• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL INOVASI TATA KELOLA SEKOLAH GRATIS (STUDI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NAHDLATUL ULAMA TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL INOVASI TATA KELOLA SEKOLAH GRATIS (STUDI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NAHDLATUL ULAMA TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Mitra Pendidikan: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3 (1), 2022 E-ISSN: 2774-7360

70

MODEL INOVASI TATA KELOLA SEKOLAH GRATIS (STUDI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NAHDLATUL ULAMA

TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO)

Daris Wibisono Setiawan1 Indah Mei Astuti2

1Kepala SMA Negeri 1 Sumber – Probolinggo aswaja.lintang9@yahoo.com

2Guru SMK PPN 1 Tegalampel - Bondowoso

Naskah diterima: 10 April 2022|direvisi: 15 April 2022| 20 April 2022

ABSTRACT

Research on the innovation model of free school governance which is the initiation of educational institutions has never been carried out by researchers, especially from the perspective of public administration. Previous research was only on the issue of the implementation of a policy product. This free school innovation governance model research is important, especially if it is associated with the following two facts. First, based on the results of previous research studies that there is no research that describes the implementation of free schools at the SMK/SMA education level which is an innovation from these educational institutions. However, there have been many results of research on the implementation of public policies in the field of education with the research locus being schools or regions only based on the policy umbrella it is implementing. Second, the education gap in Indonesia is very large. The education gap is the gap between the size of the education budget that has been provided by the state and the limited access to education related to school financing.

Researchers in this study to achieve research objectives using qualitative methods with the research locus at a private vocational education institution, namely SMK NU Tenggarang. The aims of this study are: (1) to analyze the governance model for institutional development at SMK NU Tenggarang; (2) analyzing the governance model of free school administration at SMK NU Tenggarang;

and (3) designing an innovation model for the administration of free schools at SMK NU Tenggarang.

Data collection techniques used in this study were interviews, observation and documentation.

The researcher determined key information sources (Key Informants), namely the principal and supporting information sources (supportive informants) consisting of the head of the foundation, supervisors of the SMK Branch of the Bondowoso Regional Education Office, school committees, teachers, students, employees, parents of students. Data analysis consists of three flow of activities that occur simultaneously, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The data validity technique uses source triangulation techniques, method triangulation, key informant reviews, and data base preparation.

The results of the study conclude that: First, transformational leadership based on the strength of the doctrine is the main dimension of strengthening governance for the development of SMK NU Tenggarang institutions. Second, transparency, openness, and internal commitment strengthen the principles of education governance and encourage the birth of free school innovation. Third, the SI RETA free school governance innovation model was born from transformational leadership based on the strength of the doctrine by prioritizing the principles of transparency, openness, and internal commitment.

Keywords: governance model, free school innovation ABSTRAK

Penelitian tentang model inovasi tata kelola sekolah gratis yang merupakan inisiasi dari lembaga pendidikan belum pernah dilakukan oleh para peneliti, terutama dari segi perspektif administrasi publik. Penelitian terdahulu hanya pada persoalan implementasi dari sebuah produk kebijakan. Penelitian model tata kelola inovasi sekolah gratis ini menjadi

(2)

71 penting terutama jika dikaitkan dengan dua fakta berikut. Pertama, berdasarkan hasil kajian penelitian terdahulu bahwa tidak adanya penelitian yang mendeskripsikan tentang penyelenggaraan sekolah gratis jenjang pendidikan SMK/SMA yang merupakan inovasi dari lembaga pendidikan tersebut. Akan tetapi, sudah banyak hasil penelitian implementasi kebijakan publik bidang pendidikan dengan lokus penelitian adalah sekolah atau wiilayah hanya berdasarkan payung kebijakan yang dijalankannya. Kedua, kesenjangan pendidikan di Indonesia sangat besar. Kesenjangan pendidikan adalah kesenjangan antara besarnya anggaran pendidikan yang telah diberikan negara dengan terbatasnya akses pendidikan terkait pembiayaan sekolah.

Peneliti dalam kajian ini untuk mencapai tujuan penelitian menggunakan metode kualitatif dengan lokus penelitian pada lembaga pendidikan SMK swasta yaitu SMK NU Tenggarang. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis model tata kelola pembangunan lembaga di SMK NU Tenggarang; (2) menganalisis model tata kelola penyelenggaraan sekolah gratis di SMK NU Tenggarang; dan (3) mendesain model inovasi tata kelola penyelenggaraan sekolah gratis di SMK NU Tenggarang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti menetapkan sumber informasi kunci (Key Informan) yaitu kepala sekolah serta sumber informasi penunjang (supportive informan) yang terdiri dari ketua yayasan, pengawas SMK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bondowoso, komite sekolah, guru, siswa, karyawan, wali murid. Analisa data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi metode, review informan kunci, dan penyusunan data base.

Hasil kajian menyimpulkan bahwa: Pertama, Kepemimpinan transformasional yang dilandasi oleh kekuatan doktrin merupakan dimensi utama penguat tata kelola pembangunan lembaga SMK NU Tenggarang. Kedua, Transparansi, keterbukaan, dan komitmen internal menguatkan prinsip tata kelola pendidikan dan mendorong lahirnya inovasi sekolah gratis.

Ketiga, Model inovasi tata kelola sekolah gratis SI RETA terlahir dari kepemimpinan transformasional yang dilandasi kekuatan doktrin dengan mengedepankan prinsip transparansi, keterbukaan, dan komitmen internal.

