lainnya. Beberapa jurnal juga telah memba- has pengembangan teorema dan uji konvergensi. Seperti pada [4] yang membahas tentang uji konvergensi baru yaitu uji rasio baru untuk deret monoton positif dan [1] yang membahas tentang uji rasio ke-m untuk menentukan konvergensi suatu deret. Meskipun telah diberikan macam-macam uji untuk menentukan konvergensi suatu deret seperti yang disebutkan di atas, ternyata masih terdapat deret yang tidak mudah ditentukan konvergensinya menggunakan teorema dan berbagai uji tersebut. Sebagai contoh yaitu deret P

k=1(2k + 2) (k + 1)k− 2kk/6(k + 1)2(k+1), P

k=1(4k+ 8k)/52k dan P

n=1

√n/(1 + n2).

Pada artikel ini diberikan beberapa kasus yang konvergensinya ekuivalen dengan P

n=1an dan perluasan uji rasio untuk deret tak negatif. Artikel ini merupakan review dari artikel Wu [12]. Untuk penyajian, diberikan pada bagian kedua teorema ekuivalensi konvergensi dan bagian ketiga perluasan uji rasio

2. TEOREMA EKUIVALENSI KONVERGENSI

Pada bagian ini dibahas bahwa terdapat barisan bagian (nk) sedemikian rupa se- hingga P

k=1(nk+1− nk) ank dan P

n=1an memiliki konvergensi yang sama.

Teorema 1 Misalkan (an) memenuhi an ≥ an+1 ≥ 0 untuk semua n ∈ N. Oleh karena itu pernyataan berikut ini ekuivalen:

(i) P

n=1an konvergen.

(ii) Untuk setiap barisan bagian (nk), P

k=1(nk+1− nk) ank+1 konvergen.

(iii) Untuk setiap M > 0, jika barisan bagian (nk) memenuhi

(nk+1− nk) ≤ M (nk− nk−1) untuk semua 1 < k ∈ N, maka P

k=1(nk+1− nk) ank konvergen.

(iv) Untuk setiap M ≥ 1 terdapat barisan bagian (nk) sehingga

1 < nk+1− nk< (M + 1) (nk− nk−1) untuk semua 1 < k ∈ N dan P

k=1(nk+1− nk) ank konvergen.

(v) Untuk setiap M ≥ 1, jika barisan bagian (nk) memenuhi nk+1−nk≤ M untuk semua k ∈ N maka P

k=1(nk+1− nk) ank konvergen.

(vi) Jika n1 ∈ N dan d ∈ N maka P

k=0an1+kd konvergen.

Bukti. Bukti dari Teorema ini dapat dilihat pada [12]. 

(4)

Contoh 1 Untuk menentukan konvergensi deret

X

k=1

(2k + 2) (k + 1)k− 2kk 6(k + 1)2(k+1) , misalkan kk = nk, dengan demikian

X

k=1

(2k + 2) (k + 1)k− 2kk 6(k + 1)2(k+1) =

X

k=1

2 (k + 1)k+1− 2kk 6(k + 1)2(k+1)

= X k=1

(nk+1− nk) 2 6nk+12. Oleh karena itu didapat bentuk deret P

k=1(nk+1− nk) ank+1 dengan an = 2/6n2. KarenaP

n=1anadalah deret konvergen maka berdasarkan implikasi (i) ⇒ (ii) pada Teorema 1, deret P

k=1[(2k + 2) (k + 1)k− 2kk]/6(k + 1)2(k+1) konvergen.

Berdasarkan ekuivalensi (i) ⇔ (ii) pada Teorema 1 dapat disimpulkan uji diver- gensi berikut:

Akibat 2 Untuk barisan menurun (an) tak negatif, jika terdapat barisan bagian (nk) sehingga (nk+1− nk) ank+1 6→ 0 dengan k → +∞ makaP

n=1an divergen.

Bukti. Dari ekuivalensi (i) ⇔ (ii) pada Teorema 1 diketahui bahwa untuk barisan menurun (an) tak negatif, terdapat barisan bagian (nk) sedemikian rupa sehingga P

k=1(nk+1− nk) ank+1 danP

n=1an memiliki konvergensi yang sama. Karena dike- tahui (nk+1− nk) ank+1 6→ 0 makaP

k=1(nk+1− nk) ank+1 divergen. Dengan demikian P

n=1an divergen. 

