• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POSISI DUDUK, LAMA WAKTU MENGEMUDI, DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA SOPIR ANGKUTAN KOTA BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN POSISI DUDUK, LAMA WAKTU MENGEMUDI, DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA SOPIR ANGKUTAN KOTA BENGKULU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POSISI DUDUK, LAMA WAKTU MENGEMUDI, DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA SOPIR ANGKUTAN

KOTA BENGKULU

Agus Widada, Dwi Pratomo, Mely Gustina Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Jalan Indragiri Nomor 03 Padang Harapan Kota Bengkulu 38225

agus.widada@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Ergonomi adalah ilmu yang memanfaatkan informasi – informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja, sehingga dapat bekerja pada suatu sistem yang baik. Faktor penyebab NPB adalah posisi duduk yang tidak sesuai, lama waktu mengemudi dan masa kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan posisi duduk, lama waktu mengemudi dan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada sopir angkutan Kota Bengkulu.

Metode Penelitian : Penelitian ini deskriptif analitik, menggunakan metode cross sectional dan uji statistik chi – square.

Hasil Penelitian : Ada hubungan posisi duduk dengan keluhan NPB (P value = 0,019 ) dengan OR 11,29. Tidak ada hubungan antara lama waktu mengemudi dengan keluhan NPB (P value = 0,573) dengan OR 2,778. Dan ada hubungan masa kerja dengan keluhan NPB (P value = 0,000) dengan OR 32,609.

Saran : Diharapkan institusi yang terkait dapat memberikan informasi kepada sopir angkutan Kota Bengkulu, dan dapat menjadi gambaran untuk penelitian selanjutnya.

Kata Kunci : Posisi Duduk, Lama Mengemudi, Masa Kerja

ABSTRACT

Background : Ergonomics is the science that utilizes information about the nature, abilities and limitations of humans in designing a work system, so that it can work on a good system. The factors that cause NPB are unsuitable sitting position, length of driving time and working period. The purpose of the study was to find out the relationship between sitting position, driving time and working period with complaints of lower back pain in Bengkulu City transport drivers.

Research Method : This study was analytical descriptive, using the cross sectional method and chi- square statistical test.

Research Result : There was a relationship between sitting position and NPB complaints (P value = 0.019) with OR 11.29. There is no relationship between driving time and NPB complaints (P value = 0.573) with OR 2.778. And there is a relationship between working period with complaints NPB (P value = 0,000) with OR 32,609.

Suggestion : I expected that the relevant institutions can provide information to the Bengkulu City transportation drivers, and can be an illustration for further research.

Key Word : Driving Position, Driving time, Working period

(2)

PENDAHULUAN

Penyakit Akibat Kerja (PAK) penyakit yang penyebabnya adalah pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja, sedangkan menurut Hebbie Ilma (2013) mengatakan bahwa Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.

Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderita, kerusakan atau kerugian ditempat kerja (Mangkunegara, 2011).

Hasil penelitian (Ibrahim,dkk 2015) menunjukkan bahwa antara posisi mengemudi dan nyeri punggung bawah (Low Back Pain) pada sopir angkot yang ada di Terminal Arjosari Kota Malang mempunyai keeratan hubungan yang signifikan (bermakna), dimana terdapat kecenderungan yang jelas bahwa seorang sopir yang posisi mengemudinya tergolong berbahaya, mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami nyeri punggung yang lebih berat,daripada sopir yang membutuhkan perubahan segera pada posisi mengemudinya.

Penelitian (Lavenia, dkk 2018) menunjukan bahwa terdapat hubungan masa kerja dan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung pada sopir trayek Karombasan – Malalayang. Faktor yang dapat menyebababkan nyeri punggung diantaranya lama kerja, masa kerja dan posisi duduk.

Pekerjaan berlangsung dalam waktu yang lama tanpa beristirahat, kemampuan tubuh akan menurun dan dapat menyebabkan kesakitan pada tubuh. Pekerja yang bekerja 7-8 jam perhari menyebabkan waktu istirahat yang berkurang dan kerja otot lebih berat sehingga dapat berisiko kejadian nyeri punggung (Suma’mur 2009).

. Ergonomi sebagai ilmu, teknologi, dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan, dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik, yaitu metode untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul, hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya

.

Metode yang digunakan yaitu cross sectional yang mana metode ini mengukur beberapa variabel yang diukur secara bersamaan ini. Uji statistik yang digunakan yaitu Chi Square, berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya (C = Coefisien of contingency). Variabel yang di uji hubungan antara posisi duduk, lamanya waktu mengemudi dan masa kerja dengan terjadinya nyeri punggung bawah.