Kata Kunci: Model Tata Kelola, Inovasi Sekolah Gratis

PENDAHULUAN

Penelitian ini mengkaji tentang model inovasi tata kelola sekolah gratis yang telah dilakukan oleh SMK NU Tenggarang sejak awal berdiri pada tanggal 23 Juli 2009 hingga sekarang. Penelitian ini akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu administrasi khususnya administrasi publik yang terkait langsung dengan masalah kebijakan publik berdasarkan dinamika kebijakan sekolah gratis yang telah terbukti dilakukan oleh SMK NU Tenggarang. Kebijakan pendidikan gratis yang cenderung bersifat top down karena berkaitan dengan kebijakan alokasi anggaran dan pertanggungjawaban penggunaannya bagi lembaga penerima pada kenyataannya ternyata bisa dilakukan secara bottom up oleh lembaga pendidikan itu sendiri dengan tata kelola dan inovasi yang dilakukan oleh lembaga tersebut.

Secara umum studi ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis tata kelola kelembagaan SMK NU Tenggarang yang mampu bersiasat menciptakan beragam inovasi, salah satunya adalah menyelenggarakan sekolah gratis sampai lulus sejak awal berdiri tahun 2009 dan bertahan hingga sekarang. Topik penelitian ini belum banyak dilakukan oleh para peneliti, terutama dari segi perspektif administrasi publik, khususnya di Indonesia. Penelitian ini menjadi penting terutama jika dikaitkan dengan dua fakta berikut. Pertama, berdasarkan hasil kajian penelitian terdahulu

(3)

72 bahwa tidak adanya penelitian yang mendeskripsikan tentang penyelenggaraan sekolah gratis jenjang pendidikan SMK/SMA yang merupakan inovasi dari lembaga pendidikan tersebut. Telah banyak hasil penelitian implementasi kebijakan publik bidang pendidikan dengan lokus penelitian adalah sekolah atau wiilayah berdasarkan payung kebijakan yang dijalankannya. Kedua, kesenjangan pendidikan di Indonesia sangat besar. Kesenjangan pendidikan adalah kesenjangan antara besarnya anggaran pendidikan yang telah diberikan negara dengan terbatasnya akses pendidikan terkait pembiayaan sekolah.

SMK NU Tenggarang jauh sebelum kebijakan TisTas lahir mulai bulan Juli 2019 telah mampu menyelenggarakan pendidikan gratis, tepatnya mulai awal pendirian yaitu pada bulan Juli 2009. Menarik untuk dikaji bagaimana SMK NU Tenggarang mengadaptasi kebijakan TisTas untuk memperkuat konsistensinya dalam memberikan wadah pendidikan gratis sampai lulus kepada masyarakat Bondowoso.

Kajian menarik ini juga berdasarkan pengamatan kepada lembaga pendidikan lain setingkat SMK/SMA meskipun telah mendapatkan BOS dari pemerintah pusat, Program Indonesia Pintar (PIP) untuk peserta didik sebagai pendukung pendidikan, dan diperkuat oleh kebijakan TisTas melalui mekanisme dana BPOPP, namun masih belum bisa melaksanakan pendidikan gratis kepada para peserta didiknya.

Konsistensi SMK NU Tenggarang dalam menyelenggarakan sekolah gratis sampai lulus untuk mewadahi kebutuhan masyarakat kurang mampu ternyata mempunyai perkembangan yang baik. Perkembangan jumlah siswa SMK NU Tenggarang dapat di lihat dari grafik berikut ini;

(Sumber: Dokumen SMK NU Tenggarang)

Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Siswa SMK NU Tenggarang

Berdasarkan data grafik di atas, keberadaan SMK NU Tenggarang sebagai sekolah swasta masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi untuk bisa sekolah gratis. Grafik di atas juga menunjukkan angka peningkatan yang signifikan terkait jumlah siswa baru SMK NU Tenggarang pada masa pandemi covid-19. Salah satu faktor pendorongnya adalah kebijakan SMK NU Tenggarang yang konsisten menyelenggarakan sekolah gratis sampai lulus, memberikan 4 stell seragam gratis, dan asrama gratis bagi peserta didik yang ingin bermukim.

Latar belakang kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke SMK NU Tenggarang adalah para keluarga yang kurang mampu. Berikut ini adalah rekapitulasi data mata pencaharian wali murid SMK NU Tenggarang;

(4)

73

Tabel 1.1 Mata Pencaharian Orang Tua Siswa kelas X SMK NU Tenggarang Tahun Pelajaran 2020/2021

NO PEKERJAAN JUMLAH PROSENTASE

1 PNS/TNI/POLRI 0 0%

2 Pedagang/wiraswasta 3 3,44%

3 Tukang Becak 13 14, 94%

4 Petani 9 10, 24%

5 Buruh Tani 26 29, 88%

6 Buruh Bangunan 36 41, 86 %

JUMLAH 87 100 %

(sumber: dokumen SMK NU Tenggarang)

Berdasarkan data penulusuran riwayat pekerjaan orang tua seperti terlihat di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang masuk di SMK NU Tenggarang sebagian besar adalah siswa yang kurang mampu. Realitas sosial yang terjadi pada masyarakat sekitar menunjukkan bahwa biaya pendidikan seringkali masih dirasakan menjadi beban yang sangat berat. Latar belakang kondisi sosial ekonomi orang tua peserta didik SMK NU Tenggarang adalah potret sebagian besar masyarakat Bondowoso yang tidak dapat sepenuhnya memperoleh pendidikan karena kemiskinan.

Latar penelitian yang dilakukan di SMK NU Tenggarang ini terletak di Kabupaten Bondowoso menjadi pendorong semakin menariknya kajian ini, mengingat Kabupaten Bondowoso masih tergolong kabupaten tertinggal jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur. Berdasarkan data BPS Bondowoso tahun 2018, Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bondowoso berada di angka 63, 21, lebih rendah dibandingkan IPM Jatim yang berada di angka 70, 27. Angka rata-rata lama sekolah hanya mencapai 5,62 tahun, jauh dari capaian Jatim yaitu 7,34 tahun.

