• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

42 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:38) bahwa:

“Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai varian tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Sekaran (2009:115) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai dan nilai tersebut bisa pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda”.

Berdasarkan definisi di atas dapat didisimpulkan bahwa objek penelitian adalah sasaran atau titik perhatian dalam suatu penelitian. Objek pada penelitian ini terdiri dari Nilai Kurs Rupiah dibandingkan Dollar, Tingkat Inflasi, BI Rate dan IHSG yang terdaftar di BEI pada periode 2014-2018.

(2)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Menurut Sugiyono (2017:14), yang dimaksud dengan metode penelitian adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2017), pengertian metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variable yang lain. Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana Nilai Kurs Rupiah dibandingkan Dollar, Tingkat Inflasi, BI Rate dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2014-2018.

Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Sugiyono (2017) adalah sebagai penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode penelitian verifikatif dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji tentang pengaruh Nilai Kurs Rupiah dibandingkan Dollar, Tingkat Inflasi dan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2014-2018.

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu mengenai Nilai Kurs Rupiah dibandingkan Dollar, Tingkat Inflasi dan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Penelitian ini dilakukan

(3)

menggunakan desain penelitian time series. Time series design adalah design penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan suatu keadaan, yang tidak menentu dan tidak konsisten”. (Sugiyono, 2017:78)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Definisi operasionalisasi variabel menurut Umi Narimawati (2010) adalah sebagai berikut:

“Penentuan konstruk sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstruk yang lebih baik.”

Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda (Sekaran, 2010:115). Sedangkan menurut Cooper (2014) variabel merupakan simbol kejadian, tindakan, karakteristik, perlakuan, maupun atribut yang dapat diukur dan yang dapat kita berikan penilaian.

Masing-masing variabel harus didefinisikan secara jelas, sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda. Setiap variabel hendaknya didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya serta lebih terukur.

Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(4)

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. Nilai Kurs Rupiah Dibandingkan Dollar.

Dalam penelitian ini Nilai Kurs Rupiah dibandingkan Dollar menggunakan nilai kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada setiap akhir bulan. Pengukuran nilai kurs adalah sebagai berikut:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ =𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐽𝑢𝑎𝑙 + 𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐵𝑒𝑙𝑖 2

b. Tingkat Inflasi

Dalam penelitian ini tingkat inflasi dipergunakan sebagai alat analisis dalam indikator suatu kondisi di mana harga barang dan jasa secara keseluruhan naik, sehingga mengakibatkan nilai uang menurun. Pengukuran Tingkt Inflasi yaitu dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK).

c. BI Rate

Dalam penelitian ini BI Rate dipergunakan sebagai alat analisis dalam indikator ekonomi sebagai sikap Bank Indonesia dalam menentukan kebijakan moneter. Penentuan BI Rate yaitu melalui rapat anggota dewan gubernur.

(5)

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dirumuskan sebagai berikut:

𝐼𝐻𝑆𝐺 = (Σ 𝐻𝑡

Σ 𝐻𝑜) 𝑥 100%

Adapun operasional variabel disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

No. Variabel Definisi Pengukuran Skala

Pengukuran 1 Kurs

Rupiah dibandingan Dollar

Harga mata uang asing dalam satuan mata uang domestik. (Samuelson dan William, 2004: 620)

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐽𝑢𝑎𝑙 + 𝐾𝑢𝑟𝑠 𝐵𝑒𝑙𝑖

2

Rasio

2 Tingkat Inflasi

Suatu kondisi di mana harga barang dan jasa secara keseluruhan naik, sehingga mengakibatkan nilai uang menurun.

(Samuelson, 2000: 296)

Indeks Harga

Konsumen (IHK) Rasio

3 BI Rate Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia.

(Bank Indonesia)

BI Rate ditentukan melalui rapat anggota dewan

gubernur.