HASIL

Berdasarkan Analisis Univariat hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Analisis univariat ini dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dari variabel bebas.

a. Deskripsi responden berdasarkan posisi duduk

Tabel 4.1 Karakteristik Frekuensi Responden Berdasarkan Posisi Duduk No

Posisi

Duduk

Frekuensi (n)

Persentase (%)

1

Sesuai 8 9

2

Tidak

Sesuai 81 91

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.1 frekuensi posisi duduk yang sesuai pada sopir angkutan kota Bengkulu lebih rendah dari frekuensi posisi duduk tidak sesuai 91%, yaitu sejumlah 9%.

b. Deskripsi responden berdasarkan lama waktu mengemudi

Tabel 4.2 Karakteristik Frekuensi Responden Berdasarkan Lamanya Waktu Mengemudi

(3)

No Lama Mengemudi

Frekuensi (n)

Persentase (%)

1 ≤ 4 Jam 3 3,4

> 4 Jam 86 96,6

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.2 frekuensi lama waktu mengemudi yang ≤ 4 jam pada sopir angkutan Kota Bengkulu yaitu sebanyak 3,4%, sedangkan frekuensi lama waktu mengemudi > 4 jam sebanyak 96,6%.

c. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja

Tabel 4.3 Karakteristik Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja

Frekuensi (n)

Persentase (%)

1 ≤ 5 tahun 16 18

2 > 5

Tahun 73 82

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.3 frekuensi sopir angkutan kota Bengkulu dengan masa kerja

≤ 5 tahun yaitu sebesar 18% dan frekuensi sopir angkutan kota Bengkulu yang masa kerjanya > 5 tahun 82%.

d. Deskripsi responden berdasarkan keluhan nyeri punggung bawah

Tabel 4.4 Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

N o

Keluhan NPB

Frekuensi (n)

Persentase (%) 1 Nyeri

Ringan

38 42,7

2 Nyeri Sedang

51 57,3

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.4 frekuensi responden yang mengalami NPB selama bekerja sebagai sopir angkutan kota Bengkulu yaitu, pada nyeri ringan terdapat 42,7% dan nyeri sedang sebanyak 57,3%.

Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji statistik chi- square dengan tingkat kesalahan 5% (0,05).

Tabel 4.5 Hubungan Posisi Duduk dengan Keluhan NPB pada Sopir Angkutan Kota Bengkulu

No Posisi Duduk

Nyeri

Sedang Nyeri

Ringan Jumlah OR CI P

N % n % N % 95%

1 Tidak

Sesuai 50 61,7 31 38,3 81 100 11,29 1,325- 96,217

0,019

2 Sesuai 1 12,5 7 87,5 8 100

Tabel 4.5 diketahui bahwa dari 89

responden, terdapat 8 orang dengan posisi

duduk yang sesuai mengalami nyeri ringan

sebanyak 7 orang (87,5%) dan 1 orang

(12,5%) yang mengalami keluahan nyeri

sedang. Dan responden yang posisi duduk

nya tidak sesuai, 31 orang (38,3%)

mengalami nyeri ringan, 50 orang(61,7)

nyeri sedang. Hasil Uji chi-square

diperoleh p = 0,019 ( sig < 0,05), maka

diketahui terdapat hubungan yang

signifikan antara posisi duduk dengan

keluhan nyeri punggung bawah. Dengan

tingkat kepercayaan 95% diketahui Odds

Ratio sebesar 11,29 yang berarti dapat

menyebabkan 11,29 kali keluhan NPB

daripada sopir yang mengemudi dengan

posisi duduk yang baik. Dengan nilai OR

terendah 1,325 dan tertinggi 96,217.

(4)

Tabel 4.6 Hubungan Lama Waktu Mengemudi dengan Keluhan NPB pada Sopir Angkutan Kota Bengkulu

No Lama

Mengemudi

Nyeri

Sedang Nyeri

Ringan Jumlah OR CI p

N % n % n % 95%

1 > 4 Jam 50 58,1 36 41,9 86 100 2,778 0,243- 31,818

0,573

2 ≤ 4 Jam 1 33,3 2 66,7 3 100

Tabel 4.6 diketahui bahwa dari 3

responden dengan lama waktu mengemudi ≤ 4 jam terdapat 2 orang (66,7%) mengalami keluhan nyeri ringan dan 1 orang (33,3%) mengalami keluhan nyeri sedang. Sedangkan 86 responden dengan lamanya waktu mengemudi

> 4 jam terdapat 36 orang (41,9%) dengan nyeri ringan dan 50 orang (58,1%) nyeri sedang. Hasil Uji chi-square diperoleh p = 0,573 ( sig > 0,05), diketahui tidak ada hubungan antara lamanya waktu mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah.

Dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh Odds Ratio sebesar 2,778 yang berarti dapat menyebabkan keluhan NPB 2,778 kali dari pada sopir dengan lama nya waktu mengemudi

≤ 4 jam. Dengan nilai terendah 0,234 dan tertinggi 31,818.

Tabel 4.7 Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan NPB pada Sopir Angkutan Kota Bengkulu

No Masa Kerja

Nyeri

Sedang Nyeri

Ringan Jumlah OR CI

p

N % n % N % 95%

1 > 5

Tahun 50 68,5 23 31,5 73 100 32,609 4,059

- 261,958

0,000 2 ≤ 5

Tahun 1 6,2 15 93,8 16 100

Tabel 4.7 diketahui dari 16 responden dengan masa kerja ≤ 5 tahun terdapat 15 orang (93,8%) mengalami keluhan nyeri ringan dan 1 orang (6,2%) mengalami keluhan nyeri sedang. Sedangkan 73 responden dengan lamanya masa kerja > 5 tahun terdapat 23 orang (31,5%) dengan nyeri ringan dan 50 orang (68,5%) nyeri sedang. Hasil uji chi- square diperoleh nilai P value 0,000 maka (p

< 0,05), diketahui ada hubungan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah.

Dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh Odds Ratio sebesar 32,609 yang berarti dapat menyebabkan 32,609 kali dari pada sopir dengan masa kerja ≤ 5 tahun. Dengan nilai terendah 4,059 dan tertinggi 261,958.

PEMBAHASAN A. Analisis Univariat

Hasil penelitian 89 responden didapatkan hasil distribusi frekuensi berdasarkan posisi duduk yang sesuai pada sopir angkutan kota Bengkulu lebih rendah dari frekuensi posisi duduk tidak sesuai 81 orang (91%), yaitu sejumlah 8 orang (9%). Posisi duduk dalam melakukan pekerjaan sangat mempengaruhi terjadinya gangguan kesehatan, misalnya keluhan nyeri punggung. Sopir mikro trayek Karombasan – Malalayang kebanyakan duduk dengan posisi duduk yang kurang benar apalagi ada yang telah memodifikasi tempat duduk (Budiono 2009).

Berdasarkan lama waktu mengemudi yang

≤ 4 jam pada sopir angkutan Kota Bengkulu yaitu sebanyak 3 orang (3,4%), sedangkan frekuensi lama waktu mengemudi > 4 jam sebanyak 86 orang (96,6%). Menurut Tomita et al. (2010) yang menunjukkan bahwa NPB tidak meningkat selama duduk 1- 4 jam per hari.

Namun NPB berkaitan dengan duduk selama lebih dari 4 jam. Hal ini disebabkan makin lama seseorang duduk maka ketegangan otot dan keregangan ligamentum longitudinalis posterior makin bertambah, khususnya pada posisi duduk membungkuk.

Frekuensi sopir angkutan kota Bengkulu berdasarkan variabel masa kerja ≤ 5 tahun yaitu sebanyak 16 orang (18%) dan frekuensi sopir angkutan kota Bengkulu yang masa kerjanya > 5 tahun sebanyak 73 orang (82%). Masa kerja > 5 tahun dapat mempengaruhi adanya keluhan nyeri punggung pada sopir, semakin lama pekerja terpapar dengan aktivitas pekerjaan tersebut maka dapat lebih berisiko kejadian nyeri punggung. Masa kerja berpengaruh dengan waktu kerja seseorang dalam pekerjaan.

(Lavenia, 2018).

Frekuensi responden yang mengalami keluhan NPB selama bekerja sebagai sopir angkutan Kota Bengkulu yaitu, pada nyeri ringan terdapat 38 orang (42,7%) dan nyeri

(5)

sedang sebanyak 51 orang (57,3%).

Sumber kelelahan yang di pengaruhi oleh tipe atau jenis kendaraan, jarak perjalanan, intensitas lama mengemudi, frekuensi getaran, serta motivasi pengemudi bahwa pekerjaan yang biasa tidak terlalu berat atau ringan, produktivitasnya akan mulai menurun setelah 4 jam bekerja, sehingga diperlukan istirahat untuk memperbaiki produktivitas yang menurun tersebut (Suma’mur 2009).