Munculnya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan direvisi dengan UU Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah menjadi babak baru bagi pendidikan SMK/SMA. Undang-undang tersebut menjelaskan tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten atau kota terutama di bidang pendidikan.

Kebijakan tersebut pada akhirnya berdampak pada peralihan kewenangan pemangku kebijakan dalam bidang pendidikan. Pendidikan jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengan Pertama (SMP) dikelola oleh Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot), sementara pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dikelola oleh pemerintah provinsi.

Inovasi "bottom-up model" sangat jarang sekali dilakukan di Indonesia karena sistem pendidikan yang sentralistik. Menarik dan unik sekali tentunya inovasi pendidikan yang dilaksanakan oleh SMK NU Tenggarang dengan penyelenggaraan sekolah gratis dan bermanfaat besar bagi kebutuhan masyarakat akan pendidikan.

Fokus penelitian seperti yang tersaji pada latar belakang permasalahan ini adalah kelembagaan lokal SMK NU Tenggarang dalam melakukan penyelenggaraan sekolah gratis merupakan inovasi nyata pelayanan publik. Berdasarkan deskripsi teori di atas, maka dapat dipastikan bahwa penelitian ini termasuk dalam kelompok studi tentang pengetahuan administrasi publik. Penelitian ini masuk dalam teori administrasi publik karena penelitian tentang lembaga publik atau masyarakat (termasuk lembaga lokal) adalah bagian dari kelompok studi teori kelembagaan publik, yang merupakan salah satu teori utama dalam ilmu administrasi publik.

(5)

74 METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan lokus penelitian pada lembaga pendidikan SMK NU Tenggarang yang beralamat di jalan raya Pakisan 341 Desa Bataan Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. Peneliti menetapkan sumber informasi kunci (Key Informan) yaitu kepala sekolah serta sumber informasi penunjang (supportive informan) yang terdiri dari ketua yayasan, komite sekolah, pengawas SMK, guru, siswa, karyawan, dan wali murid. Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran yang sistematis, faktual dan akurat dari objek penelitian, serta berdasarkan tujuan penelitian maka digunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Analisa data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi metode, review informan kunci, dan penyusunan data base.

HASIL DAN DISKUSI

1. Tata Kelola Pembangunan Lembaga di SMK NU Tenggarang

SMK NU Tenggarang sebagai organisasi sektor publik, memberikan pelayanan publik dalam bentuk jasa sekolah gratis sampai lulus dan beragam fasilitas pendukung lainnya yang berbeda dengan berbagai macam organisasi sektor publik lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian, tipe organisasi menurut Mahsun, Sulistyowati, dan Purwanugraha (2012) SMK NU Tenggarang merupakan tipe organisasi Quasi- Nonprofit Organization. SMK NU Tenggarang sebagai organisasi sektor publik, memberikan pelayanan publik dalam bentuk jasa sekolah gratis sampai lulus dan beragam fasilitas pendukung lainnya yang berbeda dengan berbagai macam organisasi sektor publik lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, tipe organisasi menurut Mahsun, Sulistyowati, dan Purwanugraha (2012) SMK NU Tenggarang merupakan tipe organisasi Quasi-Nonprofit Organization. Sejak awal pendirian SMK NU Tenggarang bertujuan untuk memberikan wadah pendidikan kepada masyarakat secara gratis sampai lulus dan berkualitas. Pembiayan dari tata kelola sekolah gratis sampai lulus tersebut dengan siasat pemanfaatan bantuan hibah dana pemerintah pusat berupa BOS dan bantuan dana pemerintah Jawa Timur melalui BPOPP secara efektif dan efisien.

Lembaga pendidikan SMK NU Tenggarang dalam konteks administrasi publik, tidak dimaknai sebagai pola-pola kegiatan normatif (misalnya lembaga perkawinan atau lembaga hukum adat), tapi sebagai suatu wadah yang didirikan untuk menghasilkan perubahan. Perubahan yang diharapkan telah tercantum pada visi, misi, dan tujuan lembaga SMK NU Tenggarang. Lembaga merupakan hasil dari pembangunan lembaga, maka dalam melihat lembaga tidak bisa dipisahkan dari proses pembangunan lembaga itu sendiri. Model pembangunan lembaga di SMK NU Tenggarang diuraikan melalui unsur-unsur kelembagaan menurut Eaton (1986) yaitu;

(1) kepemimpinan; (2) doktrin; (3) program; (4) sumber daya; dan (5) struktur internal.

Faktor kepemimpinan dalam sebuah organisasi akan sangat menentukan keberhasilan suatu lembaga dalam bekerja sama dengan sumber daya yang ada.

Berdasarkan hasil wawancara, jiwa kepemimpinan kepala SMK NU Tenggarang sejak awal pendirian sudah terlihat dalam merumuskan doktrin dan program lembaga, mengoptimalkan segala bentuk sumber daya lembaga, dan membangun sruktur internal yang kuat dalam mendukung aktifitas-aktifitas lembaga. Kualitas kepemimpinan kepala SMK NU Tenggarang banyak diakui oleh informan penelitian

(6)

75 dalam merancang konsep sekolah gratis yang secara konsisten dilakukan mulai sejak awal pendirian sekolah dan terus berjalan hingga sekarang.