Rasio

4 IHSG Suatu indikator yang menunjukkan pergerakan suatu saham berfungsi sebagai indikator trend di pasar. (Jogiyanto 2006:

57)

𝐼𝐻𝑆𝐺 = (Σ 𝐻𝑡 Σ 𝐻𝑜

) 𝑥 100% Rasio

(6)

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah data IHSG pada periode 2014-2018 sehingga jumlah sampelnya n = 60, karena IHSG mencakup pergerakan seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Periode penelitian selama 5 tahun dipilih agar hasil penelitian yang diperoleh mencerminkan fenomena yang terjadi saat ini. Pemilihan data bulanan dilakukan untuk menghindari bias akibat kepanikan pasar terhadap informasi tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia, BPS, Yahoo Finance dan Bursa Efek Indonesia.

3.4 Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh akan diolah sehingga sesuai dengan kepentingan penulisan dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Setelah data diperoleh kemudian dilakukan tahapan pengolahan sebagai berikut:

1. Mengolah data menggunakan alat bantu software SPSS 22.

2. Mengevaluasi data yang sudah ada untuk mengetahui pengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

(7)

3.4.1 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi dan analisis regresi berganda. Model dapat digunakan untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara simultan maupun secara parsial pada variabel makro ekonomi non fundamental (Nilai Kurs Rupiah Dibandingkan Dollar, Tingkat Inflasi dan BI Rate) terhadap IHSG.

1. Analisis Data Statistik

Untuk menguji analisis yang digunakan, dilakukan pengujian secara deskriptif dan verifikatif untuk menghitung apakah terdapat pengaruh antara Nilai Kurs Rupiah Dibandingkan Dollar, Tingkat Inflasi dan BI Rate terhadap IHSG. Peneliti menggunakan bantuan software SPSS 22, adapun teknik pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, residu dari persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi normal. Metode yang dipakai menggunakan statistikKolmogorov- Smirnov. Kriteria dalam test ini membandingkan tingkat signifikansi yang didapat dengan tingkat alpha yang digunakan, data dikatakan berdistribusi normal bila sig > alpha. (Nathanael, 2014)

(8)

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Menurut Haryadi (2011:8) jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem autokorelasi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunkan uji Durbin-Watson (DW-Test). Uji ini digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel

log di antara variabel independen. Angka Durbin-Watson yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah:

1. Angka DW di bawah -2 berarti ada korelasi positif.

2. Angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

3. Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

c. Uji Multikoleniaritas

Menurut Haryadi (2011:77) uji multikorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoleniaritas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat

(9)

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1).

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai tolerance < 0,1 dan VIF di atas 10.

Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai VIF adalah sebagai berikut:

𝑉𝐼𝐹 = 1

𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Dalam penelitian ini untuk menguji terjadi heterokedastisitas atau tidak adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi pada variabel dependen yaitu SRESID dengan residunya ZPRED. Dasar analisis menurut Ghazali (2012:130) yaitu:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada dan membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

(10)

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

2. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independent. Di mana menurut Ridwan (2011:96) regresi arau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Jadi regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi di masa depan untuk memberikan kontribusi menentukan keputusan yang baik.

a. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah suatu teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh dan hubungan antara satu variabel terikat tunggal dengan beberapa variabel bebas untuk menggunakan nilai variabel-variabel bebas dalam memprediksi nilai variabel terikat tunggal yang diteliti (Silalahi, 2010:430-431).

Adapun persamaan regresi linier berganda suku bunga, nilai tukar dan inflasi terhadap harga saham adalah sebagai berikut:

(11)

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e

Keterangan:

Y : Harga saham a : Konstanta

b1 : Koefisien regresi parsial variabel suku bunga b2 : Koefisien regresi parsial variabel nilai tukar b3 : Koefisien regresi parsial variabel inflasi x1 : Suku bunga

x2 : Nilai tukar x3 : Inflasi

e : Faktor residual

3. Analisis Korelasi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya sehingga dapat diketahui besarnya sumbangan seluruh variabel bebas yang menjadi objek penelitian terhadap variabel terikatnya. Menurut Murray R. Spiegel (2007) derajat hubungan yang ada antara tiga variabel atau lebih disebut sebagai korelasi berganda. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝑅𝑦𝑥123 = √𝑟122 + 𝑟132 + 2𝑟12𝑟13𝑟23 1 − 𝑟232

(12)

Menurut Murray R. Spiegel (2007) suatu koefisien korelasi berganda seperti R123, terletak diantara 0 dan 1. Semakin dekat dengan 1, semakin baik pula hubungan linear antara variabelnya. Jika koefisien korelasi berganda adalah 1, maka korelasinya disebut korelasi sempurna.