Ternyata konvergensi dari P

n=1an sepenuhnya menunjukkan sifat konvergensi dari deret P

k=1qkaqk untuk 1 < q ∈ N, sebagaimana Teorema 3 berikut.

Teorema 3 Misalkan (an) memenuhi an ≥ an+1 ≥ 0 untuk semua n ∈ N. Untuk setiap 1 < q ∈ N maka pernyataan berikut ekuivalen:

(i) P

n=1an konvergen.

(ii) P

k=1qkaqk konvergen.

(iii) Terdapat barisan bagian (nk) sehingga (nk+1− nk) naik dan deretP

k=1 1 nk+1−nk

dan P

k=1(nk+1− nk) ank keduanya konvergen.

(iv) Terdapat barisan bagian (nk) sehingga P

k=1(nk+1− nk) ank konvergen.

Bukti. Bukti dari Teorema ini dapat dilihat pada [12].  Contoh 2 Untuk menentukan konvergensi deret

X4k+ 8k 52k ,

(5)

dapat mengganti bentuk deret tersebut menjadi lebih sederhana sebagai berikut:

X

k=1

4k+ 8k 52k =

X

k=1

22k+ 23k 52k .

Oleh karena itu dengan q = 2 dan aqk = (qk+ q2k)/5qk didapat bentuk deret P

k=1qkaqk. Dapat dilihat bahwa an = (n + n2)/5n. Berdasarakan uji rasio, deret P

n=1an konvergen. Dengan demikian dari implikasi (i) ⇒ (ii) pada Teorema 3, deret P

k=1(4k+ 8k)/52k konvergen.

Berdasarkan kondisi yang diperlukan untuk menentukan konvergensi suatu deret pada ekuivalensi (i) ⇔ (ii) Teorema 3 tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Akibat 4 Untuk barisan menurun (an) tak negatif, jika qkaqk 6→ 0 dengan k → +∞

maka P

n=1an divergen.

Bukti. Dari ekuivalensi (i) ⇔ (ii) pada Teorema 3 diketahui bahwa untuk barisan menurun (an) tak negatif, P

n=1an konvergen jika dan hanya jika P

n=0qnaqn kon- vergen untuk suatu 1 < q ∈ N. Karena qkaqk 6→ 0 maka P

n=0qnaqn divergen.

Dengan demikian P

n=1an divergen. 

3. PERLUASAN UJI RASIO

Untuk barisan menurun (an) tak negatif. Dari implikasi (i) ⇒ (ii) pada Teorema 3, jikaP

n=1an konvergen maka deretP

k=1qkaqk konvergen untuk 1 < q ∈ N. Dengan demikian dapat dibentuk perluasan uji rasio seperti Teorema 5 berikut.

Teorema 5 Misalkan 1 < q ∈ N dan an≥ an+1 ≥ 0 untuk semua n ∈ N.

(i) Jika lim

k→+∞

aqk+1

aqk < 1q maka P

n=1an konvergen.

(ii) Jika lim

k→+∞

aqk+1

aqk > 1q maka P

n=1an divergen.

Bukti. Untuk barisan menurun (an) tak negatif. Berdasarkan implikasi (i) ⇒ (ii) pada Teorema 3, jika P

n=1an konvergen maka deret P

k=1qkaqk konvergen untuk 1 < q ∈ N. Dengan demikian uji rasio untuk untuk deret P

k=1qkaqk menjadi

n→+∞lim an+1

an

= lim

k→+∞

qk+1aqk+1

qkaqk = lim

k→+∞

qaqk+1

aqk . Dari uji rasio diketahui jika

k→+∞lim qaqk+1

aqk < 1,

(6)

atau dapat juga ditulis

k→+∞lim aqk+1

aqk < 1 q, maka deret P

k=1qkaqk konvergen. Demikian juga, jika

k→+∞lim qaqk+1

aqk > 1, atau dapat juga ditulis

k→+∞lim aqk+1

aqk > 1 q, maka deret P

k=1qkaqk divergen. 

Teorema 5 ini dapat digunakan untuk memberi bukti dari uji rasio melalui propo- sisi berikut:

Proposisi 6 Misalkan an > 0 untuk semua n ∈ N dan ρ := lim

n→+∞an+1/an ada.

Jika ρ < 1 maka untuk 1 < q ∈ N, limit berikut berlaku.

k→+∞lim aqk+1

aqk = 0.