Kepemimpinan kepala SMK NU Tenggarang dalam menjaga pola koordinasi yang baik sesuai dengan teori Bromley (1989) tentang hirarki proses kebijakan yang diawali dari proses pada level kebijakan (policy level), level organisasional (organizational level) dan level operasional (operational level). Kesemua level kebijakan tersebut pada tahapan implementasinya mempengaruhi pola-pola interaksi (pattern of interactions) di dalam kelembagaan pendidikan SMK NU Tenggarang sebagai pelaksana kebijakan. Proses berikutnya, pola-pola interaksi ini akan mempengaruhi outcomes, yaitu hasil yang diinginkan dari kebijakan tersebut. SMK NU Tenggarang dalam hal ini berhasil merumuskan kebijakan sekolah gratis sampai lulus yang terdukung oleh keterlibatan anggota organisasi sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka dapat dirumuskan propoisi bahwa Kepemimpinan transformasional dan doktrin menjadi kunci penguat tata kelola pembangunan lembaga di SMK NU Tenggarang.

Gambar 1.2 Tata kelola pembangunan kelembagaan SMK NU Tenggarang

2. Tata Kelola Penyelenggaraan Sekolah Gratis di SMK NU Tenggarang

Berdasarkan temuan penelitian, tata kelola penyelenggaraan sekolah gratis di SMK NU Tenggarang telah melibatkan tiga pilar good governance. Keterlibatan berbagai pihak pemerintah seperti; Kemdikbudristek, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, dan Cabdin Jawa Timur wilayah Bondowoso. Pihak swasta yang terlibat dan mendukung tata kelola penyelenggaraan sekolah gratis di SMK NU Tenggarang adalah IDUKA yang telah bekerja sama dan dibuktikan dengan MOU. Pihak masyarakat adalah komite sekolah, wali murid, dan masyarakat luas yang telah memberikan kepercayaan menyekolahkan anaknya pada lembaga SMK NU Tenggarang, juga termasuk masyarakat. Tata kelola penyelenggaraan sekolah gratis di SMK NU Tenggarang juga sesuai dengan teori Noor dan Rahmatllah (2018) yaitu prinsip 4 K dan 1 T yaitu; Keterbukaan, Kooperatif, Kolaboratif, Koordinasi, dan Transparansi.

Keterbukaan dalam tata kelola pendidikan merupakan suatu prinsip manajemen pendidikan yang harus dipatuhi oleh seorang pimpinan atau kepala sekolah agar semua pihak yang terkait dengan penyelenggaran pendidikan tidak mempunyai prasangka buruk terhadap keputusan yang diambil oleh kepala sekolah.

Asas keterbukaan yang dilakukan oleh lembaga SMK NU Tenggarang dalam penyelenggaraan sekolah gratis membawa dampak positif pada bagaimana cara

Penguatan Kelembagaan Kepemimpinan

Kepemimpinan Transformasional

Sumber- Sumberdaya Program

Doktrin

Struktur Intern

(7)

76 pandang warga sekolah terhadap segala bentuk dampak kebijakan tersebut.

Keterbukaan juga dilakukan oleh lembaga SMK NU Tenggarang kepada semua wali murid terkait besaran dana bantuan yang masuk ke sekolah melalui dana BOS dan BPOPP beserta pemanfaatan kedua dana tersebut dalam rangka mendukung penyelenggaraan sekolah gratis. Langkah tersebut dilakukan sebagi bentuk peningkatan kepercayaan warga masyarakat kepada sekolah karena merasa dilibatkan dalam setiap perumusan kebijakan.

Asas kooperatif juga selalu terlihat dalam tata kelola penyelenggaraan sekolah gratis di SMK NU Tenggarang. Sikap kooperatif selalu dibangun oleh kepala sekolah dengan guru, tenaga kependidikan, peserta didik, wali murid, yayasan, komite sekolah serta pihak-pihak terkait lainya dengan keyakinan akan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan di sekolah. Asas kooperatif dengan semangat gotong royong tersebut dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan semua pihak yang berpotensi ikut serta membangun sekolah. Prinsip kooperatif ini dilakukan SMK NU Tenggarang pada pihak eksternal sekolah dengan membangun berbagai bentuk kerjasama pada pihak terkait dalam rangka peningkatan kompetensi guru, tenaga kependidikan, siswa, wali murid, yayasan, komite sekolah, hingga kepala sekolah.

Koordinasi pada tata kelola pendidikan di SMK NU Tenggarang terlihat pada setiap penyelesaian tugas-tugas berdasarkan peran dan fungsi struktur internal.

Koordinasi juga dilakukan untuk mendukung pelaksanaan setiap program atau kegiatan sekolah yang merupakan aspek penting dalam proses pengorganisasian sumber daya manusia atau personil. Tujuan dari koordinai tersebut diharapkan akan tercipta sinkronisasi tindakan satu sama lain dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan lembaga pendidikan SMK NU Tenggarang dalam menjamin keberlangsung sekolah gratis.

Tata kelola pendidikan di SMK NU Tenggarang merupakan kolaborasi berbagai pihak internal dan eksternal. Pihak internal diantaranya; kepala sekolah, komite, yayasan, guru, dan tenaga kependidikan dengan tujuan tidak adanya kendala internal dalam proses pembelajaran, khususnya dukungan inovasi penyelenggaraan sekolah gratis. Kolaborasi dengan pihak eksternal dilakukan dalam rangka peningkatan kompetensi semua warga sekolah agar semakin kuat dalam upaya mencapai visi sekolah.

Transparansi pada tata kelola penyelenggaraan pendidikan di SMK NU Tenggarang diwujudkan dalam pengelolaan dana BOS dan BPOPP. Hasil wawancara dengan bendahara SMK NU Tenggarang menyatakan bahwa tata kelola keuangan yang dilakukan di SMK NU Tenggarang sudah menjunjung tinggi asas transparansi.