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Cukup Kuat

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,00 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2011:231) 4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (KD) digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel faktor ekonomi makro non fundamental terhadap variabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Besarnya koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 atau antara 0 - 100%.

Kecocokan model dikatakan lebih baik jika koefisien determinasi semakin dekaat dengan 1. Analisis koefisien determinasi dapat dihitung dengan dasar mengkuadratkan nilai koefisein korelasi r dengan rumus sebagai berikut:

(13)

𝐾𝑑 = 𝑟2𝑥 100%

Keterangan:

Kd : Nilai koefisien determinasi R : Nilai koefisien korelasi

3.4.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berupa hubungan yang ada antara variabel independen (variabel X) itu sendiri dan ada atau tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y) secara langsung. Sedangkan untuk menguji hubungan variabel-variabel penelitian dapat menggunakan korelasi berganda (multiple correlation) dan untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesis, digunakan

uji F untuk pengujian secara simultan dan uji t untuk pengujian secara parsial.

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)

Pengujian hipotesis secara parsial atau uji statistik t ini dilakukan untuk mengetahui secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat, adapun hipotesis pengujian ini sebagai berikut:

1. Hipotesis Parsial

H01: YX1 = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari Nilai Kurs Rupiah Dibandingkan Dollar (X1) terhadap IHSG (Y) periode 2014-2018.

(14)

Ha1: YX1 ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari Nilai Kurs Rupiah Dibandingkan Dollar (X1) terhadap IHSG (Y) periode 2014-2018.

H02: YX2 = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari Tingkat Inflasi (X2) terhadap IHSG (Y) periode 2014-2018.

Ha2: YX2 ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari Tingkat Inflasi (X2) terhadap IHSG (Y) periode 2014-2018.

H03: YX3 = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari BI Rate (X3) terhadap IHSG (Y) periode 2014-2018.

Ha3: YX3 ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari BI Rate (X3) terhadap IHSG (Y) periode 2014- 2018.

2. Menentukan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 5%.

Tingkat signifikansi sebesar 5% dinilai cukup untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian ilmu sosial.

(15)

3. Menghitung nilai thitung untuk mengetahui apakah variabel-variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan menggunakan software SPSS 22.

4. Ttabel dapat diperoleh melalui tabel statistika uji 2 sisi dengan t tabel

= t (α/2; n-k-1) maka dapat diketahui ttabel. 5. Kriteria penerimaan dari pengujian hipotesis

a. H0 diterima jika nilai thitung berada di daerah penerimaan H0

atau -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel.

b. H0 ditolak jika nilai thitung berada di daerah penolakan H0

atau thitung > ttabel atau thitung < -ttabel.

c. Selain itu dapat juga menggunakan perbandingan antara signifikan dengan probabilitas, di mana jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak, dan jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak Ha

diterima,

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana implementasi Rekrutmen politik dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yang dilakukan

Pada saat database yang sudah terenkripsi dilakukan proses dekripsi maka database yang tadinya tidak dapat dibaca akan kembali seperti semula tanpa perubahan

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB KABUPATEN BULELENG BULAN MARET..

Pengodean diagnosis pada kasus sistem sirkulasi di klinik jantung RSUD Wates tidak dilakukan oleh petugas rekam medis, namun untuk kode diagnosa yang telah

Meski ada perubahan kewenangannya yang luar biasa namun masih ada kewenangan-kewenangan yang masih perlu dibanggakan oleh MPR seperti Pasal 3 Ayat 1 berbunyi:

Dalam metode heijunka , volume produksi yang telah direncanakan besarnya masing-masing periode bulanan diturunkan ke periode harian dengan cara merata- ratakannya (untuk

Didalam IDE Arduino terdapat library yang beberapa sudah ada menjadi dasar tersimpan di sistem, namun jika ada perangkat alat lainnya yang belum ada library , maka

Bersama ini, kami staf akademik di Jurusan Manajemen Universitas Terbuka dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi bermaksud melakukan penelitian dengan