Bukti. Bukti dari Proposisi ini dapat dilihat pada [12].  Karena Teorema 5 didapatkan dari perluasan uji rasio, konvergensi deretP

n=1an

yang ditentukan dengan menggunakan uji rasio juga dapat ditentukan konvergensinya dengan menggunakan Teorema 5. Namun tidak sebaliknya. Terdapat kasus dimana konvergensi suatu deret tidak dapat ditentukan menggunakan uji rasio tetapi dapat ditentukan konvergensinya menggunakan Teorema 5.

Contoh 3 Untuk memeriksa konvergensi deret

X

n=1

√n 1 + n2,

dengan menggunakan uji rasio didapat hasil dari lim

n→∞an+1/an adalah 1 sehingga konvergensi deret P

n=1

√n/1 + n2 tidak dapat disimpulkan menggunakan uji rasio.

Selanjutnya konvergensi dari deret tersebut akan ditentukan menggunakan Teo- rema 5 (perluasan uji rasio). Dengan an =√

n/(1 + n2) maka aqk =pqk/(1 + q2k) dan aqk+1 =pqk+1/(1 + q2k+2) sehingga

k→+∞lim aqk+1

aqk = lim

k→+∞

qk+1 1+q2k+2

qk 1+q2k

(7)

k→+∞lim aqk+1

aqk = lim

k→+∞

pqk+1(1 + q2k) pqk(1 + q2k+2)

= lim

k→+∞

√q(1 + q2k) 1 + q2k+2

= lim

k→+∞

1 + q2k

√q1 + q2k+3/2

= lim

k→+∞

1 q2k + 1

√q(q12k) + q3/2

= 0 + 1 0 + q3/2,

k→+∞lim aqk+1

aqk

= 1 q3/2. Didapat hasil dari lim

k→+∞aqk+1/aqk adalah 1/q3/2 < 1/q. Dengan begitu dari Teorema 5 (perluasan uji rasio) deret P

n=1

√n/(1 + n2) konvergen.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dari bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa untuk barisan menurun (an) tak negatif, terdapat barisan bagian (nk) sedemikian rupa sehingga P

k=1(nk+1− nk)ank dan P

n=1an memiliki konvergensi yang sama.

Dari pernyataan tersebut dapat dibuktikan bahwaP

n=1ankonvergen jika dan hanya jika P

k=1qkaqk konvergen untuk 1 < q ∈ N.

Kemudian, karenaP

n=1an konvergen jika dan hanya jikaP

k=1qkaqk konvergen untuk 1 < q ∈ N maka dapat dibentuk teorema perluasan uji rasio, yaitu, jika

k→+∞lim aqk+1/aqk < 1/q maka P

n=1an konvergen. Begitu juga jika lim

k→+∞aqk+1/aqk >

1/q maka P

n=1an divergen.

Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.

Mashadi, M.Si. yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan artikel ini.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

[1] S. A. Ali, The mth ratio test: New convergence tests for series, The American Mathematical Monthly, 115 (2008), 514–524.

[2] R. G. Bartle dan D. R. Sherbert, Introduction to Real Analysis, Fourth Edition, John Wiley and Sons, Hoboken, 2011.

[3] R. Carlson, A Concrete Introduction to Real Analysis, Second Edition, CRC Press, Boca Raton, 2018.

[4] H. Chen, A new ratio test for positive monotone series, The College Mathe- matics Journal, 44 (2013), 139–141.

[5] S. R. Ghorpade dan B. V. Limaye, A Course in Calculus and Real Analysis, Springer, New York, 2006.

[6] E. Grigorieva, Methods of Solving Sequence and Series Problems, Birkhauser, Switzerland, 2016.

[7] M. Kline, Mathematical Thought from Ancient to Modern Times, Volume 1, Oxford University Press, New York, 1972.

[8] Mashadi dan A. Hadi, Analisis I, UR Press, Pekanbaru, 2017.

[9] J. Rogawski dan C. Adams, Calculus: Early Transcendentals, Third Edition, W. H. Freeman and Company, New York, 2015.

[10] R. B. Schinazi, From Calculus to Analysis, Birkhauser, New York, 2012.

[11] J. Stewart, Calculus, Eighth Edition, Cengage Learning, Boston, 2016.

[12] Z. Wu, Two convergence theorems and an extension of the ratio test for a series, Mathematics Magazine, 92 (2019), 222–227.

Referensi

Dokumen terkait