Langkah nyata komitmen transparansi juga terlihat bagaimana pengelolaan keuangan sepenuhnya dilakukan oleh bendahara sekolah. Bentuk transparansi juga diperkuat dengan kewajian bendahara BOS dan BPOPP sekolah melakukan laporan secara berkala kepada kepala sekolah, yayasan, komite, dan selanjutnya kepada semua warga sekolah. Penekanan asas transparansi juga bertujuan agar semua pihak mempunyai peran, fungsi, dan tanggung jawab yang sama terhadap segala bentuk konsekuensi pemanfaatan kedua dana tersebut, sehingga bisa bersama-sama menguatkan keberlangsungan inovasi sekolah gratis.

Berdasarkan temuan hasil penelitian penyelenggaraan sekolah gratis di SMK NU Tenggarang berdasarkan asas tata kelola pendidikan maka dapat digambarkan sebagai berikut:

(8)

77

Gambar 1.3 Tata kelola pendidikan SMK NU Tenggarang

Berdasarkan bagan dan penjelasan temuan hasil penelitian di atas, maka dapat dirumuskan proposisi bahwa Asas tata kelola pendidikan 5K 1 T khususnya asas keterbukaan, transparansi, dan komitmen menguatkan keberlangsungan sekolah gratis SMK NU Tenggarang.

Tata kelola pendidikan SMK NU Tenggarang tidak sekedar menerapkan asas 4K 1 T, namun 5K 1 T dengan adanya tambahan satu unsur yang sangat penting yaitu komitmen internal. Penyelenggaraan sekolah gratis yang dilakukan oleh lembaga SMK NU Tenggarang menerapkan prinsip 5K 1 T di mana keterbukaan, transparansi, dan komitmen sebagai penguat utama dari tiga unsur lainnya.

3 Model Inovasi Tata Kelola Penyelenggaraan Sekolah Gratis di SMK NU Tenggarang

Penelitian model inovasi tata kelola penyelenggaraan sekolah gratis di SMK NU Tenggarang, untuk melihat kecenderungan model inovasi, peneliti menggunakan teori inovasi Halvorsen. Menurut Halvorsen (2005) ada enam tipologi inovasi sektor publik yaitu; (1) a new improved service, (2) process innovation, (3) administrative innovation, (4) system innovation, (5) conceptual innovation, dan (6) radical change of rational.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa proses inovasi penyelenggaraan sekolah gratis di SMK NU Tenggarang melalui proses analisis berdasarkan kebijakan yang ada. Proses inovasi ini juga dilakukan sebagai bentuk perbaikan pelayanan, karena dengan adanya perbaikan kualitas pelayanan publik yang semakin baik, dapat mempengaruhi kepuasan masyarakat sehingga menciptakan kembali kepercayaan masyarakat terhadap sekolah. Aturan-aturan khusus yang dijadikan sebagai landasan dalam pembuatan inovasi pelayanan sekolah gratis sampai lulus pada peserta didik SMK NU Tenggarang melalui program SAE (Selamatkan Angka Edukasi) dapat diterapkan sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”, Permendikbud No 6 Tahun 2021 tentang petunjuk teknis pengelolaan dana BOS regular, dan Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2019 tentang BPOPP diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat melalui penyelenggaraan sekolah gratis berkualitas. Kebijakan

DANA BOS SUMBER DANA DANA BPOPP

SMK NU

TATA KELOLA PENDIDIKAN

EFEKTIF EFISIEN

KETERBUKAAN TRANSPARANSI

MENGUATKAN INOVASI SEKOLAH GRATIS

KOMITMEN INTERNAL

(9)

78 SAE dapat memperbaiki pelayanan sekolah gratis pada lembaga SMK NU Tenggarang menjadi lebih optimal karena bermanfaat langsung bagi masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi bahwa sistem inovasi SMK NU Tenggarang untuk terus bisa menyelenggarakan bahkan menguatkan sekolah gratis sampai lulus melalui pembuatan rekening tandon.

Rekening tandon tersebut sebagai wadah dari selisih pemanfaatan dana BOS dan BPOPP yang telah lulus verifikasi laporan akhir penggunaan dana dan telah diserahkan laporan akhirnya kepada Dinas Pendidikan Jawa Timur. Rekeing tandon tersebut juga berisi dana-dana lain yang masuk ke sekolah dari skema bantuan pemerintah, masyarakat, maupun swasta. Dana pemerintah lainnya yang masuk ke rekening tandon adalah dana selisih dari program yang diberikan pemerintah kepada SMK NU Tenggarang seperti; bantuan pembangunan RKB, RPS, hibah daerah, peralatan praktik, peralatan IT, dan ragam bantuan pelatihan yang bisa diakses melalui aplikasi Takola Kemdikbud. Dana bantuan swasta didapatkan melalui dana CSR dari berbagai IDUKA yang berkeinginan membantu SMK NU Tenggarang.

Rekening tandon menjadi sistem inovasi yang diciptakan dengan harapan jika ada pergantian pimpinan lembaga maka inovasi sekolah gratis akan tetap berjalan dengan baik. Keberadaan rekening tandon pada perkembangannya juga bermanfaat dalam rangka pengembangan inovasi, mengingat rekening tandon tidak sekedar bisa mendukung inovasi sekolah gratis, faktanya SMK NU Tenggarang juga telah mampu membangun ruang kelas baru, rehabilitasi ruang kelas, dan pembelia sarana dan prasarana pendukung pembelajaran.