B. Analisis Bivariat

a. Hubungan Posisi Duduk dengan Keluhan NPB pada Sopir Angkutan Kota Bengkulu

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel yang menggunakan uji chi- square pada nilai (Fisher’s Exact Test) diperoleh p = 0,019 ( sig < 0,05), sehingga Ho ditolak. Oleh karena itu didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara posisi duduk dengan keluhan NPB pada sopir angkutan Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil diatas juga diketahui ukuran hubungan antara posisi duduk dengan keluhan NPB. Posisi duduk yang tidak sesuai pada supir angkutan Kota Bengkulu rentan mengalami keluhan nyeri punggung bawah 11,290 kali dari pada sopir dengan posisi duduk yang sesuai.

b. Hubungan Lamanya Waktu Mengemudi dengan Keluhan NPB pada Sopir Angkutan Kota Bengkulu

Hasil penelitian hubungan antara lamanya waktu mengemudi dengan keluhan NPB diperoleh dari uji statistik chi-square dengan keterangan nilai (Fisher’s Exact Test) dengan p = 0,573 (sig > 0,05), sehingga Ho diterima. Oleh karena itu didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara posisi duduk dengan keluhan NPB pada sopir angkutan Kota Bengkulu. Lama waktu mengemudi pada sopir angkutan Kota Bengkulu tidak begitu berpengaruh terhadap keluhan NPB dilihat dari hasil odds ratio 2,778

c. Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan NPB pada Sopir Angkutan Kota Bengkulu

Hasil penelitian tentang hubungan antara masa kerja dengan keluhan NPB diperoleh hasil uji statistik chi-square

dengan keterangan nilai P value 0,000 (p < 0,05) maka Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara masa kerja terhadap kejadian NPB pada sopir angkutan kota Bengkulu. Masa kerja pada sopir angkutan Kota Bengkulu memiliki resiko 32,609 kali dari pada sopir yang masa kerjanya ≤ 5 tahun terhadap keluhan NPB.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 1. frekuensi posisi duduk yang sesuai pada

sopir angkutan Kota Bengkulu lebih rendah dari frekuensi posisi duduk tidak sesuai 81 orang (91%),

2. Frekuensi lama waktu mengemudi yang tidak sesuai ≥ 5 jam sebanyak 86 orang (96,6%).

3. Frekuensi sopir angkutan kota Bengkulu yang masa kerjanya > 5 tahun sebanyak 73 orang (82%).

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara posisi duduk dengan keluhan NPB pada sopir angkutan Kota Bengkulu, dan pada sopir angkutan Kota bengkulu Posisi duduk yang salah beresiko terhadap keluhan NPB dengan P value 0,019 dan odds ratio 11,290.

5. Tidak terdapat hubungan antara lamanya waktu mengemudi terhadap keluhan NPB pada sopir angkutan Kota Bengkulu, dengan P value 0,573.

6. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan NPB, dan masa kerja pada sopir angkutan Kota Bengkulu beresiko menyebabkan keluhan NPB.

Dengan P value 0,000 dan odds ratio 32,609.

SARAN

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan sopir angkutan kota bengkulu lebih memperhatikan posisi duduk yang baik dalam mengemudi.

2. Dari hasil penelitian ini diharapkan institusi yang terkait dapat memberikan informasi dan gambaran kepada sopir angkutan Kota Bengkulu.

3. Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi dinas kesehatan dalam pengembangan dan peningkatan ergonomi pada pekerja.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adampe, D. 2017. Hubungan Antara Masa Kerja dan Durasi Mengemudi dengan NPB pada Sopir Bus Angkutan Kota Jurusan Manado di Terminal Karombasan. Jurnal Kesehatan, Universitas Sam Ratulangi. Manado Adzim, hebbie ilma. 2013. Pengertian dan

Elemen Sistem Manajemen K3.

(Keselamatan dan kesehatan kerja). Ahli

K3 Umum : (Online),

(sistemmanajemenkeselamatan kerja.

blogspot. com, diakses 17 Januari 2019) Allegri, M., dkk (2016). Mechanism Of Low

Back Pain.. version 2, volume 5.

Altinel, Levent, dkk., 2008. The Prevalence of Low Back Pain and Risk Factors Among Adult Population in Afyon Region. Acta Orthop Traumatol Turc 42(5):328-333.

Turkey

Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media.

Anoraga, Panji. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta : rineka cipta

Appley, A.G dan Louis, S. 2013. Terjemah Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Edisi 28.

Jakarta : Widya Medika.

Badraningsih, L., dkk (2015). Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja, Universitas Negri Yogyakarta. Yogyakarta.