Sistem inovasi dengan rekening tandon tersebut akan terus berjalan seiring kebijakan pemerintah pusat dalam penentuan nominal penerimaan BOS dan kebijakan pemerintah Provisi Jawa Timur dalam penentuan nominal penerimaan BPOPP berbasis jumlah siswa masing-masing lembaga. Pada prinsipinya jika kebijakan penentuan nominal bantuan BOS dan BPOPP berdasarkan jumlah siswa, maka semakin besar jumlah siswa sebuah lembaga semakin besar juga potensi pendapatan sekolah. Besarnya jumlah pendapatan sekolah tentu saja bisa berdampak sebagai alat untuk pengembangan inovasi sekolah. Kerjasama pengembangan inovasi yang dilakukan oleh semua pihak internal sekolah dengan daya dukung yang kuat dari BOS dan BPOPP tersebut semakin menguatkan inovasi sekolah gratis. dari awalnya hanya penyediaan sekolah gratis sampai lulus kepada peserta didiknya, pembangunan enam ruang kelas tingkat secara mandiri, pembelian tanah untuk pengembangan sekolah, pengadaan peralatan penunjang penidikan secara mandiri, pemberian fasilitas 4 stell seragam gratis, fasilitas asrama gratis, dan lain-lain.

Berdasarkan temuan hasil penelitian, maka diperoleh temuan “Model inovasi tata kelola penyelenggaraan sekolah gratis” digambarkan sebagai berikut:

(10)

79 Gambar 1.4: Model Inovasi Sekolah Gratis di SMK NU Tenggarang

Berdasarkan temuan hasil penelitian pada tata kelola penyelenggaraan sekolah gratis di SMK NU Tengarang maka di temukan model SI RETA. SI RETA merupakan Sistem Inovasi Rekening Tandon yang dapat menjadi acuan bagi lembaga pendidikan untuk melakukan tata kelola penyelenggaraan sekolah gratis.

Inovasi sistem di dalamnya ada dua hal yang dapat dilihat yaitu sistem inovasinya dan kerjasama pengembangan inovasi. SI RETA sebagai sistem inovasinya harus dibangun dengan tata kelola pembangunan lembaga dan tata kelola pendidikan melalui model kepemimpinan transformasional yang dilandasi kekuatan doktrin dengan mengedepankan prinsip transparansi, keterbukaan, dan komitmen internal.

Adapun kerjasama pengembangan inovasinya juga harus dilakukan dengan semua dimensi tata kelola pembangunan kelembagaan yang dikuatkan oleh asas tata kelola pendidikan 5 K 1 T.

KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Model Inovasi Tata Kelola Sekolah Gratis (Studi di SMK NU Tenggarang)” dapat disimpulkan bahwa: Pertama, Kepemimpinan transformasional yang dilandasi oleh kekuatan doktrin merupakan dimensi utama penguat tata kelola pembangunan lembaga SMK NU Tenggarang.

Kedua, Transparansi, keterbukaan, dan komitmen internal menguatkan prinsip tata kelola pendidikan dan mendorong lahirnya inovasi sekolah gratis. Ketiga, Model inovasi tata kelola sekolah gratis SI RETA terlahir dari kepemimpinan transformasional yang dilandasi kekuatan doktrin dengan mengedepankan prinsip transparansi, keterbukaan, dan komitmen internal.

SI RETA

(Sistem Inovasi Rekening Tandon)

SMK NU Tenggarang

1. Transparansi 2. Keterbukaan 3. Komitmen

internal 1. Kepemimpinn

2. Doktrin 3. Program 4. Sumber daya 5. Struktur

internal

Tata Kelola Kelembagaan

Tata Kelola Pendidikan

1. Kepemimpinan Transformasional 2. Doktrin

1. Keterbukaan 2. Kooperatif 3. Kolaboratif 4. Koordinasi 5. Transparansi

Sekolah Gratis Efektif/Kuat

(11)

80 B. Rekomendasi

1. Hasil kajian ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi rujukan bagi lembaga pendidikan lainnya dalam rangka menciptakan inovasi-inovasi khususnya bidang pendidikan dan pembelajaran, termasuk inovasi penyelenggaraan sekolah gratis sampai lulus di lembaganya.

2. Pemerintah, dalam hal ini dinas pendidikan berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan berbagai bentuk inovasi kepada lembaga- lembaga pendidikan lainnya.

3. Hasil penelitian ini dapat memberikan nilai tambah pada kemajuan organisasi dalam upaya menciptakan beragam inovasi lainnya agar selalu menjadi pembeda dengan organisasi lainnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini khususnya para peneliti di bidang Ilmu Administrasi sebagai kajian terdahulu. Hasil dari pengembangan dan penyempurnaan teori-teori dalam penelitian ini, khususnya tentang teori tata kelola pembangunan kelembagaan Eaton (1986) dan teori tata kelola pendidikan 5 K 1 T dapat dijadikan sebagai alat untuk menganalisis fokus penelitian yang dikembangkan.

TERIMA KASIH

Penelitian ini dilaksanakan secara mandiri kepada lembaga pendidikan SMK NU Tenggarang yang sejak awal berdiri mempunyai komitmen tegas dalam menyelenggarakan pendidikan gratis sampai lulus, gratis 4 stell seragam, gratis asrama kepada semua anggota masyarakat.

BIBLIOGRAPHY

Agus Dwiyanto, dkk. 2003. Reformasi Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah.

Yogyakarta: Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan, UGM).

Agustino, L. 2012. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Albury, David. 2003. Innovation in the Public Sector. Discussion paper. The Mall. London Anatan, L., & Ellitan, L. (2009). Manajemen Inovasi (Transformasi Menuju

Organisasi Kelas Dunia). Bandung: CV. Alfabeta.

Anderson, James E. 2009. Public Policy Making. Second Edition. Boston: Houghton Mifflin.

Arcaro, J., S. 2005. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Terjemahan oleh Y. Iriantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ary, D., J, Cheser, L., dan Razavieh, A. 2010. Introduction to Research in Education 8th edition. Wardswoth Cengage Learning. Canada: Nelson Education Ltd.

Atmosudirdjo, P. 1995. Dasar Dasar Administrasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Avolio, B.J. & Bass, B.M. (2002). Developing potential across a full range of leadership Tm:

Cases on transactional and transformational leadership. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers.

Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. 1990. Riset kualitatif untuk Pendidikan: Pengantar Ke Teori dan Metode. Terjemahan oleh Munandir. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud.

(12)

81 Bromley, D. W. 1989. Economic Interests and Institutions, The Conceptual Foundations of

Public Policy. New York: Basil Blackwell Inc.

Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Creswell, J.W. 2012. Research Design; Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.

Terjemahan oleh Achmad Fawaid. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Daft, R., L. 2010. Organization Theory and Design. South-Western: Cengage Learning.

Darmaningtyas, (2004). Pendidikan yang Memiskinkan, Yogyakarta: Galang Press Denhardt, Janet V dan Robert B. Denhardt. 2013. Pelayanan Publik Baru dari

Manajemen Streering ke Serving. Bantul: Kreasi Wacana.

Dharma, Surya. 2007. Manajemen Kinerja. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.

Djamarah, S.,B, dan Zain, A. 2005. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta. Rineka Cipta.

Djojonegoro, W. 1998. Pengembangan sumber daya manusia melalui SMK. Jakarta: PT.

Jayakarta Agung Offset.

Dunn, W.,N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Dwiyanto, Agus. 2003. Reformasi Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Yogyakarta:

Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM.

Ealau dan Pewitt. 1973. Kebijakan Publik. Jakarta: Handal Niaga Pustaka.

Eaton, Joseph W. 1986. Pembangunan Lembaga dan Pembangunan Nasional. Dari Konsep ke Aplikasi, Terjemahan, Penerbit Universitas Indonesia (UI Press)

Ekowanti, M.R dan Casmiwati, D. 2015. Pelembagaan Inovasi Model Koperasi (Studi Kasus, Konseptual Dan Analisis Kritis Di Wilayah Pesisir Timur Surabaya).

Surabaya: Hang Tuah University Press.

Evans, R. N. & Edwin, L. H. 1978. Foundation of Vocational Education. Columbus, Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company.

Farazmand, A. (2004). Sound governance: Policy & administrative innovations.

Westport: Praeger Publishers.

Friedrick, Carl J.1963. Man and His Government. New York: McGraw Hill.

Finch, C.R. and McGough, R.L. 1982. Administering and Supervising Occupational Education. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, N.J.

Frederickson, H. G., Smith, K. B., Larimer, C. W., & Licari, M. J. 2015. The public administration theory primer. Westview Press.

Frederickson George, H. 2003. Administrasi Negara Baru. Jakarta: LP3ES.

Goartz, E., M. 2001. The Finance of American Public Education; Challenge of Equity, Adequity, and Efficiency (Dalam Gregory JC. Handbook of educational Policy). San Diego: Acedmic Press.

Grindle, Merilee S. (Ed.). 1980. Politics and Apolicy Implementation in the Third World.

New Jersey: Princeton University Press.

Halvorsen, Thomas, et al. 2005. On the Differences between Public and Private Sector Innovations. Oslo: Publin Report.

Handbook Inovasi Administrasi Negara, 2014, Pusat Inovasi Layanan Publik Kedeputian Inovasi Administrasi Negara LAN – RI

Hasbullah, H.,M. 2015. Kebijakan Pendidikan Dalam Perspektif Teori, Aplikasi, dan Kondisi Obyektif Pendidikan di Indonesia. Yogyakata: Rajawali Press.

Henry, Nicholas.1995. Administrasi Negara dan Masalah-Masalah Publik. Lontoh, De Lusiana (Penerjemah). Jakarta: Raja Grafindo.

(13)

82 Henry, Nicholas. 2004. Public Administration & Public Affairs. Nith EditionUSA :

Pearson Education. Inc.

Henry, Nicholas. 2018. Public administration and public affairs (13th ed.). New York:

Routledge.

Hessel, N.,S.T. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi, Konsep, Strategi, dan Kasus.

Yogyakarta: Lukman Offset dan YPAPI.

Howlett, M and Ramesh, M. 1995. Studying Public Policy: Policy Cycles and Policy Subsystem. Oxford: Oxford University Press.

Huberman, M.B,M ,A.M, dan Saldana,J. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook. Edition 3. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi. USA:

Sage Publications., UI-Press.

Imron, A. 2008. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Islamy, M., I. 2009. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Kadji, Y. 2015. Formulasi dan Implementasi Kebijakan Publik; Kepemimpinan dan Perilaku Birokrasi dalam Fakta Realitas. Gorontalo: UNG Press.

Kartini, Kartono, 2016. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada.

Kunandar, 2007, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.

Madjid, Abd. 2018. Analisis Kebijakan Pendidikan.Yogyakarta: Samudra Biru.

Mahsun, Sulistyowati, Purwanugraha. 2012. Akutansi Sektor Publik. Yogyakarta:

BPFE.

Marvasti, A.B. 2004. Qualitative Research in Sociology: An Introduction. Sage Publications Inc. Thousand Oaks.

Miller, melvin D. 1986. Principles and A Philosophy for Vocational Education. Columbus Ohio: The National Center for Research for Vocational Education.

Minarti, Sri. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Moleong, L., J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulgan, G. & Albury, D. 2003. Innovation in the Public Sector. Working paper version 1.9, October, Strategy Unit UK Kabinet Office.

Muluk, M.R. Khairul. 2008. Knowledge Management (Kunci Sukses Inovasi Pemerintah Daera). Malang: Banyumedia.

Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

……….. 2008. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda.

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta:

PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Noorr, HM Idris, dan Rahmatllah, N. 2018. Inovasi Tata Sekolah Menengah Atas Dalam Kebijakan Merdeka Belajar. Jakarta: Direktorat SMA.