Bimariotejo, (2009). Low Back Pain. (Online), (http://backpainfoum.com, diakses 17 Januari 2019).

Budiono, S., (2009). Bunga Rampai Hiperkes

& KK, Universitas Diponegoro.

Semarang.

Cianflocco, A. J. 2013. Low Back Pain : (Online), (http://www. Merekmanuals.

Com/home/bonejointanmuscledisorder/l owbackandneckpain/lowbackpain. Html, diakses 22 Januari 2019)

Dachland, L. M, (2009). Pengaruh Back Excercise pada Nyeri Punggung Bawah

. Tesis, Universitas Sebelas Maret.

Surakarta.

Fortuin, G. J. (2011). Encyclopedia of.

occupation health and safety.

Publication

Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk.

Yogyakarta:Graha Ilmu.

Hills, E, C, 2010. Mechanical Low Back Pain : (Online), (http://emedicine. Medscape.

Com/article/310353-overview, Diakses18 Januari 2019)

Ibrahim, muhammad., dkk. (2015) Hubungan Antara Posisi Mengemudi terhadap Low Back Pain pada Sopir Angkot di Kota Malang, Jurnal Kesmas, Edisi 11.

Malang.

Levy, B., dkk (2011). Occupational and environtmental health – recognizing and preventing disease and injury. Oxford University. New York

Maizurah,F 2015. Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Keluhan NPB pada Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2011.

Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesepuluh. Bandung : Rosda Karya.

Masinambo, Lavenia., dkk. (2018) Hubungan Lama Kerja dan Posisi Duduk Dengan Keluhan NPB Sopir Karombasan – Malalayang Kota Manado, Edisi 7.

Manado.

Mutia, Zamira, 2018. Hubungan Posisi Duduk terhadap Kejadian Nyeri Punggung Bawah pada Penjahit Sektor Informal.

Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Pratiwi. 2009. Beberapa Faktor yang Berpengaruh terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, Vol 4 hal 63-66. Semarang Sari, Ni Putu. 2015. Hubungan Lama Duduk

deangan Kejadian Low Back Pain pada

(7)

Operator Perusahaan Travel di Manado.

Skripsi, Universitas Sam Ratulangi.

Manado

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta:

Sagung Seto.

Tanjung, R, 2009. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah di Puskesmas. (Online), (http://elerning-po.unp.ac.id, diakses 17 januari 2019).

Tomita, S., dkk (2010). Prevalence And Risk Factors Of Low Back Pain. Thailand in health. Thailand

Yunus, M., (2008). Hubungan Posisi Kerja Duduk dan Masa Kerja dengan Keluhan Low Back Pain pada Pekerja Pemecah Batu Granit Tradisional di Kelurahan Tg.Batu. Riau

Gambar

Tabel  4.1  Karakteristik  Frekuensi  Responden Berdasarkan Posisi Duduk  No  Posisi  Duduk Frekuensi (n) Persentase (%) 1  Sesuai  8  9  2  Tidak  Sesuai  81  91  Jumlah  89  100
Tabel  4.3  Karakteristik  Frekuensi  Responden Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 4.6 diketahui bahwa dari 3  responden  dengan  lama  waktu  mengemudi  ≤  4  jam  terdapat  2  orang  (66,7%)  mengalami  keluhan  nyeri  ringan  dan  1  orang  (33,3%)  mengalami  keluhan  nyeri  sedang

Referensi

Dokumen terkait

Nilai F statistik &gt; F tabel dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen, kemudian setelah dilakukan uji t

Tujuan dari kegiatan penelitan ini adalah mendapatkan senyawa beta-glukan yang dapat larut dalam air dan dalam alkali yang berasal dari jamur tiram (Pleurotus

c). jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP; dan d). nama paket pekerjaan harus sesuai dengan

[r]

Situs virtual class ini dibuat dengan tujuan agar memudahkan mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Gunadarma untuk mempelajari mata kuliah etika dan profesi TI dan

PROgramming in LOGic adalah nama asli dari prolog, Kelebihan yang dimiliki oleh prolog adalah kesederhanaan untuk dipakai dalam pemrograman aplikasi kecerdasan buatan, seperti

Hasil ini mengindikasikan bahwa radio menawarkan keunikan yang tidak terdapat pada media lain, dan khalayak bebas memilih media mana yang akan digunakan

Disamping itu menurut (Marhaeniyanto, 2009) bahwa tanaman leguminosa di daerah tropis tumbuh lebih lambat daripada tanaman rumput, agar bisa tumbuh dengan baik, maka penanaman