North, Douglas C. 1990. Institutions, Institutional Chanfe and economic Performance.

Cambridge University Press.

Olsen, M, Codd J, dan O`nei, A., M. 2000. Education Policy: Globalization, Citizenship and Democracy. London: Sage.

(14)

83 Ostrom, E. 1985. Formulating the elements of institutional analysis. Paper presented to

conference on Institutional Analysis and Development. Washington D.C.

Oslo Manual. 2005. Guidelines for Collecting and Interpreting Innovation Data.

Organisation for Economic CoOperation and Development Statistical Office of The European Communities.

Pasolong, Harbani. 2013. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Philip V. Lewis. 2002. Organizational Communication: The Essence of Management”, Terjemahan oleh Syafaruddin. Jakarta: Grasindo.

Prasetyo, Wiwid. 2009. Orang Miskin Dilarang Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Randall B., R dan Grace A., F. 1986. Policy Implementation and Bureaucracy. Chicago:

The Dorsey Press.

Rivai, V dan Mulyadi, D. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta:

Rajawali Press.

Robbins, P.S. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Tejemahan oleh Halida dan Dewi Sartika. Jakarta: Erlangga.

Rogers, E. M. 2003. Diffusion of Innovations. New York: Free Press.

Rohman, A. 2009. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

………2009. Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama.

Ruttan, V.W. and Y. Hayami. 1984. Toward a Theory of Induced Institutional Innovation.

Center for Economic Research, Department of Economics, University of Minnesota. Minneapolis, Minnesota.

Sabarno. H. 2007. Mamandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa. Jakarta: Sinar Grafika.

Sangkala. 2013. Innovative Governance : Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Capiya Publishing.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada.

Sanusi, A, Sutikno, dan Sobri M. 2009. Kepemimpinan Sekarang Dan Masa Depan Dalam Membentuk Budaya Organisasi Yang Efektif. Bandung: Prospect.

Saroni, M.2013. Pendidikan Untuk Orang Miskin: Membuka Keran Keadilan dan Kesetaraan dalam Kesempatan Berpendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Savas, E.S. 2000. Privatization And Public Private Partnership. New York: SevenBright.

Schein, E., H. 1985. Organizational Culture and Leadership. San Fransisco: Jossey-Bass Publisher.

Siagian, S. P. 2003. Filsafat Administrasi. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Silalahi, U. 2005. Studi Tentang Administrasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Simon, H., A, Donald W., S, dan Victor A., T. 1991. Public Administration. New Jersey: Transaction Publishers.

Simon, Herbert A.1961. Administrative Behavior. New York: The Mcmillan.

Sirozi, M. 2005. Politik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Smith, B.C. 1985.Decentralization: The Territorial Dimension of The State. London: Asia Publishing House.

Spradley, J. P. 1997. Metode Etnografi. Terjemahan oleh Misbah Zulfa Elizabeth.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharto, E. 2010. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.

(15)

84 Sutarto. 1991. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Syafaruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syafri, Wirman. 2012. Studi tentang administrasi publik. Jakarta: Erlangga.

Tangkilisan, H., N. S. 2003. Implementasi Kebijakan Publik: Transformasi Pemikiran George Edwards. Yogyakarta: Lukman Offset & Yayasan Pembaharuan Administrasi Publik Indonesia.

Tilaar, H.A.R, 2006, Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tilaar, H.AR, dan Nugroho, R. 2008. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

UNDESA. 2006. Innovations in Governance and Public Administration: Replicating What Works. New York: United Nations Publication.

Wahab, S., A. 2002. Analisis Kebijaksanaan: dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Sinar Grafika.

Watson, Douglas J. & Wendy L. Hassett. 2003. Local Government Management: Current Issues and Best Practices. New York: M.E. Sharpe.

Wenrich, R.C & Wenrich, J.M. 1988. Administration of Vocational Education.

Homewood, Illionis: American Technical Publisher, Inc.

White, L., D. 1994. Introduction to the Study of Public Administration. New York: Mac Millan Publishing Company.

Winarno, B. 2012. Kebijakan Publik, Teori Proses, dan Studi Kasus. Yogyakarta: CAPS.

Yin, R. K. (2019). Studi Kasus Desaign & Metode. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.

Zuhal. 2013. Gelombang Ekonomi Inovasi: kesiapan Indonesia berselancar di era ekonomi baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Peraturan - Peraturan

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 33 Tahun 2019. Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP). Surabaya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Permata Press.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.

2003. Yogyakarta: Cemerlang Publisher.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Bandung: Citra Umbara.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

kedua benda yang secara visual akan membuat pupil pada kelopak mata kita sedikit membe- sar ketika kita melihatnya baik itu disengaja maupun tidak, baik itu disadari maupun

Kalium mono gamavuton-0 (KMGVT-0) merupakan garam dari analog kurkumin yang diduga memiliki aktivitas daya analgetik karena kurkumin yang merupakan senyawa induk terbukti

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah diharapkan berguna sebagai referensi pimpinan dan pihak manajemen Bank Jabar Banten Syariah KCP Margaasih untuk evaluasi

Wacana-wacana besar terkait jamu antara lain wacana institusi, wacana medis, wacana ekonomi politik dan wacana kultural/ historis yang pada umumnya dikonstruksi oleh

Adapun ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang bertentangan dengan amendemen UUD 1945 adalah terdapat pada Pasal 6A Angka 2 UUD 1945

lembar angket untuk digunakan mengambil data respon mahasiswa setelah dilakukan pelatihan pengembangan materi dalam bentuk slide Powerpoint pada materi struktur

Setelah dilakukan pertemuan antara mahasiswa dengan masyarakat, disepakati untuk membentukan POKJAKES dalam upaya meningkatkan peran serta masyrakat untuk mencapai derajat